DI INDONESIA
DI SUSUN OLEH
GIMSON LUBIS
530013396
A. PENDAHULUAN
Melihat Negara Indonesia bayak hal yang perlu di benahi dengan kemajuan atau
perkembangan dengan Negara negara yang sudah maju dengan demikan perlu adanya Sistem
Informasi yang cepat dan tanggap dan serba guna di kalangan setiap penggunaan infomasi
data di seluruh bidang Manajemen administrasi, informasi keberadaan yang akurat dan jelas,
sebagai petunjuk informasi dalam identitas. Negara Indonesia saat ini termasuk salah satu
Negara yang memiliki jumlah Penduduk padat dan memiliki ribuan Pulau pulau, budaya,
bahasa serta ragam ragam bahasa.
Maka dari itu perlu adanya sistem informasi yang sangat baik untuk membantu
pemulihan data data dari setiap Penduduk atau warga yang bisa di pergunakan untuk menjadi
identitas, demi keperluan admistrasi Publik seperti domisili atau stasus Nya. Dengan itu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 meluncurkan
program e-KTP. KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi berbasis data
kependudukan nasional (KEMENDAGRI, 2011). Seperti tujuan akhirnya, dengan dukungan
teknologi informasi, data-data penduduk yang cepat, tepat, dan akurat dapat segera diolah
dan digunakan untuk berbagai hal yang diperlukan. Penerapan KTP Elektronik merupakan
amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2006 tentang adminstrasi
kependudukan dan serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan Undang Undang nomor
35 tahun 2010 yang menyatakan aturan tata cara dan implementasi teknis dari KTP-
elektronik yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip. Makalah ini akan akan menganalisa
Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Komputer Pada Pembuatan KTP (e-KTP) di
Indonesia dengan penerapan yang biasa dikenal sebagai CBIS (Computer Based Information
System). Didalamnya terdapat proses mengintegrasikan sumber daya fisik dan logis,
kombinasi dari manusia, fasilitas teknologi, media, prosedur dan pengendalian informasi,
dalam konteks pendataan penduduk Indonesia. Selain itu, makalah ini akan berfokus pada
pemaparan kelebihan dan kekurangan e-KTP dibandingkan sistem konvensional, keberadaan
dukungan kedelapan elemen lingkungan terhadap program tersebut, strategi operasional yang
dipilih dan pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Informasi (IRIS), serta analisa
kelayakan penerapan CBIS. Di akhir makalah, terdapat kesimpulan yang didapatkan dari
hasil analisa penulis.
BAB II
B. ANALISIS
1. Pembahasan KTP
Setelah di amati ternyata ada beberapa perbedaan antara KTP konvensional dengan KTP
elektronik
1. Di KTP Konvensional masih ada tanda tangan Kepala Dinas Dukcapil, sedangkan
KTP-el sudah tidak ada lagi tanda tangan sang pejabat
2. Di KTP Konvensional ada setmpel sedangkan, di KTP-el sudah tidak ada lagi
3. Di KTP Konvensional tidak ada kolom kewarganegaraan, di KTP-el tersedia
keterangan kewarganegaraan
4. Di KTP Konvensional tidak ada gologram, sedangkan di KTP-el tanda hologram amat
jelas
Dengan demikian KTP Konvensional saat ini sudah mulai tidak di produksi lagi karna
sudah di ganti dengan e-KTP. Dengan pembaruan yang lebih baik itu lah mungkin
pemerintah mengubah KTP tersebut dilatar belakangi oleh system pembuatan KTP
konvensional di Indonesisa yang memungkin kan seseorang dapat memiliki lebih dari
satu KTP. Maka dari itu penulis berpikir saat ini akan lebih pokus dalam membahas
KTP-el.
