UWAIS ALQARNY
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2008
ANALISIS KINERJA PELAYANAN
PADA RSUD ANDI MAKKASAU PAREPARE
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Konsentrasi Studi Manajemen Perencanaan
UWAIS ALQARNY
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2008
TiS IS
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
terse but.
y~~
Uwais Alqarny
PRAKATA
tesis ini dapat terselesaikan. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk lebih
salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Magister pada
karena itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati serta rasa
1. Bapak Prof. Dr. Amran Razak, SE, M.Sc. dan Bapak Dr. Agussalim,
SE, M.Si., selaku ketua dan anggota komisi penasehat yang telah
2. Bapak Dr. lr. Rahim Darma, MS., Bapak Prof. Dr. lr. Darmawan
Salman, MS., dan lbu Prof. Dr. lr. Sitti Bulkis, MS., selaku komisi
penguji yang telah memberikan arahan dan saran guna perbaikan tesis.
3. Bapak dan lbu dosen, pimpinan dan staf pada Konsentrasi Studi
5. lbu Dr. Hj. Andi Besse Dewagong, M.Kes. selaku direktur RSUD Andi
tulus dan ikhlas sehingga penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.
7. Terkhusus kepada ibunda tercinta Hj. Andi Kunaeni Gani yang telah
Halija Husain dan putra putri terkasih: Suci Maulidia Anugrah, Ahmad
penyusunan tesis ini, namun apabila ada yang tidak berkenan, pada
UWAIS ALQARNY
vii
ABSTRAK
ABSTRACT
halaman
PRAKATA .............................................................................................. v
ABSTRAK ...... ......... ...... ............. .. ...... ... ....... .. ..... .. .... .. ..... ....... ..... ...... .. ... vii
B. Rumusan Masalah .. .......... ..... .... .... ...... .... ........ ...... ............. . 8
C. Tujuan Penelitian ....... ..... ... ...... .......... .... .... ......... ................. 9
D. Kegunaan Penelitian ....... ......... ..... ...... ........ .. ....... ........ ..... .. 9
B. Manajemen Kinerja ....... ..... ......... ..... ........... ...... ...... .... ........ 12
2. Siklus pengukuran kine~a ....... ..... ..... .... ................ ...... ... 19
X
pelayanan di RSUD A. Makkasau ..... .... ..... ... ..... ... .. ... ...... . 113
B. Saran ...... ..... .... .... ...... ... ............. .. .... ..... .. ...... ... ...... ..... ..... .. 133
nom or halaman
15. Data anak dan balita gizi buruk pada RSUD A. Makkasau
Parepare 109
Xlll
DAFTAR GAMBAR
nom or halaman
DAFTAR LAMPIRAN
nomor halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
pengutamaan manfaat.
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
seperti meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6
gizi kurang pada anak balita dari 25,8 persen menjadi 20 persen.
RPJM Nasional2004-2009)
kebutuhan masyarakat.
oleh seluruh lapisan masyarakat dengan sentuhan kasih sayang". Visi dan
Misi tersebut hanya dapat dicapai jika pihak manajemen rumah sakit
salah satu aset utama yang akan sangat menentukan berhasil tidaknya
Jumlah (Orang)
Tenaga Kesehatan
2005 2006 2007
Dolder Ahli 15 15 16
Dolder Umum 7 8 8
Dokter Gigi 2 2 2
Perawat 92 126 137
Bidan 15 18 19
Tenaga Kesmas 6 10 12
Tenaga Farmasi 10 10 11
Radiografer 3 5 6
Fisioterapis 2 3 4
Analisis Laboratorium 3 6 7
Nutrisionis 5 10 10
Teknisi Eleldromedis 1 1 1
Perekam Medis 0 0 1
J U M L A H (Oranu)
Kunjungan
2005 2006 2007
Parepare yang sangat strategis berada pada jalur lalu lintas antar daerah
Sulawesi Barat.
rencana peningkatan tipe kelas rumah sakit dari tipe C menjadi tipe B
Non-Pendidikan.
tidak transparan, serta kepastian waktu pelayanan yang tidak tetap adalah
merupakan suatu kondisi rill yang masih berlangsung dan dialami oleh
sektor publik dalam hal ini pelayanan kesehatan di rumah sakit harus
tersedia.
8
B. Rumusan Masalah
pelayanan kesehatan.
C. Tujuan Penelitian
pelayanan kesehatan
D. Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
kepuasan pasien umum pada Poliklinik lnterna dan THT RSU Dr. Sudiro
B. Manajemen Kinerja
sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan
demi hari dan untuk mengelola peningkatan kinerja dalam diri mereka
organisasi.
pakar dari yang sangat sederhana dan mendasar sampai pada proses
a. Model Deming
dicapai.
