Anda di halaman 1dari 11

INTERPRETASI DATA KLINIK

No Parameter Definisi Angka normal Implikasi klinik


1 WBC (White Komponen dalam darah yang berfungsi Nilai normal : 3200 –  Peningkatan : indikasi penyakit leukimia
Blood Cell) untuk memerangi infeksi akibat virus, 10.000/mm3  Penurunan :indikasi penyakit leukopenia
bakteri atau proses metabolik tosik. SI : 3,2 – 10,0 x 109/L
2 Neutrofil Leukosit yang paling banyak. Neutrofil Segment : 36% - 73% SI  Peningkatan : indikasi neutrofilia
berfungsisebagai pertahanan terhadap invasi unit : 0,36 – 0,73  Penurunan : indikasi neutropenia
mikroba melalui fagositosis Bands : 0% - 12% SI unit
: 0,00 – 0,12
3 Eosinofil Eosinofil memiliki kemampuan memfagosit, 0% - 6%  Peningkatan jumlah eosinofil lebih dari 6%
eosinofil aktif terutama pada tahap akhir atau jumlah absolut lebih dari 500
inflamasi ketika terbentuk kompleks mengindikasikan terjadinya eosinofilia
antigen-antibodi. Eosinofil juga aktif pada  Penurunan : indikasi eosipenia
reaksi alergi dan infeksi parasit

4 Basofil Sel basofil mensekresi heparin dan histamin. 0% - 2%  Peningkatan : indikasi basofilia
Jaringan basofil disebut juga mast sel.  Penurunan : indikais basopenia

5 Monosit Sel darah yang terbesar, berfungsi sebagai 0%-11%  Peningkatan : indikasi monositosis
lapis kedua pertahanan tubuh, dapat  Penurunan : indikasi monositopenia
memfagositosis dengan baik dan termasuk
kelompok makrofag. Manosit juga
memproduksi interferon.
6 Limfosit Sel darah putih kedua paling banyak 15% - 45%  Peningkatan : indikasi Limfositosis
jumlahnya. Sel ini kecil dan bergerak ke  Penurunan : indikasi limfopenia
daerah inflamasi pada tahap awal dan tahap
akhir proses inflamasi.
7 Platelet Platelet (Trombosit) adalah elemen terkecil 170 – 380. 103/mm3  Peningkatan : indikasi Trombositosis
Dalam pembuluh darah SI : 170 – 380. 109/L  Penurunan : indikasi Trombositopenia
8 Hematokrit Hematokrit menunjukan persentase sel darah Pria : 40% - 50 % SI unit :  Peningkatan : indikasi eritrositosis,
merah tehadap volume darah total 0,4 - 0,5 dehidrasi, kerusakan paru-paru kronik,
Wanita : 35% - 45% SI polisitemia dan syok
unit : 0.35 - 0,45  Penurunan : indikasi anemia, reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan
banyak darah danhipertiroid
9 Hemoglobin Komponen yang berfungsi sebagai alat Pria : 13 - 18 g/dL  Peningkatan: indikasi hemokonsentrasi
transportasi oksigen (O2) dan karbon SI unit : 8,1 - 11,2 (polisitemia, luka bakar), penyakit paru-
dioksida (CO2). mmol/L paru kronik, gagal jantung kongestif
Wanita: 12 - 16 g/dL  Penurunan : indikasi anemia (terutama
SI unit : 7,4 – 9,9 anemia karena kekurangan zat besi), sirosis,
mmol/L hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan
asupan cairan dan kehamilan
10 RBC (Red Blood Berfungsi mengangkut oksigen dari paru-  Pria: 4,4 - 5,6 x 106  Peningkatan : indikasi glomerulonefritis,
Cell) paru ke sel/mm3 vaskulitis, obstruksiginjal atau penyakit
jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 mikroemboli, atau proteinuria
jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb. sel/L  Penurunan : indikasi anemia, leukemia,
 Wanita: 3,8-5,0 x 106 penurunan fungsi ginjal, talasemia, dan
sel/mm3 lupus eritomatosus
SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 •
sel/L
11 MCH Nilai yang mengindikasikan berat Hb rata- 28– 34 pg/ sel  Peningkatan : indikasi anemia makrositik
rata di  Penurunan : indikasi anemia mikrositik.
dalam sel darah merah, dan oleh karenanya
menentukan kuantitas warna
(normokromik, hipokromik, hiperkromik)
sel darah merah.
12 MCV Indeks untuk menentukan ukuran sel darah 80 – 100 (fL)  Peningkatan : indikasi penyakit hati,
merah. MCV alcoholism, terapi antimetabolik,
menunjukkan ukuran sel darah merah kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi
tunggal apakah sebagai Normositik valproat, disebut juga anemia makrositik.
(ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil <  Penurunan : indikasi anemia kekurangan
80 fL), atau Makrositik (ukuran besi, anemia pernisiosa dan talasemia,
kecil >100 fL). disebut juga anemia mikrositik
13 Protombin time Mengukur secara langsung kelainan secara 10 – 15 detik  Peningkatan : indikasi defisiensi faktor
(Pt) potensial dalam sistem tromboplastin ekstrinsik, defisiensivit.K,
tromboplastin ekstrinsik (fibrinogen, DIC (disseminated intravascular
protrombin, faktor V, VII dan X). coagulation), hemorrhragia padabayi baru
lahir, penyakit hati, obstruksi bilier,
absorpsi lemak yang buruk,lupus,
intoksikasi salisilat.
 Protombin time menurun apabila konsumsi
vit.K meningkat
14 INR Menstandarkan nilai PT antar laboratorium. 0,8 – 1,2  Peningkatan : defisiensi faktor
Digunakan untuk memantau tromboplastin ekstrinsik, defi siensivit.K,
penggunaan warfarin DIC (disseminated intravascular
coagulation), hemorrhragia padabayi baru
lahir, penyakit hati, obstruksi bilier,
absorpsi lemak yang buruk,lupus,
intoksikasi salisilat.
 Nilai menurun apabila konsumsi vit.K
meningkat
(implikasi klinik sama dengan PT)

