Anda di halaman 1dari 23

BAB II

ISI

2.1 OBSERVASI PASIEN

2.1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. KK

Umur : 36 tahun

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 10 Mei 1981

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jetis Kulon I Buntu

Status : Tidak Kawin

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Pendidikan : SLTA

Agama : Islam

Suku : Jawa

2.1.2 ANAMNESIS

Heteroanamnesis (didapatkan dari ibu kandung pasien yang tinggal serumah,

Ny. M)

A. Keluhan Utama : Marah- marah

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien dibawa ke IGD RSJ Menur Surabaya oleh ibu kandung pasien

pasien, pada tanggal 18 Oktober 2016 pada pukul 20.00 , karena marah-

marah. Pasien marah-marah dengan nada tinggi seraya memaki,

menggigit keponakannya di leher, serta membuka mulut ibu dan

3
4

keponakannya secara paksa tanpa alasan yang jelas. Pasien sudah seperti

ini sejak 3 hari sebelum MRS.

Gejala tambahan:

- Tanggal 20 September 2016 pasien sering marah-marah tapi masih

bisa dikontrol saat di nasihati oleh ibunya.

- 2 sebelum MRS pasien sempat menyerang ayahnya dengan

mendorong ayah ke tembok. Pasien marah karena diingatkan untuk

meminum obat. Pasien juga melemparkan kursi roda milik ayahnya

ke luar pintu karena kesal, oleh ibunya pasien masih bisa diingatkan.

- Sekitar 2 bulan sebelum MRS pasien sering mengeluhkan bahwa

tubuhnya seperti dibelai oleh seseorang, padahal tidak ada yang

melakukan. Sehingga pasien sering terbangun di malam hari. Selain

itu pasien juga mengunci kamarnya dengan tujuan untuk menghindari

orang yang dirasa membelainya, sehingga akhir-akhir ini pasien

menolak ibunya yang datang untuk meminumkan obat. Sehingga obat

tersisa cukup banyak pada akhi bulan.

- Pasien masih sering terdengar bicara sendiri tanpa maksud yang jelas,

dan saat ditanya bicara dengan siapa pasien selalu mengalihkan

pembicaraannya

C. Sebelumnya pasien memang riwayat rutin minum obat risperidon,

clozapine dan trihexiphenidil. Pasien riwayat keluar masuk RS Jiwa

sebanyak 22x.

D. Activity of Daily Living


5

- Makan: pasien masih mau makan tanpa diingatkan, bahkan jika

sesuai selera pasien akan makan berlebih

- Mandi: pasien mandi 2x sehari tanpa disuruh

- Tidur: sejak 2 bulan SMRS pasien merasa sering terbangun tengah

malam

- Ibadah: pasien selalu mengerjakan sholat 5 waktu

E. Aktivitas: Sehari-hari pasien tidak bekerja. Di rumah membantu pekerjaan

ibu seperti menyapu dan mencuci bajunya sendiri

F. Riwayat Penyakit Dahulu

- Trauma kapitis :-

- Kejang :-

- NAPZA :-

- Alkohol dan merokok :-

- Diabetes Mellitus :-

- Hipertensi :-

G. Riwayat Kehidupan Pribadi

- Pendidikan: pasien menempuh pendidikan sampai SLTA. Menurut

ibu pasien, pasien dirasakan berubah sejak masuk bangku SMP,

karena keinginan pasien untuk bersekolah di sekolah negeri tidak

terpenuhi oleh orang tuanya. Pasien berubah menjadi pemarah dan

sering membanting barang dan memukul orang terdekatnya. Saat

SMP pasien pindah-pindah sekolah sebanyak 3x karena selalu merasa

tidak cocok dengan teman-temannya dan tidak dapat mengikuti


6

sekolah dengan baik. Saat SMA pasien awalnya menolak untuk

bersekolah namun dipaksa oleh ibunya

- Pekerjaan: pasien setelah lulus SMA bekerja sebagai penjaga toko di

sekitar tetangganya, namun hanya bertahan selama 3bulan karrena

pasien merasa bosan. Setelah itu pasien mulai berganti-ganti

pekerjaan, hingga pada akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja

karena capek selalu merasa tidak betah

- Penikahan: Pasien pernah menikah 1 kali saat pasien beumur 24

tahun namun bercerai dan tidak memiliki anak

- Pengobatan: Pasien riwayat masuk RSJ Menur sebanyak 22 kali.