Rencana
Review Tindakan
Monitor
waktunya.
kine~a Torrington dan Hall dapat disajikan pada gambar di bawah ini:
Menentukan harapan
kine~a
~
Business and Departemental
Competence
Requirement . Plans and Goals
~
Performance
Standard
~ ~
Competence
Performance and
Development Agreement
J
Evidence Performance
Measurement
~
Performance and
Development Plans
~
Action - Work and
Development
~
Continous - Monitoring
and Feedback ~
~
~._
Finaneial FormaiRe~ew,Feedback
Rewa rd and Joint Assesment .....
C. Pengukuran Kinerja
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
Posisi
sekarang
Target
Kinerja
keseluruhan
Baseline Sa saran
adalah suatu metode dan alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai
Rencana
Strategis
t
.. Pengukuran
Kinerja .. lmplementasi
.. Evaluasi
Kinerja
diinginkan jika ditunjang oleh pola pengukuran kinerja yang berada dalam
20
harus merumuskan visi dan misi ini agar semua anggota organisasi
dan misi oleh organisasi. Oleh karena visi dan misi mempunyai
karakteristik yang sulit diukur, sehingga visi dan misi ini dijabarkan
para anggota organisasi tidak menyimpang dari visi dan misi yang
upaya agar visi dan misi organisasi dite~emahkan oleh semua anggota
2. Merumuskan falsafah
nilai yang terkandung dalam visi dan misi agar dapat dijiwai anggota
3. Menetapkan kebijakan
4. Menetapkan tujuan
suatu tujuan, visi dan misi sudah semakin berwujud. Dalam konteks
5. Menetapkan sasaran
6. Menyusun strategi
lanjut dari visi dan misi organisasi. Pada dasarnya organisasi harus
7. Menyusun program
8. Menyusun anggaran
yang jelas pun, kita tidak bisa melakukan pengukuran kinerja karena
dan kriteria yang digunakan untuk mengukur. Kriteria ini menjadi tolok
yang digunakan.
a. Monitoring kinerja
b. Evaluasi kinerja
juga merupakan suatu proses umpan balik (feed back) atas hasil
kinerja saat ini dan masa lalu sebagai dasar dan pelajaran untuk
3. lndikator kinerja
ukuran-ukuran tertentu.
kine~a adalah kriteria kine~a yang mengacu pada penilaian kinerja secara
apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan
30
sebagai berikut:
lndikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost},
b. Penggunaan (utilization)
kapasitas.
ditetapkan.
e. Kepuasan (satisfaction)
sebagai berikut:
relevan.
proses.
yang tersedia.
D. Pelayanan Publik
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Hukum Milik Negara dan Badan
publik adalah unit ke~a pada instansi pemerintah yang secara langsung
mudah dimengerti.
peraturan perundang-undangan.
dan efektifitas.
34
b. Kejelasan:
sa h.
35
pelayanan publik.
informatika (telematika).
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
pengaduan.
5. Kepuasan pelanggan
oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived seNice) dan jasa
(2006), ciri-ciri kualitas jasa dapat dievaluasi ke dalam lima dimensi besar
karyawan lainnya. Dalam hal ini, budaya organisasi merupakan hal yang
sebagai berikut:
E
e
e
D
Keseniangan II
L Perierjemahtrl persepsi mjd
spesifikasi kuaias jasa
Keseniangan ill
a. +
D
Penyalff)8m j8s8 ~ermast.t Komunikasi ekstemal
g Sebe!IJII/sest.mh kortrak) kepada pelanggan
a.
D
Keseniangan IV
Jasa vanQ dipersepsikan
spesifikasi dari kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini apakah
dengan apa yang tertuang dalam spesifikasi standar pelayanan yang ada.
itu sendiri.
sehingga pelayanan yang diterima saat ini (kondisi aktual) sesuai dengan
Renstra
RSUD A Makkasau
!
Penyelenggaraan
Pelayanan
!
Kualitas Pelayanan
~
~
lndikator Dimensi RATER
Makro Faktor-faktor
pendukung &
Kesehatan I penghambat
Kondisi Ideal
Gap
Tingkat Kepuasan ~,
L+ +---
Pasien Formulasi Strategi
~ Kebijakan
Kinerja
Pelayanan
F. Defenisi Operasional
1. Kine~a adalah hasil yang telah dicapai dari suatu pekerjaan yang
ukuran-ukuran tertentu.
a. Reliability (keandalan),
c. Assurance Oaminan),
d. Empathy, dan
METODE PENELITIAN
Kota Parepare.