No. Parameter Definisi Nilai Normal Impilkasi


1. Sodium Natrium merupakan kation 135 – 144 mEq/L  Hiponatremia : hipovolemia (kekurangan cairan tubuh),
yang banyak terdapat di dalam euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan tubuh).
cairan ekstraseluler. Berperan SI unit : 135 – 144  SIADH (Syndrome of Inappropriate Antidiuretik Hormon)
dalam memelihara tekanan mmol/L menunjukan peningkatan cairan tubuh dan hyponatremia.
osmotik, keseimbangan asam- Penyebab : tumor dan beberapa obat (diuretik tiazid,
basa dan membantu rangkaian klorpropamid, karbamazepin, klofi brat, siklofosfamid)
transmisi impuls saraf. berhubungan dengan beberapa penyakit paru-paru (TBC,
Konsentrasi serum natrium Pneumonia).
diatur oleh ginjal, sistem saraf  Cystic fibrosis dapat menjadi hiponatremia akibat peningkatan
pusat (SSP) dan sistem kehilangan natrium melalui keringat.
endokrin.  Hipernatremia. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor
dehidrasi, aldosteronism, diabetes insipidus dan diuretik osmotik.
Umumnya, rasa haus pada hipernatremia merupakan mekanisme
pertahanan utama untuk mencegah hipertonisitas. Oleh karena
itu, hipernatremia terutama terjadi pada pasien yang tidak dapat
asupan cairan secara adekuat (seperti pada pasien yang hilang
kesadaran dan bayi).
2. Potassium Kalium merupakan kation Usia 0 - 17 tahun :  Hiperkalemia : penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal,
utama yang terdapat di dalam 3,6 - 5,2 mEq/L kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison,
cairan intraseluler,(bersama SI unit : 3,6 - 5,2 diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.
bikarbonat) berfungsi sebagai mmol/L  Hipokalemia : konsentrasi kalium dalam serum darah kurang dari
buffer utama. Lebih kurang 3,5 mmol/L. Kondisi hipokalemia akan lebih berat pada diare,
80% - 90% kalium dikeluarkan Usia ≥ 18 tahun : muntah, luka bakar parah, aldosteron primer, asidosis tubular
dalam urin melalui ginjal. 3,6 – 4,8 mEq/L ginjal, diuretik, steroid, cisplatin, tikarsilin, stres yang kronik,
SI unit :3,6 – 4,8 penyakit hati dengan asites, terapi amfoterisin.
mmol/L
3. Klorida Anion klorida terutama 97 - 106 mEq/L  Penurunan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena
terdapat di dalam cairan muntah, gastritis, diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan,
ekstraseluler. Klorida berperan SI unit : 97 - 106 diabetik asidosis, infeksi akut.
penting dalam memelihara mmol/L  Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena
keseimbangan asam basa tubuh dehidrasi, hiperventilasi, asidosis metabolik dan penyakit ginjal.
dan cairan melalui pengaturan
tekanan osmotis.
4. CO2 Produk limbah berupa gas yang 22 - 32 mEq/L  Kelebihan CO2 dapat terjadi pada muntah yang parah, emfisema,
dihasilkan dari metabolisme sel dan aldosteronisme
dalam tubuh SI unit : 22 - 32  Kekurangan CO2 dapat terjadi pada gagal ginjal akut, diabetik
mmol/L asidosis dan hiperventilasi
 Peningkatan dan penurunan dapat terjadi pada penggunaan
nitrofurantoin
5. Glukosa Glukosa dibentuk dari hasil ≥ 7 tahun : 70-100  Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa
penguraian karbohidrat dan mg/dL (nilai puasa >120 mg/dL) dapat menyertai penyakit cushing
perubahan glikogen dalam hati. (muka bulan), stres akut, feokromasitoma, penyakit hat kronik,
Pemeriksaan glukosa darah SI unit : 3,89-5,55 defisiensi kalium, penyakit yang kronik, dan sepsis.
adalah prosedur skrining yang mmol/L  Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh
menunjukkan ketidakmampuan kadar insulin yang berlebihan atau penyakit Addison.
sel pankreas memproduksi 12 bulan – 6 tahun :  Obat-obat golongan kortikosteroid dan anesetik dapat
insulin, ketidakmampuan usus 60-100 mg/dL meningkatkan kadar gula darah menjadi lebih dari 200 mg/dL.
halus mengabsorpsi glukosa,  Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140
ketidakmampuan sel SI unit : 3,33-5,55 mg/dL, perlu dicurigai adanya diabetes mellitus.
mempergunakan glukosa mmol/L  Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya
secara efisien, atau glukosa pada urin membantu menentukan masalah glukosa dalam
ketidakmampuan hati ginjal pasien.
mengumpulkan dan
memecahkan glikogen.
6. BUN Urea dihasilkan sebagai produk 2.5 – 8.0 mmol/L  Penuruna kadar : Kerusakan hati yang parah, diet rendah protein,
akhir metabolisme protein dan hidrasi yang berlebihan, malnutrisi, pengaruh obat seperti
diekresikan melalui ginjal. Fenotiazin
Peningkatan kadar nitrogen  Peningkatan kadar : Dehidrasi, asupan tinggi protein, pendarahan
urea darah (blood urea gastrointestinal, gagal prarenal, gagal ginjal, sepsis, pengaruh
nitrogen: BUN) dapat menjadi obat: Obat nefrotoksik; diuretik (furosemid, triamteren,
indikasi terjadinya dehidrasi, etakrinat); antibiotik (gentamisin, kanamisin, kloramfenikol,
gagal prarenal atau gagal neomisin, vankomisin), metildopa, guenetidin, sulfonamid,
ginjal. propanolol, morfin, lithium karbonat, salisilat.

