Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel Dan Clark
Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel Dan Clark
Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community”
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa
sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
e.Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,sehingga
dapat berfungsi laig sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat,semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
A. LATAR BELAKANG
Dahulu, pembicaraan tentang organ reproduksi selalu dianggap tabu. Jangankan untuk
konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat ( orangtua ) saja merasa malu dan
sungkan. Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat akan hal-hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi tergolong rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai macam keluhan
dan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Organ reproduksi adalah salah satu bagian terpenting dalam tubuh manusia yang
memiliki peran besar dan tergantikan oleh organ yang lain. Mengapa organ ini penting? Karena
manusia memiliki naluri alamiah, yaitu ingin memiliki keturunan, guna melestarikan jenisnya.
Dampaknya, organ reproduksi yang sehat dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya menjadi
sebuah hal yang dituju.
Pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi, sangat perlu dibahas dan diketahui oleh kaum
wanita, baik yang sudah menjadi ibu-ibu maupun bagi remaja putri, agar dapat menjaga
kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi secara benar dan bertanggung jawab.
Dengan upaya upaya penyebarluasan pengetahuan kesehatan organ reproduksi secara
massive, maka kita telah dapat disebut melakukan pencegahan secara promotif dan preventif.
B. TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan Pembuatan makalah ini adalah mengetahui upaya promotif dan
preventive melalui metode leavel & clark.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah membahas materi ini, mahasiswa diharapkan mampu . menjelaskan Health
promotion, Specific protection, Early diagnosis and Promotip treatment, Disabilitation menurut
leavel and Clark.
LANDASAN TEORI
Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu & seni mencegah penyakit,
memeperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik , mental & efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisasi untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, control infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan
medis & perawatan, untuk melakukan diagnosa dini, pencegahan penyakit & pengembanagan
aspek social, yang akan mendukung agar setiap warga masyarakat mempunyai standar kehidupan
yg kuat untuk menjaga kesehatannya.( Fitramaya Yuni, 2008. Kesehatan Reproduksi..
Yogyakarta )
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan
lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan
penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang
serta didukung oleh adanya promosi kesehatan. (iqbal-iqi.blogspot.com/2008)
Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their
health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or
group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope
with the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
adalah sebagai berikut :
“ Health promotion is programs are design to bring about “change”within people, organization,
communities, and their environment ”.
Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi
dan lingkungannya.
Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang
lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: a).dimensi aspek pelayanan
kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
1.Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi hanya dua aspek saja, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang
yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
PEMBAHASAN
Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas.
Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam
promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.
Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari
koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia
WHO (World Health Organization).
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada
masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan
dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di
kenal tiga tahap pencegahan:
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan
utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses
penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
d. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi,
terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier
e. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar
dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan
adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan
lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan dokter dan praktisi
kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan
kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy
and Annest, 1998) ialah:
BAB III
KESIMPULAN
5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark dapat dikelompokkan
menjadi ;
- Pencegahan primer, meliputi ; Promosi kesehatan (health promotion) dan Perlindungan
khusus (specific protection)
- Pencegahan sekunder, meliputi ; Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and
promt treatment) dan Pembatasan cacat (disability limitation)
- Pencegahan tersier, meliputi ; Rehabilitasi (rehabilitation)
DAFTAR PUSTAKA
Penempatan : Semester 4
PENGERTIAN/DEFINISI
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International Confederation of Midwife (ICM)
berarti seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya,
telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau memiliki
ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus dari pendidikan
bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk diregister dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau
menjalankan praktik kebidanan.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di dalam daerah tertentu,
masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health, Bidan komunitas
adalah praktisi bidan yang berbasis komunity yang harus dapat memberikan supervisi yang
dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bbl
dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang bekerja melayani
keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut ”bidan” saja.
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di institusi pelayanan
kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan
dilakukan di komunity dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan
antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan frekuensi Persalinan
prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan
Intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan
nifas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan di Indonesia dimana bidan sebagai ujung tombak
pemberi pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat
di wilayah tertentu disebut bidan komunitas (community midwife) (Syahlan, 1996 : 12). Di
Indonesia istilah “bidan komunitas” tidak lazim digunakan sebagai panggilan bagi bidan yang
bekerja di luar Rumah Sakit. Secara umum di Indonesia seorang bidan yang bekerja di
masyarakat termasuk bidan desa dikenal sebagai bidan komunitas.
