SOFTSKILL GUNADARMA
ARTIKEL
DESAIN
TENTANG SAYA
Tags: Artikel → Softskill → Softskill Gunadarma
Kekerasan Pada
Anak
By Angga Putra → 29 January 2013
ABSTRAK
Anak sering menjadi korban dari tindakan sewenang-wenang yang dilakukan orang
dewasa, baik itu orang tua atau keluarga terdekatnya. Terdapat 4 tipe utama child abuse
yaitu kekerasan fisik, sexual, psikis dan penelantaran. Angka kejadian Child Abuse (CA)
sendiri memang belum terungkap semua. Biasanya kejahatan ini tersembunyi dimana
ketika ayah, ibu atau anggota keluarga di rumah melakukan kekerasan dan menganggap ini
hal biasa, atau takut akan melapor karena dianggap membuka aib.
Terkuaknya kasus-kasus yang ada, rata-rata setelah luka pada tubuh anak ketika
dibawa berobat atau anak tersebut meninggal. Ini mengikuti fenomena gunung es. CA
dapat terjadi karena berbagai faktor atau mungkin saja beragam kejadian tersebut
terakumulasi dan dengan adanya faktor pencetus sedikit saja, mereka lantas melakukan
kekerasan. Pencetus yang sering terjadi adalah tangisan yang tanpa henti.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir
yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak hak ini berisi
tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda bedakan suku,golongan,
keturunanan, jabatan dan lain sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah
sama-sama makhluk ciptaan Tuhan .Jika kita melihat perkembangan HAM di Negara ini
ternyata masih banyak pelanggaran HAM yang sering kita temui. Mulai dari pelanggaran
kecil yang berkaitan dengan norma hingga pelanggaran HAM besar yang bersifat kriminal
dan menyangkut soal keselamatan jiwa. Untuk menyelesaikan masalah ini perlu adanya
keseriusan dari pemerintah menangani pelanggaran pelanggaran yang terjadi dan meng
hukum individu atau oknum terbukti melakukan pelanggaran HAM. Selain itu masyarakat
juga perlu mengerti tentang HAM dan turut menegakkan HAM mulai dari lingkungan sosial
tempat mereka tinggal hingga nantinya akan terbetuk penegakan HAM tingkat
nasional.Adapun contoh dari pelanggaran HAM di Indonesia adalah kekerasan terhadap
anak.
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
PEMBAHASAN
* Anamnesis (suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan
medisnya) secara lengkap, termasuk pencatatan terhadap penjelasan mengenai luka,
waktu terjadinya dan detail-detail lain. Penyiksaan terhadap anak patut dicurigai bila
terdapat luka yang tidak dapat dijelaskan atau tidak ada alasan yang kuat untuk
menerangkan sebab luka. Jika terdapat ketidakcocokan antara luka yang terdapat dengan
anamnesis yang didapatkan atau dengan perkembangan anak, kecurigaan akan adanya
penyiksaan dapat dilaporkan. Penundaan mencari bantuan medis merupakan faktor lain
yang dapat memperkuat kecurigaan akan adanya penyiksaan. Hal ini berhubungan dengan
ketidakpedulian orang tua terhadap luka anaknya yang dianggap tidak serius.
Anamnesis tentang perkembangan anak, antara lain berkaitan dengan pertumbuhan, berat
badan, tinggi badan, lingkar badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, gizi, penampakan
dan pembawaan umum, tanda-tanda pengabaian, penyiksaan seksual dan gangguan
emosi. Perkembangan juga termasuk dalam penggunaan bahasa serta kemampuan anak
bersosialisasi.
*Pencatatan terhadap ekspresi orang tua mengenai kesulitan mereka menghadapi perilaku,
kesehatandanperkembangananaknya.
*Luka yang dapat di dokumentasikan yang meliputi kemungkinan penyebab luka, umur
luka, kemungkinan penyebab, sisi yang terkena, ukuran dan bentuk luka, serta segala
bentuk jaringan yang abnormal pada tubuh yang mencurigakan.
