Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No.

2 Tahun 2013 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN STUDENT


TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN
PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA KONSEP
(CONCEPT MAPPING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR
SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nurul Fauziah I 1*, M. Masykuri 2, dan Agung Nugroho C.S 2


1
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

* Keperluan korespondensi, HP: 085728580829 email: uzhie_niezt@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) metode pembelajaran kooperatif
STAD menggunakan peta pikiran menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan metode STAD menggunakan peta konsep pada materi pokok Sistem Periodik
Unsur diukur dari aspek kognitif, dan (2) metode pembelajaran kooperatif STAD
menggunakan peta pikiran menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan
metode STAD menggunakan peta konsep pada materi pokok Sistem Periodik Unsur diukur
dari aspek afektif. Penelitian menggunakan metode eksperimen, sampel terdiri dari 2 kelas,
data prestasi kognitif menggunakan tes, prestasi afektif menggunakan angket, uji hipotesis
menggunakan uji t-pihak kanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)
metode pembelajaran kooperatif STAD menggunakan peta pikiran menghasilkan prestasi
belajar yang lebih tinggi dibandingkan metode STAD menggunakan peta konsep pada materi
pokok Sistem Periodik Unsur diukur dari aspek kognitif. Hal ini terbukti dari hasil uji t-pihak
kanan untuk prestasi belajar kognitif diperoleh harga t hitung (4,60) > ttabel (1,669), dan (2)
metode pembelajaran kooperatif STAD menggunakan peta pikiran menghasilkan prestasi
belajar yang lebih tinggi dibandingkan metode STAD menggunakan peta konsep pada materi
pokok Sistem Periodik Unsur diukur dari aspek afektif. Hal ini terbukti dari hasil uji t-pihak
kanan untuk prestasi belajar afektif diperoleh harga thitung (2,73) > ttabel (1,669).

Kata Kunci : Student Teams Achievement Divisions, Peta Pikiran, Peta Konsep, Sistem
Periodik Unsur.

PENDAHULUAN berbagai program dan kegiatan. Salah


Pendidikan merupakan bidang satu upaya yang dilakukan oleh
yang sangat penting dan memerlukan pemerintah saat ini adalah dengan
perhatian khusus dari semua lapisan penyempurnaan kurikulum pendidikan.
masyarakat. Pihak yang bertanggung Pendidikan tingkat dasar dan menengah
jawab atas keberhasilan dan kemajuan di Indonesia telah mengalami beberapa
pendidikan di Indonesia tidak hanya pembaharuan kurikulum.
pemerintah akan tetapi semua pihak Saat ini kurikulum yang masih
baik guru, orang tua, maupun siswa. Hal diterapkan adalah Kurikulum 2006 atau
ini dikarenakan pendidikan berperan dikenal dengan istilah Kurikulum Tingkat
penting untuk menciptakan masyarakat Satuan Pendidikan (KTSP).
yang cerdas. Berbagai upaya secara Karakteristik KTSP adalah pemberian
terus menerus telah dilakukan otonomi luas kepada sekolah dan
pemerintah untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, partisipasi
pendidikan di Indonesia melalui masyarakat dan orang tua yang tinggi,

