Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah sebagai fasilitator dan pengatur undang undang saat ini

memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

kesejahteraan pekerja termasuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja terhadap perusahaan, institusi kesehatan dan Rumah Sakit.

Perkembangan dunia usaha dengan semakin meningkatnya peralatan modern

dan pendayagunaan bahan-bahan kimia serta beberapa faktor yang

mempengaruhi tempat dan lingkungan kerja yang mengandung potensi

bahaya tertentu. Dalam melakukan penanganan kesehatan kerja faktor-faktor

bahaya tersebut harus diidentifikasi, di evaluasi dan di analisis, dikendalikan

bahayanya sehingga didapatkan lingkungan kerja yang aman, sehat, nyaman

dan tenaga kerja dapat bekerja dengan selamat, sehat dan produktif (Waluyo,

2006). Perusahaan, institusi kesehatan dan Rumah Sakit saat ini memiliki

cara cara penanggulangan yang terstruktur mengenai Keselamatan dan

Kesehatan Kerja atau disebut juga program K3. Program K3 ini merupakan

bentuk kesadaran akan pentingnya keselamatan bagi tenaga kerja. Program

K3 yang telah berjalan dengan baik memberikan banyak mafaat bagi

perusahaan, institusi kesehatan dan Rumah Sakit. Acuan dalam pelaksanaan

1
2

program K3 merupakan impelementasi dari OHSAS 18001 dan Permenaker

05/1966.

Fasilitas kesehatan saat ini memiliki banyak sekali potensi bahaya

yang membahayakan kesehatan. Jika dibandingkan dengan tenaga kerja

umum, pekerja di fasilitas kesehatan memiliki presentase terkena keseleo dan

cidera, infeksi, dan penyakit berasal dari parasit, dermatitis,hepatitis,

gangguan mental, penyakit mata, influenza, dan lain lain. Perkembangan

Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia akhir-

akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi

kedokteran. Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan harus

mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat tanpa

mengabaikan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi seluruh

pekerja Rumah Sakit.Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan

kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Kesehatan

dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena

Sumber Daya Manusa (SDM) Rumah Sakit, pengunjung/pengantar pasien,

pasien dan masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan

dan gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, maupun karena kondisi sarana

dan prasarana yang ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.

(Kepmenkes, 2010).

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks untuk

menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Semakin luas pelayanan


3

kesehatan dan fungsi rumah sakit tersebut, maka akan semakin komplek

peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Kerumitan tersebut menyebabkan

rumah sakit mempunyai potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi

pasien dan tenaga medis, tetapi juga pengunjung rumah sakit.Potensi bahaya

di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-

bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan

(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik,

dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang

berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi.Berdasarkan

data dan fakta yang terjadi saat ini di Amerika 5000 petugas kesehatan

terinfeksi Hepatitis B, 47 positif HIV (per tahun), dan setiap tahun 600.000-

1.000.000 luka tusuk jarum dilaporkan(diperkirakan lebih dari 60% tidak

dilaporkan). Staf wanita Rumah Sakit yang terpajan gas anestesi, secara

signifikan meningkatkan abortus spontan, anak yang dilahirkan mengalami

kelainan kongenital (studi restrospektif di Rumah Sakit Ontario terhadap

8.032 orang, tahun 1981-1985). Di Indonesia keluhan subyektif low back pain

berdasarkan data yang di ambil dari RSUD di Jakarta tahun 2006 di ketahui

sebanyak 83,3% pekerja, penderita terbanyak usia 30-49 :

63,3%.(Kepmenkes,2010).

Rumah sakit Panti Rapih merupakan rumah sakit swasta terbesar di

Yogyakarta dan dikelola oleh Yayasan Panti Rapih.Rumah Sakit Panti Rapih

yang merupakan provider di bidang kesehatan memiliki kegiatan yang


4

kompleks dan berkesinambungan.Kegiatan yang kompleks dan

berkesinambungan ini menimbulkan banyak sekali dampak maupun risiko

yang mungkin timbul, misalnya kecelakaan kerja, infeksi nosokomial,

penyakit akibat kerja dan trend patient safety.Rumah Sakit Panti Rapih

merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan program

keselamatan dan kesehatan kerja.Meskipun telah melaksanakan program

keselamatan kesehatan kerja sejak tahun 1993,tingkat kecelakaan kerja di

Rumah Sakit Panti Rapih terdeteksi dari tahun 2009 sampai dengan

pertengahan 2012 adalah 34 kasus.Dengan tingkat keseringan terjadi adalah

terpeleset. Dalam tabel berikut dirinci jumlah kecelakaan kerja maupun di

Rumah Sakit Panti Rapih.

