C. SASARAN BELAJAR
Menyiapkan tenaga auditor yang siap pakai dan professional yang berstandar internasional dan
memiliki keterampilan pada level manajerial dan operasional dalam bidang pengauditan yang
memiliki kemampuan :
1. Melaksanakan pengauditan siklus atas penjualan dan pengumpulan piutang;
2. Melaksanakan sampling audit untuk pengendalian substantif transaksi;
3. Merancang penyelesaian pengujian dalam siklus penjualan dan piutang;
4. Melaksanakan pengauditan siklus pembelian dan pembayaran;
5. Melaksanakan penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran;
6. Melaksanakan pengauditan siklus persediaan dan pergudangan;
7. Melaksanakan pengauditan siklus penggajian dan personalia;
8. Melaksanakan pengauditan siklus investasi pendanaan;
9. Melaksanakan pengauditan kas dan instrument keuangan lainnya;
10. Menyelesaikan audit dan laporan keuangan.
A. SASARAN PEMBELAJARAN
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat Siklus pendapatan
2. Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
3. Aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
4. Transaksi penyesuaian penjualan
Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan bukti kompeten yang
cukup mengenai setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo
serta transaksi siklus pendapatan. Pada siklus pendapatan risiko yang muncul pada
umumnya karena terdapat tekanan pada manajemen untuk lebih meningkatkan
pendapatan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain.
Namun dilain hal, proses dalam menghasilkan pedapatan ini juga memerlukan
beberapa beban dalam hal ini seprti harga pokok penjualan dan beban
penjualan.Sehingga pemahaman mengenai siklus pedapatan dapat membantu dalam
mengembangkan ekspekatasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan siklus
Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran sebarapa besar aktivitas perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang sering kali
digunakan sebagai ukuran materialitas.
Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas
dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper
selalu bersifat material terhadap neraca.
Pengetahuan tentang bisnis dan industry klien merupakan hal yang penting
dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon
penjualan, serta retur penjualan yang sangat bervariasi dari satu industry dengan
industry lainnya.Penyisishan piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan
masing masing bersifat material terhadap laporan laba rugi serta neraca
perusahaan yang menjual ke pelanggan secara kredit.
Risko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan factor perpasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam
beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta factor factor yang hanya
berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.Factor factor ini dapat
mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:
Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad utang.
Faktor factor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan termasuk hal hal berikut:
Penentukan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentang dengan
factor factor seperti standar akuntasni yang mendua, kebutuhan untuk
membuat estimasi, komlekistas prhitungan yang tercakup, dan hak pembeli
untuk mengembalikan barang.
Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai utang lancer atau tidak lancer
akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan ditahun mendatang atau
sumber peristiwa dimana penagihan bersifat kontijen.
Karena potensi salah saji yang begitu besar dapat terjadi dalam pengendalian yang
tidak efektif.Maka auditor harus selalau memberikan pertimbangan yang cermat atas
risiko inheren dalam siklus pendapatan.Dengan begitu, manajemen biasanya
mengadopsi pengendalian internal yang ekstensif atas berbagai masalah tersebut.
Namun, jika pengendalian secara umum tidak berjalan dengan baik atau dinilai tidak efektif
maka kepercayaan terhadap penggunaan aplikasi tersebut akan berkurang bahkan tidak
digunakan lagi.
Pesanan pelanggan
Permintaan barang dagang oleh pelanggan baik yang diterima langsung dari
pelanggan maupun melalui sales person.Dimana pesanan dari pelanggan dapat
berupa formulir yang disediakan oleh pedagang atau formulir pesanan pembelian
yang disiapkan oleh pelanggan.
Pesanan penjualan
Formulir yang menunjukkan data yang berkaitan dengan pesanan
pelanggan.Pesanan ini merupakan dasar dari dimulainya transaksi dan pemrosesan
internal atas pesanan dari pelangan terhadap pedagang.
Dokumen pengiriman
Dokumen pengiriman ini merupakan formulir yang berisi rincian dari setiap
pengriman.
Faktur penjualan
Laporan yang dikirimkan kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal,
transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.
Fungsi Fungsi
Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi fungsi pendapatan sebagai
berikut:
Memprakarsai penjualan
Permintaan dari sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan
perusahaan lain, meliputi hal berikut:
Penerimaan pesanan pelanggan
Persetujuan kredit
Pengiriman barang dan jasa
Pengiriman fisik pemesanan barang dan jasa meliputi:
Pemenuhan pesanan penjualan
Pengiriman pesanan penjualan
Pengakuan secara formal terhadap pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
Penagihan penjualan
Pencatatan penjualan
Setiap fungsi utama dalam hal ini harus diberikan kepada departemen ataupun
individu yang berbeda, dengan cara melakukan pemisahan tugas yang memadai.
Memprakarsai Persetujuan
Memprakarsai merupakan proses dimana transaksi yang dilakukan disetujui
oleh pohak ketiga yang independen. Hal yang penting dalam proses disetujuinya kredit
adalah konteks yang menjamin bahwa barang barang yang dikirim telah dibayar
Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan kebijakan
kredit manajemen dan memiliki batas kredit yang diotorisasikan untuk setiap
pelanggan.Dalam hal ini biasanya manajemen menggunakna program computer untuk
membandingkan saldo piutang pelanggan yang beredar, ditambah penjualan yang
diantisipasi dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan yang
disetujui.Pemisahan tanggung jawab antara pemrakarsaan penjualan dengan
persetujuan kredit dapat mencegah personel penjualan membuat perusahaan
menanggung risiko kredit yang berlebihan guna menaikan penjualan.
Pengandalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko
pencatatan transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang
diharapkan akan direalisasikan dari transaksi tersebut. Tentu saja ekspektasi terhadap
realisasinya jumlah jumlah tersebut akan berubah ubah sepanjang waktu, yang
kemudian akan mengakibatkan diperlukannya penyisihan untuk piutang tak teragih.
Pengendalian atas persetujuan kredit juga akan membuat manajemen membuat
estimasi yang cukup andal atas besarnya penyisihan yang dibuat tersebut.
1) Bahwa barang yang diterima digudang disertai dengan otorisasi yang benar.
2) Bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar dalam hal ini barang yan dipesan
sesuai dengan rincian yang ada dalam pesanan penjualan.
Pencatatan Penjualan
Pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan
bernomor urut ke pelanggan dan pencatatan faktur penjualan secara akurat dan dalam
periode akuntansi yang benar.
Penagihan Pelanggan
Perhatian utama oleh auditor adalah mengenai pelanggan yang telah ditagih:
2) Hanya pengiriman actual dimana tidak ada duplikat oenagihan atau transaksi fiktif
2) Komputer mencocokan harga jual dengan harga jual yang diotorisasi dan harga
pada pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan.
Pencatatan Penjualan
Hal utama yang diperhatikan oleh auditor adalah penjualan yang telah dicatat
secara akurat dan dengan periode yang benar. Dalam system yang terkomputerisasi,
file transaksi penjualan yang dibuat dalam proses penagihan digunan untuk:
1) Up date piutang usaha, persediaan, dan file induk buku besar, serta
2) Membuat jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang menunjukna
pemostingna ke setiap akun buku besar.
Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendaian yang rendah atas sebuah
asersi, maka hendaknya auditor harus memiliki pemahaman mengenai prosedur
pengendalian untuk asersi tersebut. Dalam hal ini, biasanya auditor akan:
1) Menguji keefektifan pengendalian umum
Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas.Seperti kas yang diterima dari
tansaksi penjulan, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, penerbitan modal,
maupun penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya.
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:
Bukti penerimaan uang
Merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan bersama dengan faktur penjualan,
yang kemudian akan dikembalikan bersama dengan pembayaran yang
menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, faktur, dan jumlah yang
dibayarkan.
Praddaftar
Daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos
Lembar Perhitungan Kas
Merupakan daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan saat
merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register.
Ikhtisar Kas Harian
Merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan dari kasir atau pos yang
diterima oleh kasir sebagai setoran
Slip Deposit yang Disahkan
Merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang di stempel oleh bank yang
didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah setoran yang diterima oleh bank dan
rincian penrmaan dalam setoran tersebut.
File Transaksi Penerimaan Kas
Fungsi Fungsi
Fungsi penrimaan kas, meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai
dan kredit, termasuk sub fungsi berikut:
Penerimaan Kas
Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah
kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan
dibuat.Dengan demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian
yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggungjawab telah dibuat pada
saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman.Risiko
kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat pemrosesan
penerimaan berikutnya.
1. Dokumen
Dokumen terdiri dari dua, yaitu :
Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai
dasar pencatatan transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum
Daftar umur piutang : pencadangan piutang didasarkan atas analisis umur
piutang sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah
kerugian piutang, daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat piutang
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang diguanakan dalan system pencadangan kerugian
piutang adalah : jurnal umum dan buku besar .
3. Bagan alir sistem akuntansi dalam transaksi pencadngan kerugian piutang.
4. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit
untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap
transaksi pencadangan kerugian piutang
5. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi
pencadangan kerugian piutang
6. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi pencadangan kerugian piutang
7. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
pencadangan kerugian piutang
2. Dokumen
Dokumen terrdiri dari dua, yaitu :
Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kredit
sebagai perintah kepada fungsi piutang untuk mengkredit buku pembantu
piutang dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu. Bukti
,e,orial merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi-
transaksi ke dalam jurnal umum.
Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang :
penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari pejabat yang tinggi
wewenangnya. Biasanya penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari
direktur keuangan, dan bahkan dalam perusahaan tertentu memerlukan
otorisasi dari dewan komisaris .surat keputusan manajer yang berwenag
tentang penghapusan piutang merupakan dokumen pendukung bukti
memorial.
3. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam penghapusan piutang adalah : jurnal
umum, buku pembantu piutang dan buku besar.
4. Bagan alir berbagai system akuntansi dalam transaksi penghapusan piutang
5. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit
untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap
transaksi penghapusan piutang
6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi
penghapusan piutang
7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi penghapusan piutang
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi aktivitas yang berkaitan dengan transaksi
penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Transaksi tersebut akan
mempengaruhi beberapa akun yang signifkan dalam laporan keuangan, termasuk kas,
piutang usaha, persediaan, dan penjualan. Siklus pendapatan merupakan hal yang penting
bagi setiap perusahaan, tetapi praktik bisnis dan pemicu ekonomi yang mendasari sangat
berariasi dari klien dengan klien lainnya. Pemahaman tentang bisnis dan industri
merupakan langkah pertama yang penting dalam engembangkan strategi audit. Sifat dari
banyak aktivitas dalam siklus ini akan mengakibatkan timbulnya risiko inheren yang
tinggi untuk berbagai asersi laporan keuangan yang signifikan seperti asersi eksistensi
atau kejadian piutang usaha. Karena hal ini, maka banyak perusahaan yang telah
menerapkan kektentuan yang ekstensif dalam system pengendalian internalnya untuk
mencegah atau mendeteksi salah saji. Apabila auditor memperkirakan pengendalian ini
akan menjadi efektif, maka dalam mengaudit asersi pendapatan terkait dia akan
menerapkan pendekatan tingkat penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah.
B. TES FORMATIF
1. Jelaskan salah satu penyebab manajemen mensalah sajikan asersi siklus pendapatan!
2. Apakah dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas?
3. Mengapa poin of sale terminal sangat dibutuhkan?
4. Jelaskan bagaimana cara kerja lockbox system!
2. Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:
a. Bukti penerimaan uang, merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan
bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama
dengan pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun,
faktur, dan jumlah yang dibayarkan.
b. Pradaftar, daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos
c. Lembar Perhitungan Kas, merupakan daftar kas dan cek dalam register kas.
Daftar ini digunakan saat merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang
dicetak oleh register.
d. Ikhtisar Kas Harian, merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan
dari kasir atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran
e. Slip Deposit yang Disahkan, merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang
di stempel oleh bank yang didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah
setoran yang diterima oleh bank dan rincian penrmaan dalam setoran tersebut.
f. File Transaksi Penerimaan Kas, merupakan file computer yang berisi transaksi
penerimaan kas yang telah disahkan yang telah diterima untuk pemrosesan
diman file ini digunakan untuk meng up date file induk piutang usaha.
g. Jurnal Penerimaan Kas, merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas
dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.
6. Lockbox system, alat ini merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank
perusahaan. Pihak bank akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo
perusahaan (nota kredit) atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang
ke perusahaan untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini
mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota kredit
atas penerimaan tersebut lebih cepat dan memberikan bukti eksternal mengenai
eksistensi transaksi tersebut.
D. LATIHAN
1. Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat
manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan
penghapusan piutang tak tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat
material. Maka apakah yang harus dilakukan oleh auditor?
E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
4. Mampu memahami prosedur awal dan analitis.
5. Mampu memahami memahami pengujian rincian saldo.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Penentuan risiko deteksi.
3. Perancangan pengujian substantif.
4. Prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi.
5. Pengujian rincian saldo.
D. PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai
bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh
margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami
persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek
musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.
Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan
terkait adalah
a. Menelusuri saldo awal periode berjalan ke akun penyisihan terkait adalah
menelusuri saldo akun awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit
dalam kertas kerja tahun sebelumnya
b. Aktivitas periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun
penyisihan terkait harus di review untuk setiap ayat jurnal yang signifikan, yang
tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi khusus.
E. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi
atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan margin kotor
perusahaan.Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan
pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir
dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Konfimasi Piutang
Prosedur Audit yang Berlaku Umum. Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang
berlaku umum. AU 330, Proses Konfirmasi (SAS 67), menyatakan ada anggapan bahwa
auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali:
Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang hams mendokumentasikan dalam kertas
kerjanya bagaimana dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi hams diajukan. Sebagai
contoh, auditor dapat menyatakan kesimpulan bahwa berdasarkan pengalaman audit
Formulir Konfirmasi. Ada dua formulir permintaan Konfirmasi: (1) konfirmasi positif,
yang mengharuskandebitor untuK menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau
tidak, dan (2) konfirmasi negatif, yang meminta debitor untuk menjawab hanya apabila
jumlah yang ditunjukkan tidak benar. Dua formulir konfirmasi tersebut diilustrasikan
dalam Peraga 2.2.Permintaan konfirmasi positif biasanyadibuat dalam bentuk Surat
terpisah, tetapi juga dapat dibuat dalam bentuk perangko pada laporan bulanan
pelanggan.Sebaliknya, permintaan konfirmasi negatif biasanya dibuat dalam bentuk
perangko. Bates Company
P.O. Box 1992 Sandusky, Ohio 44870
Peraga 2.2 Formulir Permintaan Konfirmasi
Ace Engineering Service
Permintaan positif-bentuk surat
Box 131
Indiana, Pennsylvania 15701
untuk memungkinkan auditor independen kami mengkonfirmasi ketepatan catatan kami. Permintaan ini tid
da tanggal tersebut dengan menandatangani dan mengembalikan formulir ini langsung ke auditor kami. Sua
Kontroler
atas tidak sesuai Karena alasan berikut: _____________________________________________________________________
___________________________
(Pribadi atau Nama Perusahaan)
Oleh : ___________________________
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai
bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh
margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami
B. TES FORMATIF
1. Dalam mengevaluasi kelayakan penyisihan piutang tak tertagih. Meliputi pengujian
saldo apa saja ?
2. Dalam prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab, AU330.31
menyatakan bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua
kondisi terjadi. Apa sajakah kondisi tersebut ?
D. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian,
maka mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran.
2. Mampu memahami komponen pengendalian intern.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian.
4. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat Siklus Pengeluaran
2. Komponen Pengendalian Intern
3. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pembelian
4. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pengeluaran Kas Dokumen Dan Catatan Yang
Umum
Berbagai beban
TUJUAN AUDIT
Manajer akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendifinisikan tujuan
audit spesifik dari program audit siklus akan digambarkan pada Peraga 3.2. Kebanyakan
audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama yang tercantum dalam
peraga tersebut, tetapi tidak semua situasi yang dialami klien dapat diwakili dengan
peraga tersebut.
Peraga 3.2Tujuan Audit Spesifik utuk Siklus Pengeluaran
Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan
jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji
material tinggi. Dalam peraga 1 menggambarakan bahwa transaks dalam siklus ini
memperngaruhi banyak akun laporan keuangan dibandikngkan dengan siklus lainnya.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 43
Pentingnya siklus pengeluara bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Pertimbangan tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolak ukur
pentingnya rasio cepat, dan rasio lancar bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya
salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan. Pertimbangan sekunder
berhubungan dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.Sistem akuntanasi yang
terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut kelompok beban, dan
besarny transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi, jumlah total, dan rata-
ratanya.Karena pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk
mendeteksi kesalahan hutang usaha tidaklah besar biaya untuk mendeteksi kesalahan
piutang usaha atau persediaan.Akibatnya, jumlah materialitas yang lebih kecil mungkin
dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha.
Risiko Inheren
dalam menilai risiko inheren untuk aserti-asersi siklus pengeluaran harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi
diseluruh laporan keuangan, seta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi
manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut
meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang
memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam
kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global,
nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan
teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau manajer yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang
menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang
menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.
Kedua faktor di atas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji daripada
lebih saji pengeluaran dan hutang.
Auditor harus mempertimbangkan setiap faktor di atas ketika menilai risiko inheren
untuk siklus pengluaran.
Peraga 3.3 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus
Pengeluaran
Rasio Rumus Signifikans Audit
Jumlah Hari Rata-rata Hutang Usaha Pengalaman sebelumnya atas jumlah
Perputaran Pembelian x 365 hari perputaran hutang usaha dipadukan
Piutang Usaha dengan pengetahuan tentang pembelian
sekarang dapat bermanfaat dalam
mengestimasi hutang periode berjalan.
Semakin pendek periode dapat
menunjukkan masalah kelengkapan
Harga Pokok Harga Pokok Penjualan Jumlah ini akan berubah sekitar
Penjualan Hutang Usaha persentase yang sama dari tahun ke
Terhadap Hutang tahun, kecuali perusahaan mengubah
Usaha kebijakan pembayarannya.,
Hutang Sebagai Hutang Usaha Total Saldo hutang usaha di luar neraca
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 45
Persentase dari Aktiva bermanfaat dalam membandingkannya
Total Aktiva dengan data industry. Penurunan rasio
ini signifikan dapat menunjukkan
masalah kelengkapan
Rasio Lancar Aktiva Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio
(current ratio) Kewajiban Lancar lancar dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio
(quick ratio) Kewajiban Moneter lancar dibandingkan dengan
Lancar pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila
berlaku, mencakup (1) umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan
menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan (2)
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 47
komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit
sebeumnya, (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran
File Suspensi atau Penolakan. File komputer yang menahan transaksi yang belum
diproses karena ditolak olrh program aplikasi komputer.
FUNGSI-FUNGSI
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, meliputi :
o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
o Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi :
o Penerimaan barang
o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
o Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,
meliputi
o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.
Pencatatan Kewajiban
Pembuatan Voucher dan Pencatatan Kewajiban. Setelah menerima faktur dari penjual,
personil departemen hutang usaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal.
Program edit akan mengecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, kecocokan antara
kuantitas yang tercantum dalam voucher dengan kuantitas yang diterima, menguji
kekuratanmatematis pada faktur penjual dan voucher, membandingkan periode akuntansi
pencatatan dengan periode akuntansi penerimaan barang ata jawa, atau membandingkan
klasifikasi akun pada voucher dengan klaifikasi akun pada pesanan pembelian.
FUNGSI-FUNGSI
Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan
pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya
meliputi kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas.
5. Untuk sampel yang diambil pada langkah ke 2 diatas periksa bukti adanya:
A. RANGKUMAN
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, meliputi :
o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
o Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi :
o Penerimaan barang
o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
o Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,
meliputi
o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
B. LATIHAN
Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas pembelian dan penjelasannya.
Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya.
Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya !
Fungsi Pengendalian
Ikhtisar Voucher.
File komputer yang berisi data mengenai
voucher yang telah disetujui atas pembelian
yang telah diterima.
C. TES FORMATIF
1. Jika auditor berencana menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Maka
apa yang yang biasanya harus dilakukan auditor ?
2. Informasi apa yang harus dipahami oleh auditor dalam hal pengendalian intern ?
3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran
meliputi beberapa pertimbangan. Apa sajakah pertibangan tersebut ?
4. Apa saja faktor yang membuat manajer menyalahsajikan asersi-asersi dalam laporan
keuangan ?
E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 4) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian, maka
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang usaha.
2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
4. Mampu memahami prosedur awal.
5. Memahami prosedur analitis.
6. Memahami pengujian rincian transaksi.
7. Memahami pengujian rincian saldo.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 57
B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL
Modul ini membahas tentangAudit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian
yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan
mempelajari pengujian substantif atas saldo utang usaha, penentuan risiko deteksi,
perancangan pengujian substantif, prosedur awal, prosedur analitis, pengujian rincian
transaksi, dan pengujian rincian saldo.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengujian Substantif Atas Saldo Hutang Usaha.
2. Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian.
3. Perancangan Pengujian Substantif
4. Prosedur Awal.
5. Prosedur Analitis.
6. Pengujian Rincian Transaksi.
7. Pengujian Rincian Saldo.
D. PROSEDUR AWAL
Titik awal bagi setiap pengujian audit adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis
dan industri klien. Pemahaman tentang signifikansi siklus pembelian dalam perushaaan
menyediakan konteks untuk penilaian risiko yang penting.Pemahaman atas pemicu atau
penggerak ekonomi perusahaan, termin perdagangan standar, dan seberapa luas
konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu menyediakan konteks untuk mengevaluasi
hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.
Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri
saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya, dan menggunakan perangkat lunak audit
E. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor menerapakan prosedur ini adalah untuk menegembangkan ekspektasi
atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci
lainnya seperti pembelian atau persediaan.Suatu penurunan yang abnormal atas rasio
lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah.Beberapa
prosedur analitis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti mengenaii hutang usaha
telah diperlihatkan pada Peraga 3.3 pada modul sebelumnya. Prosedur analitis akan
dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi
dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang
usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang
diterima oleh klien dari penjual atau pemasok.
Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh
transaks ipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian
untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan
faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi
tersebut.
C. TES FORMATIF
1. Dalam prosedur pengujian pengendalian, dalam hal prosedur lainnya. Apa saja yang
dapat diungkapkan ?
2. Prosedur konfirmasi pemeriksaan hutang usaha bersifat opsi. Mengapa demikian ?
3. Bagaimana pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent payment) dilakukan
?
E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
1.4MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Dosen mata kuliah Pengauditan II
Sebagai bahan penilaian kelompok terkait tugas presentasi mengenai audit siklus
produksi
2. Bagi Mahasiswa/Pembaca
Sebagai referensi belajar terkait materi auditan siklus produksi
3. Bagi Penyusun
Sebagai sarana bagi penyusun untuk belajar dan lebih mendalami materi
pengauditan siklus produksi
Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrikasi, pendebetan ke persediaan barang dalam proses, dan ayat jurnal yang
dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang sudah selesai dari barang dalam
proses ke barang jadi, berasal dari transaksi pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun
biasanya dianggap sebagai transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang
jadi yang diproduksi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi
dalam siklus produksi.
Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit akan dibahas dalam bagian ini : (1) tujuan audit atas
kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas
saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.
Tujuan audit tertentu dalam setiap kelompok ini dapat dilihat dalam Gambar 2-2.
Untuk menghindari tumpang tindih, maka pembahasan mengenai tujuan audit atas
saldo akun dan prosedur audit yang berkaitan dengan persediaan yang dibeli telah
ditangguhkan ke siklus pengeluaran agar bias dibahas dalam bab ini dengan
persediaan yang diproduksi. Demikian pula, pembahasan mengenai tujuan audit dan
prosedur audit yang berkaitan dengan harga pokok penjualan telah ditangguhkan ke
bab siklus pendapatan, menunggu pembahasan tenang asal mula biaya-biaya semacam
itu melalui transaksi pembelian dalam bab siklus pengeluaran dan transaksi pabrikasi
Gambar 2-4 Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi
Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen
produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan
berdasarkan perintah produksi yang telah disetujui.
Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan
tertentu.
File induk biaya standar (standar cost master file). File komputer yang berisi
biaya standar.
File induk persediaan bahan baku (raw-materias inventory master file). File
komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini
digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
File induk persediaan barang jadi (finished goods mater file). File komputer
yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat digunakan sebagai
persediaan perpetual untuk barang jadi.
2. Memindahkan barang:
Melindungi persediaan.
Pengendalian komputer
EO1 C1 RO1 VA1 PD1
Fungsi Potensi salah (Pengendalian manual
saji dicetak miring)
Memulai Mungkin telah Persetujuan atas perintah
Komputer D D
memperhitungkan slip
pengeluaran bahan
bernomor urut dan
merekosiliasi slip itu
dengan pencatatan dalam
laporan produksi harian
Perpindahan Jumlah jam Komputer
Barang tenaga kerja membandingkan jumlah P
Memproses langsung jam produksi (atau tiket
barang dalam mungkin tidak waktu) untuk mencatat
produksi dibebankan ke jam tenaga kerja langsung
perintah dalam laporan produksi
produksi harian. D D
Komputer
memperhitungkan jumlah
jam yg dibebankan pada
laporan produksi harian.
Memindahkan Personil Tanda tangan personil
pekerjaan dibagian gudang barang jadi pada P
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 86
yang sudah barang jadi tiket pemindahan terakhir
selesai ke mungkin atas penerimaan barang.
persediaan menyatakan
barang jadi bahwa barang
belum diterima Komputer
dari bagian memperhitungkan tiket
produksi perpindahan persediaan
dan merekonsiliasi dengan
catatan pada laporan
produksi yang sudah
selesai.
Melindungi Persediaan Penggunaan gudang P
persediaan mungkin telah terkunci dengan akses
dicuri dari dibatasi pada personil
gudang yang mendapat otorisasi
saja
P
Mungkin telah
diterapkan Persetujuan manajemen
biaya overhead atas tariff overhead dan
atau biaya biaya standar; pelaporan D D
standar yang data biaya pabrikasi yang
tidak tepat. tepat waktu untuk
menelaah kinerja
manajemen dan invetigasi
varians.
Biaya produksi
yang sudah Komputer membaningkan
disesuaikan data laporan produksi yang
mungkin tidak sudah selesai dengan
dipindahkan dokumen sumber yang
Memulai Produksi
Perpindahan Barang
Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus
Inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai.
Barang itu kemudian dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung
jawab atas barang itu dengan menandatangani tiket perpindahan akhir.
3. Melindungi Persediaan
Rerangka tujuan pengujian substantif terhadap persedian dilukiskan pada gambar di atas.