Copyright © 2013 132


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

kepemimpinan yang demokratis dan tersebut pada tanggal 21 Mei 2012


profesional, serta tim kerja yang kompak didapatkan hasil bahwa nilai ketuntasan
dan transparan [1]. Prinsip yang siswa terendah adalah pada materi
digunakan dalam pengembangan KTSP pokok Sistem Periodik Unsur, yakni
adalah berpusat pada potensi, sebanyak 74,3% siswa tidak memenuhi
pengembangan, kebutuhan, dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari
kepentingan peserta didik dan data yang diperoleh, diketahui bahwa 26
lingkungannya. Dalam hal ini seorang siswa dari 35 siswa yang ada pada satu
guru dituntut kreatif dalam memilih serta kelas, nilai ulangan harian rata-rata
mengembangkan materi pembelajaran, untuk materi Sistem Periodik Unsur
salah satunya adalah materi masih di bawah KKM. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia [2]. presentase siswa yang mencapai batas
Pada kurikulum KTSP guru ketuntasan hanya 25,7 %.
dituntut untuk melibatkan secara aktif Materi sistem periodik termasuk
siswa dalam proses pembelajaran. materi yang abstrak. Pada materi
Salah satu metode pembelajaran yang Sistem Periodik Unsur terdapat
menekankan keterlibatan aktif siswa pembahasan tentang penentuan letak
secara maksimal dalam proses belajar unsur dalam tabel periodik unsur
mengajar, dengan cara siswa belajar berdasarkan konfigurasi. Untuk
memecahkan masalah, mendiskusikan memahami cara menentukkan letak
masalah dengan teman-temannya, unsur, siswa terlebih dahulu harus
mempunyai keberanian menyampaikan memahami konfigurasi elektron
ide atau gagasan dan mempunyai sehingga periode dan golongan dapat
tanggung jawab terhadap tugasnya diketahui. Untuk itu dalam
adalah metode pembelajaran kooperatif. pembelajarannya perlu digunakan
Materi pelajaran kimia merupakan metode pembelajaran yang memberikan
pelajaran wajib bagi siswa Sekolah kesempatan siswa berpartisipasi secara
Menengah Atas (SMA), tetapi aktif dalam kegiatan pembentukan
kebanyakan siswa menganggap kimia konsep sehingga siswa tidak mengalami
adalah mata pelajaran sulit [3] karena kesulitan untuk mempelajari materi
sebagian besar bahan kajian ilmu kimia selanjutnya serta dapat meningkatkan
merupakan materi yang abstrak tetapi pencapaian hasil belajar siswa
juga karena ilmu kimia penuh dengan Metode pembelajaran yang dapat
konsep matematika yang kadang- digunakan pada pokok bahasan Sistem
kadang tidak sederhana. Sehingga Periodik Unsur adalah metode (STAD)
siswa sudah terlebih dahulu merasa Student Teams Achievement Divisions
kurang mampu untuk mempelajarinya. menggunakan peta pikiran dan peta
Dari hasil pengamatan awal, yaitu konsep. Peneliti dalam menyampaikan
pada tanggal 24 September 2012. materi sistem periodik unsur memilih
Interaksi proses belajar mengajar kimia metode pembelajaran Student Teams
antara guru dan siswa yang dijumpai di Achievement Divisions (STAD) memiliki
SMA Negeri Kebakkramat tidak berjalan alasan yaitu materi sistem periodik
dua arah, melainkan hanya berjalan unsur merupakan materi dasar ilmu
satu arah, yakni dari guru saja. Proses kimia sehingga harus dikuasai dengan
belajar mengajar di kelas hanya menjadi matang oleh siswa agar tidak
aktivitas guru saja. Hal ini mengalami kesulitan pada materi kimia
mengakibatkan siswa menjadi kurang selanjutnya. Dalam materi tersebut
bersemangat dalam mengikuti kegiatan terdapat konsep-konsep yang
belajar mengajar. Selain itu, dengan memerlukan pemahaman dan hafalan
metode mengajar guru yang didominasi yang cukup dari siswa seperti
ceramah mengakibatkan siswa menjadi pemahaman tentang konfigurasi
pasif dalam proses pembelajaran. elektron, golongan dan periode dalam
Berdasarkan data arsip prestasi menentukan letak unsur serta
belajar dan hasil wawancara dengan keteraturan jari-jari, energi ionisasi,
salah satu guru kimia di sekolah afinitas elektron dan keelektronegatifan

