Anda di halaman 1dari 5

FARMAKOTERAPI

 Nutrisi adalah proses tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan
jaringan tubuh.
 Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan.
PEMBERIAN NUTRISI
 Diet oral
Pemberian nutrien kepada tubuh secara alami melalui mulut. Diet oral terdiri atas diet kuratif (tambahan)
dan preventif (pencegahan).
 Nutrisi enteral
Pemberian nutrisi kepada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral.
Nutrisi diberikan kepada pasien melalui tube ke dalam lambung (nasogastric tube (NGT)), atau jujenum.
Pemberian dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan pompa mesin. Rute pemberian EN diantaranya
melalui nasogastric, transpilorik, perkutan. EN diindikasikan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak cukup
makan untuk memenuhi persyaratan gizi dimana saluran pencernaan pasien tersebut masih berfungsi.
Keuntungan EN atau nutrisi enteral termasuk menjaga fungsi dan struktur saluran cerna, memperkecil
jumlah komplikasi infeksi dan metabolik, dan mengurangi biaya. EN dikontraindikasikan untuk pasien dengan
obstruksi mekanik saluran cerna, peritonitis difus, diare parah yang mengganggu penanganan metabolik,
hemorrhage saluran cerna yang parah, muntah yang tak terkendali, pseudo obstruksi intestinal yang kornik, atau
malabsorpsi yang parah
 Nutrisi parenteral
Pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 yaitu nutrisi parenteral total dan nutrisi
Parenteral Parsial.
1. Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) merupakan pemberian nutrisi melalui intravena
dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak
dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E
1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid
2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial ) merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi
melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairannya
yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.

MACAM_MACAM
- Kekurangan gizi biasanya hasil dari kelaparan (asupan gizi tidak mencukupi), gangguan penyerapan nutrisi
atau mengubah metabolisme (penggunaan nutrisi tidak tertelan). Perubahan dalam metabolisme nutrien ada
ketika sel telah mengubah tuntutan substrat atau penggunaan, seperti cachexia berkaitan dengan kondisi
peradangan atau neoplastic.
- Malnutrisi : protein kalori dapat digolongkan sebagai marasmus, busung lapar atau campuran
marasmus/busung lapar.
- Berikut ini beberapa penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi:
- Kwashiorkor
- Kwashiorkor terjadi karena tidak cukupnya asupan protein dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Protein diperlukan untuk memperbaiki sel, membuat sel baru, serta penting untuk pertumbuhan selama
masa kanak-kanak dan kehamilan. Penyakit malnutrisi ini paling umum menimpa anak-anak dan terjadi di
negara-negara berkembang.
- Gejala-gejala penyakit kwashiorkor antara lain merasa kelelahan, warna kulit dan rambut berubah menjadi
oranye kemerah-merahan/kuning/putih, sistem kekebalan tubuh rusak, hilangnya massa otot,
pembengkakan di bawah kulit (edema), mudah marah, susah menambah berat badan dan tinggi, perut
buncit, kulit beruam, hingga syok.
- Kwashiorkor dapat dicegah dan ditangani dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein seperti daging,
susu, keju, ikan, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Marasmus
- Marasmus disebabkan oleh kekurangan hampir semua nutrisi dan sumber tenaga, terutama protein, karbohidrat, dan
lipid (zat kemak). Marasmus dapat menimpa anak-anak dan orang dewasa serta menyebabkan kematian jika tidak
diobati. Ciri-ciri seseorang terkena marasmus antara lain tubuh kurus kering hanya tinggal kulit dan tulang yang
menonjol (tulang iga dan bahu menonjol, kulit lengan atas, paha, dan bokong kendur), wajah seperti orang yang sudah
tua.
- Beri-beri
- Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Ada dua jenis beri-beri, yaitu beri-beri basah dan
beri-beri kering. Beri-beri basah memengaruhi sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Ciri-ciri dari
beri-beri basah di antaranya bangun tidur di malam hari dengan sesak napas, denyut jantung meningkat, sesak napas
saat beraktivitas, dan kaki bagian bawah bengkak. Sedangkan beri-beri kering memengaruhi sistem saraf. Tanda -
tandanya adalah susah berjalan, kaki dan tangan mati rasa atau kesemutan, fungsi otot kaki bagian bawah menurun,
nyeri, kesulitan bicara, muntah, dan mata bergerak-gerak terus (nistagmus).
- Vitamin B1 terlibat dalam fungsi sistem saraf dan otot, aliran elektrolit menuju ke dalam dan keluar sel-sel saraf dan
otot, pencernaan, dan metabolisme karbohidrat. Agar tidak terserang beri-beri, konsumsilah makanan kaya vitamin B1
seperti susu, biji-bijian, gandum, jeruk, daging babi, daging sapi, ragi, kacang-kacangan, beras, dan sereal dari biji-
bijian utuh.
- Scurvy
- Penyakit malnutrisi ini akibat tubuh kekurangan vitamin C (asam askorbat). Vitamin C penting bagi tubuh untuk
membuat kolagen (sejenis protein yang ditemukan dalam jaringan kulit, pembuluh darah, tulang dan tulang rawan).
Ciri-ciri penyakit scurvy termasuk nyeri otot dan sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan
dan pembengkakan pada gusi, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, diare, napas cepat, dan demam.
- Vitamin C bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan seperti kentang, asparagus, brokoli, tomat, kiwi, stroberi,
lemon, jeruk, limau, kubis, paprika, bayam, wortel, pepaya, jambu merah (guava) atau hati dan tiram.
- Anemia
- Anemia akibat kekurangan zat besi. Zat besi digunakan untuk memproduksi sel darah merah, yang membantu
menyimpan dan membawa oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah sedikit, organ dan jaringan
tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup.
- Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi kesemutan di kaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung cepat, kuku
rapuh, nyeri dan radang lidah, tangan dan kaki dingin, pusing atau sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas, tubuh
lemah, dan kulit pucat. Anemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau makan makanan yang kaya
akan zat besi seperti kismis, telur, daging, ikan, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, beras merah, dan sayuran berdaun
hijau tua.
- Kebanyakan masalah yang disebabkan oleh malnutrisi akan berhenti setelah kekurangan nutrisi diatasi. Namun, ada
pula yang menimbulkan efek samping berkepanjangan. Ini biasanya terjadi ketika malnutrisi sudah parah dan
berlangsung lama. Oleh karena itu sebaiknya cegah penyakit malnutrisi dengan mengonsumsi asupan yang kaya gizi.

