Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Aedes

Aegypti (Depkes,2003). Indonesia terdapat 2 spesies vektor DBD yakni Aedes

Aegypti dan Aedes Albopictus, namun peran penularan lebih besar oleh Aedes

Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti adalah kunci dari penularan DBD sehingga

penanggulangan dan pencegahan penyakit DBD di tunjukkan pada

pengendalian nyamuk Aedes Aegypti.


Tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti berupa genangan-genangan air

pada suatu wadah tidak beralaskan tanah disebut kontainer oleh karena itu

beberapa larva di suatu wilayah dapat dijadikan indikator terdapatnya populasi

nyamuk Aedes Aegypti di wilayah tersebut.


Lingkungan yang terjaga kebersihannya, memungkinkan masyarakat

terhindar dari berbagai macam penyakit. Tetapi lingkungan yang bersih, hanya

bisa dihitung dengan jari dibandingkan dengan lingkungan yang tidak terjaga

kebersihannya. (Aniati.2008).
Tindakan manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu

dengan lingkungan sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk

hidup. (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990) dalam hal ini rumah sebagai

tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti, misal menggantung pakaian,

menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan lain-lain.

Masalah kesehatan Penting Di Indonesia dan sering menimbulkan suatu

letusan Kejadian Luar Biasah (KLB) dengan kematian yang besar adalah

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini di temukan hampir di


seluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik, baik

penyakit endemik maupun penyakit epidemik.


Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim

pancaroba, khususnya bulan januari di awal tahun seperti sekarang ini. Pada

tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34

provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal

dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnnya, yakni

tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah

kasus meninggal sebanyak 871 penderita. (Kemenkes.2015).


Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan

menunjukkan bahwa pada tiga tahun terakhir desa yang endemis di

Kecamatan Wiradesa hanya desa Pekuncen pada tahun 2012 terjadi 1 kasus

tahun 2013 terjadi 2 kasus dan tahun 2014 terjadi 2 kasus


1.2.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor lingkungan dan perilaku yang berhubungan

dengan kejadian DBD di Pekuncen


2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan keadaan kontainer, ketersediaan kawat kasa,

perilaku masyarakat dan frekuensi pengurasan bak mandi.


b. Mengetahui hubungan antara ketersediaan kontainer yang tidak

terlindungi dengan kejadian DBD.


c. Mengetahui hubungan antara penggunaan kawat kasa pada

ventilasi dengan kejadian DBD


d. Penggunaan kelambu dengan kejadian DBD
e. Pemakaian anti nyamuk dengan kejadian DBD
f. Menggantung pakaian dengan kejadian DBD
g. Mengetahui frekuensi pengurasan bak mandi dengan kejadian

DBD
1.4. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
a. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD).
b. Merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menambah wawasan

pengetahuan.
2. Manfaat bagi unuversitas
a. Sebagai salah satu bentuk Tri Dharma perguruan tinggi.
b. Membidik dan melatih mahasiswa dalam mengamalkan ilmu yang

telah diperoleh dalam perkuliahan


3. Manfaat bagi instansi terkait
a. Menambah bahan referensi di perpustakaan yang dapat digunakan

oleh peneliti lain atau sebagai bahan rujukan oleh peneliti lain apabila

ingin melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama.


b. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.


4. Manfaat bagi tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, khususnya bagi dinas

kesehatan kabupaten pekalongan dalam penentuan arah kebijakan program

penanggulangan penyakit menular khususnya demam berdarah dengue

(DBD).
5. Manfaat bagi masyarakat
a. Meningatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit demam

berdarah dengue.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan

dan tanggap terhadap penyakit demam berdarah dengue.


1.5. Ruang lingkup penelitian
1. Lingkup keilmuan
Penelitian ini merupakan penelitian dibidang kesehatan khususnya.

Sesuai dengan penelitian, penelitian ini termasuk dalam epidemiologi

penyakit menular.
2. Lingkup masalah
Penelitian ini mempunyai lingkup masalah hanya dibatasi oleh faktor

lingkungan dan perilaku sehari-hari yang berhubungan dengan kasus

penyakit demam berdarah dengue.


3. Lingkup metode
Metode ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan

desain penelitian cross-secsional.


4. Lingkup lokasi
Penelitian ini di laksanakan di Desa Pekuncen Kecamatan Wiradesa

Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi DBD
1. Definisi penyakit DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue yang di tularkan dari orang ke orang melalui

gigitan nyamuk Aedes Aegypty, nyamuk Aedes Aegypty merupakan vektor

yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes Albopictus juga dapat

menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di

seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki ketinggian

1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD banyak dijumpai di

daerah tropis dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasah (KLB).

(Kemenkes.2015)
2.

Anda mungkin juga menyukai