Copyright © 2013 133


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

dalam sistem periodik unsur [4]. Untuk oleh kata-kata dalam suatu unit. Dalam
itu perlu cara mudah untuk bentuk yang sederhana, peta konsep
penyampaian kepada siswa dengan hanya terdiri dari dua konsep yang
metode pembelajaran yang bervariasi dihubungkan untuk membentuk suatu
agar siswa lebih aktif belajar dan tidak proposisi. Peta konsep dapat berfungsi
mengalami kesulitan dalam memahami untuk menolong siswa mempelajari cara
materi. Dengan metode pembelajaran belajar, membantu anak didik di dalam
Student Teams Achievement Divisions belajar bermakna terhadap konsep-
(STAD) diharapkan siswa lebih mudah konsep sains [6]. Dengan mempelajari
menguasai konsep-konsep yang ada peta konsep ini maka dapat
dalam sistem periodik unsur. memperkirakan kedalaman dan
Metode pembelajaran Student keluasan konsep yang perlu diajarkan
Teams Achievement Divisions (STAD) kepada siswa.
merupakan model pembelajaran Penggunaan metode STAD
kooperatif yang menekankan pada dengan peta pikiran juga dapat
keberhasilan target kelompok dengan digunakan. Peta pikiran adalah metode
asumsi bahwa target hanya dapat mencatat kreatif yang memudahkan kita
dicapai jika setiap anggota tim berusaha mengingat banyak informasi. Dalam
menguasai subyek yang menjadi peta pikiran, sistem kerja otak diatur
bahasan [5]. Metode STAD ini secara alami. Otomatis kerjanya pun
mengelompokkan siswa kedalam sesuai dengan kealamian cara berpikir
kelompok kecil dimana siswa dapat manusia [7]. Peta pikiran membuat otak
saling membantu dalam kelompoknya manusia tereksplor dengan baik, dan
dalam menguasai konsep pada materi bekerja sesuai fungsinya. Dalam peta
tersebut sehingga kesulitan pikiran, kedua sistem otak diaktifkan
pemahaman materi yang dialami siswa sesuai porsinya masing-masing.
dapat dipecahkan bersama Dengan kombinasi warna, gambar, dan
kelompoknya serta dengan bimbingan cabang-cabang melengkung, akan
guru. Metode STAD memiliki ciri yaitu merangsang secara visual.
diskusi yang dilakukan dengan cara Peta pikiran merupakan suatu
presentasi, tanya jawab, dan diskusi metode pembelajaran yang sangat baik
untuk menyelesaikan soal. Untuk sintak digunakan oleh guru untuk
pada metode STAD adalah menyajikan meningkatkan daya hafal siswa dan
materi secara singkat kepada siswa, pemahaman konsep siswa yang kuat,
membentuk kelompok, memberikan siswa juga dapat meningkatkan daya
masalah, membimbing diskusi, kreatifitasnya melalui kebebasan
presentasi dan yang terakhir adalah berimajinasi. Peta pikiran juga
memberikan penghargaan pada merupakan teknik meringkas bahan
kelompok diskusi terbaik. Siswa yang akan dipelajari dan
membangun pemahaman terhadap memproyeksikan masalah yang
materi secara bersama-sama dengan dihadapi ke dalam bentuk peta atau
siswa lain dalam kelompoknya. teknik grafik sehingga lebih mudah
Sedangkan peta konsep dan peta memahaminya [8].
pikiran mempunyai persamaan antara Beberapa penelitian terdahulu
lain adalah sama-sama merupakan yang mendukung penelitian ini
salah satu strategi pembelajaran yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
digunakan untuk mempelajari suatu dengan menggunakan media peta
konsep dengan cara menuangkannya konsep lebih tinggi daripada hasil
dalam bentuk gambar yang disusun belajar siswa tanpa media peta konsep
secara sistematis. Peta konsep [9]. Sedangkan hasil penelitian lain
digunakan untuk menyatakan hubungan menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
yang bermakna antara konsep-konsep tes penalaran formal siswa pada
dalam bentuk proposisi-proposisi. pembelajaran kooperatif tipe NHT
Proposisi-proposisi merupakan dua atau menggunakan peta pikiran lebih baik
lebih konsep-konsep yang dihubungkan daripada nilai rata-rata hasil tes