NO Parameter Definisi Angka normal Implikasi klinis


1. Kreatinin Kreatinin adalah produk antara hasil Nilai normal : 0,6 – 1,3mg/dL  Konsentrasi kreatinin serum meningkat
peruraian kreatinin otot dan SI : 62-115 μmol/L disebabkan oleh nefritis, penyumbatan
fosfokreatinin yang diekskresikan saluran urin, penyakit otot atau dehidrasi
melalui ginjal. Produksi kreatinin akut.
konstan selama masa otot konstan.  Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat
Penurunan fungsi ginjal akan distropi otot, atropi, malnutrisi atau
menurunkan ekskresi kreatinin. penurunan masa otot akibat penuaan.
 Konsentrasi kreatinin serum bergantung pada
berat, umur dan masa otot
 Kreatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan
fungsi ginjal yang menurun 50 %- 30 % dari
fungsi ginjal normal.
2. Kalsium  Kation kalsium terlibat dalam Nilai normal : 8,8 –  Hiperkalsemia terutama terjadi akibat
kontraksi otot, fungsi jantung, 10,4mg/dL hiperparatiroidisme atau neoplasma (kanker).
transmisi impuls saraf dan SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L
pembekuan darah.  Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh
 Lebih kurang 98-99% dari hiperfosfatemia, alkalosis, osteomalasia,
kalsium dalam tubuh terdapat penggantian kalsium yang tidak mencukupi,
dalam rangka dan gigi. penggunaan laksatif, furosemide, dan
 50% dalam bentuk ion bebas dan pemberian kalsitonin.
sisanya terikat dengan protein
3. Phospor  Fosfat dibutuhkan untuk Pria  Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan
pembentukan jaringan tulang, 0-5 tahun : 4-7 mg/dL fungsi ginjal, uremia, kelebihan asupan
metabolisme glukosa dan lemak, SI unit:1,29-2,25 mmol/L fosfat, hipoparatiroidisme, hipokalsemia,
pemeliharaan keseimbangan 6-13 tahun: 4-5,6 mg/dL kelebihan asupan vitamin D, tumor tulang,
asam-basa serta penyimpanan SI unit : 1,29-1,80 mmol/L respiratori asidosis, asidosis laktat dan terapi
dan transfer energi dalam tubuh 14-16 tahun:3,4-5,5 mg/dL bifosfonat.
SI unit 1,09-1,78 mmol/L
17-19 tahun: 3-5 mg/dL  Hipofosfatemia dapat terjadi pada
SI unit: 0,97-1,61 mmol/L hiperparatiroidisme, rickets, koma diabetik,
≥20 tahun: 2,6-4,6 mg/dL hyperinsulinisme, pemberian glukosa iv
SI unit: 0,89-1,48 mmol/L secara terus menerus pada nondiabetik,
antasida, tahap-tahap diuretik pada luka bakar
Wanita parah dan respiratori alkalosis.
0-5 tahun: 4-7 mg/dL
SI unit :1,29-2,25 mmol/L
6-10 tahun: 4,2-5,8 mg/dL
SI unit: 1,35-1,87 mmol/L
11-13 tahun: 3,6-5,6 mg/dL
SI unit : 1,16-1,8 mmol/L
14-16 tahun: 3,2-5,6 mg/dL
SI unit : 1,03-1,8 mmol/L
≥17 tahun: 2,6-4,6 mg/dL
SI unit: 0,84-1,48 mmol/L
4. Asam urat Asam urat terbentuk dari penguraian Nilai normal :  Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia,