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantive terhada
persediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun persediaan yang dicantumkan di
neraca mencerminkan saldo akun Sediaan Produk Jadi, Sediaan Suku Cadang, Sediaan
Bahan Habis Pakai Pabrik (factory supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang
digolongkan ke dalam lima kelompok : (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitis, (3)
pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, dan (5)
verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif
tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam
akun Modal Saham dan akun penilaiannya : (1) keberadaan dan keterjadian, (2)
kelengkapan,(3) hak kepemilikan, (4) penilaian dan (5) penyajian dan pengungkapan
KELOMPOK KELOMPOK
AKUN TRANSAKSI YANG TRANSAKSI YANG
PERSEDIAAN MEMPERBESAR MEMPERKECIL
AKUN AKUN
Persediaan barang Pembelian Penjualan
dagang
Bahan Baku Pembelian Transaksi pembelian
yang mentransfer biaya
bahan ke produksi
Barang Dalam Transaksi pabrikasi yang Transaksi pabrikasi
Proses mentransfer biaya bahan, yang menstransfer
tenaga kerja, dan biaya dari akun ini ke
overhead dalam proses akun barang dalam
lainnya proses atau barang jadi
lainnya
Barang Jadi Transaksi pabrikasi yang Penjualan
mentransfer biaya
produksi yang sudah
selesai ke barang jadi
Gambar 2-8 Kelompok Transaksi Yang Mempengaruhi Akun Persediaan
Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling
tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo
persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhan yang dapat diterima mungkin harus
c. Mengamati kecermatan
perhitungan klien dan melakukan
pengujian penghitungan
e. Mempertanggungjawabkan semua
label persediaan dan lembar
perhitungan yang digunakan dalam
perhitungan fisik
lembar perhitungan
d. Merekonsiliasi perhitungan fisik
dengan catatan perpetual dan saldo
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 100
buku besar umum serta menelaah
ayat jurnal penyesuaian
2 2
a. Mengkonfirmasi perjanjian
penjaminan dan penggunaan
persediaan
b. Menelaah penyajian dan
pengungkapan persediaan dalam
konsep laporan keuagan dan
menentukan kesesuaiannya dengan
GAAP
Gambar 2-9 :Pengujian Substantif yang Mungkin Dilakukan terhadap Asersi-Asersi Saldo
Persediaan
Prosedur Awal
Prosedur Analitis
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh
vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan
dokumen pendukung.
Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke faktur
penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen
dan catatan penjualan.
Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Vouching ayat jurnal yang meperbesar saldo persediaan akan memberikan bukti
tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat transaksi. Sementara vouching
ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan untuk menentukan ketepatan
penurunan persediaan akan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi
penilaian, dan dapat menunjukkan adanya masalah asersi kelengkapan jika terdapat
dukungan atas pengkreditan itu. Penelusuran dokumentasi pembelian dan faktor-
faktor biaya yang ditambahkan pada produksi ke ayat jurnal dalam akun persediaan
akan memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan.
Sementara penelusuran dokumentasi transaksi yang memperkecil saldo persediaan,
seperti penjualan, untuk menentukan bahwa ayat jurnal sudah dicatat pada jumlah
(a) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis, untuk :
(i) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
(ii) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat oleh
manajemen
(iii) Menginspeksi persediaan
(iv) Menguji penghitungan fisik (test count)
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan
apakah catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik actual
Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara siapa yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik dan siapa yang melakukan
observasi untuk penghitungan fisik tersebut. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan
prosedur penghitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil
penghitungan tersebut. Auditor bertanggugjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi
prosedur klien, termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count) persediaan dan
menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.
Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien sebelum
perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selain diperlukan untuk mengevaluasi
efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar untuk memberi saran
konstruktif kepada klien demi terselanggaranya penghitungan fisik yang efektif.
Apabila pengendalian penghitungan fisik persediaan klien tidak memadai, auditor
harus menggunakan waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik
akurat.
Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan adalah serupa dengan keputusan
yang dilakukan oleh auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut meliputi
: pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan dilakukan, penentuan
ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur yang akn digunakan
Ukuran Sampel, Jumlah unsur persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk
ditentukan karena auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan
pada pemilihan unsur yang akan diuji. Untuk mudahnya, ukuran sampel dalam
observasi fisik lebih ditentukan oleh berapa jam waktu yang disediakan daripada
jumlah unsur persediaan yang akan dihitung. Faktor yang menentukan jumlah waktu
yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah : kecukupan pengendalian internal
atas penghitungan fisik, ketelitian master file persediaan perpetual, jumlah rupiah dan
tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya kesalahan
penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lain
Tujuan audit yang sama sebagaimana yang telah dibahas untuk pengujian rincian saldo
memberi kerangka acuan yang sama untuk membahas pengujian observasi fisik. Pada
gambar 2-11 menunjukkan berbagai prosedur audit untuk pengujian rinci saldo atas
observasi persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam
tujuan audit saldo ini, karena akan dibahas dalam kompilasi persediaan. Disini kita
berasumsi bahwa klien melakukan perhitungan fisik persediaan pada tanggal neraca dan
mencatat hasil perhitungan dalam label bernomor urut tercetak (prenumbered tags).
Apabila mereka mencatat hasil perhitungan persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya
perlu diubah. Selain prosedur rinci seperti dilukiskan pada tabel, auditor harus
menginspeksi semua area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa
semua persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-kotak
dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama perhitungan
berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik. Sebagai bagian dari
prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan perhitungan persediaan,
auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi dengan perhitungan tahun lalu
dan master file persediaan untuk meguji kewajaran.
Sumber : Haryono,2014
Pada saat prosedur pengamatan telah selesai, sejumlah anggota tim audit harus
menyiapkan sebuah ikhtisar keseluruhan. Ikhtisar itu harus mencakup uraian mengenai
hal-hal seperti (1) penyimpangan dari rencana perhitungan persediaan yang disusun klien,
(2) luas pengujian perhitungan dan setiap selisih yang material yang dihasilkannya, serta
(3) kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan dan kondisi umum persediaan.
Jika klien pernah diaudit oleh kantor auditor independen lainnya selama periode
sebelumnya, maka prosedur lain itu bisa mencakup penelaahan atas laporan dan/atau
kertas kerja auditor terdahulu serta penelaahan atas ikhtisar persediaan klien selama
periode sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat
memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan
klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 117
terhadap persediaan. Prosedur semacam ini hanya tepat dilakukan apabila auditor dapat
memverifikasi keabsahan dan ketepatan persediaan akhir selama periode yang diaudit.
Asersi Penjelasan
Kelengkapan Kuantitas yang melebihi catata perpetual
menunjukkan bahwa catatan tidak
lengkap
Penilaian atau alokasi Kuantitas yang diamati merupakan dasar
untuk mengkmpilasi total nilai dolar
dalam ikhtisar persediaan
Barang yang rusak dan usang yang
diamati dapat dinilai sebesar nilai
realisasi bersih
Namun pegamatan tidak dapat membeikan bukti mengeai asersi hak dan kewajiban
karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau
untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik atas barang itu
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak
dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantitas dengan
harga per unit atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara
akurat menyajikan hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang
telah dilakukannya ke daftar persediaan, serta mem-vouching barang-barang dalam daftar
itu ke label persediaan dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung
persediaan fisik. Perhitungan
fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan
perpetual, apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri
ke ayat jurnal penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun
sebelumnya.
Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien
harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan
harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya,
konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja
tahun sebelumnya dalam audit yang berulang dan/atau laporan keuangan tahun
sebelumnya. Langkah untuk memverifikasi penetapan harga ini mencakup penelaahan
atas penetapan harga barang yang usang dan rusak guna memastikan bahwa barang
tersebut tidak dinilai melebihi nilai realisasi bersih pada tanggal laporan. Bukti
pendukung mengenai biaya per unit bervariasi menurut sifat persediaan. Bagi barang-
barang yang dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau konsumsi (persediaan barang
dagang, bahan baku, dan perlengkapan), harga pokok harus di-vouching ke faktur penjual
representatif.
Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasikan
kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan dengan tanda terima
yang dijaminkan itu
Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien
menggunakan biaya perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan akhir. Catatan
biaya standaryang menunjukkan selisih (variances) biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik bermanfaat untuk menilai kewajaran catatan produksi
apabila manajemen memiliki prosedur yang diterapkan agar standar termutakhirkan
apabila terjadi perubahan dalam proses dan biaya produksi.
Kalikan kuantitas
dengan harga atas unsur-
unsur terpilih
Unsur-unsur persediaan Telusuri persediaan yang Lima tujuan berikutnya
sebagaimana tercantum tercantum dalam daftar dipengaruhi oleh hasil
dalam daftar persediaan ke label persediaan dan observasi fisik.
sungguh-sungguh ada catatan penghitungan Pemeriksaan nomor tag
(keberadaan) auditor untuk dan penghitungan yang
memeriksa keberadaan dilakukan sebagai
dan deskripsi bagian dari observasi
Periksa nomor-nomor
label untuk memastikan
tidak ada yang
dibatalkan
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang
yang tercantum dalam tercantum dalam daftar
daftar persediaan telah ke label persediaan dan
akurat (ketelitian) catatan penghitungan
persediaan auditor untuk
memeriksa kebenaran
kebenaran kuantitas dan
deskripsinya
Lakukan pengujian
harga persediaan
Unsur-unsur persediaan Periksa kebenaran
yang tercantum dalam penggolongan menjadi
daftar persediaan telah bahan baku, barang
digolongkan dengan dalam proses, dan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 123
benar (penggolongan) barang jadi dengan
membandingkan
deskripsi dalam label
persediaan dan catatan
pengujian penghitungan
auditor dengan daftar
persediaan
Unsur-unsur persediaan Lakukan pengujian
yang tercantum dalam harga bisa direalisasi,
daftar ditetapkan harga jual, dan
harganya sebesar nilai keusangan
yang bisa direalisasi
Klien mempunyai hak Telusur tabel persediaan
atas persediaan yang yang bertulisan bukan
tercantum dalam daftar milik perusahaan ke
persediaan (hak) daftar persediaan untuk
memastikan bahwa
barang tersebut tidak
dimasukkan ke dalam
daftar
Review kontrak-kontrak
dengan konsumen dan
pemasok dan mintalah
keterangan dari
manajemen untuk
memeriksa
kemungkinan
dimasukkannya barang
konsinyasi dan barang
bukan milik perusahaan,
atau tidak
dimasukkannya barang
milik perusahaan ke
PENILAIAN PERSEDIAAN
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (sering disebut juga pengujian harga),
auditor berhadapan dengan tiga persoalan. Pertama, metoda harus sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda harus konsisten dari tahun ke tahun.
Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan dengan nilai pasar (biaya
pengganti atau nilai bersih bisa direalisasi). Karena metoda untuk memeriksa penentuan
harga persediaan tergantung pada apakah persediaan tersebut dibeli atau diproduksi, maka
kedua kategori ini dibahas secara terpisah
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup
memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan
menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan, atau
dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan:
Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.
Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang-barang
yang lambat bergerak.
Menelaah laporan produksi pengendalian mutu.
Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan
usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan.
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian,
maka mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus jasa personalia.
2. Tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.
Pembelian Pembayaran
B. TUJUAN AUDIT JASA PERSONALIA
Tujuan audit spesifik untuk siklus jasa personalia di gambarkan dalam Peraga 6.2.
Peraga 6.2 Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Jasa Personalia
Risiko Inheren
Auditor jarang memerhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena
sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan
tetapi, penipuan gaji dan upah telah menjadi perhatian utama auditor. Penipuan dapat
terjadi pada dua tingkatan. Karyawan yang terlibat dalam penyiapan dan pembayaran gaji
dan upah mungkin memproses data untuk karyawan-karyawan fiktif, kemudian
menyimpangkan cek gaji untuk digunakan sendiri. Atau manajemen mungkin secara
sengaja salah mengklasifikasikan atau mengalihkan biaya tenaga kerja dalam kontrak
pemerintah untuk menipu badan pemerintah itu.
Periode pembayaran bisa ditetapkan secara mingguan, dua bulanan, atau bulanan.
Dalam setiap kasus, volume transaksi gaji dan upah mungkin tinggi. Untuk pekerja
pabrik, penghasilan kotor dapat didasarkan pada waktu dan/atau produktivitas. Dengan
demikian, perhitungannya bisa menjadi rumit dan risiko inheren untuk asersi penilaian
atau alokasi mungkin tinggi. Apabila sering terjadi perputaran karyawan dalam
perusahaan, maka terdapat risiko bahwa seorang karyawan yang sudah pensiun tetap
berada dalam daftar gaji dan upah.
Program tunjangan perusahaan dapat melibatkan opsi saham, hak apresiasi saham,
atau program pensiun yang menyangkut baik masalah pengukuran maupun
pengungkapan yang signifikan. Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi untuk
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan
pengungkapan.
Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus
jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna
dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per
karyawan melebihi ekspektasi auditor. Contoh-contoh prosedur analitis yang mungkin
digunakan auditor disajikan dalam Peraga 6.3.
Peraga 6.1 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan untuk Mengaudit Siklus Jasa
Personalia
Rasio Rumus Signifikansi Audit
Biaya gaji dan upah rata-rata Total biaya gaji dan upah untuk Pengujian atas kelayakan gaji
per klasifikasi karyawan satu kelompok karyawan : dan upah kotor untuk
Jumlah karyawan dalam sekelompok karyawan. Banyak
kelompok tersebut perusahaan yang mempunyai
lebih dari satu kelompok
karyawan, dan penting untuk
mengevaluasi kelayakan gaji
dan upah berdasarkan
kelompok karyawan.
Pendapatan per karyawan Total pendapatan : Jumlah Rasio ini dapat menjadi ukuran
karyawan purnawaktu produktivitas per karyawan.
Rasio ini khususnya penting
dalam industri jasa dan akan
dibandingkan dengan statistik
industri.
Total biaya gaji dan upah Total beban gaji dan upah : Pengujian atas kelayakan biaya
sebagai persentase dari Total pendapatan gaji dn upah. Rasio ini
pendapatan seringkali dibandingkan
dengan statistik industri.