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan yang bekerja di
komuniti. Pendidikan yang ada sekarang ini diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu
bekerja di desa.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan bidan A (PPB A), B (PPB B), C (PPB C) dan
Diploma III Kebidanan. PPB-A,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan SPK
(Sekolah Perawat Kesehatan). PPB-B,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan
Akademi Perawat. PPB-C, lama pendidikan 3 tahun, siswa berasal dari lulusan SMP (Sekolah
Menengah Pertama). Diploma III Kebidanan: lama pendidikan 3 tahun, berasal dari lulusan
SMU, SPK maupun PPB-A mulai tahun 1996. Kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas
disiapkan sedemikian rupa sehingga bidan yang dihasilkan mampu memberikan pelayanan
kepada ibu dan anak balita di masyarakat terutama di desa. Disamping itu Departemen
Kesehatan melatih para bidan yang telah dan akan bekerja untuk memperkenalkan kondisi dan
masalah kesehatan serta penanggulangannya di desa terutama berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak balita. Mereka juga mendapat kesempatan dalam berbagai kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah baik dilakukan oleh pemerintah maupun
oleh organisasi profesi seperti IBI. Bidan yang bekerja di desa, puskesmas, puskesmas
pembantu; dilihat dari tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. (Syahlan, 1996 : 13)
Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan
individu yang membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah
suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. ( Syahlan, 1996 : 16 )
Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah dan
sekolah.
Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak, pemeliharaan
ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok usia (gangrep).
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang
sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum (Meilani, Niken dkk,
2009 : 9).
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan
keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan
kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga
kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ú Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan martabat manusia
ÚKebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai dan didukung.Kebutuhan tersebut
berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh lingk kepercayaan, sosial dan kultural
Ú Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi seorang wanita dan keluarga adalah
berharga sehingga bidan komunitas harus menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
Ú Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah keluarga atau/kerabat
Ú Asuhan b’kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan menyeluruh dg
melihat aspek lingkungan
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak
balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. (
Syahlan, 1996 : 15 )
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian atau
kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu yang
melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan
merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu
dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas,
yaitu :
1. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya
merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang
dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain
dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan
keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah,
bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan
secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let,
spanduk dan sebagainya.
1. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas.
Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus
menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat
mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola
kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola
bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya
lebih rendah.
1. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya, perkembangan keluarga
dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil
analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat
tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan
tindakan.
1. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan
yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan
serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi informasi dan sokongan
kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi
dirinya.
1. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
1. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi
dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada
kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 :
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu bekerja dalam tim,
misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.
JARINGAN KERJA
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes,
Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235)
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan
dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing – masing, selalu berkomunikasi
dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di mana
bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di
komunitas. (Meilani, dkk, 2009 : 11)
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi
terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan
kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain,
misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
sebagainya.
Terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya di seluruh wilayah RI.
TUJUAN
Ú Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Ú Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan komunitas dalam
pemeliharaan kesehatan.
Ú Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam peningkatan derajat dan penyelenggaraan
program kesehatan masyarakat.
SASARAN
Ú Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra upaya.
Ú Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya dan sadar mutu
masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Ú Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat.
Ú Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender.
RINGKASAN
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara
paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas
merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai
penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal beserta aspek-
aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasar
adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk
diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah
suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu.
Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus menerus dan progresif
untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat tertuang dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat
2010 yang merupakan salah satu tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang
didalamnya termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan.
Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan peran dan fungsi
bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
sesuai Quality Assurance, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 %,
penanganan komplikasi obstetri 12%, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 %, pelayanan
antenatal, post natal dan neonatal menjadi 90%.
(Pro: Millus.DA, SST kuliah take home. 14042010)
HAND OUT
Semester : II (Dua)
Referensi :
Kesehatan Masyarakat (Public Health) adl ilmu & seni mencegah penyakit, memeperpanjang
hidup, meningkatkan kesh fisik & mental & efisiensi mll usaha masy yg terorganisasi unt
meningkatkan sanitasi lingk, control infeksi di masy, pendidkan individu ttg kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis & perawatan, unt diagnisa dini, pencegahan
penyakit & pengembanagan aspek social, yg akan mendukung agar setiap org di masy
mempunyai standar kehidupan yg adekuat unt menjaga keshatannya
Pendidikan Kesehatan adl suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesh.
à Mrp suatu kegiatanunt membantu individu, kelompok atau masy dlm menigkatkan
kemampuan/perilakunya, unt mencapai kesh scr optimal
Kegiatan pendidikan dg menyebarkan pesan, menanamk’ keyakinan, shg masy tdk hanya sadar,
tahu & mengerti tapi bisa melakuk’ s/ anjuran yg ada hub dg kesh.