asam nukleat Pria : limfoma, syok, kemoterapi, metabolit
≥ 15 tahun : 3,6 - 8,5mg/dL asidosis dan kegagalan fungsi ginjal yang
SI unit : 214 - 506 μmol/L signifikan akibat penurunan ekskresi atau
Wanita : peningkatan produksi asam urat.
> 18 tahun: 2,3 – 6,6 mg/dL
SI unit : 137 – 393 μmol/L  Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak
bermakna secara klinik.
5. Magnesium Magnesium sebagai sumber energi, Nilai normal: 1,7 - 2,3 mg/dL  Defi siensi magnesium dapat menyebabkan
selain itu juga berperan dalam SI unit : 0,85 – 1,15 mmol/L hipokalemia yang tidak jelas dan
metabolisme karbohidrat, sintesis menyebabkan iritabilitas neuromuskular yang
protein, sintesis asam nukleat dan parah
kontraksi otot  Peningkatan magnesium dapat memberikan
efek sedatif, menekan aktivitas jantung dan
neuromuskular
 Untuk mencegah aritmia, pemberian
magnesium sulfat i.v tidak lebih dari 2 g/jam
 Hipomagnesia menyebabkan aritmia
ventrikuler.
6. Kolesterol  Kolesterol adalah metabolit yang 0 – 200 mg/dL  Nilai LDL tinggi dapat terjadi pada penyakit
mengandung lemak sterol pembuluh darah koroner atau hiperlipidemia
ditemukan pada membran sel dan bawaan.
disirkulasikan dalam plasma  Penurunan LDL dapat terjadi pada pasien
darah. dengan hipoproteinemia atau alfa-beta-
 Sejenis lipid yang merupakan lipoproteinemia.
molekul lemak.  Peningkatan HDL dapat terjadi pada
 Kolesterol secara umum terbagi alkoholisme, sirosis bilier primer, tercemar
menjadi LDL, HDL, Trigliserida. racun industri atau poliklorin hidrokarbon,
selain itu pada pasien yang menggunakan
klofi brat, estrogen, asam nikotinat,
kontrasepsi oral dan fenitoin.
 Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada
kasus fi brosis sistik, sirosis hati, DM,
sindrom nefrotik, malaria dan beberapa
infeksi akut, selain itu pada pasien yang
menggunakan probucol, hidroklortiazid,
progestin dan infus nutrisi parenteral.
7. Total Serum Serum protein meupakan salah satu 6,6 – 8,7 g/dl  PENURUNAN KADAR disebabkan oleh :
Protein dari tiga jenis protein di dalam tubuh malnutrisi berkepanjangan, kelaparan, diet
yang terbentuk dari asam amino rendah protein, sindrom malabsorbsi, kanker
berupa larutan koloidal di dalam gastrointestinal, kolitis ulseratif, penyakit
plasma darah. Serum protein tidak Hodgkin, penyakit hati yang berat, gagal
mengandung fibrin (bukan ginjal kronis, luka bakar yang parah,
merupakan fibrous protein) sehingga intoksikasi air.
dapat terlarut. Total serum protein  PENINGKATAN KADAR disebabkan oleh :
dalam darah sekitar 7,2 – 8 g/dL atau dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare,
sekitar 7% (loane, 2002) mieloma multipel, sindrom gawat
pernapasan, sarkoidosis.

