Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan OTOF (One Team Student One Family) merupakan laporan yang
menugaskan bekerja sama dalam satu team dengan berbeda jurusan untuk membina
sebuah keluarga yang ada di masyarakat. Dalam pelayanan dituntut untuk
mengabdikan diri kepada masyarakat dibina sepanjang proses pendidikan melalui
berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan
dimasyarakat. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan
dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
pada keluarga merupakan pelayanan yang menggunakan metode kolaborasi dari
berbagai tenaga kesehatan yaitu dari 8 jurusan yang berada di Poltekkes Surakarta,
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Pada sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan
kesehatan. Misalnya adalah dalam keluarga Tn. R yang terdiri dari Tn. R, Ny. Y,
An. A dan terdapat masalah yaitu tidak mengikuti program KB dan balita rewel
sulit tidur. Saat ini balita berusia 3 tahun. Ibu khawatir terhadap keadaanya.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik kepada keluarga
Tn. R untuk melakukan pendampingan keluarga sehat.
Dari masalah tersebut dilakukan kolaborasi dengan 2 jurusan (kebidanan dan
Fisioterapi) sebagai asuhan promotif dan preventif yaitu dengan memberikan
asuhan dengan jurusan masing-masing agar masalah yang terjadi pada keluarga Tn.
S dapat teratasi.

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat dan sejahtera.

10
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik keluarga dengan masalah tidak mengikuti
program KB dan balita rewel sulit tidur
b. Merumuskan masalah keluarga dengan masalah tidak mengikuti program
KB dan balita rewel sulit tidur
c. Merumuskan POA atau merencanakan tindakan kesehatan keluarga
dengan masalah tidak mengikuti program KB dan balita rewel sulit tidur
d. Melakukan tindakan kesehatan berbasis interprofesional kepada keluarga
dengan masalah tidak mengikuti program KB dan balita rewel sulit tidur
e. Melakukan evaluasi keluarga dengan masalah tidak mengikuti program
KB dan balita rewel sulit tidur
f. Mengetahui hambatan family case.

C. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan kasus kelolaan dengan pendekatan Inter
Profesional Education & Collaboration pada keluarga Tn. R di RW 5 Kalurahan
Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakartasebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
1) Menambah pengetahuan tentang penanganan pada keluarga dengan
masalah kesehatan kompleks.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penulisan laporan kasus
kelolaan keluarga .
3) Mampu menerapkan ilmu kesehatan yang sudah dipelajari.
4) Dapat menambah pengetahuan dengan kolaborasi antarprofesi.
5) Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan pembuatan
laporan kasus kelolaan pada keluarga selanjutnya.
b. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
1) Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu
kesehatan.

11
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan yang
kompleks.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan yang
kompleks dengan cara kolaborasi dengan profesi lain.
b. Bagi tenaga medis
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan masalah
kesehatan pada keluarga.
2) Membantu menerapkan pelayanan kesehatan pada keluarga.
c. Bagi pasien dan keluarga pasien
1) Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyakit yang diderita
pasien dan bagai mana cara perawatan dasarnya.
2) Membantu dalam pemberian asuhan keperawatan kepada keluarga
pasien.

D. Gambaran Review Literatur


1. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan
biasanya tetapi tidak selalu ada hubungan darah ikatan perkawinan atau
ikatan –ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat
tinggal) biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan
makan dari satu periuk. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI 2010).

12
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Karwati, 2011).
b. Tipe dan Jenis Keluarga
1) Keluarga batin (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anaknya yang belum mengikatkan diri dalam
membentuk keluarga sendiri.
2) Keluarga luas (extended family) adalah keluarga yang terdiri dari
semua orang yang berketurunan dari kakek dan nenek yang sama,
termasuk masing-masing istri dan suami.
3) Keluarga pangkal (stream family) ialah sejenis keluarga yang
menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang
paling tua.
4) Keluarga gabungan (joint family) ialah keluarga yang terdiri atas
orang-orang yang berhak atau hak milik keluarga, antara lain:
saudara laki-laki pada setiap generasi.
5) Keluarga prokreasi ialah sebuah keluarga yang individunya
merupakan orang tua.
6) Keluarga orientasi ialah keluarga yang individunya merupakan salah
seorang keturunan.
c. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut:
1) Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah.
2) Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah
pihak ibu.
3) Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah dan ibu.
d. Peranan Keluarga