dimana telah direncanakan akan ditingkatkan tipe kelas rumah sakit dari
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
itu data primer juga diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dari
pihak manajemen rumah sakit yaitu Direktur Rumah Sakit, Kepala Bidang
dan rawat jalan, alur pelayanan rawat inap dan rawat jalan, data indeks
1. Wawancara mendalam
2. Kuesioner
dalam hal ini pasien atau pengunjung rumah sakit yang mendapatkan
Unit analisis yang diteliti dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan
pasien yang berobat dan dirawat pada RSUD Andi Makkasau Kota
1. Prosedur pelayanan
2. Tarif pelayanan
3. Waktu pelayanan
1. Kepastian hukum
3. Keramahan petugas
No Respond en Jumlah
(orang)
Manajemen RS :
1. Direktur Rumah Sakit 1
2. Kabid. Pelayanan dan Keperawatan 1
3. Kasubbid. Pelayanan dan Penunjang Medis 1
4. Penanggung Jawab UPF 8
5. Kepala Bangsal 10
Jumlah 21
Masyarakat :
1. Pasien Rawat Jalan 40
2. Pasien Rawat lnap 10
Jumlah 50
50
kepegawaian, data jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan, alur
bersifat naratif.
Bagaimana kinerja Mengetahui Kualitas 1. Realibility Kuesioner Primer Masyarakat/pasien Ana lisis
pelayanan RS kine~a pelayanan Pelayanan 2. Assurance yang berobat di rumah Gap
ditinjau dari aspek RS ditinjau dari 3. Tangibles sa kit
kualitas pelayanan aspek kualitas 4. Empathy
pelayanan 5. Responsiveness
Bagaimana Mengetahui faktor- Strategi 1. Faktor Eksternal 1. Wawancara Primer 1. Direktur RS Analisis
merumuskan faktor yang dapat kebijakan 2. Faktor Internal mendalam Sekunder 2. Kabid Pelayanan Deskriptif
faktor-faktor yang mendukung dan pelayanan (indepth dan Keperawatan dan
dapat mendukung menghambat Interview) 3. Kasubid. Pelayanan Anal isis
dan menghambat pelayanan 2. Studi Penunjang medis SWOT
pelayanan menjadi sehingga dapat dokumen 4. Penanggungjawab
suatu altematif dirumuskan unit pelaksana
strategi kebijakan alternatif strategi teknis fungsional
pelayanan kebijakan 5. Kepala Bangsal
kesehatan pelayanan 6. Renstra RS
kesehatan 7. Profil RS
Bagaimana Mengetahui Pembangunan 1. Umur Harapan Studi Dokumen Sekunder 1. Data IPM Propinsi Analisis
pengaruh kine~a pengaruh kine~a Kesehatan Hid up Sulawesi Selatan Deskriptif
pelayanan pelayanan 2. Angka Kematian 2. Data Rekam Medik
terhadap indikator terhadap indikator Bayi RSUD A Makkasau
makro kesehatan makro kesehatan 3. Angka kematian
lbu melahirkan
4. Gizi kurang
pada balita VI
w
--- ------ --
BABIV
rumah sakit yang dibangun dengan bantuan Bank Dunia pada tahun 1985,
Republik Indonesia.
Pada tanggal 10 Januari 2005, Rumah Sakit Urn urn Daerah Andi
penuh tingkat dasar oleh Tim Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
rekam medis.
1. Luastanah = 44.582 m2
Visi, Misi, Filosofi, Tujuan dan Sasaran RSUD Andi Makkasau Kota
1. Visi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare adalah menjadi rumah sakit
ASKESdanJAMSOSTEK
2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Daerah, maka susunan
1. Direktur
terpadu.
rumah sakit
instansi pemerintah
60
berikut:
kebutuhan keperawatan
pas ian
sebagai berikut:
keperawatan
6. lnstalasi
sarana dan prasarana medis dan non medis rumah sakit, serta
7. Komite Medik
pengembangan.
dan setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh
berikut:
cc"
" 4 0 6 8 22 14 194 3,88 0 0 0 16 34 234 4,68
Rata- rata 3,86 Rata- rata 4,66 -0,80
1 0 0 2 19 29 227 4,54 0 0 1 10 39 238 4,76
:e"
.! 2 1 2 7 24 16 202 4,04 0 0 2 12 36 234 4,68
Q 3 0 2 5 26 17 208 4,16 0 0 0 14 36 236 4,72
c
~ 4 0 2 4 25 19 211 4,22 0 0 1 11 38 237 4,74
Rata- rata 4,24 Rata- rata 4,73 -0,49
1 0 4 12 24 10 190 3,80 0 0 1 16 33 232 4,64
..
>.
.c
ca
a.
