Gasifikasi
Disusun Oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah
kepada kami, sehingga Makalah Gasifikasi Batubara dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi Batubara yang harus
diselesaikan dan berkaitan dengan kegiatan perkuliahan yang sedang dilaksanakan, serta
disusun berdasarkan teori dan referensi yang telah didapat..
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya, M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan penjelasan dan
pengarahan selama pembuatan makalah.
2. Rekan-rekan anggota kelompok yang telah bekerja sama.
3. Semua pihak yang turut membantu secara langsung maupun tidak dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
I.1.3 Tujuan
1. Mempelajari teori-teori proses gasifikasi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sejarah Gasifikasi
Proses gasifikasi menghasilkan mudah terbakar dari pakan organik digunakan dalam blast
furnace lebih dari 180 tahun yang lalu. Kemungkinan menggunakan gas ini untuk pembangkit
listrik pemanas dan segera menyadari dan ada muncul dalam gas Eropa produsen sistem, yang
menggunakan arang dan gambut sebagai bahan pakan. Pada pergantian abad minyak bumi
memperoleh penggunaan yang lebih luas sebagai bahan bakar, tetapi selama kedua perang
dunia dan khususnya Perang Dunia II, kekurangan minyak bumi menyebabkan luas re-
introduksi dari gasifikasi. Pada tahun 1945 gas itu digunakan untuk truk listrik, bus dan mesin
pertanian dan industri. Diperkirakan ada dekat dengan 9.000.000 Kendaraan berjalan pada gas
produser di seluruh dunia.
Setelah Perang Dunia II kurangnya dorongan strategis dan ketersediaan bahan bakar fosil
murah menyebabkan penurunan umum dalam industri produser gas. Namun Swedia terus
bekerja pada teknologi produsen gas dan pekerjaan dipercepat setelah krisis 1956 Terusan Suez.
Sebuah keputusan kemudian dibuat untuk memasukkan gasifikasi di Swedia rencana darurat
strategis. Penelitian ke dalam desain yang sesuai gasifikasi kayu, pada dasarnya untuk
digunakan transportasi, dilakukan di Institut Nasional Swedia untuk Pengujian Mesin Pertanian
dan masih dalam proses.
Kepentingan kontemporer di gasifier skala kecil R & D, untuk sebagian besar dari tahun
1973 mengalami krisis minyak. Penelitian AS di daerah ini ditinjau oleh Goss. Manufaktur juga
melepas dengan meningkatnya minat yang ditunjukkan dalam teknologi gasifikasi. Saat ini ada
sekitar 64 produsen peralatan gasifikasi di seluruh dunia.
6
II.1.2 Data Referensi Gasifier
7
II.3 Proses Gasifikasi
II.3.1 Proses Gasifikasi Parsial
Gasifikasi batubara secara parsial merupakan proses karbonisasi atau pirolisis batubara
dengan pemanasan pada suhu 950-1350oC dan tekanan 1 atm menggunakan udara/oksigen
terbatas untuk menghasilkan kokas, tar, dan gas. Proses ini biasanya digunakan oleh industri
gas kota, di mana produk gas sintetis mengandung CH4 dan H2 dengan nilai kalori 500 Btu/scf
dimurnikan dan didistribusikan sebagai gas kota, sementara hasil samping kokas dan tar dijual.
Proses karbonisasi batubara pada suhu rendah (500-600oC) atau suhu sedang (700-800oC)
menghasilkan gas sintetis dengan nilai kalori lebih tinggi daripada 500 Btu/scf, namun kualitas
hasil samping kokas rendah. Pada industri gas kota yang menghasilkan kokas sebagai produk
utama, tentunya batubara yang digunakan mempunyai sifat mengkokas tinggi, yaitu batubara
bituminous medium–volatile dengan kadar 40~60% vitrinite dan 25~45% inertinite (vitrinite
reflectance1,2-1,4).
8
II.3.3 Reaksi Gasifikasi
9
reaksi oksidasi parsial (partialoxidation), gasifikasi uap (steam gasification) dan
pergeseran air ke gas (water–gas shift). Reaktor tipe ini dalam prakteknya mempunyai
beberapa modifikasi diantaranya adalah proses Lurgi, British Gas dan KILnGas.
Steam + O2
Ash
Gambar 2. Diagram Alir Fixed Bed
Gas
Steam + O2
Ash
Gambar 4. Diagram Alir Proses Fluidized Bed
11
3. Entrained flow (Unggun Semburan)
Slag
Gambar 6. Diagram Alir Proses Fluidized Bed
12
4. Moving Bed (Unggun Bergerak)
Coal
Steam + O2
Ash
Gambar 8. Diagram Alir Proses Moving Bed
13
Gambar 9.Reaktor Molten Iron bath
Prinsip sistem tiupan dari bawah (bottom–blowing) adalah batubara, O2, gas
pendingin dan flux ditiupkan secara kontinyu melalui tuyere pada dasar kubah besi cair.
