Anda di halaman 1dari 4

Duwet atau jamblang merupakan nama buah dan pohon dari suku jambu-jambuan

(Myrtaceae) untuk tanaman dengan nama ilmiah (Syzygium cumini) dan merupakan tanaman
asli yang berasal dari Burma, Ceylon, India dan kepulauan Andaman. Tumbuhan berbuah sepat
masam ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti jambee kleng di Aceh, jambu kling,
nunang di Gayo, jambu koliong di Riau, jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (aneka
nama lokal di Sulawesi Utara), jambulan di Flores. Juga juwet atau duwet di daerah Jawa, duwe
di Bima, Rappo - Rappo (Selayar) dan lain-lain. Dalam berbagai bahasa asing buah ini dikenal
sebagai jambulan, jambulana untuk Malaysia, duhat untuk Filipina, jambul, jamun, atau Java
plum untuk Inggris, dan lain-lain. (Wikipedia) Pohon duwet memiliki beragam varietas antara
lain varietas liar (duwet kerikil), duwet gentong (duwet yang sering dijumpai), duwet item,
duwet daging, duwet bunten, duwet gajih atau duwet bawang. Adapun klasifikasi tanaman
duwet ialah :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : S. Cumini (Hastri, Cintya,2015)

Pohon duwet biasanya ditanam di pekarangan atau tumbuh secara liar. Pohon duwet
yang kokoh dan berkayu memiliki diameter 10-30 m, berwarna putih kotor, dan tidak
menggugurkan daun. Kadang-kadang berbatang bengkok dan mempunyai tinggi hingga 20 m
dan gemang (besar) mencapai 90 cm. Tanaman duwet memiliki banyak cabang,
percabangannya rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan (Wikipedia). Kulit batangnya
kasar, hijau dan gelap pada bagian bawah sedangkan pada batang bagian atas halus dan
berwarna terang abu-abu.
Gambar 1. Pohon Buah Duwet
Daun buah duwet memiliki bentuk bundar telur sampai lonjong, panjangnya 5-25 cm
dan lebarnya 2-10 cm. Pangkal daunnya membundar sedangkan ujung daunnya tumpul.
Memiliki tepi daun yang rata dan tipis serta tembus pandang. Daun-daunnya terletak
berhadapan dan memiliki pertulangan yang menyirip. Helaian daun bundar telur terbalik agak
jorong sampai jorong lonjong, pangkalnya lebar berbentuk pasak. Daun pohon duwet yang
muda berwarna merah jambu, namun setelah tua daunnya menjadi berwarna hijau tua pada
bagian permukaannya dan kasar. Daun buah duwet agak berbau terpentin apabila diremas,
sedangkan bunga nya berwarna putih keabu-abuan sampai merah jambu dan berbau harum
(Hastri, Cintya, 2015). Bunga buah duwet berukuran kecil, duduk rapat-rapat, mempunyai 3-8
kuntum di tiap ujung tangkai. Daun kelopaknya berbentuk lonceng melebar atau corong,
tingginya 4-6 mm berwarna kuning sampai keunguan. Dan daun mahkotanya berbentuk
bundar. (Wikipedia)

Gambar 2. Daun Pohon Duwet Gambar 3. Bunga Pohon Duwet


Buah duwet memiliki bentuk lonjong hingga bulat telur, seringkali membengkok,
bermahkotakan cuping kelopak.Ukuran buah berkisar 1-5 cm dengan kulit buah tipis, licin dan
mengkilap. Warna buah yang telah matang adalah merah tua hingga ungu kehitaman. Kadang-
kadang terdapat buah yang berwarna putih. Buah duwet sering tumbuh dalam gerombolan
besar. Daging buahnya berwarna putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak
berbau, dengan banyak sari buah dan rasanya sepat masam sampai masam manis. Buah duwet
berbiji lonjong dengan ukuran sampai 3,5 cm. Buahnya ada juga yang tak berbiji, namun ada
juga yang berbiji dengan batas jumlah 5. (Wikipedia)

Gambar 4. Buah Pohon Duwet


Buah duwet mengandung berbagai zat gizi yang baik bagi tubuh. Zat-zat yang
bermanfaat dari buah duwet tidak hanya berasal dari daging buah, melainkan juga berasal dari
biji dan kulit buahnya. Salah satu manfaat buah duwet adalah untuk mengurangi kerapuhan
pembuluh darah kapiler penyebab luka diabetes yang lama sembuhnya, menjaga kadar
kolerterol darah tetap normal. Manfaat lain buah duwet yaitu memiliki aktivitas kandungan
antioksidan yang tinggi. Kulit kayunya mengandung zat penyamak (tanin), sedangkan kulit
buahnya mengandung antosiani sehingga dapat digunakan sebagai zat pewarna. Penelitian
yang telah dilakukan oleh Puspitasari (2011) bahwa Kandungan total antosianin monomerik
dari kulit buah duwet (731 mg/100 g, bb) ~4,5 kali lebih banyak dibandingkan pada buah utuh
yang segar (161mg/100 g, bb). Tiga antosianin utama (mayor) dalam buah duwet, diidentifikasi
dengan menggunakan KCKT-DAD, yaitu delfinidin-3,5-diglukosida (41%), petunidin-3,5-
diglukosida (28%), dan malvidin-3,5-diglukosida (26%). Sianidin-3,5-diglukosida (4%) dan
peonidin-3,5-diglukosida (1%) juga ditemukan dalam buah duwet sebagai antosianin minor.

Anda mungkin juga menyukai