2
3
1
1
4
6
6
9
31
26
8
8
191
184
3,82
3,68
0
0
0
0
1
3
15
14
34
33
233
230
4,66
4,60
E
w 4 0 2 7 31 10 199 3,98 0 0 4 11 35 231 4,62
Rata- rata 3,82 Rata- rata 4,63 -0,81
""c
G)
1 2 8 ·9 22 9 178 3,56 0 0 2 14 34 232 4,64
G) 2 0 6 14 23 7 181 3,62 0 0 3 13 34 231 4,62
>
'iii 3 0 5 9 28 8 189 3,78 0 0 1 16 33 232 4,64
c
0
a. 4 0 3 8 27 12 198 3,96 0 0 2 14 34 232 4,64
~" Rata- rata 3,73 Rata- rata 4,64 -0,91
i Rata - rata semua dimensi 3,86 Rata - rata semua dlmensi 4,65 -0,79
=(5-1)/5
=0.8
Sehingga diperoleh klasifikasi jawaban sebagai berikut:
Interval Klasifikasi
harapan. Dalam tabel tersebut terlihat grand mean pada harapan pasien
tinggi.
kepuasan pasien, kepuasan paling rendah terjadi pada saat kinerja jauh
tinggi te~adi pada saat kinerja jauh melampaui harapan, yaitu saat kine~a
maksimal (5) sedangkan harapan minimal (1), nilainya sebesar 5-1 =4.
Rentang kepuasan -4 sampai dengan terbesar 4 memiliki interval:
70
Interval Klasifikasi
tingkatan moderat.
1. Pelayanan Reliability
mempunyai gap paling kecil atau tingkat kepuasan terbesar adalah item
rawat jalan dan rawat inap pad a halaman 100 dan 101.
terkecil adalah item nomor 3 yaitu pelayanan dimulai tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan sebesar -1 ,36. Dari hasil kuesioner dan
rumah sakit sering tidak tepat waktu, utamanya pada unit pelayanan rawat
jalan, pasien sering menunggu lama baru dilayani. Hal ini banyak
realibility yang memiliki gap paling tinggi antara persepsi dan harapan
perhatian yang lebih serius bagi pihak manajemen rumah sakit, karena
2. Pelayanan Assurance
paling kecil atau tingkat kepuasan terbesar adalah item nomor 3 yaitu
Sedangkan gap yang besar atau tingkat kepuasan terkecil pada item
apabila te~adi kesalahan prosedur ke~a dari tenaga medis dan karyawan,
Kesehatan Rl. Salah satu tujuan dibuatnya Hospital By Laws ini adalah
73
bertujuan untuk melindungi semua pihak secara baik dan benar, antara
berkaitan dengan pelayanan (tata tertib rawat inap, identitas pasien, hak
wajib simpan rahasia kedikteran, komite medik, panitia etik rumah sakit),
yang telah dibuat oleh pihak manajemen RSUD Andi Makkasau belum
3. Pelayanan Tangible
atau tanggapan yang paling positif dari pasien. lni disebabkan karena
74
fasilitas fisik seperti gedung, ruang tunggu, tempat parkir dan toilet yang
dalam menangani kebersihan gedung dan halaman rumah sakit, dan dari
sangat lengkap. lni tak lepas dari tanggung jawab pihak manajemen
sumber dana ABPD Kota Parepare maupun pengadaan dari sumber dana
Pada tabel 7 dari dimensi tangible, item yang memiliki gap paling
kecil atau tingkat kepuasan terbesar adalah item nomor 1 sebesar -0.22
Sedangkan item yang memiliki gap paling besar atau tingkat kepuasan
terkecil adalah item nomor 2 sebesar -0.64 yaitu RSUD A. Makkasau Kota
bersih dan nyaman. Hal ini memang masih perlu dibenahi, terutama ruang
75
tunggu pasien sudah cukup baik tapi masih perlu lebih ditingkatkan,
misalnya ruang tunggu pasien kalau bisa menggunakan AC, tempat duduk
pasien yang terbuat dari bahan kayu dapat diganti dengan sofa, agar
kenyamanan dapat dirasakan oleh pasien. Disamping itu, toilet yang ada
diruang tunggu pasien rawat jalan hanya ada satu buah, dianggap tidak
4. Pelayanan Empathy
secara personal yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada yaitu
pasien sebesar 3.82 - 4.63 =-0.81. Dari nilai tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pelayanan dari dimensi empathy dapat diklasifikasikan rendah.
paling kecil atau tingkat kepuasan terbesar adalah item nomor 4 sebesar -
baik dan lancar. Sedangkan item dengan gap yang besar atau tingkat
apa yang diinginkan oleh pasien. Petugas medis harus lebih memberikan
76
hanya sebagian kecil petugas medis yang memiliki sifat ramah dan penuh
kepada pasien.