Copyright © 2013 134


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

penalaran formal pada pembelajaran layak. Instrumen penelitian dikatakan


kooperatif tipe NHT menggunakan peta baik apabila memenuhi validitas dan
konsep [10]. reabilitasnya. Try-out soal kognitif
sebanyak 30 soal dan 40 soal untuk
METODE PENELITIAN afektif. Suatu tes dapat dikatakan
Penelitian ini menggunakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
metode eksperimen dengan rancangan tes tersebut menjalankan fungsi
penelitian Randomized Posttest ukurnya, atau memberikan hasil ukur
Comparison Group Design baik aspek yang tepat dan akurat sesuai dengan
kognitif maupun afektif seperti pada maksud dikenakannya tes tersebut.
Tabel 1. Dalam penelitian ini diukur validitas isi
dengan formula Gregory [11]. Sebuah
Tabel 1. Rancangan Penelitian tes hasil belajar dapat dinyatakan
reliabel jika hasil-hasil pengukuran yang
Kelas Perlakuan Postest dilakukan dengan menggunakan tes
Eksperimen I X1 Y1 tersebut secara berulangkali terhadap
Eksperimen II X2 Y1 subjek yang sama, senantiasa
menunjukkan hasil yang tetap sama
Populasi penelitian ini adalah siswa atau sifatnya ajeg dan stabil selama
kelas X SMA Negeri Kebakkramat. aspek yang diukur dalam diri subjek
Sampel diambil secara Cluster Random memang belum berubah. Realibilitas
Sampling, sehingga didapatkan 2 kelas dapat dicari dengan menggunakan
yaitu kelas X.7 sebagai kelas rumus KR20 [12]. Untuk soal kognitif pun
eksperimen I (Metode STAD dihitung daya beda soal dan taraf
menggunakan peta pikiran dan kelas kesukaran soalnya.
X.6 sebagai kelas eksperimen II Setelah didapatkan data, maka
(Metode STAD menggunakan peta peneliti melakukan uji prasarat analisis
konsep).Variabel dalam penelitian ada 2 data yakni uji normalitas, homogenitas
macam yaitu a. Variabel terikat yaitu dan t-matching. Uji normalitas yang
prestasi belajar siswa pada materi digunakan adalah uji Liliefors [13]. Uji ini
pokok Sistem Periodik Unsur yang digunakan untuk mengetahui apakah
terlihat dari nilai postes, b. Variabel sampel yang digunakan dalam pene-
bebas, metode kooperatif STAD litian ini berasal dari populasi yang
menggunakan Peta Pikiran untuk kelas terdistribusi normal atau tidak, sedang-
eksperimen I dan metode STAD kan uji homogenitas digunakan untuk
menggunakan Peta Konsep untuk kelas mengetahui apakah sampel penelitian
eksperimen II. mempunyai variansi yang sama atau
Pengumpulan data bermanfaat tidak. Untuk menguji homogenitas ini
dalam proses pengujian hipotesis. digunakan uji Bartlett [14]. Uji t-matching
Sumber data dalam penelitian ini berupa digunakan untuk mengetahui kesamaan
metode dokumenter, metode tes, atau keseimbangan antara kelompok
metode angket dan metode observasi. eksperimen I dan eksperimen II. Peneliti
Metode pengumpulan data dalam menguji t-matching berdasarkan
penelitian ini berupa metode tes untuk nilai ulangan harian struktur atom.
mengukur prestasi kognitif dan metode Setelah uji prasarat memenuhi
angket untuk mengukur prestasi afektif. maka dilakukan uji t-pihak kanan guna
Perangkat tes berupa tes obyektif yang menguji hipotesis penelitian ini yakni
akan diberikan saat akhir proses Metode pembelajaran kooperatif
pembelajaran, sedangkan angket yang Student Teams Achievement Divisions
digunakan dalam penelitian ini adalah (STAD) menggunakan peta pikiran
angket afektif. menghasilkan prestasi belajar yang
Baik soal tes ataupun angket, lebih tinggi dibandingkan metode STAD
peneliti menguji cobakan terlebih dahulu menggunakan peta konsep pada materi
(try-out), hal ini dimaksudkan untuk pokok Sistem Periodik Unsur diukur dari
memperoleh soal tes dan angket yang aspek kognitif, Metode pembelajaran

