Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan kadar selama
penyimpanan ( Connors,1986).
Tidak tergantung dari karakter jalannya proses penguraian (perubahan kimia,
fisika dan mikrobiologis) adalah untuk mengetahui waktu yang mana bahan obat
atau sistem bahan obat dibawah persyaratan lingkungan tertentu. Memenuhi
tuntutan yang telah dilaporkan, untuk mendeteksi perbandingan stabilitas maka
dipakai 2 metode yaitu (Voight, 1995) :
(1) tes daya tahan waktu panjang yang mengantarkan bahwa obat selama
ruang waktu yang diminati disimpan di bawa persyaratan penyimpanan
(suhu, cahaya, udara dan kelembapan) yang dituntut atau diharapkan di
dalam lemari pendingin atau ruang pendingin dan dalam jarak waktu yang
cocok dan pada akhir percobaan dikontrol kandungan bahan obat atau nilai
efektifnya, sifat mikrobiologis, maupun sifat sensoris dan keadaan
galeniknya yang dapat dideteksi dengan metode fisika.
(2) tes daya tahan dipercepat dilakukan dibawah pembebanan panas, dengan
ini digunakan membuat peraturan kinetika reaksi, lagi pula penguraian
dipelajari pada suhu yang lebih tinggi daripada suhu ruang dan kemudian
diekstrapolasikan pada suhu penyimpanan.
Degradasi kimia konstituen dalam sebuah produk obat sering menyebabkan
kerugian dalam potensi, misalnya, hidrolisis cincin b-laktam hasil benzilpenisilin
dalam aktivitas antimikroba yang lebih rendah. dalam contoh beberapa produk
degradasi dari obat mungkin degradasi beracun suatu eksipien dapat
menimbulkan masalah stabilitas fisik atau mikrobiologis. Pada umumnya, reaksi
kimia berlangsung lebih mudah dalam keadaan cair daripada dalam keadaan
padat sehingga masalah stabilitas serius lebih umum ditemui dalam obat cair
(Walter,1994).
Stabilitas farmasi harus diketahui untuk memastikan bahwa pasien menerima
dosis obat yang diresepkan dan bukan hasil ditemukan degradasi efek terapi
aktif. farmasi diproduksi bertanggung jawab untuk memastikan ia merupakan
produk yang stabil yang dipasarkan dalam batas-batas tanggal kedaluwarsa.
apoteker komunitas memerlukan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas bahwa ia benar dapat menyimpan obat-obatan,
pemilihan wadah yang tepat untuk mengeluarkan obat tersebut, mengantisipasi
interaksi
ketika
pencampuran
beberapa
bahan
obat,
persiapan,
dan
Dimana K adalah konstanta laju orde nol, yang memiliki dimensi konsentrasi
dibagi
oleh
misalnya
waktu
mol
per
liter
per
jam.
Konstanta K yang ada dalam hukum laju yang digabung dengan reaksi
elementer, disebut konstanta laju spesifik untuk reaksi itu. Setiap perubahan
dalam kondisi reaksi seperti temperatur, pelarut atau sedikit perubahan dari
suatu komponen yang terlibat dalam reaksi akan menyebabkan hukum laju
reaksi mempunyai harga yang berbeda untuk konstanta laju spesifik. Secara
eksperimen, suatu perubahan konstanta laju spesifik berhubungan terhadap
perubahan dalam kemiringan garis yang diberikan oleh persamaan laju. Variasi
dalam konstanta spesifik merupakan kebermaknaan yang fisik yang penting,
karena perubahan dalam konstanta ini menggambarkan suatu perubahan pada
tingkat molekul sebagai akibat variasi dalam kondisi reaksi (Martin,1983) .
Konstanta laju yang didapat dari reaksi-reaksi yang mengandung sejumlah
langkah molekularita yang berbeda merupakan fungsi konstanta laju spesifik
untuk berbagai bentuk langkah. Setiap perubahan dalam sifat-sifat dari suatu
langkah yang disebabkan modifikasi pada kondisi reaksi itu atau pada sifat-sifat
dari molekul yang terlibat dalam langkah-langkah ini, akan menyebabkan
perubahan harga konstanta laju keseluruhan. Pada saat variasi dalam konstanta
Dalam reaksi orde nol, waktu paruh sebanding dengan konsentrasi awal, a.
Waktu paruh reaksi orde pertama tidak bergantung pada a; waktu paruh
untuk reaksi orde kedua, dimana a = b sebanding dengan 1/a dari dalam
reaksi orde ketiga, dimana a = b = c, sebanding dengan 1/a. Umumnya
berhubungan antar hasil di atas memperlihatkan waktu paruh suatu reaksi
dengan konsentrasi seluruh reaktan sama.
terjadi
munculnya
pemisahan,
yang
mula-mula
obat
semi
padat
seperti
salep
dan
pasta
selama
Interkonveksi bentuk hidrat dan anhidrat dari Ampicilin dapat memiliki efek
yang berkaitan pada laju pelarutan dari formulasi berarti berkaitan juga dengan
ketersediaan hayati. Bentuk dari anhidrat lebih larut dibandingkan dengan berat
murni kelarutannya pada suhu 37o C telah ditentukan bagian fungsi dari pil untuk
ke suatu bentuk kristal (Martin, 1983).
Dahulu untuk mengevaluasi kestabilan suatu sediaan farmasi dilakukan
pengamatan pada kondisi dimana obat tersebut disimpan. Misalnya pada
temperatur kamar. Ternyata metode ini memerlukan waktu yang lama dan tidak
ekonomis. Sekarang waktu mempercepat analisis dapat dilakukan test stabilitas
dipercepat yaitu dengan mengamati perubahan konsentrasi pada suhu tinggi.
Dengan membandingkan dua harga K pada temperatur yng berbeda dapat
dihitung energi aktivasinya sehingga K pada suhu kamarpun dapat dihitung.
Harga K pada suhu kamar dapat juga dihitung dari grafik antara log 1 dengan
1/T. Dengan demikian batas kadaluarsa suatu sediaan farmasi dapat diketahui
dengan tepat (Martin, 1983).
Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah
labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masingmasing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua
adalah faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara, yang
mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Skala kualitas
yang penting untuk menilai kestabilan suatu bahan obat adalah kandungan
bahan aktif, keadaan galenik, termasuk sifat yang terlihat secara sensorik,
secara miktobiologis, toksikologis, dan aktivitas terapetis bahan itu sendiri. Skala
perubahan yang diijinkan ditetapkan untuk obat yang terdaftar dalam farmakope.
Kecepatan terurainya suatu zat padat mengikuti reaksi orde nol, orde satu,
ataupun orde dua,yang persamaan tetapan kecepatan reaksinya seperti
tercantum dibawah ini (Martin, 1990) :
C
Orde nol
k=
T
2,302
Orde I
k=
C0
log
2,302
atau k =
C0
log
C0-X
X
Orde II
k=
C0(C0-X) t
Dimana:
k