Anda di halaman 1dari 323

BAGIAN I

TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah Pengauditan 2 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa akuntansi. Mata
kuliah ini memberikan wawasan dan pemahaman mengenai berbagai pokok pembahasan yang
mencakup : audit siklus pendapatan : pengujian pengendalian; pengauditan siklus penjualan dan
pengumpulan piutang, audit siklus pendapatan : pengujian substantif; pengujian pengendalian
siklus pendapatan dan pengujian substantif transaksi, audit siklus pengeluaran : pengujian
pengendalian audit siklus pembelian dan pembayaran, audit siklus pengeluaran substantif;
penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran, pengujian subtantif transaksi,
audit siklus produksi; audit siklus persediaan dan pergudangan, audi siklus jasa personalia; audit
siklus pengujian dan personalia, audit siklus investasi, adit siklus pembiayaan, audit saldo kas;
audit kas dan instrumen keuangan, penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit;
penyelesaian audit, penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit, jasa-jasa
lain akuntan dan pelaporannya, BAPEPAM dan akuntan publik.

B. KEGUNAAN MATA KULIAH


Dengan mempelajari mata kuliah pengauditan 2, mahasiswa dapat menguasai kompetensi
khusus, yaitu mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu
entitassecara professional dan berstandar internasional.
Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pendukung, diantaranya sebagai
berikut :
1. Mampu melaksanakan dan menetapkan proses pengauditan berdasarkan siklus akuntansi
perusahaan;
2. Mampu melaksanakan dan memahami pengauditan berbasis resiko (ISA);
3. Mampu menilai, mendeteksi dan merespon resiko kecurangan yang terjadi;
4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi dalam melaksanakan
audit.
Serta mahasiswa juga diharapkan memiliki kompetensi lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Mampu membuat prosedur audit atas siklus akuntansi;
2. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan;
3. Mampu membuat perencanaan audit, menilai resiko pengendalian, dan cara-cara
pengambilan sampel atas bukti yang diperiksa;
4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi;

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 1


5. Mampu untuk bekerjasama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota kelompok.

C. SASARAN BELAJAR
Menyiapkan tenaga auditor yang siap pakai dan professional yang berstandar internasional dan
memiliki keterampilan pada level manajerial dan operasional dalam bidang pengauditan yang
memiliki kemampuan :
1. Melaksanakan pengauditan siklus atas penjualan dan pengumpulan piutang;
2. Melaksanakan sampling audit untuk pengendalian substantif transaksi;
3. Merancang penyelesaian pengujian dalam siklus penjualan dan piutang;
4. Melaksanakan pengauditan siklus pembelian dan pembayaran;
5. Melaksanakan penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran;
6. Melaksanakan pengauditan siklus persediaan dan pergudangan;
7. Melaksanakan pengauditan siklus penggajian dan personalia;
8. Melaksanakan pengauditan siklus investasi pendanaan;
9. Melaksanakan pengauditan kas dan instrument keuangan lainnya;
10. Menyelesaikan audit dan laporan keuangan.

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN


1 Memahami GBRP dan kerangka konseptual auditing II
a. Mampu memahami sifat pendapatan.
b. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
penjualan kredit.
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
2
penerimaan kas.
d. Mampu memahami aktivitas pengendalian.
e. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan.
a. Mampu memahami pengujian substantif atau piutang usaha;
b. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
c. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
3 d. Mampu memahami prosedur awal dan prosedur analitis
e. Mampu memahami pengujian rincian transaksi
f. Mampu memahami pengujian rincian saldo
a. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran.
b. Mampu memahami komponen pengendalian intern.
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
4 pembelian.
d. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
pengeluara kas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 2


a. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo utang
usaha
b. Mampu memahami penetuan risiko deteksi.
c. Mampu memahami perancangan pengujian subtansi.
5 d. Mampu memahami prosedur awal.
e. Mampu memahami prosedur analitis.
f. Mampu memahami pengujian rincian transaksi.
g. Mampu memahami pengujian rincian saldo.
a. Mampu memahami sifat siklus produksi.
b. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
6. pabrikasi.
c. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo persediaan.
a. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia.
b. Mampu memahami tujuan audit jasa personalia.
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
7 penggajian.
d. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan
upah.
Mid Semester
8
a. Mampu memahami sifat siklus investasi.
b. Mampu memahami tujuan audit siklus investasi.
c. Mampu memahami pertimbangan perencanaan audit.
d. Mampu memahami pengujian substanstif atas saldo utang
9
jangka panjang.
e. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas
pemegang saham.
a. Mampu memahami sifat siklus pembiayaan.
b. Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan.
c. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang
10. jangka panjang.
d. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas
pemegang saham.
a. Mampu memahami sifat siklus kas.
11
b. Mampu memahami tujuan audit kas.
c. Mampu memahami penyusunan program audit kas.
d. Mampu memahami penerapan prosedur audit.
e. Mampu memahami pengujian saldo kas sebelum tanggal
neraca.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 3


f. Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal
neraca.
a. Mampu memahami menyelesaikan pekerjaan lapangan.
b. Mampu memahami mengevaluasi temuan.
12 c. Mampu memahami komunikasi dengan klien.
d. Mampu memahami tanggung jawab setelah audit.
a. Mampu memahami standar pelaporan.
b. Mampu memahami laporan auditor
c. Mampu memahami laporan standar.
13 d. Mampu memahami penyimpangan dari laporan standar.
e. Pengaruh situasi yang menyebabkan penyimpangan dari
laporan standar.
a. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan
atestasi.
b. Mampu memahami standar atestasi.
c. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut
14
standar atestasi.
d. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut
standar atestasi.
a. Mampu memahami struktur BAPEPAM.
b. Mampu memahami komponen BAPEPAM dan pasar modal.
c. Mampu memahami kualifikasi dan registrasi akuntan publik
di BAPEPAM.
15 d. Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan auditor
independen.
e. Mampu memahami tanggung jawab akuntan publik terhadap
BAPEPAM
Final Test
16

BAGIAN 4 / AUDIT SIKLUS TRANSAKSI

BAB 1 : AUDIT SIKLUS PENDAPATAN : PENGUJIAN


PENGENDALIAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 4


Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat pendapatan.
2. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas.
4. Mampu memahami aktivitas pengendalian.
5. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangaudit siklus pendapatan : pengujian pengendalian dan
pengauditan siklus penjualan dan pngumpulan piutang yang merupakan materi awal
untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari sifat pendapatan,
pengendalian transaksi penjualan kredit, pengendalian transaksi penerimaan kas, aktivitas
pengendalian, dan transaksi penyesuaian penjualan.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan sifat pendapatan.
2. Dapat menjelaskan akivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
3. Dapat menjelaskan aktivitas aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
4. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian
5. Dapat menjelaskantransaksi penyesuaian penjualan

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat Siklus pendapatan
2. Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
3. Aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
4. Transaksi penyesuaian penjualan

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN


Sifat dan Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenuecycle) perusahaan terdiri dari aktivitasaktivitas
yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan
pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber
pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi
yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 5


jasa (fee); serta bioskop, bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan
deviden. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada
perusahaan barang dagang.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah :
Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta
piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).

Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan bukti kompeten yang
cukup mengenai setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo
serta transaksi siklus pendapatan. Pada siklus pendapatan risiko yang muncul pada
umumnya karena terdapat tekanan pada manajemen untuk lebih meningkatkan
pendapatan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain.

Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Occurrence a. Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha
(Keterjadian) mewakili jumlah yang benar-benar dipinjam perusahaan
pada tanggal laporan posisi keuangan terkait.
b. Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi
penjualan mewakili barang yang dikirim dan jasa yang
diberikan selama periode yang termasuk dalam laporan
keuangan.
Completeness a. Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam
(Kelengkapan) perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan telah
tercermin dalam piutang usaha.
b. Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang
dikirim, semua jasa yang diberikan, dan semua retur
dan kompensasi untuk periode terkait, telah tercermin
dalam laporan keuan
Accuracy a. Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung
(Akurasi) secara akurat dan didasarkan pada harga terkini dengan
jumlah yang benar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 6


b. Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file
Faktur Penjualan, dan file Pemberitahuan Pengiriman
Uang secara matematis benar dan sesuai dengan akun
terkait pada buku besar.
Rights and Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal
Obligations untuk mencatat piutang usaha yang dicatatnya. Akun
(Hak dan pelanggan yang telah dijual atau telah
Kewajiban) dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari
saldo piutang usaha.
Valuation and a. Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan
Allocation nilai bersih yang dapat direalisasikan.
(Penilaian dan b. Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak
alokasi) tertagih telah tepat.
Presentation Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang
and Disclosure dilaporkan untuk periode terkait, telah dijelaskan
(Penyajian dan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan keuangan.
Pengungkapan)

Pemahaman Bisnis dan Industri Klien


Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang
material. Dimana langkah pertama dalam menilai risiko adalah memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry klien karena hal itu juga akan dapat
membantu auditor dalam:

Menegmbangkan ekspektasi tentang total pedapatan dengan memahami


kapsitas klien, pasar, dan pelanggan klien.

Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa


pasar atau market share dan keunggulan kompetitif klien pasar.

Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode


penagihan rata rata untuk klien industry.

Namun dilain hal, proses dalam menghasilkan pedapatan ini juga memerlukan
beberapa beban dalam hal ini seprti harga pokok penjualan dan beban
penjualan.Sehingga pemahaman mengenai siklus pedapatan dapat membantu dalam
mengembangkan ekspekatasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan siklus

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 7


transaksi lainnya dan menilai risiko bahwa laba yang mengandaung salah saji
material belum diaudit.

Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran sebarapa besar aktivitas perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang sering kali
digunakan sebagai ukuran materialitas.
Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas
dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper
selalu bersifat material terhadap neraca.

Pengetahuan tentang bisnis dan industry klien merupakan hal yang penting
dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon
penjualan, serta retur penjualan yang sangat bervariasi dari satu industry dengan
industry lainnya.Penyisishan piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan
masing masing bersifat material terhadap laporan laba rugi serta neraca
perusahaan yang menjual ke pelanggan secara kredit.

Risko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan factor perpasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam
beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta factor factor yang hanya
berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.Factor factor ini dapat
mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka


melaporkan pencapaian target pendapatan atau normal industry yang
sebenarnya tidak terpenu

hi karena factor factor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau


regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing
perusahaan, atau buruknya manajemen. Dimana cara yang digunakan untuk
menyatakan pendapatan yang tinggi dengan pencatatan penjualan fiktif,
penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode
selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang barang yang tidak
dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian mencatat semua itu

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 8


sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya ke periode
berikutnya.

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad utang.

Faktor factor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan termasuk hal hal berikut:

Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan


seringkali tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terajadi.

Penentukan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentang dengan
factor factor seperti standar akuntasni yang mendua, kebutuhan untuk
membuat estimasi, komlekistas prhitungan yang tercakup, dan hak pembeli
untuk mengembalikan barang.

Pada saat piutang difaktorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi


yang benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan
menjadi rancu.

Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai utang lancer atau tidak lancer
akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan ditahun mendatang atau
sumber peristiwa dimana penagihan bersifat kontijen.

Transaksi penerimaan kas menghasilka aktiva likuid yang rentan terhadap


misapropriasi.

Transaksi penyesuaian penjualan mungkin digunakan untuk menyembunyikan


pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi
diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan
sebagai tak tertagih.

Karena potensi salah saji yang begitu besar dapat terjadi dalam pengendalian yang
tidak efektif.Maka auditor harus selalau memberikan pertimbangan yang cermat atas
risiko inheren dalam siklus pendapatan.Dengan begitu, manajemen biasanya
mengadopsi pengendalian internal yang ekstensif atas berbagai masalah tersebut.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 9


Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis merupakan unsru risiko deteksi bahwa prosedur
analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan
cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan auditor tentang bisnis dan industry
klien.

TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT

Seiring berkembangnya teknologi, penjualan tidak lagi hanya dilakukan dengan


bertatap langsung dengan sang pelanggan. Namun kini, penjualan dapat dilakukan secara over
the counter, seperti melalui telepon, surat, fax, atau pun pemesanan secara online. Dimana
dalam hal ini, transaksi penjualan dicatat melalui media elektronik seperti computer yang
dapat menyesuaikan data penjualan sesuai dengan situasi.Penggunaan aplikasi pendukung
sangat dibutuhkan untuk ini. Sehingga akan mengurangi risiko salah saji dalam laporan
keuangan yang berhubungan dengan penjualan.

Namun, jika pengendalian secara umum tidak berjalan dengan baik atau dinilai tidak efektif
maka kepercayaan terhadap penggunaan aplikasi tersebut akan berkurang bahkan tidak
digunakan lagi.

Dokumen dan Catatan yang Umum


Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pemrosesan transaksi penjualan secara
kredit seringkali mencakup hal hal sebagai berikut:

Pesanan pelanggan
Permintaan barang dagang oleh pelanggan baik yang diterima langsung dari
pelanggan maupun melalui sales person.Dimana pesanan dari pelanggan dapat
berupa formulir yang disediakan oleh pedagang atau formulir pesanan pembelian
yang disiapkan oleh pelanggan.
Pesanan penjualan
Formulir yang menunjukkan data yang berkaitan dengan pesanan
pelanggan.Pesanan ini merupakan dasar dari dimulainya transaksi dan pemrosesan
internal atas pesanan dari pelangan terhadap pedagang.
Dokumen pengiriman
Dokumen pengiriman ini merupakan formulir yang berisi rincian dari setiap
pengriman.
Faktur penjualan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 10


Merupakan formulir yang berisi tentang pernyataan mengenai penjualan tertentu
termasuk jumlah yang terutang, syarat dan tanggal penjualan.
Daftar harga yang terotorisasi
Daftar file atau file induk computer yang berisi daftar harga barang barang yang
ditawarkan untuk di jual.
File transaksi penjualan
File yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan.
Jurnal penjaulan
Daftar jurnal dari transaksi penjualan ynga telah diselesaikan
File induk pelanggan
File yang berisi informasi mengenai pengriman, penagihan, serta batas kredit
pelanggan.
File induk piutang usaha
File yang berisi informasi mengenai transaksi dan saldo setiap pelanggan. Dimana
file tersebut merupakan dasar untuk menyusun buku pembantu piutang.
Laporan bulanan pelanggan

Laporan yang dikirimkan kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal,
transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.
Fungsi Fungsi
Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi fungsi pendapatan sebagai
berikut:
Memprakarsai penjualan
Permintaan dari sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan
perusahaan lain, meliputi hal berikut:
Penerimaan pesanan pelanggan
Persetujuan kredit
Pengiriman barang dan jasa
Pengiriman fisik pemesanan barang dan jasa meliputi:
Pemenuhan pesanan penjualan
Pengiriman pesanan penjualan
Pengakuan secara formal terhadap pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
Penagihan penjualan
Pencatatan penjualan

Setiap fungsi utama dalam hal ini harus diberikan kepada departemen ataupun
individu yang berbeda, dengan cara melakukan pemisahan tugas yang memadai.

Memprakarsai Persetujuan
Memprakarsai merupakan proses dimana transaksi yang dilakukan disetujui
oleh pohak ketiga yang independen. Hal yang penting dalam proses disetujuinya kredit
adalah konteks yang menjamin bahwa barang barang yang dikirim telah dibayar

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 11


tepat waktu. Dasar yang penting dalam segala sesuatu yang menyangkut proses
penjualan adalah memiliki departemen kredit yang independen, atau tingkat
manajemen yang sesuai, yang dapat menyutujui pelanggan baru yang
mencantumkannya ke dalam file induk pelanggan.

Penerimaan Pesanan Pelanggan


Pesanan penjualan dari pelanggan hanya dapat diterima jika pesanan tersebut
sesuai dengan kriteria yang diotorisasikan oleh manajemen. Dimana kriteria tersebut
biasanya mencakup persetujuan khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen
pesanan penjualan dengan menggunakan computer untuk menentukan apakah
pelanggan sudah terdaftar dalam file induk pelanggan serta biasanya memiliki batas
kresit. Namun jika pelanggan tersebut tidak terdaftar. Maka, persetujuan dari
departemen kredit akan diperlukan.

Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan kebijakan
kredit manajemen dan memiliki batas kredit yang diotorisasikan untuk setiap
pelanggan.Dalam hal ini biasanya manajemen menggunakna program computer untuk
membandingkan saldo piutang pelanggan yang beredar, ditambah penjualan yang
diantisipasi dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan yang
disetujui.Pemisahan tanggung jawab antara pemrakarsaan penjualan dengan
persetujuan kredit dapat mencegah personel penjualan membuat perusahaan
menanggung risiko kredit yang berlebihan guna menaikan penjualan.
Pengandalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko
pencatatan transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang
diharapkan akan direalisasikan dari transaksi tersebut. Tentu saja ekspektasi terhadap
realisasinya jumlah jumlah tersebut akan berubah ubah sepanjang waktu, yang
kemudian akan mengakibatkan diperlukannya penyisihan untuk piutang tak teragih.
Pengendalian atas persetujuan kredit juga akan membuat manajemen membuat
estimasi yang cukup andal atas besarnya penyisihan yang dibuat tersebut.

Pengiriman Barang dan Jasa


Pengiriman barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang
menggambarkan perubahan hak dan pendapatan atas piutang.

Pemenuhan Pesanan Penjualan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 12


Pada umumnya kebijakan perusahaan melarang mengeluarkan barang barang
dari gudang tanpa adanya pesanan penjualan yang disetujui. Kemudian, computer
dapat deprogram untuk mencocokan item item yang diambil dari persediaan dengan
item item pada pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur ini dibuat untuk
menghindari pemindahan barang yang tidak sesuai dengan otorisasi dari persediaan.

Pengiriman Pesanan Penjualan


Pemisahan tanggung jawab antara persetujuan dan pemenuhan pesanan akan
membantu mencegah pengiriman pesanan yang tidak terotorisasi. Disamping itu,
pengendalian secara manual juga mengharuskan petugas pengiriman melakukan
pengecekan independen untuk menentukan:

1) Bahwa barang yang diterima digudang disertai dengan otorisasi yang benar.
2) Bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar dalam hal ini barang yan dipesan
sesuai dengan rincian yang ada dalam pesanan penjualan.

Fungsi pengiriman juga meliputi dibuatnya berbagai macam dokumen pengiriman


atau bills of lading. Dokumen secara manual dapat dibuat dengan formulir bernomor
urut.Namun dokumen juga dapat dibuat dengan menggunkan informasi pesanan yang
sudah ada dalam computer dan penambahan data seperti kuantitas yang dikirim, kurir,
ongkos angkut, dan sebagainya.

Pencatatan Penjualan
Pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan
bernomor urut ke pelanggan dan pencatatan faktur penjualan secara akurat dan dalam
periode akuntansi yang benar.

Penagihan Pelanggan
Perhatian utama oleh auditor adalah mengenai pelanggan yang telah ditagih:

1) Untuk seluruh pengiriman

2) Hanya pengiriman actual dimana tidak ada duplikat oenagihan atau transaksi fiktif

3) Pada harga yang telah diotorisasi

Pengendalian yang dirancang untuk mengurangi risiko kelalaian, duplikasi, penetapan


harga yang tidak benar dan jenis kesalahan lain dalam proses penagihan mencakup hal
berikut:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 13


1) Komputer mencocokan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan penjualan
dan informasi pengiriman.

2) Komputer mencocokan harga jual dengan harga jual yang diotorisasi dan harga
pada pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan.

3) Komputer yang telah terprogram menccocokan keakuratan matematis dari faktur


penjualan.

4) Membandingka total pengendalian pada dokumen pengiriman dengan dokumen


yang dicatat pada faktur penjualan.

Pencatatan Penjualan
Hal utama yang diperhatikan oleh auditor adalah penjualan yang telah dicatat
secara akurat dan dengan periode yang benar. Dalam system yang terkomputerisasi,
file transaksi penjualan yang dibuat dalam proses penagihan digunan untuk:

1) Up date piutang usaha, persediaan, dan file induk buku besar, serta

2) Membuat jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang menunjukna
pemostingna ke setiap akun buku besar.

Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian


Auditor hendaknya harus memiliki pemahaman atas siklus penjualan yang cukup
untuk merencanakan audit. Dimana auditor harus memiliki pemahaman yang cukup
untuk:
1) Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial
2) Mempertimbangkan factor factor yang mempengaruhi risiko salah saji yang
material
3) Merancang pengujian substantif.

Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendaian yang rendah atas sebuah
asersi, maka hendaknya auditor harus memiliki pemahaman mengenai prosedur
pengendalian untuk asersi tersebut. Dalam hal ini, biasanya auditor akan:
1) Menguji keefektifan pengendalian umum

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 14


2) Menggunakan audit berbantuan computer untuk mengevaluasi keefektifan
pengendalian yang di program
3) Menguji keefektifan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukkan
oleh pengendalian program
Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak atau software audit atau program
utilitas untuk melakukan pengurutan cek dan mencetak daftar pesanan penjualan,
dokumen pengiriman, atau faktur penjualan, yang jumlahnya telah hilang atau file
computer yang dirumuskan.

TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas.Seperti kas yang diterima dari
tansaksi penjulan, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, penerbitan modal,
maupun penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya.
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:
Bukti penerimaan uang
Merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan bersama dengan faktur penjualan,
yang kemudian akan dikembalikan bersama dengan pembayaran yang
menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, faktur, dan jumlah yang
dibayarkan.
Praddaftar
Daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos
Lembar Perhitungan Kas
Merupakan daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan saat
merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register.
Ikhtisar Kas Harian
Merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan dari kasir atau pos yang
diterima oleh kasir sebagai setoran
Slip Deposit yang Disahkan
Merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang di stempel oleh bank yang
didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah setoran yang diterima oleh bank dan
rincian penrmaan dalam setoran tersebut.
File Transaksi Penerimaan Kas

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 15


Merupakan file computer yang berisi transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang telah diterima untuk pemrosesan diman file ini digunakan untuk meng up date
file induk piutang usaha.
Jurnal Penerimaan Kas
Merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penagihan piutang usaha.

Fungsi Fungsi
Fungsi penrimaan kas, meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai
dan kredit, termasuk sub fungsi berikut:
Penerimaan Kas
Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah
kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan
dibuat.Dengan demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian
yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggungjawab telah dibuat pada
saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman.Risiko
kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat pemrosesan
penerimaan berikutnya.

Penerimaan Melalui Kasir (Over The Counter Receipts)


Untuk penerimaan melalui kasir sendiri, penggunaan register kas atau
terminal titik penjualan (point of sale terminal) sangat diperlukan. Karena
alat ini menyediakan:
Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan
tunai dank as yang diajukan.
Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan terminal
atas transaksi pada file computer atau pita register yang terkunci.
Total penegndalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada
alat tersebut.
Penerimaan Melalui Pos (Mail Receipts)
Untuk meminimalkan kemungkinan pengalihan penerimaan melaui pos,
sebagian besar perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan
cek. Beberapa perusahaan yang memiliki volume penerimaan melalui pos

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 16


yang besar menggunakan system kotak pos (lockbox system) alat ini
merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank perusahaan. Pihak bank
akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo perusahaan (nota kredit)
atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang ke perusahaan
untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini
mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota
kredit atas penerimaan tersebut lebih cepat dan membrikan bukti eksternal
mengenai eksistensi transaksi tersebut.
Menyetorkan Kas ke Bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh kas
disetorkan secara utuh setiap hari.Ini berarti semua penerimaan harus
disetorkan.Dimana pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan
kas yang belum disetorkan. Pengendalian in mengurangi risiko bahwa
penerimaan tidak akan dicatat dan menghasilkan catatan setoran bank yang
menetapkan eksistensi atau kejadian transaksi tersebut.

Mencatat Penerimaan Kas


Fungsi ini meliputi jurnal penerimaan kas secara over the counter dan
melalui pos serta posting penerimaan melalui pos ke akun pelanggan.Dimana
pengendalian ini harus menjamin bahwa hanya penerimaan actual telah
dimasukkan pada jumlah yang benar.

TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN

Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:


Pemberian potongan tunai
Pembrian retur penjualan dan pengurangan harga
Penentuan piutang tak tertagih
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang dari transaksi di atas tidaklah
material.Namun, berbeda untuk beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan oleh
kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan transaksi di atas perlu
dipertimbangkan.Pada umumnya perhatian tertuju pada kemungkinan pencatatan transaksi
penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan yang dilakukan dengan
menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Penggelapan kas juga dapat ditutupi dengan menyatakan bahwa diskon tunai atau retur
penjualan terlalu tinggi.Oleh karena itu, aktivitas penegndalian bermanfaat dalam mengurangi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 17


risiko penyelewengan yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian.
Dimana transaksi tersebut mencakup hal hal berikut:
Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
Perhitungan independen atas barang barang yang diretur.
Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo kredit yang
telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang barang yang dikembaliak atau rusak,
serta memo otorisasi penghapusan untuk menghapus piutang tak tertagih pelanggan.
Disamping itu, manajemen juga bertanggung jawab atas jumlah seluruh kredit seperti itu
dan dampaknya terhadap pendapatan serta margin kotor.
Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan
serta pencatatan penerimaan kas. Diamana baisanya manajemenlah yang bertanggung
jawab atas hasil keuangan dalam suatu departemen yang memiliki tanggung jawab
mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan.
Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan,
maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari seluruh
komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan factor factor yang
memperngaruhi risiko salah saji semacam itu. Banyak perusahaan menggunakan computer
untuk menghitung kembali diskon tunai berdasarkan termin pada faktur penjualan dan tanggal
penrimaan kas.
Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat manajer
yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan penghapusan piutang tak
tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat material, maka auditor harus menginspeksi
laporan manajerial penting dan melakukan tanya jawab serta observasi mengenai tindakan
apakah yang akan diambil atas laporan tersebut. Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk
menginspeksi:
Momerandum kredit atas retu penjualan sebagai:
1) Indikasi persetujuan yang lengkap
2) Penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang actual
Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi pendukung, seperti
korespondensi dengan pelanggan atau penagih.

TRANSAKSI PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG


Fungsi-fungsi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 18


Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi pencadangan kerugian piutang
berada ditangan unit organisai berikut ini.

Nama Fungsi Unit organisasi pemegang fungsi


Fungsi pencatat piutang Bagian piutang
Fungsi akuntansi biaya Bagian akuntansi biaya
Fungsi akuntansi umum Bagian akuntansi umum

1. Dokumen
Dokumen terdiri dari dua, yaitu :
Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai
dasar pencatatan transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum
Daftar umur piutang : pencadangan piutang didasarkan atas analisis umur
piutang sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah
kerugian piutang, daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat piutang
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang diguanakan dalan system pencadangan kerugian
piutang adalah : jurnal umum dan buku besar .
3. Bagan alir sistem akuntansi dalam transaksi pencadngan kerugian piutang.
4. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit
untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap
transaksi pencadangan kerugian piutang
5. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi
pencadangan kerugian piutang
6. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi pencadangan kerugian piutang
7. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
pencadangan kerugian piutang

TRANSAKSI PENGHAPUSAN PIUTANG


1. Fungsi-fungsi
Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi penghapusan piutang berada ditangan
unit organisasi berikut ini :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 19


Nama Fungsi Unit organisasi pemegang fungsi
Fungsi pemberi otorisasi kredit Bagian kredit
Fungsi pencatat piutang Bagian piutang
Fungsi akuntansi umum Bagian akuntansi umum

2. Dokumen
Dokumen terrdiri dari dua, yaitu :
Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kredit
sebagai perintah kepada fungsi piutang untuk mengkredit buku pembantu
piutang dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu. Bukti
,e,orial merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi-
transaksi ke dalam jurnal umum.
Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang :
penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari pejabat yang tinggi
wewenangnya. Biasanya penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari
direktur keuangan, dan bahkan dalam perusahaan tertentu memerlukan
otorisasi dari dewan komisaris .surat keputusan manajer yang berwenag
tentang penghapusan piutang merupakan dokumen pendukung bukti
memorial.
3. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam penghapusan piutang adalah : jurnal
umum, buku pembantu piutang dan buku besar.
4. Bagan alir berbagai system akuntansi dalam transaksi penghapusan piutang
5. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit
untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap
transaksi penghapusan piutang
6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi
penghapusan piutang
7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi penghapusan piutang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 20


8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
penghapusan piutang

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi aktivitas yang berkaitan dengan transaksi
penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Transaksi tersebut akan
mempengaruhi beberapa akun yang signifkan dalam laporan keuangan, termasuk kas,
piutang usaha, persediaan, dan penjualan. Siklus pendapatan merupakan hal yang penting
bagi setiap perusahaan, tetapi praktik bisnis dan pemicu ekonomi yang mendasari sangat
berariasi dari klien dengan klien lainnya. Pemahaman tentang bisnis dan industri
merupakan langkah pertama yang penting dalam engembangkan strategi audit. Sifat dari
banyak aktivitas dalam siklus ini akan mengakibatkan timbulnya risiko inheren yang
tinggi untuk berbagai asersi laporan keuangan yang signifikan seperti asersi eksistensi
atau kejadian piutang usaha. Karena hal ini, maka banyak perusahaan yang telah
menerapkan kektentuan yang ekstensif dalam system pengendalian internalnya untuk
mencegah atau mendeteksi salah saji. Apabila auditor memperkirakan pengendalian ini
akan menjadi efektif, maka dalam mengaudit asersi pendapatan terkait dia akan
menerapkan pendekatan tingkat penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah.

B. TES FORMATIF
1. Jelaskan salah satu penyebab manajemen mensalah sajikan asersi siklus pendapatan!
2. Apakah dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas?
3. Mengapa poin of sale terminal sangat dibutuhkan?
4. Jelaskan bagaimana cara kerja lockbox system!

C. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus
pendapatan, seperti:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 21


Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka
melaporkan pencapaian target pendapatan atau normal industry yang
sebenarnya tidak terpenuhi karena factor factor seperti kondisi ekonomi
global, nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap
kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen. Dimana cara
yang digunakan untuk menyatakan pendapatan yang tinggi dengan pencatatan
penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat
penjualan periode selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang
barang yang tidak dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian
mencatat semua itu sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian
mengembalikannya ke periode berikutnya.
Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad utang.

2. Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:
a. Bukti penerimaan uang, merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan
bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama
dengan pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun,
faktur, dan jumlah yang dibayarkan.
b. Pradaftar, daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos
c. Lembar Perhitungan Kas, merupakan daftar kas dan cek dalam register kas.
Daftar ini digunakan saat merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang
dicetak oleh register.
d. Ikhtisar Kas Harian, merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan
dari kasir atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran
e. Slip Deposit yang Disahkan, merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang
di stempel oleh bank yang didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah
setoran yang diterima oleh bank dan rincian penrmaan dalam setoran tersebut.
f. File Transaksi Penerimaan Kas, merupakan file computer yang berisi transaksi
penerimaan kas yang telah disahkan yang telah diterima untuk pemrosesan
diman file ini digunakan untuk meng up date file induk piutang usaha.
g. Jurnal Penerimaan Kas, merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas
dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 22


3. Point of sale terminal sangat diperlukan karena alat ini menyediakan:
a. Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan
tunai dank as yang diajukan.
b. Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan terminal
atas transaksi pada file computer atau pita register yang terkunci.
c. Total penegndalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada
alat tersebut.

6. Lockbox system, alat ini merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank
perusahaan. Pihak bank akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo
perusahaan (nota kredit) atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang
ke perusahaan untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini
mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota kredit
atas penerimaan tersebut lebih cepat dan memberikan bukti eksternal mengenai
eksistensi transaksi tersebut.

D. LATIHAN
1. Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat
manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan
penghapusan piutang tak tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat
material. Maka apakah yang harus dilakukan oleh auditor?

E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 23


BAB 2 : AUDIT SIKLUS PENDAPATAN : PENGUJIAN
SUBSTANTIF

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
4. Mampu memahami prosedur awal dan analitis.
5. Mampu memahami memahami pengujian rincian saldo.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangaudit siklus pendapatan : pengujian substantif dan pengujian
pengendalian siklus pendapatan dan pengujian pengendalian siklus pendapatan dan pengujian
substantif transaksi yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di
materi ini akan mempelajari pengujian substantif atas piutang usaha, penentuan risiko deteksi,
perancangan pengujian substantif, prosedur awal dan analitis, danpengujian rincian saldo.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Dapat menjelaskan penentuan risiko deteksi.
3. Dapat menjelaskan perancangan pengujian substantif.
4. Dapat menjelaskan prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi
5. Dapat menjelaskanpengujian rincian saldo.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Penentuan risiko deteksi.
3. Perancangan pengujian substantif.
4. Prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi.
5. Pengujian rincian saldo.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 24


A. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA
Bagian yang akan di bahas berfokus pada piutang kotor dari pelanggan atas transaksi
penjualan kredit, serta yang berhubungan dengan akun kontra nya yaitu penyisihan
piutang tak tertagih. Dengan mengaudit piutang usaha, auditor tempat mengedit
penjualan yang berkaitan.Penjualan yang paling memungkinkan menimbulkan adanya
salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih.Untuk merancang akun-akun ini,
auditor pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat
diterima untuk setiap asersi yang berkaitan.

B. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Risiko pengujian rincian berbanding terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren,
risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian.Sehingga faktor-faktor yang berkaitan
dengan penelitian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian
rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha.
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian risiko
pengendalian terkait untuk kelompok kasus ini (penjualan kredit penerimaan kas dan
penyesuaian penjualan) yang mempengaruhi saldo piutang usaha.
Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedur analitis, dan risiko
pengendalian yang tepat telah digunakan dalam audit proses perencanaan. Jika penilaian
akhir berbeda dengan penilaian yang direncanakan, makam model risiko audit akan
digunakan sekali lagi dengan data aktual untuk menentukan tingkat risiko pemandian
rincian yang diterima yang telah direvisi dan tingkat pengujian substantif terkait untuk
setiap asersi.
Beberapa auditor gunakan matriks di bawah ini untuk mendokumentasikan dan
mengkorelasikan berbagai komponen risiko yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan pengujian substantif untuk saldo akun.Matriks tersebut digambarkan pada
Peraga 2.1.Tingkat risiko dalam matriks ini hanya merupakan ilustrasi dan bervariasi
berdasarkan bukti yang dikumpulkan auditor.