8. Arterial Blood GasAnalisa (BGA) merupakan pH :7,35 – 7,45  pH darah: Rendah, Bikarbonat: Rendah,
Blood Gases pemeriksaan penting untuk penderita PO2 : 80 -100 mmHg pCO2: Rendah => Asidosis Metabolik,
sakit kritis yang bertujuan untuk PCO2 : 35 – 45 mmHg contohnya pada gagal ginjal, syok, dan
mengetahui atau mengevaluasi HCO3 : 22 – 26 mmol/l ketoasidosis diabetik (KAD).
pertukaran oksigen, karbondioksida BE : 2- 2 mmol/l  pH darah: Rendah, Bikarbonat: Tinggi,
dan status asam-basa dalam darah Saturasi O2 : 95 – 98% pCO2: Tinggi => Asidosis Respiratorik,
arteri contohnya pada penyakit paru-paru, termasuk
pneumonia atau PPOK.
 pH darah: Tinggi, Bikarbonat: Tinggi,
pCO2: Tinggi => Alkalosis Metabolik,
contohnya pada muntah kronis, kalium darah
rendah (hipokalemia).
 pH darah: Tinggi, Bikarbonat: Rendah,
pCO2: Rendah => Alkalosis Respiratorik,
contohnya pada Bernapas terlalu cepat, rasa
sakit, atau kecemasan.
NO. PARAMETER DEFINISI ANGKA NORMAL IMPLIKASI KLINIK
1. AMILASE enzim yang mengubah amilum Nilai normal : 20 – 123 U/L ↑ : pankreatitis akut, gondok, tukak
menjadi gula, dihasilkan oleh SI = 0,33 – 2,05 μkat/L lambung, obstruksi kelenjar atau saluran
kelenjar saliva, pankreas, hati saliva, kanker paru-paru, kanker
dan tuba falopi. esophagus, kanker ovarium, gastrektomi
parsial, obstruksi saluran pankreas,
kolesistitis akut, trauma serebral, luka
bakar, syok trauma, diabetes ketoasidosis
dan aneurism.

↓ : pankreatitis akut yang sudah pulih,


hepatitis, sirosis hati, atau keracunan
kehamilan.
2. LIPASE enzim yang mengubah asam Nilai normal : 10 – 140 U/L ↑ : pankreatitis, obstruksi saluran pankreas,
lemak menjadi gliserol. SI = 0,17 – 2,3 μkat/L kolestatis akut, sirosis, penyakit ginjal yang
Nilai kritis lebih dari 500 U/L parah dan penyakit radang usus.