Riwayat terakhir MRS pada bulan Maret 2016 dengan keluhan

marah-marah. Riwayat terakhir kontrol 4 hari yang lalu di poli RSJ

Menur. Pasien rutin kontrol di RSJ Menur setiap bulannya dengan

mendapat obat Risperidon, clozapine dan trihexiphenidyl. Ibu pasien

mengaku bahwa pasien rutin meminum obatnya hanya setiap 1

minggu setelah kontrol, selebihnya pasien selalu menolak minum

obat karena merasa dirinya tidak sakit.

- Keluarga: saudara kandung pasien juga mengalami gangguan

kejiwaan dan pernah dirawat di RSJ Menur Surabaya.


7

H. Genogram

Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara saudara pasien nomer 4

menderita gangguan jiwa dan rutin kontrol di Poli RSJ Menur.

I. Faktor Yang Mempengaruhi

- Faktor premorbid: pendiam, tertutup dengan teman-temannya, lebih

terbuka kepada ibunya, tidak memiliki teman bergaul sejak di bangku

SMP, tidak memiliki teman bergaul di sekitar rumahnya

- Faktor pencetus: diduga karena tidak rutin mengonsumsi obat

- Faktor organik belum ditemukan

- Faktor lingkungan: rumah pasien terletak di dalam gang dengan

lingkungan yang cukup padat dan dikelilingi oleh tetangga yang

cukup ramah.

- Faktor keluarga: saudara kandung pasien mengalami gangguan jiwa.

J. Kronologi
8

Menurut cerita dari ibu kandung pasien, pasien tampak menunjukkan

perilaku aneh seperti suka marah-marah hingga membanting barang dan

memukul orang terdekatnya sejak pasien hendak masuk SMP. Saat itu

pasien tidak masuk ke sekolah yang diinginkan karena keterbatasan biaya.

Saat SMP pasien pindah-pindah sekolah sampai 3 kali karena selalu

merasa tidak cocok dengan teman-teman. Saat hendak masuk SMA,

pasien awalnya menolak untuk bersekolah hingga oleh sang ibu akhirnya

dipaksa dan pasien menempuh pendidikan hingga tamat SMA. Pasien

merupakan orang yang tertutup dan pendiam, sehingga sulit bergaul

dengan teman sebayanya.

Sifat pasien menjadi pemarah dirasakan setiap keinginan pasien tidak

tercapai, pasien biasa membanting barang, dan saat lulus SMA pasien

pernah memecahkan jendela rumahnya karena kesal dengan sang ibu yang

selalu menyuruhnya untuk mencari pekerjaan. Akhirnya oleh ibu pasien

dibawa ke rumah sakit jiwa dan masuk rumah sakit untuk pertama

kalinya. Namun karena keterbatasan biaya, pasien sering pulang paksa dan

tidak rutin mengonsumsi obat. Keluhan marah-marah dirasakan masih

sering muncul, sehingga pada setiap kali pasien mencederai atau

merusakkan barang dirumah, ibu dan kakak laki—lakinya selalu

membawa ke rumah sakit jiwa untuk berobat. Namun sejak pasien

memiliki BPJS, pasien semakin rutin kontrol meskipun kadang pasien

sering tidak mau meminum obat dengan alasan pasien tidak merasa sakit.
9

Pada tanggal 18 Oktober 2016 pada pukul 20.00 pasien dibawa ke

IGD RSJ Menur , karena marah-marah. Pasien marah-marah dengan nada

tinggi seraya memaki, menggigit keponakannya di leher, serta membuka

mulut ibu dan keponakannya secara paksa tanpa alasan yang jelas. Pasien

marah-marah tanpa sebab sejak 3 hari SMRS. Pasien juga selalu merasa

bahwa saat malam hari ada seseorang yang masuk ke kamarnya dan

berusaha menyentuh tubuhnya. Pasien menjadi sering tebangun saat tidur.

Pasien juga masih sering terlihat bicara sendiri dan jika ditanya pasien

seperti tidak mengaku. Pasien rutin kontrol di poli namun rutin meminum

obat hanya 1 minggu pasca kontrol, selebihnya tidak mau meminum obat.