Peraga 2.2. Korelasi Komponen Risiko Asersi Piutang Usaha

Komponen Risiko Eksistensi Kelengkapan Hak dan Penilaian Penyajian


atau Kewajiban atau dan
Kejadian Alokasi Pengungka

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 25


pan
Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Risiko Inheren
Risiko Prosedur Maksimum Sedang Sedang Maksimum Sedang
Analitis
Risiko Pengendalian Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi
Transaksi Penjualan
Kredit
Risiko Pengendalian- Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
Transaksi Penerimaan
Kas
Risiko Pengendalian- Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang
Transaksi Penyesuaian
Penjualan
Risiko Pengendaklian Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang
Gabungan
Risiko Pengendalian Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Rincian yang dapat
diterima

C. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


Mengakhiri program audit untuk mencapai tujuan spesifik atas setiap kategori asersi
saldo akun tujuan spesifik yang dimaksud di sini adalah yang terdaftar pada tujuan audit
saldo akun di peraga 1.1 modul sebelumnya.
Pengujian telah diterapkan lebih dari satu tujuan dan untuk setiap tujuan akan dibahas
dengan berbagai pengujian yang mungkin.

D. PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai
bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh
margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami
persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek
musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.
Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan
terkait adalah
a. Menelusuri saldo awal periode berjalan ke akun penyisihan terkait adalah
menelusuri saldo akun awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit
dalam kertas kerja tahun sebelumnya
b. Aktivitas periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun
penyisihan terkait harus di review untuk setiap ayat jurnal yang signifikan, yang
tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi khusus.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 26


c. Jika daftar seluruh saldo pelanggan, atau neraca saldo piutang usaha telah
diperoleh. Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi
untuk memeriksa penjumlahan secara vertikal dalam neraca saldo piutang usaha
dan totalnya harus dibandingkan dengan :
1) Total buku pembantu atau file induk yang telah disiapkan, dan
2) Akun pengendalian buku besar.
d. Auditor juga harus membandingkan sampel saldo pelanggan, yang ditunjukkan
pada neraca saldo, dengan yang ada dalam buku pembantu dan sebaliknya untuk
menentukan bahwa neraca saldo telah akurat serta kelengkapan representasi yang
mendasari catatan akuntansi.
e. Auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari file
induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit.
f. Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak terintegrasi untuk
mengidentifikasi pelanggan yang signifikan, menganalisis volume transaksi
dengan pelanggan, dan menggunakan identifikasi transaksi yang tidak biasa atau
transaksi dengan volume tinggi mendekati akhir tahun.

Prosedur awal dalam memverifikasi keakuratan neraca saldo dan menentukan


kesesuaiannya dengan buku besar terutama berhubungan dengan pemostingan dan
pengikhtisaran komponen asersi penilaian atau alokasi.

E. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi
atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan margin kotor
perusahaan.Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan
pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir
dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.

F. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim
work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda
(dual-purpose tests). Hal ini meliputi pengujian yang akan dijelaskan dalam bagian
berikut.
Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi pendapatan yang
belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki risiko salah saji lebih
tinggi dari pada yang telah tertagih.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 27


Memvoucing Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung
File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti
pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan,
memorandum kredit, dan korespondensi. Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet
ke akun pelanggan dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan mencocokkan
dokumen-dokumen itu untuk memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi eksistensi
atau kejadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi. Kredit dapat di vouching
ke bukti penerimaan uang dan otorisasi penyesuaian penjualan.Bukti bahwa pengurangan
saldo pelanggan ini telah sah berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk piutang usaha.
Pengujian dapat dilaksanakan secara lebih ekstensif apabila tingkat risiko deteksi yang
berlaku akan dicapai adalah rendah,apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau
melengkapi prosedur konfirmasi apabila situasi tertentu terjadi.
Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa (1) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan
persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.
Penjualan harus dicatat dalam periode ketika hak hukum atas barang telah berpindah ke
pembeli.
1. Apabila barang telah dikirimkan dari persediaan dengan sistem FOB (Free On
Board) shipping point, maka hak akan berpindah pada tanggal pengiriman.
2. Jika persyaratan penjualan adalah FOB destination, maka hak atas barang belum
berpindah ke pembeli sampai barang itu diterima oleh pembeli.
Dalam kasus seperti ini, cara yang praktis adalah penjual dapat menambah satu atau
beberapa hari sampai tanggal pengiriman guna mengestimasi tanggal barang itu akan
sampai di tempat tujuan sebagai dasar penentuan tanggal pencatatan penjualan.
Dalam kasus di mana barang diproduksi menurut pesanan oleh pembeli, hak akan
berpindah dan penjualan dapat dicatat segera setelah barang-barang siap dikirimkan,
sekalipun dapat dicatat segera dilakukan sampai tanggal terakhir. Auditor harus
mencurahkan perhatian khusus pada pengakuan pendapatan dalam kasus proyek
konstruksi jangka panjang di mana klien menggunakan metode persentase penyelesaian.
Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pada tanggal neraca. Unutk penjualan
barang dari persediaan, pengujian akan mencakup perbandingan sampel penjualan yang
dicatat dalam beberapa hari terakhir periode berjalan dan beberapa hari pertama periode
berikutnya dengan dokumen pengiriman untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat
dalam periode yang benar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 28


Untuk barang yang diproduksi menurut pesanan, auditor mengkin perlu untuk memeriksa
kesepakatan penjualan yang berhubungan.Hal tersebut juga diperlukan untuk menentukan
keakuratan pisah batas setiap pengiriman terakhir yang dilakukan pemasok klien secara
langsung kepada pelanggan klien.
Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenai asersi eksistensi dan kelengkapan
untuk piutang usahab serta penjualan.Untuk tahun kalender klien, jika penjualan bulan
Januari dicatat dalam bulan Desember, maka ada salah saji dalam asersi
eksistensi.Sebaliknya, jika penjualan bulan Desember belum dicatat sampai bulan
Januari, maka ada salah saji dalam asersi kelengkapan.
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test)adalah serupa dan
terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum
akhir tahun belum dicatat sama setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan
penjualan ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan dengan
memeriksa tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan
korespondensi dengan pelanggan.
Auditor juga harus waspada terhadap kemungkinan bahwa volume retur penjualan yang
sangat besar yang tidak biasa setelah akhir tahun dapat menandakan adanya pengiriman
yang tidak diotorisasi sebelum akhir tahun untuk menggembungkan penjualan dan
piutang yang dicatat.

Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas


Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak
bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang
tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara benar
balk kas maupun piutang usaha. Sebagai contoh, jika penagihan dari pelanggan pada
bulan Desember belum dicatat sampai bulan Januari, maka piutang usaha akan ditetapkan
terlalu tinggi dan kas akan ditetapkan terlalu rendah pada tanggal neraca. Sebaliknya, jika
penagihan yang dilakukan pada bulan Januari dicatat dalam bulan Desember, maka kas
akan ditetapkan terlalu tinggi dan piutang usaha akan dltetapkan terlalu rendah. Dengan
demikian, pengujian ini berhubungan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan
kelengkapan baik untuk kas maupun piutang usaha.
Observasi terhadap personil atau review dokumentasi dapat memberikan bukti mengenai
ketepatan waktu pisah batas. Jika auditor dapat menyajikan pada tanggal akhir tahun,
maka dia dapat mengobservasi bahwa seluruh penagihan yang diterima sebelum
penutupan usaha telah dimasukkan ke kas di tangan atau setoran dalam perjalanan, serta
dikreditkan ke piutang usaha.Selain melakukan observasi atas personil, auditor juga dapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 29


mereview dokumentasi pendukung seperti ikhtisar kas harian dan slip setoran yang telah
disahkan selama hari terakhir tahun berjalan. Tujuan review ini adalah untuk menentukan
bahwa total slip setoran telah sesuai dengan penerimaan yang ditunjukkan dalam ikhtisar
kas harian. Di samping itu, auditor juga harus menentukan bahwa penerimaan telah
dicatat pada tanggal penutupan.

G. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha
ini akan dibahas dalam bagian berikut :
1) Konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan.
2) Prosedur untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih

Konfimasi Piutang

Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara


pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif
ini adalah sebagai berikut :

Prosedur Audit yang Berlaku Umum. Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang
berlaku umum. AU 330, Proses Konfirmasi (SAS 67), menyatakan ada anggapan bahwa
auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali:

Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan.


Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.
Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian adalah
rendah dan bahwa penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan
oleh prosedur analitis atau pengujian substantif rincian lainnya, sudah cukup untuk
mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan
keuangan yang berlaku. Dalam beberapa situasi, baik konfirmasi piutang usaha
waupun pengujian substantif rincian lainnya diperlukan untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang
berlaku.

Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang hams mendokumentasikan dalam kertas
kerjanya bagaimana dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi hams diajukan. Sebagai
contoh, auditor dapat menyatakan kesimpulan bahwa berdasarkan pengalaman audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 30


tahun sebelumnya dengan penugasan tersebut, diperkirakan bahwa jawaban yang
diberikan akan menjadi tidak dapat diandalkan atau tingkat jawaban akan menjadi tidak
memadaidalam tahun berjalan. Dalam beberapa kasus,debitor juga mungkin tidak dapat
mengkonfirmasi saldo jika mereka menggunakan sistem voucher yang menunjukkan
jumlah yang terutang atas setiap transaksi, tetapi bukan total jumlah yang terutang kepada
satu kreditor. Hal ini umumnyadigunakan pada badan pemerintahan.Auditor mungkin
tidak dapat mengatasi masalah ini dengan mengkonfirmasi setiap transaksi dan bukan
saldonya.

Kadang-kadang, klien berhak melarang auditor untuk mengkonfirmasi setiap atau


piutang usaha tertentu. Larangan ini mencerminkan adanya batasan yang serius atas
lingkup audit yang umumnya mengakibatkan penolakan untuk memberikan pendapat
(disclaimer) atas laporan keuangan. Oleh Karena itu, pengaruh larangan ini sebagian
besar dievaluasi berdasarkan alasan manajemen dan apakah auditor dapat memperoleh
bukti yang cukup dari prosedur audit lainnya.

Formulir Konfirmasi. Ada dua formulir permintaan Konfirmasi: (1) konfirmasi positif,
yang mengharuskandebitor untuK menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau
tidak, dan (2) konfirmasi negatif, yang meminta debitor untuk menjawab hanya apabila
jumlah yang ditunjukkan tidak benar. Dua formulir konfirmasi tersebut diilustrasikan
dalam Peraga 2.2.Permintaan konfirmasi positif biasanyadibuat dalam bentuk Surat
terpisah, tetapi juga dapat dibuat dalam bentuk perangko pada laporan bulanan
pelanggan.Sebaliknya, permintaan konfirmasi negatif biasanya dibuat dalam bentuk
perangko. Bates Company
P.O. Box 1992 Sandusky, Ohio 44870
Peraga 2.2 Formulir Permintaan Konfirmasi
Ace Engineering Service
Permintaan positif-bentuk surat
Box 131
Indiana, Pennsylvania 15701

untuk memungkinkan auditor independen kami mengkonfirmasi ketepatan catatan kami. Permintaan ini tid
da tanggal tersebut dengan menandatangani dan mengembalikan formulir ini langsung ke auditor kami. Sua

Kontroler
atas tidak sesuai Karena alasan berikut: _____________________________________________________________________

___________________________
(Pribadi atau Nama Perusahaan)
Oleh : ___________________________

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 31

(Pribadi atau Marna Perusahaan) Oleh: ____________________________


Permintaan negatif- bentuk perangko

Silahkan memeriksa laporan bulanan ini dengan cermat


dan berilah saran kepada auditor kami
Reddy & Abel
Certified Public Accountants
465 City Center Bldg
Marian, New York 11748

Atas setiap pengecualian.


Amplop beserta perangko dengan alamat tersendiri
dilampirkan untuk memudahkan Anda.

BentukINI BUKAN UNTUK


konfirmasi PERMINTAAN
positif pada umumnyaPEMBAYARAN
menghasilkan bukti yang lebih baik, karena
dalam konfirmasi negatif, kelalaian untuk menerima jawaban hanya akan menimbulkan
anggapan bahwa saldo sudah benar, selain itu pelanggan mungkin mengabaikan
permintaan tersebut atau lalai untuk mengembalikan pengecualian.
Variasi dari bentuk positif adalah "formulir kosong yang dinamakan demikian karena
saldo pelanggan tidak dinyatakan.Di samping itu, pelanggan juga diminta untuk mengisi
saldo itu. Penggunaan formulir ini akan memberikan tingkat keyakinan yang tinggi
tentang informasi yang dikonfirmasikan. Akan tetapi, diperlukan pekerjaan ekstra bagi
responden sehingga bisa menyebabkan berkurangnya tingkat jawaban secara signifikan.
Pemilihan bentuk permintaan konfirmasi tergantung pada auditor.Dalam membuat
keputusan ini, auditor mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang berlaku dan
komposisi saldo pelanggan. Bentuk konfirmasi posistif akan digunakan apabila risiko
deteksi adalah rendah atau saldo masing-masing pelanggan relatif besar. AU 330.20

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 32


menyebutkan bahwa bentuk konfirmasi negatif hams digunakan hanya apabila semua dari
ketiga kondisi berikut berlaku:
Tingkat risiko deteksi yang berlaku untuk asersi-asersi bersangkutan adalah sedang
atau tinggi.
Sejumlah besar saldo yang bernilai kecil terlibat.
Auditor tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa penerima permintaan konfirmasi
tidak akan memberikan pertimbangannya.
Seringkali, kombinasi dari dua bentuk tersebut digunakan dalam satu penugasan.Sebagai
contoh, dalam mengaudit utilitas publik, auditor dapat memilih untuk menggunakan
bentuk konfirmasi negatif bagi pelanggan rumah tangga dan konfirmasi positif bagi
pelanggan komersial.Apabila bentuk konfirmasi positif yang digunakan, maka auditor
umumnya harus mengirim konfirmasi kedua atau kadang-kadang permintaan konfirmasi
tambahan kepada para debitor yang tidak memberi jawaban atas konfirmasi pertama.
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirmasi.Apabila tingkat risiko deteksi yang
berlaku adalah rendah, maka auditor biasanya mengirimkan permintaan konfirmasi
piutang pada tanggal neraca.Sebaliknya, tanggal pengiriman konfirmasi dapat dipilih satu
atau dua bulan sebelumnya.Dalam kasus seperti ini, auditor diharapkan untuk
memvouching perubahan yang material antara tanggal pengiriman konfirmasi dan tanggal
neraca serta dapat memilih untuk mengkonfirmasi kembali akun dengan perubahan yang
tidak biasa.
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan setiap
faktor-faktor berikut:
1) Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima (untuk pengujian rincian) untuk asersi di
mana bukti konfirmasi akan dipakai,
2) Luas di mana pengujian substantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat
risiko deteksi tersebut, dan
3) Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi.
Permintaan konfirmasin negatif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar daripada
konfirmasi positif.Stratifikasi ini juga dapat mempengaruhi ukuran sampel.Sebagai
contoh, auditor seringkali ingin mengkonfirmasi semua akun yang saldonya melebihi nilai
uang tertentu atau melebihi umur tertentu, dan memilih sampel acak atas semua akun
lainnya.
Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi. Auditor harus mengendalikan setiap langkah
dalam proses konfirmasi. Hal ini berarti :
Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan
data terkait dalam akun pelanggan.
Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 33


Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo perusahaan bersangkutan untuk
menjawab konfirmasi.
Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke dalam amplop dan
mengirimkannya melalui pos.
Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.
Auditor bisa saja meminta bantuan klien untuk menyiapkan permintaan konfirmasi,
sepanjang pengendalian dapat dilakukan oleh auditor.
Kertas kerja harus menunjukkan setiap akun yang dipilih untuk konfirmasi, hasil yang
diperoleh dari setiap permintaan konfirmasi, dan referensi silang atas jawaban konfirmasi
aktual.
Disposisi Pengecualian. Jawaban konfirmasi mungkin aKan berisi beberapa pengecualian
(exceptions) yang tidak dapat d ihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh
barang yang masih dalam perjalanan (in transit) dari klien ke pelanggan, barang yang
dikembalikan, pembayaran dari pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan,
item-item yang tidak sesuai, kesalahan, dan penyim pangan.
Prosedur Alternatif untuk Konfirmasi yang Tidak Dijawab.Apabila tidak ada jawaban
yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan, maka
prosedur alternatif biasanya dilakukan. AU330.31 menyatakan bahwa pengabaian
prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:
Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang
bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak
diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi
dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak
akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara
material sudah benar.
Dua prosedur alternatif yang utama adalah memeriksa penagihan berikutnya dan
memvouching faktur penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan.

Memeriksa Penagihan Berikutnya.Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan


piutang adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan.Sebelum mengakhiri pekerjaan
lapangan audit, klien mungkin telah menerima pembayaran dari beberapa pelanggan
sebagai pelunasan faktur terbuka (belumdibayar) yang mengandung saldo pelanggan pada
tanggal konfirmasi menetapkan eksistensidan ketertagihan piutang.
Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menyadari kemungkinan implikasi yang
merugikan dari penagihan yang tidak dapat dicocokkan dengan transaksi atau saldo
tertentu.Sebagai contoh, penjumlahan secara berurutan dapat, berdasarkan investigasi,

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 34


mengnngkapkan item-item yang tidak sesuai, dan bukti pembayaran atas saldo yang besar
dapat menunjukkan ketidakstabilan keuangan pelanggan.

Memvouching Faktur-Faktur Terbuka yang Berisi Saldo. Satu-satunya perbedaan adalah


bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk item-item yang mengandung saldo akun per
tanggal konfirmasi di mana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan keseluruhan
populasi piutang usaha.
Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi Hasil Kertas.kerja auditor harus berisi ikhtisar hasil
dari mengkonfirmasi piutang usaha. Ikhtisar tersebut harus memberikan, pada tingkat
minimum, data statistik mengenai:
Jumlah dan nilai dollar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima.
Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sampel.
Hubungan antara nilai yang diaudit dengan nilai buku item-item yang tercakup dalam
sampel.
Bukti gabungan yang diperoleh dari konfirmasi, prosedur alternatif yang dilaksanakan
apabila konfirmasi tidak dijawab, dan pengujian rincian serta prosedur analitis lainnya
dievaluasi untuk menentukan apakah bukti yang cukup telah diperoleh guna mendukung
asersi manajemen tentang piutang usaha kotor.Apabila sejumlah besar pengecualian
ditemukan, atau jawaban yang tidak memadai diterima dari permintaan konfirmasi dan
auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten dari pengujian substantif
lainnya, maka dia tidak mungkin menerbitkan laporan auditor standar.
Aplikabilitas Asersi.Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam
memenuhi asersi eksistensi atau kejadian.Pengakuan utang oleh pelanggan ketika
menjawab konfirmasi menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal terhadap
pelanggan.Jadi, pengujian ini juga memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi hak
dan kewajiban.Konfirmasi piutang usaha bukan merupakan permintaan untuk
membayar.Jadi, konfirmasi ini tidak memberikan bukti tentang ketertagihan saldo yang
terhutang.Akan tetapi, jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item yang
telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian
yang tepat atas jumlah yang terhutang.Dalam hal ini, konfirmasi piutang usaha hanya
berkaitan dengan asersi penilaian atau alokasi untuk piutang usaha kotor.
Apabila jawaban pelanggan menunjukkan kesesuaian dengan saldo pembukuan, maka
terdapat bukti bahwa saldo itu telah lengkap.Akan tetapi, bukti tentang asersi kelengkapan
ini terbatas karena (1) piutang yang belum dicatat tidak dapat dikonfirmasi dan (2)
pelanggan lebih cenderung melaporkan kesalahan berupa lebih saji daripada kesalahan
berupa kurang saji.
Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 35


Pengujian saldo ini meliputi:
Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan
menjumlah ke samping neraca saldoumur piutang usaha serta mencocokkan totalnya
dengan saldo buku besar
Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur
dalam neraca saldo.
Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh
tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan.
Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan
secara keseluruhan.
Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman
berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.
Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan
umur piutang dari file induk klien. Selain itu, penentuan umur saldo pelanggan juga dapat
diuji dengan memvouching jumlah yang diperlihatkan dalam setiap kategori umur ke buku
pembantu atau file induk, dan menentukan lamanya waktu antara tanggal faktur penjualan
yang belum dibayar, yang terdiri dari setiap jumlah yang terhutang, dicatat serta tanggal
neraca saldo.
Dalam mempertimbangkan ketertagihan jumlah yang sudah jatuh tempo, auditor dapat
memeriksa korespondensi dengan pelanggan dan agen penagihan luar, mereview laporan
kredit para pelanggan serta laporan keuangan, dan membahas ketertagihan akun-akun
tertentu dengan personil manajemen yang sesuai.
Penyisihan piutang tak tertagih merupakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen
yang melibatkan baik pertimbangan objektif maupun subyektif. Pada dasarnya, hal itu
merupakan estimasi prospektif atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih di masa depan.
Tanggung jawab auditor adalah menilai kelayakan penyisihan serta provisi yang berkaitan
dengan beban piutang tak tertagih.Dari data mengenai umur piutang informasi tentang
ketertagihan, dan analisis atas pengalaman sebelumnya dengan piutang tak tertagih,
auditor dapat menilai kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan atas setiap kategori umur, serta kecukupan penyisihan secara
keseluruhan.Salah satu aspek penting dalam mengevaluasi pengalaman sebelumnya
dengan perusahaan adalah melakukan peninjauan atas peristiwa di masa lalu untuk
mengevaluasi estimasi sebelumnya atas penyisihan serta pengalaman berikutnya ketika
menagih piutang yang beredar pada tanggal estimasi dibuat. Apabila pengendalian klien
atas (1) pemberian kredit dan (2) penghapusan piutang usaha cukup kuat, maka bukti yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 36


diperlukan untuk melakukan penilaian ini akan lebih sediKit jika dibandingkan dengan
apabila pengendaliannya lemah.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai
bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh
margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 37


persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek
musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa (1) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan
persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama. Pengujian
pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama diarahkan
langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum
dicatat sama setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan penjualan
ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa
tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan korespondensi dengan
pelanggan.
Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang
layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas
yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara
benar balk kas maupun piutang usaha.

B. TES FORMATIF
1. Dalam mengevaluasi kelayakan penyisihan piutang tak tertagih. Meliputi pengujian
saldo apa saja ?
2. Dalam prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab, AU330.31
menyatakan bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua
kondisi terjadi. Apa sajakah kondisi tersebut ?

C. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Pengujian saldo ini meliputi:
a. Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal
dan menjumlah ke samping neraca saldoumur piutang usaha serta mencocokkan
totalnya dengan saldo buku besar
b. Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur
dalam neraca saldo.
c. Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh
tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan.
d. Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan
secara keseluruhan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 38


e. Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman
berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.
2. Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab. Apabila tidak ada jawaban
yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan,
maka prosedur alternatif biasanya dilakukan. berikut berlaku:
1. Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang
bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang
tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
2. Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap
populasi dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum
disesuaikan, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan
keuangan secara material sudah benar.

D. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

BAB 3 : AUDIT SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN


PENGENDALIAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian,
maka mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran.
2. Mampu memahami komponen pengendalian intern.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian.
4. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 39


Modul ini membahas tentangAudit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian
yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini
akan mempelajari sifat siklus pengeluaran , komponen pengendalian intern, aktivitas
pengendalian transaksi pembelian, dan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan sifat siklus pengeluaran.
2. Dapat menjelaskan komponen pengendalian intern.
3. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pembelian.
4. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat Siklus Pengeluaran
2. Komponen Pengendalian Intern
3. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pembelian
4. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pengeluaran Kas Dokumen Dan Catatan Yang
Umum

A. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN


Siklus pengeluaran (expediture cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas-aktivitas siklus pengeluaran
adalah sebagai berikut :
1. Membeli barang dan jasa - transaksi pembelian
2. Melakukan pembayaran - transaksi pengeluara kas
Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan
keuangan.Seperti yang digambarkan dalam peraga 3.1.

Peraga 3.1 Pembelian dan Pengeluaran Kas


Debit Kredit Debit Kredit
Persediaaan barang dagang Hutang Usaha Kas
Persedaan bahan baku Diskon Pembelian

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 40


Pembelian Retur Pembelian
Biaya dibayar dimuka
Aktiva tetap
Aktiva lainnya

Berbagai beban

Pembelian Pembayaran Kas

TUJUAN AUDIT
Manajer akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendifinisikan tujuan
audit spesifik dari program audit siklus akan digambarkan pada Peraga 3.2. Kebanyakan
audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama yang tercantum dalam
peraga tersebut, tetapi tidak semua situasi yang dialami klien dapat diwakili dengan
peraga tersebut.
Peraga 3.2Tujuan Audit Spesifik utuk Siklus Pengeluaran

Kategori Asersi Kelompok Tujuan Audit Speseifik


Transaksi atau
Saldo
Eksistensi atau Transaksi Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva
kejadian produktif yang diterima selama periode berjalan
Saldo (EO2).
Mencatat hutang usaha yang mencerminkan
jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca
(EO3).
Kelengkapan Transaksi Semua pembeli (C1) dan pengeluaran kas (C2)
yang dilakukan selama periode berjalan telah
Saldo dicatat.
Hutang usaha meliputi semua jumlah yang
terutang kepada pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca (C3)
Hak dan Transaksi Semua bertanggung jawab atas hutang yang
kewajiban berasal dari pencatatan transaksi pembelian (R1)
Saldo
Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 41


per tanggal neraca (R2)
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian (VA1) dan
Alokasi pengeluaran kas (VA2) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan,
Saldo
serta diposting dengan dengan benar.
Hutang usaha dinyatakan daklam jumlah jumlah
yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan
telah sesuai dengan GAAP.
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas
Pengungkapan (PD2) mendukung penyajiannya dalam laporan
keuangan termasuk klarifikasi dan
pengungkapannya yang berkaitan.
Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4)
telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan
benar dalam laporan keuangan.
Pengumkapan yang memadai, kewajiban
kontinjen, dan penjaminan serta hutang pihak
yang mempunyai hubungna istimewa (PD5)

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien
Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga membuat
permintaan atas arus kas mereka juga berbeda.Pemahaman atas pemicu ekonomi biasanya
sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusahaan
eceran.Bagi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa, hutang usaha mungkin
tidak memiliki peran signifikan dan risiko terjadinya salah saji material tidakah besar.
Selanjutnya akan dibahas mengenai keadaan industi berkaitan dengan siklus pengeluaran
mulai dari industri ecerean, perusahaan pembuat alat rumah tangga, perusahaan
manufaktur, industri perhotelan, dan sekolah umum seperti yang telah dibahas pado
modul 1.
Grosir Eceran. Industi ini membeli dan menjual sejumlah besar produk seperti makanan
kaleng, makanan kering, serta produk rumah tangga.Laba dalam bisnis ini diperoleh
dengan menjual barang-barang dengan harga yang kompetitif dengan volume yang
besar.Secara agregat selama siklus operasi yang normal, harga pokok penjualan yang
terlibat dalam perusahaan grosir adalah signifikan. Sebagian besar pembelian dilakukan
secara kredit sedangkan transaksi pembayaran melibatkan sebagian besar pemasok

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 42


.auditor berharap adanya hubungan yang erat antara saldo hutang usaha dengan
persediaan. Perputaran persediaan rata-rata selama 28 hari , perputaran hutang sekitar 15
hari. Dalam siklus pengeluaran memegang peranan yang sangat penting.
Perusahan Pembuat Peralatan Rumah Tangga. Perusahan ini membeli bahan baku
berupa lempengan baja, tembaga, aluminium, karet, dan membeli komponen berupa
motor, kompressor, dan komponen lainnya. Rasio persediaan terhadap hutang usaha harus
stabil sepanjang waktu.Hutang usaha tidak begitu erat berkaitan dengan harga pokok
penjualan.Memerlukan45 hari untuk memproduksi dan memulihkan kembali
persediaannya, sementara hutang harus dibayar sekitar 30 hari.
Perusahan Manufaktur Komputer. Perusahaan ini ini merakit komponen-komponen yang
dibuat oleh pihak ketiga menjadi barang jadi, dan menjual langsung kepelanggan.Rasio
persediaan terhadap hutang usaha biasanya kecil.Persedian mengalami perputaran yang
cepat.Auditor mengharapkan rasio hutang usaha terhadap harga pokok penjualantetap
stabil. Siklus hutang biasanya akan menjadi konsisten dari periode ke periode. Siklus
hutang biasanya bersifat konsisten jika tidak ada perubahaan jangka waktu kredit dan
komposisi pemasok.Perputaran persediaan adalah sekitar 6 hari, piutang usaha 34 hari,
perputaran hutang usaha 43 hari.
Industri Perhotelan.produk inti dalam industri ini adalah penginapan dan makanan bagi
para tamu, ruang rapat untuk rapat, serta konvensi. Hutang usaha industri ini cenderung
kecl, mencerminkan persentasi konstan dari total aktiva perusahaan, sehingga
menguarangi risiko salah saji materil untuk siklus pegeluaran.
Sekolah Umum.Produk inti untuk murid bersifat insidental. Pengeluaran utamanya adalah
pembayaran gaji dan tunjangan .sekitar 3 % dan kewajiban dan kekayaan bersih serta
risiko terjadinya salah saji yang materil dalam siklus ini adalah rendah.
Pemahaman ini akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan mengenai :
Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran
Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapat menentukan risiko
pengendalian

Pemberian jasa bernilai tambah.

Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan
jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji
material tinggi. Dalam peraga 1 menggambarakan bahwa transaks dalam siklus ini
memperngaruhi banyak akun laporan keuangan dibandikngkan dengan siklus lainnya.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 43
Pentingnya siklus pengeluara bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Pertimbangan tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolak ukur
pentingnya rasio cepat, dan rasio lancar bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya
salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan. Pertimbangan sekunder
berhubungan dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.Sistem akuntanasi yang
terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut kelompok beban, dan
besarny transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi, jumlah total, dan rata-
ratanya.Karena pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk
mendeteksi kesalahan hutang usaha tidaklah besar biaya untuk mendeteksi kesalahan
piutang usaha atau persediaan.Akibatnya, jumlah materialitas yang lebih kecil mungkin
dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha.
Risiko Inheren
dalam menilai risiko inheren untuk aserti-asersi siklus pengeluaran harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi
diseluruh laporan keuangan, seta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi
manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut
meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang
memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam
kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global,
nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan
teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau manajer yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang
menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang
menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Kedua faktor di atas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji daripada
lebih saji pengeluaran dan hutang.

Siklus pengeluaran cenderung menanggung risiko kecurangan yang dilakukan karyawan


melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lainnya yang dapat
menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran yakni sebagai berikut :

Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi


Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 44


Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti
apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.

Auditor harus mempertimbangkan setiap faktor di atas ketika menilai risiko inheren
untuk siklus pengluaran.

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut
akan gagal mendeteksi kekeliriun yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus
pada pembelian dan hutang usaha aan memberikan informasi yang sangat dapat
diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yag biasa
untuk memperkirakan pembelian, persediaan, dan hutang usaha tumbuh pada tingkat
konsisten. Pengetahuan auditor menganai volume pembelian, dipadukan dengan
pengalaman sebelumnya atas lamanya hari perputaran piutang usaha, berguna untuk
mengestimasi hutang berjalan.Meskipun rasio seperti rasio lancar muda dihitung, namun
rasio ini dapat berfluktuasi berdasarkan pengaruh dari siklus lainnya di luar siklus
pembelian, seperti penjualan atau investasi.Peraga 3.3 di bawah merupakan prosedur
analitis yang umum digunakan.

Peraga 3.3 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus
Pengeluaran
Rasio Rumus Signifikans Audit
Jumlah Hari Rata-rata Hutang Usaha Pengalaman sebelumnya atas jumlah
Perputaran Pembelian x 365 hari perputaran hutang usaha dipadukan
Piutang Usaha dengan pengetahuan tentang pembelian
sekarang dapat bermanfaat dalam
mengestimasi hutang periode berjalan.
Semakin pendek periode dapat
menunjukkan masalah kelengkapan
Harga Pokok Harga Pokok Penjualan Jumlah ini akan berubah sekitar
Penjualan Hutang Usaha persentase yang sama dari tahun ke
Terhadap Hutang tahun, kecuali perusahaan mengubah
Usaha kebijakan pembayarannya.,
Hutang Sebagai Hutang Usaha Total Saldo hutang usaha di luar neraca
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 45
Persentase dari Aktiva bermanfaat dalam membandingkannya
Total Aktiva dengan data industry. Penurunan rasio
ini signifikan dapat menunjukkan
masalah kelengkapan
Rasio Lancar Aktiva Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio
(current ratio) Kewajiban Lancar lancar dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio
(quick ratio) Kewajiban Moneter lancar dibandingkan dengan
Lancar pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.

B. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN


Lingkungan Pengendalian
Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam memproses
transaksi pengeluaran kas serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuangan oleh
manajer atas saldo akun siklus pengeluaran, dapat menyebabkan faktor lingkungan
pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat penting dalam siklus
pengeluaran.
Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus dicerminkan dalam proses perekrutan
pegawai, penugasan, dan pelatihan atas personil yang terlibat dalam memroses transaksi
pembelian serta pengeluaran kas, penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan
pelaporan aktivitas siklus pengeluaran. Manajer juga mengharuskan karyawan untuk
mengikat kontrak kerja.
Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung jawab
atas aktivitas siklus pengeluaran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan
garis yang jelas tentang hubungan otoritas, tanggung jawab, serta pelaporan. Jika
manajemen terlalu kaku dalam menetapkan target laba, maka hal itu dapat menjadi
pendorong untuk menyalahsajikan laporan keuangan. Di pihak lain, jika manajemen tidak
brtanggung jawab atas penggunaa smber daya perusahaan, maka pegawai perusahaan
tidak mungkin akan melaksanakan pengendalian internal dengan serius.
Pemahaman menganai tanggung jawab atas penggunaan sumber daya perusahaan
merupakan hal yang berguna untuk menentukan :
Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan
Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 46


Keputusan yang didasarkan atas laporan itu

Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan


utama.

Penilaian Risiko Manajemen


Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi
pertimbangan atas hal-hal berikut :

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi


pembelian
Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
Atensi perusahan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.

Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Informasi Akuntansi)


Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan
data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi
siklus pengeluaran.Hal penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem
akuntansi mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan
pengikhtisarannya dalam laporan keuangan.

Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :

Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali


Bagaimana transaksi pembeian diperhitungkan ketika barang dan jasa dierima atau
barang dikembalikan.
Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk berbagai tehapan dari setiap transaksi siklus pembelian ?

Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila
berlaku, mencakup (1) umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan
menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan (2)
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 47
komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit
sebeumnya, (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian


Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan
dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan.Dalam kasus ini,
auditor dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian
bersangkutan.Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan
tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk
asersi-asersi terkait tertentu sedikt di bawah maksimum atau tinggi.Dalam kasus auditor
tidak berniat menilai risiko pengendalia pada tingkat yang rendah, auditor harus
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan guna mengidentifikasi jenis-jenis salah saji
petensial yang dapat terjadi dan melangkah ke tahap perancanngan pengujian substantif.

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PEMBELIAN


Pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan auditor untuk
(1)memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta
(2)melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaia akhir
atas risiko pengendalian untuk transaksi pembelian.
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan daam sebagian besar sistem
akuntansi :
Permintaan Pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh
departemen yang berwenang oleh departemen yang berwenang kepada departemen
pembelian.
Pesanan Pembelian. Penawaran khusus dari departemen pembelian kepada penjual
atau pemasok untuk membeli barang dan jasa.
Laporam Penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Faktur Penjualan. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim,
jumlah yang harus dibayarkan, dan termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.,
Voucher. Formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus
dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini
digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 48


Laporan Pengecualian. Laporan yang berisi informasi mengenai transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
Ikhtisar Voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama sehari.
Register Voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
File induk Pemasok yang Telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
mengenai penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa.
File Pesanan Pembelian Terbuka. File komputer yang berisi informasi tentang pesanan
pembelian yang telah dikirim kepada pemasok.
File Penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan
yang diterima dari pemasok.
File Transaksi Pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah
disetujui atas pembelian yang telah diterima.
File Induk Hutang Usaha. File komputer yang berisi data tentang induk voucher yang
belium dibayar yang telah disetujui.

File Suspensi atau Penolakan. File komputer yang menahan transaksi yang belum
diproses karena ditolak olrh program aplikasi komputer.

FUNGSI-FUNGSI
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, meliputi :
o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
o Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi :
o Penerimaan barang
o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
o Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,
meliputi
o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 49


Pengajuan Pembelian
Umumnya, transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas transaksi yang
dilakukan dengan pihak ketiga yang independen.
Mencantumkan Nama Pemasok pada Daftar Penasok yang Telah disetujui. Jika
manajemen menetapkan pengendalian yang ketat atas penentuan pemasok yang
diotorisasi dalam daftar pemasok yang disetujui, maka karyawan akan sulit membuat
pengajuan pembelian fiktif.
Permintaan Barang dan Jasa.Dalam sistem terkomputerisasi yang unik, harus ditetapkan
nomor urut dokumen tanpa memperhatikan departemen yang mengajukan. Pemasukan
pesrmintaan barang mensyaratkan memasukkan nomor pegawai yang sah, sehingga
digunkan komputer untuk mengecek apakah pesanan sesuai otoritas pegawai yang
bersangkutan.
Pembuatan Pasanan Pembelian. Departemen pembelian mempunyai wewenang
menerbitkan pesanan pembelian setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui
dengan benar.Peran pembelian adalah untuk memastikan sumber pasokan terbaik,
mendapatkan harga penawaran yang paling kompetitif. Pesaanan pembelian harus berirsi
uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan, kuantitas, harga, dan
namaserta alamat pemasok. Harus diberi nomor dan ditandatanganii oleh agen pembelian
yang berwenang.Lembar asli dikirimkan kepada pemasok dan salinan didistribusikan ke
departemen penerimaan, departemen utang usaha, dan departemen yang mengajukan
permintaan.

Penerimaan Barang dan Jasa


Pesanan oembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan untuk
menerima barang yang dikirimkan oleh pemasok.Personel departemen penerimaan harus
membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan
pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang rusak.
Pembuatan Laporan Penerimaan. Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk
setiap pesanan yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima,
dan kewajiban telah diakui.Dalam sistem terkomputerisasi, laporan penerimaan dapat
dibuat dengan menggunakan informasi yang telah tersedia dalam komputer dan
menambahkan data penerimaan yang sesuai dengan kuantitas yang diterima.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 50


Penyimpanan Barang yang Diterima Sebagai Persediaan.Setelah menyerahkan barang
barang ke departemen yang memesan atau ke gudang, klerk penerimaan harus meminta
tanda terima.

Pencatatan Kewajiban
Pembuatan Voucher dan Pencatatan Kewajiban. Setelah menerima faktur dari penjual,
personil departemen hutang usaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal.
Program edit akan mengecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, kecocokan antara
kuantitas yang tercantum dalam voucher dengan kuantitas yang diterima, menguji
kekuratanmatematis pada faktur penjual dan voucher, membandingkan periode akuntansi
pencatatan dengan periode akuntansi penerimaan barang ata jawa, atau membandingkan
klasifikasi akun pada voucher dengan klaifikasi akun pada pesanan pembelian.

PEROLEHAN PEMAHAMAN DAN PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN


Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang atau
atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian
internal. Auditor juga dapat mengambil kesimpulan mengenai keefektifan operasi
pengendalian terprogram dengan mengevaluasi keefektifan operasi pengendalian umum
computer, dan mengajukan pertanyaan serta menginspeksi dokumen yang berkaitan
dengan prosedur yang digunakan untuk menindaklanjuti laporan pengecualian yang
dihasilkan oleh pengendalian terprogram. Auditor juga dapat melakukan pengujian
keefektifan pengendalian manajemen seperti pengendalian anggaran dan review
manajemen atas transaksi yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka
biasanya auditor harus :
3) Menguji keefektifan pengendalian umum
4) Menggunakan tekhnik audit berbantuan computer untuk mengevakuasi
keefektifan pengendalian terprogram.
5) Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.
Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara berbarengan dengan perolehan
pemahaman pada tahap perencanaan audit.sementara hal-hal lainnya dapat dilakukan
selama pekerjaan lapangan interim.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 51


D. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran
kas meliputi :
Cek. Perintah resmi kepad abank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan
pada perintah tersebut kepada payee
Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari
tertentu.
File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada
pemasok dan pihak lainnya. Digunakan untuk memosting ke file induk hutang usaha
dan buku besar.
Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek
yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.

FUNGSI-FUNGSI
Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan
pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya
meliputi kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas.

Pembayaran Kewajiban dan Pencatatan Pengeluaran


Biasanya bendahara bertanggung jawab untuk menentukan voucher yang belum dibayar
agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya.

Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi


Pengeluaran Kas
Proses audit:
Keberadaan atau keterjadian
1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi:
a. Pembuatan cek
b. Pencatatan cek ke dalam register cek
2. Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan verifikasi
terhadap tanggal, nama debitur, dan jumlah moneter dan nonmoneter. Lakukan pula
pemerksaan terhadap dokumen pendukung berikut ini:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 52


a. Permintaan cek
b. Bukti kas keluar
c. Kuintansi
Kelengkapan
3. periksa bukti digunakannya formulir cek bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawabkan pemakaian formulir tersebut.
4. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan dilakukan penyusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi berikut ini:
a. Permintaan cek
b. Kuitansi
c. Pencatatan ke dalam register cek
Penilaian atau alokasi

5. Untuk sampel yang diambil pada langkah ke 2 diatas periksa bukti adanya:

a. Persetujuan semestinya untuk setiap transaksi pengeluaran kas

b. Pengecekan independen terhadap penulisan cek dan bukti kas keluar

6. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu utang


dan register cek untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan
posting jumlah moneter atau akun.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 53


PENUTUP

A. RANGKUMAN
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, meliputi :
o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
o Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi :
o Penerimaan barang
o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
o Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,
meliputi
o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban

o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.


Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan
pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi
kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas.

B. LATIHAN
Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas pembelian dan penjelasannya.
Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya.
Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya !

Fungsi Pengendalian

Laporam Penerimaan. Formulir internal yang menyebutkan nama


pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan
tanggal pembayaran untuk pembelian yang
Voucher telah diterima. Formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi pencatatan dan pembayaran
kewajiban
File Transaksi Pembelian.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 54
Laporan yang dibuat atas penerimaan barang
yang menunjukkan jenis dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok.

Laporan yang berisi seluruh voucher yang


File Induk Hutang Usaha.
diproses dalam suatu batch atau selama
sehari.

Ikhtisar Voucher.
File komputer yang berisi data mengenai
voucher yang telah disetujui atas pembelian
yang telah diterima.

File komputer yang berisi data tentang induk


voucher yang belium dibayar yang telah
disetujui.

C. TES FORMATIF
1. Jika auditor berencana menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Maka
apa yang yang biasanya harus dilakukan auditor ?
2. Informasi apa yang harus dipahami oleh auditor dalam hal pengendalian intern ?
3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran
meliputi beberapa pertimbangan. Apa sajakah pertibangan tersebut ?
4. Apa saja faktor yang membuat manajer menyalahsajikan asersi-asersi dalam laporan
keuangan ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka
biasanya auditor harus :
a. Menguji keefektifan pengendalian umum
b. Menggunakan tekhnik audit berbantuan computer untuk mengevakuasi
keefektifan pengendalian terprogram.
c. Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.

2. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :


a. Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 55


b. Bagaimana transaksi pembeian diperhitungkan ketika barang dan jasa dierima
atau barang dikembalikan.
c. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk berbagai tehapan dari setiap transaksi siklus pembelian ?
d. Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran


meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :
a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi
pembelian
b. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang
penting
d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
e. Atensi perusahan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.
f. Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.

4. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan


asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut meliputi :
a. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan
yang memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan,
yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi
ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi,
dampak perkembangan teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau
manajer yang tidak baik.
b. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan
yang menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan
sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan
usahanya.

E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 4) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 56


BAB 4 : AUDIT SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN
SUBSTANTIF

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian, maka
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang usaha.
2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
4. Mampu memahami prosedur awal.
5. Memahami prosedur analitis.
6. Memahami pengujian rincian transaksi.
7. Memahami pengujian rincian saldo.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 57
B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL
Modul ini membahas tentangAudit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian
yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan
mempelajari pengujian substantif atas saldo utang usaha, penentuan risiko deteksi,
perancangan pengujian substantif, prosedur awal, prosedur analitis, pengujian rincian
transaksi, dan pengujian rincian saldo.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas saldo utang usaha.
2. Dapat menjelaskan penentuan risiko deteksi.
3. Dapat menjelaskan perancangan pengujian substantif.
4. Dapat menjelaskan prosedur awal.
5. Dapat menjelaskan prosedur analitis.
6. Dapat menjelaskan pengujian rincian transaksi.
7. Dapat menjelaskan pengujian rincian saldo.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengujian Substantif Atas Saldo Hutang Usaha.
2. Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian.
3. Perancangan Pengujian Substantif
4. Prosedur Awal.
5. Prosedur Analitis.
6. Pengujian Rincian Transaksi.
7. Pengujian Rincian Saldo.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 58


A. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan
merupakan salah satu yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek
perusahaan.Hutang usaha juga termasuk akun yang dipengaruhi oleh volume transaksi
yang tinggi, karenanya sangat rentan terhadap salah saji.Audit atas saldo hutang lebih
ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian.Alasannya
adalah bahwa jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang, maka cenderung
menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih
menguntungkan.

B. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh
transaksipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian
untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan
faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 59


tersebut.Auditor menggabungkan penilaian risiko pengendalian yang tepat atas asersi
kelompok transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi
saldo akun utang usaha.Metodologi yang dimaksud meliputi matriks risiko audit, yang
selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang selanjutnya
digunakan untuk mennetukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima pada tahap
pengujian rincian. Penerapan proses ini utang usaha diikhtisarkan pada Peraga 4.1.
tingkat risiko spesifik dalam matriks ini hanya bersifat ilustratif dalam peraga tersebut
menunjukkan perlunya bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi kelengkapan dan
penyajian serta pengungkapan dari pada untuk asersi-asersi lainnya.
Peraga 4.1 Korelasi Komponen Risiko- Asersi Hutang Usaha.

Komponen Risiko Eksistensi Kelengk- Hak dan Penilaian Penyajian


atau apan Kewajiban dan dan
Kejadian Alokasi Pengungka
pan
Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Risiko Inheren Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
Risiko Prosedur Analitis Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Risiko Pengendalian- Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang


Transaksi Pembelian
Risiko Pengendalian- Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
Transaksi Pengeluaran kas
Risiko Pengendalian Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah
Gabungan
RIsiko Rincian yang Sedang Sangat Sedang Sedang Sangat
Dapat diterima Rendah Rendah

C. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


Perlu diingat bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi
laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti-bukti dari
pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan
pengujian rincian.
Tujuan Audit Saldo Akun
EO3 C3 RO3 VA# PD#
Kategori Pengujian Substantif
Prosedur Awal 1. Mendapatkan pemahaman tentang
bisnis dan industri serta menentukan:
a. Signifikasi pembelian dan hutang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 60


usaha bagi perusahaan.
b. Pemicu ekonomi penting yang
mempengaruhi pembelian
perusahaan dan hutang usaha.
c. Termin perdagangan standar
dalam industri, termasuk tanggal
perdagangan dan sebagainya.
d. Luas konsentrasi aktivitas dengan
pemasok dan komitmen
pembelian yang berkaitan.
2. Melaksanakan prosedur awal atas
saldo hutang usaha dan catatan yang
akan diuji lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal hutang
usaha ke kertas kerja tahun
sebelumnya.
b. Mereview aktivitas dalam akun
buku besar hutang usaha dan 3 5
menyelidiki ayat jurnal yang
tampak tidak biasa dari segi
jumlah atau sumbernya.
c. Mendapatkan daftar hutang usaha
pada tanggal neraca dan
menentukan bahwa hal tersebut
mencerminkan secara akurat
catatan akuntansi yang
mendasarinya dengan cara:
i. Menjumlahkan daftar dan
menentukan kesesuaiannya
dengan (1) total file voucher
yang belum dibayar, buku
pembantu, atau file induk
hutang usaha, dan (2) saldo
akun pengendali buku besar.
ii. Menguji kecocokan pemasok
dan saldo dalam daftar dengan
yang terdapat dalam catatan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 61


akuntansi yang mendasarinya.
Prosedur 3. Melaksanakan prosedur analitis:
Analitis a. Mengembangkan akspektasi atau 3
hutang usaha dengan perusahaan,
termin perdagangan normal dan
sejarah perputaran hutang usaha.
b. Menghitung rasio-rasio:
i. Perputaran hutang usaha
(pembelian + hutang usaha)
ii. Hutang usaha terhadap total
kewajiban lancar.
c. Menganalisis hasil rasio
dibandingkan dengan ekspektasi
berdasarkan data tahun
sebelumnya, data industri, jumlah
yang dianggarkan, dan data
lainnya.
d. Membandingkan saldo beban
dengan tahun sebelumnya atau
jumlah yang dianggarkan untuk
menyelidiki kemungkinan kurang
saji yang berkaitan dengan hutang
yang tidak dicatat.
Pengujian 4. Menelusuri sampel catatan transaksi
Rincian hutang usaha ke dokumentasi 3 3
Transaksi pendukungnya.
a. Menelusuri kredit ke voucher
pendukung faktur penjual laporan
penerimaan, pesanan pembelian,
serta invormasi pendukung
lainnya.
b. Menelusuri debet ke pengeluaran
kas atau memo retur pembelian
5. Melaksanakan pengujian pisah batas
pembelian.
a. Memilih sampel transaksi
pembelian yang dicatat dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 62


beberapa hari sebelum dan
sesudah akhir tahun serta
memeriksa voucher pendukung
faktur penjual dan laporan
penerimaan untuk menentukan
bahwa pembelian telah dicatat
pada periode yang tepat.
b. Mengobservasi nomor laporan
penerimaan terakhir yang
diterbitkan pada hari terakhir
bisnis selama periode audit dan
menelusuri sampel laporan
penerimaan bernomor lebih kecil
dan lebih besar ke dokumen
pembelian terkait serta
menentukan bahwa transaksi telah
dicatat pada periode yang tepat.
6. Melaksanakan pengujian pisah batas
pengeluaran kas.
a. Mengobservasi nomor acak
terakhir yang diterbitkan dan
dikirimkan pada hari terakhir
periode audit dan menelusuri ke
catatan akuntansi untuk
memverifikasi kekurangan pisah
batas, atau

b. Menelusuri tanggal pembayaran
cek yang dikembalikan dengan
laporan pisah batas bank akhir
tahun ke tanggal yang telah
dicatat.
7. Melaksanakan pencarian kewajiban
yang belum tercatat.
a. Memeriksa pembayaran
berikutnya antara tanggal neraca
dan akhir pekerjaan lapangan,
serta apabila dokumen yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 63


bersangkutan menunjukkan bahwa
pembayaran dilakukan untuk
kewajiban yang ada pada tanggal
neraca, maka telusurilah ke daftar
hutang usaha.
b. Memeriksa dokumentasi hutang
yang dicatat pada akhir tahun
yang masih belum dibayar sampai
akhir pekerjaan lapangan.
c. Menyelidiki pesanan pembelian,
laporan penerimaan, faktur
penjual yang tidak sesuai pada
akhir tahun.
d. Melakukan tanya jawab dengan
personil bagian akuntansi dan
pembelian mengenai hutang yang
belum dicatat.
e. Mereview anggaran modal,
perintah kerja, dan kontrak
konstruksi sebagai bukti atas
hutang yang belum dicatat.
Pengujian 8. Mengkonfirmasi hutang usaha
Rincian Saldo a. Mengidentifikasi pemasok utama
dengan mereview register voucher
atau buku pembantu atau file
induk hutang usaha dan
mengirimkan permintaan
konfirmasi kepada pemasok
dengan saldo yang besar, aktivitas
yang tidak biasa, bersaldo kecil
atau nol, dan bersaldo debet.
b. Menyelidiki dan merekonsiliasi
perbedaan.
9. Merekonsiliasi hutang yang belum
dikonfirmasi dengan laporan bulanan
yang diterima klien dari pemasok.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 64



Penyajian dan 10. Membandingkan penyajian laporan


Pengungkapan dengan GAAP.
a. Menentukan bahwa hutang telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan
secara tepat menurut jenis serta
periode pembayaran yang
diperkirakan.
b. Menentukan apakah ada saldo
debet yang signifikan secara
keseluruhan sehingga harus
diidentifikasi.
c. Menentukan ketetapan
pengungkapan yang berkaitan
dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa atau hutang
yang dijamin.
d. Mengajukan pembayaran kepada
manajemen tentang ekstensi
komitmen yang belum
diungkapkan atau kewajiban
kontinjensi.

D. PROSEDUR AWAL
Titik awal bagi setiap pengujian audit adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis
dan industri klien. Pemahaman tentang signifikansi siklus pembelian dalam perushaaan
menyediakan konteks untuk penilaian risiko yang penting.Pemahaman atas pemicu atau
penggerak ekonomi perusahaan, termin perdagangan standar, dan seberapa luas
konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu menyediakan konteks untuk mengevaluasi
hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.
Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri
saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya, dan menggunakan perangkat lunak audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 65


tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang
tidak biasa, serta untuk mengembnagkan daftar jumlah yang terutang pada tanggal
neraca. Biasanya klien mempunyai daftar file voucher yang belum dibayar, buku
pembantu hutang usaha, atau file induk dalam bentuk ektronik. Auditor juga dapat
menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan ketetapan
matematis dari daftar tersebut dengan cara menjumlah ulang total dan dengan
memverifikasi bahwa jurnalnnya telah sesuai dengan saldo akun buku besar.

E. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor menerapakan prosedur ini adalah untuk menegembangkan ekspektasi
atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci
lainnya seperti pembelian atau persediaan.Suatu penurunan yang abnormal atas rasio
lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah.Beberapa
prosedur analitis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti mengenaii hutang usaha
telah diperlihatkan pada Peraga 3.3 pada modul sebelumnya. Prosedur analitis akan
dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi
dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.

F. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Terdapat empat pengujian substantif atas rincian transaksi hutang usaha yang utama.
Auditor terutama akan menitipberatkan pada pendeteksisan kurang saji huatang yang
dicatat serta hutang yang belum tercatat. Seberapa luas setiap pengujian itu dilakukan
akan bervariasi menurut tingkat risiko deteksi spesifik yang dapat diterima untuk asersi-
asersi terkait.

Menelusuri Hutang yang Dicatat ke Dokumentasi Pendukung


Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke
dokumentasi pendukung dalam file klien, seperti voucher, faktur, penjual, laporan
penerimaan, dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen
transaksi pengeluaran kas, seperti buku pengeluaran cek, atau memo dari penjual
menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga. Beberapa penelusuran mungkin
telah dilakukan selama pekerjaan interim, yaitu sebgai bagian dari pengujian bertujuan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 66


ganda bersama dengan penelusuran dari dokumen sumber ke catatan akuntansi.Luas
penelusuran (vouching) ini berhubungan langsung dengan kesimpulan auditor menegenai
risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Pengujian ini terutama
akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan empat dari
lima asersi, terkecuali asersi kelengkapan. Aplikabilitas dari pengujian ini terhadap asersi
kelengkapan adalah terbatas karena pengujian ini tidak dapat mendeteksi hutang yang
tidak pernah dicatat.

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pembelian


Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaksi pembelian
yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini dapat
dilakukan dengan menelusuri tanggal laporan penerimaan eayat jurnal register voucher
dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini
biasanya mencakup periode antara lima sampai sepuluh hari bisnis sebelum dan sesudah
tanggal neraca. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini berkaitan dengan asersi eksistensi
atau kejadian dan kelengkapan untuk hutang usaha.
Dalam memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari pengujian ini, pertimbangan
khusus harus diberikan atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca.
Barang yang dikirimkan dengan syarat FOB (free on board) shipping point harus
dimasukan dalam persediaandan hutang usaha pembeli. Sebaliknya, barang dalam
perjalanan yang dikirim dengan syarat FOB Destination harus tetap diperlakukan
sebagai persediaan penjua serta dikeluarkan dari persediaan dan hutang usaha pembeli
hingga barang tersebut tiba di departemen penerimaan pembeli. Dalam melakukan
pengujian ini, auditor harus menetukan bahwa pisah batas yang tepat telah dicapai ketika
melakukan perhitungan fisik persediaan, serta dalam mencatat transaksi pembelian.

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas pengeluaran Kas


Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat
penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca. Seperti
dalam kasus penngujian pisah batas penerimaan kas yang telah diuraikan pada bab yang
lalu, bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui
obeservasi langsung dan review atas dokumentasi internal.
Apabila auditor dapat menyajikan pada tanggal neraca, maka ia secara langsung dapat
menyaksikan lembar cek terakhir yang ditarik klien. Penelusuran selanjutnya atas bukti
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 67
ini ke catatan akuntansi akan dapat memverifikasi keakuratan pisah batas. Selain itu,
auditor juga dapat menelusuri cek-cek yang dibayar dalam periode beberapa hari sebelum
dan sesudah tanggal neraca ke tanggal cek tersebut dicatat.Bukti yang diperoleh dari
pengujian ini juga berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan
untuk hutang usaha.

Melakukan Pencarian Hutang yang Belum Tercatat


Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur yang
dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban signifikan yang belum dicatat pada
tanggal neraca. Dengan demikian, prosedur ini berkaitan dengan asersi kelengkapan
untuk hutang usaha.
Pembayaran Kemudian. pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent
payments) terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk cek-cek yang diterbitkan atau
voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila dokumentasi ini menunjukkan
bahwa pembayaran tersebut Ialah untuk membayar kewajiban yang ada pada tanggal
neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar hutang usaha guna menentukan apakah
hal tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha guna menentuan apakah hal
tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha.Pengujian ini dilakukan hingga akhir
pekerjaan lapangan untuk memperbesar peluang memperoleh bukti tentang hutang yang
secara sengaja atau kurang teliti tidak dimasukan dalam daftar hutang pada tanggal
laporan keuangan.Dengan demikian, pengujian ini melebihi periode yang digunakan
dalam pengujian pisah batas yang telah diuraikan di atas.
Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu tidak dicatat
pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayarn kemudian dapat menjadi
cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum dicatat. Auditor juga dapat
mencari periode selanjutnya ini dengan melihat lebih saji pembayaran kemudian dan
memusatkan perhatian pada transaksi yang bernilai besar.
Prosedur Lainnya Dokumentasi pendukung hutang yang telah dicatat, tetapi masih
belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan, juga harus diperiksa atas
dasar pengujian.Hal ini juga dapat mengungkapkan kewajiban yang ada tetapi belum
dicatat pada tanggal neraca. Prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang
belum dicatat meliputi: (1) mengiventasikan pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan
faktur penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. (2) mengajukan pertanyaan kepada
personil akuntansi dan pembelian tentang hutang yang belum dicatat, serta (3) mereview
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 68
anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari bukti adanya
hutang yang belum dicatat.

G. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang
usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang
diterima oleh klien dari penjual atau pemasok.

Konfirmasi Hutang Usaha


Tidak seperti konfirmasi piutang usaha, tidak ada anggapan yang dibuat mengenai
konfirmasi hutang usaha.Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi ini tidak
dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti
eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung
saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah,
terdapat kreditor individual dengan saldo yang relatif besar, atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.Seperti dalam kasus konfirmasi piutang usaha
auditor harus mengendalikan pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi serta
harus menerima jawaban langsung dari responden.
Apalagi konfirmasi akan dilakukan, maka akun dengan saldo nol atau kecil harus ada
diantara pilihan untuk konfirmasi karena saldo itu mungkin ditetapkan terlalu rendah
daripada akun dengan saldo yang besar. Selain itu, konfirmasi juga harus dikirimkan
kepada pemasok utama yang (1) telah digunakan pada tahun sebelumnya, tetapi tidak
dalam tahun berjalan, dan (2) tidak mengirimkan laporan bulanan.konfirmasi bentuk
positif harus digunakan dalam melakukan permintaan konfirmasi. Dapat diobservasi
bahwa konfirmasi itu tidak menyebutkan jumlah hutang yang harus dibayar. Dalam
mengkonfirmasi hutang usaha, auditor menghendaki agar kreditor menyebutkan jumlah
yang terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan catatan klien. Perhatikan
bahwa informasi juga diminta mengenai komitmen pembelian dari klien dan setiap
jaminan atas hutang tersebut.
Pengujian ini dapat memberikan bukti untuk semua asersi hutang usaha.Akan tetapi,
bukti yang tersedia untuk asersi kelengkapan bersifat terbatas karena adanya
kemungkinan kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengirim permintaan konfirmasi
kepada pemasok yang tidak mencatat kewajiban klien.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 69


Merekonsiliasi Hutang yang Belum Dikonfirmasi dengan Laporan Pemasok
Dalam banyak kasus, para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa
dijumpai dalam file klien. Dalam kasus ini, jumlah yang terutang kepada pemasok
menurut daftar hutang klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang
diperoleh dari prosedur ini juga berlaku untuk asersi yang sama seperti konfirmasi, tetapi
kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien, dan
bukan langsung kepada auditor. Selain itu, laporan ini mungkin tidak tersedia dari
pemasok tertentu.

PEMBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai kewajiban
lancar. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada
beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa dimasa depan, maka jumlah
semacam itu harus direklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai
aktiva. Selain itu, pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, komitmen pembelian, serta kewajiban
kontinjen.Jadi, penyajian dan pengungkapan manajemen harus dibandingkan dengan
persyaratan GAAP.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang
usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang
diterima oleh klien dari penjual atau pemasok.
Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh
transaks ipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian
untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan
faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi
tersebut.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 70


B. LATIHAN
Toro, seorang CPA telah ditugaskan mengaudit laporan keuangan PT.Jaya untuk tahun
yang berakhir 31 Des 20X1.Toro telah memperlajari struktur pengendalian internal yang
berkaitan dengan siklus pembelian, penerimaan, hutang usaha, dan pengeluaran kas.Serta
telah memutuskan untuk tidak melakukan pengujian pengendalian. Berdasarkan prosedur
review analitis. Toro merasa saldo hutang usaha dalam near per 31 Des 20X1 telah
ditetapkan terlalu rendah.
Toro meminta kliennya untuk memberikan skedul hutang usaha yang dibuat klien,
yang berisi total jumlah yang behutang kepada setiap pemasok.
Diminta :
Prosedur audit substantif tambahan apa yang harus dilakukan untuk mengaudit hutang
usaha ini ?

C. TES FORMATIF
1. Dalam prosedur pengujian pengendalian, dalam hal prosedur lainnya. Apa saja yang
dapat diungkapkan ?
2. Prosedur konfirmasi pemeriksaan hutang usaha bersifat opsi. Mengapa demikian ?
3. Bagaimana pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent payment) dilakukan
?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Dalam prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang belum dicatat
meliputi: (1) mengiventasikan pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur
penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. (2) mengajukan pertanyaan kepada
personil akuntansi dan pembelian tentang hutang yang belum dicatat, serta (3)
mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari
bukti adanya hutang yang belum dicatat.
2. Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa
hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti eksternal berupa
faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya.
Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat
kreditor individual dengan saldo yang relatif besar, atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
3. Pemeriksaan atas pembayaran kemudian terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk
cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila
dokumentasi ini menunjukkan bahwa pembayaran tersebut Ialah untuk membayar
kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar
hutang usaha guna menentukan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 71


hutang usaha guna menentuan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar
hutang usaha. Pengujian ini dilakukan hingga akhir pekerjaan lapangan untuk
memperbesar peluang memperoleh bukti tentang hutang yang secara sengaja atau
kurang teliti tidak dimasukan dalam daftar hutang pada tanggal laporan
keuangan.Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu
tidak dicatat pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayarn
kemudian dapat menjadi cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum
dicatat. Auditor juga dapat mencari periode selanjutnya ini dengan melihat lebih saji
pembayaran kemudian dan memusatkan perhatian pada transaksi yang bernilai besar.

E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 72


BAB 5 : SIKLUS PRODUKSI

1.1 LATAR BELAKANG


Siklus produksi adalah siklus yang terdapat pada perusahaan manufaktur, sedangkan
pengertian proses produksi sendiri yaitu mengubah barang yang mentah atau setengah jadi
menjadi barang yang memiliki nilai atau manfaat lebih. Siklus produksi pada prusahaan
manufaktur terdiri dari dua transaksi atau aktivitas, yang pertama transaksi manufaktur dan
aktivitas perhitungan fisik persediaan.
Siklus produksi merupakan suatu siklus yang penting dalam suatu kegiatan perusahaan
manufaktur, oleh karena itu perlu dilakukan proses auditing pada siklus ini. Audit terhadap
siklus produksi berarti mengevaluasi bukti transaksi dan/atau kejadian dalam transaksi
manufaktur dan aktivitas perhitungan fisik persediaan yang membentuk siklus produksi dan
mengkomunikasikanya kepada pihak yang berkepentingan. Akun persediaan merupakan akun
yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat karena persediaan adalah bagian
yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang terbesar yang melibatkan
modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 73


perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan dan perlunya mengalokasikan
biaya manufaktur ke dalam persediaan.
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material karena
sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya persediaan
mencakup bahan baku,tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena persediaan
bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam sejumlah uang
dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim.
Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki
persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam guudang penyimpanannya. Selain itu
dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan
persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perrusahaan tdk dicegah.
Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka
perusahaan berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem
persediaannya. Pengendalian intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang
laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain
mempengaruhi keandalan iinformasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian
yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada
pengendalian internyang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu struktur pengendalian
intern yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang harus diterapkan oleh
auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya dan banyak bukti yang harus
dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo perusahaan klien.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami menulis pembahasan terkait dengan audit
pada siklus produksi, untuk menunjukkan seberapa pentingnya proses audit dilakukan
terhadap siklus produksi serta pengujian pengendalian dan pengujian substantif yang akan
dilakukan ada proses audit siklus produksi

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana sifat siklus produksi ?
2. Bagaimana aktivitas pengendalian pada transaksi pabrikasi ?
3. Bagaimana pengujian substantif dilakukan atas saldo persediaan ?

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 74


1.3TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui sifat siklus produksi.
2. Untuk mengetahui aktivitas pengendalian pada transaksi pabrikasi.
3. Untuk mengetahui pengujian substantif yang dilakukan atas saldo persediaan

1.4MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Dosen mata kuliah Pengauditan II
Sebagai bahan penilaian kelompok terkait tugas presentasi mengenai audit siklus
produksi
2. Bagi Mahasiswa/Pembaca
Sebagai referensi belajar terkait materi auditan siklus produksi
3. Bagi Penyusun
Sebagai sarana bagi penyusun untuk belajar dan lebih mendalami materi
pengauditan siklus produksi

A. SIFAT SIKLUS PRODUKSI


Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi barang
jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas
barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksi dan
peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai
pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi
ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi
pabrikasi(manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini : (1) siklus pengeluaran
dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia
dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam penjualan barang
jadi. Interaksi diantara siklus-siklus ini dan akun-akun utama yang dipengaruhi oleh transaksi
pabrikasi diperlihatkan dalam gambar 2-1.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 75


Sumber : Boynton,2003

Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrikasi, pendebetan ke persediaan barang dalam proses, dan ayat jurnal yang
dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang sudah selesai dari barang dalam
proses ke barang jadi, berasal dari transaksi pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun
biasanya dianggap sebagai transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang
jadi yang diproduksi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi
dalam siklus produksi.

Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit akan dibahas dalam bagian ini : (1) tujuan audit atas
kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas
saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.
Tujuan audit tertentu dalam setiap kelompok ini dapat dilihat dalam Gambar 2-2.
Untuk menghindari tumpang tindih, maka pembahasan mengenai tujuan audit atas
saldo akun dan prosedur audit yang berkaitan dengan persediaan yang dibeli telah
ditangguhkan ke siklus pengeluaran agar bias dibahas dalam bab ini dengan
persediaan yang diproduksi. Demikian pula, pembahasan mengenai tujuan audit dan
prosedur audit yang berkaitan dengan harga pokok penjualan telah ditangguhkan ke
bab siklus pendapatan, menunggu pembahasan tenang asal mula biaya-biaya semacam
itu melalui transaksi pembelian dalam bab siklus pengeluaran dan transaksi pabrikasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 76


dalam bab ini. Jadi, sebagian bukti yang diperoleh mengenai tujuan yang berkaitan
dengan transaksi pembelian dan penjualan yang masing-masing telah dibahas dalam
materi sebelumnya, adalah relevan untuk memenuhi tujuan audit atas saldo akun yang
akan disajikan dalam Gambar 2-2. Beberapa contoh spesifik akan disaikan dalam
bagian berikut yang membahas metodologi audit untuk memenuhi tujuan tersebut.
Kategori Tujuan Audit atas Kelompok Tujuan Audit atas Saldo
Asersi Transaksi Akun
Persediaan yang tercetak dalam
Transaksi pabrikasi yang dicatat
neraca secara fisik ada (EO2).
menyajikan bahan, tenaga kerja,
Harga pokok penjualan
Keberadaan dan overhead yang ditransfer ke
menunjukkan harga pokok
atau keterjadian produksi yang sudah selesai ke
barang yang dikirimkan
barang jadi selama periode
(dijual) selama periode
berjalan (EO1).
berjalan (EO3).
Persediaan mencakup semua
bahan, produk, dan
perlengkapan yang ada di
Semua transaksi pabrikasi yang tangan pada tanggal neraca
Kelengkapan terjadi selama periode berjalan (C2).
sudah dicatat (C1). Harga pokok penjualan
mencakup dampak semua
transaksi penjualan selama
periode berjalan (C3).
Entitas memegang ha katas
Entitas pelapor memegang hak
Hak dan persediaan yang berasal dari
milik atas persediaan pada
Kewajiban transaksi pabrikasi yang dicatat
tanggal neraca (RO2).
(RO1).
Penilaian atau Transaksi pabrikasi telah Persediaan telah dinyatakan
alokasi dijurnal, diikhtisarkan, dan dengan tepat pada harga yang
dibukukan atau diposting terendah antara harga pokok
dengan benar. (VA1). dan harga pasar (VA2).
Harga poko penjualan
didasarkan pada penerapan
metode arus biaya yang
berlaku secara konsisten

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 77


(VA3).
Persediaan (PD2) dan harga
pokok penjualan (PD3) telah
Rincian transaksi pabrikasi diidentifikasikan secara tepat
mendukung penyajiannya dalam dalam laporan keuangan.
Penyajian dan
laporan keuangan termasuk Pengungkapan yang
pengungkapan
klasifikasi dan berhubungan dengan dasar
pengungkapannya (PD1). penilaian dan pengagunan dan
peminjaman persediaan sudah
memadai (PD4).

Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan


Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam
merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan
pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba
serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi
banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang
penting untuk mencapai keberhasilan.
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi, auditor biasanya ingin
memahami intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku
dan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pabrikasi itu. Suatu proses yang
terutama bersifat padat modal, seperti penyulingan minyak, biasanya mempunyai
jumlah biaya tetap yang signifikan yang memerlukan volume yang cukup besar untuk
menjamin profitabiitas. Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam
mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan, tetutama pada saat
mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilian persediaan baik
pada biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak
kepemilikan atas persediaan, serta masalah penyajiaan dan pengungkapan.
Persediaan sebenarnya tidak material bagi industri-industri seperti industri
hotel dan sekolah. Kedua industri ini merupakan industri jasa, dan audit atas
persediaan biasanya tidak signifikan terhadap keseluruhan strategi audit dalam kedua
industri itu. Akan tetapi, dalam mengaudit toko eceran, pabrikan peralatan rumah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 78


tangga, dan pabrikan komputer, audit atas persediaan merupakan proses inti yang
material dan sangat penting bagi keberasilan entitas bersangkutan. Gambar 2-3
mengikhtisarkan beberapa data kunci yang penting bagi industri ini.
Dalam setiap kasus, unsur persediaan merupakan hal yang material terhadap
neraca suatu entitas atau perusahaan.walaupun demikian, setiap industri memiliki sifat
yang unik dalam hal jumlah hari yang diperlukannya untuk memutar persediaan.
Selain itu, dalam setiap kasus, jumlah industri tersebut, sehingga sangat penting untuk
memahami keadaan klien mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada saat
mengevaluasi kewajaran laporan keuangan, auditor biasanya akan mengevaluasi harga
pokok penjualan dan margin kotor ketika mengaudit persediaan. Auditor harus
menyadari bahwa jika persediaan ditetapkan terlalu tinggi maka harga pokok
penjualan akan ditetapkan terlalu rendah dan margin kotor ditetapkan lebih tinggi.
Salah saji yang sama yang menetapkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan
menetapkan persediaan terlalu tinggi akan menetapkan jumlah hari perputaran
persediaan terlalu tinggi serta membuatnya terlihat memerlukan waktu yang lebih
lama untuk memutar persediaan daripada sebelumnya.
Karena pentingnya persediaan bagi kewajaran penyajian bagi sebagian besar
pabrikan, pedagang grosir, dan pedagang eceran, maka auditor dapat menggunakan
prosedur analitis untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah. Karena
signifikannya jumlah transaksi persediaan yang dilakukan oleh entitas-entitas ini,
maka auditor akan sering menekankan pada pendekatan penilaian tingkat risiko
pengendalian yang lebih rendah dalam situasi-situasi tersebut.

Gambar 2-3 Ikhtisar Statistik Industri Tertentu


Jumlah Hari
Median Jumlah Hari Jumlah Hari
Perputaran
Persediaan Perputaran Perputaran
Industri Persediaan
sebagai % dari Persediaan Persediaan
(Kuartil
Total Aktiva (Kuartil Atas) (Median)
Bawah)
Toko eceran 27% 15 hari 21 hari 29 hari
Pabrikan
peralatan rumah 32% 50 hari 78 hari 126 hari
tangga
Pabrikan 24% 29 hari 47 hari 110 hari

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 79


komputer

Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis


Materialitas
Gambar 2-3 mengilustrasikan pentingnya persediaan bagi pabrikan dan pedagang
eceran. Bagi entitas-entitas ini persediaan adalah unsur yang material dan audit atas
persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam
siklus ini akanbervariasi menurut beberapa pertimbangan. Pertimbangan utama dalam
megevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat.
Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi
kesalahan. Umumnya audit atas persediaan, termasuk mengamati keberadaan
danmengaudit ketepatan penilaian persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya,
auditor biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan
materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan
mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.
Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena
persediaan bukan merupakan bagian dari proses inti entitas itu. Namun, untuk
pabrikan, pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat bernilai sebesar
atau mendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini :
Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-
akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.
Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran,
dan alokasi-alokasi biaya yang dapat dimasukkan dalam persediaan seperti bahan,
tenaga kerja, dan overhead pabrik tak langsung, biaya produk gabungan, disposisi
varian biaya, akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah
akuntansi biaya lainnya.
Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan digunakannya
prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 80


geometrik timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh
seorang pakar.
Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah kesulitan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik terhadap pencurian
dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara
lokasi-lokasi itu.
Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus
dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan faktor-faktor lain
seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta
kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan penilaian
persediaan itu.
Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali
Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat
auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan di atas, jika
laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya
margin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka
persediaan mungkin tetap ditetapkan terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan akan
masalah pisah-batas yang dapat menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
Gambar 2-4 menyajikan beberapa contoh prosedur analitis beserta penjelasan
mengenai masalah yang dapat diidentifikasi. Jika persediaan bersifat material bagi
audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur
analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa
sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit di mana salah saji mungkin terjadi.

Gambar 2-4 Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi

Rasio Rumus Signifikansi Audit


Jumlah hari Rata-rata hutang persediaan : Pengalaman sebelumnya
perputaran harga pokok penjualan X 365 mengenai hari perputaran
persediaan persediaan digabungkan dengan
pengetahuan tentang harga pokok
penjualan akan bermanfaat dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 81


mengestimasi tingkat persediaan
tahun berjalan. Perpanjangan
periode ini dapat
mengindikasikan masalah
eksistensi atau keberadaan, atau
masalah dalam menentukan nilai
yang terendah antara harga pokok
danharga pasar.
Pertumbuhan ((persediaann : persediaann-1) - Rasio yang lebih besar dari 1,0
persediaan terhadap 1) : ((harga pokok penjualann menunjukkan bahwa pesediaan
pertumbuhan harga harga pokok penjualann-1) tumbuh lebih cepat daripada
pokok penjualan 1) penjualan. Rasio yang besar dapat
menunjukkan kemungkinan
adanya masalah keusangan
persediaan.
Barang jadi yang Kuantitas barang jadi : Berguna dalam mengestimasi
diproduksi terhadap kuantitas bahan baku efisiensi proses pabrikasi. Dapat
bahan baku yang membantu dalam mengevaluasi
digunakan kewajaran biaya produksi.
Barang jadi yang Kuantitas barang jadi : Bermanfaat dalam mengestimasi
diproduksi terhadap kuantitas tenaga kerja efisiensi proses pabrikasi. Dapat
tenaga kerja langsung membantu dalam mengevaluasi
langsung kewajaran biaya produksi.
Produk yang cacat Jumlah produk cacat sebagai Bermanfaat dalam mengestimasi
per juta persentase dari setiap juta efektivitas proses pabrikasi.
yang diproduksi Dapat membantu dalam
mengevaluasi kewajaran biaya
prosuksi dan beban garansi

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal


Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima
komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi
pabrikasi dalam suatu produksi. Misalnya, dalam komponen lingkungan pengendalian,
struktur organisasi harus mencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi
secara keseluruhan. Dengan menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi,

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 82


pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya mempunyai wewenang atas departemen
perencanaan serta pengendalian produksi dan setiap departemen pabrikasi. Filosofi dan
gayaoperasi manajemen juga mencakup pendekatannya terhadap pengambilan serta
pemantauan risiko bisnis yang berhubungan dengan keputusan produksi dan tingkat
persediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya manusia entitas tersebut
yang berkaitan dengan para karyawan departemen produksi dapat secara signifikan
mempengaruhi penggunaan, dan pertangungjawaban atas, faktor-faktor produksi.
Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko
yang dibahas dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang
pengendalian yang sesuai. Sebagai contoh, jika emas digunakan dalam proses
pabrikasi, maka eas itu harus dikendalikan secara cermat dan sering dihitung
mengingat nilai bahan baku tersebut.
Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan
catatan pendukung seperti file produk atau file induk. Untuk perusahaan pabrikasi,
ada catatan pterpisah untuk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi. Sistem yang digunakan oleh suatu entitas dapat mencakup sistem biaya pesanan
serta proses, dan baik biaya aktual maupun standar mungkin dicatat. Dalam sistem
biaya pesanan, biaya pabrikasi diakumulasi menurut pesanan dan akun barang dalam
proses didukung oleh setiap catatan biaya pesanan. Dalam sistem biaya proses, biaya
diakumulasi menurut departemen atau proses. Dokumen, catatan, dan file komputer
khusus yang biasanya ditemukan dalam sistem-sistem ini akan dibahas pada bagian
berikutnya.
Berbagai aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi,
termasuk penggunaan anggaran dan review kinerja, akan dibahas pada bagian
selanjutnya dari bab ini. Pemantauan pengendalian oleh manajemen dalam siklus
produksi meliputi umpan balik dari pelanggan tentang kualitas produk dan ketepatn
waktu pengiriman, serta penggunaan auditor internal untuk menilai efektivitas
pngendalian biaya, akurasi data biaya, dan pengendalian fisik atas persediaan.

B. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PABRIKASI


Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Perintah Produksi (production order). Formulir yang menunjukkan kuantitas dan
jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan
suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 83
Slip kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar bahan baku dan
komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.

Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen
produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan
berdasarkan perintah produksi yang telah disetujui.

Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan
tertentu.

Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan


fisik barang dalam proses diantara departemen produksi, dan diantara barang dalam
proses serta barang jadi.

Laporan aktivitas Produksi harian (daily production activity report). Laporan


yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah
diselesaikan.

Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan


perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang
ditambahkan ked an dikurangkan dari masing-masing akun persediaan, serta unit-
unit yang ada ditangan dan biaya terkait yang membentuk saldo persediaan pada
suatu titik waktu.

File induk biaya standar (standar cost master file). File komputer yang berisi
biaya standar.

File induk persediaan bahan baku (raw-materias inventory master file). File
komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini
digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.

File induk persediaan barang jadi (finished goods mater file). File komputer
yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat digunakan sebagai
persediaan perpetual untuk barang jadi.

Fungsi-Fungsi Pengendalian Yang Terkait

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 84


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikan serta pengamatan persediaan melibatkan
fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini:
1. Memulai produksi:

Merencanakan dan mengendalikan produksi

Mengeluarkan bahan baku

2. Memindahkan barang:

Memproses barang dalam produksi

Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai kebarang jadi.

Melindungi persediaan.

3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan:

Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.

Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.

Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen seperti perencanaan


dan pengendalian produksi, bagian pembelian (bahan baku), departemen produksi, pencatatan
waktu (time keeping), barang jadi, TI, akuntansi biaya, dan akuntansi umum. Seperti halnya
pengedalian lainnya, harus ada pemisahan tugas antara pelaksanaan dan pencatatan transaksi
pabrikasi serta penyimpanan persediaan pabrikasi. Pengendalian yang berkaitan dengan
pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi hak
dan kewajiban, penilaian alokasi, serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan
persediaan pabrikasi. Gambar pada tabel dibawah mengikhtisarkan contoh prosedur-prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan setiap fungsi tersebut.

Pengendalian komputer
EO1 C1 RO1 VA1 PD1
Fungsi Potensi salah (Pengendalian manual
saji dicetak miring)
Memulai Mungkin telah Persetujuan atas perintah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 85


produksi diperintahkan produksi dalam P
Merencankan produksi yang perencanaan dan
dan berlebihan pengendalian produksi
mengendalika
n produksi

Mengeluarkan Penggunaan Disyaratkan adanya slip


bahan baku bahan baku pengeluaran bahan yang P
tanpa otorisasi telah ditandatangani
untuk semua bahan yang
dikeluarkan keproduksi.

Komputer D D
memperhitungkan slip
pengeluaran bahan
bernomor urut dan
merekosiliasi slip itu
dengan pencatatan dalam
laporan produksi harian
Perpindahan Jumlah jam Komputer
Barang tenaga kerja membandingkan jumlah P
Memproses langsung jam produksi (atau tiket
barang dalam mungkin tidak waktu) untuk mencatat
produksi dibebankan ke jam tenaga kerja langsung
perintah dalam laporan produksi
produksi harian. D D

Komputer
memperhitungkan jumlah
jam yg dibebankan pada
laporan produksi harian.
Memindahkan Personil Tanda tangan personil
pekerjaan dibagian gudang barang jadi pada P
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 86
yang sudah barang jadi tiket pemindahan terakhir
selesai ke mungkin atas penerimaan barang.
persediaan menyatakan
barang jadi bahwa barang
belum diterima Komputer
dari bagian memperhitungkan tiket
produksi perpindahan persediaan
dan merekonsiliasi dengan
catatan pada laporan
produksi yang sudah
selesai.
Melindungi Persediaan Penggunaan gudang P
persediaan mungkin telah terkunci dengan akses
dicuri dari dibatasi pada personil
gudang yang mendapat otorisasi
saja
P

Barang dalam Pemanfaatn tenaga


proses penjagaan pabrik.
mungkin telah
dicuri atau D D
salah jalan
selama
produksi. Tiket perpindahan
persediaan yang
ditandatangani untuk
mengendalikan
perpindahan barang
sepanjang departemen
produksi, dan tiket itu
direkonsiliasi dengan
laporan produksi harian
dan laporan produksi yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 87


sudah selesai.
Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan
Menentukan Biaya pabrikasi Penggunaan bagan akun; P P
dan mencatat mungkin pelaporan data biaya
biaya dicatat dengan pabrikasi yang tepat
pabrikasinya jumlah yang waktu untuk menelaah
salah. kinerja manajemen
termasuk pembandingan
anggaran. D D D

Biaya pabrikasi Komputer


langsung yang membandingkan data
dialokasikan laporan produksi harian
kebarang dalam dengan dokumen sumber
proses mungkin yang mendasari (tiket
tidak dicatat perpindahan persediaan
atau dicatat dan kartu waktu). D D
dengan jumlah
yang salah.

Mungkin telah
diterapkan Persetujuan manajemen
biaya overhead atas tariff overhead dan
atau biaya biaya standar; pelaporan D D
standar yang data biaya pabrikasi yang
tidak tepat. tepat waktu untuk
menelaah kinerja
manajemen dan invetigasi
varians.
Biaya produksi
yang sudah Komputer membaningkan
disesuaikan data laporan produksi yang
mungkin tidak sudah selesai dengan
dipindahkan dokumen sumber yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 88


kebarang jadi mendasarinya (tiket
atau perpindahan persediaan
dipindahkan dan kartu waktu).
dengan jumlah
yang salah.

Menjaga Kuantitas Perhitungan persediaan D D D D


kebenaran persediaan periodic yang independen;
saldo-saldo yang tercatat perbandingannya dengan
persediaan mungkin tidak catatan tentang jumlah
sesuai dengan dan kepemilikan.
kuantitas
persediaan
yang ada D
ditangan Komputer mengecek
kesesuaian antara catatan
Nilai tercatat tambahan dan akun-akun
persediaan pengendali.
dalam buku
besar pembantu
atau file induk
mungkin tidak D
sesuai dengan
akun-akun
pengendali. Inspeksi kondisi
persediaan secara
Persediaan periodic; laporan aktivitas
mungkin persediaan periodic untuk D D D D D
dicatat dengan menelaah kinerja
jumlah yang manajemen.
melebihi nilai
pasar. Pengendalian
Manajemen

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 89


Tingkat manajemen yang
Manajemen berwenang memantau
mungkin tidak tingkat produksi, biaya
bertanggungja produksi, dan kewajaran
wab atas tingkat persediaan
pengelolaan dibandingkan dengan
sumber daya volume penjualan.
persediaan,
sehingga
menimbulkan
berbagai salah
saji dalam
laporan
keuangan.
Semua pengendalian komputer mengasumsikan bahwa pengecualian/penyimpangan dicetak
dalam laporan pengecualian untuk ditindaklanjuti atau bahwa suatu pesan terjadinya kesalahan
telah muncul selama pemasukan data serta transaksi itu tidak dapat diproses tanpa koreksi atau
akseptansi.
P= pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa
otorisasi.
D=pengendalian yang potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa
otorisasi

Gambar 2-5 Pertimbangan Risiko Pengendalian-Transaksi Pabrikasi

Sumber : Boynton :2003

Memulai Produksi

1. Merencanakan dan Mengendalikan Produksi

Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian


produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis peramalan
penjualan serta kebutuhan persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan
dengan menerbitkan perintah produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau cara
lain, harus digunakan untuk mempertanggungjawabkan seluruh perintah produksi
yang dikeluarkan dan pecatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 90
kebutuhan bahan juga disiapkan yang menunjukkan bahan dan komponen yang
diperlakukan serta yang ada ditangan. Apabila pesanan harus dilakukan kepada
pemasok, maka salinan laporan ini akan dikirimkan ke sebagian pembelian.
Depertemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab
untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga kerja, serta memantau kemajuan
perintah produksi sampai diselesaikan dan dipindahkan kebarang jadi. Penelaah atas
laporan aktivitas produksi harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat
penting dalam memenuhi tanggung jawab ini

2. Mengeluarkan Bahan Baku

Gudang akan menyerahkan bahan baku kebagian produksi setelah menerima


slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip
ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah
produksi yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangani oleh penyedia atau
pekerja produksi yang berwenang. Teknologi informasi, atau cara lain, harus
digunakan untuk mencocokan slip pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan
pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian mengenai
penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu komponen laporan aktivitas
produksi harian yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi.

Perpindahan Barang

1. Memproses Barang dalam Memproduksi

Tenanga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu


dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan
mengharuskan karyawan memasukkan tanda pengenal mereka kedalam terminal
komputer, kemudian mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka
memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan. Dalam kedua cara itu, suatau
ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya disiapkan dari data
catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi harian.
Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu
departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan barang itu ke
departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah tiket perpindahan yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 91


harus ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu. Teknologi
informasi, atau cara lain, harus mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan
dengan pencatatan akhrinya tentang biaya pabrikasi.

2. Memindahkan Pekerjaan yang Sudah Selesai ke Barang Jadi

Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus
Inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai.
Barang itu kemudian dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung
jawab atas barang itu dengan menandatangani tiket perpindahan akhir.

3. Melindungi Persediaan

Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan.


Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang kunci terkunci
dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi merupakan hal
yang penting dalam melindungi aktiva ini. Proteksi terhadap barang dalam proses
dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas
keamanan pabrik, pembrian label pada barang, dan penggunaan tiket pepindahan
bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses disekitar
pabrik.

Mencatat Transaksi Pabrikasi Dan Persediaan

a. Menentukan dan Mencatat Biaya Pabrikasi

Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini:

Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung kebarang dalam


proses.

Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.

Memindahkan biaya diantara departemen produksi (menurut sistem biaya


proses).

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 92


Untuk menghasilkan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan
akun harus menyediakan sejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan
dan memantau biaya-biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data
biaya yang tepat waktu untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen
mengenai aktivitas produksi dan pengendalian biaya juga merupakan alat yang
berguna untuk mendeteksi kesalahan klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi.
Laporan semcam itu biasanya mencakup perbandingan antara data aktual dan yang
dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya. Pengendalian tambahan terhadap
pencatatan biaya pabrikasi meliputi :

Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian


biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan data mengenai penggunaan
bahan dan tenaga kerja dalam laporan aktivitas produksi harian.

Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang


dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi
yang sudah selesai.

b. Mempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan

Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktivitas.


Pertama, harus dilakukan perhitungan periodik yang independen terhadap
persediaan yang ada ditangan dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat
menurut catatan persediaan perpetual. Pembandingan ini dapat mengungkapkan
kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak ada lagi, catatan kuantitas ditangan tidak
lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah diklasifikasikan dalam catatan.
Kedua, harus dilakukan pengecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian
antara jumlah dolar yang tercatat dalam file induk persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi dengan masing-masing akun pengendali buku besar
umum. Ketiga, melalui inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan dan
penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan, penyesuaian untuk
menrunkan nilai tercatat persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan.

Sistem Ilustratif Untuk Pemrosesan Transaksi Pabrikan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 93


Gambar 2-6 Ilustrasi Pemrosesan Transaksi Pabrikan

Sumber : Boynton :2003

Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian


Dalam memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang bagian-bagian dari
komponen pengendalian internal yang relevan dengan transakasi pabrikasi, auditor
menggunakan prosedur yang sama sepeti pada kelompok transaksi lainnya. Prosedur ini
meliputi review atas pengalaman sebelumnya dengan klien bersangkutan, jika ada,
pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta pengamatan personil produksi lainnya,
pemeriksaan dokumen dan catatan produksi, serta pengamatan atas aktivitas dan kondisi
produksi. Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal,
bagan arus, dan memorandum naratif.
Ketika auditor merencakan untuk menilai risiko pengendalian yang sudah terprogram
itu (misalnya, dengan menggunakan data pengujian), menguji pengendalian umum
komputer, dan menguji prosedur tindak lanjut manual. Auditor biasanya akan menguji
pengendalian manual melalui kombinasi antara pengajuan pertanyaan, observasi terhadap
individu-individu yang sedang melaksanakan tugasnya, pemeriksaan dokumen dan
laporan, serta pelaksanaan kembali beberapa aktivitas pengendalian oleh auditor sendiri.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 94


Hasil dari setiap pengujian pengendalian ini harus didokumentasikan untuk membentuk
dasar bagi penilaian risiko pengendalian akhir atas asersi signifikan yang berkaitan
dengan transaksi pabrikasi.

Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian


Penaksiran risiko pengendalian untuk suatu asersi merupakan faktor penentu tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima untuk suatu asersi, yang pada gilirannya akan
berdampak terhadap tingkat pengujian substantif yang direncanakan (yang mencakup
sifat, saat, dan lingkup pengujian substantif) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
audit. Jika risiko pengendalian ditaksir terlalu rendah, risiko deteksi dapat terlalu tinggi
ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang tidak memadai
sehingga auditnya tidak efektif. Sebaliknya, jika risiko pengendalian ditaksir terlalu
tinggi, auditor dapat melakukan pengujian substantif melebihi dari jumlah yang
diperlukan, sehingga auditor melakukan audit yang tidak efisien.
Setelah memperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang
relevan dengan pelaporan keuangan siklus produksi dan setelah menaksir risiko
pengendalian untuk berbagai asersi akun yang terkait dengan siklus produksi (persediaan
atau biaya), auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian yang sesungguhnya
atau final dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut. Jika
tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat
melanjutkan untuk mendesain pengujian substantif khusus berdasarkan tingkat pengujian
substantif yang direncanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan
yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor
mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingakt risiko deteksi yang
diterima.

C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu,
biaya, dan upaya audit yang sangat substansial. Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini
efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi, harus
dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan
pernasangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Saldo Persediaan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 95


Gambar 2.7 Kerangka Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan

Sumber : Mulyadi, 2002

Rerangka tujuan pengujian substantif terhadap persedian dilukiskan pada gambar di atas.
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantive terhada
persediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun persediaan yang dicantumkan di
neraca mencerminkan saldo akun Sediaan Produk Jadi, Sediaan Suku Cadang, Sediaan
Bahan Habis Pakai Pabrik (factory supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang
digolongkan ke dalam lima kelompok : (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitis, (3)
pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, dan (5)
verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif
tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam
akun Modal Saham dan akun penilaiannya : (1) keberadaan dan keterjadian, (2)
kelengkapan,(3) hak kepemilikan, (4) penilaian dan (5) penyajian dan pengungkapan

Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian


Sesuai dengan model risiko audit, spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 96


mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko
pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-
asersi itu. Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok
transaksi yang mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti yang diperlihatkan dalam
tabulasi berikut ini :

KELOMPOK KELOMPOK
AKUN TRANSAKSI YANG TRANSAKSI YANG
PERSEDIAAN MEMPERBESAR MEMPERKECIL
AKUN AKUN
Persediaan barang Pembelian Penjualan
dagang
Bahan Baku Pembelian Transaksi pembelian
yang mentransfer biaya
bahan ke produksi
Barang Dalam Transaksi pabrikasi yang Transaksi pabrikasi
Proses mentransfer biaya bahan, yang menstransfer
tenaga kerja, dan biaya dari akun ini ke
overhead dalam proses akun barang dalam
lainnya proses atau barang jadi
lainnya
Barang Jadi Transaksi pabrikasi yang Penjualan
mentransfer biaya
produksi yang sudah
selesai ke barang jadi
Gambar 2-8 Kelompok Transaksi Yang Mempengaruhi Akun Persediaan

Sumber : Boynton 2003

Jadi misalnya, dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi/keberadaan


atau keterjadian pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitungkan
penilaian risiko pengendaliannya untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian
bagi transaksi yang memperbesar saldo persediaan, dan asersi kelengkapan untuk
transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan

Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling
tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo
persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhan yang dapat diterima mungkin harus

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 97


diperkecil untuk asersi- asersi ini dibandingkan untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya
akan mempengaruhi keputusan tentang perancangan pengujian substantif, dan bauran
prosedur analitis serta pengujian rincian.

Merancang Pengujian Substantif

Tujuan Audit Saldo Akun


Kategori Pengujian Substantif
EO# C# RO2 VA# PD#

Prosedur Awal 1. Memperoleh pemahaman tentang 2


bisnis dan indutri serta menentukan:

a. Signifikansi harga pokok penjualan


dan persediaan bagi entitas

b. Penggerak ekonomi utama yang


mempengaruhi harga pokok
penjualan, marjin kotor, dan
kemungkinan keusangan persediaan
entitas.

c. Sejauh mana klien memiliki


persediaan konsinyasi (masuk atau
keluar)

d. Eksistensi komitmen pembelian dan


konsentrasi aktivitas dengan
pemasok

2. Melaksanakan prosedur awal atas


saldo dan catatan persediaan yang
akan diuji lebih lanjut

a. Menelusuri saldo awal persediaan


ke kertas kerja tahun sebelumnya.

b. Menelaah aktivitas dalam akun


persediaan dan menyelidiki ayat
jurnal yang tampak tidak biasa
menyangkut jumlah atau

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 98


sumbernya.

c. Memverifikasi total catatan


perpetual dan skedul persediaan
lainnya serta keseuaiannya dengan
saldo akhir buku besar umum

Prosedur 3. Melaksanakan prosedur analitis 2, 2,3 2,3


Analitis 3
a. Menelaah pengalaman dan
kecenderungan industri

b. Memeriksa analisis perputaran


persediaan

c. Menelaah hubungan saldo


persediaan dengan aktivitas
pembelian, produksi dan
penjualan terakhir.

d. Membandingkan saldo persediaan


dengan volume penjualan yang
diantisipasi
Pengujian 4. Atas dasar pengujian, memvouching 2,3 2,3 2,3
rincian ayat jurnal dalam akun persediaan ke
transaksi dokumentasi pendukungnya (misalnya,
faktur penjual, catatan biaya pabrikasi,
laporan produksi yang sudah selesai,
serta catatan penjualan dan retur
penjualan).

5. Atas dasar pengujian, menelusuri data


2, 2,3 2,3
dari catatan pembelian, pabrikasi,
3
produksi yang sudah selesai, dan
penjualan ke akun persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 99


6. Pengujian pisah-batas retur pembelian 2,3
dan penjualan (penerimaan), 2,3
perpindahan barang melalui
departemen pabrikasi (routing), dan
penjualan (pengiriman)
Pengujian 7. Mengamati penghitungan fisik 2 2 2
Rincian Saldo persediaan yang dilakukan klien

a. Memutuskan waktu dan luas


pengujian

b. Mengevaluasi kelayakan rencana


perhitungan persediaan klien

c. Mengamati kecermatan
perhitungan klien dan melakukan
pengujian penghitungan

d. Mencari indikasi adanya


persediaan yang bergerak lambat,
rusak, atau using

e. Mempertanggungjawabkan semua
label persediaan dan lembar
perhitungan yang digunakan dalam
perhitungan fisik

8. Menguji akurasi klerikal daftar


persediaan
a. Menghitung kembali total dan
perkalian kuantitas dengan harga
per unit
b. Menelusuri pengujian perhitungan
(dari butir 6c) ke daftar
c. Memvouching persediaan dalam
daftar ke label persediaan dan 2 2 2

lembar perhitungan
d. Merekonsiliasi perhitungan fisik
dengan catatan perpetual dan saldo
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 100
buku besar umum serta menelaah
ayat jurnal penyesuaian

9. Menguji penetapan harga persediaan


a. Memeriksa faktur penjual yang
sudah dibayar untuk persediaan
yang dibeli
b. Memeriksa ketepatan tarif tenaga
kerja langsung dan overhead, biaya
standar, serta disposisi varians yang
berhubungan dengan persediaan
yang diproduksi
10. Mengkonfirmasi persediaan pada
lokasi di luar entitas
11. Memeriksa perjanjian dan kontrak
2
konsinyasi.

2 2

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 101


Pengujian 12. Mengevaluasi nilai realisasi bersih 2
persediaan :
rincian saldo
a. Memeriksa faktur penjualan setelah
:estimasi
akhr tahun dan melakukan pengujian
akuntansi
nilai terendah antara harga pokok dan
harga pasar
b. Membandingkan persediaan dengan
katalog penjualan dan laporan
penjualan tahun berjalan entitas
c. Mengajukan pernyataan tentang
persediaan yang bergerak lambat,
berlebih, atau usang dan menentukan
perlunya melakukan penurunan nilai
persediaan
d. Mengevaluasi proses manajemen
untuk mengestimasi nilai realisasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 102


bersih persediaan dengan
menggunakan pengalaman
sebelumnya
e. Mengevaluasi nilai realisasi bersih
persediaan berdasarkan informasi
tentang :
Kecenderungan industry
Kecenderungan perputaran
persediaan
Persediaan tertentu yang
bergerak lambat
Prosedur Observasi atas perhitungan peresediaan
akuntansi fisik yang dilakukan pada langkah 7 di
atas
Penyajian dan 13. Membandingkan penyajian dalam 2,3,

pengungkapan laporan dengan GAAP 4

a. Mengkonfirmasi perjanjian
penjaminan dan penggunaan
persediaan
b. Menelaah penyajian dan
pengungkapan persediaan dalam
konsep laporan keuagan dan
menentukan kesesuaiannya dengan
GAAP
Gambar 2-9 :Pengujian Substantif yang Mungkin Dilakukan terhadap Asersi-Asersi Saldo
Persediaan

Sumber : Boynton, 2003


Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada
persediaan barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah diproduksi
juga berkaitan dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang bersesuaian,
karena adanya hubungan timbal balik di antara akun-akun tersebut. Perhatikan bahwa
terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik yang
berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta
penilaian atau alokasi.

Prosedur Awal

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 103


Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna menetapkan konteks untuk
mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan,
maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat
dalam proses pabrikasi. Jika suatu pabrikan bersifat padat modal, maka pabrikan itu
akan memerlukan volume aktivitas yang tinggi, mungkin dengan beroperasi pada
tingkat 80% hingga 90% dari kapasitas, untuk mencapai profitabilitas impas
(breakeven). Jika entitas itu merupakan pengecer, maka penting untuk memahami
sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai
distribusi ini. Auditor juga harus memahami pentingnya persediaan konsinyasi,
apakah itu konsinyasi masuk atau konsinyasi keluar, bagi bisnis klien.

Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh klien di


neracanya sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi persediaan yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu
dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bawa informasi persediaan yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya.
Oleh karena itu, menurut Mulyadi (2002 : 268) auditor melakukan lima prosedur
berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :

1. Menelusuri saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun


persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar
2. Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
3. Telusuri saldo awal akun persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
4. Telusuri posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal yang
bersangkutan
5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrol
persediaan di buku besar
Selain itu, menurut Boynton (2003:155), prosedur awal juga menyangkut
penentuan bahwa skedul persediaan perpetual yang terinci atau skedul persediaan
lainnya telah sesuai dengan saldo buku besar umum

Prosedur Analitis

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 104


Dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan
klien yang mencerminkan keadaan yang sedang terjadi dalam industri, dapat
membantu auditor menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan
kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan atau keterjadian atau kelengkapan
data klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan,
melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan
permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar. Review atas
hubungan antara saldo persediaan dengan aktivitas pembelian, produksi, dan
penjualan terakhir juga akan membantu auditor memahami perubahan-perubahan
dalam tingkat persediaan.
Menurut Haryono (2014:785), ada beberapa prosedur analitis yang sering
digunakan, antara lain :

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Membandingkan persentase laba kotor Lebih saji atau kurang aji persediaan
dengan tahun lalu dan harga pokok penjualan
Membandinkan kecepatan perputarn Keusangan persediaan yang
persediaan (harga pokok penjualan mempengaruhi persediaan dan harga
dibagi dengan rata-rata persediaan) pokok penjualan. Lebih saji atau kurang
dengan tahun lalu saji persediaan
Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok
dengan tahun lalu per unit yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan
Membandingkan biaya produksi tahun Kesalahan penyajian harga pokok per
ini dengan tahun lalu (biaya variabel unit persediaan, terutama biaya tenaga
harus disesuaikan untuk perubahan kerja langsung dan overhead pabrik,
dalam volume) yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
Gambar 2.10 Prosedur Analitis yang Sering Digunakan

Selain melakukan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun


persediaan dengan akun-akun laporan keuangan lainnya, auditor sering menggunakan
informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo persediaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh, auditor mungkin membutuhkan pengetahuan tentang ukuran dan berat
produk, metoda penyimpanan (dalam tangki, dalam karung atau cara penyimpanan
lain), serta kapasitas fasilitas gudang (luasnya berapa meter persegi) untuk menentukan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 105


apakah persediaan terbukukan konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang. Setelah
melakukan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis,
auditor memiliki basis untuk merancang dan melaksanakan pengujian rinci atas saldo
akhir persedian

Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung (vouching)
dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan
ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.

Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh
vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan
dokumen pendukung.

Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke faktur
penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen
dan catatan penjualan.
Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Vouching ayat jurnal yang meperbesar saldo persediaan akan memberikan bukti
tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat transaksi. Sementara vouching
ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan untuk menentukan ketepatan
penurunan persediaan akan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi
penilaian, dan dapat menunjukkan adanya masalah asersi kelengkapan jika terdapat
dukungan atas pengkreditan itu. Penelusuran dokumentasi pembelian dan faktor-
faktor biaya yang ditambahkan pada produksi ke ayat jurnal dalam akun persediaan
akan memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan.
Sementara penelusuran dokumentasi transaksi yang memperkecil saldo persediaan,
seperti penjualan, untuk menentukan bahwa ayat jurnal sudah dicatat pada jumlah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 106


yang tepat akan memberikan bukti lebih jauh tentang asersi eksistensi/keberadaan
dan penilaian persediaan. Penelusuran dan vouching juga memberikan bukti
mengenai asersi hak dan kewajiban (kepemilikan) atau persediaan.

Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan


Pengujian pisah batas merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa
transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah dicatat dalam periode akuntansi
yang benar. Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat
jurnal telah dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang
bergerak di antara (1) gudang dan departemen produksi, (2) departemen produksi
yang satu dan yang lainnya, atau (3) departemen produksi dan barang jadi.

Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen


dan observasi fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas fisik
atas perhitungan persediaan telah dikoordinasikan. Misalnya, jika auditor
menetapkan bahwa suatu ayat jurnal yang mentransfer biaya lot terakhir produksi
yang sudah selesai selama periode berjalan ke barang jadi sudah dicatat, maka ia
harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih dalam perjalanan, hanya
dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan barang jadi saja yaitu, barang itu
tidak dihitung sebagai bagian dari barang dalam proses, atau dihitung dua kali, atau
sama sekali tidak dihitung. Bukti yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini
berhubungan baik dengan asersi eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta
kelengkapan untuk saldo persediaan.

Pengujian Rincian Saldo

Observasi Fisik Persediaan

Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang


diterima umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini diwajibkan apabila
persediaan merupakan hal yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan
serta praktis dan layak dilaksanakan, pengamatan perhitungan persediaan ini bisa
saja merepotkan, menghabiskan banyak waktu, dan sulit bagi auditor, tetapi
biasanya hal itu jarang terjadi.

Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas


perhitungan fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 107


pencatatan persediaan yang senyatanya tidak ada oleh McKenson&Robbins
Company pada tahun 1938. Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor
tidak mengobservasi penghitungan fisik persediaan yang pada waktu itu memang
tidak merupakan persyaratan yang harus dilakukan auditor.

Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut :

Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus


memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi
persediaan dengan :

(a) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis, untuk :
(i) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
(ii) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat oleh
manajemen
(iii) Menginspeksi persediaan
(iv) Menguji penghitungan fisik (test count)
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan
apakah catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik actual
Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara siapa yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik dan siapa yang melakukan
observasi untuk penghitungan fisik tersebut. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan
prosedur penghitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil
penghitungan tersebut. Auditor bertanggugjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi
prosedur klien, termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count) persediaan dan
menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.

Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur yang Dibuat ManajemenPengendalian yang


memadai atas penghitungan persediaan, antara lain meliputi adanya instruksi dan prosedur
yang dibuat oleh manajemen tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
penghitungan fisik tersebut. Sebelum perhitungan fisik dilakukan oleh klien, auditor harus
mengevaluasi apakah instruksi dan prosedur tersebut cukup memadai sehingga
daripadanya dapat diharapkan hasil penghitungan fisik yang akurat. Hal-hal yang relevan
bagi auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur tersebut antara lain meliputi :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 108


Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik. Sebagai
contoh : bagaimana pengawasan atas formulir untuk pencatatan hasil
penghitungan (count sheet) atau label barang (tag), baik yang sudah digunakan
maupun yang belum/tidak digunakan. Apakah dilakukan penghitungan kedua oleh
tim yang berbeda
Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada, sebagai contoh : tingkat
penyelesaian barang yang masih dalam proses, persediaan yang lambat
penggunaannya, barang yang kedaluwarsa atau rusak, atau barang milik pihak
ketiga (misalnya barang konsinyasi)
Prosedur yang digunakan untuk mengestimasi kuantitas fisik, seperti prosedur
yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik suatu timbunan batu
bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki
Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area serta pengiriman dan
penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal penghitungan fisik. Sebagai
contoh : perusahaan diliburkan selama penghitungan fisik berlangsung sehingga
tidak ada barang yang masuk atau keluar pada saat penghitungan fisik
berlangsung.
Selain hal-hal di atas, instruksi dan prosedur juga harus secara jelas menetapkan siapa
(atau tim) yang bertugas melakukan penghitungan, pengawasan (supervisi), oleh
personel perusahaan yang bertanggungjawab, verifikasi independen internal atas
penghitungan oleh personel lain, dan rekonsiliasi independen antara hasil
penghitungan fisik dengan master file persediaan perpetual.

Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien sebelum
perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selain diperlukan untuk mengevaluasi
efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar untuk memberi saran
konstruktif kepada klien demi terselanggaranya penghitungan fisik yang efektif.
Apabila pengendalian penghitungan fisik persediaan klien tidak memadai, auditor
harus menggunakan waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik
akurat.

Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan Hal terpenting dalam


mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah penghitungan fisik dilakukan
sesuai instruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk mencapai hal tersebut, auditor wajib
hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung. Apabila personil klien tidak mengikuti
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 109
instruksi, auditor harus memberitahu pengawas (supervisor) untuk memecahkan
masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik. Sebagai contoh apabila prosedur
menghendaki agar satu tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung ulang
untuk menguji ketelitian, auditor harus memberitahu manajemen apabila ternyata
kedua tim terebut bekerja bersama-sama. Hal ini bertentangan dengan prosedur dan
tujuan pengawasan dari penghitungan tim kedua tidak akan tercapai.

Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan adalah serupa dengan keputusan
yang dilakukan oleh auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut meliputi
: pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan dilakukan, penentuan
ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur yang akn digunakan

Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian. Menurut Boynton (2003:161), penetapan


waktu pengamatan persediaan tergantungpada sistem persediaan yang dianut klien dan
efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, kuantitas
ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua perhitungan telah dilakukan pada
tanggal tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan pada atau mendekati tanggal neraca, dan
auditor biasanya harus hadir pada penetapan tanggal itu.

Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang efektif,


perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada
tanggal interim. Apabila catatan perpetual telah diselenggarakan dengan baik dan
perbandingan dengan perhitungan fisik telah dilakukan secara periodik oleh klien,
maka auditor harus hadir untuk mengamati sampel representatif dari perhitungan
semacam itu.

Sedangkan menurut Haryono (2014:790), auditor memutuskan apakah penghitungan


fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun terutama berdasarkan ketelitian dalam
master file perpetual. Apabila klien melakukan perhitungan fisik interim, yang akan
disetujui auditor hanya apabila pengendalian internal efektif, auditor melakukan
observasi penghitungan fisik pada saat itu, dan juga menguji transaksi-transaksi yang
dicatat dalam catatan perpetual sejak tanggal penghitungan fisik hingga akhir tahun.
Apabila catatan perpetual diselenggarakan dengan teliti dan pengendalian yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 110


bersangkutan berjalan efektif, maka klien tidak perlu menghitung seluruh persediaan
pada akhir tahun. Auditor cukup melakukan pembandingan antara catatan perpetual
dengan persediaan sesungguhnya yang ada berdasarkan sampel pada saat-saat tertentu
sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas catatan perpetual diuji dan
terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak menyelenggarakan catatan
perpetual, dan persediaan berjumlah material, klien harus melakukan pengitungan fisik
secara lengkap menjelang akhir tahun buku

Ukuran Sampel, Jumlah unsur persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk
ditentukan karena auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan
pada pemilihan unsur yang akan diuji. Untuk mudahnya, ukuran sampel dalam
observasi fisik lebih ditentukan oleh berapa jam waktu yang disediakan daripada
jumlah unsur persediaan yang akan dihitung. Faktor yang menentukan jumlah waktu
yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah : kecukupan pengendalian internal
atas penghitungan fisik, ketelitian master file persediaan perpetual, jumlah rupiah dan
tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya kesalahan
penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lain

Pemilihan Unsur, Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang


dilakukan klien, auditor harus cermat untuk :

Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling signifikan dan sampel


yang representative dari unsur-unsur yang tipikal
Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau rusak
Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikusertakan unsur yang
material

Rencana Penghitungan Persediaan, Auditor harus mereview dan mengevaluasi


rencanapenghitungan persediaan klien jauh sebelum tanggal perhitungan. Dengan
tenggang waktu yang cukup, klien akan mampu menanggapi dengan baik saran-saran
modifikasi atas rencana itu sebelum perhitungan dimulai. Sudah merupakan hal yang
biasa bagi auditor untuk membantu klien dalam merancang suatu rencana
penghitungan persediaan yang akan memudahkan baik perhitungan maupun
pengamatan persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 111


Perencanaan pendahuluan harus dilakukan oleh auditor jika pengamatan
persediaan akan dilakukan secara efektif dan efisien. Seorang auditor yang
berpengalaman biasanya bertanggung jawab untuk (1) merencanakan prosedur, (2)
menentukan kebutuhan tenaga kerja, dan (3) menugaskan anggota tim audit ke lokasi-
lokasi tertentu. Setiap pengamat harus dilengkapi dengan salinan rencana perhitungan
klien dan instruksi tertulis mengenai tugas yang akan dilakukannya.

Pengujian Observasi Fisik

Tujuan audit yang sama sebagaimana yang telah dibahas untuk pengujian rincian saldo
memberi kerangka acuan yang sama untuk membahas pengujian observasi fisik. Pada
gambar 2-11 menunjukkan berbagai prosedur audit untuk pengujian rinci saldo atas
observasi persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam
tujuan audit saldo ini, karena akan dibahas dalam kompilasi persediaan. Disini kita
berasumsi bahwa klien melakukan perhitungan fisik persediaan pada tanggal neraca dan
mencatat hasil perhitungan dalam label bernomor urut tercetak (prenumbered tags).
Apabila mereka mencatat hasil perhitungan persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya
perlu diubah. Selain prosedur rinci seperti dilukiskan pada tabel, auditor harus
menginspeksi semua area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa
semua persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-kotak
dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama perhitungan
berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik. Sebagai bagian dari
prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan perhitungan persediaan,
auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi dengan perhitungan tahun lalu
dan master file persediaan untuk meguji kewajaran.

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan
Persediaan sebagaimana Pilih suatu sampel secara Tujuannya adalah untuk
tercantum dalam label acak dari nomor label dan menemukan pencantuman
sungguh-sungguh ada identifikasi label dengan persediaan yang sebelumnya
(keberadaan) nomor tersebut yang tidak ada
diletakkan pada

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 112


persediaan.
Amati apakah ada
pergerakan persediaan
selama perhitungan
berlangsung.
Persediaan yang ada dihitung Memeriksa persediaan Perhatian utama harus
dan dicantumkan dalam label, untuk memastikan bahwa ditujukan pada penghilangan
dan label persediaan diberi label. sekelompok besar persediaan.
dipertanggungjawabkan untuk Mengamati apakah ada
memastikan tidak ada yang pergerakan persediaan
hilang (kelengkapan) selama perhitungan
berlangsung.
Meminta keterangan
apakah ada persediaan
yang disimpan ditempat
lain. Pengujian ini harus dilakukan
pada tahap akhir perhitungan
Periksa semua label yang
fisik.
telah digunakan dan tidak
digunakan untuk
memastikan tidak ada
Pengujian ini harus dilakukan
yang hilang atau sengaja
pada tahap akhir perhitungan
dihilangkan.
fisik.
Catat nomor-nomor label
yang telah digunakan dan
tidak digunakan untuk
tindak lanjut berikutnya.
Persediaan dihitung dengan Hitung ulang hasil Pencatatan hasil perhitungan
akurat (ketelitian) perhitungan kllien untuk klien dalam kertas kerja audit
memastikan bahwa hasil tentang dafar perhitungan
perhitungan yang persediaan dilakukan dengan
tercantum dalam label dua alasan: untuk
adalah akurat (periksa juga mendapatkan dokumentasi
deskripsi dan unit yang bahwa pemeriksaan fisik yang
digunakan seperti lusin memadai telah dilakukan dan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 113
atau gros) untuk menguji kemungkinan
Bandingkan hasil klien mengubah catatan hasil
perhitungan fisik dengan perhitungan setelah auditor
master file persediaan meninggalkan area audit.
perpetual.
Catat hasil perhitungan
klien untuk pengujian
berikutnya
Persediaan digolongkan Periksa deskripsi Pengujian ini akan dilakukan
dengan benar dalam label persediaan yang tercantum sebagai bagian dari prosedur
(penggolongan) pada label dan bandingkan pertama dalam tujuan
dengan persediaan apakah ketelitian.
termasuk bahan baku,
barang dalam proses, atau
barang jadi.
Evaluasi apakah
presentase tingkat
penyelesaian yang
tercantum pada label
untuk barang dalam proses
masuk akal.
Informasi diperoleh untuk Catat dalam file audit Mendapatkan informasi pisah
memastikan bahwa penjualan untuk tindak lanjut batas yang tepat untuk
dan pembelian persediaan berikutnya nomor penjualan dan pembelian
telah dicatat pada periode yang dokumen pengiriman yang merupakan bagian yang
tepat (pisah batas) terakhir digunakan pada penting dalam observasi
akhir tahun. persediaan.
Yakinka bahwa persediaan
diatas tidak diturut Pengujian yang tepat telah
dihitung. dibahas pada audit siklus

Review area pengiriman penjualan dan audit siklus


untuk persediaan yang pembelian.
sedang dipersiapkan untuk
dikirim tetapi tidak turut
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 114
dihitung.
Catat dalam file audit
untuk tindak lanjut
berikutnya nomor laporan
penerimaan barang yang
terkahir digunakan pada
akhir tahun.
Yakinkan bahwa
penerimaan barang di atas
telah dimasukkan kedalam
persediaan.
Review area penerimaan
barang untuk persediaan
yang harus dimasukkan
dalam perhitungan
persediaan.

Persediaan yang usang atau Ujilah ada tidaknya barang


tidak bisa digunakan usang dengan meminta
dikeluarkan atau diberi tanda keterangan dari pegawai
(nilai bisa direalisasi) pabrik dan manajemen dan
waspadai ada tidaknya
barang rusak, atau penuh
tertutup debu, atau berada
ditempat yang tidak
selayaknya.

Klien memiliki hak atas Minta keterangan tentang


persediaan yang tercatat dalam barang konsinyasi atau
label (hak) apakah ada barang milik
konsumen yang dihitung
sebagai persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 115


Perhatikan apakah ada
barang yang bertanda
bukan miilik perusahaan
atau Barang Titipan.
Gambar 2-11 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Observasi Fisik
Persediaan

Sumber : Haryono,2014

Selain itu, dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus:

Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana


perhitungan persediaan.
Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak
ada barang yang diberi dua label.
Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar
kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya.
Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke
lembar kompilasi.
Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong
yang mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat.
Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang I Menilai
kondisi umum persediaan.
Mengidentifikasi dokUmeh penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama
perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya.
Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang
lambat pergerakannya
Luas pengujian perhitungan yang dilakukan auditor tergantung,
sebagian, pada kecermatan para karyawan klien dalam menghitung
persediaan, sifat dan komposisi persediaan, serta efektivitas pengendalian
yang berkaitan dengan pengamanan fisik persediaan dan penyelenggaraan
catatan perpetual. Biasanya, auditor akan membuat stratifikasi atas barang
persediaan dengan memasukkan barang-barang bernilai dolar tertinggi ke
dalam perhitungan dan mengambil sampel representatif dari barang-

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 116


barang lainnya. Penelusuran ke catatan persediaan perpetual juga berguna
untuk mengidentifikasi barang-barang bernilai tinggi dan memilih barang-
barang yang akan dijadikan sampel.

Pada saat prosedur pengamatan telah selesai, sejumlah anggota tim audit harus
menyiapkan sebuah ikhtisar keseluruhan. Ikhtisar itu harus mencakup uraian mengenai
hal-hal seperti (1) penyimpangan dari rencana perhitungan persediaan yang disusun klien,
(2) luas pengujian perhitungan dan setiap selisih yang material yang dihasilkannya, serta
(3) kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan dan kondisi umum persediaan.

Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik

Suatu perusahaan mungkin memiliki pengendalian persediaan atau menggunakan metode


penentuan persediaan, seperti sampel statistik, yang tidak memerlukan perhitungan fisik
tahunan atas setiap barang persediaan. Metode semacam itu tidak membebaskan auditor
dari tanggung jawab untuk mengamati perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu
tetap harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu, auditor
juga harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk
menentukan kuantitas persediaan.

Pengamatan Persediaan Awal.Untuk memberikan pendapat wajar tanpa


pengecualianatas laporan laba-rugi, auditor harus mengamati baik perhitungan persediaan
awal maupun akhir. Dalam melakukan penugasan audit yang berulang, persyaratan ini
dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam
melakukan audit yang pertama kali atas suatu perusahaan yang sudah berjalan, auditor
mungkin ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan
laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya. Dalam
keadaan seperti itu, jelas tidakpraktis serta tidak mungkin bagi auditor untuk mengamati
perhitungan persediaan, dan standar auditing yang diterima umum memperbolehkan
auditor untuk memverifikasi persediaan itu dengan prosedur audit lainnya.

Jika klien pernah diaudit oleh kantor auditor independen lainnya selama periode
sebelumnya, maka prosedur lain itu bisa mencakup penelaahan atas laporan dan/atau
kertas kerja auditor terdahulu serta penelaahan atas ikhtisar persediaan klien selama
periode sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat
memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan
klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 117
terhadap persediaan. Prosedur semacam ini hanya tepat dilakukan apabila auditor dapat
memverifikasi keabsahan dan ketepatan persediaan akhir selama periode yang diaudit.

Dampak Terhadap Laporan Auditor.Apabila persediaan sudah diamati


ataudiobservasi, auditor dapat mengeluarkan laporan audit standar. Hal ini juga
diperbolehkan jika auditor menggunakan pengujian substantif alternatif untuk
memverifikasi persediaan awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum
diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati
perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit
standar.

Aplikablitas Pada AsersiSeperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan


persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber
bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping itu, pengujian ini juga
berhubungan dengan asersi-asersi berikut :

Asersi Penjelasan
Kelengkapan Kuantitas yang melebihi catata perpetual
menunjukkan bahwa catatan tidak
lengkap
Penilaian atau alokasi Kuantitas yang diamati merupakan dasar
untuk mengkmpilasi total nilai dolar
dalam ikhtisar persediaan
Barang yang rusak dan usang yang
diamati dapat dinilai sebesar nilai
realisasi bersih
Namun pegamatan tidak dapat membeikan bukti mengeai asersi hak dan kewajiban
karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau
untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik atas barang itu

Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan

Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar


perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang
dihitung. Harga barang-barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan
total nilai dolar persediaan yang ada di tangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien
untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang
tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan pengujian
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 118
klerikal tertentu untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat
hasil perhitungan fisik.

Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak
dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantitas dengan
harga per unit atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara
akurat menyajikan hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang
telah dilakukannya ke daftar persediaan, serta mem-vouching barang-barang dalam daftar
itu ke label persediaan dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung
persediaan fisik. Perhitungan

fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan
perpetual, apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri
ke ayat jurnal penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

Pengujian Penetapan Harga Persediaan

Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun
sebelumnya.

Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien
harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan
harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya,
konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja
tahun sebelumnya dalam audit yang berulang dan/atau laporan keuangan tahun
sebelumnya. Langkah untuk memverifikasi penetapan harga ini mencakup penelaahan
atas penetapan harga barang yang usang dan rusak guna memastikan bahwa barang
tersebut tidak dinilai melebihi nilai realisasi bersih pada tanggal laporan. Bukti
pendukung mengenai biaya per unit bervariasi menurut sifat persediaan. Bagi barang-
barang yang dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau konsumsi (persediaan barang
dagang, bahan baku, dan perlengkapan), harga pokok harus di-vouching ke faktur penjual
representatif.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 119


Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi.Sifat dan luas pengujian
penetapanharga barang dalam proses dan barang jadi yang dilakukan auditor tergantung
pada reliabilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien
dalam mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus menelaah metode itu untuk
memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi penerapannya. Sebagai contoh,
apabila biaya standar digunakan, maka auditor harus menguji perhitungan standar-standar
itu, membandingkan perhitungannya dengan spesifikasi engineering, memastikan bahwa
standar itu mutakhir, dan mengevaluasi apakah standar itu mendekati biaya aktual dengan
memeriksa akun-akun varians. Jika akun-akun varians itu memiliki saldo yang besar,
maka auditor harusmempertimbangkan apakah penyajian yang wajar memerlukan
dilakukannya alokasi pro rata ke persediaan dan harga pokok penjualan, dan bukan hanya
membebankan varians-varians itu ke harga pokok penjualan. Apabila asersi klien
mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal-hal yang sangat bersifat teknis,
auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar.

Mengkonfirmasi Persediaan pada Lokasi-Lokasi di Luar Entitas


Apabila persediaan klien di samping gudang umum atau pada jasa penyimpan (custodian)
luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui
komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai
kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar
atau total aktiva. Dalam kasus ini AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus
menerapkan satu atau lebih dari prosedur-rosedur berikut ini :

Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi


kinerja penjaga gudang

Mendapatkan laporan akuntan independen mengenai prosedur pengendalian yang


diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan penyimpanan barang

Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak

Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasikan
kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan dengan tanda terima
yang dijaminkan itu

Memeriksa Perjanjian dan Kontrak KonsinyasiBarang yang ada di tangan mungkin


disimpan atas permintaan pelanggan, setelah penjualan terjadi, atau barang itu mungkin
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 120
juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus ini, manajemen diminta untuk
memisahkan barang yang bukan miliknya selama melakukan perhitungan persediaan. Di
samping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis mengenai kepemilikan
persediaan dalam surat representasi klien.

Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua


barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi,
maka syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa. Jika klien mengirimkan barang
sebagai konsinyasi, maka auditor harus menelaah dokumentasinya untuk memastikan
bahwa barang yang disimpan oleh consignee sudah termasuk dalam persediaan consignor
(klien) pada tanggal neraca.

Audit Penetapan Harga dan Kompilasi


Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga per unit yang
digunakan klien untuk memastikan bahwa harga-harga tersebut benar. Kompilasi
persediaan meliputi pengujian atas pengikhtisaran penghitungan fisik persediaan yang
dibuat klien, penghitungan ulang harga dikalikan kuantitas, penjumlahan vertical ikhtisar
persediaan, dan menelusur totalnya ke buku besar

Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien
menggunakan biaya perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan akhir. Catatan
biaya standaryang menunjukkan selisih (variances) biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik bermanfaat untuk menilai kewajaran catatan produksi
apabila manajemen memiliki prosedur yang diterapkan agar standar termutakhirkan
apabila terjadi perubahan dalam proses dan biaya produksi.

Klien perlu memiliki pengendalian internal untuk kompilasi persediaan untuk


memastikan bahwa hasil penghitungan fisik diikhtisarkan dengan tepat, diberi harga
sesuai dengan harga yang tercantum dalam catatan, dikalikan dan dijumlahkan dengan
benar, dan dimasukkan ke dalam master file persediaan perpetual serta ke akun buku
besar persediaan dengan jumlah yang tepat.

Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 121


Gambar 2-12 memperlihatkan tujuan audit dan pengujian yang bersangkutan dengan
penetapan harga persediaan dan kompilasi (kecuali untuk tujuan pisah batas). Auditor bisa
menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari klien sebagai
kerangka acuan, termasuk deskripsi untuk setiap jenis persediaan, kuantitas, harga pokok
per unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa informasi
yang tercermin dalam catatan persediaan perpetual dicatat dengan urutan : bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi secara terpisah. Total dari daftar tersebut harus sama
dengan saldo di buku besar

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan
Persediaan sebagaimana Lakukan pengujian Batasilah pengujian
tercantum dalam daftar kompilasi (lihat tujuan kebenaran perkalian dan
persediaan cocok keberadaan, penambahan, kecuali
dengan hasil kelengkapan, dan bila pengendalian
penghitungan fisik, ketelitian) internal lemah (biasanya
perkaliannya benar, dilakukan dengan
demikian juga Jumlahkan daftar bantuan komputer)
penjumlahannya dan persediaan untuk bahan
cocok juga dengan saldo baku, barang dalam
di buku besar proses, dan barang jadi
(kecocokan saldo)
Telusur totalnya ke buku
besar

Kalikan kuantitas
dengan harga atas unsur-
unsur terpilih
Unsur-unsur persediaan Telusuri persediaan yang Lima tujuan berikutnya
sebagaimana tercantum tercantum dalam daftar dipengaruhi oleh hasil
dalam daftar persediaan ke label persediaan dan observasi fisik.
sungguh-sungguh ada catatan penghitungan Pemeriksaan nomor tag
(keberadaan) auditor untuk dan penghitungan yang
memeriksa keberadaan dilakukan sebagai
dan deskripsi bagian dari observasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 122


penghitungan fisik
Periksa nomor label ditelusur ke daftar
yang belum digunakan persediaan sebagai
yang tercantum dalam bagian dari pengujian ini
dokumentasi auditor
untuk memastikan tidak
ada label yang
ditambahkan
Unsur-unsur persediaan Telusur dari label
yang ada telah persediaan ke daftar
tercantum dalam daftar persediaan untuk
persediaan memastikan persediaan
(kelengkapan) yang tercantum dalam
label telah dimasukkan
ke dalam daftar

Periksa nomor-nomor
label untuk memastikan
tidak ada yang
dibatalkan
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang
yang tercantum dalam tercantum dalam daftar
daftar persediaan telah ke label persediaan dan
akurat (ketelitian) catatan penghitungan
persediaan auditor untuk
memeriksa kebenaran
kebenaran kuantitas dan
deskripsinya

Lakukan pengujian
harga persediaan
Unsur-unsur persediaan Periksa kebenaran
yang tercantum dalam penggolongan menjadi
daftar persediaan telah bahan baku, barang
digolongkan dengan dalam proses, dan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 123
benar (penggolongan) barang jadi dengan
membandingkan
deskripsi dalam label
persediaan dan catatan
pengujian penghitungan
auditor dengan daftar
persediaan
Unsur-unsur persediaan Lakukan pengujian
yang tercantum dalam harga bisa direalisasi,
daftar ditetapkan harga jual, dan
harganya sebesar nilai keusangan
yang bisa direalisasi
Klien mempunyai hak Telusur tabel persediaan
atas persediaan yang yang bertulisan bukan
tercantum dalam daftar milik perusahaan ke
persediaan (hak) daftar persediaan untuk
memastikan bahwa
barang tersebut tidak
dimasukkan ke dalam
daftar

Review kontrak-kontrak
dengan konsumen dan
pemasok dan mintalah
keterangan dari
manajemen untuk
memeriksa
kemungkinan
dimasukkannya barang
konsinyasi dan barang
bukan milik perusahaan,
atau tidak
dimasukkannya barang
milik perusahaan ke

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 124


dalam daftar
Gambar 2-12 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga
Persediaan dan Kompilasi

Sumber : Haryono, 2014

PENILAIAN PERSEDIAAN

Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (sering disebut juga pengujian harga),
auditor berhadapan dengan tiga persoalan. Pertama, metoda harus sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda harus konsisten dari tahun ke tahun.
Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan dengan nilai pasar (biaya
pengganti atau nilai bersih bisa direalisasi). Karena metoda untuk memeriksa penentuan
harga persediaan tergantung pada apakah persediaan tersebut dibeli atau diproduksi, maka
kedua kategori ini dibahas secara terpisah

Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli


Tipe utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini ialah bahan baku, suku cadang,
dan perlengkapan (supplies). Tahap pertama dalam memeriksa penilaian persediaan yang
dibeli,a uditor harus memastikan apakah klien metoda MKP (masuk pertama keluar
pertama), rata-rata tertimbang atau metoda lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya
mana yang harus dimasukkan dalam penilaian suatu unru dari persediaan
Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya, auditor harus fokus
pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan pada produk yang diketahui
memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga harus menguji sampel yang
representative dari semua jenis persediaan dan bagian. Sampling variabel terstrata atau
sampling moneter biasa digunakan dalam pengujian ini.

Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi


Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan baku maupun jumlah unti yang
diminta untuk menghasilkan satu unit output. Demikian pula, ketika memeriksa biaya

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 125


tenaga kerja langsung auditor harus memeriksa biaya tenaga langsung per jam dan jumlah
jam kerja yang dibutuhkan untuk meghasilkakn suatu produk

Biaya Perolehan atau Harga Pasar


Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
pokok pengganti (replacement cost) atau nilai bersih bisa direalisasi (net realizable value)
lebih rendah daripada biaya perolehan historis. Untuk barang jad yang dibeli dari bahan
baku, auditor dapat menguji biaya pengganti dengan memeriksa faktur dari penjual pada
periode berikutnya atau faktur terakhir apabila tidak ada pembelian terjadi setelah akhir
tahun buku. Semua biaya produksi harus dipertimbangkan dalam menetapkan nilai yang
bisa direalisasi untuk barang dalam proses dan barang jadi untuk persedian yang
diproduksi. Auditor harus mempertimbangkan harga jual persediaan dan kemungkinan
dampak dari fluktuasi harga yag cepat untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi

Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi


Audit atas estimasi akuntansi sangat menantang karena bersifat prospektif, pada saat
mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat untuk menurunkan nilai
persediaan di bawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat bergerak, dan
apakah situasi yang ada akan menyebabkan klien menjual persediaan itu pada harga yang
membuat klien menderita kerugian.

Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup
memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan
menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan, atau
dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan:
Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.
Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang-barang
yang lambat bergerak.
Menelaah laporan produksi pengendalian mutu.

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang


memungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan
kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor
biasanya akan:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 126


Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog penjualan dan
laporan penjualan tahun berjalan.

Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun.

Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indikator


berubahnya kondisi pasar.

Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan
usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan.

Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP


Sudah merupakan hal yang umum untuk mengidentifikasi kategori-kategori utama
persediaan dalam neraca dan harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi. Selain itu,
metode yang digunakan dalam penetapan harga pokok persediaan, pelimpahan atau
penjaminan persediaan, serta eksistensi komitmen pembelian utama juga diungkapkan.
Pengajuan pertanyaan kepada manajemen juga dapat digunakan untuk menentukan
eksistensi kontrak-kontrak yang mengikat atas pembelian barang di masa depan. Apabila
komitmen semacam itu dibuat, auditor harus memeriksa syarat-syarat kontrak dan
mengevaluasi ketepatan akuntansi serta pelaporan perusahaan. Apabila terjadi kerugian yang
material atas komitmen pembelian itu, maka kerugian itu harus diakui dalam laporan, beserta
pengungkapan mengenai situasi yang terjadi. Berdasarkan bukti yang diperoleh dari
kombinasi antara beberapa pengujian substantif yang telah disebutkan, auditor harus dapat
memenuhi setiap tujuan audit saldo akun untuk persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 127


PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam siklus produksi, auditor memfokuskan prhatian pada transaksi pabrikasi yang
menyangkut alokasi biaya pabrikasi ke barang dalam proses dan pemindahan biaya produksi
yang sudah selesai ke barang jadi. Dalam mengaudit siklus ini, auditor menaruh perhatian
pada sistem akuntansi biaya dan sistem akuntansi keuangan klien. Audit atas persediaan
memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang
sangat substansial. Pengamatan atas perhitungan persediaan yang dilakukan klien merupakan
prosedur auditing yang lazim bila persediaan bersifat material. Karena sulitnya menetapkan
keberadaan persediaan, maka pengauditan siklus ini akan memakan banyak waktu. Pengujian
yang dilakukan sebagai bagaian dari siklus persediaan dan pergudangan fokus atas catatan
akuntansi biaya, observasi fisik, dan pengujian penetapan harga dan kompilasi saldo
persediaan akhir.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 128


BAB 6 : AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian,
maka mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangAudit Siklus Jasa Personalia yang merupakan
materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 129


mengenai sifat siklus jasa personalia, tujuan audit siklus jasa personalia, aktivitas
pengendalian transaksi penggajian, dan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan siklus jasa personalia.
2. Dapat menjelaskan tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Dapat menjelaskan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus jasa personalia.
2. Tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

A. SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA


Siklus jasa personalia suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang
berhubungan dengan kompetensi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi
meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi saham, dan
tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (payroll transaction). Dalam modul
ini akan difokuskan pada kompensasi per jam kepada karywan seta pajak gaji dan upah
terkait, serta masalah pengukurann dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan
opsi sahamDebit Kredit Debit
dan program pensiun. Akun-akun Kredit
yang dipengaruhi oleh transaksi ini
asuk gaji, upah, komisi, bonus, opsi saham
Hutangdan
kompensasi
hak apresiasi
akrual
Rekening
saham, bank
sertapenggajian
tunjangan karyawan)
imprest (untuk gaji dan upah ber
ah diperlihatkan dalam Peragasebesar
Kewajiban 6.1 jumlah
Rekening
yang dipotong
bank umumdari(untuk
kariyawan
pemotongan serta pajak gaji d
Hutang pajak gaji dan upah akrual
idak langsung) Peraga 6.1 Pertimbangan Penilaian Risiko Pengendalian untuk Gaji dan Upah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 130

Pembelian Pembayaran
B. TUJUAN AUDIT JASA PERSONALIA
Tujuan audit spesifik untuk siklus jasa personalia di gambarkan dalam Peraga 6.2.
Peraga 6.2 Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Jasa Personalia

Kategori Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun


Asersi Transaksi
Keberadaan Beban gaji dan upah serta Saldo kewajiban gaji dan upah
atau beban pajak gaji dan upah yang akrual serta pajak gaji dan upah
Keterjadian tercatat berhubungan dengan menunjukkan jumlah yang
kompensasi untuk jasa yang terhutang pada tanggal neraca.
diberikan selama periode
Kelengkapan berjalan.gaji dan upah serta
Beban Kewajiban gaji dan upah akrual
beban pajak gaji dan upah yang serta pajak gaji dan upah
tercatat mencakup semua beban mencakup semua jumlah yang
semacam itu yang terjadi untuk terutang kepada personel dan
jasa personalia selama tahun lembaga pemerintah pada tanggal
berjalan. neraca.
Hak dan Kewajiban gaji dan upah akrual
Kewajiban serta pajak gaji dan upah adalah
kewajban entitas yang
melaporkan.
Penilaian Beban gaji dan upah serta Kewajiban gaji dan upah
atau Alokasi beban pajak gaji dan upah akrual serta pajak gaji dan
telahdihitung serta dicatat upah telah dihitung serta dicatat
secara akurat. secara akurat.
Distribusi tenaga kerja pabrik
telah dihitung dan dicatat dengan
benar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 131


Penyajian dan Beban gaji dan upah serta Akun kewajiban gaji dan upah
Pengungkapan beban pajak gaji dan upah akrual serta pajak gaji dan upah
telah diidentifikasi serta telah diidentifikasi serta
diklasifikasikan dengan tepat diklasifikasikan dengan tepat
dalam laporan laba rugi. dalam neraca.
Laporan keuangan memuat
pengungkapan yang layak atas
pension dan program tunjangan
lainnya.