Sementara system peniupan dari atas, serbuk batubara 0,074 mm ditiupkan
menggunakan O2 pada permukaan kubah besi cair 1400-1600oC dengan kecepatan
tinggi melalui main–lance (pipa peniup rancangan khusus tekanan 1-3 bar) bersama gas
CO2 sebagai gas pembawa, sehingga secara seketika diuraikan menjadi karbon yang
terlarut dalam besi cair dan hidrogen terlepas sebagai gas H2.
C (batubara) → C (besi cair)
H (batubara) → H2 (gas)
Proses gasifikasi berlanjut secara cepat dengan pembentukan gas CO melalui
reaksi antara O2 dan steam dengan karbon yang terlarut dalam besi cair.
C (besi cair) + ½ O2→ CO
Penginjeksian gas CO2 dan atau steam digunakan untuk pengendalian suhu
sehinggamemerlukan waktu yang sama.
C (besi cair) + CO2→ 2 CO
C (besi cair) + H2O → CO + H2
Sistem tiupan dari atas maupun bawah yang menggunakan udara (air–blown)
akan menghasilkan gas kalori rendah (<200 Btu/scf), oxygen–blown (tiupan O2)
menghasilkan gas kalori menengah (400 Btu/scf), sementara hydrogen–blown (tiupan
H2) menghasilkan gas kalori tinggi (1000 Btu/scf). Gas sintetis meninggalkan gasifier
mempunyai suhu sekitar 1400-1500oC yang terlebih dahulu dilewatkan pendingin
dengan sistem perolehan panas (heatrecovery), selanjutnya dialirkan melalui venturi–
14
scrubber 2–tingkat untuk memisahkan dari debu.Keseluruhan terak yang terakumulasi
di atas kubah besi cair dipisahkan untuk mengalami pengolahan lanjut.
Gas
Lime + O2 Coal
15
II.3.6 Alasan Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara
1. Teknologi ini adalah cara untuk memperoleh Gas Bakar Sintetis melalui proses
Gasifikasi batubara termasuk yang berkalori rendah, diketahui bahwa Indonesia sangat
banyak memiliki cadangan (sekitar 85 milyar ton) batubara muda atau lignite
merupakan sumber bahan baku yang dapat digunakan dalam teknologi ini (disarankan
untuk menggunakan batubara berkalori 4500 kcal keatas)
2. Dengan melimpahnya cadangan batubara tentunya menjadikan harga lebih murah
sementara jaringan distribusinya pun terus meluas.
3. Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai salah satu komponen biaya produksi yang
dominan terus membebani kalangan Industri dengan harganya yang naik tajam sejak
tahun 2005, apalagi harga BBM didalam negeri sangat tergantung dengan pasar dunia,
sementara cadangannya pun semakin menurun.
II.3.9 Aplikasi Gas Batubara Sebagai Sumber Panas / Bahan Bakar Dalam Unit Mesin
1. BOILER untuk menghasilkan air panas/uap pada industri perhotelan,pembangkit
listrik,tekstil,kimia dll.
2. OVEN untuk proses pengeringan dalam industri makanan, plastik, kendaraan, kimia dll.
3. FURNACE untuk proses pembakaran dalam industri keramik, heat tratment, incinerator
dll.
4. SMELTER untuk proses pembakaran dalam industri aspal, timah, pengecoran logam /
alumunium dll.
5. DRYER untuk proses pengeringan hasil pertanian/perkebunan, produk2 makanan,
kimia, tambang, dll.
6. KILN untuk proses pembakaran dalam industri semen, incinerator dll.
7. GENSET penggerak engine untuk memutar generator.
II.3.10 Perbandingan Jenis-jenis Gasifier
17
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19
SESI PERTANYAAN
1. Manakah jenis gasifier yang paling bagus dan paling ramah lingkungan ?
2. Manakah dari jenis co current dan counter curret yang menghasilkan gas paling banyak?
3. Pada jenis molten iron bed terdapat penambahan flux, zat sbagai flux ini apa dan berfungsi
sebagai apa?
Jawaban :
1. Pada prinsipnya, semua jenis gasifier memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Namun, bila
ditinjau dari konversi karbonnya, jenis entrained flow dan moving bed memiliki konversi
karbon 99% hingga lebih. Namun, tipe entrained flow ini banyak mendominasi proyek-proyek
gasifikasi baik yang berbahan bakar batubara maupun minyak residu. Tipe ini digunakan untuk
semua jenis batubara kecuali biomassa dan menghasilkan produk gas sintesis yang berkualitas
tinggi, kapasitas besar, hingga kehalusan partikelnya yang sangat baik.
2. Counter current akan lebih banyak menghasilkan gas karena dengan adanya kontak berlawanan
dapat memeprluas kontak pemanasan antara batubara dengan udara panas. Selain itu, gas yang
dihasilkan akan lebih murni karena hasil abu turun ke bawah dan gas produk melalui atas.
3. Flux disini seperti senyawa kapur (CaO) yang dimana berfungsi sebagai mempertahankan suhu
dalam proses pemanasan supaya stabil. Selain itu, juga berfungsi sebagai pengikat belerang
yang nantinya akan menjadi senyawa CaSO4 ikut keluar dengan slug. Hal ini juga dapat
mereduksi impurity dari gas produk.
20