Obesitas
Individu yang "gemuk" sebagai anak-anak cenderung tetap kelebihan berat badan sebagai adults.1,16 Berbeda
dengan tubuh
berat badan, tubuh orang dewasa indeks massa (BMI) tidak baik diprediksi dari berat badan anak. Anak-anak paling
gemuk memiliki risiko tertinggi dewasa kegemukan. Namun, orang dewasa paling gemuk belum lemak pada usia
sebelumnya:
Hanya 17% dan 18% dari laki-laki 33 tahun gemuk dan wanita, masing-masing, sudah gemuk pada usia 7 tahun.
Sebaliknya, awal masa dewasa mungkin menjadi waktu yang penting untuk intervensi untuk mencegah obesitas di
masa depan;
obesitas meningkat prevalensi dari 2% menjadi 11% pada laki-laki dan dari 3% sampai 12% pada wanita selama
periode 10-tahun antara usia 23 dan 33 years.
Sejumlah komplikasi dapat timbul akibat obesitas, bahkan beberapa di antaranya membahayakan nyawa. Beberapa
contoh komplikasi yang cukup serius tersebut di antaranya stroke, penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker
usus, dan kanker payudara.
Selain akibat makanan tinggi kalori dan kurangnya melakukan olahraga, obesitas juga bisa terjadi karena:
 Faktor keturunan (genetik)
 Efek samping obat-obatan (antidepresan, obat antiepilepsi, kortikosteroid, dan diabetes)
 Komplikasi dari penyakit tertentu (sindrom Cushing dan hipotiroidisme)

FAKTOR RESIKO
 Kekurangan makanan: ini umum di kalangan golongan berpenghasilan rendah serta mereka
yang tuna wisma.
 Mereka mengalami kesulitan makan karena gigi yang menyakitkan atau lesi lain menyakitkan
mulut. Mereka dengan disfagia atau kesulitan menelan adalah juga beresiko kekurangan gizi. Hal
ini dapat disebabkan oleh penyumbatan di tenggorokan atau mulut atau luka di mulut.
 Hilangnya nafsu makan. Penyebab umum kehilangan nafsu makan termasuk kanker, tumor,
depresif penyakit dan lain penyakit mental, penyakit hati atau ginjal, infeksi kronis dll.
 Orang-orang dengan pengetahuan yang terbatas tentang gizi cenderung mengikuti diet yang
tidak sehat dengan tidak cukup gizi, vitamin dan mineral dan beresiko kekurangan gizi.
 Mereka yang penyalahgunaan obat atau pecandu alkohol kronis.
 Orang-orang dengan gangguan makan seperti anorexia nervosa mengalami kesulitan
mempertahankan gizi yang memadai. masalah kesehatan jiwa yang mana pengidapnya terobsesi
untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika mereka terlihat gemuk. Saking takutnya, mereka
bahkan selalu menganggap tubuhnya masih kurang kurus atau masih gemuk meski kenyataannya
tidak seperti itu.
 Orang-orang dengan penyakit pencernaan seperti ulcerative colitis atau penyakit Crohn atau
malabsorption sindrom mengalami kesulitan dalam asimilasi nutrisi dari makanan dan mungkin
menderita kekurangan gizi.