Apabila datanya sama maka KTP elektronik diberikan kepada penduduk. Apabila
datanya tidak sama, KTP elektronik tidak diberikan kepada penduduk. Secara bersamaan
ketika penduduk menerima KTP Elektronik, penduduk juga menyerahkan KTP lama
krpada petugas operator.
d. Petugas operator merekam seluruh sidik jari tangan penduduk dengan urutan:
1. Perekaman sidik jari tangan kanan mulai ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari
manis, dan jari kelingking
2. Perekaman sidik jari tangan kiri mulai ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari manis
dan jari kelingking
e. Hasil perekaman sidik jari tangan epnduduk disimpan kedalam database
kependudukan ditempat pelayanan KTP Elektronik
f. Hasil perekaman sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan
penduduk juga direkam kedalam CHIP KTP Elektronik
a. Dalam hal sidik jari telunjuk tangan kanan/ kanan kiri tidak dapat direkam kedalam
CHIP KTP Elektronik, dilakukan perekaman sidik jari yang lainnya dengan urutan
jari tengah, jari manis atau ibu jari
b. Penduduk yang cacat fisik sehingga tidak bisa dilakukan perekaman sidik jari tangan
tidak dilakukan perekaman sidik jari tangan tetapi dilakukan. perekaman pas photo
wajah dengan kedua tangan penduduk yang bersangkutan kedalam database
kependudukan.
a. Subsistem Input
Di dalam subsistem input, tedapat tiga subsistem yaitu sistem informasi enterprise yang
membantu pemerintah mengetahui informasi perangkat keras yang digunakan, subsistem
riset dan perencanaan sumber daya informasi yang akan mengolah hasil riset kebutuhan
informasi dari departemen fungsional lain, dan subsistem intelijen sumber daya informasi
yang mencari data pemasok hardware, software, teknologi, hingga lembaga pemasok SDM
ahli komputer.
b. Subsistem Output
Setelah database dibuat dari hasil analisa dan proses subsistem input, analisa kini beranjak
ke subsistem output yang terdiri dari subsistem hardware, software, sumber daya manusia,
serta data dan informasi. Untuk subsistem hardware e-KTP, berdasarkan situs resminya
(2011), pemerintah menempatkan perangkat yang disalurkan dari pusat untuk dilokasikan
di setiap kabupaten, kecamatan, dan kelurahan. Perangkat-perangkat tersebut yaitu sebuah
server untuk database dan AFIS, UPS 1000VA, harddisk eksternal untuk backup data,
switch and cabling, smart card reader/writer, signature pad, retina digital scanner, dan
tripod. Hingga saat ini, tahun 2018, perangkat-perangkat tersebut masih digunakan dan
belum ada pertimbangan untuk mengganti maupun memindahkan perangkat apapun.
Dalam hal subsistem software, jenis perangkat lunak yang digunakan yaitu sistem operasi
Windows Server, database engine (standard edition per 5 users), aplikasi perekaman sidik
jari, anti-virus client, dan anti-virus server. Hingga makalah ini dibuat, penulis belum
menemukan data yang menyebutkan adanya perubahan atau penggantian perangkat
(kemendagri, 2011). Mengenai subsistem sumber daya manusia, program e-KTP
mengerahkan tenaga lokal yang berada di daerah sebagai petugas penginput data e-KTP
untuk dilatih oleh tenaga pendamping. Yang terakhir yaitu mengenai subsistem data dan
informasi. Pada program e-KTP, diketahui bahwa data yang didapatkan dari proses input
dan pemrosesan data yang dilakukan di pusat layanan di daerah disimpan dalam harddisk
eksternal sebagai cadangan. Bersamaan dengan itu, data juga dikirimkan ke pusat
penyimpanan di Depdagri.