Beban pajak gaji dan upah Total beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan pajak gaji
sebagai persentase dari gaji upah : Gaji dan upah kotor dan upah. Rasio ini seringkali
dan upah kotor bisa dibandingkan dengan tarif
pajak standar.
Membandingkan beban gaji Beban gaji dan upah tahun Pengujian kelayakan untuk
dan upah (gaji dan upah, berjalan : Beban gaji dan upah beban gaji dan upah jika rasio
komisi, bonus, tunjangan tahun sebelumnya ini cukup jauh berbeda dari 1,0.
karyawan dan sebagainya)
dengan saldo atau anggaran
tahun sebelumnya
Membandingkan kewajiban Kewajiban pajak gaji dan upah Pengujian kelayakan untuk
gaji dan upah tahun berjalan tahun berjalan : Kewajiban kewajiban gaji dan upah jika
dengan kewajiban gaji dan pajak gajin dan upah tahun lalu rasio ini cukup jauh berbeda
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 134
upah tahun sebelumnya setelah disesuaikan dengan dari 1,0.
pertumbuhan volume gaji dan
upah
Menghitung rasio beban pajak Beban pajak gaji dan upah : Pengujian kelayakan untuk
gaji dan upah terhadap total Total beban gaji dan upah beban pajak gaji dan upah
beban gaji dan upah. berdasarkan rasio beban pajak
gaji dan upah tahun
sebelumnya terhadap total gaji
dan upah.
Beban tunjangan karyawan Total beban tunjangan : Gaji Pengujian kelayakan beban
sebagai persentase dari gaji dan upah kotor tunjangan. Rasio ini seringkali
dan upah kotor. dibandingkan dengan statistik
industri.
Mengangkat Karyawan
Semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus
didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus
menunjukkan klasifikasi pekerjaan tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah
yang diotorisasi.
Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru pada file induk data
personalia akan mengurangi risiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan
fiktif. Dengan demikian, pengendalian itu berkaitan dengan asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban untuk transaksi
penggajian.
Penerimaan Jasa
Untuk para karyawan pabrik, jumlah jam kerja menurut kartu jam harus
didukung oleh tiket waktu yang memperlihatkan jenis pekerjaan yang dilakukan
(tenaga kerja langsung atau tidak langsung), dan pekerjaan mana yang akan dibebani
dengan jumlah jam tenaga kerja langsung. Semua jam kerja yang dilakukan harus
disetujui secara tertulis oleh seorang penyelia. Departemen pencatatan waktu
kemudian merekonsiliasikan tiket waktu yang sudah disetujui dengan kartu jam, dan
menyerahkannya ke departemen penggajian untuk digunakan dalam menyiapkan
daftar gaji dan upah.
Membayar Gaji dan Upah serta Melindungi Upah yang Belum Diambil
Dalam menujukkan sebuah salinan register gaji dan upah, serta cek-cek gaji yang
telah dikirimkan ke kantor bendahara di mana fungsi-fungsi ini biasa dilakukan
Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi berikut ini.
Cek-cek gaji itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor
bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar atau
pencatatan gaji dan upah.
Akses ke mesin penandatangan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada
orang-orang yang berwenang.
Cek-cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang identifikasinya
benar.
Cek-cek gaji yang belum diambil harus disimpan dibrankas atau tempat yang
aman lainnya di kantor bendahara.
Pengendalian lainnya yang penting terhadap pembayaran gaji dan upah pada
kebanyakan perusahaan besar adalah penggunaan rekening bank panjar untuk
penggajian imprest. Dari rekening inilah cek-cek gaji ditarik.
Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang
tanggal neraca.
Auditor yang mengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil
audit ERISA (Employee Retirement Income Security) ketika mengaudit beban dan
pengugkapan pensiun. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi
utama, yaitu tingkat pengembalian yang diguakan untuk menentukan proyeksi
kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban pensiun.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan
menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan
(1) Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi
kepada karyawan dan pejabat,
(2) Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi di
alokasikan ke berbagai periode akuntansi,serta
(3) Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif.
Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh klien
dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah
peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan
mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun dalam beberapa kasus, hak
apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untuk memberikan
karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan
menyimpan saham itu, bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang yang cukup
untuk menggunakn opsi.
Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk
deskripsi program secara umum, serta jumlah dan rata-rata tertimbang harga
penggunaan opsi yang masih beredar pada awal dan akhir tahun, serta opsi yang
diberikan, digunakan, dibatalkan, atau kadaluwarsa selama tahun berjalan.
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Dalam siklus jasa personalia, perhatian auditor terutama diarahkan pada transaksi
penggajian serta asersi saldo akun yang terkait. Kecuali jika keadaan mengindikasikan
bahawa tidak akan efisien dari segi biaya, pengujian pengendalian atas gaji dan upah
akan cukup ekstensif untuk mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih
rendah. Pengujian substantive atas saldo beban dan kewajiban gaji dan upah kemudian
dapat dibatasi terutama pada prosedur analitis dan pengujian rincian yang terbatas.
B. LATIHAN
Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas penggajian dan penjelasannya.
Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya.
Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya !
Fungsi Pengendalian
Tiket waktu (time ticket). Rekening yang menampung setoran sebesar total
gaji dan upah bersih yang dilakukan selama
setiap periode pembayaran, dan dari rekening ini
Register penggajian. ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para
karyawan.
Rekening bank untuk penggajian Perintah penarikan kepada bank untuk membayar
imprest. karyawan. Cek ini juga disertai dengan sebuah
memo yang dapat dilepas yang menunjukkan
penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah.
C. TES FORMATIF
1. Bagaimana aktivitas pengendalian transaksi penggajian dilakukan ?
2. Ada dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit.
Apakah kedua alasan tersebut ?
3. Pengujian substantive atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa
prosedur. Apakah prosedur tersebut ?
2. Dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitive terhadapa audit
adalah sebagai berikut :
a. Pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporana
10-K yanag diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC,
3. Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa prosedur.
Sebagai berikut :
Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual
Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun
perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti
mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus
mareview perhitungan manajemenatau melakukan perhitungan sendiri.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan
tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal
pengukuran beban pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling
signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi
serta asersi penyajian dan pengungkapan.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh
klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi
istilah-istilah peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode
yang umum digunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun
dalam beberapa kasus, hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali
digunakan untuk memberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk
menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjual saham
guna mendapatkan kas yang yang cukup untuk menggunakn opsi
Memverifikasi Kompensasi Pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1)
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan
10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat
mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham
serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena
alasan-alasan tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk
E. UMPAN BALIK
Diharapkan mahasiswa dapat menguasai sasaran pembelajaran dari materi Audit Siklus
Jasa Personalia. Adapun tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit investasi, maka mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus investasi.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus investasi.
3. Mampu memahami pertimbangan perencanaan audit.
4. Mampu memahami pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
5. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus investasi.
2. Tujuan audit siklus investasi.
3. Pertimbangan perencanaan audit.
4. Pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
5. Pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.
a. Aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas, dan apakah rencana
jangka panjang manajemen untuk menumbuhkan dasar aktiva entitas?
c. Bagaimana aktiva yang baru diakusisi dibiayai dan apakah rencana jangka
panjang manajemen untuk membiayai pertumbuhan entitas?
B. SIKLUS INVESTASI
1. Materialitas
2. Risiko Inheren
Risiko prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa risiko analitis
akan gagal mendeteksi kesalahan yang material. Prosedur analitis bersifat efektif dari
segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 150
laporan keuangan. Aktiva tetap secara relatif harus stabil agar prosedur analitis dapat
memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.
4. Risiko Pengendalian
Aspek yang sama dari pengendalian internal yang menetapkan kesadaran akan
tingkat pengendalian yang tinggi seperti lingkungan pengendalian yang kuat,
penilaian risiko yang efektif, akuntabilitas yang efektif atas penggunaan sumber
daya, dan pemantauan system pengendalian adalah penting dalam konteks akuntansi
untuk aktiva tetap. Salah satu transaksi penting yang berkaitan dengan aktiva tetap
adalah akuntansi awal untu akuisisi aktiva tetap.
Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau
bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari
pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan
komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan
atau keterjadian.
Pengujian substantif yang dilakukan auditor akan jauh lebih ekstensif dalam
audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang.
Dalam aduit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan
kepemilikan aktiva yang bersangkutan apabila klien tersebut sebelumnya telah
diaudit oleh auditor independen lain, maka bukti-bukti ini akan lebih mudah
diperoleh apabila auditor pengganti dapat menelaah kertas kerja auditor terdahulu.
Akan tetapi jika klien belum pernah diaudit, maka auditor harus melaksanakan
penyelidikan saldo dan kepemilikan unit utama pabrik yang saat ini sedang
beroperasi. Bukti-bukti yang berkaitan dengan audit awal biasanya diikhtisar dan
disimpan dalam kertas kerja permanen auditor.
b) Mereview aktivitas dalam akun buku besar aktiva tetap dan beban
penyusutan serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari
segi jumlah atau sumbernya
b. Prosedur Analitis
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor.
Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat
skeptisisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak
normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor maka
A. KESIMPULAN
Siklus investasi mempunyai sejumlah karakteristik yang serupa dengan siklus
pembiayaan. Transaksi dalam setiap siklus ini tidak sering terjadi, dan otorisasi serta
pengendalian pemrosesan atas transaksi investasi biasanya kuat. Selain itu, transaksi
investasi biasanya juga saling terkait dengan siklus pembiayaan, dan aktivitas investasi
yang siginifikan biasanya disertai dengan aktivitas pembiayaan yang dapat diprediksi.
B. LATIHAN
1. Prosedur apa yang dapat berguna dalam menentukan apakah semua penarikan
aktiva tetatp teah dicatat ?
2. Identifikasi pengujian substantif atas aktiva tetap yang berlaku pada tiga asersi
atau lebih.
3. Faktor-faktor apayang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan
apakah nilai aktiva telah menurun ?
4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi alokasi auditor atas materialitas
keseluruhan ke aktiva tetap ?
C. TES FORMATIF
1. Ada beberapa kegiatan pengendalian yang umum dalam siklus investasi dan
pembiayaan sebutkan dan jelaskan.
2. Sebutkan prinsip akuntansi yang diterima secara umum yang diterapkan dalam
penyajian investasi di neraca.
2. Prinsip akuntansi yang diterima secara umum yang diterapkan dalam penyajian
investasi di neraca, yaitu :
a. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan
investasi tersebut.
b. Investasi jangka pendek disajikan nilainya di neraca dengan salah satu dari dua
cara :
Pada kosnya dengann mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda
kurung.
Pada nilai yang mana lebih rendah antara harga pasar atau kos (lower of
cost or market). Nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan dalam tanda
kurung.
c. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya.
d. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek
digadaikan sebagai jaminan penarikan utang.
e. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam mencosolidated subsidiary
companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus
dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara
perusahaan-perusahaan tersebut.
f. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien yang dibeli kembali sebagai
treasury bond, treasury stock atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya
disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham
g. Jika investasi bukan merupakan sumberpendapatan perusahaan, maka
penghasilan yang timbul dari pemilikan tersebut harus digolongkan dalam
Penghasilan di Luar Usaha.
h. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya
harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba.
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 2)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit investasi, maka mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus pembiayaan.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan.
D. URUTAN PEMBAHASAN
6. Sifat siklus pembiayaan..
7. Tujuan audit siklus pembiayaan.
8. Pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
9. Pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.
Siklus pembiayaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk
membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai, dan pembelian sahan
treasuri atautreasury stock. Akun-akun yang digunakan dalam mencatat transaksi siklus
pembiayaan meliputi :
Kategori Asersi Tujuan Audit atas Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun
Transaksi
Keberadaan atau Beban bunga yang dicatat dan Saldo hutang jangka panjang yang
keterjadian transaksi laporan laba rugi dicatat merupakan hutang yang
lainnya menyajikan pengaruh ada pada tanggal neraca (EO2)
Saldo ekuitas pemegang saham
transaksi hutang jangka
merupakan hak pemilik yang ada
panjang dan peristiwa yang
pada tanggal neraca (EO3)
terjadi selama periode
berjalan(EO1)
Kelangkapan Semua transaksi beban bunga Saldo hutang jangka panjang
dan pendapatan lainnya yang merupakan semua hutang kepada
berkaitan dengan hutang kreditor jangka panjang pada
jangka panjang yang terjadi tanggal neraca (C2)
Saldo ekuitas pemegang saham
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 163
selama periode berjalan telah merupakan klaim pemilik atas
dicatat (C1) aktiva entitas yang melaporkan
(C3)
Hak dan Semua saldo hutang jangka
Kewajiban panjang yang tercatat merupakan
kewajiban entitas yang
melaporkan (RO1)
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaiim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
(RO2)
Penilaian atau Transaksi beban bunga dan Saldo hutang jangka panjang
Alokasi pendapatan lainnya yang (VA2) dan ekuitas pemegang
berkaitan dengan hutang saham (VA3) telah diliai dengan
jangka panjang telah dinilai tepat sesuai GAAP
dengan tepat sesuai GAAP
(VA1)
Penyajian dan Transaksi hutang jangka Semua syarat, ketentuan,
Pengungkapan panjang dan ekuitas pemegang komitmen, dan ekuitas pemegang
saham telah diidentifikasi serta saham telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat diklasifikasikan dengan tepat
dalam laporan keuangan (PD1) dalam laporan keuangan (PD2)
Semua fakta berkenaan dengan
penerbitan saham seperti nilai pari
atau nilai ditetapkan saham,
saham yang diotorisasi dan
diterbitkan, serta jumlah saham
yang ditahan sebagai treasury
stock atau terikat opsi telah
diungkapkan (PD4)
Risiko Inheren
Risiko salah saji dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus pembiayaan biasanya
rendah, karena dalam banyak perusahaan transaksi tersebut tidak sering terjadi, terkecuali
untuk pembayaran dividend an bunga yang seringkali ditangani oleh agen-agen dari luar.