Tabel 1. Jumlah Kecelakaan Kerja dan Jenis Kecelakaan Kerja Dari


Tahun 2009 sampai dengan 2012

No Tahun Fisik Kimia Biologi Ergonomi


1 2009 10 - - -
2 2010 14 - - -
3 2011 6 - - -
4 2012 4 - - -
Jumlah 34
Sumber: Data Kecelakaan Pekerja RS Panti Rapih 2009 - Mei 2012(2012).

Semakin berkembangnya kebutuhan akan kesehatan pada karyawan di

tempat kerja maka Rumah Sakit berlomba lomba untuk memberikan

pelayanan kesehatan dengan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

bagi pekerja supaya bekerja seoptimal mungkin, baik fisik, mental maupun

sosial guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja di Rumah Sakit.


5

Manfaat yang timbul dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja,

setidaknya Rumah Sakit Panti Rapih telah menunjukkan upaya mencegah dan

mengurangi tingkat terjadinya kecelakaan di Rumah Sakit.Wujud dari

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit Panti Rapih yaitu

dengan adanya program program keselamatan dan kesehatan kerjayang telah

dimulai dari tahun 1993 dan terus di jalankan dan direvisi hingga saat ini.

B. Rumusan Masalah

Tingginya potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah

Sakit Panti Rapih, membuat Rumah Sakit Panti Rapih menerapkan program

K3 untuk menurunkan potensi bahaya, mengurangi risiko penyakit akibat

kerja. Di dalam pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

telah berjalan di Rumah Sakit Panti Rapih masih sering terjadi kecelakaan

kerja baik itu Fisik, Kimia, Biologis, dan Ergonomi, masih adanya pekerja

yang tidak menggunakan peralatan keselamatan, dan tenaga kerja yang belum

mengetahui arah evakuasi jika terjadi bencana. Berdasarkan latar belakang

tersebut dirumuskan permasalahan yaitu, “Bagaimana pelaksanaan program

K3 yang telah berjalan di RS. Panti Rapih?”


6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah berjalan di RS Panti Rapih.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan:

a. Untuk mengetahui pengembangan kebijakan program K3RS oleh

manajemen setelah penerapan K3.

b. Untuk mengetahuiperilaku tenaga kerja terhadap K3setelah dilakukan

promosi K3.

c. Untuk mengetahui tindakan pekerja terhadap kecelakaan kerja setelah

dilakukan pelatihan, dan pendidikan.

d. Untuk mengetahui proses kerja aman yang sesuai dengan SOP

e. Untuk mengetahui lingkungan RS yang memiliki risiko kerja tinggi

sehingga dilakukan upaya pencegahan.

f. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan yang diberikan RS terhadap

tenaga kerja.

g. Untuk mengetahui fasilitas keselamatan tenaga kerja yang diberikan

kepada tenaga kerja.

h. Untuk mengetahui tata cara pengolahan limbah padat, cair dan gas

sehingga tidak mencemari lingkungan.


7

i. Untuk mengetahui penggunaan B3 dan bahaya yang ditimbulkan

sesuai fungsi, jenis, dan tata cara penyimpanan.

j. Untuk mengetahuipelaksanaan manajemen bencana yang telah

diterapkan sesuai dengan ketentuan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Rumah Sakit Panti Rapih, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan

untuk perbaikan program K3 yang akan datang.

2. Bagi peneliti adalah akan memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan

penerapan program K3 RS secara umum dan mengetahui program K3 RS

yang ada di Rumah Sakit Panti Rapih, sehingga mampu memberikan

informasi kepada Rumas Sakit Panti Rapih dalam menerapkan program

K3 RS yang akan datang.

3. Bagi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Kerja (IKK), penelitian ini dapat

menambah wawasan pengetahuan tentang K3, terutama K3 di rumah sakit.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang memiliki kesamaan dengan Penelitian tentang Evaluasi

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerjaserupa pernah dilakukan antara

lain :
8

1. Waluya (2002)dengan judulStudi Analisis Pola Kebijakan K3 di IRNA

Rumah Sakit Tuberkulosis Paru Ngawen Salatiga. Perbedaan dalam

penelitian ini adalah dalam hal (1) Tujuan Penelitian, (2) Variabel bebas,

(3) Variabel Terikat.

2. Waluyo(2006)mengenai Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Temanggung Terhadap

Perusahaan di Kabupaten Temanggung. Tujuan penelitian adalah

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan penerapan SMK3 oleh Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Temanggung terhadap Perusahaan dan

Institusi Kesehatan. Perbedaan dalam penelitian terebut adalah (1) Tujuan

Penelitian (2) variabel bebas (3) Variabel Terikat.

3. Novianto (2005)mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehataan Kerja (SMK3) di Rumah Sakit Unisma Malang Jawa

Timur. Perbedaan penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Terkait dengan perbedaan tersebut diatas maka penelitian ini dianggap

asli.

Anda mungkin juga menyukai