5. Pelayanan Responsiveness
yang mempunyai gap paling kecil atau tingkat kepuasan terbesar adalah
memiliki gap paling besar atau tingkat kepuasan terkecil adalah item
nomor 1 sebesar -1.08 yaitu petugas medis selalu ada ditempat jika
dibutuhkan. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi pihak rumah sakit,
karena sangat fatal bagi kine~a petugas medis secara khusus maupun
kine~a rumah sakit secara umum, jika petugas medis tidak berada di
pasien dimana pasien telah menilai baik terhadap kualitas pelayanan yang
visi, misi dan tujuan rumah sakit tidak akan tercapai. Untuk itulah perlu
pasien tersebut.
78
suatu periode, kinerja yang dicapai temyata lebih rendah daripada periode
diinginkan jika ditunjang oleh pola pengukuran kine~a yang berada dalam
kinerja merupakan titik awal dari suatu siklus manajemen kinerja. Dasar
sa kit.
Tujuan SPM:
rujukan
Manfaat SPM:
1. Bagi masyarakat:
rumah sakit
wilayahnya
meningkatkan pembinaan.
Standar minimal tempat tidur yang harus ada pada rumah sakit tipe C
115.169
Untuk 115. 169 penduduk = = 77 TT (pembulatan)
1500
jumlah sarana tempat tidur yang tersedia. Selain itu juga tersedia
seluruh tempat tidur Kelas Ill yang diperuntukkan bagi pasien dari
spesialis bedah, dokter spesialis obgyn, dokter spesialis anak dan dokter
(satu) dokter spesialis anak, serta 3 (tiga) dokter spesialis penyakit dalam,
saraf, mata, kulit kelamin, jiwa, radiologi, patologi klinik dan spesialis
b. Manajemen Keuangan
sistem uji coba swadana khusus untuk pelayanan rawat jalan. Dan pada
dana yang masuk ke kas rumah sakit menggunakan billing system dan
semua aliran dana melalui Kantor Kas Pembantu Bank Sulsel Cabang
yang dimiliki oleh rumah sakit. Adapun standar peralatan RSUD Andi
dilaksanakan daerah, maka jenis peralatan medis yang minimal harus ada
spesialisasi yang ada di rumah sakit itu sendiri. Untuk semua jenis
stateskop) dan weight scale. Untuk pelayanan rawat jalan, jenis peralatan
diagnostic kit tersebut harus tersedia disetiap poliklinik rawat jalan dan dari
stateskop) dan weight scale telah tersedia pada semua poliklinik rawat
jalan yang ada pada RSUD A. Makkasau, yang berarti bahwa jenis
minimal peralatan yang harus ada pada instalasi rawat jalan. Khusus
untuk poliklinik gigi, harus tersedia peralatan dental chair dan dental
instrument. Untuk poliklinik mata harus tersedia peralatan tes buta warna
dan catarac set. Untuk poliklinik obgyn harus tersedia peralatan Obgyn Kit
dan alat USG. Dari tabel 8 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis
peralatan medis tersebut telah tersedia pada setiap ruang perawatan yang
ada di rumah sakit, hal ini berarti pihak rumah sakit telah memenuhi
dengan jumlah tempat tidur sebanyak 144 buah sudah sangat memadai
untuk rumah sakit dengan tipe kelas C. Untuk pengelolaan limbah rumah
sakit yaitu menggunakan incenerator dan IPAL. Disamping itu sarana air
Standar minimal untuk rumah sakit tipe kelas C yaitu rumah sakit
tingkat lanjutan oleh Tim Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Pusat
melalui suatu billing system sehingga data-data pasien yang pernah dan
telah memenuhi standar pelayanan minimal rumah sakit seperti yang telah
minimal yang wajib dilaksanakan oleh rumah sakit, maka akan semakin
salah satu tolok ukur dalam menilai keberhasilan rumah sakit untuk
tujuan yang telah ditetapkan (BPKP, 2000). Jadi jelas bahwa indikator
pengguna atas jasa layanan, maka fokus pengukuran kinerja sektor publik
1. lndikator Input:
indikator input seperti bahan dan alat, biaya, jenis serta orang yang
92
a. Bahan/alat:
b. Tenaga kesehatan
1. Tenaga medis:
2. Apoteker 3 orang
5. Bid an 19 orang
7. Radiografer 6 orang
8. Fisioterapis 4 orang
RS RS RS RS RS
Jenis Tenaga Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
A 8 (P) B(NP) c D
137 orang. Untuk tahun 2007 jumlah pasien yang dilayani di RSUD
c. Jenis pelayanan
Parepare, meliputi:
a. Pelayanan radiologi
b. Pelayanan laboratorium
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gizi
c. Kamar bersalin
d. Cardiac centre
jalan dan rawat inap untuk tahun 2007 pada masing-masing bagian
RAWATJALAN RAWATINAP
d. Biaya pelayanan
2. lndikator Proses:
a. Kecepatan Pelayanan :
(a) Hari Senin- Kamis, loket buka jam 08.00- 12.00 wita
b. Mekanisme pelayanan
instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap dapat dilihat pada
TDK APOTIK -a
TDK
TDK
YA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
101
RESEP POLIK
PERINCIAN TDK
HARGA OBAT APOTIK
3. lndikator Output:
Yang dapat menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai atau sesuatu
jumlah pasien yang dilayani, meliputi pasien rawat inap dan pasien
Kota Parepare.