Peraga 8.2 Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Audit Siklus Pembiayaan
Risiko Pengendalian
Dalam lingkungan pengendalian, misalnya, tanggung jawab atas transaksi biasanya
ditetapkan pada bendahara atau pejabat kepala keuangan yang harusmemiliki integritas
dan kompetensi untuk melaksanakan tugs ini. Transaksi yang bernilai besar akan
memerlukan otorisasi dari dewan direksi, dan komite audit dari dewan tersebut dapat
memantau secara ketat aktivitas serta pengendalian dalam siklus ini. Unsur sistem
akuntansi dari komponen informasi dan komunikasi akan menyediakan buku besar
pembantu baik untuk hutang obligasi maupun modal saham.
Pengujian detil 4. Lakukan pencocokan ayat jurnal dalam rekening utang jangka
transaksi panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan.
Pengujian detil 5. Review otorisasi dan perjanjian utang jangka panjang
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 168
saldo 6. Konfirmasi utang jangka panjang dengan kreditur atau wali
amanat (bond trustees)
7. Lakukan perhitungan kembali biaya bunga.
PROSEDUR AWAL
Skedul yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat mencakup skedul yang
terpisah untuk wesel bayar jangka panjang ke bank, kewajiban menurut lease modal, dan
daftar pemegang obligasi yang disiapkan oleh perwalian atau trustee obligasi. Karena ada
kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang
dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaita dengan komponen ketepatan matermatis
dan klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan
skedul hutang jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.
PROSEDUR ANALITIS
Auditor harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian
utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu
entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor akan mengevaluasi
kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang mencukupi guna memenuhi
komitmen yang berkaitan dengan beban bunga, jatuh tempo hutang, dan perjanjian
hutang.
Pengujian saldo ekuitas pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal
neraca. Dalam pengauditan saldo-saldo ini, untuk asersi-asersi penilaian atau
pengalokasian san penyajian serta pengungkapan perlu dipisahkan antara modal saham
disetor dengan laba ditahan.
RISIKO DETEKSI
Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo ekuitas
pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang mempengaruhi akun-
akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam perusahaan terbuka sering
ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus tersebut, baik penilaian risioko
inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren dan pengendalian mungkin lebih tingg
jika ada transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas
konvertibel, atau opsi saham.
PROSEDUR AWAL
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan
(1) kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat menggunakan
pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu. Pembiayaan
dengan ekuitas dapat digunakan baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun
untuk mendukung investasi yang diperlukan dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan
persediaan dan piutang yang diperlukan untuk mengembangkan entitas itu).
PROSEDUR ANALITIS
A. RANGKUMAN
Siklus pembiayaan (financial cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai
berikut :
Transaksi hutang jangka panjang mencakup peminjaman dan obligasi, hipotek,
wesel, dan hutang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham
preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan
pembayaran dividen.
Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah : 1) menilai otorisasi dan
kontrak atas hutang jangka panjang, 2) mengonfirmasi hutang dengan pemberian
pinjaman dan perwalian obligasi, dan 3) menghitung kembali beban bunga.
B. LATIHAN
1. Bahaslah aplikabilitas dari komponen struktur pengendalian internal bagi transaksi
siklus pembiayaan.
C. TES FORMATIF
1. Tuliskan beberapa prosedur analitis yang dapat digunakan dalam siklus pembiayaan
dan tuliska signifikansi auditnya !
2. Sebutkan dokumen-dokumen yang penting dalam siklus pembiayaan !
3. Tuliskan fungsi dan pengendalian yang berkaitan dengan siklus pembiayaan !
4. Dalam melakukan pengujian transaksi siklus pembiayaan, apa saja yang dapat
dilakukan oleh auditor ?
2. Beberapa dokumen yang ada dalam siklus pembiayaan seperti sertifikat saham dan
obligasi serta kontrak obligasi, juga merupakan hal yang penting dalam siklus
pembiayaan, namun perspektifnya berubah dari investor ke penerbit. Dokumen lain
yang penting diantaranya adalah buku besar pembantu pemegang obligasi dan
pemegang saham biasa, dalam transaksi siklus pembiayaan dibutuhkan juga ayat
jurnal dalam jurnal umum dan jurnal penerimaan serta pengeluaran untuk penerbitan
dan penarikan sekuritas hutang serta ekuitas, akrual dan pembayaran bunga serta
pengumuman dan pembayaran dividen.
Otorisasi untuk penerbitan hutang haus mencakup referensi pada bagian anggaran
rumah tangga yang berlaku berkenaan dengan pembiayaan semacam itu.
Mengonfirmasi Hutang
Mengonfirmasi hutang jangka panjang berkaitan dengan asersi yang sama seperti
dalam mengonfirmasi hutang usaha;yaitu, keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi.
Apabila ada kupon buunga obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang
dibatalkan dan merekonsiliasinya dengan jumlah yang dibayar. Apabila obligasi pada
awalnya dijual dengan premi atau diskonto, maka auditor harus menelaah skedul
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 4)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 3)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit investasi, maka mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus kas.
2. Mampu memahami tujuan audit kas.
3. Mampu memahami penyusunan program audit kas.
4. Mampu memahami penerapan prosedur audit.
5. Mampu memahami pengujian saldo kas sebelum tanggal neraca.
6. Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal neraca.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus kas.
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas
rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :
Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya,
membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal
pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun bank
penggajian. Segera sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik
ditarik pada akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun
penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank
seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah
untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah
pembayaran cek kepada karyawan.
Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian
tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan
bisa disebut setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan
dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka
pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat
dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang
dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang
bukan merupakan setara kas.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering
muncul potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan
cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan
berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan
pengeluaran kas.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 183
2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi
kas, yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus
akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai
antara penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya
dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang
dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung
sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang
memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif,
maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank
akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara
bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak
yang menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan
rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan
memengaruhi penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu
mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di
bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi.
Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat
dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan
tertutup oleh pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan
bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran,
dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir
akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati
oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas
tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek
dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada
pencatatan setoran kas.
Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,
Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 189
Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.
Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan
untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan.
Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri karena berbagai jens
bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti. Akan tetapi, berbeda dengan
piutang atau persediaan, risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban,
penilaian dana tau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal
karena tidak adanya kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan
pengungkapan.
Risiko Pengendalian
Pengendalian internal yang berkaitan dengan penerimaan kas dan penerimaan kas dan
pengeluaran kas telah dibahas sebelumnya. Unsur-unsur pengendalian internal dalam
lingkungn pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, prosedur
pengendalian serta pemantauan , termasuk pembahasan tentang dokumen dan catatan
penting serta fungsi dan pengendalian yang umum. Karena rawannya saldo kas terhadap
pencurian, maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal
atas kas, dan memastikan bahwa setiap kondisi dapat dilaporkan telah dikomunikasikan
dengan jelas kepada manajemen.
Prosedur Awal
Sebelum membahas pengujian yang terinci atas saldo kas, auditor harus memastikan
bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas dan pentingnya saldo kas
entitas tersebut.
Titik awal untuk mengverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode
berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (apabila
dapat diterapkan). Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun buku besar
kas harus dikaji-ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan yang bersifat tidak biasa
atau jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus. Di samping itu, setiap skedul yang
dibuat oleh klien yang menunjukkan ikhtisar penrimaan bank juga harus diperoleh.
Ketepatan matematis dari setiap skedul itu harus ditentukan dan kecocokannya dengan
saldo kas yang berkaitan dalam buku besar juga harus diperiksa.Pengujian ini
memberikan bukti tentang asersi penilaian atau alokasi.
Prosedur Analitis
seperti telah dibahas sebelumnya, efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi
dari satu klien ke klien lainnya. Efektivitas prosedur analitis yang telah dibahas
sebelumnya ini dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari pengujian
substantive lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak sesuai
dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramlan kas, atau
kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
Jika kita mengasumsikan bahwa semua cek tertinggal dan diterbitkan pada tanggal 31
desember, maka cek No. 4100 pada tabel9.2 telah ditangani dengan benar karena kedua
ayat jurnal pembukuan perusahaan telah dibuat pada bulan desember dan kedua ayat
jurnal pembukuan bank terjadi pada bulan januari. Cek ini akan tercantum sebagai cek
yang beredar ketika merekonsiliasi akun bank umum per 31 desember dan sebagai
setoran dalam perjalanan ketika merekonsiliasi akun bank gaji. Cek No. 4275
menggambarkan transfer cek dalam perjalanan pada tanggal penutupan. Kas per
pembukuan kurang saji sebesar $10.000 karena cek itu telah dikurangkan dari saldo per
pembukuan oleh penerbitnya pada bulan desember, tetapi belum ditambahkan ke akun
cabang #1 per pembukuan oleh penyetor sampai bulan januari. Jadi, suatu ayat jurnal
penyesuaian akan diperlukan pada tanggal 31 desember untuk menaikkan saldo cabang
per pembukuan.
A. RANGKUMAN
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperi kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi
kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan
kas ke beberapa bentuk investasi yang menghilangkan bunga. Saldo-saldo tertentu,
seperti sertifikat deposito, dan pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri tertentu,
dana kun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalan penggunaannya yang lazimnya
harus di klasifikasi investasi.
Karena (1) pertimbangan pengendalian internal berkenaan dengan berbagai
kelompok transaksi yang mempengaruhi kas dan (2) tujuan audt atas kelompok transaksi
yang bertalian dengan transaksi itu.
B. LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan kitting ? Prosedur apa yang dapat digunakan oleh
auditor untuk mendeteksi kitting ?
C. TES FORMATIF
1. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien.
Apakah penelaan tersebut ?
2. Apa yang harus dilakukan auditor setelah menerima laporan pisah-batas, besertacek-
cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir?
3. Konfirmasi saldo pinjamaan memberikan bukti untuk tiga asersi. Apakah asersi
tersebut ?
4. Untuk mrlakukan perhitungan kas secara tepat. Apa yang harus dilakukan auditor ?
2. Setelah menerima laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo
bank terlampir, auditor harus :
a. Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar yang
tercantum pada rekonsiliasi bank
b. Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada
laporan pisah-batas
c. Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-hal yang
tidak biasa.
4. Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai
las di tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
a. Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan yang
ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung.
b. Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.
c. Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien.
d. Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada
klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 4)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami menyelesaikan pekerjaan lapangan.
2. Mampu memahami mengevaluasi temuan .
3. Mampu memahami komunikasi dengan klien.
4. Mampu memahami prosedur awal dan analitis.
5. Mampu memahami tangggungjawab setelah audit.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan.
2. Mengevaluasi temuan.
3. Komunikasi dengan klien.
4. Tanggung jawab setelah audit
Prosedu. R-prosedur ini tidak harus dilaksanakan seperti dalam urutan di atas. Setiap
prosedur akan dijelaskan dalam bagian berikut.
Jenis Peristiwa
AU 560.03 dan .05 menunjukkan bahwa ada dua jenis peristiwa kemudian :
Peristiwa kemudian jenis 1 memberikan bukti tambahan berkenaan dengan
kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren
dalam proses penyusunan laporan keuangan.
PeristiwaKemudian
Prosedur yang berkenaan dengan ahli hukum dan surat representasi akan diterangkan
nanti dalam bab ini.
Pertimbangan Audit
SAS 12, Inquiry of a Clients Lawyer Concerning Litigation, Claims, andd Assessments
(AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang:
Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (Litigation, Claims, andd Assessments - LCA).
Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
Dalam beberapa kasus jawaban ahli hukum dapat menunjukkan ketidakpastian yang
signifikan mengenai kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan dari LCA atau
jumlah atau rentang kerugian yang potensial. Sebagai contoh, masalah yang dihadapi
mungkin hanya berada dalam tahap awal litigasi yang sama. Dalam situasi ini, auditor
dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan dipengaruhi oleh suatu ketidakpastian
yang tidak rentan terhadap estimasi yang layak pada tanggal neraca. Jika ketidakpastian
itu telah diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan,maka laporan
auditorharus berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas tentang
ketidakpastian itu.
Penolakanseorang ahli hukum untuk menjawabsurat pertanyaan audit merupakan
pembatasan atas ruang lingkup audit. Tergantung pada materialitas dari pos-pos yang
ada, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolakmemberikan pendapat atas laporan keuangan. Auditor juga dapat memperoleh
bantuan tentang LCA dari departemen hukum klien. Akan tetapi, karena kemungkinan
penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen, maka bantuan tersebut tidak dapat
menggantikan informasi pendukung yang tidak ingin diberikan oleh ahli hukum dari
luar.
Surat rep dapat menjadi pelengkap bagi prosedur auditlainnya. Sebagai contoh,seperti
yang ditunjukkan dalam bagian terdahulu, surat pertanyaan audit adalah sarana utama
bagi auditor untuk mendapatkan bukti mengenai LCA. Meskipun demikian, surat
repjuga dapat memuat pernyataan manajemen bahwa LCA telah dipertanggungjawabkan
secara tepat dan tidak ada klaim atau penilaian yang belum ditegaskan yang memerlukan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Akan tetapi,dalam beberapa kasus, surat rep
dapat menjadi sumberutama bukti audit. Misalna, apabila klien merencanakan untuk
menghentikan suatu lini bisnis, auditor mungkin tidak dapat mendukung peristiwa ini
melalui prosedur audit lainnya. Dengan demikian, auditor harus meminta manajemen
untuk menunjukkan niatnya dalamsurat rep.