13
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu.
Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:
1) Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah,
pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok
sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari
lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik
fisik, mental maupun spiritual.
e. Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana
suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Menurut
Karwati (2011), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
1) Patrilineal
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2) Matrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
3) Matrilokal
adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga sedarah
istri

14
4) Patrilokal
adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga kawinan
adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
f. Ciri-ciri Struktur Keluarga
1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
2) Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing
3) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

2. Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosis, langkah selanjutnya adalah
menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
a. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan yang ditemukan dalam
keluarga dapat diatasi sekaligus
b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam
kehidupan keluarga, seperti masalah penyakit
c. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap
asuhan yang akan diberikan
d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka
hadapi
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan keluarga
f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga

15
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan, perlu disusun skala
prioritas seperti berikut ini :
Tabel 1.1 Menentukan Prioritas Masalah
No Kriteria Score Bobot
.
1. Sifat Masalah : 1
Skala :
– Tidak/kurang sehat 3
– Ancaman Kesehatan 2
– Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 2
Skala :
– Dengan mudah 2
– Hanya sebagian 1
– Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah : 1
Skala :
– Tinggi 3
– Cukup 2
– Rendah 1
4. Menonjolnya masalah : 1
Skala :
– Masalah berat, harus ditangani 2
– Masalah tidak perlu segera ditangani 1
– Masalah tidak dirasakan
0
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

16
Alat tersebut diatas bertujuan untuk melihat masalah-masalah seobjektif
mungkin. Terdapat 4 kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-
masalah kesehatan :
1) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan
sakit atau kurang sehat, situasi krisis;
2) Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila
dilakukan intervensi kesehatan;
3) Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah
yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
kesehatan;
4) Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal berat dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui
intervensi kesehatan.

2. Teori Masalah
a. Massage Bayi
1) Definisi Massage bayi dan sejarah massage bayi
Pijat adalah terapi sentuh paling tua dan paling populer
yang dikenal manusia. pijat adalah seni perawatan kesehatan
dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak berabad-abad
silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak dari
awal kehidupan manusia di dunia. Kedekatan ini mungkin
dikarenakan pijat sangat berhubungan erat dengan kehamilan
dan proses kelahiran manusia.
Pijat pertama yang dialami setiap manusia terjadi saat
berada dalam rahim ibu, didekap oleh rahim ibu dan dibelai
oleh air ketuban. Proses kelahiran merupakan suatu pengamatan
traumatik bagi setiap bayi karena ia harus pindah dari rahim
ibunya yang hangat, aman dan nyaman, dengan ruang gerak
yang terbatas, menuju ke suatu ruang yang tanpa batas.
Sentuhan dan pijat pada bayi segera setelah kelahiran

17
merupakan kontak tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk
mempertahankan rasa aman.
Kulit adalah reseptor yang terluas. Sensasi sentuh atau raba
merupakan indera yan telah berfungsi sejak dini. Telah dibuktikan
bahwa bayi dapat merasakan fungsi ini sejak masa janin, ketika
maih dikelilingi dan dibelai oleh cairan ketuban yang hangat di
dalam rahim ibu.
Ujung-ujung saraf pada permukaan kulit akan bereaksi
terhadap setiap sentuhan, dan selanjutnya akan mengirimkan pesan
ke otak melalui jaringan saraf yang berada di sumsum tulang
belakang. Sentuhan juga akan merangsang peredaran darah
sehingga oksigen segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan ke
seluruh tubuh, serta akan menambah energi.
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
atau tidak mendapat stimulasi (Soetjiningsih,1995). Pemijatan juga
mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi,
misalnya berat lahir kurang dari 2000 gram atau bayi prematur.
Pijat bayi juga dapat mengurangi kambuhnya penyakit kronis
seperti asma dan juga dapat membantu menghilangkan gejala
kembung atau kolik (Maharani, 2009).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, para pakar telah membuktikan bahwa terapi sentuh dan
pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan
berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh,
dan kecerdasan emosi yang lebih baik (Roesli, 2001).
Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi
memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat
badan sebesar 6,16% sedangkan pada kelompok yang dipijat
9,44%. (Dasuki, 2003). Lana Kristiane F. Flores membuktikan
bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai

18
kecenderungan peningkatan berat badan, bayi yang dipijat oleh
orang tuanya hubungan emosional dan sosial yang lebih baik.
(Roesli, 2001).
2) Manfaat massage bayi
Para pakar dewasa ini telah dapat membuktikan secara
ilmiah bahwa terapi sentuh khususnya pijat bayi, ternyata
bermanfaat. Terapi sentuh, khususnya piiat terbukti dapat
menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan, yang
dapat diukur secara ilmiah. Pengukuran secara ilmiah ini antara
lain dengan cara mengukur kadar cortisol ludah, kadar cortisol
plasma secara radioimmunoassay, kadar hormon stres atau
catecholamine air seni, dan pemeriksaan EEG(electro
encephalogram : gambaran gelombang otak) meskipun masih
diperlukan penelitian lebih lanjut, tetapi penemuan-penemuan
ilmiah sampai saat ini sudah cukup untuk menganjurkan agar
pijat bayi dikerjakan sebagai upaya rutin untuk mempertahankan
kesehatan bayi pada umumnya dan bayi prematur pada
khususnya. Adapun efek massage bayi adalah sebagai berikut :
a) Efek biokimia
(1) Penurunan kadar hormon stres (Catecholamine)
(2) Peningkatan kadar zat daya tahan tubuh
(immunoglobulin) terutama lgG, lgA, dan lgM.
(3) Meningkatkan serotonin
b) Efek Fisik
(1) Meningkatkan sitotoksitas (daya tahan tubuh)
(2) Mengubah gelombang otak secara positif
(3) Memperbaiki sirkulasi darah & pernafasan
(4) Meningkatkan kesiagaan
(5) Membuat tidur lelap
(6) Merangsang fungsi pencernaan
(7) Menigkatkan berat badan bayi
(8) Meningkatkan volume ASI

19
(9) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi
(bounding)
Berikut adalah beberapa hasil laporan penelitian para pakar
mengenai efek pijat pada bayi :
a) Meningkatkan berat badan
Penelitian Prof. I Field & Scafidi (1986 & 1990)
menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan
1.280 dan l.176 g), yang dipijat selama 3 x 15 menit
selama l0 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47%
per hari, lebih dari yang tidak dipijat. Pada penelitian
terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan yang
dipijat selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu untuk
masa 6 minggu menunjukkan kenaikan berat badan yang
lebih dari bayi kontrol.
b) Meningkatkan pertumbuhan
Schanberg (1989) melakukan penelitianterhadap tikus dan
berhasil membuktikan bahwa tikus tanpa rangsangan
raba/taktil mengalami penurunan hormon pertumbuhan.
c) Meningkatkan daya tahan tubuh
Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak
5 kali dalam seminggu selama I bulan, menunjukkan
teriadinya peningkatan jumlah dan toksisitas sel
pembunuh alami (natural killer cells). Hal tersebut dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada
penderita AIDS. Pada tahun 1999, Prof . Herminia Cifra
Lopez melakukan penelitian terhadap sekelompok subjek
penelitian ternyata kelompok yang dipijat 2xl5 menit
selama lima hari, kemudian istirahat akan menunjukkan
peningkatan daya tahan tubuh (immunoglobulin) yang
lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan
kelompok kontrol dengan kelompok yang dipijat. Perbedaan