Copyright © 2013 135


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

kooperatif Student Teams Achievement 0,81. Taraf kesukaran soal terdiri dari 13
Divisions (STAD) menggunakan peta soal mudah, 16 soal sedang dan 1 soal
pikiran menghasilkan prestasi belajar sukar.Daya beda soal terdiri dari 16 soal
yang lebih tinggi dibandingkan metode baik, 9 soal cukup, 1 soal jelek dan 4
STAD menggunakan peta konsep pada soal jelek sekali. Untuk soal afektif maka
materi pokok Sistem Periodik Unsur didapatkan 35 soal valid. Harga
diukur dari aspek afektif. reliabilitasnya pun sangat tinggi yakni
0,93. Dari perhitungan uji normalitas
HASIL DAN PEMBAHASAN maka didapatkan hasil seperti pada
Dari hasil try-out, maka didapatkan Tabel 2. Untuk uji homogenitas, dapat
25 soal valid dari 30 soal kognitif dilihat pada tabel 3.
reliabilitasnya pun tinggi yakni sebesar

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Kognitif dan Afektif

Kelas Parameter Harga L Kesimpulan


Hitung Tabel
Eksperimen I Nilai Kognitif 0,12 0,1498 Normal
Nilai Afektif 0,08 0,1498 Normal
Eksperimen II Nilai Kognitif 0,11 0,1498 Normal
Nilai Afektif 0,09 0,1498 Normal

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Afektif

Parameter 2
hitung
2
tabel Kesimpulan
Nilai Kognitif 0,59 3,841 Homogen
Nilai Afektif 0,01 3,841 Homogen

Pada nilai ulangan harian struktur kelas eksperimen I (metode STAD


atom, didapatkan hasil uji t-matching menggunakan peta pikiran) lebih tinggi
thitung = 0,02 dengan t(0,975;68) = 2,000 atau dari siswa kelas eksperimen II (metode
-t(0,975;68) = -2,000. Daerah penolakan H0 STAD menggunakan peta konsep).
adalah jika thitung< -2,000 atau thitung > Dari hasil uji t-pihak kanan
2,000. Berdasarkan data hasil terhadap prestasi belajar afektif
perhitungan uji t-matching diatas diperoleh hasil thitung = 2,73 dan setelah
diperoleh hasil -2,000< 0,02 <2,000, dikonsultasikan dengan tabel distribusi t
maka thitung Ho diterima dan dapat ditarik pada taraf signifikasi 0,05 untuk t(0,05;68)
kesimpulan bahwa kelas eksperimen I adalah 1,671. Hipotesis nol (H0) diterima
dan kelas eksperimen II mempunyai jika thitung < t(0,05;68), karena thitung > t(0,05;68)
rerata kemampuan awal yang sama (2,73 > 1,671) maka hipotesis nol (H0)
atau kedua kelas tersebut dalam ditolak. Dengan demikian rata-rata nilai
keadaan seimbang. prestasi belajar aspek afektif kelas
Dari hasil uji t-pihak kanan eksperimen I (metode STAD
terhadap prestasi belajar kognitif menggunakan peta pikiran) lebih tinggi
diperoleh hasil thitung = 4,60 dan setelah dari siswa kelas eksperimen II (metode
dikonsultasikan dengan tabel distribusi t STAD menggunakan peta konsep).
pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh Hasil di atas dapat membuktikan
untuk t(0,05;68) adalah 1,671. Hipotesis nol bahwa metode pembelajaran STAD
(H0) diterima jika thitung < t(0,05;68), karena menggunakan peta pikiran
thitung > t(0,05;68) (4,60 > 1,671) maka menghasilkan prestasi belajar lebih
hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan tinggi dibandingkan metode kooperatif
demikian rata-rata selisish nilai pretes- STAD menggunakan peta konsep diukur
postes prestasi belajar kognitif siswa dari aspek kognitif.