Dari data yang diperoleh, dapat dilihat jumlah pasien rawat inap dan
pasien yang dilayani, diperoleh dari buku register rawat jalan dan rawat
Jumlah (orang)
Kunjungan
2005 2006 2007
Jumlah (orang)
Kunjungan
2005 2006 2007
4. lndikator Outcome:
angka kematian ibu melahirkan serta rendahnya angka gizi buruk pada
anak dan balita yang pada akhirnya berpengaruh pada tingginya angka
hidup masyarakat.
Makkasau yang telah dicapai saat ini terhadap indikator makro kesehatan
dan sekitarnya.
105
kematian bayi dari total kelahiran bayi pada RSUD A. Makkasau Kota
Angka
2007 62 920 kematian bayi:
s/d 31-8-2008 9 768 35 menjadi
26/1.000
kelahiran
(2,6%)
Makkasau pada tahun 2007 sebanyak 920 kelahiran, dimana dari total
kelahiran tersebut yang lahir mati sebanyak 62 orang atau sebesar 6,74%
106
dari total kelahiran. Sedangkan sampai dengan Agustus 2008, dari total
kelahiran sebanyak 768 kelahiran, yang lahir mati sebanyak 9 orang atau
tahun 2008. Dari angka tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada
35 menjadi 26 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup). lni berarti dengan
semakin panjang.
angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000
Angka
2006 6 832 kematian ibu:
307 menjadi
2007 5 920 226/100.000
s/d 31-8-2008 kelahiran
2 768 (0,23%)
kematian ibu melahirkan setiap tahunnya, yang berarti juga dengan kinerja
kesehatan terhadap ibu hamil mulai dari pemenuhan gizi pada ibu hamil,
pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil setiap bulan, sampai pada saat
resiko pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu
hamil tersebut.
108
penerus bangsa yang sehat dan kuat maka pembangunan bangsa dapat
Makkasau Kota Parepare berada pada tingkatan kine~a yang baik, yang
dapat dilihat pada indikator menurunnya angka gizi buruk pada anak dan
indikator untuk gizi kurang pada anak dan balita sesuai dengan standar
berdasarkan RPJM Nasional 2004 - 2009, dimana angka gizi bu~uk pada
anak dan balita diupayakan diturunkan dari target gizi buruk dibawah
Di bawah ini disajikan data anak-anak dan balita gizi kurang dan
gizi buruk yang ditangani pada RSUD A. Makkasau Kota Parepare tahun
Tabel 15. Data anak dan balita gizi buruk pada RSUD A. Makkasau
signifikan terhadap angka gizi buruk pada anak dan balita untuk tahun
2008 sebanyak 3 orang dibandingkan angka gizi buruk anak dan balita
memfokuskan pada perbaikan gizi buruk anak dan balita dimana telah
hidup lebih lama apabila dia sehat dan bilamana menderita sakit
mengukur usia hidup sejak lahir (life expectancy at birth) sebagai salah
111
satu komponen. Ada dua jenis metode yang dapat digunakan yaitu
dilakukan dari sensus penduduk (SP) dan Prediksi Survei Sosial Ekonomi
bayi yaitu banyaknya kematian bayi sebelum berumur satu tahun dibagi
berikut:
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka harapan hidup di Kota
yang lahir di Kota Parepare pada tahun 2006 diharapkan dapat hidup
provinsi pada tahun 2006 yang mencapai 69 tahun, angka harapan hidup
penduduk Kota Parepare relatif masih lebih tinggi. Demikian juga dengan
kecuali Kabupaten Barru yang relatif masih lebih rendah dari angka
nasional.
angka kematian bayi serta menurunnya angka gizi buruk pada anak dan
setempat.
antara lain:
2. Jumlah loket yang ada tidak sebanding dengan jumlah pasien yang
dilayani setiap hari. Jumlah loket yang ada hanya 2 (dua) buah,
orang terdiri dari pasien umum, pasien askes, dan pasien gakin.
sehari-hari yang dapat kita lihat. lni harus disikapi dengan lebih
pasien.
pakai atau tidak memenuhi standar lagi. Hal ini disebabkan karena
merupakan rumah sakit yang paling lengkap dari sisi sarana dan
Kota Parepare.
akses pelayanan dari satu bagian ke bagian lain. Selain itu sistem
dan dokter gigi yang cukup memadai untuk tipe rumah sakit kelas C
non pendidikan.