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Waktu dan upaya yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari
satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting
bagi keberhasilan audit. Beberapa industri mungkin sangat bebeda dari segi intensivitas
tenaga kerja dalam melaksanakan proses pabrikasinya.
banyak pabrikan juga terus menjalankan program pensiun dengan manfaat pasti yang
pengungkapannya dianggap signifikan. Program kompensasi lainnya meliputi opsi saham
yang menghadirkan tantangan pengukuran dan pengungkapan sendiri bagi para auditor.
Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa pesrsonalia,
antara lain :
Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas
bersifat padat karya atau padat modal?).
Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.

MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS


Materialitas
Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan
asuransi dan kantor professional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah,
jasa pesonalia merupakan beban utama. Pertumbuhan sektor jasa dalam perekonomian
AS dan pentingnya sumber daya manusia bagi nilai banyak perusahaan teknologi serta
perangkat lunak telah membuat siklus jasa personalia suatu bidang audit yang material
bagi banyak perusahaan. Walaupun saldo moneter untuk gaji dan upah akrual mungkin

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 132


tidak sesignifikan saldo piutang, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham
pada pensiun merupakan pengungkapan yang material.

Risiko Inheren
Auditor jarang memerhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena
sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan
tetapi, penipuan gaji dan upah telah menjadi perhatian utama auditor. Penipuan dapat
terjadi pada dua tingkatan. Karyawan yang terlibat dalam penyiapan dan pembayaran gaji
dan upah mungkin memproses data untuk karyawan-karyawan fiktif, kemudian
menyimpangkan cek gaji untuk digunakan sendiri. Atau manajemen mungkin secara
sengaja salah mengklasifikasikan atau mengalihkan biaya tenaga kerja dalam kontrak
pemerintah untuk menipu badan pemerintah itu.
Periode pembayaran bisa ditetapkan secara mingguan, dua bulanan, atau bulanan.
Dalam setiap kasus, volume transaksi gaji dan upah mungkin tinggi. Untuk pekerja
pabrik, penghasilan kotor dapat didasarkan pada waktu dan/atau produktivitas. Dengan
demikian, perhitungannya bisa menjadi rumit dan risiko inheren untuk asersi penilaian
atau alokasi mungkin tinggi. Apabila sering terjadi perputaran karyawan dalam
perusahaan, maka terdapat risiko bahwa seorang karyawan yang sudah pensiun tetap
berada dalam daftar gaji dan upah.
Program tunjangan perusahaan dapat melibatkan opsi saham, hak apresiasi saham,
atau program pensiun yang menyangkut baik masalah pengukuran maupun
pengungkapan yang signifikan. Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi untuk
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan
pengungkapan.

Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus
jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna
dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per
karyawan melebihi ekspektasi auditor. Contoh-contoh prosedur analitis yang mungkin
digunakan auditor disajikan dalam Peraga 6.3.

Dalam beberapa kasus, auditor mungkin dapat mengembangkan ekspektasi yang


akurat mengenai gaju dan upah suatu organisasi. Auditor dapat mengembangkan
ekspektasi yang lebih dapat diandalkan, maka ia dapat menetapkan kepastian yang lebih
besar atas bukti itu dan menilai risiko prosedur analitis pada tingkat yang lebih renah
daripada jika ekspektasinya agak luas dan umum. Pemanfaatan perangkat lunak audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 133


yang umum akan memungkinkan dikembangkannya ekspektasi yang lebih akurat pada
saat mengaudit siklus jasa personalia.

Peraga 6.1 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan untuk Mengaudit Siklus Jasa
Personalia
Rasio Rumus Signifikansi Audit

Biaya gaji dan upah rata-rata Total biaya gaji dan upah untuk Pengujian atas kelayakan gaji
per klasifikasi karyawan satu kelompok karyawan : dan upah kotor untuk
Jumlah karyawan dalam sekelompok karyawan. Banyak
kelompok tersebut perusahaan yang mempunyai
lebih dari satu kelompok
karyawan, dan penting untuk
mengevaluasi kelayakan gaji
dan upah berdasarkan
kelompok karyawan.
Pendapatan per karyawan Total pendapatan : Jumlah Rasio ini dapat menjadi ukuran
karyawan purnawaktu produktivitas per karyawan.
Rasio ini khususnya penting
dalam industri jasa dan akan
dibandingkan dengan statistik
industri.
Total biaya gaji dan upah Total beban gaji dan upah : Pengujian atas kelayakan biaya
sebagai persentase dari Total pendapatan gaji dn upah. Rasio ini
pendapatan seringkali dibandingkan
dengan statistik industri.
Beban pajak gaji dan upah Total beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan pajak gaji
sebagai persentase dari gaji upah : Gaji dan upah kotor dan upah. Rasio ini seringkali
dan upah kotor bisa dibandingkan dengan tarif
pajak standar.
Membandingkan beban gaji Beban gaji dan upah tahun Pengujian kelayakan untuk
dan upah (gaji dan upah, berjalan : Beban gaji dan upah beban gaji dan upah jika rasio
komisi, bonus, tunjangan tahun sebelumnya ini cukup jauh berbeda dari 1,0.
karyawan dan sebagainya)
dengan saldo atau anggaran
tahun sebelumnya
Membandingkan kewajiban Kewajiban pajak gaji dan upah Pengujian kelayakan untuk
gaji dan upah tahun berjalan tahun berjalan : Kewajiban kewajiban gaji dan upah jika
dengan kewajiban gaji dan pajak gajin dan upah tahun lalu rasio ini cukup jauh berbeda
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 134
upah tahun sebelumnya setelah disesuaikan dengan dari 1,0.
pertumbuhan volume gaji dan
upah
Menghitung rasio beban pajak Beban pajak gaji dan upah : Pengujian kelayakan untuk
gaji dan upah terhadap total Total beban gaji dan upah beban pajak gaji dan upah
beban gaji dan upah. berdasarkan rasio beban pajak
gaji dan upah tahun
sebelumnya terhadap total gaji
dan upah.
Beban tunjangan karyawan Total beban tunjangan : Gaji Pengujian kelayakan beban
sebagai persentase dari gaji dan upah kotor tunjangan. Rasio ini seringkali
dan upah kotor. dibandingkan dengan statistik
industri.

PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji dan
upah meliputi pencatatan waktu, penggajian serta kantor bendahara. Kebijakan dan
praktik personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu-individu yang
telibat dalam fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta peratutan penggajian
negara bagian dan federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-kontrak kerja.
Manajemen harus menilai risiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan atau
kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-masalah
seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih, penanganan SPT pajak gaji dan
upah yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.
Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk
mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian.
Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari
karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai
masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaju dan upah, penilaian efektivitas
pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif
oleh komite audit.

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGGAJIAN

Aktivitas pengendalian - transaksi penggajian diawali dengan mengidentifikasi sejumlah


dokumen dan catatan yang umumnya digunakan dalam transaksi penggajian. Kemudian
akan menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam transaksi penggajian, bagaimana

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 135


aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain untuk mengurangi risiko salah
saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi penggajian.

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat transaksi
penggajian.
Otorisasi personalia. Memo yang dikeluarkan oleh departeman personalia yang
menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas
status karyawan itu untuk tujuan penggajian.
Kartu absen (clock card). Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk
mencatat jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama satu periode
pembayaran.
Tiket waktu (time ticket). Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja
seorang karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini sering kali dicetak
oleh mesin.
Register penggajian. Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama satu
periode pembayaran. Register ini menyediakan dasar untuk membayar karyawan
serta mencatat gaji dan upah.
Rekening bank untuk penggajian imprest. Rekening yang menampung setoran
sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran,
dan dari rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para karyawan.
Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini juga
disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas yang menunjukkan penghasilan
kotor serta potongan gaji dan upah.
Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun
untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.
SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta
pajak gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal
dan negara bagian.
File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 136


karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan
tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
File induk data personalia. File komputer yang berisi data terkini mengenai
karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah seperti klasifikasi
pekerjaan, tarif upah dan potongan.
File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun
berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian, antara lain :
Memulai Transaksi Penggajian

Mengangkat Karyawan
Semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus
didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus
menunjukkan klasifikasi pekerjaan tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah
yang diotorisasi.
Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru pada file induk data
personalia akan mengurangi risiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan
fiktif. Dengan demikian, pengendalian itu berkaitan dengan asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban untuk transaksi
penggajian.

Mengotorisasi Perubahan Gaji dan Upah


Pengendalian terhadap perubahan gaji dan upah ini membantu memastikan
keakuratan daftar gaji dan upah serta berhubungan dengan asersi penilaian atau
alokasi dan juga hak dan kewajiban.

Departemen personalia juga harus mengeluarkan pemberitahuan tentang


pemberhentian pada saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemutakhiran file induk
data personalia dengan segera sangat penting untuk mencegah karyawan yang sudah
berhenti masih tercatat dalam daftar gaji dan upah. Jadi, pengendalian ini berkaitan
dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian.

Penerimaan Jasa

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 137


Menyiapkan Data Kehadiran dan PencatatanWaktu
Dalam banyak perusahaan, terdapat departemen pencatatan waktu yang bertanggung
jawab atas fungsi ini. Time clock kerapkali digunakan untuk mencatat waktu kerja
seorang karyawan pada saat sebuah kartu waktu atau tanda pengenal karyawan
dimasukkan ke dalam time clock tersebut.

Untuk para karyawan pabrik, jumlah jam kerja menurut kartu jam harus
didukung oleh tiket waktu yang memperlihatkan jenis pekerjaan yang dilakukan
(tenaga kerja langsung atau tidak langsung), dan pekerjaan mana yang akan dibebani
dengan jumlah jam tenaga kerja langsung. Semua jam kerja yang dilakukan harus
disetujui secara tertulis oleh seorang penyelia. Departemen pencatatan waktu
kemudian merekonsiliasikan tiket waktu yang sudah disetujui dengan kartu jam, dan
menyerahkannya ke departemen penggajian untuk digunakan dalam menyiapkan
daftar gaji dan upah.

Pencatatan Transaksi Penggajian


Menyiapkan Daftar serta Mencatat Gaji danUpah
Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut nomor
karyawan dan data ini akan menjalani proses pengecekan serta penyuntingan. Proses
ini meliputi validitas nomor karyawan dan batas atau kelayakan jumlah jam kerja.
Keluaran dari proses ini terdiri atas transaksi penggajian yang sah dan sebuah
laporan tentang penyimpangan serta pengendalian yang dikirimkan ke departemen
pengendalian data.
Pengendalian terhadap poses pemasukan data yang mendahului perhitungan
gaji dan upah ini akan mendukung asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan penilaian atau alokasi untuk transaksi penggajian.

Mencatat Gaji dan Upah


Saat pembayaran kotor, potongan, dan pembayaran bersih dihitung untuk setiap
karyawan, program akan memutakhirkan file induk penghasilan karyawan, dan
mengakumulasi total ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan serta dimasukkan ke
dalam file induk buku besar umum ketika proses ini telah selesai. Keluaran tercetak
berikut ini akan dikirimkan ke departemen pengendalian data.

Sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah ditelaah


oleh departemen pengendalian data sebelum membagikan keluaran tercetak
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 138
lainnya.
Sebuah salinan register gaji dan upah yang dikembalikan bersama dengan kartu
jam dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk dibandingkan
dengan data batch transmittal yang asli.
Sebuah salinan register gaji dan upah yang kedua serta cek-cek gaji bernomor
yang dikirimkan ke kantor bendahara.
Ikhtisar buku besar umum yang dikirim ke departemen akuntansi yang
memperlihatkan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan oleh program
penggajian.

Pembayaran Gaji dan Upah

Membayar Gaji dan Upah serta Melindungi Upah yang Belum Diambil
Dalam menujukkan sebuah salinan register gaji dan upah, serta cek-cek gaji yang
telah dikirimkan ke kantor bendahara di mana fungsi-fungsi ini biasa dilakukan
Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi berikut ini.

Cek-cek gaji itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor
bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar atau
pencatatan gaji dan upah.
Akses ke mesin penandatangan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada
orang-orang yang berwenang.
Cek-cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang identifikasinya
benar.
Cek-cek gaji yang belum diambil harus disimpan dibrankas atau tempat yang
aman lainnya di kantor bendahara.
Pengendalian lainnya yang penting terhadap pembayaran gaji dan upah pada
kebanyakan perusahaan besar adalah penggunaan rekening bank panjar untuk
penggajian imprest. Dari rekening inilah cek-cek gaji ditarik.

MENYERAHKAN SPT PAJAK GAJI DAN UPAH


SPT pajak gaji dan upah harus diserahkan sebesar jumlah yang dipotong dari karyawan
untuk pajak penghasilan dan jaminan sosial federal, serta untuk jaminan sosial dan pajak
pengangguran federal serta negara bagian yang dikenakan kepada pemberi kerja. SPT ini
harus diserahkan secara tepat waktu untuk menghindari pembayaran denda serta bunga,
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 139
dan bahkan mungkin tuduhan kriminal. Jadi, tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi
ini harus ditetapkan dengan jelas menurut jadwal yang sesuai dengan batas waktu
penyerahan serta pembayaran federal dan negara bagian.

D. PENGUJIAN SUBTANSI ATAS SALDO GAJI DAN UPAH

Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang
tanggal neraca.

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Bukti tentang keefektifan pengendalian atas risiko-risiko dalam banyak kasus akan
memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga menghasilkan tingkat
risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh asersi gaji dan
upah. Akibatnya, pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi
pada penerapan prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos- pos akrual yang terkait
serta pengujian rincian yangterbatas. Jika prosedur analitis tersebut mengungkapkan
fluktuasi yang tidak diduga, maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada prosedur-
prosedur berikut ini.

Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual


Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun perhatian
utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran
jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus mareview perhitungan manajemenatau
melakukan perhitungan sendiri. Selain itu, bukti tambahan juga dapat diperoleh dengan
memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah akrual itu sebelum pekerjaan lapangan
berakhir. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang
berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi.

Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 140


Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan tunjangan
pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban
pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling signifikan berhubungan
dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi serta asersi penyajian dan
pengungkapan.

Auditor yang mengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil
audit ERISA (Employee Retirement Income Security) ketika mengaudit beban dan
pengugkapan pensiun. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi
utama, yaitu tingkat pengembalian yang diguakan untuk menentukan proyeksi
kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban pensiun.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan
menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan
(1) Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi
kepada karyawan dan pejabat,
(2) Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi di
alokasikan ke berbagai periode akuntansi,serta
(3) Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif.
Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh klien
dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah
peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan
mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun dalam beberapa kasus, hak
apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untuk memberikan
karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan
menyimpan saham itu, bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang yang cukup
untuk menggunakn opsi.
Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk
deskripsi program secara umum, serta jumlah dan rata-rata tertimbang harga
penggunaan opsi yang masih beredar pada awal dan akhir tahun, serta opsi yang
diberikan, digunakan, dibatalkan, atau kadaluwarsa selama tahun berjalan.

Memverifikasi Kompensasi Pejabat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 141


Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1)
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K
yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat mungkin bisa
menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham serta bentuk
kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan
tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya
harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Dalam siklus jasa personalia, perhatian auditor terutama diarahkan pada transaksi
penggajian serta asersi saldo akun yang terkait. Kecuali jika keadaan mengindikasikan
bahawa tidak akan efisien dari segi biaya, pengujian pengendalian atas gaji dan upah
akan cukup ekstensif untuk mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih
rendah. Pengujian substantive atas saldo beban dan kewajiban gaji dan upah kemudian
dapat dibatasi terutama pada prosedur analitis dan pengujian rincian yang terbatas.

B. LATIHAN
Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas penggajian dan penjelasannya.
Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya.
Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya !

Fungsi Pengendalian

Tiket waktu (time ticket). Rekening yang menampung setoran sebesar total
gaji dan upah bersih yang dilakukan selama
setiap periode pembayaran, dan dari rekening ini
Register penggajian. ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para
karyawan.

Rekening bank untuk penggajian Perintah penarikan kepada bank untuk membayar
imprest. karyawan. Cek ini juga disertai dengan sebuah
memo yang dapat dilepas yang menunjukkan
penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 142


Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu
kerja seorang karyawan atas pekerjaan tertentu.
Lama waktu kerja ini sering kali dicetak oleh
Cek gaji. mesin.

Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan


Ikhtisar distribusi biaya tenaga kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran
kerja. bersih setiap karyawan selama satu periode
pembayaran. Register ini menyediakan dasar
untuk membayar karyawan serta mencatat gaji
dan upah.

Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun


untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap
periode pembayaran.

C. TES FORMATIF
1. Bagaimana aktivitas pengendalian transaksi penggajian dilakukan ?
2. Ada dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit.
Apakah kedua alasan tersebut ?
3. Pengujian substantive atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa
prosedur. Apakah prosedur tersebut ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Aktivitas pengendalian - transaksi penggajian diawali dengan mengidentifikasi
sejumlah dokumen dan catatan yang umumnya digunakan dalam transaksi
penggajian. Kemudian akan menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam transaksi
penggajian, bagaimana aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain
untuk mengurangi risiko salah saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi
oleh transaksi penggajian.

2. Dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitive terhadapa audit
adalah sebagai berikut :
a. Pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporana
10-K yanag diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC,

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 143


b. Para pejabat mungkin bias menghindari pengendalian dan menerina gaji,
bonus, opsi saham serta bentuk kompensasi lainnya melebihi jumlah yang
diotorisasi.

3. Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa prosedur.
Sebagai berikut :
Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual
Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun
perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti
mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus
mareview perhitungan manajemenatau melakukan perhitungan sendiri.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan
tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal
pengukuran beban pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling
signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi
serta asersi penyajian dan pengungkapan.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh
klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi
istilah-istilah peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode
yang umum digunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun
dalam beberapa kasus, hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali
digunakan untuk memberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk
menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjual saham
guna mendapatkan kas yang yang cukup untuk menggunakn opsi
Memverifikasi Kompensasi Pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1)
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan
10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat
mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham
serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena
alasan-alasan tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 144


kompensasi lainnya harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat.

E. UMPAN BALIK
Diharapkan mahasiswa dapat menguasai sasaran pembelajaran dari materi Audit Siklus
Jasa Personalia. Adapun tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 145


BAB 7 : AUDIT SIKLUS INVESTASI

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit investasi, maka mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus investasi.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus investasi.
3. Mampu memahami pertimbangan perencanaan audit.
4. Mampu memahami pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
5. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangaudit siklus investasi mengenai sifat siklus investasi, tujuan
audit siklus investasi, pertimbangan perencanaan audit, pengujian substanstif atas saldo utang
jangka panjang, dan pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan sifat siklus investasi.
2. Dapat menjelaskan tujuan audit siklus investasi.
3. Dapat menjelaskan pertimbangan perencanaan audit.
4. Dapat menjelaskan pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
5. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus investasi.
2. Tujuan audit siklus investasi.
3. Pertimbangan perencanaan audit.
4. Pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
5. Pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 146


A. SIFAT SIKLUS INVESTASI

1. Penelahaanan Atas Siklus Investasi Dan Pembiayaan

Secara teratur manajemen mengambil keputusan tentang bagaimana cara


menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuannya. Sumber daya dapat
digunakan pada operasi untuk mengelola proses-proses kunci. Sumber daya ini juga
dapat digunakan pada pengeluaran modal yang diperlukan untuk mendukung
kesinambungan dan pertumbuhan operasi. Auditor biasanya ingin memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ketika mengaudit siklus investasi
dan pembiayaan.

a. Aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas, dan apakah rencana
jangka panjang manajemen untuk menumbuhkan dasar aktiva entitas?

b. Aktiva apa yang diakuisisi, atau dilepaskan, selama periode berjalan?

c. Bagaimana aktiva yang baru diakusisi dibiayai dan apakah rencana jangka
panjang manajemen untuk membiayai pertumbuhan entitas?

Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,


bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual
kembali. Aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas
mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi
dan proses intinya. Sebagai pegangan, kebanyakan perusahaan akan mengakuisisi
aktiva baru jika tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva itu melebihi
biaya marjinal sesudah pajak dari pembiayaan dengan hutang menyangkut akuisisi
aktiva tambahan.
Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman
atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan
(misalnya: mesin, peralatan, fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 147


pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang
mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi
penentuan aktiva apa yang akan diakuisisi selama periode berjalan. Aktiva jangka
panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian
aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor
sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan
pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.
Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa
dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor atau pemilik.
Aktivitas pembiayaan dapat meliputi misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal,
menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Juga akan
mencakup pembayaran untuk melunasi hutang, mengakuisisi kembali saham dan
membayar dividen. Jika auditor mengetahui perubahan yang terjadi dalam aktivitas
investasi, maka perubahan pembiayaan seringkali dapat diprediksi.

2. Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Untuk


Mengembangkan Strategi Audit

Ketika seorang auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan transaksi,


dari bawah ke atas untuk audit investasi dalam aktiva tetap, dan aktiva jangka
panjang lain, proses ini biasanya merupakan produk sampingan dari siklus
pengeluaran. Pengendalian internal atas transaksi pengeluaran juga mempengaruhi
akuisisi, dan investasi dalam aktiva tetap.

Apabila auditor mengembangkan pendekatan berdasarkan bisnis dari bawah ke


atas untuk aktivitas investasi, maka ia akan sering mengaudit investasi dalam aktiva
tetap, bersama pembiayaan dari investasi ini, karena hal itu saling berkaitan. Sebagai
contoh, jika sebuah perusahaan juga harus mempertimbangkan bagaimana akan
membiayai akuisisi itu. Jika auditor ingin mengembangkan ekspektasi mengenai
laporan keuangan, maka penting untuk memahami bagaimana aktiva yang dimiliki
mendukung operasi entitas itu, aktiva baru apa yang diakuisisi, dan bagaimana hal itu
dibiayai.

B. SIKLUS INVESTASI

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 148


Tujuan audit spesifik unutuk siklus Investasi
Tujuan Audit atas kelompok
Kategori Asersi Tujuan Audit saldo akun
transaksi
Keberadaan Akuisisi yang tercatat dari Aktiva tetap yang tercatat
atau keterjadian transaksi aktiva tetap (EO1), merupakan aktiva produktif yang
pelepasan aktiva tetap (EO2), dan digunakan pada tanggal neraca
reparasi serta pemeliharaan (EO3) (EO4)
merupakan transaksi yang terjadi
selama setahun berjalan.
Kelengkapan Semua ransaksi akuisisi aktiva Saldo aktiva tetap mencakup
tetap (C1) dan pelepasan aktiva pengaruh semua transaksi yang
tetap (C2) serta reparasi dan terjadi selama periode berjalan (C4)
pemeliharaan (C3) yang terjadi
selama periode berjalan telah
dicatat.
Hak dan Entitas itu memiliki atau
Kewajiban mendapatkan hak atas semua aktiva
tetap yang dicatat pada tanggal
neraca (RO1)
Penilaian Transaksi untuk beban penyusutan Aktiva tetap dicatat pada harga
atau Alokasi dan penurunan nilai aktiva tetap pokok dikurangi akumulasi
telah dinilai dengan tepat (VA1) penyusutan (VA2) dan diturunkan
nilainya sebesar penurunan nilai
yang material (VA3)
Penyajian Transaksi penyusutan, reparasi, Aktiva tetap dan lease modal telah
dan dan pemeliharaan serta lease diidentifikasi dengan benar dan
pengungkapan operasi telah diidentifikasi dengan diklasifikasikan dalam laporan
benar dan diklasifikasikan dalam keuangan (PD2)
laporan keuangan (PD1) Pengungkapan yang berkaitan
dengan harga pokok, nilai buku,
metode penyusutan, dan umur
manfaat dari kelas utama aktiva
tetap, penggadaian aktiva tetap
sebagai agunan, dan syarat-syarat
utama dari kontrak lease modal

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 149


sudah memadai (PD3).

Untuk mencapai masing-masing tujuan audit spesifik ini, auditor menggunakan


berbagai macam metodologi perencanaan dan pengujian audit. Ini mencakup evaluasi atas
materialitas, risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika
mengembangkan strategi audit.

C. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT

1. Materialitas

Aktiva tetap biasanya merupakan aspek material dari laporan keuangan.


Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah menentukan
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan
keuangan yang layak.

Pertimbangan kedua adalah hubungan dengan biaya yang mendeteksi


kesalahan. Audit atas aktiva tetap relatif murah dibandingkan dengan audit atas akun-
akun piutang atau persediaan. Akibatnya auditor biasanya akan mengalokasikan
secara proporsional materialitas yang lebih kecil ke aktiva tetap dibandingkan ke
piutang atau persediaan. \

2. Risiko Inheren

Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi


eksistensi/keberadaan seringkali rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Akan
keberadaan, risiko inheren dapat meningkat sampai ketingkat sedang atau tinggi
karena potensi bahwa aktiva yang tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan.
Risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi
dengan estimasi akuntansi dalam hubungan dengan estimasi penyusutan.

3. Risiko Prosedur Analitis

Risiko prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa risiko analitis
akan gagal mendeteksi kesalahan yang material. Prosedur analitis bersifat efektif dari
segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 150
laporan keuangan. Aktiva tetap secara relatif harus stabil agar prosedur analitis dapat
memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.

Akan tetapi auditor harus menentukan tingkat skeptesisme profesional ketika


mengevaluasi kelayakan beban penyusutan, termasuk kebijakan mengenai
kapitalisasi lawan langsung membebankan aktiva tetap sebagai beban melalui beban
perbaikan dan pemeliharaan.

4. Risiko Pengendalian

Aspek yang sama dari pengendalian internal yang menetapkan kesadaran akan
tingkat pengendalian yang tinggi seperti lingkungan pengendalian yang kuat,
penilaian risiko yang efektif, akuntabilitas yang efektif atas penggunaan sumber
daya, dan pemantauan system pengendalian adalah penting dalam konteks akuntansi
untuk aktiva tetap. Salah satu transaksi penting yang berkaitan dengan aktiva tetap
adalah akuntansi awal untu akuisisi aktiva tetap.

Pengendalian yang berkaitan dengan asersi pilihan mencakup pengendalian


atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan. Seringkali program komputer
digunakan untuk menghitung beban penyusutan dan biasanya program-program ini
mencakup pengujian kelayakan seperti pengujian pengecekan yang terbatas untuk
memastikan bahwa aktiva tidak disusutkan terlalu besar.

Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau
bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari
pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan
komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan
atau keterjadian.

Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan Untuk Audit Aktiva Tetap

Rasio Rumus Signifikasi Audit


Perputaran aktiva Penjualan bersih Suatu kenaikan yang tidak terduga pada
tetap : aktiva tetap perputaran aktiva tetap dapat menunjukkan
rata-rata kelalaian dalam mencatat atau mengkapitalisasi
aktiva yang dapat disusutkan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 151


Perputaran total Penjualan bersih Suatu kenaikan yang tidak terduga dalam
aktiva : total aktiva perputaran total aktiva dapat menunjukkan
tetap rata-rata kelalaian dalam mencatat atau
mengkapitalisaiskan aktiva yang dapat
disusutkan.
Pengembalian atas (laba bersih + Suatu kenaikan yang tidak terduga pada
total aktiva (bunga x (1- pengembalian atas aktiva dapat menunjukkan
tarif pajak )))/ kelalaian dalam mencatat atau
total aktiva rata- mengkapitalisaiskan aktiva yang dapat
rata disusutkan.

Beban penyusutan Beban Suatu kenaikan atau penurunan yang tidak


sebagai persen dari penyusutan / terduga pada beban penyusutan sebagai
properti, pabrik dan properti, pabrik presentase dari aktiva yang dapat disusutkan
peralatan. dan peralatan dapat menunjukkan suatu kesalahan dalam
rata-rata menghitung penyusutan.
Beban reparasi Beban reparasi Suatu kenaikan yang tidak terduga dalam beban
terhadap penjualan dan reparasi dan pemeliharaan dapat menunjukkan
bersih pemeliharaan : kemungkinan bahwa aktiva yang seharusnya
penjualan bersih dikapitalisasi telah dictatat sebagai beban.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Pengujian substantif yang dilakukan auditor akan jauh lebih ekstensif dalam
audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang.
Dalam aduit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan
kepemilikan aktiva yang bersangkutan apabila klien tersebut sebelumnya telah
diaudit oleh auditor independen lain, maka bukti-bukti ini akan lebih mudah
diperoleh apabila auditor pengganti dapat menelaah kertas kerja auditor terdahulu.
Akan tetapi jika klien belum pernah diaudit, maka auditor harus melaksanakan
penyelidikan saldo dan kepemilikan unit utama pabrik yang saat ini sedang
beroperasi. Bukti-bukti yang berkaitan dengan audit awal biasanya diikhtisar dan
disimpan dalam kertas kerja permanen auditor.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 152


Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada
transaksi tahun berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah aktiva
yang ada pada awal tahun yang sebelumnya telah diaudit. Karena itu, akan lebih
murah untuk memusatkan perhatian pada populasi yang lebih kecil dari transaksi
tahun berjalan.

Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh


mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan
penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu
mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas
beban penyusutan. Akhirnya, riisko deteksi dalam penugasan yang berulang
seringkali tergantung pada pengendalian internal atas siklus pengeluaran.

Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada


transaksi tahun berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah aktiva
yang pada aeal tahun, yang sebelumnya telah diaudit. Ketika menentukan resiko
deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva
konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang
signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi
kunci yang berkaitan dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Pertimbangan risiko biasanya menghasilkan penekanan yang lebih besar
tentang asersi keberadaan atau keterjadian serta penilaian atau alokasi. Pengujian
substantif yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam penugasan yang
berulang dan tujuan audit atas saldo akun spesifik yang bertalian dengan pengujian
itu dijelaskan sebagai berikut:
a. Prosedur Awal
Suatu prosedur awal yang penting termasuk mendapatkan pemahaman tentang
bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini juga memberikan sarana untuk
mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh pada tahap audit berikutnya dan
juga melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan
mendapat pengujian lebih lanjut.
Pengujian substantif yang dapat dilakukan yaitu :
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 153
1) Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri serta menentukan :
a) Signifikansi aktiva tetap dan perubahan aktiva tetap bagi entitas
b) Pendorong ekonomi kunci yang mempengaruhi akuisisi perusahaan atas
aktiva tetap
c) Standar industri sejauh mana entitas tersebut bersifat pada modal dan
dampak aktiva tetap terhadap laba.
2) Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan
mendapat pengujiian lebih lanjut dengan :

a) Menelusuri saldo awal aktiva tetap dan akumulasi penyusutan ke kertas


kerja tahun sebelumnya

b) Mereview aktivitas dalam akun buku besar aktiva tetap dan beban
penyusutan serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari
segi jumlah atau sumbernya

c) Mendapatkan skedul penambahan, penarikan, dan beban penyusutan


aktiva tetap yang disiapkan klien, dan menentukan bahwa hal itu secara
akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang disiapkan darinya
dengan :

Melakukan footing dan crossfooting skedul serta merekonsiliasi


total dengan kenaikan atau penurunan saldo buku besar yang
berkaitan selama periode berjalan

Menguji kecocokan pos pos pada skedul dengan ayat jurnal


dalam akun buku besar yang bertalian.

b. Prosedur Analitis
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor.
Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat
skeptisisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak
normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor maka

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 154


strategi audit dapat dimodofikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian
transaksi dan saldo.
Pengujian substantif yang dapat dilakukan yaitu :
1) Mengembangkan ekspektasi atas aktiva tetap dengan menggunakan
pengetahuan tentang aktivitas industri dan bisnis entitas tersebut
2) Menghitung rasio :
a) Perputaran aktiva tetap

b) Beban penyusutan sebagai persentase dari penjualan

c) Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualan

d) Tingkat pengembalian atas aktiva

3) Menganalisis hasil hasil rasio dalam hubungannya dengan ekspektasi


berdasarkan tahun tahun sebelumnya, data industri, jumlah yang
dianggarkan, dan data lainnya.

c. Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian substantif ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan
aktiva tetap:
1) Memvouching penambahan aktiva tetap

Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa


otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang
dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung
dokumentasi.