20
kenaikan immunoglobulin sebagai berikut: lgb 4l,6%, IgA
30,8%, dan lgM 43,7% lebih banyak.
d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuatbayi tidur
lebih lelap.
e) Bayi yang dipijat, umumnya akan tidur lebihlelap, dan
setelah bangun konsentrasinya lebihpenuh dan lebih
kritis.
Touch Research lnstitute Amerika, juga melakukan
penelitian pada sekelompok anakdengan cara memberikan
soal matematika.Kemudian dilakukan pemijatan pada
kelompok anak-anak tersebut selama 2 kali l5 menit
perminggu. Perlakuan pemijatan ini dilakukan selamalima
minggu. Setelah itu, kelompok anak-anaktersebut diberi
lagi soal matematika lain. Ternyata hanya diperlukan
waktu penyelesaian soalsetengah dari waktu yang
dipergunakan untukmenyelesaikan soal sebelumnya, dan
ternyata jugakesalahan yang dibuat hanya sebanyak 50%
dari kesalahan yang dibuat sebelum dipijat.
f) Meningkatkan produksi ASI
Pada penelitian Cynthia Mersmann, ibu-ibu yang bayinya
dipiiat secara rutin ternyata dapat memprodul<si ASI
perah lebih banyak dibanding kelompok kontrol. Jadi,
dengan meningkatkan volume ASI perah, pijat bayi juga
dapat meningkatkan periode waktu pemberian ASI secara
eksklusif oleh ibu-ibu yang bekerja.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan :
a) Atur temperatur ruang memijat bayi, jangan sampai bayi
kedinginan saat dibuka bajunya.
b) Letakkan bayi di tempat yang aman.
c) Tangan dan jari pemijat, jangan sampai jari-jari tangan
pemijat kasar
d) Buka cincin dan gelang ketikan akan memijat bayi,

21
e) Pada saat akan mengoleskan minyak, teteskan minyak di
telapak tangan pemijat dulu baru kemudian dioleskan ke bayi.
f) Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion
yang lembut sebelum dan selama pemijatan.
g) Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan
ringan di sepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya
h) Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya
bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki.
sebelum bagian lain disentuh.
i) kemudian perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada
bagian punggung.
Waktu dan persiapan :
a) Tangan bersih dan hangat.
b) Hindari goresan pada kulit bayi akibat kuku dan perhiasan.
c) Ruang hangat dan tidak pengap.
d) Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidak lapar
e) Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain
minimum 15 menit untukmelakukan seluruh tahapan
pemijatan
f) Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang
g) Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut,
dan bersih
h) Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby
oil/lotion
i) Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
cara membelai wajah dan kepala
j) Setiap gerakan berjumlah 6 kali
Hal-hal yang dilakukan saat pemijatan berlangsung :
a) Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung
b) Putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk
menciptakan suasana tenang selama pemijatan.
c) Awali pemijatan dengan sentuhan ringan,

22
d) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi
menangis cobalah untuk menenangkannya sebelum
melanjutkan pemijatan. Bila bayi menangis lebih keras,
hentikanlah pemijatan, karena mungkin bayi minta
digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan ingin tidur.
e) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi
merasa segar dan bersih setelah terlumuri minyak atau baby
oil/lotion.

b. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, atau salah satu
usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan
kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas.
2. Manfaat Keluarga Berencana
a) Perbaikan kesehatan badan ibu.
b) Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak,
beristirahat, dan menikmati waktu luang serta melakukan
kegiatan-kegiatan lain.
c) Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d) Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
3. Macam-Macam Metode Kontrasepsi
a) Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI).
b) Pil. Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI,
dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.Efek samping
gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak
teratur).
c) Suntik Progestin

23
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan
dalam usia reprroduksi.Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-
rata 4 bulan. Cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan
produksi ASI.
d) Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena,
Indoplant, dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan
dalam usia reproduksi.Pemasangan dan pencabutan perlu
pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah implant di
cabut.Aman dipakai saat laktasi.
e) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang.Haid menjadi
lebih lama dan lebih banyak. Pemasangan dan pencabutan
memerlukan pelatihan. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi. Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi
Menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T,
Lípez Loops.

BAB II
DISKRIPSI KASUS

A. Data Demografi Keluarga


1. Biodata
Nama : Tn. R Pendidikan : SLTA
Umur : 43 tahun Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam Pekerjaan : Buruh

Tabel 2.1 Komposisi Keluarga


No Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan Agama Ket.