Beberapa hal yang dapat kita temukan dari pemeriksaan fisik adalah :
1)Luka yang menimbulkan bekas.
2)Kelainan pada rambut.
3)Kulit terbakar,sebagianbesar karena sundutan rokok.
c.Melapor pada pihak berwajib. Penegakkan hukum dilakukan dengan segera melaporkan
suatu tindak penyiksaan kepada lembaga yang berwenang. Anak yang mengalami
penyiksaan oleh orang tuanya dapat dititipkan di rumah saudara orang tua dengan
pengawasan yang ketat dari lembaga yang berwenang. Ada juga alternatif berupa orangtua
asuh. Sebuah tim yang profesional yang terdiri dari dokter anak, pekerja sosial, perawat
bidang anak, dan psikiater atau psikolog diharapkan mampu memberikan solusi yang
terbaik baik bagi anak yang menjadi korban serta orang tuanya. Seorang dokter anak
diharapkan dapat terus memantau anak yang menjadi korban penyiksaan. Hal ini
memerlukan kerjasama dengan pekerja sosial dan lembaga yang berwenang dalam
mengurus masalah penyiksaan anak
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik maupun
psikis yang berakibat penderitaan terhadap anak.
Macam-macam kekerasan terhadap anak:
1 . Penyiksaan Fisik (Physical Abuse).
2. Penyiksaan Emosi (Psychological/Emotional Abuse).
3.PelecehanSeksual(SexualAbuse).
4. Pengabaian (Child Neglect).
Adapun factor penyebab terjadinya kekerasan:
1. Lingkaran kekerasan
2. Stres dan kurangnya dukungan
3. Pecandu alkohol atau narkoba
4.. Menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga
5. Kemiskinan dan akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa-masa
krisis.
6. Peningkatan krisis dan jumlah kekerasan di lingkungan sekitar mereka.
Dan dampak dari kekerasan tersebut ialah:
1) Kerusakan fisik atau luka fisik;
2) Anak akan menjadi individu yang kukrang percaya diri, pendendam dan agresif
3) Memiliki perilaku menyimpang, seperti, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan
obat dan alkohol, sampai dengan kecenderungan bunuh diri;
4) Jika anak mengalami kekerasan seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam
pada anak, takut menikah, merasa rendah diri.
Saran
Dokter sebagai klinisi yang bertugas di lapangan harus mempunyai kemampuan
dalam mengenali segala kemungkinan bentuk penyiksaan dan penelantaran anak, terutama
sekali dari kunjungan pasien ke tempat prakteknya.
Manifestasi klinis yang didapatkan pada korban penyiksaan dan penelantaran anak
jelas berbeda dengan manifestasi klinis pada kasus kecelakaan biasa. Sehingga
diharapkan dokter dapat lebih jeli dalam mengenalinya.
Dokter mempunyai kewajiban untuk mendata bentuk penyiksaan itu dan kemudian
bekerjasama dengan pihak lain seperti pekerja sosial dan penegak hukum dalam
penindaklanjutan kasus penyiksaan dan penelantaran anak.
DAFTAR PUSTAKA
inShar e
Post Tags:
ARTIKEL SOFTSKILL SOFTSKILL GUNADARMA
Related Posts
Komputasi Modern
1.
demian last23/07/2017, 13:36
Kalah terus tidak pernah menang?
selalu Deposit tidak pernah WD?
kartu yang dibagikan selalu jelek?
Facebbok
4,782Followers
Twitter
707Followers
Google+
1,781Followers
RECENT POST
RECENT SOFTSKILL
Artikel
Artikel
Komputasi Modern
March 16, 2016
Artikel
Artikel
KATEGORI
Artikel( 22 )
Design( 2 )
NASA DEWA 19( 1 )
Photoshop( 2 )
Portofolio( 2 )
Revoluside( 1 )
Softskill( 21 )
Softskill Gunadarma( 23 )
Facebook
Twitter
Google+
Youtube
Copyright © 2013-2017 Angga Putra R | All Rights Reserved | Powered by Blogger | Angga Putra