Copyright © 2013 136


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

Hal ini selaras dengan penelitian membuka kembali catatan. Selain itu, di
terdahulu yang berjudul “Pembelajaran dalam peta pikiran siswa diberikan
Biologi Menggunakan Model Inkuiri kebebasan untuk mengungkapkan
Terbimbing Melalui Teknik Peta Konsep hipotesisnya, mengeluarkan ide,
Dan Peta Pikiran Ditinjau Dari mengembangkan dan merumuskan
Kreativitas Dan Kemampuan Memori gagasannya sendiri tanpa dibatasi
Siswa”. Pada penelitian ini, disimpulkan aturan-aturan yang baku sehingga siswa
bahwa siswa yang mengikuti lebih eksploratif dalam menuangkan ide
pembelajaran teknik peta pikiran dan pengetahuan yang dimilikinya.
mempunyai prestasi belajar lebih tinggi Model pembelajaran
dari pada yang mengikuti pembelajaran menggunakan peta pikiran merupakan
dengan teknik peta konsep [15]. suatu teknik yang kreatif dan mudah
Penelitian lain yang sejalan dengan untuk digunakan karena berdasarkan
penelitian ini adalah penelitian yang cara kerja otak dimana otak bekerja
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran lebih optimal jika menggunakan otak kiri
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads dan otak kanan secara bersama-sama.
Together) Menggunakan Peta Konsep Hal ini disebabkan peta pikiran
dan Peta Pikiran terhadap Penalaran membuat otak manusia ter-eksplor
Formal Siswa”. Pada penelitian ini, dengan baik, dan bekerja sesuai fungsi
disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil otak. Otak manusia terdiri dari otak
tes penalaran formal siswa pada kanan dan otak kiri, otak kanan bertugas
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan irama, imajinasi, melamun,
menggunakan peta pikiran lebih baik warna dan dimensi, otak kiri bertugas
dari pada nilai rata-rata hasil tes dengan kata-kata, logika, angka, urutan,
penalaran formal pada pembelajaran daftar, dan analisis. Dalam
kooperatif tipe NHT menggunakan peta pembelajaran peta pikiran kedua sistem
konsep [16]. otak diaktifkan sesuai fungsi masing-
Tingginya prestasi belajar siswa masing pada saat yang bersamaan.
menggunakan metode STAD dengan Sedangkan pada peta konsep hanya
peta pikiran dari pada menggunakan menggunakan keterampilan otak kiri
metode STAD dengan peta konsep saja dan mengabaikan sisi otak yang
diukur dari aspek kognitif dikarenakan lain sehingga mengurangi potensi
model pembelajaran yang keseluruhan otak dan kerja otak menjadi
menggunakan peta pikiran kurang optimal yang berpengaruh
memudahkan siswa dalam mengingat terhadap hasil belajar kognitif siswa.
materi dan informasi yang mereka catat. Jika dilihat dari aspek afektif,
Catatan dibuat dengan teknik mencatat maka sikap dan minat siswa pada
kreatif menggunakan imajinasi, penggunaan metode STAD
kombinasi warna, dan gambar. Peta menggunakan peta pikiran lebih tinggi
pikiran adalah cara mudah menggali dibandingkan pada penggunaan metode
informasi dari dalam dan luar otak, STAD menggunakan peta konsep. Hal
karena peta pikiran menjadikan ini terlihat dari keantusiasan siswa
informasi yang diterima tersusun rapi dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan
sesuai pikiran siswa, jika siswa ingin hal tersebut dapat diketahui bahwa
membaca informasi tersebut siswa kompetensi siswa pada aspek afektif
dapat dengan mudah menemukannya menjadi penunjang keberhasilan untuk
kembali. Informasi dikembangkan mencapai hasil pembelajaran pada
berdasarkan gagasan utamanya dan aspek lainnya yaitu aspek kognitif.
disusun menggunakan kreativitas yang
tidak terbatas, misalnya seperti KESIMPULAN
penggunaan simbol, gambar dan warna Berdasarkan hasil penelitian dapat
yang memudahkan siswa mengenali disimpulkan bahwa:
dan mengingat informasi yang telah 1. Metode pembelajaran kooperatif
disimpan [17]. Catatan yang menarik STAD menggunakan peta pikiran
lebih meningkatkan minat siswa untuk menghasilkan prestasi belajar yang