Jika suatu representasi yang dibuat oleh manajemen bertentangan dengan bukti audit
lainnya, maka auditor harus menyelidiki situasinyadan mempertimbangkan reliabilitas
dari representasi yang dibuat. Sebagai contoh, representasi manajemen mengenai
klasifikasi sekuritas yang ditahan sampai jatuh tempo mungkin bertentangan dengan
penjualan sekuritas tersebut oleh manajemen. Di samping itu, berdasarkan
situasinya,auditor juga harus mempertimbangkan apakah ketergantungannya
padarepresentasi manajemen yang berkaitan dengan aspek-aspek lain dari laporan
keuangan sudah tepat dan dapat dibenarkan.
Isi Surat Representasi
Sebagai contoh, sesuai dengan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan,
manajemen harus mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab menyesuaikan laporan
keuangan atas setiap salah saji material yang dideteksi oleh auditor, dan setiap salah saji
yang belum dikoreksi yang telah dikumpulkan oleh auditor selama penugasan masa
berjalan adalah tidak material, baik secara individual maupunagregat, terhadap laporan
keuangan secara keseluruhan. Surat rep harus disiapkanoleh bagian administrasi klien,
dialamatkan kepada auditor,dan diberi tanggal pada tanggal laporan auditor. Dalam
banyak aydit, auditor akan membuat naskah representasi, tetapi manajemen harus
mengetahui tanggung jawab atas representasi yang penting ini dengan membahas hal-hal
tersebut bersama auditor dan menandatangani surat itu.
Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit.
Didasarkan atas dasar laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan
reklasifikasi audit telah diakui.
Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan, data
perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan
dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri,
dan (3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta
jumlah karyawan. Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja
keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan,
pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran
nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
B. MENGEVALUASI TEMUAN
Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 219
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuantersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :
Membuat penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit.
Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya (going concern).
Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.
Melakukan review atas kertas kerja.
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian
bahwa:
Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.
Daftar periksa terperinci yang mencakup hal-hal di atas biasanya digunakan dalam
melaksanakan review kertas kerja.
Beberapa kantor akuntan mewajibkan suatu review independen atas kertas kerja oleh
seorang partner yang tidak berpartisipasi dalam audit. Review tersebut diharuskan dalam
audit perusahan yang terdaftar pada SEC.dasar pemikiran untuk melakukan review oleh
partner kedua didasarkan pada objektivitas pereview yang mungkin dapat menantang
hal-hal yang telah disetujui oleh para pereview sebelumnya. Jadi, review dapat
memberikan kepastian tambahan bahwa GAAStelah dipenuhi dalam penugasan tersebut.
Komunikasi ini harusdilaksanakan secara tepat waktu baik selama audit ataupun sesudah
penutupannya.
Faktor-faktor tambahan berikut dapat mempengaruhi isi laporan :
Karena potensi misinterpretasi dari tingkat kepastian yang sangat terbatas yang
diberikan oleh laporan itu, maka auditor sebaiknya tidak menyatakan dalam laporan
bahwa tidak ada kondisi yang dapat dilaporkan yang dicatat.
Dengan persetujuan klien, laporan itu mungkin
1. Tidak memasukkan kondisi yang dilaporkan yang sudah diketahui oleh komite
audit dan
2. Memasukkan hal-hal- yang tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dapat
dilaporkan.
Mendapatkan Merumuskan
surat pendapat dan
representasi materialitas
klien naskah laporan
audit
Melaksanakan Melakukan
prosedur analitis review akhir atas
kertas kerja
A. RANGKUMAN
Untuk memenuhi tanggung jawabnya atas pelaporan, auditor harus 1) mempunyai
pemahaman yang mendalam atas keempat standar pelaporan, 2) mengetahui kata-kata
yang tepat dalam laporan standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuihi oleh
auditor agar laporan itu dapat diterbitkan, 3) memahami jenis-jenis penyimpangan dari
laporan standar serta situasi yang sesuai untuk setiap laporan, serta 4) memahami
pertimbangan pelaporan lain yang bersifat khusus.
Standar pelaporan audit terdiri dari empat standar pelaporan. 1) laporan harus
menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, 2) laporan harus menunjukkan situasi di mana prinsip-prinsip
tersebut belum ditrerapkan secara konsisten selama periode berjalan dalam kaitannya
dengan periode sebelumnya, 3) pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
dianggap cukup memadai kecuali menyatakan lain dalam laporan audit, 4) laporan harus
memuat pernyataan pendaoat laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi yang
menjelaskan bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Apabila suatu pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus disebutkan. Dalam semua kasus
di mana nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus
memberikan petunjuk yang yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor, kalai ada disertai
dengan tingkat tanggung jawabnya.
B. LATIHAN
C. TES FORMATIF
1. Sebutkan dan jelaskan perubahan apa saja yang mempengaruhi konsistensi !
2. Sebutkan dan jelaskan hal-hal dapat memungkinkan auditor memilih tidak
memberikan pendapat dengan alasan kelangsungan usaha !
3. Pada situasi seperti apa auditor menambahkan informasi penjelasan pada laporan
standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian ?
4. Apa saja yang harus dilakukan auditor jika memilih pendapat dengan pengecualian ?
5. Ada beberapa hal yang tidak mempengaruhi konsistensi. Sebutkan hal-hal tersebut !
6. Jelaskan pertimbangan auditor dalam memberikan pendapat kesesuaian dengan
GAAP !
Perubahan dalam prinsip itu sendiri, seperti perubahan dari dasar penjualan ke
dasar produksi ketika mencatat pendapatan pertanian.
Perubahan prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan estimasi, seperti
perubahan dari mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya atau harga pokok
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 230
menjadi mencatatnya sebagai beban pada saat terjadinya karena sekarang
manfaat masa depannya meragukan.
Tren negatif seperti kerugian operasi yang berulang, kekurangan modal kerja,
arus kas negatif dari aktivitas operasi, dan rasio keuangan yang buruk.
Petunjuk lain dari kemungkinan kesulitan keuangan seperti tidak dapat
membayar hutang atau perjanjian pinjaman, penunggakan pembayaran dividen,
restrukturisasi hutang, dan ketidaktaatan terhadap persyaratan modal dasar.
Masalah internal seperti penghentian kerja, ketergantungan yang besar pada
keberhasilan proyek tertentu, dan komitmen jangka panjang yang tidak
ekonomis.
Masalah eksternal seperti kerugian pada franchise atau waralaba yang penting;
kerugian yang tidak diasuransikan dari gempa bumi atau banjir
Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain di mana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan GAAP
Kehendak yang maha kuasa (misalnya kebakaran, banjir, dan peristiwa serupa )
Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah diterima secara umum.
Laporan keuangan, termasuk catatan yang bertalian, bersifat informatif atas hal-
hal yang dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman, dan interpretasinya.
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 6)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. LATAR BELAKANG
Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis
meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang
B. RUMUSAN MASALAH
Berikut ini rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud standar pelaporan ? dan apa saja standar pelaporan tersebut ?
2. Apa yang dimaksud laporan auditor ?
3. Apa yang dimaksud laporan standar ?
4. Apa saja penyimpangan dari laporan standar ?
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 235
5. Apakah pengaruh situasi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dari laporan
standar ?
A. STANDAR PELAPORAN
Seperti dijelaskan pada bab 2 ( jilid 1 ),GAAS mencakup empat standar pelaporan yang
berlaku umum. Standar ini berkaitan dengan GAAP, konsistensi, pengungkapan yang
memadai, dan pernyataan pendapat. Masing-masing standar akan dibahas dalam bagian
berikut.
a. Sumber-sumber GAAP
Frasa prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) meliputi pedoman yang luas
serta ketentuan, aturan dan prosedur yang spesifik. Tidak ada kompilasi tunggal dari
seluruh prinsip akuntansi yang telah ditetapkan. Akan tetapi, Auditing Standards Board
telah menetapkan hirarki GAAP seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.
(Gambar 1)
Kategori GAAP Entitas Nonpemerintah Pemerintah Negara Bagian dan
Lokal
Prinsip A FASB Statements and GASB Statements and
Akuntans (Rule Interpretations; APB Interpretations, ditambah
i yang 203) Opinions; dan AICPA pengumuman AICPA dan FASB jika
Ditetapka Accounting Research berlaku untuk pemerintah negara
n Bulletins bagian dan lokal melalui GASB
Statements atau Interpretation.
B FASB Technical Bulletins, GASB Technical Bulletins, dan
AICPA Industry Audit and pengumuman berikut jika berlaku
Accounting Guides, dan untuk pemerintah negara bagian dan
AICPA Statements of lokal melalui AICPA: AICPA
Position. Industry Audit and Accounting
Guides dan AICPA Statements of
Position.
C Posisi konsensus dari FASB Posisi konsensus dari GASB
Emerging Issues Task Force Emerging Issues Task Force dan
and AICPA Practice AICPA Practive Bulletins
Bulletins.
D Interpretasi akuntansi Qs and As yang diterbitkan oleh
Hirarki ini mengkategorikan sumber-sumber prinsip akuntansi untuk dua jenis entitas:
(1)non-pemerintah serta (2) pemerintah negara bagian dan lokal. Sumber-sumber
prinsip itu kemudian diklasifikasikan menjadi empat subkategori (A-D) dari prinsip
akuntansi yang ditetapkan dan satu kategori (E) yang menyajikan semua literatur
akuntansi lainnya. Apabila prinsip-prinsip dari satu atau lebih subkategori B,C, dan D
tampak relevan dalam situasi tertentu, maka prinsip dari kategori yang lebih tinggi
harus diterapkan, kecuali auditor dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip
dari kategori yang lebih rendah menyajikan dengan lebih baik substansi transaksi
bersangkutan dalam situasi ini.
Peraturan dan pengumuman interpretasi dari SEC mempunyai otoritas yang
sama dengan pengumuman kategori A bagi para pendaftar SEC. Persyaratan akuntansi
yang digunakan oleh lembaga pengatur tertentu untuk laporan yang diajukan kepada
b. Perumusan GAAP
Prinsip-prinsip yang berasal dari sumber ini disebutkan dalam Rule 203 dari AICPA
Code of professional Conduct sebagai prinsip akuntansi yang
dirumuskan(promulgated accounting principles). Sesungguhnya AICPA
menyatakan bahwa setelah prinsip-prinsip yang dirumuskan berlaku untuk laporan
keuangan entitas, maka prinsip itu harus diikuti guna memenuhi standar pelaporan
pertama.
Rule 203 juga memberikan suatu pengecualian. Jika terdapat situasi yang tidak
biasa sehingga ketaatan terhadap prinsip yang dirumuskan akan mengakibatkan
laporan keuangan menjadi menyesatkan, maka prinsip dari satu kategori lainnya
dapat digunakan. Situasi tidak biasa yang dikemukakan dalam Rule 203 terutama
terdiri dari peraturan perundangan baru atau evolusi dari bentuk transaksi bisnis
yang baru.
B. LAPORAN AUDITOR
Keempat standar audit yang berlaku umum untuk pelaporan dipenuhi dengan menerbitkan
suatu laporan auditor dalam bentuk yang sesuai. Meskipun laporan standar diterbitkan
C. LAPORAN STANDAR
Laporan standar(standard report) terdiri dari paragraf pendahuluan (atau permulaan),
paragraf ruang lingkup (atau tengah), paragraf pendapat (atau kesimpulan), dan bahasa
standar. Bahasa laporan agak bervariasi tergantung pada apakah auditor melaporkan
laporan keuangan untuk satu tahun atau laporan keuangan komparatif. Laporan standar
untuk satu tahun ditunjukkan pada Gambar 2 (AU 508.08)
Laporan itu lazimnya dialamatkan ke pribadi-pribadi atau kelompok yang ditunjuk
oleh auditor. Untuk klien berbentuk korporasi, laporan dialamatkan kepada dewan
komisaris dan / atau pemegang saham ; untuk klien bukan korporasi, alamatnya adalah
partner atau pemilik perseorangan. Lapoiran standar auditor harus diberi tanggal per
penyelesaian pekerjaan lapangan. Tandatangan yang dicantumkan pada laporan itu
umumnya adalah nama kantor akuntan karena kantor itulah yang memikul tanggung jawab
atas pekerjaan dan temuan dari staf profesionalnya.
Kami telah mengaudit neraca terlampir dari Perusahaan X pada tanggal 31 Desember 20X2
dan 20X1, serta laporan laba rugi, laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
Perusahaan.Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.Standar tersebut
mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan
Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan X pada 31 Desember 20X2 dan 20X1,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
[Tanda tangan]
[Tanggal]
(Sumber : Boynton,2003)
Modifikasi yang harus dilakukan terhadap opini auditor, tergantung pada materialitas
dan seberapa pervasif dampak dari faktor penyebab modifikasi tersebut terhadap
kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan. Pengertian pervasif dalam
konteks kesalahan penyajian, untuk menggambarkan pengaruh kesalahan penyajian
terhadap laporan keuangan atau pengaruh kesalahan penyajian yang mungkin timbul
terhadap laporan keuangan, jika ada, yang tidak dapat terdeteksi karea
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dantepat. Pengaruh yang
pervasif terhadap laporan keuangan adalah pengaruh yang, menurut pertimbangan
auditor :
a. Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuanga;
b. Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial
dalam laporan keuangan; atau
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, yang
mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian yang tidak tedeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat menjadi material, tetapi tidak pervasif.
Auditor harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik
secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap
laporan keuangan.
Kalimat pertama dari paragraf pendapat juga akan dimodifikasi sebagai berikut:
Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan X Company per 31 Desember 20X2, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut , kami melaksanakan audit
sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkankepastian yang layak bahwa
laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Audit meliputi pemeriksaan , atas
dasar pengujian , bukti-bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan tersebut. Audit juga mencakup penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat manajemen, termasuk mengevaluasi penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang
memadai untuk pendapat kami .