2) Memvouching pelepasan aktiva tetap

Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar tambah harus tersedia


bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas , otorisasi tertulis, dan
perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 155


untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi termasuk
pengakuan keuntungan atau kerugian.

3) Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan

Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalahuntuk menentukan


kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan
meliputi pertimbangan meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah
melakukan pembedaan yang tepat antara pengeluaran modal dan
pendapatan.

d. Pengujian Rincian Saldo


Pengujian substantif ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan
aktiva tetap:
1) Menginspeksi Aktiva Tetap
Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan
pengetahuan pribadi yang langsung mengenai eksistensinya. Dalam
penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos
yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap. Akan tetapi, auditor
harus mengunjungi aktiva tetap lainnya sambil tetap waspada terhadap bukti
relevan lainnya tentang aktiva tetap.
2) Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan
Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat
hak (BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan Polis Asuransi. Untuk
peralatan, perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin
merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan. Bukti tentang kepemilikan
dalam industri real estatedapat ditemukan dalam akte pembelian, polis
asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima pembeyaran
hipotek, dan polis asuransi kebakaran.

e. Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntansi


Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif
untuk :
1) Review Penyisihan Untuk Penyusutan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 156


Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi,
dan ketetapan beban penyusutan. Titik tolak yang asensial bagi auditor
dalam melakukan pengujian ini adalah memastikan metode penyusutan
yang digunakan oleh klien selama tahun yang sedang diaudit.
2) Penurunan Nilai Aktiva Tetap
Auditor harus mengevaluasi apakan klien telah memperhitungkan secara
layak penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan
yang material bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi
perubahan yang material dalam lingkungan bisnis. Bukti untuk
mengevaluasi penurunan nilai ini didasarkan pada estimasi arus kas masa
depan yang belum didiskontokan dari aktiva itu.

f. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP


Persyaratan penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan bersifat
ekstensif (PD1,2,3). Sebagai contoh, laporan keuangan harus memperlihatkan
beban penyusutan selama tahun berjalan, biaya dan nilai buku kelas utama
aktiva tetap, serta metode penyusutan yang digunakan.
Properti yang digadaikan sebagai jaminan atas pinjaman harus
diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva
menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman
akuntansi atoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.
Pengujian substantif yang dapat dilakukan adalah :
1) Menentukan apakah aktiva tetap dan beban, keuntungan, serta kegiatan yang
berkaitan telah diidentifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan
2) Menentukan kelayakan pengungkapan yang berkaitan dengan biaya, nilai
buku, metode penyusutan, dan umur manfaat kelas kelas utama aktiva
tetap, penggadaian aktiva tetap sebagai agunan dan syarat kontrak lease.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 157


PENUTUP

A. KESIMPULAN
Siklus investasi mempunyai sejumlah karakteristik yang serupa dengan siklus
pembiayaan. Transaksi dalam setiap siklus ini tidak sering terjadi, dan otorisasi serta
pengendalian pemrosesan atas transaksi investasi biasanya kuat. Selain itu, transaksi
investasi biasanya juga saling terkait dengan siklus pembiayaan, dan aktivitas investasi
yang siginifikan biasanya disertai dengan aktivitas pembiayaan yang dapat diprediksi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 158


Dari sudut pandang auditing, merupakan hal yang umum bagi auditor untuk menekankan
terutama pada pendekatan substantif yang menekankan prosedur analitis atau pengujian
rincian. Ukuran populasi yang kecil membuat pengujian substantif ekonomis dan hal itu
memberikan bukti yang sangat dapat diandalkan berkenaan dengan asersi laporan
keuangan manajemen.

B. LATIHAN
1. Prosedur apa yang dapat berguna dalam menentukan apakah semua penarikan
aktiva tetatp teah dicatat ?
2. Identifikasi pengujian substantif atas aktiva tetap yang berlaku pada tiga asersi
atau lebih.
3. Faktor-faktor apayang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan
apakah nilai aktiva telah menurun ?
4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi alokasi auditor atas materialitas
keseluruhan ke aktiva tetap ?

C. TES FORMATIF
1. Ada beberapa kegiatan pengendalian yang umum dalam siklus investasi dan
pembiayaan sebutkan dan jelaskan.
2. Sebutkan prinsip akuntansi yang diterima secara umum yang diterapkan dalam
penyajian investasi di neraca.

D. KUNCI TES FORMATIF


1. Kegiatan pengendalian umum dalam siklus investasi dan pembiayaan, yaitu
a. Penelaahan kinerja yaitu memantau kelayakan investasi, membandingkan
akuisisi actual aktiva modal dengan anggaran, serta menindak lanjuti varians
yang signifikan.
b. Pemrosesan informasi yaitu berkaitan dengan otorisasi, ketepatan, dan
kelengkapan transaksi siklus konversi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 159


c. Penendalian fisik yaitu berkaitan dengan pengidentifikasian, pengamanan dan
perlindungan dokumen-dokumen penting dari surat-surat berharga.
d. Pemisahan tugas yang tepat yaitu dengan menugaskan bagian bagian atau
personel yang berbeda atas tanggung jawab otorisasi, pencatatan dan
penyimpanan aktiva terkait.

2. Prinsip akuntansi yang diterima secara umum yang diterapkan dalam penyajian
investasi di neraca, yaitu :
a. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan
investasi tersebut.
b. Investasi jangka pendek disajikan nilainya di neraca dengan salah satu dari dua
cara :
Pada kosnya dengann mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda
kurung.
Pada nilai yang mana lebih rendah antara harga pasar atau kos (lower of
cost or market). Nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan dalam tanda
kurung.
c. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya.
d. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek
digadaikan sebagai jaminan penarikan utang.
e. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam mencosolidated subsidiary
companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus
dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara
perusahaan-perusahaan tersebut.
f. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien yang dibeli kembali sebagai
treasury bond, treasury stock atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya
disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham
g. Jika investasi bukan merupakan sumberpendapatan perusahaan, maka
penghasilan yang timbul dari pemilikan tersebut harus digolongkan dalam
Penghasilan di Luar Usaha.
h. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya
harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 160


i. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material
jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba dalam
kelompok Penghasilan Luar Usaha. Angka yang disajikan adalah jumlah laba
/ rugi setelah dikurangi pajak.
j. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum
direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusaaan harus
dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.
k. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham
yang dikeluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh diperhitungkan dalam
penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini diperlakukan sebagai
tambahan atau pengurangan unsur modal.

E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 2)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

BAB 8 : AUDIT SIKLUS PEMBIAYAAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit investasi, maka mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus pembiayaan.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 161


3. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang jangka panjang..
4. Mampu memahami pengujian substanstif atas saldo ekuitas pemegang saham.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentang audit siklus pembiayaan mengenai sifat siklus pembiayaan,
tujuan audit siklus pembiayaan, pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang, dan
pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
6. Dapat menjelaskan sifat siklus pembiayaan.
7. Dapat menjelaskan tujuan audit siklus pembiayaan.
8. Dapat menjelaskan pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
9. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

D. URUTAN PEMBAHASAN
6. Sifat siklus pembiayaan..
7. Tujuan audit siklus pembiayaan.
8. Pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang.
9. Pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham.

A. SIFAT SIKLUS PEMBIAYAAN


Siklus pembiayaan (financial cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai
berikut :
Transaksi hutang jangka panjang mencakup peminjaman dan obligasi, hipotek,
wesel, dan hutang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham
preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan
pembayaran dividen.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 162


Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang
utama. Dengan demikian, perhatian akan dipusatkan terutama pada kedua sumber
pembiayaan ini.

Siklus pembiayaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk
membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai, dan pembelian sahan
treasuri atautreasury stock. Akun-akun yang digunakan dalam mencatat transaksi siklus
pembiayaan meliputi :

TRANSAKSI HUTANG JANGKA PANJANG TRANSAKSI EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Obligasi, Hipotek, Wesel dan Saham Preferen
Hutang Pinjaman Saham Biasa
Premi (Diskonto) Obligasi Treasury Stock
Hutang Bunga Modal Disetor
Beban Bunga Laba Ditahan
Keuntungan (Kerugian) Dividen
atas Penarikan Obligasi Hutang Dividen

B. TUJUAN AUDIT PEMBIAYAAN


Peraga 8.1 mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun spesifik berkenaan
dengan akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembiayaan.

Peraga 8.1 Tujuan Audit Tententu untuk Siklus Pembiayaan

Kategori Asersi Tujuan Audit atas Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun
Transaksi
Keberadaan atau Beban bunga yang dicatat dan Saldo hutang jangka panjang yang
keterjadian transaksi laporan laba rugi dicatat merupakan hutang yang
lainnya menyajikan pengaruh ada pada tanggal neraca (EO2)
Saldo ekuitas pemegang saham
transaksi hutang jangka
merupakan hak pemilik yang ada
panjang dan peristiwa yang
pada tanggal neraca (EO3)
terjadi selama periode
berjalan(EO1)
Kelangkapan Semua transaksi beban bunga Saldo hutang jangka panjang
dan pendapatan lainnya yang merupakan semua hutang kepada
berkaitan dengan hutang kreditor jangka panjang pada
jangka panjang yang terjadi tanggal neraca (C2)
Saldo ekuitas pemegang saham
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 163
selama periode berjalan telah merupakan klaim pemilik atas
dicatat (C1) aktiva entitas yang melaporkan
(C3)
Hak dan Semua saldo hutang jangka
Kewajiban panjang yang tercatat merupakan
kewajiban entitas yang
melaporkan (RO1)
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaiim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
(RO2)
Penilaian atau Transaksi beban bunga dan Saldo hutang jangka panjang
Alokasi pendapatan lainnya yang (VA2) dan ekuitas pemegang
berkaitan dengan hutang saham (VA3) telah diliai dengan
jangka panjang telah dinilai tepat sesuai GAAP
dengan tepat sesuai GAAP
(VA1)
Penyajian dan Transaksi hutang jangka Semua syarat, ketentuan,
Pengungkapan panjang dan ekuitas pemegang komitmen, dan ekuitas pemegang
saham telah diidentifikasi serta saham telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat diklasifikasikan dengan tepat
dalam laporan keuangan (PD1) dalam laporan keuangan (PD2)
Semua fakta berkenaan dengan
penerbitan saham seperti nilai pari
atau nilai ditetapkan saham,
saham yang diotorisasi dan
diterbitkan, serta jumlah saham
yang ditahan sebagai treasury
stock atau terikat opsi telah
diungkapkan (PD4)

PERTIMBANGAN PERANCANGAN AUDIT


Materialitas
Terdapat variasi yang dapat dipertimbangkan mengenai pentingnya hutang jangka
panjang. Dalam beberapa korporasi yang besar, hutang jangka panjang bersifat tidak

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 164


material terhadap total kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Ekuitas pemegang saham
jelas merupakan komponen neraca yang material.

Risiko Inheren
Risiko salah saji dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus pembiayaan biasanya
rendah, karena dalam banyak perusahaan transaksi tersebut tidak sering terjadi, terkecuali
untuk pembayaran dividend an bunga yang seringkali ditangani oleh agen-agen dari luar.

Risiko Prosedur Analitis


Prosedur analitis memberikan indikator tentang kebutuhan entitas akan pembiayaan, dan
kelayakan biaya bunga (termasuk baik beban bunga maupun bunga yang dikapitalisasi.

Peraga 8.2 Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Audit Siklus Pembiayaan

Rasio Rumus Signifikansi Audit


Arus Kas Bebas Arus Kas dari Operasi Arus kas bebas yang negatif
dikurangi Pengeluaran menunjukkan kebutuhan akan, dan
mendekati jumla dari, pembiayaan
Modal
yang diharapkan guna
mencegah kekeringan kas atau
investasi
Hutang Berbunga Hutang Berbunga : Total Memberikan kelayakan atas
terhadap Total
Aktiva proporsi hutang entitas yang dapat
Aktiva
dibandingkan dengan pengalaman
tahun sebelumnya atau data
industri.
Ekuitas Pemegang Ekuitas pemegang saham Memberikan kelayakan atas
Saham terhadapTotal
: Total Aktiva proporsi ekuitas entitas yang dapat
Aktiva dibandingkan dengan pengalaman
tahun sebelumnya atau data
industri.
Membandingkan Apakah ROA > biaya Jika sebuah perusahaan mampu
Pengembalian
inkremental hutang ? menghasilkan
Atas Aktiva dengan
tingkatpengembalian yang lebih
BiayaInkremental ROA = (Laba Bersih +
Hutang tinggi atas aktiva dibanding biaya
(Bunga x (1 tarif
incremental hutangnya, maka ini
pajak))) / Total Aktiva
merupakan tanda bahwa entitas
Rata-rata
dapat menggunakan pembiayaan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 165


dengan hutang untuk memperluas
aktiva dan laba entitas tersebut.
Pengembalian Atas (Laba Bersih Dividen Memberikan pengujian kelayakan
Ekuitas Saham Biasa Saham Preferen) : atas ekuitas pemegang saham
Ekuitas Pemegang dengan adanya struktur laba dan
Saham Biasa Rata-rata pembiayaan perusahaan.
Arus Kas dari Operasi Arus kas dari Operasi : Suatu pengujian atas kemampuan
terhadap Hutang + Dividen yang entitas untuk memenuhi kewajiban
Dividen dan Hutang
jatuh tempo pada tahun keuangannya. Rasio yang kurang
Bagian Lancar
berjalan) dari 1,0 menunjukkan adanya
masalah likuiditas yang potensial.
Beberapa kaliBunga Laba sebelum bunga dan Pengujian atas kemampuan entitas
Dihasilkan Pajak Penghasilan : untuk menghasilkan laba untuk
(Beban Bunga + Bunga menutup biaya pelunasan hutang.
yang Dikapitalisasi) Rasio yang kurang dari 1,0
menunjukkan bahwa laba entitas
tidak mencukupi untuk menutup
biaya pembiayaan.
Beban Bunga terhadap (Beban bunga + Bunya Suatu pengujian kelayakan atas
Hutang Bunga yang Dikapitalisasi) : beban bunga yang dicatat yang
Hutang Berbunga Rata- harus mendekati biaya modal
rata hutang rata-rata entitas.

Risiko Pengendalian
Dalam lingkungan pengendalian, misalnya, tanggung jawab atas transaksi biasanya
ditetapkan pada bendahara atau pejabat kepala keuangan yang harusmemiliki integritas
dan kompetensi untuk melaksanakan tugs ini. Transaksi yang bernilai besar akan
memerlukan otorisasi dari dewan direksi, dan komite audit dari dewan tersebut dapat
memantau secara ketat aktivitas serta pengendalian dalam siklus ini. Unsur sistem
akuntansi dari komponen informasi dan komunikasi akan menyediakan buku besar
pembantu baik untuk hutang obligasi maupun modal saham.

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Beberapa dokumen yang ada dalam siklus investasi seperti sertifikat saham dan obligasi
serta kontrak obligasi, juga merupakan hal yang penting dalam siklus pembiayaan, namun
perspektifnya berubah dari investor ke penerbit.
Dokumen lain yang penting diantaranya adalah buku besar pembantu pemegang obligasi
dan pemegang saham biasa, dalam transaksi siklus pembiayaan dibutuhkan juga ayat
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 166
jurnal dalam jurnal umum dan jurnal penerimaan serta pengeluaran untuk penerbitan dan
penarikan sekuritas hutang serta ekuitas, akrual dan pembayaran bunga serta
pengumuman dan pembayaran dividen.

FUNGSI DAN PENGENDALIAN YANG BERKAITAN


2. Mengotorisasi obligasi dan modal saham
Otorisasi dilakukan oleh dewan direksi dan dilakukan berdasarkan aktivitas
perencanaan dan investasi strategis.
3. Menerbitkan obligasi dan modal saham
Penerbitan dilakukan sesuai otorisasi dewan komisaris serta persyaratan hukum
Sertifikat obligasi dan saham yang belum diterbitkan diamankan secara fisik.
4. Membayar bunga obligasi dan dividen tunai
Pembayaran dilakukan kepada penerima yang tepat sesuai otorisasi dewan direksi
atau manajemen.
5. Penarikan dan reakuisisi obligasi serta modal saham
Transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi dewan direksi
Sertifikat treasury stock diamankan secara fisik.
6. Pencatatan transaksi pembiayaan
Transaksi dicatat secara tepat dalam hal jumlah, klasifikasi, dan periode
akuntansi berdasarkan otorisasi serta dokumentasi pendukung
Tugas pelaksanaan dan pencatatan transaksi pembiayaan dipisahkan
Dilakukan pengecekan periodik untuk kesesuaian buku besar pembantu dan
akun pengendali
Dilakukan konfirmasi dengan perwalian obligasi atau agen transfer jika dapat
dilakukan.

C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANG


Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka panjang,
maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan
kecuali untuk asersi kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren untuk asersi
tersebut berada pada tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan dalam menghitung
amortisasi diskonto atau premi obligasi.
Dalam hal ini, auditor harus selalu waspada dengan kewajiban yang kemungkinan belum
dicatat.

Berikut tabel pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang :

Kategori Pengujian Substantif


Prosedur-prosedur 1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
awal untuk menentukan :
a. Signifikansi berbagai sumber pembelanjaan (utang dan
ekuitas) bagi perusahaan klien
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 167
b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh terhadap
kebutuhan perusahaan akan pendanaan dan kemampuan
untuk melunasi kewajiban utang maupun ekuitas
c. Standar industri mengenai seberapa jauh industri
menggunakan pembelanjaan utang dan ekuitas serta dampak
utang terjadap laba bersih.

2. Lakukan prosedur-prosedur awal ats saldo-saldo dan catatan


utang jangka panjang yang akan di uji pada tahap berikutnya
a. Telusuri saldo awal utang jangka panjang ke kertas kerja
tahun lalu
b. Review aktifitas dalam semua rekening utang jangka panjang
dan rekening laba-rugi yang bersangkutan dan selidiki ayat-
ayat jurnal yang nampak tidak biasa jumlah maupun
sumbernya
c. Dapatkan daftar utang jangka panjang dari klien dan pastikan
bahwa data dalam daftar sesuai dengan catatan akuntansinya
dengan cara :
Periksa kebenaran penjumlahan menurun dan mendatar
dalm daftar dan rekonsiliasi jumlah-jumlah tersebut dengan
buku besar pembantu utang jangka panjang dan saldo
direkening control
Periksa kesesuaian unsur-unsur dalam daftar dengan ayat
jurnal di buku pembantu dan rekening control di buku
besar.
Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis
a. Hitung rasio-rasio ; ROA, aliran kas bebas, utang berbunga
terhadap total aktiva dsb.
b. Analisis rasio-rasio dan hubungannya dengan prakiraan
berdasarkan pengalaman masa lalu, anggaran, industry, atau
data lainnya

Pengujian detil 4. Lakukan pencocokan ayat jurnal dalam rekening utang jangka
transaksi panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan.
Pengujian detil 5. Review otorisasi dan perjanjian utang jangka panjang
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 168
saldo 6. Konfirmasi utang jangka panjang dengan kreditur atau wali
amanat (bond trustees)
7. Lakukan perhitungan kembali biaya bunga.

Penyajian dan 8. Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU


pengungkapan a. Tentukan bahwa saldo-saldo utang jangka panjang telah di
identifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam laporan
keuangan
b. Tentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan dengan
semua persyaratan, perjanjian, komitmen dan ketentuan
penghentian yang berkaitan dengan utang jangka panjang.

PROSEDUR AWAL
Skedul yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat mencakup skedul yang
terpisah untuk wesel bayar jangka panjang ke bank, kewajiban menurut lease modal, dan
daftar pemegang obligasi yang disiapkan oleh perwalian atau trustee obligasi. Karena ada
kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang
dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaita dengan komponen ketepatan matermatis
dan klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan
skedul hutang jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

PROSEDUR ANALITIS
Auditor harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian
utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu
entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor akan mengevaluasi
kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang mencukupi guna memenuhi
komitmen yang berkaitan dengan beban bunga, jatuh tempo hutang, dan perjanjian
hutang.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil bersih
obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri ke
penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang.
Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 169


dan cek-cek yang dibatalkan ; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan
memeriksa wesel yang dibatalkan atau sertifikat obligasi.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah : 1) menilai otorisasi dan
kontrak atas hutang jangka panjang, 2) mengonfirmasi hutang dengan pemberian
pinjaman dan perwalian obligasi, dan 3) menghitung kembali beban bunga.
Mereview Otorisasi dan Kontrak
Otorisasi dari sebuah korporasi untuk mengadakan perjanjian kontraktual guna
meminjam uang menilai penerbitan hutang jangka panjang ada di tangan dewan direksi.
Dengan demikian, bukti tentang otorisasi ini harus ditemkan notulen rapat dewan direksi.
Biasanya, auditor hanya akan mereview otorisasi yang telah terjadi selama tahun yang
diaudit karena bukti tentang otorisasi hutang yang beredar pada awal tahun harus ada
dalam arsip kertas kerja yang permanen.
Otorisasi untuk penerbitan hutang haus mencakup referensi pada bagian anggaran rumah
tangga yang berlaku berkenaan dengan pembiayaan semacam itu.
Mengonfirmasi Hutang
Mengonfirmasi hutang jangka panjang berkaitan dengan asersi yang sama seperti dalam
mengonfirmasi hutang usaha;yaitu, keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, serta penilaian atau alokasi.

Menghitung Kembali Beban Bunga


Apabila ada kupon buunga obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang
dibatalkan dan merekonsiliasinya dengan jumlah yang dibayar. Apabila obligasi pada
awalnya dijual dengan premi atau diskonto, maka auditor harus menelaah skedul
amortisasi klien dan memverifikasi jumlah amortisasi yang dicatat melalui perhitungan
kembali.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Dalam mengevaluasi kelayakan klasifikasi dan pengungkapan hutang jangka panjang
yang dibuat oleh klien, auditor harus selalu memperhatikan SFASs FASB yang berlaku.
Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengonfirmasi hutang
memberikan data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan.
Auditor mendapatkan bukti tentang asersi penyajian dan pengungkapan melalui
pengujian-pengujian diatas dan dari review atas notulen rapat dan pencocokan ke
rekening-rekening ekuitas pemegang saham. Dalam mereview notulen rapat, auditor
harus memperhatikan apakah ada saham yang telah dicadangkan untuk opsi saham atau
ketentuan serupa, komitmen penerbitan saham yang akan datang dalam rangka pembelian
atau merger dengan perusahaan lain, pembatasan pembayaran dividen atau persyaratan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 170
minimum modal kerja. Bukti yang relevan bisa juga diperoleh melalui diskusi dan
komunikasi dengan penasehat hukum klien.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG


SAHAM

Pengujian saldo ekuitas pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal
neraca. Dalam pengauditan saldo-saldo ini, untuk asersi-asersi penilaian atau
pengalokasian san penyajian serta pengungkapan perlu dipisahkan antara modal saham
disetor dengan laba ditahan.

RISIKO DETEKSI
Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo ekuitas
pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang mempengaruhi akun-
akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam perusahaan terbuka sering
ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus tersebut, baik penilaian risioko
inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren dan pengendalian mungkin lebih tingg
jika ada transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas
konvertibel, atau opsi saham.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang
saham dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.

PROSEDUR AWAL
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan
(1) kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat menggunakan
pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu. Pembiayaan
dengan ekuitas dapat digunakan baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun
untuk mendukung investasi yang diperlukan dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan
persediaan dan piutang yang diperlukan untuk mengembangkan entitas itu).

PROSEDUR ANALITIS

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 171


Hubungan keuangan yan dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat untuk
mengevaluasi kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang diperoleh dari
prosedur analitis ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
dan penilaian atau alokasi.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun modal disetor dan
laba ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal disetor, dan (2) vouching ayat juranl
ke laba ditahan.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima bagian, yaitu: (1)
review akte pendirian dan anggaran rumah tangga, (2) review otorisasi dan persyaratan
penerbitan saham, (3) konfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer,
(4) memeriksa buku sertifikat saham, (5) memeriksa sertifikat saham yang ditahan
sebagai treasury stock.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


APB Opinion No. 12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan dalam akun-
akun terpisah yang terdiri dari ekuitas pemegang saham disyaratkan untuk membuat
laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan tersebut dapat dibuka pada
laporan dasar dan catatan yang menyertainya atau disajikan dalam laporan terpisah.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 172


PENUTUP

A. RANGKUMAN
Siklus pembiayaan (financial cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai
berikut :
Transaksi hutang jangka panjang mencakup peminjaman dan obligasi, hipotek,
wesel, dan hutang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham
preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan
pembayaran dividen.

Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah : 1) menilai otorisasi dan
kontrak atas hutang jangka panjang, 2) mengonfirmasi hutang dengan pemberian
pinjaman dan perwalian obligasi, dan 3) menghitung kembali beban bunga.

B. LATIHAN
1. Bahaslah aplikabilitas dari komponen struktur pengendalian internal bagi transaksi
siklus pembiayaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 173


2. Faktor-faktor apa yang bersangkutan dengan penentuan tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima untuk transaksi hutang jangka panjang ?
3. Apa pengujian substantif yang berlaku pada asersi keberadaan dan penilaian untuk
hutang saldo jangka panjang ?

C. TES FORMATIF
1. Tuliskan beberapa prosedur analitis yang dapat digunakan dalam siklus pembiayaan
dan tuliska signifikansi auditnya !
2. Sebutkan dokumen-dokumen yang penting dalam siklus pembiayaan !
3. Tuliskan fungsi dan pengendalian yang berkaitan dengan siklus pembiayaan !
4. Dalam melakukan pengujian transaksi siklus pembiayaan, apa saja yang dapat
dilakukan oleh auditor ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Prosedur analitis siklus pembiayaan
Arus Kas Bebas
Arus Kas dari Operasi dikurangi Pengeluaran Modal
Signifikansi Audit : Arus kas bebas yang negatif menunjukkan kebutuhan akan,
dan mendekati jumlah dari, pembiayaan yang diharapkan guna mencegah
kekeringan kas atau investasi.
Hutang Berbungaterhadap Total Aktiva
Hutang Berbunga : Total Aktiva
Signifikansi Audit : Memberikan kelayakan atas proporsi hutang entitas yang
dapat dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industri
aktiva yang dapat disusutkan.
Ekuitas PemegangSaham terhadap Total Aktiva
Ekuitas pemegang saham : Total Aktiva
Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat
dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya

2. Beberapa dokumen yang ada dalam siklus pembiayaan seperti sertifikat saham dan
obligasi serta kontrak obligasi, juga merupakan hal yang penting dalam siklus
pembiayaan, namun perspektifnya berubah dari investor ke penerbit. Dokumen lain
yang penting diantaranya adalah buku besar pembantu pemegang obligasi dan
pemegang saham biasa, dalam transaksi siklus pembiayaan dibutuhkan juga ayat
jurnal dalam jurnal umum dan jurnal penerimaan serta pengeluaran untuk penerbitan
dan penarikan sekuritas hutang serta ekuitas, akrual dan pembayaran bunga serta
pengumuman dan pembayaran dividen.

3. Fungsi dan Pengendalian yang Berkaitan


Pengauditan 2 | Modul Gabungan 174
a. Mengotorisasi obligasi dan modal saham
Otorisasi dilakukan oleh dewan direksi dan dilakukan berdasarkan aktivitas
perencanaan dan investasi strategis.
b. Menerbitkan obligasi dan modal saham
Penerbitan dilakukan sesuai otorisasi dewan komisaris serta persyaratan
hukum
Sertifikat obligasi dan saham yang belum diterbitkan diamankan secara fisik.
c. Bunga obligasi dan dividen tunai
Pembayaran dilakukan kepada penerima yang tepat sesuai otorisasi dewan direksi
atau manajemen.
d. Penarikan dan reakuisisi obligasi serta modal saham
Transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi dewan direksi
Sertifikat treasury stock diamankan secara fisik.
e. Pencatatan transaksi pembiayaan
Transaksi dicatat secara tepat dalam hal jumlah, klasifikasi, dan periode
akuntansi berdasarkan otorisasi serta dokumentasi pendukung
Tugas pelaksanaan dan pencatatan transaksi pembiayaan dipisahkan
Dilakukan pengecekan periodik untuk kesesuaian buku besar pembantu dan
akun pengendali
Dilakukan konfirmasi dengan perwalian obligasi atau agen transfer jika dapat
dilakukan.

4. Pengujian Transaksi dalam Siklus Pembiayaan

Mereview Otorisasi dan Kontrak

Otorisasi untuk penerbitan hutang haus mencakup referensi pada bagian anggaran
rumah tangga yang berlaku berkenaan dengan pembiayaan semacam itu.

Mengonfirmasi Hutang

Mengonfirmasi hutang jangka panjang berkaitan dengan asersi yang sama seperti
dalam mengonfirmasi hutang usaha;yaitu, keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi.

Menghitung Kembali Beban Bunga

Apabila ada kupon buunga obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang
dibatalkan dan merekonsiliasinya dengan jumlah yang dibayar. Apabila obligasi pada
awalnya dijual dengan premi atau diskonto, maka auditor harus menelaah skedul

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 175


amortisasi klien dan memverifikasi jumlah amortisasi yang dicatat melalui
perhitungan kembali.

E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 4)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 3)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 176


BAB 9 : AUDIT SALDO KAS

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit investasi, maka mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus kas.
2. Mampu memahami tujuan audit kas.
3. Mampu memahami penyusunan program audit kas.
4. Mampu memahami penerapan prosedur audit.
5. Mampu memahami pengujian saldo kas sebelum tanggal neraca.
6. Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal neraca.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentang audit saldo kas mengenai sifat siklus kas, tujuan audit kas,
penyusunan program audit kas, penerapan prosedur audit, pengujian saldo kas sebelum
tanggal neraca, dan pengujian saldo kas setelah tanggal neraca.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan sifat siklus kas.
2. Dapat menjelaskan tujuan audit kas.
3. Dapat menjelaskan penyusunan program audit kas.
4. Dapat menjelaskan penerapan prosedur audit.
5. Dapat menjelaskan pengujian saldo kas sebelum tanggal neraca.
6. Dapat menjelaskan pengujian saldo kas setelah tanggal neraca.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus kas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 177


2. Tujuan audit kas.
3. Penyusunan program audit kas.
4. Penerapan prosedur audit.
5. Pengujian saldo kas sebelum tanggal neraca.
6. Pengujian saldo kas setelah tanggal neraca.

A. SIFAT SIKLUS KAS


Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening
giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperi kas kecil dan rekening di
bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta
membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa
bentuk investasi yang menghilangkan bunga. Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat
deposito, dan pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri tertentu, dana kun-akun lain
yang mempunyai pembatasan dalan penggunaannya yang lazimnya harus di klasifikasi
investasi.

HUBUNGAN SALDO KAS DENGAN SIKLUS TRANSAKSI


Lima siklus transaksi berkaitan dengan saldokas umum,seperti dalam Gambar 18-4.
Kelima siklus itu adalah pendapatan, pengeluaran, pembiayaan investasi, dan jasa
personalia. Siklus produksi tidak mempunyaitransaksi yang berkaiytan langsung dengan
kas. Perhatikan bahwa siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapatmenaikkan
dan menurunkan kas. Bagi banyak entitas, volume transaksi siklus pendapatan dan
pengeluaran dapat berjumlah besar, demikian juga dengan siklus personalia. Volume
serta ukuran masing-masing transaksi dalam sklus pembiayaan dan investasi sangat
bervariasi dari suatu entitas ke yang lainnya dan dapat juga sangat berbeda dari tahun ke
tahun untuk suatu entitas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 178


Siklus Pendapatan Siklus Pengeluaran
Penjualan Pembelian
Penjualan Pembelian
Tunai Tunai

Piutang Usaha Hutang Usaha


Penerimaan Kas Pembayaran
kredit Siklus Siklus kredit
Pendapatan pengeluaran
Siklus Pembiayaan Siklus Siklus Siklus Investasi
Hutang Obligasi Investasi
pembiayaan pembiayaan
Menarik Menerbitkan Membeli Menjual
Siklus Siklus
obligasi obligasi sekuritas sekuritas
investasi investasi
Modal Saham Pendapatan bunga dan dividen
Menarik Menerbitkan Siklus jasa Penerimaan
saham saham personalia bunga dan
Membeli dividen
Treasury stock Pabrik dan peralatan
Hutang bunga dan dividen
Siklus Jasa Personalia Membeli
Membayar Hutang upah pabrik aktiva tetap
Bunga dan Membayar
dividen karyawan
Piutang Usaha
Membayar
Otorisasi pajak

B. TUJUAN AUDIT SIKLUS KAS


Karena (1) pertimbangan pengendalian internal berkenaan dengan berbagai kelompok
transaksi yang mempengaruhi kas dan (2) tujuan audit atas kelompok transaksi yang
bertalian dengan transaksi itu. Dengan demikian, Gambar 18-5 hanya mencakup tujuan
audit saldo akun untuk kas.

Gambar 18-5 Tujuan Audit Spesifik untuk Saldo Akun

Kategori Asersi Tujuan Audit atas Saldo Akun


Keberadaan atau keterjadian Saldo yang dicatat pada tanggal neraca (EO1)
Kelangkapan Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari
semua transaksi kas yang telah terjadi (C1)
Transfer kas akhir tahun diantara bank telah dicatat
pada periode yang tepat (C2)
Hak dan Kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 179


yang diperlihatkan pada tanggal neraca (RO1)
Penilaian atau Alokasi Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah
yang dinyatakan di neraca dan sesuai dengan
schedule pendukung (VA1)
Penyajian dan Pengungkapan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan tepat dalam neraca(P1)
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo
kompensasi, dan pembatasan lain padanya atas kas
telah diungkapkan dengan tepat (P2)

C. PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT KAS


KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas
dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi
sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih
mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya
verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya, setiap salah
saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan
dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi
bank :

Kesalahan dalam menagih konsumen


Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya
dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
Duplikasi pembayaran faktur vendor
Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya
Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat
bunga sebenarnya.

Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas
rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 180


Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah
dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.

JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM


Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank klien, akan dibahas
terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang digunakan oleh banyak perusahaan karena
pendekatan yang digunakan akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis
dari akun kas :
Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Misalnya, pengeluaran
dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan
penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun
tersebut.

Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya,
membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal
pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun bank
penggajian. Segera sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik
ditarik pada akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun
penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank
seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah
untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah
pembayaran cek kepada karyawan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 181


Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan
pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi berbeda.
Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun
umum secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara
yang berbeda dengan akun pengajian impres.