24 jam penuh.
yang ada saat ini. Jadi analisis SWOT merupakan suatu alat analisis yang
a. Kekuatan (Strengths)
peluang yang ada. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, maka
sakit di sekitarnya
b. Kelemahan (Weaknesses)
kebutuhan pasien
diterapkan.
kesehatan.
berdasarkan skala prioritas, mulai dari faktor yang paling penting diberi
120
bobot 1,0 sampai kepada faktor yang tidak penting diberi bobot 0,0 ;
A. KEKUATAN
1. Rumah sakit pusat rujukan 0,15 4 0,60
2. Rumah sakit telah terakreditasi 0,15 4 0,60
3. Rumah sakit memenuhi SPM 0,10 4 0,40
4. Sarana dan prasarana yang memadai 0,05 3 0,15
5. Jumlah tenaga medis yang memadai 0,05 3 0,15
6. Pengelolaan keuangan swadana 0,05 2 0,10
7. Rumah sakit menerapkan SIM-RS 0,05 2 0,10
B. KELEMAHAN
1. Letak rumah sakit kurang strategis 0,15 1 0,15
2. Kualitas SDM masih rendah 0,10 1 0,10
3. Peralatan medis sudah tidak layak 0,05 2 0,10
4. Sarana air bersih kurang memadai 0,03 2 0,06
5. Bangunan fisik sudah banyak rusak 0,03 3 0,09
6. Loket pendaftaran kurang memadai 0,02 3 0,06
7. Kegiatan pemasaran belum optimal 0,02 4 0,08
sebagai berikut:
pelayanan di rumah sakit. Untuk nilai rating kekuatan yang besar diberi
nilai positif (+4), tetapi jika kekuatan kecil diberi nilai rating positif (+1 ).
c. Peluang (Opportunities)
propinsi Sulsel.
semakin meningkat
kota industri.
d. Ancaman (Threats)
1. Adanya rumah sakit swasta yang menjadi pesaing utama dari rumah
cukup tinggi
swasta lainnya
123
A. PELUANG
1. Komitmen pemerintah pusat, pemprov 0,15 4 0,60
dan pemda menunjang pelayanan
2. Letak Parepare yang strategis 0,15 4 0,60
3. Kemampuan dan kemauan membayar 0,10 3 0,30
masyarakat cukup baik
4. Tingkat sosial ekonomi masyarakat 0,10 3 0,30
semakin baik
5. Kota Parepare akan berkembang 0,05 3 0,15
menjadi kota niaga dan kota industri
B. ANCAMAN
1. Adanya rumah sakit pesaing 0,15 1 0,15
2. Tuntutan masyarakat tinggi terhadap 0,10 2 0,20
mutu pelayanan
3. Anggaran gakin masih rendah 0,10 1 0,10
4. Dokter pemerintah bekerja juga di RS 0,05 2 0,10
swasta
5. Perbedaan tarif dengan RS lain 0,05 3 0,15
Jumlah A+ B 1 2,65
124
sebagai berikut:
pelayanan di rumah sakit. Untuk nilai rating peluang yang besar diberi
nilai positif (+4), tetapi jika peluang kecil diberi nilai rating positif (+1).
ancaman yang dapat terjadi di rumah sakit, dimana peluang yang ada di
antara lain:
rumah sakit dan pada bulan April2007, tim tersebut telah melakukan
lain:
Tahun 2003, sudah tidak sesuai dengan perhitungan unit cost yang
ada saat ini, sehingga dengan tarif yang berlaku dari tahun 2003
128
(tidak ada kenaikan tarif selama kurun waktu 5 tahun) sudah tidak
berkualitas.
(2) Perbaikan sarana dan prasarana fisik rumah sakit melalui bantuan
sa kit.
130
di rumah sakit.
BABV
A. Kesimpulan
masyarakat.
b. Jumlah loket yang ada tidak sebanding dengan jumlah pasien yang
kebutuhan pasien,
status RSUD A. Makkasau dari tipe C menjadi rumah sakit tipe B Non-
Pendidikan.
133
B. Saran
karena pada dimensi ini yang memiliki gap terbesar antara persepsi
tepat waktu.
kepada masyarakat.
Kepada Yth.
Bapakllbu/Sdr.(i) Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Parepare, 2008
Hormat saya,
Uwais Alqarny
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian 138
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
2. A I am at
3. Pekerjaan
4. Tempat perawatan
PETUNJUK PENGISIAN
Pertanyaan Bagian I :
Berikut ini daftar pertanyaan mengenai PERSEPSI Bapakllbu/Sdr.(i)
selaku pasien akan pelayanan RSUD A. Makkasau yang diterima saat ini.