↓ :pankreatitis, retina pucat atau putih, serta


pembengkakan hati atau limpa.
3. ALT / ALANIN enzim yang diproduksi di hati Nilai normal : ↑ : penyakit hepatoseluler, sirosis aktif,
ketika membran sel-sel hati Laki-laki : 5-41 U/L obstruksi bilier dan hepatitis (peningkatan
AMINOTRANSFERA rusak, yang bayak ditemukan di Perempuan : 5-40 U/L dua kali lipat dari nilai normal).
SE / SGPT jantung, otot, hati dan ginjal.
↓ : hipobilirubinemia.
4. AST / ASPARTAT enzim yang memiliki aktivitas Nilai normal : ↑ : Infark Miokard (MI), penyakit hati,
AMINOTRANSFERA metabolisme yang tinggi, Laki-laki : 5-41 U/L pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik
SE / SGOT ditemukan Perempuan : 5-40 U/L akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah
di jantung, hati, otot rangka, serta penggunaan obat isoniazid,
ginjal, otak, limfa, pankreas dan eritromisin, kontrasepsi oral.
paru-paru.
↓ : asidosis dengan diabetes mellitus.
5. BILIRUBIN berasal dari penguraian Nilai normal: ↑ : toksisitas obat, penyakit hati seperti
hemoglobin dan produk dalam Total : ≤ 1,4 mg/dL hepatitis dan sirosis, kanker empedu, batu
proses hemolisis. Bilirubin SI = < 24 μmmol/L empedu.
dimetabolisme oleh hati dan Langsung : ≤ 0,40 mg/dl
diekskresi ke dalam empedu SI = <7 μmmol/L ↓:anemia defisiensi besi. Pengaruh obat :
sedangkan sejumlah kecil barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin,
ditemukan dalam serum. kafein dalam dosis tinggi.
6. GAMA GLUTAMYL enzim yang diproduksi di Nilai normal : ↑ : kolesistitis, koletiasis,
TRANSFERASE / saluran Laki-laki ≤94 U/L sirosis,pankreatitis, atresia billier, obstruksi
GGT empedu sehingga meningkat SI : ≤1,5 μkat/L bilier, penyakit ginjal kronis, diabetes
nilainya pada gangguan empedu. Perempuan ≤70 U/L mellitus, pengggunaan barbiturat, obat-obat
SI: <1,12 μkat/L hepatotoksik (khususnya yang menginduksi
sistem P450).

↓ : nyeri perut, jaundice (kulit dan atau


bagian putih mata berwarna kuning), urin
berwarna gelap atau tinja berwarna putih
atau terang, kulit terasa gatal.
7. TSH / TYHIROID hormon yang dilepaskan Nilai normal : ↑ :hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit
STIMULATING kelenjar hipofisis di otak untuk Dewasa : 0,4-4,5 mIU/L autoimun Hashimoto), terapi antitiroid
HORMONE memicu pelepasan hormon Bayi : 3-18 mIU/L pada hipertiroidisme, hipertiroidisme
tiroid dari kelenjar tiroid. sekunder karena hiperaktifitas kelenjar
hipofisis, stress emosional berkepanjangan,
obat-obatan misalnya litium karbonat dan
iodium potassium.

↓ :hipertiroidisme  primer, hipofungsi


kelenjar hipofisis anterior, obat-obatan
misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin
dan dopamin.
8. T3 hormon yang dikeluarkan oleh Nilai normal : ↑ :hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis,
/TRIIDOTHYRONIN kelenjar tiroid. T3 merupakan 0,8 – 2,0 ng/ml tiroiditis akut, peningkatan TBG, obat-
E salah satu dari hormon (60-118 ng/dl) obatan:T3 dengan dosis 25 mg/hr atau lebih
tiroid pleiotropik yang dibentuk dan obat T4 300 mg/hr atau lebih,
oleh dextrothyroxine, kontrasepsi oral.
proses proteolisis intraselular
dari tiroglobulin . ↓ :hipotiroidisme, starvasi, penurunan
TBG, obat-obatan: heparin, iodida,
phenylbutazone, propylthiuracil, lithium,  
propanolol, reserpin, steroid.
9. T4 /THYROXINE hormon tiroidyang Nilai normal : ↑ : hipertiroidisme, tiroiditis akut,
disekresi oleh kelenjar tiroid. T4 50-113 ng/L kahamilan, penyakit hati kronik,  penyakit
merupakan prohormon yang (4,5mg/dl) ginjal, diabetes mellitus, neonatus, obat-
disintesis obatan: heroin, methadone, estrogen.
melalui iodinasi pada gugus feni
l senyawa tirosina yang teriris ↓ : hipotiroidisme, hipoproteinemia,
dari protein induknya obat2an seperti androgen, kortikosteroid,
yakni tiroglobulin. Proses antikonvulsan, antitiroid (propiltiouracil).
iodinasi ini terjadi oleh karena
stimulasi hormon TSH.

Anda mungkin juga menyukai