2.1.3 PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Interna

Vital Sign

- Tekanan Darah 110/80 mmHg

- Nadi 92 x/menit

- RR18 x/menit

- Suhu 36,7C

Gizi

- BB: 54 kg

- TB: 152 cm

Kesadaran : compos mentis

Kepala/Leher : a/i/c/d -/-/-/-


10

Pembesaran KGB (-)

Pembesaran tyroid (-)

Thorax : pulmo simetris, vesicular (+), rhonki (-), wheezing (-)

Cor s1s2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : supel, bising usus normal

Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologis

GCS :456

MS : (-)

N. Cranialis : PBI 3 mm / 3 mm RC +/+

NCL : dbn

Motorik : dbn

Sensorik : dbn

R. Fisiologis : dbn

R. Patologis : dbn

Cerebellum : dbn

ANS : dbn

C. Status Psikiatri

Kesan Umum :

Fisik : wanita, wajah sesuai usia, rapi, bersih, berjilbab

Psikis : cukup tenang

Perilaku : tenang , menjawab dengan duduk

Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif


11

Kontak : mata (+) / verbal (+) / relevan / lancar

Kesadaran : berubah

Orientasi : Waktu/Tempat/Orang +/+/+

Mood/Afek : Iritable/Senang  inapropriate

Proses Berpikir :

Bentuk : non-realistik

Arus : inkoheren

Isi : waham bizzare

Persepsi : Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (-), ilusi (-)

Daya ingat : kesan cukup

Inteligensi : kesan cukup

Kemauan : cukup

Fungsi kognitif : kesan cukup

Psikomotor : meningkat

Insight :1

Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

2.1.4 RESUME

Seorang perempuan usia 36 tahun, wajah sesuai usia, penampilan

rapi, bersih dibawa ke IGD RSJ Menur Surabaya dengan keluhan utama

marah-marah dengan nada tinggi seraya memaki, menggigit keponakannya di

leher, serta membuka mulut ibu dan keponakannya secara paksa tanpa alasan

yang jelas. Pasien sudah seperti ini sejak 3 hari sebelum MRS. Sejak 1 bulan

ini pasien seing marah-marah tanpa sebab hingga sempat mendorong ayahnya
12

ketembok karena meningatkan pasien untuk minum obat. Pasien riwayat MRS

di RSJ sebanyak 22kali, dan setiap bulannya rutin kontrol ke poli.

Berdasarkan autoanamnesis status psikiatri didapatkan kesan umum

pasien tenang, pasien kooperatif terhadap pemeriksa, tetapi dapat menjawab

pertanyaan pemeriksa dengan kontak mata, verbal, lancar, relevan, kesadaran

pasien berubah, tidak ditemukan disorientasi tempat, watu orang, mood dan

afek inappropriate, proses berpikir bentuk non realistik, arus pikiran inkoheren

dan isi pikiran waham kebesaran. Pada persepsi didapatkan halusinasi

auditorik, intelegensia pasien dalam kesan cukup dan kemauan menurun.

Psikomotor pasien meningkat, pasien tidak mengetahui mengapa pasien

marah sehingga tilikan pasien bernilai 1 dan pasien dapat dipercaya.

2.1.5 DIAGNOSIS MULTI AKSIAL

Aksis I : F 20.14 Skizofrenia Hebefrenik remisi tak sempurna

Z.91.1 Ketidakpatuhan terhadap pengobatan

Aksis II : Pendiam, tertutup, susah bergaul

Aksis III : Belum ditemukan

Aksis IV : Masalah keluarga (pasien sering dipaksa minum obat padahal

pasien merasa tidak perlu minum obat karena sedang tidak

sakit)

Aksis V : GAF Scale 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain,

disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri)

2.2 OBSERVASI KELUARGA


13

2.2.1. IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA

Ayah : Tn. Sholihin (74 tahun)

Ibu : Ny. Murtowijah (71 Tahun)