TUJUAN TERAPI
 Skrining Nutrisi
Skrining nutrisi adalah proses yang cepat dan sederhana yang dapat dilakukan di rumah oleh pasien atau
profesional kesehatan rumah, di fasilitas perawatan jangka panjang, di Klinik rawat jalan, atau di rumah sakit.
Pemeriksaan gizi memiliki cara sistematis untuk mengidentifikasi individu yang kelebihan berat badan, obesitas,
kurang gizi, atau berisiko untuk kekurangan gizi, dan untuk memprediksi kemungkinan mereka sebagai hasilakibat
dari faktor gizi. Faktor risiko untuk gizi mencakup keadaan penyakit, kondisi rumit, pengobatan, atau kondisi sosial
ekonomi yang dapat mengakibatkan asupan nutrisi berkurang, metabolisme diubah, dan / atau malabsorpsi.
Program skrining rumah sakit juga harus mengidentifikasi pasien yang menerima dukungan nutrisi khusus (nutrisi
enteral atau parenteral) sebelum masuk.
Untuk pasien rawat inap, proses penyaringan nutrisi yang menggunakan kriteria lembaga-ditentukan harus
dilakukan dalam waktu 24 sampai 72 jam penerimaan. Pasien awalnya bertekad untuk menjadi "tidak berisiko"
harus dievaluasi ulang setiap 7 sampai 14 hari untuk mendeteksi penurunan status gizi sekunder terhadap
perubahan asupan makanan atau kondisi klinis.

 Penilaian gizi komprehensif


adalah langkah pertama dalam merumuskan rencana perawatan gizi pasien tertentu. Penilaian gizi memiliki
empat tujuan utama:
(a) identifikasi keberadaan faktor yang terkait dengan peningkatan risiko mengembangkan kekurangan
gizi, termasuk gangguan yang dihasilkan dari makro atau mikro kekurangan (gizi), obesitas (kelebihan gizi), atau
metabolisme terganggu
(b) penentuan risiko komplikasi terkait malnutrisi (gizi buruk)
(c) pembentukan gizi diperkirakan kebutuhan; dan
(d) Pembentukam parameter dasar petrtimbangan untuk mengukur hasil terapi nutrisi
Penilaian gizi yang komprehensif harus mencakup medis, bedah dan diet sejarah terfokus makanan yang penting,
pemeriksaan fisik fokus nutrisi termasuk anthropometrics dan pengukuran laboratorium. Penilaian nutrisi
memberikan dasar untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien dan jenis yang optimal dan waktu intervensi gizi.

FARMAKOLOGI
OBESITAS

GASTROINTESTINAL LIPASE INHIBITOR


ORLISTAT
Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal dengan cara menghambat pembentukan
asam lemak bebas dari trigliserida makanan, sehingga absorpsi lemak makanan menurun dan berat badan
dapat berkurang. Obat ini sangat sedikit diabsorpsi dan digunakan dengan makanan yang mengandung lemak
agar menunjukkan hasil yang diinginkan.

Penurunan berat badan yang terjadi pada pasien yang mengonsumsi orlistat mungkin disebabkan karena
individu tersebut mengurangi asupan lemak mereka untuk menghindari efek gastrointestinal parah seperti
steatorrhea. Suplemen vitamin (terutama vitamin D) dapat diberikan jika terjadi kekurangan vitamin larut
lemak. Orlistat tidak dapat diberikan lebih lama dari 2 tahun karena kurangnya pengalaman dalam kurun
waktu tersebut.

NORADRENERGIC SEROTONIN AGENT


SIBRUTAMIN
Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa kenyang dan menekan nafsu makan dan
mengurangi asupan kalori oleh karena efek anoreksan yang dikandung oleh obat ini. Selain itu, sibutramin
juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi kecepatan metabolisme yang turun terkait penurunan
berat badan.

Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki nafsu makan yang sulit dikendalikan, suka
mengemil, sering makan di malam hari, memerlukan penurunan berat badan dalam waktu singkat untuk alasan
medis, memiliki kadar HDL rendah, atau tidak memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan sibutramin
(terutama kelainan jantung atau tekanan darah tinggi).

NORADRENERGIC AGENT
Phendimetrazine
Stimulan adrenergik yang bekerja sentral menekan nafsu makan dan meningkatkan pemakaian energi melalui aktivitas
simpatetik umum.

Cannabinoid Reseptor agen


RIMONABANT
yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan
selera makan dan menurunkan BB.

Anda mungkin juga menyukai