Copyright © 2013 137


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

lebih tinggi dibandingkan metode dan Praktik. Terjemahan Nurulita


STAD menggunakan peta konsep Yusron, Nusa Media, Bandung.
pada materi pokok Sistem Periodik
Unsur diukur dari aspek kognitif. Hal [6] Dahar, Ratna Willis., 1989, Teori-
ini terbukti dari hasil uji t-pihak Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
kanan untuk prestasi belajar kognitif
diperoleh harga thitung (4,60) > ttabel [7] De Porter and Henracki., 2005,
(1,669). Quantum Teaching, Kaifa,
2. Metode pembelajaran kooperatif Bandung.
STAD menggunakan peta pikiran
menghasilkan prestasi belajar yang [8] Sugiarto, Iwan., 2004,
lebih tinggi dibandingkan metode Mengoptimal kan Daya Kerja Otak
STAD menggunakan peta konsep Dengan Berpikir Holistik dan
pada materi pokok Sistem Periodik Kreatif, Gramedia Pustaka Utama,
Unsur diukur dari aspek afektif. Hal Jakarta.
ini terbukti dari hasil uji t-pihak
kanan untuk prestasi belajar afektif [9] Salome, R., 2007, Efektivitas
diperoleh harga thitung (2,73) > ttabel Pembelajaran Kimia dengan
(1,669). Menggunakan Media Peta
Konsep, Tersedia di
UCAPAN TERIMA KASIH jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/20
Penulis mengucapkan terimakasih 87175.pdf diakses tanggal 17 Juli
kepada Ibu Ida Lastari, S.Pd selaku 2012.
guru kimia di SMA Negeri Kebakkramat
yang telah mengijinkan penulis [10] Siswanto., 2011, Pengaruh Model
menggunakan kelasnya untuk Pembelajaran Kooperatif Tipe
penelitian. NHT (Numbered Heads Together)
Menggunakan Peta Konsep dan
DAFTAR RUJUKAN Peta Pikiran terhadap Penalaran
[1] Mulyasa, E., 2007, Kurikulum Formal Siswa, Jurnal JP2F,
Tingkat Satuan Pendidikan, Volume II, No.2: 178-188.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
[11] Gregory, Robert J., 2007,
[2] Arikunto, Suharsimi., 2006, Psychological Testing : history,
Prosedur Penelitian Suatu principles, and applications,
Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Pearson, United States of
Jakarta. America.

[3] Nazriati., 2007, Pengaruh [12] Sudijono, A., 2008, Pengantar


Penerapan Model Learning Cycle Evaluasi Pendidikan, Raja
dalam Pembelajaran Kimia Grafindo Persada, Jakarta.
Berbahan Ajar Terpadu terhadap
Motivasi, Hasil Belajar dan Retensi [13] Budiyono., 2009, Statistika untuk
Kimia Siswa SMA, Jurnal Penelitian, UNS Press, Surakarta.
Penelitian Kependidikan, No.2,
Desember, 2007. [14] Budiyono., 2009, Statistika untuk
Penelitian, UNS Press, Surakarta.
[4] Purba, Michael., 2007, Buku
Aktifitas dan Evaluasi Kimia SMA [15] Siwi, Dwi Anggraeni., 2012,
IA untuk kelas X Semester 1, Pembelajaran Biologi
Erlangga, Jakarta. Menggunakan Model Inkuiri
Terbimbing Melalui Teknik Peta
[5] Slavin, Robert E., 2008, Konsep Dan Peta Pikiran Ditinjau
Cooperative Learning Teori, Riset Dari Kreativitas Dan Kemampuan
Memori Siswa, Tesis tidak

Copyright © 2013 138


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 132-139

dipublikasikan, Pascasarjana Formal Siswa, Jurnal JP2F,


UNS, Surakarta. Volume II, No.2: 178-188.

[16] Siswanto., 2011, Pengaruh Model [17] Buzan, Tony., 2007, Buku pintar
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Map untuk anak agar jadi
NHT (Numbered Heads Together) pintar di sekolah, Gramedia
Menggunakan Peta Konsep dan Pustaka Utama, Jakarta.
Peta Pikiran terhadap Penalaran

Copyright © 2013 139

Anda mungkin juga menyukai