Berilah tanda ( ...J ) pada jawaban yang anda pilih dengan ketentuan
sebagai berikut :
Kategori 1 Sangat Tidak Setuju : (STS)
Kategori 2 Tidak Setuju (TS)
Kategori 3 Netral (N)
Kategori 4 Setuju (S)
Kategori 5 Sangat Setuju (SS)
139
1. RELIABILITY (KEHANDALAN)
2. ASSURANCE (JAMINAN)
4. EMPATHY (EMPATI)
Pertanyaan Bagian II :
Berikut ini daftar pertanyaan mengenai HARAPAN Bapakllbu/Sdr.(i) selaku pasien,
akan pelayanan RSUD A. Makkasau Parepare.
Berilah tanda ( " ) pada jawaban yang anda pilih dengan ketentuan sebagai berikut :
Kategori 1 : Sangat Tidak Setuju : (STS)
Kategori 2 : Tidak Setuju : (TS)
Kategori 3 : Netral : (N)
Kategori 4 : Setuju : (S)
Kategori 5 : Sangat Setuju : (SS)
141
1. RELIABILITY (KEHANDALAN)
2. ASSURANCE (JAMINAN)
4. EMPATHY (EMPATI)
Parepare, 2008
Responden,
DIREKTU R
I I
KELOMPOK BAGIAN
JABATAN FUNGSIONAL TATA USAHA
I I I l
I I I I I
I I I SUB BAGIAN
SUB BAGlAN
ADMINlSTRASI UM'l.J!\f
KEUANGAN
DAN KEPEGAWAIA.t'-:
I
BIDANG BIDANG BIDANG
PELAYANAN DAN PERENCANAAN & PELAPORAN YANKES
KEPERAWATAN PENGEMBANGAN
"'
I
SUBBIDANG - SUBBIDANG
PENYUSUNAN
SUBBIDANG
REKAM MEDIK DAN
_j
BINA KEPERAWATAN PROGRAM, MONEV PELAPORAN
SUBBIDANG
. PELAYANAN DAN
SUBBIDANG
..... BINA PENDIDIKAN DAN
LATDIAN
SUBBIDANG
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
J
PENUNJANG MEDIK
PELAYANAN
~
.......
U PTB ~
'[A PAREPARE, 1.;.)
05. Takalar 67,4 72,9 5,2 615,1 70,7 60,2 59,0 63,3 22 I
I'
06. Gowa 70,6 77,3 6,1 609,2 76,0 65,1 57,6 66,2 17
07. Sinjai 70,0 85,5 6,4 592,7 75,0 71,2 53,8 66,7 16
08. Maros 69,7 81,9 5,8 612,7 74,5 67,5 58,4 66,8 15
09. Pangkep 67,9 84,0 6,1 617,3 71,5 69,6 59,5 66,8 14
10. Barru 67,3 84,6 6,7 617,1 70,5 71,3 59,4 67,1 13
11. Bone 67,9 80,7 5,6 610,3 71,5 66,2 57,8 65,2 20
12.Soppeng 71,1 82,3 6,3 617,5 76,8 68,9 59,5 68,4 11
13. Wajo 68,1 80,1 5,7 610,9 71,8 66,1 58,0 65,3 19
14. Sidrap 69,7 85,9 7,0 614,2 74,5 72,8 58,7 68,7 10
15. Pinrang 70,1 88,4 6,8 609,3 75,2 74,0 57,6 68,9 9
16. Enrekang 72,7 83,5 7,1 614,3 79,5 71,4 58,8 69,9 6
17. Luwu 71,8 91,1 7,5 616,7 78,0 77,4 59,3 71,6 4
18. Tator 73,9 83,6 7,2 592,4 81,5 71,7 53,7 69,0 8
19. Luwu Utara 70,3 90,5 6,9 628,9 75,5 75,7 62,1 71,1 5
20. Luwu Timur *** 70,1 90,1 6,7 606,5 75,2 75,0 57,0 69,0 7
21. Makassar 71,9 95,7 10,3 636,3 78,2 86,7 63,9 76,2 1
22. Pare-Pare 72,7 93,0 8,8 628,3 79,5 81,6 62,0 74,4 2
23. Palopo ** 70,9. 96,7 9,0 616,8 76,5 84,5 59,3 73,4 3
Provinsi 68,7 84,5 6,8 615,2 72,8 71,4 59,0 67,8 21
Nilai Minimum 64,3 67,8 5,2 592,4 65,5 56,8 53,7 60,3 1 .......
~
Nilai Maksimum 73,9 96,7 10,3 636,3 81,5 86,7 63,9 76,2 23 ~
Lampiran 6. Pelayanan pada instalasi rawat jalan dan rawat inap RSUD
A. Makkasau
Keterangan:
A ; B : Pelayanan Rawat Jalan
C : Pelayanan Poliklinik Spesialistik
D : Pelayanan Poliklinik umum
E : Pelayanan Penunjang Medis
F : Pelayanan Rawat lnap
148