Kami tidak dapat memperoleh laporan keuangan yang telah diaudit yang mendukung investasi
Perusahaan dalam afiliasi asing dinyatakan sejumlah $ _______dan $ _______ masing-pada
tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 , atau haknya atas laba afiliasi itu sebesar $ _______
dan $_______ ,yang termasuk dalam laba bersih untuk tahun yang berakhir
seperti yang dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan , kami tidak dapat
meyakinkan
diri kami sendiri mengenai nilai tercatat inivestasi dalam afiliasi luar negeri atau hak atas
labanya dengan prosedur audit lainnya.
Menurut pendapat kami , kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut , jika ada, sebagaimana
yang mungkin dianggap perlu bila kami dapat memeriksa bukti mengenai investasi dan laba
afiliasi asing dan laba , laporan keuangan dimaksud dalam paragraf pertama di atas ,
menyajikan secara wajar , dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan X
pada tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 , serta hasil operasi dan arus kasnya untuk tahun
Berikut ini adalah contoh laporan auditor yang menyatakan penolakan memberikan
pendapat karena pembatasan ruang lingkup.
Kami telah ditugaskan untuk mengaudit neraca terlampir X Company per 31 Desember 20X2
dan 20X1 serta laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun-
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan ini adalah tanggung
jawab manajemenPerusahaan.
(Paragraf kedua dari laporan standar harus dihilangkan)
Perusahaan tidak melakukan penghitungan persediaan fisik dalam tahun 20X2 atau 20X1,
yang dinyatakan dalam laporan keuangan terlampir sebesar $ per 31 Desember 20X2
dan $ per 31 Desember 20X1. Selanjutnya, bukti-bukti yang mendukung biaya properti
dan peralatan yang diperoleh sebelum 31 Desember 20X1, tidak lagi tersedia. Catatan
perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain atas
persediaan atau properti dan peralatan.
Karena perusahaan tidak melakukan penghitungan persediaan fisik dan kami tidak dapat
menerapkan prosedur audit lain untuk meyakinkan kami mengenai kuantitas persediaan serta
biaya properti dan peralatan, maka ruang lingkup pekerjaan kami tidak memadai untuk
Apabila auditor sepakat bahwa karena keadaan yang tidak biasa, ketidaksesuaian
denga prinsip akuntansi yang dirumuskan diperlukan untuk menjaga agar laporan
keuangan klien tidak menyesatkan, maka laporan standar dengan bahasa
penjelasan akan diterbitkan. Secara khusus, laporan itu berisi:
Karena, seperti disebutkan sebelumnya, Rule 203 memerlukan situasi yang tidak
biasa untuk membenarkan ketidaksesuaian tersebut, maka jenis laporan ini jarang
ditemukan dalam praktik.
b) Mengungkapkan dalam paragraph penjelasan pengaruh utama dari hal pokok yang
menjadi pengecualian terhadap posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas, jika
dapat diterapkan. Jika tidak dapat diterapkan, maka laporan itu juga harus
menyatakan hal tersebut.
Berikut ini adalah contoh laporan yang diberikan pendapat wajar dengan
pengecualian
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban lease tertentu dalam properti dan hutang pada
neraca terlampir, yang menurut pendapat kami harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban lease ini dikapitalisasi, maka properti akan
bertambah sejumlah $ dan $ , hutang jangka panjang dengan $ dan $
, dan laba ditahan dengan $ dan $ masing-masing per 31 Desember 20X2 dan
20X1. Selin itu, laba bersih juga akan bertambah (berkurang) sebesar $ dan $
serta laba per saham akan bertambah (berkurang) sebesar $ dan $ masing-
masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut diatas.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk pengaruh tidak dikapitalisasinya kewajiban lease
tertentu sebagaimana telah dibahas dalam paragraf terdahulu, laporan keuangan tersebut di
atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan X Company
per 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta hasil operasi dan arus kasnya untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut di atas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Menurut pendapat kami, karena pengaruh hal-hal yang dibahas dalam paragraph terdahulu, maka
laporan keuangan tersebut di atas tidak menyajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan X Company per 31 Desember 2012 dan 2011,
atau hasil operasi dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Di samping situasi yang langsung mengakibatkan pendapat tidak wajar, ada
pembatasan ruang lingkup lainnya atau ketidaksesuaian dengan GAAP, yang juga
harus dijelaskan dalam paragraph penjelasan terpisah.
Seperti telah dibahas dalam Catatan X atas laporan keuangan, Perusahaan mengubah metode
perhitungan penyusutan pada tahun 20X2.
(Sumber : Boynton,2003)
Seperti dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan, pada tahun 20X2 Perusahaan
menerapkan metode akuntansi FIFO untuk persediaannya, sedangkan sebelumnya
menggunakan metode LIFO. Meskipun penggunaan metode FIFO sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, namun menurut pendapat kami Perusahaan belum memberikan
alasan yang layak untuk melakukan perubahan ini sebagaimana yang disyaratkan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk pengaruh perubahan prinsip akuntansi yang diuraikan
dalam paragraf terdahulu, laporan keuangan tersebut diatas menyajikan dengan wajar, semua
hal yang material, posisi keuangan X Company per 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta hasil
operasi arus kasnya untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk tidak disajikannya informasi yang diuraikan dalam
paragraf terdahulu......
(Sumber: Boyton,2003)
d) Masalah eskternal seperti kerugian pada franchise atau waralaba yang penting;
kerugian yang tidak diasuransikan dari gempa bumi atau banjir.
Auditor disyaratkan untuk memperhatikan rencana manajemen guna menghadapi
pengaruh buruk dari kondisi-kondisi dan peristiwa di atas.Manajemen mungkin
merencanakan untuk (1) melepas aktiva, (2) meminjam uang atau merestrukturisasi
Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan menganggap bahwa Perusahaan akan
melanjutkan usahanya sebagai going concern. Sebagaimana dibahas dalam Catatan X atas
laporan keuangan, Perusahaan telah mengalami kerugian operasi yang berulang dan
mengalami kekurangan modal bersih yang menimbulkan keraguan yang substansial mengenai
kemampuannya untuk meneruskan usahanya. Rencana manajemen berkenaan dengan hal-hal
ini juga diuraikan dalam Catatan X Laporan Keuangan tidak mencakup suatu penyesuaian
yang dapat berasal dari hasil ketidakpastian ini.
(Sumber: Boyton,2003)
b) Jenis Pendapat Lain
Jika auditor menyimpulkan bahwa mengungkapan entitas dalam laporan keuangan
tidak memadai, maka laporan itu tidak menyajikan secara wajar.Dengan demikian,
auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat
tidak wajar karena ketidaksesuaian dengan GAAP, yang mencakup pengungkapan
informatif.Di samping itu, laporan auditor juga harus berisi paragraph penjelasan
yang menguraikan situasi tersebut dan, jika memungkinkan, pengungkapan yang
diperlukan untuk kewajaran penyajian harus dibuat.
Auditor utama dapat memutuskan untuk membuat referensi ke auditor lain bila
satu atau lebih faktor-faktor di atas tidak ada. Auditor utama juga dapat
memutuskan untuk membuat referensi apabila bagian dari laporan keuangan yang
diperiksa oleh auditor lain bersifat material terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.
2) Dalam paragraph ruang lingkup, laporan auditor lain harus dimasukkan dalam
sumber dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat.
3) Dalam paragraph pendapat, referensi harus dibuat pada laporan auditor lain.
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi ABC Company per 31 Desember 20X2 dan
20X1, serta laporan rugi laba konsolidasi, laporan laba ditahan, serta laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan ini merupakan
tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah menyatakan pendapat
atas laporan keuangan ini berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan B
company, sebuah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, yang laporan keuangannya
menyajikan total aktiva sebesar $ dan $ masing-masing pada tanggal 31
Desember 20X2 dan 20X1, dan total pendapatan $ dan $ untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan itu diaudit oleh auditor lain yang laporannya
telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh berkaitan dengan jumlah-jumlah
yang terdapat dalam B company, hanya didasarkan pada laporan auditor lain tersebut.
kami melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang berlaku umum. Standar ini
mewajibkan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan kepastian yang
layak bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Suatu audit
mencakup pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga mencakup penilaian prinsip akuntansi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 269
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat manajemen, termasuk evaluasi terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan
auditor lain memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor lain, laporan keuangan
konsolidasi tersebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan ABC Company per 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta hasil operasi dan arus
kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
(Sumber: Boyton,2003)
Jika auditor utama menyimpulkan bahwa pengandalan tidak dapat diberikan pada
pekerjaan auditor lain dan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor lain bersifat
material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, maka berarti ada
pembatasan ruang lingkup. Dalam kasus demikian, pendapat wajar dengan
pengecualian atau penolakan memberikan pendapat harus diberikan. Suatu
pendapat wajar dengan pengecualian juga dapat diberikan oleh auditor utama bila
laporan auditor lain atas bagian yang signifikan dari laporan keuangan memuat
pendapat selain pendapat wajar tanpa pegecualian.
A. KESIMPULAN
AU 411.04 : The Meaning of Present Fairly in Conformity With Generally Accepted
Accounting Principles in the Independent Auditors Report SAS 69 , menyatakan bahwa
pendapat auditor mengenai kesesuaian dengan GAAP harus didasarkan pada
pertimbangannya tentang apakah :
1. Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah diterima secara umum.
2. Prinsip akuntansi telah sesuai dengan situasi yang dihadapi
3. Laporan keuangan,termasuk catatan yang bertalian,bersifat informatif atas hal-hal
yang dapat mempengaruhi penggunaan,pemahaman,dan interpretasinya.
4. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan dan di
ikhtisarkan dengan cara yang layak ( yakni,tidak terlalu rinci atau pun terlalu
ringkas )
5. Laporan tersebut mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasari dengan
cara menyajikan posisi keuangan,hasil operasi,serta arus kas dalam batas-batas
yang layak dan praktis.
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi.
2. Mampu memahami standar atestasi.
3. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi.
TINGKAT KEYAKINAN
Secara umum, akuntan publik dapat memberikan empat tingkat keyakinan (level of
assurance) yang berbeda berkaitan dengan penugasan.Keempat tingkat keyakinan dasar
itu dapat diuraikan sebgai berikut :
Tingkat keyakinan audit atau pemeriksaan, dimana tujuan dari penugasan adalah
pernyataan positif dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenai
asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional
Tingkat keyakinan review, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan publik adalah
menyatakan keyakinan negatif (negative assurance) bahwa tidak ada yang menarik
perhatiannya yang menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa asersi oleh
manajemen yang diatur dalam standar profesional akan menyesatkan.
Prosedur yang disepakati bersama, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan
publik adalah memberikan ikhtisar temuan-temuan berdasarkan prosedur yang
disepakati bersama yang berlaku atas suatu asersi oleh manajemen yang diatur dalam
Statements on Auditing Standards (SAS). SAS adalah interpretasi dari standar audit
yang berlaku umum dan pada umumnya berkaitan dengan asersi manajemen tentang
unsur-unsur yang termasuk dalam laporan keuangan .Jenis-jenis penugasan yang
dibahas dalam bab ini mencakup pelaporan laporan keuangan yang disiapkan atas
dasar akuntansi komprehensif selain dari GAAP, pelaporan unsur, akun, atau pos-pos
spesifik dari suatu laporan keuangan, dan laporan ketaatan yang berkaitan dengan
laporan keuangan yang telah diaudit.
Statement on Standards for Attestation Engagements (SSAE). SSAE menetapkan
kerangka kerja yang luas untuk berbagai jasa atestasi yang diminta dari profesi
akuntansi. Standar ini dan komentar interpretasi yang bertalian dirancang untuk
memberikan pedoman profesional yang akan mempertinggi baik konsistensi maupun
mutu pelaksanaan jasa-jasa tersebut.
Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS). SSARS
mendefinisikan jasa yang berkaitan dengan review atau kompilasi laporan keuangan
dari entitas nonpublic dan memberikan pedoman bagi akuntan berkenaan dengan
standar serta prosedur yang berlaku untuk kedua penugasan ini. Jasa ini hanya tersedia
bagi entitas nonpublik.
Laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan dasar akuntansi komprehensif selain
dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
Unsur, akun, atau pos-pos spesifik dari laporan keuangan.
Ketaatan pada aspek-aspek perjanjian kontraktual atau persyaratan peraturan yang
berkaitan dengan laporan keuangan yang telh diaudit.
Penyajian keuangan agar sesuai dengan perjanjian kontraktual atau ketentuan
peraturan
Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk atau skedul yang ditetapkan yang
memerlukan bentuk laporan auditor yang ditetapkan.
Suatu dasar yang digunakan untuk memenuhi persyaratan atau ketentuan pelaporan
keuangan dari lembaga pengatur pemerintah
Suatu dasar yang digunakan untuk mengarsip SPT pajak penghasilan entitas
Dasar penerimaan dan pengeluaran kas dari akuntansi dan modifikasi dasar kas yang
mempunyai dukungan substansial
Suatu dasar yang menggunakan seperangkat kriteria tertentu yang mempunyai
dukungan substansial seperti dasar akuntansi tingkat harga.
Audit
Keyakinan auditor atas ketaatan dapat diberikan dalam laporan terpisah atau dalam
satu atau lebih paragraf penjelasan sesudah paragraf pendapat dari suatu laporan atas
laporan keuangan yang telah diaudir.
Penugasan atestasi (attest engagement) adalah satu penugasan di mana seorang praktisi
Dalam melaksanakan
(akuntan public) bertugassuatu
untukpenugasan atestasi,
menerbitkan seorang
komunikasi akuntan
tertulis yangpublic:
menyatakan suatu
kesimpulan mengenia reliabilitas asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak lain.