No Nama Sex Umur Pendidikan Status Pekerjaan Keterangan

1 Tn. S L 74 tahun SD Menikah Pensiunan Ayah

Buruh

2 Ny. M P 71 tahun SD Menikah Ibu Rumah Ibu

Tangga

3 Tn. B L 55 tahun SMP Menikah Buruh Pabrik Anak ke I

4 Tn. H L 51 tahun SMA Menikah Pedagang Anak ke II

5 Tn. Y L 48 tahun SMA Menikah Wiraswasta Anak ke III

6 Ny. B P 44 tahun SD Belum Tidak Anak ke IV

Menikah Bekerja

7 Ny. R P 39 tahun SMK Menikah Buruh Anak ke V

8 Sdr. N L 16 tahun SMP Belum Sekolah Cucu ke 4 :

Menikah adik pasien


14

2.3 OBSERVASI LINGKUNGAN

2.3.1 GAMBARAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

Kami berkunjung ke rumah pasien pada hari Rabu tanggal 7 Desember

2016 Jam 16.00 WIB dengan mengendarai mobil pribadi. Lokasi rumah

pasien di daerah Jetis, Ketintang, Surabaya. Perjalanan dari RSJ Menur ke

tempat tinggal pasien dapat ditempuh dalam 30 menit, kondisi jalan sudah

beraspal dan tempat tinggal pasien berada di dalam gang. Jarak rumah pasien

dengan pintu masuk gang sekitar 30 meter, antara rumah pasien dengan

tetangga berdekatan.

Suasana tempat tinggal pasien padat, panas, agak sempit dan sedikit

bau tidak sedap. Jarak antar rumah nyaris tidak ada, karena rumah berhimpit

satu sama lain di pemukiman padat, dan gang tidak cukup untuk di lewati

mobil. Rata-rata tempat tinggal tetangga biasa saja, hampir tidak ada rumah

mewah disekitar. Disekitar gang banyak anak kecil bermain-main di gang.

Lingkungan rumah cukup bersih. Tidak banyak tanaman disekitarnya.

2.3.2 GAMBAR TEMPAT TINGGAL

Rumah pasien tidak memiliki halaman rumah. Rumah pasien, terbuat

dari bata yang diplester dan dicat putih tetapi tidak semuanya dari bata, ada

juga yang dipisahkan dengan sekat triplek. Pagar rumah pasien dari besi

dengan cat warna putih bercampur biru muda. Lantai rumah terbuat dari

keramik dengan warna ubin putih beberapa lantai hanya plesteran semen.

Ruangan paling depan adalah ruang tamu yang berisi kursi plastik yang

disusun, 1 meja dan 1 televisi kecil. Dinding ruang tamu dari tembok bercat
15

putih. Terdapat 1 sepeda motor terparkir di ruang tamu.

Ruangan setelah ruang tamu ialah ruang tempat tidur ibu dan ayah

psien, yang terdapat 1 buah ranjang dan beberapa barang yang tidak tertata

rapi. Terdapat 1 lemari baju besar dan 1 laci pakaian kecil. Kamar tidur pasien

bersebelahan langsung dengan ruang tidur orang tua pasien. Didalam kamar

pasien terdapat 1 buah kursi roda lipat, 1 kasur dan ranjang yang tampak

berantakan serta 1 laci tempat menaruh baju dan tampak beberapa barang

yang tidak tertata rapi. Tidak ada gambar atau lukisan yang tertempel di

dinding pasien. Didepan ruang tidur ibu terdapat dapur yang hanya terisi

beberapa peralatan dapur yang tertata cukup rapi.

Setelah dapur, terdapat sumur dan tempat untuk mencuci pakaian.

Ruang mencuci pakaian ini terdapat di ruang terbuka tanpa atap dan

beralaskan plesteran semen yang Nampak sudah berlumut. Terdapat juga

kamar mandi yang terpisah antara tempat untuk mandi dan tempat untuk

membuang air (WC), yang eralaskan plesteran semen. Bak mandi juga terbuat

dari plesteran yang tampak sudah menghitam karena dikelilingi oleh lumut,

dengan dinding dari semen dan tampak sudah berlumut. Disana juga ada

beberapa tali yang digunakan untuk menjemur pakaian. Sumber air berasal

dari sumur.
16

8 meter

t
Dapur

Sumur

Kamar Tidur

Kamar
Ruang
WC
Mandi
Keluarga
Lorong
Kamar Tidur

8 meter
10m
e

Kamar Tidur

Ruang Tamu

2.3.3. GAMBARAN STATUS SOSIAL

Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara. Kesehariannya pasien

tidak bekerja, dan hanya membantu pekerjaan rumah seperti menyapu dan

mencuci pakaiannya sendiri.

