Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SURVEY HIDROGRAFI I

KELOMPOK 6 GANJIL

Arco Triady Ujung (21110115130057)

Nandia Meitayusni Nabila (21110115130063)

Syarifah Mayda (21110115130101)

Fetra Harianja (21110115140087)

REVIEW TITIK DASAR, GARIS PANGKAL, DAN TITIK REFERENSI

(WILAYAH KOTAK MERAH)

1. Titik Dasar atau Titik Pangkal adalah titik yang menjadi acuan dalam melakukan
klaim maritim dan menentukan garis batas maritim
2. Pengertian garis pangkal menurut UNCLOS 1982, merupakan suatu garis awal yang
menghubungkan titik-titik terluar yang diukur pada kedudukan garis air rendah (low
water line), dimana batas-batas ke arah laut, seperti laut teritorial dan wilayah
yurisdiksi laut lainnya (zona tambahan, landas kontinen, dan zona ekonomi eksklusif)
diukur. Dengan demikian, garis pangkal merupakan acuan dalam penarikan batas
terluar dari wilayah-wilayah perairan tersebut.

Macam-macam Garis Pangkal di dalam UNCLOS 1982


 Garis pangkal biasa (normal baseline)
Garis pangkal biasa yaitu garis air terendah sepanjang pantai pada waktu air sedang surut,
yang mengikuti liku/morfologi pantai pada mulut sungai teluk yang lebar mulutnya tidak
lebih dari 24 mil dan pelabuhan garis air terendah tersebut dapatditarik sebagai suatu garis
lurus.
 Garis pangkal lurus (straight baseline)
Garis pangkal lurus yaitu garis air terendah yang menghunungkan titik” pangkal berupa titik
terluar dari pantai gugusan pulau didepannya.
 Garis pangkal penutup (closing line)
Garis pangkal penutup. Dalam konteks garis pangkal kepulauan dilakukan dengan
menggunakan garis penutup, yang dibedakan kedalam garis penutup teluk; garis penutup
muara sungai, terusan dan kuala; dan garis penutup pada pelabuhan.
 Garis pangkal lurus kepulauan (archipelagic baseline)
Garis pangkal lurus kepulauan yaitu garis” air terendah yang menghubungkan titik” terluar
pada pulau /karang kering yang terluar dari wilayah negara tersebut

Pengukuran dengan menggunakan Garis Pangkal Biasa (Normal Baseline)

Pasal 14 mengenai Kombinasi caracara penetapan garis pangkal bahwa ‘Negara pantai dapat
menetapkan garis pangkal secara bergantian dengan menggunakan cara penarikan manapun
yang diatur dalam pasal.pasal di atas untuk menyesuaikan dengan keadaaan yang
berlainan’.Kondisi geografis khusus yang diatur dalam Konvensi Jenewa dan UNCLOS
adalah:
1. garis pangkal lurus untuk pantai yang menekuk tajam atau memiliki gugusan
pulau;
2. teluk;
3. mulut sungai;
4. pelabuhan;
5. saat elevasi surut;
6. pulau;
7. karang
Pengukuran dengan menggunakan Garis Pangkal Lurus (Straight Baseline)

Pasal 7 mengadopsi dan menambahkan dua persyaratan pengukuran metode Garis Pangkal
Lurus yang dapat digunakan oleh suatu negara. Penarikan batas laut teritorial dengan cara
penarikan garis pangkal lurus, merupakan garis pangkal yang ditarik dengan
menghubungkan titik titik terluar dengan menggunakan garis lurus.
Penarikan garis pangkal lurus tersebut tidak boleh menyimpang terlalu jauh dari arah umum
pantai dan bagian bagian yang terletak di dalam garis pangkal itu harus cukup dekat
ikatannnya dengan daratan untuk dapat tunduk pada rezim perairan pedalaman.

Pengukuran dengan menggunakan Garis Pangkal Penutup (Closing Line)

1. Garis Penutup Teluk yang dimaksud adalah garis lurus yang ditarik antara titik-titik terluar
pada garis air terendah yang paling menonjol dan berseberangan pada muara teluk. Dalam hal
ini, garis penutup teluk adalah seluas atau lebih luas daripada luas setengah lingkaran
tengahnya adalah garis penutup yang ditarik pada muara teluk.
Apabila pada teluk terdapat pulau-pulau yang membentuk lebih dari satu muara teluk, maka
jumlah panjang garis penutup teluk dari berbagai mulut teluk maksimum 24 mil laut.
2. Garis penutup muara sungai, terusan, dan kuala ditarik antara titik terluar pada garis air
rendah yang menonjol dan berseberangan.
Dalam hal garis lurus tidak dapat diterapkan karena adanya kuala pada muara sungai, sebagai
garis penutup kuala dipergunakan garis-garis lurus yang menghubungkan antara titik-titik
kuala dengan titik-titik terluar pada air garis rendah tepian muara sungai.
3. Garis penutup pelabuhan ditarik antara titik-titik terluar pada garis air rendah pantai dan
titik-titik terluar bangunan permanen terluar yang merupakan bagian integral sistem
pelabuhan.