Memperluas fungsi atestasi di luar laporan historis. Jadi, standar itu menghilangkan
referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP.
Memungkinkan akuntan public memberikan keyakinan atas asersi di bawah tingkat
pernyataan pendapat positif yang berkaitan dengan audit laporan keuangan
tradisional.
Memberikan jasa atestasi yang dikhususkan untuk kebutuhan pemakai tertentu
berdasarkan produser yang disepakati bersama dan penggunaan-terbatas
laporan.
AICPA telah menerbitkan dua dokumen berikut berkenaan dengan asosiasi akuntan
public dengan informasi keuangan prospektif:
1. kompilasi
2. pemeriksaan
3. penerapan prosedur yang disepakati bersama.
Kompilasi
Prosedur yang ditempuh akuntan public untuk mengkompilasi suatu perkiraan atau
proyeksi digariskan dalam AT 200.68 dan mencakup hal-hal berikut:
Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak
yang bertanggung jawab.
Suatu pernyataan bahwa akuntan telah mengkompilasi laporan keuangan
prosepektif sesuai dengan standar yang ditetapkan oelh America Institute if
Certified Public Accountants.
Suatu pernyataan bahwa kompilasi terbatas dalam ruang lingkup dan tidk
memungkinkan akuntan untuk menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain
atas laporan keuangan prospektif atau asumsiasumsinya.
Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak tercapai.
Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk
memutkhirkan laporan peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal
laporan.
Laporan Akuntan
Seperti pada Laporan J.H. Cohn , semua dalam semua hal , dengan bentuk laporan
yang direkomendasikan dalam AT 400.46 ketika akuntan tersebut telah memeriksa
asersi manajemen yang disajikan dalam laporan terpisah tentang efektivitas
pengendalian internal entitas pada tanggal tertentu
ATESTASI KETAATAN
Bidang lain di mana akuntan public semakin diperlukan oleh lembaga
pemerintah dan pihak lain untuk melaksanakan jasa tambahan adalah ketaatan suatu
entitas terhadap persyaratan tertentu seperti hukum, peraturan, kontrak, aturan, atau
hibah. Persyaratan ini dapat bersifat keuangan dan nonkeuangan. Sebagai contoh,
Federal Depository Insurance Corporation Improvement Act tahun 1991 (FDICIA),
mempersyaratkan bahwa lembaga simpan-pinjam tertentu yang diasuransikan untuk
menugaskan akuntan independent guna melaksanakan prosedur yang disepakati
bersama ketika menguji ketaatan lembaga tersebut terhadap undang-undang, serta
pa\eraturan keamanan dan kesehatan yang dirancang FDIC. Contoh untuk hal yang
bersifat nonkeuangan adalah persyaratan Environmental Protection Agency (EPA)
bahwa entitas tertentu menugaskan akuntan independen untuk melaksanakan
prosedur yang disepakati bersama mengenai ketaatan terhadap peraturan EPA, yaitu
bensin yang digunakan paling sedikit harus mengandung 2% oksigen.
Penugasan Pemeriksaan
AT 500, Compliances Attestation, memungkinkan penugasan pemeriksaan
yang menghasilkan suatu pernyataan pendapat dari akuntan independent atas
ketaatan apabila kondisi-kondisi tambahan tertentu dipenuhi, tetapi penugasan
prosedu yang disepakati bersama juga dianjurkan lebih cocok dengan kebutuhan
pemakai. Karena dalam melakukan pemeriksaan akuntan independen menentukan
prosedur yang akan dilaksanakan dan bukti yang diperlukan guna memberikan dasar
yang layak untuk menyatakan suatu pendapat, maka penugasan ini dapat melibatkan
kerumitan yang lebih besar dalam menetapkan tingkat materialitas dan dalam menilai
serta mencapai komponen risiko inheren, pengendalian, dan deteksi dari risiko
atestasi.
Penyajian MD&A tidak memasukkan, dalam semua hal yang material, unsur
yang disyaratkan dari aturan atau peraturan yang digunakan oleh SEC.
Jumlah keuangan histories yang termasuk di dalamnya belum diturunkan secara
akurat, dalam semua hal yang material, dari laporan keuangan entitas.
Informasi, penentuan, estimasi dan asumsi yang mendasari entitas tersebut tidak
memberikan dasar yang memadai untuk pengungkapan yang terkandung di
dalamnya.
Dalam melaksanakan suatu penugasan review, akuntan harus mendapatkan
pemahaman tentang aturan serta peraturan yang digunakan oleh SEC untuk MD&A
dan metode manajemen dalam menyiapkan MD&A. agar seorang akuntan public
dapat menerbitkan laporan tentang review atas MD&A untuk periode tahunan,
laporan keuangan dari periode-periode yang tercakup oleh penyajian MD&A dan
laporan yang berkaitan harus menyertai penyajian MD&A itu. Laporan review
akuntan publik harus memuat unsur-unsur berikut ini (AT 700.86):
Suatu judul yang memuat kata independen
Suatu identifikasi dari penyajian MD&A, termasuk periode yang tercakup.
Suatu pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyiapan
MD&A itu sesuai dengan aturan dan peraturan yang digunakan oleh SEC.
Suatu referensi ke laporan auditor mengenai laporan keuangan yang berkaitan,
dan jika laporan itu bukan merupakan laporan standar, maka alasannya bersifat
substantif.
D. PERTIMBANGAN LAIN
Perubahan Penugasan
Sebaliknya, perubahan penugasan merupakan langkah turun (step down) bila tingkat
keyakinan yang lebih rendah diminta oleh klien. Perubahan ini dapat diterima oleh akuntan
publik jika terdapat pengertian mengenai penugasan semula atau situasi klien telah berubah.
PENUTUP
A. RANGKUMAN
B. LATIHAN
1. Kapan dasar akuntansi dipertimbangkan sebagai dasar akuntansi komprehensif lain
(OCBOA) ? jelaskan pengaruhnya terhadap laporan standar auditor ketika
melaporkan laporan keuangan yang disiapkan menurut (OCBOA).
2. Kondisi apa yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan independen untukelaksanakan
atestasi ketaatan menurut prosedur yang disepakati bersama ? Siapa yang
menentukan prosedur dalam atestasi ketaatan menurut prosedur yang disepakati
bersama ?
3. Bedakan antaraperubahan penugasan langkah naik dan langkah turun serta
jelaskan kapan perubahan itu dapat diterima.
C. TES FORMATIF
1. Ada perbedaan antara standar atestasi dan GAAS. Apa yang membedakan atestasi
dengan standar audit yang berlaku umum (GAAS) ?
2. Apa kriteria yang memperbolehkan auditor untuk melakukan jenis-jenis penugasan
terdahulu ?
a. Memperluas fungsi atestasi di luar laporan keuangan historis. Jadi, standar itu
menghilangkan referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP
3. Laporan standar akuntan atas kompilasi laporan keuangan prospektif harus mencakup
(AT 200.16);
Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak
yang bertanggung jawab.
Suatu pernyataan bahwa kompilasi terbatas dalam ruang lingkup dan tidk
memungkinkan akuntan untuk menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain
atas laporan keuangan prospektif atau asumsiasumsinya.
6. Menurut exposure draft itu, apabila auditor menjawab bahwa ada sedikit risiko pihak
ketiga menggunakan laporan keuangan itu, akuntan dapat :
Menerbitkan laporan kompilasi.
Mendapatkan surat penugassan yang ditandatangani oleh manajeman yang
mendokumentasikan suatu pemahamn dengan entitas mengenai jasa yang akan
dilaksanakan.
Mengeluarkan surat kepada manajemen yang mendokumentasikan pemahaman
dengan entitas tentang jasa yang akan dilaksanakan.
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 6)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 3)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami struktur BAPEPAM.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Struktur BAPEPAM.
2. Komponen BAPEPAM dan pasar modal.
3. Kualifikasi dan registrasi akuntan publik di BAPEPAM.
4. Keterkaitan BAPEPAM dengan auditor independen.
5. Tanggung jawab akuntan publik terhadap BAPEPAM.
2. Struktur BAPEPAM
Menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional,
yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank
sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global
Sejarah Bapepam-LK
Pada taahun 1976 ketika pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pemerintah
membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal. Menurut Keppres No.52/1976, bapepam
bertugas :
Keluarnya Keppres 53 tentang Pasar Modal dan SK Menkeu No. 1548 tahun 1990 itu
menandai era baru bagi perkembangan pasar modal. Dualisme fungsi Bapepam
dihapus, sehingga lembaga ini dapat memfokuskan diri pada pengawasan pembinaan
pasar modal.
Fungsi Bapepam-LK
Bapepam dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas membina, mengatur, dan
mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan
Lembaga Keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
Periode audit
Selain mengenai bentuk badan hukum KAP, dalam RUU tentang Akuntan Publik
yang akan segera disusun, Bapepam mengisyaratkan agar UU tersebut nantinya
memuat ketentuan yang mengatur mengenai batasan periode audit satu klien.
Selama ini, laporan keuangan emiten dan atau perusahaan publik kebanyakan
selalu diaudit oleh KAP maupun akuntan publik yang sama. Hal ini tentunya sangat
rawan menimbulkan kolusi antara klien dengan akunta publik yang mengaudit,
sehingga independensinya mulai diragukan.
Selain itu, berkurangnya independensi seorang akuntan publik disebabkan juga
oleh adanya hubungan-hubungan tertentu antara akuntan dengan kliennya. Seperti,
hubungan bisnis, hubungan keuangan, atau hubungan kekaryawanan, serta
pemberian jasa-jasa non-audit, di samping jasa audit.
Bahkan, besar kemungkinan kasus-kasus pelanggaran di pasar modal yang tidak
terungkap dalam laporan keuangan juga diindikasikan terjadi karena lamanya suatu
KAP atau akuntan publik mengaudit klien yang sama.BAPEPAM sendiri saat ini
juga tengah menggodok peraturan mengenai independensi akuntan. Peraturan
tersebut pada intinya juga akan mengatur mengenai pembatasan lamanya seorang
akuntan dapat mengaudit suatu klien serta pembatasan pemberian jasa audit yang
dibarengi dengan jasa non-audit
Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar
anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari
masyarakat.
Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsi independensi dan aturan
yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan
pekerjaannya.
2. Akuntan dan pemakai tertentu sepakat atas prosedur yang dilaksanakan atau harus
dilaksanakan oleh akuntan.
6. Kriteria yang harus dipakai dalam penentuan temuan disepakati antara akuntan
dnegan pemakai tertentu.
8. Bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif yang diterapi prosedur
yang disepakati diharapkan ada untuk menyediakan dasar yang memadai untuk
menyatakan temuan dalam laporan akuntan.
9. Jika berlaku, suatu penjelasan batas materialitas yang disepakati untuk tujuan
pelaporan
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), salah satu tujuan dari dibentuknya OJK adalah melindungi
kepentingan Konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran atas UU dan peraturan di
sektor keuangan yang berada di bawah kewenangan OJK. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, OJK menyediakan sarana bagi Konsumen dan masyarakat dalam menyampaikan
permintaan informasi atau menyampaikan pengaduan yang berkaitan dengan produk
dan/atau jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan (LJK). Konsumen
LJK adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan
yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain : nasabah di industri Perbankan,
pemodal di industri Pasar Modal, pemegang polis di industri Asuransi, peserta Dana
Pensiun (tidak termasuk pensiunan PNS), dan nasabah di industri Pembiayaan dan
Penjaminan berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Untuk
konsumen perbankan, sebagaimana disebutkan dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan, Bab XIII mengenai Ketentuan Peralihan, pasal 55 angka (2)
yang menyatakan bahwa fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan baru akan beralih dari Bank Indonesia ke
OJK pada tanggal 31 Desember 2013. Dengan demikian, sampai dengan 31 Desember
2013, OJK hanya menangani permintaan informasi dan pengaduan Konsumen dan
masyarakat yang berkaitan dengan sektor pasar modal dan sektor keuangan non-bank.
B. LATIHAN
1. Tuliskan dan jelaskan persyaratan yang harus dipenhi anggota Forum Akuntan Pasar
Modal IAI-KAP ?
2. Bagaimana keterkaitan BAPEPAM dengan akuntan publik ?
3. Sebutkan dan jelaskan tanggung jawab akuntan publik di pasar modal !
4. Jelaskan secara singkat pembentukan Otoritas Jasa Keuangan !
5. Tuliskan tugas pengawasan dan pengaturan OJK !
6. Tuliskan dan jelaskan prinsip Good Governance !
C. TES FORMATIF
4. Jelaskan peran dan tanggung jawab akuntan public terhadap Pasar modal?
Persetujuan dan pendaftaran dari bapepam dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
bursa efek, lkp, dan lpp;
4. Peran akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan dan
memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 320
wajar (unqualified) terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan
menerbitkan saham baru (initial public offering) atau yang telah terdaftar di bursa.
dalam kaitannya dengan kewajiban akuntan untuk menjunjung tinggi kode etik
akuntan serta selalu menjaga sikap mental yang independen. hal ini diperlukan
mengingat profesi akuntan sebagai profesi yang dipercaya oleh masyarakat
sehingga harus selalu menjaga kepercayaan yang diberikan dan menghindari
tindakan-tindakan yang dapat merugikan masyarakat.
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 6)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2).Jakarta: Erlangga.
Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008
http://uangakuntansi.blogspot.co.id/2015/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (Dipeoleh
tanggal 2 Februari 2017)
http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2013/10/penyelesaian-tanggung-jawab-setelah.html
(Ditelusuri tanggal 11 April 2017)
https://sababjalal.wordpress.com/2013/10/11/makalah-tentang-akuntan-pasar-modal-dan-jasa-akuntan/
(Ditelusuri 4 Mei 2017)