F Nammun karena prilaku masy, sarana atau fasilitas tsb kurang atau tdk dimanfaatkan dan
dipeliharan
F Pendidikan kesehatan adl sutu upaya atau keg unt menciptakan prilaku masy yg kindusif unt
kesehtan
F Artinya pendidikan kesh berupayan agar masy menyadari atau mengetahui bagaimana cr
memelihara kesh mereka, bgmana menghindai atau mencegah hal2 yg merugikan kesh mereka,
bgmana mencegah hal2 yg merugikan kesh mereka & kesh org lain, kemana masy mencari
kesehatan bolamana sakit, dll
F Kesadaran masy diatas dsbt tingkat kesadaran / pengetahuan masy ttg kesh atau dsbt ”melek
kesehatan (healty literacy)”
F Dlm rangka perbaikan kesehatan masy, pemerintah Indonesia dlm hal ini Departemen
Kesehatan tellah menyediakan fasilitas kesh masy dlm bentuk Puskesmas
F Org tua khususnya ibu adl faktor yg sgt penting dlm mewariskan status kesh bg anak2
mereka
F Org tua yg sehat & gizinya baik akan mewariskan kesh yg baiknya pula pd anaknya, dan
sebaliknya
F oleh karena itu, penkesh diperlukan agar masy menyadari & melakukan hal2 yg dpt
mewariskan kesh yg baik pd keeturunan mereka
Dpt dilihat dr berbagai dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya, & dimensi tingkat pelayanan kesehatan
F Dlihat dr dimensi sasaran pendidikannya ;
Dlm tingkat ini dilakukan pendidikan kesehataan, mislnya dlm peningkatan gizi, kebiasaan hidup,
perbaikan sanitasi lingkungan spt penyediaan air rumah tangga yg baik, perbaikan cr
pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education,
persiapan memasuki kehiduoan pra nikah & persiapan manopause
Progam imunisasi sbg bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sgt
diperlukan terutama di negara2 berkembang.
Hal ini krn kesadaran masyarakat ttg pentingnya imunisasi sbg perlindungan thd penyakit pd
dirinya maupun anak2nya msh rendah.
Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sbg pencegahan tjdnya kecelakaan baik di tempat2
umumm maupun tempat kerja
Penggunaan kondom unt mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan & masker
saat bekerja sbg tenaga kesehatan
1. 3. Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment)
Krn rendahnya pengetahuan & kesadaran masyarakat thd kesehatan & penyakit, maka srg sulit
mendeteksi penyakit2 yg tjd masyarakat
Bahkan kdg2 masy sulit atau tdk mau diperiksa & diobati penyakitnya
Hal ini akan menyebabkan masy tdk memperoleh pelayanan kesh yg layak
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sgt diperlukan dlm tahap ini
Pemerikasaan pap smear, IVA, SADARI, sbg cara mendetesi dini penyakit kanker. Bila dgn deteksi
dini ini ditemui kelainan maka sgr dilakukan pemeriksaan diagnostik unt memastikan diagnosa
spt pemeriksaan biopsi, USG atau memmografi atau kolposcopy
1. 5. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dr suatu penyakit tertentu, kdg2 org mjd cacat unt memulihkan cacatnya tsb
kadang2 diperlukan latihan2 tertentu
Oleh krn kurangnya pengertian & kesadaran org tsb, ia tdk atau segan melakukan latihan2 yg
dianjurkan
Diamping itu org yg cacat kadang2 malu kembali ke masyarakat, srg tjd pula masyarakat tdk mau
menerima mereka sbg anggota masy yg normal
Oleh krn itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk org yg cacat tsb, ttp juga
perlu pendidikan kesh kpd masyarakat
5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark dapat dikelompokkan
menjadi ;
F Pencegahan sekunder, meliputi ; Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and
promt treatment) dan Pembatasan cacat (disability limitation)
Adapun skema dr ketiga upaya pencegahan itu dpt dilihat pd gambar berikut ini ;
KHUSUS
DIAGNOSA
DINI
REHABILITASI
& PENGOBATAN
SEGERA
DISABILITY
LIMITATION
Fase sebelum org sakit, yg ditandai gn adanya keseimbangan antara gen (kuman, penyakit,
bahan berbahaya) host/tubuh org dan lingkungan
Fase orang mulai sakit, yg akhirnya sembuh atau sakit
PROSES KELUARAN
Adl indiv, klp, klg & masya yg akan menjadi sasaran didik.
~ lingkungan belajar
~ Perangkat pendidikan
~ Tenaga kesehatan
* PREDISPOSSING FACTOR
Merupakan msl internal yg ada pd diri individu, klg, klp dan masya meliputi :
penget
sikap
nilai
persepsi
* ENABLING FACTOR
* REINFORCEMENT FACTOR
Yang menguatkan prilaku seperti sikap, ketrampilan petugas, or-tu, teman dekat dsb.
Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya, dimana, siapa penderitanya, bagaimana
terjadinya, kapan hal itu terjadi, apakah ada kaitannya dgn musim atau periode tertentu
Mengapa hal itu lebih mudah tjd pd org tertentu, faktor apa yg meningkatkan kejadian (faktor
resiko) dan faktor apa yg menurunkan kejadian (faktor protektif)
Atas daser kedua langkah terdahulu, dpt dirancang upaya yg perlu dilakukan untuk mencegah
tjdnya masalah, menganggulangi dgn segera penderita & melakukan upaya penyembuhan &
pendampingan unt menolong korban & menilai keberhasilan tindakan itu dlm mencegah &
menaggulangi masalah
Setelah diketahui intervensi yg efektif tindakan selanjutnya bgmana melaksanakan intervensi itu
di berbagai tempat dan setting & mengembangkan sumber daya untuk melaksanakannya
Apa masalahnya
Masalah Response