1. Tn. R 30 L SLTA Buruh Islam Suami


tahun

24
2. Ny. Y 27 P SLTA IRT Islam Istri
tahun
3. An. A 3 tahun L Belum - Islam Anak
Sekolah

Gambar 2.1 Data Demografi Keluarga

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal Seruma

27
B. Gambaran Kasus
Ny. Y mengatakan bahwa anak keduanya yang berumur 3 Tahunsering rewel
dan susah tidur karena kelelahan, baik siang maupun malam. Sehingga
menyebabkan ibu harus begadang malam untuk menidurkan bayinya. Selain itu,
Keluarga Tn. R juga tidak mengikuti program KB

C. Riwayat Masalah Keluarga


1. Riwayat Penyakit
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular, menurun, ataupun
menahun.
2. Riwayat Kehidupan Sosial
Ibu mengatakan sering mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan
rumahnya
3. Riwayat Alergi
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat, makanan maupun lingkungan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tn R. : pemeriksaan fisik tidak dilakukan karena Tn. R tidak bersedia
TTV : TD : 120/70 mmHg
N : 88 kali/menit
S : 36.5°C
R : 20 kali/menit

b. Ny. Y : pemeriksaan fisik tidak dilakukan karena Tn. R tidak bersedia


TTV : TD : 120/70 mmHg
N : 82 kali/menit
S : 36.8°C
R : 20 kali/menit
c. An. A :
1) Kepala : Mesochepal, rambut hitam, lurus, rambut bersih
2) Wajah : Oval, tidak pucat, tidak ada cloasma
3) Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
28
4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada polip
5) Telinga : Bersih, tidak ada secret
6) Mulut & gigi : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
9) Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
10) Perut :Datar, hati dan limfa tidak teraba, tidak teraba ballotemen
11) Punggung : Normal
12) Genetalia : Tidak diperiksa
13) Ekstremitas : Tidak odema, tidak sianosis
14) Postur tubuh : Tinggi, tegap
15) TTV :N : 82 kali/menit
S : 36.8°C
R : 20 kali/menit

D. Presepsi Klien Tentang Masalah


Ibu I kurang mengetahui cara-cara untuk mengatasi bayi yang rewel sulit tidur salah
satunya dengan pijat bayi, ibu tidak mengetahui manfaat KB dan pentingnya KB.

E. Perumusan Masalah
Berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan yang muncul sebagian besar disebabkan karena kurangnya
pengetahuan. Adapun permasalahan yang ada pada keluarga Tn. R adalah
ketidaktahuan ibu tentang mengatasi bayi rewel sulit tidur dan tidak mengetahui
program KB

F. Prioritas Masalah
Tabel 2.2 Prioritas Masalah
1. Kurangnya pengetahuan Ny. I mengenai penanganan bayi rewel dan sulit
tidur
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat 2/3 x 1 2/3 Kurangnya pengetahuan ibu akan
masalah penanganan bayi rewel sulit tidur
29
Kemungkinan 2/2 x 2 2 Masalah sebenarnya dapat dirubah
dirubah tapi secara bertahap (sebagian)
asalkan ada penyuluhan kepada ibu
Potensi dicegah 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan
pendidikan kesehatan dan kolaborasi
dengan profesi fisioterapi
Penonjolan 2/2 x 1 1 Masalah perlu segera ditangani karena
masalah untuk mengatasi rewel bayi agar bayi
mudah tidur dan tidak mengganggu
perkembangan otak anak
Jumlah 4,3
2. Tidak mengikuti program KB
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah 2/3x1 0,6 Kurangnya pengetahun ibu tentang MP-
ASI
Kemungkinan 1/2x2 1 Masalah sebenarnya dapat diturunkan
dirubah asalkan ada penyuluhan kepada ibu
Potensi diubah 1/3x1 0,3 Masalah dapat diselesaikan dengan
diberikannya penkes
Penonjolan masalah 1/2x1 0,5 Masalah perlu ditangani karena untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi yang
sudah harus diberikan MP-ASI
Jumlah 2,5

Prioritas Masalah
a. Prioritas 1 : Kurangnya pengetahuan ibu mengenai penanganan bayi
rewel dan sulit tidur
b. Prioritas 2 : Tidak mengikuti program KB