Pengukuran dengan menggunakan Garis Pangkal Lurus Kepulauan (Archipelagic


Baseline)

Metode garis kepulauan ini secara jelas mengatakan bahwa luas laut negara kepulauan diukur
dari titik surut pantai pulau terluar dan batu-batu karang terluar dari negara pantai tersebut,
dan ditarik sampai 12 mil laut yang menghubungkan titik-titik paling luar dari pulau paling
luar.

Zona Maritim suatu Negara Pantai


1. Perairan pedalaman (internal waters) – Pasal 8 UNCLOS
Merupakan perairan yang berada di sisi dalam garis pangkal yang diukur ke arah
daratan. Bahwa suatu Negara bisa mengklaim perairan pedalaman jika Negara
tersebut menggunakan selain garis air rendah (low-water line) sebagai garis pangkal.
2. Perairan Kepulauan (archipelagic zone) – Pasal 49 UNCLOS
Yaitu perairan yang dilingkupi oleh garis pangkal kepulauan tanpa memperhatikan
kedalaman dan jaraknya dari garis pantai.
3. Laut Teritorial (territorial sea) – Pasal 3 UNCLOS
Batas terluar laut territorial adalah suatu garis sebagai tempat kedudukan titik-titik
pada jarak terdekat dari titik garis pangkal yang sama dengan lebar laut territorial
yaitu tidak melebihi 12 mil laut.
4. Zona Tambahan (contiguous zone) – Pasal 33 UNCLOS
Adalah zona maritime yang berdampingan dengan laut teritorial dan merupakan area
tambahan yang tidak boleh melebihi 24 mil laut dari garis pangkal.
5. Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE / EEZ) – Pasal 57 UNCLOS
Adalah zona maritime yang diukur dari garis pangkal hingga jarak 200 mil laut. Hak
eksklusif itu diantaranya untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam,
kebebasan navigasi, hak penerbangan udara, dan melakukan penanaman kabel serta
jalur pipa.
6. Landas kontinen (continental shelf) – Pasal 76 UNCLOS
Pada mulanya landas kontinen diartikan sebagai daerah pantai yang tanahnya
menurun ke dalam laut sampai akhirnya di suatu tempat tanah tersebut jatuh curam I
kedalaman laut.
Landas kontinen meliputi dasar laut dan bawah tanah kawasan bawah laut yang
membentang melampaui laut territorial di sepanjang kelanjutan alamiah kawasan
daratnya menuju tepi luar batas kontinen, atau hingga pada jarak 200 mil laut dari
garis pangkal jika tepi luar batas kontinen tidak melewati jarak tersebut.

Kegiatan Penetapan Batas Laut


1. Penggambaran garis-garis pangkal
2. Penentuan wilayah laut secara teliti
3. Penentuan batas-batas lepas pantai
4. Pendefinisian batas-batas equidistan untuk penetapan batas laut dengan negara
tetangga, jika batas yang normal tidak dapat ditetapkan

Konsep penetapan batas nasional

1. Wilayah laut propinsi, meliputi wilayah laut yang dibatasi oleh garis pantai. Batas
terluar 12 mil laut dapat berkurang apabila lebar laut yang berbatasan langsung
dengan propinsi tersebut kurang dari 24 mil. Prinsip yang digunakan adalah prinsip
sama jarak
2. Wilayah laut kabupaten atau kota, terdiri dari sepertiga wilayah laut propinsi. Batas
laut dengan kabupaten atau kota yang ersebelahan juga dilakukan dengan prinsip
sama jarak

Implementasi penetapan batas laut daerah

1. Penentuan lokasi daerah survey


2. Pemasangan pilar titik referensi
3. Penggambaran dan penentuan koordinat titik batas

Penentuan lokasi daerah survey

1. Melakukan survey daratan dan lautan, yang terdiri dari survey geodetik, topografik,
pengamatan pasut dan batimetrik
2. Sebagai dasar klaim wilayah laut sejauh 12 mil laut dari garis pantai ke arah laut (UU
no. 22 tahun 1999 pasal 3)
3. Lokasi titik referensi sebaiknya ditempatkan di sekitar pantai dan berada di dekat
titik-titik dasar

Pemasangan pilar titik referensi

1. Titik referensi merupakan titik yang digunakan sebagai acuan untuk menetapkan
titik-titik pangkal di lapangan
2. Titik referensi diwakili oleh sebuah pilar beton
3. Pilar dipasang sedemikian rupa sehingga relatif aman dari jangkauan air laut pasang

Penggambaran dan penentuan koordinat titik batas

1. Posisi titik dan garis batas terluar sejauh 12 mil laut dapat ditentukan secara grafis
atau digambarkan pada lembar teliti
2. Apabila dalam konteks negara pantai, informasi mengenai batas harus diserahkan
kepada Sekjen PBB, maka dalam konteks batas daerah, Mendagri yang berwenang
untuk mengesahkan batas laut antar daerah.
WILAYAH KOTAK MERAH

DAFTAR KOORDINAT GEOGRAFIS TITIK-TITIK GARIS PANGKAL WILAYAH


KOTAK MERAH

Anda mungkin juga menyukai