2.3.4. CARA PENERIMAAN KELUARGA TERHADAP PASIEN

Keluarga mendukung kesembuan pasien, meskipun ibu pasien tampak

sedikit lelah menghadapi tingkah pasien yang tak kunjung sehat layaknya
17

orang normal. tapi keluarga besar bersedia membantu baik dengan dukungan

moril dan materiil, terutama kakak yang selalu mebiayai pasien dari pertama

kali sakit gangguan jiwa sampai sekarang. Keluarga nampak tabah dan sabar.

2.4 OBSERVASI FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Faktor keluarga dan lingkungan yang membantu kesembuhan pasien antara

lain:

1. Dukungan dari keluarga secara terus-menerus dalam pengobatan

pasien.

Faktor yang menghambat kesembuhan pasien antara lain:

1. Ketidak patuhan pasien dalam pengobatan

2. Keadaan ekonomi yang kurang.

3. Keluarga pasien tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

penyakit ini.

4. Kurangnya kemauan keluarga untuk mendampingi pasien selama

dirawat di RSJ Menur.

2.5 TERAPI

Terapi Farmakologi

 Olanzapine 10 mg 0-0-1

 Risperidone 3 mg 1-0-1

 Trihexiphenidyl 2mg 1-0-1


18

Non farmakologi

 Psikoterapi

2.6 INTERVENSI

Pada home visite ini kami memberikan beberapa intervensi pada

pasien dan keluarga. Adapun beberapa intervensi yang kami berikan sebagai

berikut:

a. Pasien

1. Memberikan informasi tentang penyakit pada keluarga pasien,

pemeriksaan yang diperlukan, prognosis dan memberi motivasi pada

pasien untuk minum obat teratur.

2. Memotivasi pasien untuk mau memnuruti perintah orang tua yang

sudah sabar mengurus dan selalu rutin meminum obat.

3. Menyarankan pasien untuk bersosialisasi dengan lingkungan

sekitarnya,

4. Menumbuhkan kepercayaan diri pasien.

b. Keluarga

1. Keluarga berperan aktif sebagai pengawas langsung minum obat dan

memberitahukan kegunaan obat dan efek yang dapat ditimbulkan bila

obat tidak diminum

2. Keluarga bersedia mengantarkan pasien untuk kontrol rutin ke Poli atau

mengantarkan pasien bila kambuh ke RS.

3. Mengajak pasien untuk terbuka, berdiskusi baik untuk masalah-masalah

ringan, tidak membiarkan pasien sendiri, mau mendengarkan keluh


19

kesah pasien, memberikan pertimbangan yang rasional pada keinginan

pasien.

4. Membiarkan pasien beraktivitas, bekerja sesuai kemampuannya,

bersosialisasi dengan teman-teman sekitarnya dan tidak mengurung

pasien.

5. Keluarga sesekali menjenguk agar pasien tidak merasa terbuang dan

memotivasi pasien agar cepat sembuh.

6. Membimbing dan mengarahkan pasien mencari pendamping hidup

yang dapat merawat dan memahami kondisinya.

2.7 PROGNOSIS

Premorbid : Pendiam, tertutup, susah bergaul (buruk)

Onset : Kronis (buruk)

Jenis : Hebefrenik (buruk)

Usia : 36 tahun (buruk)

Pengobatan : tidak rutin (buruk)

Pencetus : tidak jelas (buruk)

Pekerjaan : Ada (baik)

Pendidikan : SMA (buruk)

Status Pernikahan : cerai (buruk)

Faktor Keturunan : Ada (buruk)

Dukungan Keluarga : ada (baik)

Sosial/Ekonomi : Menengah kebawah (buruk)

Faktor Organik : Tidak Ditemukan (buruk)


20

Kesimpulan : Dubia ad Malam


21

LAMPIRAN

Gambar 1. Gang masuk rumah pasien

Gambar 2. Bagian depan rumah pasien


22

Gambar 3. Kondisi teras rumah


23

Gambar 4. Kondisi kamar tempat tidur pasien

Gambar 5. Kondisi dapur dari rumah pasien


24

Gambar 6. Kondisi WC dan kamar mandi dari rumah pasien

Gambar 7. Kondisi tempat cuci-cuci dari rumah pasien


25

Gambar 9. Foto bersama orang tua pasien di ruang tamu

Anda mungkin juga menyukai