30
BAB III
RENCANA TINDAKAN DAN EVALUASI

Tabel 3.1 Rencana Tindakan dan Evaluasi

No Tanggal Masalah Perencanaan Implementasi Evaluasi

1. Minggu, Kurangnya a. Berikan a. Memberikan a. Ibu mengerti,


12 pengetahuan penyuluhan penyuluhan dapat
Agustus Ibu tentang kepada ibu kepada ibu mempraktikkan
2018 cara mengatasi tentang pijat tentang pijat dan bersedia
bayi rewel dan bayi bayi untuk
sulit tidur b. Berikan b. Memberikan melakukan pijat
penyuluhan penyuluhan bayi
kepada ibu kepada ibu b. Ibu mengerti
tentang tentang manfaat dan memahami
manfaat pijat pijat bayi tentang pijat
bayi bayi

2. Minggu, Ibu tidak Lakukan KIE KB Melakukan KIE a. Ibu mengerti


12 mengikuti KB macam-macam
Agustus rogram KB KB, manfaat,
2018 dan efek
samping
b. Ibu memutuskan
untuk mengikuti
KB

31
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat pengetahuan Tn. R dan


Ny. Y tentang cara menangani bayi rewel dan sulit tidur masih kurang dan tidak
mengikuti program KB masih kurang. Setelah dilakukan scoring diketahui prioritas
masalah pertama yaitu bayi rewel dan sulit tidur, kemudian prioritas masalah kedua
yaitu keluarga tidak mengikuti program KB. Keluarga Tn. R diberi penyuluhan pada
tanggal 12 Agustus 2018 mengenai masalah tersebut. Setelah diberi penyuluhan tentang
penanganan bayi rewel dengan pijat bayi dan mempraktikan pijat bayi, serta melakukan
KIE KB Ny. Y bisa mempraktikkan pijat bayi dan mengetahui program KB namun
belum memutuskan alat KB yang akan digunakan.
Berdasarkan data di lapangan terdapat kesenjangan antara teori dan fakta yaitu
kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menangani bayi rewel dan sulit tidur sehingga
bisa mengganggu waktu istirahat tidur bayi yang nantinya akan mengganggu proses
perkembangan otak bayi. Seharusnya Ny. S segera memeriksakan bayinya ke bidan atau
dokter terdekat, agar segera diberikan solusi untuk menangani bayinya. Setelah Bidan
menemukan kasus seperti ini seharusnya melakukan kolaborasi dengan profesi lain
untuk mengurangi angka kesakitan pada anak. Berdasarkan data di lapangan terdapat
kesenjangan antara teori dan fakta yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang alat
kontrasepsi. Seharusnya Ny. A sudah paham tentang alat kontrasepsi dan mengikuti
program KB.

32
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan OTOF mahasiswa Poltekkes Surakarta dilaksanakan tanggal 12
Agustus 2018 di RW V Kalurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak dua kali pertemuan :
1. Pengumpulan data
Pada KKN OTOF-CIPIPEC melakukan pengumpulan data dengan metode
SMD, melalui wawancara dengan hasil: bayi Ny. Y selalu rewel ssetelah
bermain seharian saat malam hari dan Keluarga tidak mengikuti program KB
2. Mengelola Data
Setelah dilakukan pengumpulan data ditemukan 3 masalah yaitu :
a. Ibu tidak dapat mengtasi masalah bayi rewel
b. Keluarga tidak mengikuti program KB

3. Intervensi
a. Berkolaborasi dengan jurusan fisioterapi saat edukasi tentang pijat bayi

b. Melakukan KIE KB

B. SARAN
1. Kami mengharapkan kepada keluarga Tn. E agar dapat mengikuti program
KB serta saling mendukung untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih
baik
2. Kami mengharapakan Puskesmas menindaklanjuti program-program yang
telah dilakukan ataupun belum oleh KKN Terpadu Poltekkes Surakarta
untuk pencapaian pembangunan kesehatan masyarakat desa dalam rangka
mencapai peningkatan IPM (Indek Pembangunan Manusia).

33

Anda mungkin juga menyukai