Hingga saat ini, penulis belum menemukan studi yang meneliti kelayakan sistem
informasi berbasis komputer yang dilaksanakan dalam program e-KTP. Analisa yang
melihat berbagai sisi ini dapat membantu pemerintah untuk menentukan layak atau
tidaknya sistem. Selain itu, studi ini juga dapat menemukan pencegahan dari potensi
masalah di masa mendatang. Lima penilaian kelayakan implementasi sistem informasi
berbasis komputer yang juga dapat digunakan untuk memperbaiki sistem yang telah
berjalan (Wahyono, 2008) , yaitu: kelayakan ekonomi (echonomical feasibility),
kelayakan operasi (operational feasibility), kelayakan teknik (technical feasibility),
kelayakan jadwal (schedule feasibility), dan kelayakan hukum (law feasibility). Penilaian
pertama mengenai kelayakan secara ekonomi yang berkisar pada analisa biaya yang
diperlukan untuk mengembangkan sistem dapat disepakati manfaatnya. Untuk e-KTP,
biaya yang dialokasikan Kemendagri sejumlah 6,3 triliun untuk dana sosialisasi (Antara
News, 2012). Selain itu, masing-masing daerah juga harus mengalokasikan dana dengan
jumlah yang dibutuhkan. Dana sebesar itu seharusnya dapat memberikan manfaat seperti
yang telah dipaparkan di atas, yaitu akurasi data. Jika tujuan ini dapat dicapai, maka dapat
dikatakan bahwa program e-KTP layak secara ekonomi.
Penilaian ketiga yaitu kelayakan teknik yang mencakup ketersediaan teknologi di pasaran
dan ketersediaan ahli. Sepertinya pemerintah memilih teknologi yang memang mudah
dipergunakan dengan dipilihnya sistem operasi yang kompatibel untuk saat ini yaitu
Windows 7 bagi komputer yang digunakan operator, selain perangkat lunak dan keras
yang telah dipaparkan di bagian subsistem output di atas. Sementara mengenai
ketersediaan ahli diatasi dengan pelatihan di lokal masing-masing wilayah.
Mengenai penilaian keempat yaitu kelayakan jadwal belum terdapat kesepakatan karena
belum ada studi yang mempelajari hal ini.
Penilaian terakhir yaitu mengenai kelayakan hukum. Pemerintah memiliki dasar hukum
yang kuat dalam pengimplementasiannya yaitu Undang undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang penerapan kartu tanda penduduk berbasis nomor induk
kependudukan secara nasional, yang mengatur pelaksanaan program e-KTP untuk tiap
daerah pelaksana. Mengenai keaslian software, pemerintah pun menggunakan perangkat
lunak orisinil yang tidak diragukan validitasnya (KEMENDAGRI, 2011).
Berdasarkan uraian di atas KTP elektronik (e-KTP) merupakan suatu bentuk untuk
membuktikan Identitas seseroang penduduk Indonesia untuk sebagai identitas diri yang
akurat, di mana setiap warga indoneisa bila sudah membuat e-KTP maka Ia juga sudah
terdata menjadi Warga Indonesia. Kelebihan program e-KTP diantaranya adalah akurasi data
kependudukan dengan satu nomor kependudukan untuk satu orang yang tidak dapat
dipalsukan maupun digandakan.
Dengan adanya sistem yang berbasis komputer dengan data yang terintegrasi dalam
database maka keamanan data dapat terjaga dengan baik. Pada saat ini e-KTP baru sebatas
sebagai data identitas diri dan diharapkan kedepannya dapat digunakan untuk keperluan yang
lainnya sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih baik dari sebelumnya.
Buku Materi Pokok EKMA 5102/3SKS/MODUL 2 sistem informasi sumber daya informasi
(IRIS) Universitas Terbuka 2018
Teguh2008 http://ilmukomputer.org/2008/11/25/computer-based-information-system-
cbis/
Badan Pusat Statistik. (2011). Pedoman Ringkas Web Diseminas Hasil SP 2012.Jakarta:
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
Daniel, D. R., & Supratiwi, W. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka .
Undang Undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2010 tentang aturan tata cara dan
implementasi teknis dari KTP-elektronik yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang penerapan kartu tanda penduduk berbasis
nomor induk kependudukan secara nasional
Kemendagri. (2011, June 12). Situs Resmi e-KTP. Retrieved Agustus 24, 2012, from
http://www.e-ktp.com: http://www.e-ktp.com/category/sosialisasi-e-ktp/