Akun Bank Cabang


Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa
perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang
berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor
pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.

Dana Kas Kecil Impres


Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas
pada bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan
biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang
lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau
untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.

Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian
tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan
bisa disebut setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan
dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka
pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat
dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang
dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang
bukan merupakan setara kas.

AUDIT ATAS KAS UMUM

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 182


Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas,
sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai
lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo
(keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas
umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan.
Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)


Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya.
Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat
aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan
saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi
investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk
risiko tersebut.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering
muncul potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan
cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan
berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan
pengeluaran kas.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 183
2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi
kas, yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus
akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai
antara penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya
dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang
dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung
sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang
memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif,
maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank
akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara
bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak
yang menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan
rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan
memengaruhi penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu
mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di
bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi.
Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat
dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan
tertutup oleh pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan
bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran,
dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir
akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati
oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas
tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek
dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada
pencatatan setoran kas.
Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 184


Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku
dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran
kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan
kas.
Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai
bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal
dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan
banyak prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada
saat personel yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah
selesai.

Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas


Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab
sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan
pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas
penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.

Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)


Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting
dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan
pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan
saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 185


Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit
kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien
sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas
yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus
diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan
penyajian utang untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan.
Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko
dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi
bank sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian
rekonsiliasi bank.

Permintaan atas Konfirmasi Bank


Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi
dari setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika
terdapat sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan
konfrimasi, maka auditor perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien
berkomunikasi dengan bank untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan
konfirmasi kepada auditor, agar memudahkan auditor maupun pihak bank yang diminta
mengisi konfirmasi, di Amerika Serikat, AICPA menyetujui penggunaan formulir bank
standar.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual.
Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang sama.
Infromasi pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan
jumlah dan tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya
jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo
bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di
bagian bawah formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman
yang tidak dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 186
Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar
memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara
lain. Sama halnya, bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai
persyaratan kredit, persyaratan saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika
kewajiban dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini,
maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank
yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi
bank. Sama halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke
skedul audit lainnya. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor
harus memeriksa selisihnya.

Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas


Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan
pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam
laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah
batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi
bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk
memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung
kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas
tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah karyawan
klien tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan
laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan
verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit.
Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh bank
pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.

Pengujian Rekonsiliasi Bank

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 187


Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan
pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk
menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan
melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di
bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi
lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas
pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam
rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke
saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke
laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga
jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek
yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran
kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal
pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar karena tidak dikliring di
bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar
yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam
pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring
dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas
dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang
termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah
vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi,
cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke laporan
pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal tahun
berikutnya.
Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini
meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 188


yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi
ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.

PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN


Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan
tugas antara pemegang kas dan pencatatn transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan
kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan
auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan
sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari
kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang,
pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun
kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung
untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang
palin efektif untuk menemukan kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan
berikut langsung terkait dengan saldo kas akhir tahun;

Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank


Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan
pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan
seluruh bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam
laporan bank tertanggal.
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank
tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua
sudah dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal
untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.

Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,
Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 189
Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.

Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :


1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periodepembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian susbtantif atas
transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat
baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun
bank dan rekonsiliasi bank.

Pengujian Transfer Antarbank


Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai
berikut :
Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor
harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke
pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.
Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya
pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal
berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa
saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.
Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 190


rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan
adanya kemungkinan kiting.
Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun
tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk
transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi
bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank
tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika
terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank,
seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek
beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam
pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi
bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama
dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk
pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian
tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada
buku besar.

AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES


Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien
mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.

Pengendalian Internal atas Kas Kecil

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 191


Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat
digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas
lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya
dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus
jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil
yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas
kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan
rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang
berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor
urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi
oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.

Pengujian Audit atas Kas Kecil


Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat
potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien
dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal
bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil
penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan
selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena
tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah
menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau
dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus meliputi:
Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
Memperhatikan urutan voucher kas kecil
Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 192


Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register
kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan
pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari
penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.

D. PENERAPAN PROSEDUR AUDIT PERTIMBANGAN PERENCANAAN


AUDIT
Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik waktu
yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali tidak material. Akan
tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang mempengaruhi
kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama suatu periode waktu benar-
benar dapat sangat material. Dalam kenyataannya, volume transaksi yang mempengaruhi
kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.

Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan
untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan.
Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri karena berbagai jens
bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti. Akan tetapi, berbeda dengan
piutang atau persediaan, risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban,
penilaian dana tau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal
karena tidak adanya kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan
pengungkapan.

Risiko Prosedur Analitis


Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh keputusan dan strategi operasi, investasi,
serta pembiayaan manajemen. Akibatnya, dalam beberapa audit atas saldo ini mungkin
tidak diharapkan untuk memperlihatkan hubungan yang stabil atau dapat diprediksi
dengan data keuangan atau operasi masa berjalaan atau historis. Perusahaan yang dikelola
dengan baik secara teratur dapat menegembangkan anggaran kas, yang memproyeksikan
(1) Penerimaan kas berdasarkan penagihan piutang yang dipartisipasi,
(2) Pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, dan
(3) Aktivitas investasi serta pembiayaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 193


Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau
anggaran, atau dengan kebijakanperusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi
atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi perusahaan untuk membandingkan saldo
kas dengan anggaran dan kebijakan perusahaan karena masing-masing kebutuhan kas
dari berbagai entitas seringkali unik. Apabila pengharapan yang layak dirumuskan dan
datanya sesuai dengan pengharapan itu, maka bukti analitis dapat dipandang memberikan
sejumlah kepastian mengenai asersi eksistensi atau keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan penilaian atau alokasi untuk saldo kas.

Risiko Pengendalian
Pengendalian internal yang berkaitan dengan penerimaan kas dan penerimaan kas dan
pengeluaran kas telah dibahas sebelumnya. Unsur-unsur pengendalian internal dalam
lingkungn pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, prosedur
pengendalian serta pemantauan , termasuk pembahasan tentang dokumen dan catatan
penting serta fungsi dan pengendalian yang umum. Karena rawannya saldo kas terhadap
pencurian, maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal
atas kas, dan memastikan bahwa setiap kondisi dapat dilaporkan telah dikomunikasikan
dengan jelas kepada manajemen.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS


MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Beberapa pemilik perusahaan kecil menginginkan agar auditor secara cermat mengaudit
kas guna memberikannya kepastian tentang keabsahan saldo kas. Akibatnya, auditor akan
pendekatan substantif yang terutama menekankan pada pengujian rincian, sekalipun
model risikoaudit dapat menyatakan bahwa pendekatan semacam itu tidak diperlukan
karena prosedur analitis atau pengendalian internal sudah efektif. Sementara itu, klien
lainnya mungkin mengandalkan pada CFO, atau departemen audit internal, untuk
menelaah atau mengaudit saldo kas berdasarkan apa yang diperlukan untuk
mengeluarkan suatu pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan..
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanankas terhadap penyalahgunaan yang
telah dibahas dibab sebelumnya.efektivitas prosedur analitis seringkali tergantung pada
prosedur yang ditempuh entitas untuk mengembangkan anggaran atau peramalan kasyang
akurat. Metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian atas asersi
kelompok transaksi yang telah dijelaskanpada Bab 10 dapat digunakan dalam
menentukan penilaian risikopengendalian untuk asersi saldo kas. Model risiko audit atau
matriks risiko kemudian dapat digunakan, sebagaimana yang diilustrasikan dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 194


Gambar 8-2, untuk menetukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi
saldo kas.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Sutau daftar pengujian substantif yang mungkin dilaksanakan untuk mencapai tujuan
audit spesifik atas saldo kas disajikandalam Gambar 18-6. Daftar ini disusun menurut
kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit bagi pengujian substantif
yang telah dijelaskan pada Bab 11, dan yang telah dan hal itu digunakan dalam setiap bab
yang membahas tentang siklus. Perhatikan bahwa beberapa dari pengujian ini berlaku
untuk lebih dari satu tujuan audit, dan setiap tujuan didukung oleh berbagai pengujian
yang mungkin. Tidak semua pengujian dapat dilaksanakan dalam setiap audit. Setiap
pengujian itu akan dijelaskan dalam bagian berikut, termasuk komentar tentang kapan
pengujian tertentu dapat diabaikan dan bagaimana beberapa pengujian dapat disesuaikan
berdasarkan faktor-faktor risiko yang berlaku.

Prosedur Awal
Sebelum membahas pengujian yang terinci atas saldo kas, auditor harus memastikan
bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas dan pentingnya saldo kas
entitas tersebut.
Titik awal untuk mengverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode
berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (apabila
dapat diterapkan). Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun buku besar
kas harus dikaji-ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan yang bersifat tidak biasa
atau jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus. Di samping itu, setiap skedul yang
dibuat oleh klien yang menunjukkan ikhtisar penrimaan bank juga harus diperoleh.
Ketepatan matematis dari setiap skedul itu harus ditentukan dan kecocokannya dengan
saldo kas yang berkaitan dalam buku besar juga harus diperiksa.Pengujian ini
memberikan bukti tentang asersi penilaian atau alokasi.

Prosedur Analitis
seperti telah dibahas sebelumnya, efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi
dari satu klien ke klien lainnya. Efektivitas prosedur analitis yang telah dibahas
sebelumnya ini dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari pengujian
substantive lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak sesuai
dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramlan kas, atau
kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 195


E. PENGUJIAN SALDO KAS SEBELUM TANGGAL NERACA DAN
SESUDAH TANGGAL NERACA

Pengujian Rincian Transaksi


Beberapa pengujian substantif atas rincian transaksi melibatkan penelusuran dan
vouching transaksi penerimaan kas serta pengeluaran kas yang biasanya dilakukan
bersamaan dengan pengujian pengendalian sebagai pengujian bertujuan ganda. Bukti
yang diperoleh dari pengujian tersebut harus digabungkan dengan bukti dari prosedur
dalam menarik kesimpulan mengenai kewajaran penyajian saldo kas.

Melaksanakan pengujian pisah batas-kas


Pisah-batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun sangat
penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua pengujian pisah-batas kas
telah dilaksanakan : (1) pengujian pisah-batas penerimaan kas, dan (2) pengujian pisah-
batas pengeluaran kas. Penggunaan laporan pisah-batas bank, juga berguna dalam
menentukan apakah pisah-batas kas yang tepat telah dilakukan
Pengujian pisah-batas kas terutama ditunjukan pada asersi laporan keuangan, yaitu
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan.

Menelusuri transfer bank


Banyak entitas membuka akun-akun (rekening) pada lebih dari satu bank. Sebuah
perusahaan yang memiliki banyak akun bank dapat melakukan transfer uang yang
diotorisasi di antara akun-akun bank itu. Sebagai contoh, uang dapat ditransfer dari akun
bank umum ke akun bank untuk penggajian atas cek gaji yang akan dibagikan pada hari
pembayaran. Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode
mengambang) umumnya akan berlalu sebelum cek itu dikliring di bank pada waktu
ditarik. Jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji selama periode ini, karena cek itu
akan termasuk dalam saldo bank yang menerima setoran dan belum akan dikurangkan
dari bank yang ceknya ditarik. Transfer bank juga dapat menimbulkan salah saji saldo
bank per pembukuan jika pengeluaran dan penerimaan tidak dicatat pada periode
akuntansi yang sama.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 196


Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan tidak
menunjukkan pengurangan dari akun bank tempat transfer cek ditarik merupakan suatu
penyimpangan yang dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat digunakan untuk
menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank pada tanggal laporan.
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau, sebaliknya,
dapat terjadi salah saji. Bukti ini diperoleh dengan menyiapkan skedul transfer bank
(bank transfer schedule) data yang akan dicantumkan pada skedul itu diperoleh dari
analisis atas ayat jurnal kas per pembukuan dan laporan bank serta pisahbatas bank yang
berlaku. Skedul itu mencantumkan semua transfer cek yang diterbitkan pada atau
mendekati akhir tahun fiskal klien. Dan menunjukkan tanggal cek itu dicatat oleh klien
serta bank.

Gambar 18-7 Skedul Transfer Bank


Tanggal
Akun Bank Tanggal Pengeluaran
No Jumlah Penerimaan
Cek Cek Per Per
Dari Untuk Per Buku Per Bank
Buku Bank
4100 Umum Gaji $50.000 31/12 3/1 31/12 2/1
Cabang
4275 Umum $10.000 31/12 4/1 2/1 2/1
#1
Cabang
4280 Umum $20.000 2/1 2/1 31/12 31/12
#2
B403 Umum Umum $5.000 2/1 3/1 3/1 31/12

Jika kita mengasumsikan bahwa semua cek tertinggal dan diterbitkan pada tanggal 31
desember, maka cek No. 4100 pada tabel9.2 telah ditangani dengan benar karena kedua
ayat jurnal pembukuan perusahaan telah dibuat pada bulan desember dan kedua ayat
jurnal pembukuan bank terjadi pada bulan januari. Cek ini akan tercantum sebagai cek
yang beredar ketika merekonsiliasi akun bank umum per 31 desember dan sebagai
setoran dalam perjalanan ketika merekonsiliasi akun bank gaji. Cek No. 4275
menggambarkan transfer cek dalam perjalanan pada tanggal penutupan. Kas per
pembukuan kurang saji sebesar $10.000 karena cek itu telah dikurangkan dari saldo per
pembukuan oleh penerbitnya pada bulan desember, tetapi belum ditambahkan ke akun
cabang #1 per pembukuan oleh penyetor sampai bulan januari. Jadi, suatu ayat jurnal
penyesuaian akan diperlukan pada tanggal 31 desember untuk menaikkan saldo cabang
per pembukuan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 197


Cek nomor 4280 dan B403 menggambvarkan kemungkinan kiting karena cek-cek bulan
desember ini belum dicatat sebagai pengeluaran per pembukuan sampai bulan januari,
sekalipun telah disetorkan ke bank penerimaan pada bulan desember. Cek no 4280
menimbulkan lebih saji kas di bank sebesar $20.000 karena penerimaan per pembukuan
terjadi dalam bulaln desember, dan pengurangan yang sepadan belum dilakukan sampai
bulan januari. Cek no. B403 dapat menggambarkan suatu upaya untuk menyembunyikan
kekurangan ksa karena setoran bank yang terjadi pada bulan desember dianggap
memungkinkan untuk merekonsiliasi saldo bank serta pembukuan, sementara semua ayat
jurnal lainnya dibuat pada bulan januari.
Kiting bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal memungkinkan
seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek (misalnya pemisahan tugas yang
kurang tepat), atau ada kolusi di antara orang-orang yang bertanggung jawab atas kedua
fungsi itu. Selain menelusuri transfer banmk, kiting juga dapat dideteksi dengan (1)
mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank (seperti yang dibahas pada
bagian terakhir) karena cek yang dikiting dan dikliring pada bulan januari akan tidak
tampak pada daftar cek yang beredar untuk bulan desember dan (2) melaksanakan
pengujian pisah-batas kas karena cek terakhir yang diterbitkan pada bulan desember tidak
akan dicatat dalam register cek.
Penelusuran transfer bank akan memberikan bukti yang dapat diandalkan mengenai asersi
eksistensi dan kelengkapan.

Pengujian Rincian Saldo


Ada lima pengujian substantif yang bisa digunakan untuk saldo kas dalam kategori ini.
Setiap pengujian ini akan diuraikan dalam bagian berikut.
Menghitung kas di tangan
Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai las
di tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan yang ditahan
oleh klien sampai semua uang telah dihitung.
Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.
Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 198


Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada klien,
baik secara langsung atau melalui endorsemen.
Pengendalian atas semua dana uang dirancang untuk mencegah transfer uang yang telah
dihitung ke uang yang belum dihitung oleh klien. Penyegelan uang dan penggunaan staf
auditor tambahan seringkali diperlukan apabila kas disimpan pada banyak
lokasi.Pengamanan yang menyangkut pengawasan kas dilakukan untuk meminimkan
kemungkinan, dalam hal terjadinya kekurangan, klien mengklaim bahwa semua kas
adalah utuh pada saat diserahkan kepada auditor untuk dihitung.
Pengujian ini memberikan bukti tentang masing-masing asersi laporan keuangan
kecuali penyajian dan pengungkapan. Di sini perlu diperhatikan bahwa bukti tentang hak
bersifat lemah karena pengawasan dana, seperti dana kas kecil, mungkin telah
menambahkan uang dari kantung sendiri untuk menutup kekurangan.

Mengkonfirmasi saldo kas dan pinjaman di bank


Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank
mengenai saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca. Formulir ini dikembalikan
dan disetujui bersama oleh american bankers association, AICPA, dan bank
administration institute: (1) saldo setoran. (2) saldo pinjaman, dan (3) akun (rekening)
setoran atau pinjaman lainnya yang mungkin menarik perhatian pajabat bank yang
berwenang.
Permintaan konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh
penandatangan cek yang berwenang dari klien. Kedua salinan itu lalu dikirim ke bank,
dan aslinya dikembalikan kepada auditor. Untuk memastikan kompetensi bukti dari
prosedur ini, auditor secara pribadi harus mengirimkan permintaan ini dalam amplop
dengan alamat pengendalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan langsung ke
auditor oleh bank.Permintaan konfirmasi bank harus dikirimkan langsung ke bank di
mana klien mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol pada akhir tahun.
Konfirmasi setoran kas terutama memberikan bukti mengenai dua asersi berikut
berkenaan dengan kas di bank: (1) keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan
tertulis bahwa saldo itu ada, serta (2) hak dan kewajiban karena saldo itu adalah atas
nama klien. Jawaban dari bank juga memberikan sejumlah bukti untuk dua asersi
lainnya.Jawaban ini menyumbangkan pada asersi penilaian atau alokasi untuk kas di bank
dimana saldo yang konfirmasi digunakan untuk memperoleh saldo kas yang benar pada
tanggal neraca.Lebih lanjut, hal itu juga menyumbang pada asersi kelengkapan, tetapi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 199
secara keseluruhan tidak dapat diandalkan karena para responden tidak diharuskan untuk
mencari catatan bank mengenai saldo setoran dan pinjaman yang tidak tercantum dalam
formulir permintaan konfirmasi.
Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi berikut:
(1) keberadaan atau keterjadiaan karena ada pemberitahuan tertulis bahwa terdapat saldo
pinjaman, (2) hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien, dan (3)
penilain atau alokasi karena jawabannya menunjukkan jumlah saldo pinjaman. Pengujian
ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang sama seperti pada konfirmasi
saldo setoran.

Mengkonfirmasi perjanjian lainnya dengan bank


Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo kompensasi, dan
kewajiban kontijensi.Perjanjian untuk menetapkan lini kredit dengan bank mungkin
mengharuskan peminjaman mempertahankan saldo kas di bank.Jumlahnya dapat berupa
persentase yang disetujui dari jumlah dolar yang ditetapkan.Jumlah minimum yang
disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi (compensanting blance).Suatu kewajiban
kontijen mungkin ada apabila klien menjadi penjamin atas pinjaman yang diberikan oleh
bank kepada pihak ketiga.

Melakukan scan, mereview atau menyiapakan rekonsiliasi bank


Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi.Auditor dapat menscan
rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari
rekonsiliasi itu.Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank
klien. Penelaahan itu lazimnya akan mencakup:
Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi pada formulir
konfirmasi bank.
Memverifikasi keabsahan setoran dalam perjalanan dan cek-cek yang beredar.
Menetapkan ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu.
Memvouching pos-pos yang direkonsiliasi seperti beban, kredit, dan kesalahan bank
ke dokumentasi pendukung.
Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat menyiapakan rekonsiliasi bank
dengan menggunakan bank di tempat klien.Jika risiko deteksi sangat rendah atau auditor
mencurigai kemungkinan adanya salah saji yang material, maka auditor dapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 200


memperoleh laporan bank akhir tahun langsung dari bank dan menyiapakan rekonsiliasi
bank.Untuk melakukan hal itu, auditor harus meminta klien untuk memberi tahu bank
agar mengirimkan laporan bank dan data yang menyertainya (cek yang dibayar, memo
debet, dan lain-lainnya) langsung ke auditor. Prosedur ini akan memcegah klien
melakukan perubahan data untuk menutupi setiap salah saji yang ada.
Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi untuk
memverifikasi saldo kas di bank karena adanya ketidakpastian berkenaan dengan dua pos
rekonsiliasi yang paling penting: (1) setoran dalam perjalanan dan (2) cek yang beredar.
Bukti tersebut hanya dapat diperoleh dengan menelusuri pos-pos ini ke laporan bank
dalam periode akuntansi berikutnya. Prosedur untuk mendapatkan laporan pisah-batas
bank dirancang, sebagian untuk tujuan ini. Apabila laporan pisah batas mengesahkan pos-
pos ini dan pos rekonsiliasi lainnya, maka rekonsiliasi bank yang diandalkan auditor
dapat dipertinggi secara signifikan.
Scanning, pengujian, atau penyiapan rekonsiliasi bank menetapkan saldo kas di
bank yang benar pada tanggal neraca.Jadi, hal itu merupakan sumber bukti utama untuk
asersi penilaian atau alokasi.Pengujian ini juga memberikan bukti untuk asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban.

Mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank


Laporan pisah batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah tanggal
neraca. Tanggal ini harus berada pada titik waktu yang akan memungkinkan sebagian
besar cek yang beredar pada akhir tahun sudah dikliring di bank
Setelah menerima laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo bank
terlampir, auditor harus :
Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar yang tercantum
pada rekonsiliasi bank
Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada laporan
pisah-batas
Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-hal yang tidak
biasa.
Hal pertama yang dapat menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal dengan kiting,
yang telah dijelaskan dalam halaman 278: sementara hal yang terakhir mungkin
diakibatkan oleh penundaan dalam 1) pengeposan cek oleh klien, 2) penyetoran cek itu

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 201


oleh yang dibayar (payee), dan 3) pemrosesan cek oleh bank. Auditor harus menyelidiki
setiap situasi yang tidak biasa.
Apabila pengaruh agregat dari cek yang belum dikliring bersifat material, maka hal ini
dapat ini dapat menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal dengan windowa
dressing, yaitu suatu upaya yang disengaja untuk melebihsajikan solvensi jangka pendek
perusahaan.
Penelusuran setoran dalam perjalanan ke laporan pisah-batas biasanya merupakan hal
yang relative sederhana karena setoran pertama pada laporan pisah-batas harus
merupakan setoran dalam perjalanan yang diperlihatkan pada rekonsiliasi.Jika tidak
demikian halnya, maka auditor harus menentukan situasi yang mendasari kesenjangan
waktu dari bendaharawan dan mendukung penjelasannya.
Dalam melakukan scan atas laporan pisah-batas untuk pos-pos tidak biasa, auditor harus
waspada terhadap pos-pos seperti debet dan kredit bank yang tidak tercatat serta
kesalahan dan koreksi bank.
Karena dalam kenyataannya laporan pisah-batas diperoleh langsung oleh auditor dari
sumber independen di luar organisasi klien, maka hal itu memberikan informasi
pendukung dengan kompetensi yang tinggi tentang keabsakan rekonsiliasi bank akhir
tahun dan asersi eksistensi atau kejadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, serta penilaian
atau alokasi untuk kas di bank.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 202


PENUTUP

A. RANGKUMAN
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperi kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi
kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan
kas ke beberapa bentuk investasi yang menghilangkan bunga. Saldo-saldo tertentu,
seperti sertifikat deposito, dan pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri tertentu,
dana kun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalan penggunaannya yang lazimnya
harus di klasifikasi investasi.
Karena (1) pertimbangan pengendalian internal berkenaan dengan berbagai
kelompok transaksi yang mempengaruhi kas dan (2) tujuan audt atas kelompok transaksi
yang bertalian dengan transaksi itu.

B. LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan kitting ? Prosedur apa yang dapat digunakan oleh
auditor untuk mendeteksi kitting ?

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 203


2. Apa tindakan antisipasi yang harus diambil auditor dalam menghitung kas dui tangan
?
3. Apakah yang dimaksud dengan saldo kompensasi ?

C. TES FORMATIF
1. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien.
Apakah penelaan tersebut ?
2. Apa yang harus dilakukan auditor setelah menerima laporan pisah-batas, besertacek-
cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir?
3. Konfirmasi saldo pinjamaan memberikan bukti untuk tiga asersi. Apakah asersi
tersebut ?
4. Untuk mrlakukan perhitungan kas secara tepat. Apa yang harus dilakukan auditor ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. Penelaahan itu lazimnya akan mencakup:

a. Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi pada


formulir konfirmasi bank.

b. Memverifikasi keabsahan setoran dalam perjalanan dan cek-cek yang beredar.

c. Menetapkan ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu.

d. Memvouching pos-pos yang direkonsiliasi seperti beban, kredit, dan kesalahan


bank ke dokumentasi pendukung.

2. Setelah menerima laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo
bank terlampir, auditor harus :
a. Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar yang
tercantum pada rekonsiliasi bank
b. Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada
laporan pisah-batas
c. Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-hal yang
tidak biasa.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 204


3. Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi berikut: (1)
keberadaan atau keterjadiaan karena ada pemberitahuan tertulis bahwa terdapat saldo
pinjaman, (2) hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien, dan
(3) penilain atau alokasi karena jawabannya menunjukkan jumlah saldo pinjaman.
Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang sama seperti
pada konfirmasi saldo setoran.

4. Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai
las di tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
a. Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan yang
ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung.
b. Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.
c. Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien.
d. Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada
klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.
E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 4)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 205


BAGIAN 5 / PENYELESAIAN AUDIT, PELAPORAN, DAN JASA-
JASA LAINNYA

BAB 10 : PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB


PASCA PENYELESAIAN AUDIT

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami menyelesaikan pekerjaan lapangan.
2. Mampu memahami mengevaluasi temuan .
3. Mampu memahami komunikasi dengan klien.
4. Mampu memahami prosedur awal dan analitis.
5. Mampu memahami tangggungjawab setelah audit.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 206


Modul ini membahas tentang Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawab Pasca
Penyelesaian Audit yang terdiri dari penyelesaian pekerjaan lapangan, mengevaluasi
temuan, komunikasi dengan klien, tanggung jawab setelah audit.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan penyelesaian pekerjaan lapangan.
2. Dapat menjelaskan hasil evaluasi temuan.
3. Dapat menjelaskan komunikasi dengan klien.
4. Dapat menjelaskan tanggung jawab setelah audit.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan.
2. Mengevaluasi temuan.
3. Komunikasi dengan klien.
4. Tanggung jawab setelah audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 207


A. MENYELESAIKAN PEKERJAAAN LAPANGAN
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik
untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedur tersebut adalah :
Melaksanakan review atas peristiwa kemudian
Membaca notulensi rapat
Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian
Mendapatkan surat representasi klien
Melaksanakan prosedur analitis

Prosedu. R-prosedur ini tidak harus dilaksanakan seperti dalam urutan di atas. Setiap
prosedur akan dijelaskan dalam bagian berikut.

MELAKUKAN REVIEW ATAS PERISTIWA KEMUDIAN


Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas
pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. SAS
1, Codification of Statements on Auditing Standards (AU560, Subsequent Events),
menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan
transaksi yang (1) memnpunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan dan (2)
terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 208


auditor. Peristiwa-peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa kemudian (Subsequent
Events).
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 19-1, kerangka waktu untuk peristiwa kemudian
berlangsung dari tanggal neraca sampai penerbitan laporan auditor. Gambar 19-1 juga
mengidentifikasikan periode peristiwa kemudian (Subsequent Events Perid), yang
berlangsung dari tanggal neraca sampai akhir pekerjaan lapangan. Selama periode ini,
auditor diwajibkan menurut GAAP untuk menemukan peristiwa kemudian. Seperti yang
akan dijelaskan nanti dalam bab ini, auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk
menemukan peristiwa kemudian yang terjadi sesuda pekerjaan lapangan berakhir dan
penerbitan laporan audit.

Jenis Peristiwa
AU 560.03 dan .05 menunjukkan bahwa ada dua jenis peristiwa kemudian :
Peristiwa kemudian jenis 1 memberikan bukti tambahan berkenaan dengan
kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren
dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Peristiwa kemudian jenis 2 memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang


tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setalah tanggal itu.
Peristiwa jenis 1 memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan, sementara peristiwa
jenis 2 memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat
material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.

Gambar 19-1 Dimensi Peristiwa Kemudian

TanggalNeraca 31 Des Akhirpekerjaanlapangan (tanggallaporan)


TanggalPenerbitanLaporan
1 Mar 15 Maret

PeristiwaKemudian

PeriodePeristiwaKemudian Pengauditan 2 | Modul Gabungan 209


Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat, Penerbitan obligasi jangka panjang atau
seperti piutang usaha dan persediaan, saham preferen atau saham biasa.
pada jumlah yang berbeda dari yang Pembelian suatu perusahaan.
dicatat. Kerugian dari bencana akibat kebakaran
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir atau banjir
tahun yang dicatat, seperti perkara
pengadilan atau litigasi dan jaminan
produk pada jumlah yang berbeda dari
yang dicatat.

Peristiwa Kemudian Jenis 1


Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada auditor dalam
memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa
kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien, maka auditor harus membedakan kondisi berikut ini:
1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut telah ada
sebelum atau pada tanggal neraca? Jika Ya, maka auditor berkewajiban untuk
mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien.
2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada
sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak boleh
digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2


Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum tanggal
neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan meskipun tidak
perlu penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh peristiwa kemudian yang
memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau penjelesan
dalam laporan audit:
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi sementara.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 210


2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah tanggal
neraca.
4. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian terhadap laporan


keuangan, berikut daftar contoh peristiwa kemudian yang diklasifikasikan menurut akun yang
terpengaruh penyajiannya
Akun yang terpengaruh Peristiwa Kemudian
Kas Bank klien bangkrut
Keputusan pengadilan yang menyita dana
klien
Perampokan, pencurian dan penggelapan
kas yang jumlahnya melebihi ganti rugi
yang diterima dari perusahaan asuransi
Piutang usaha Kegagalan penagihan piutang usaha kepada
sebagian besar pelanggan yang tidak
diperkirakan sebelumnya
Investasi Penurunan drastis harga pasar surat berharga
Kesulitan keuangan yang dialami oleh
perusahaan yang mengeluarkan surat
berharga yang dimiliki oleh klien sebagai
investasi
Kegagalan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman oleh perusahaan yang
mengeluarkan obligasi
Penjualan surat berharga pada harga yang
jauh di atas atau di bawah kosnya
Persediaan Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, yang tidak diasuransikan
Kenaikan atau penurunan drastis harga pasar
persediaan
Perubahan metode penentuan harga
persediaan
Pengggunaan persediaan yang bersifat luar

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 211


biasa sebagai jaminan penarikan kredit
Aktiva tetap Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, tidak diasuransikan
Rencana perluasan usaha atau pengurangan
dana
Penilaian aktiva tetap
Keuangan aktiva tetap karena perubahan
yang mendadak pada permintaan atau
produk yang dihasilkan
Utang lancer Komitmen pembelian yang bersifat luar
biasa, yang disertai dengan penurunan harga
jual barang dagangan
Pembatalan kontrak pembelian
Kegagalan dalam pembayaran utang wesel
Utang jangka panjang Kenaikan yang besar dalam utang jangka
panjang
Kegagalam dalam membayar bunga dan
pokok pinjaman
Modal saham Kenaikan atau penurunan jumlah lembar
saham yang beredar
Transakasi pembelian saham sebagai
treasury stock yang bersifat luar biasa
Reorganisasi struktur modal saham
Pengubahan utang obligasi menjadi saham
biasa
Perubahan bentuk badan usaha, misalnya
dari badan usaha berbentuk persekutuan
(CV/Firma) menjadi perseroan terbatas (PT)
atau sebaliknya
Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar biasa,
yang menganggu modal kerja
Penyisihan laba yang ditahan yang bersifat
luar biasa
Laba/rugi yang jumlahnya material, yang
dikreditkan atau didebitkan langsung ke
dalam akun Saldo Laba
Unsur lain Perubahan pinjaman puncak
Perubahan kebijakan manajemen
Perubahan undang-undang
Tambahan pengenaan pajak atau penerimaan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 212


penggantian pajak (tax refund) yang bersifat
luar biasa
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar
modal

Prosedur Audit dalam Proses Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal
laporan auditor, yang biasanya merupakan akhir dari pekerjaan lapangan.Tanggung
jawab ini dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut :

1. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir


tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
2. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati
akhir pekerjaan lapangan.
Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta
membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan
perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan
dan akuntansi mengenai:
- Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal
neraca atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
- Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang
atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
- Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas
dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
- Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal
neraca.
- Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite
lainnya yang sesuai.
Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.

Prosedur yang berkenaan dengan ahli hukum dan surat representasi akan diterangkan
nanti dalam bab ini.

Pengaruh terhadap Laporan Auditor

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 213


Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam
laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.
Tergantung padamaterialitas, auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan
pengecualian atau pun pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar karena laporan laporan keuangan dengan prnsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

MEMBACA NOTULEN RAPAT


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Sebagai contoh, dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru,
pembelian saham treasuri, pembayaran dividen tunai, atau penghentian lini
produk.Masing-masing situasi ini akan mempengaruhi asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Auditor harus menentukan bahwa semua notulen rapat dewan yang diadakan
selama periode yang sedang diaudit dan selama periode dari tanggal neraca sampaiakhir
pekerjaan lapangan harus diserahkan kepadanya untuk direview atau ditelaah.
Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna
memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya.
Misalnya, informasi yang dipelajari dari catatan itu dapat menyebabkanauditor
mengubah pengujian substantif yang telah direncanakan, atau meminta klien untuk
menyertakan pengungkapan peristiwa kemudian dalam laporan keuanga. Pembacaan
notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
MENDAPATKAN BUKTI MENGENAI LITIGASI, KLAIM DAN PENILAIAN
FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian) yang akan
diperoleh apabila satu atau lebih peristiwa masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Kontinjensi keuntungan, seperti klaim oleh klien terhadap pihak lain atas pelanggaran
paaten, hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil bagi auditor karena menurut
GAAP hal itu biasanya tidak akan dicata sampai terealisasi, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Tergantung pada
evaluasi yang subyektif atas kemungkinan pembayaran masa depan, GAAP
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus (1) dicatat sebagai kewajiban
kontijen, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, atau (3) diabaikan.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 214
Kontijensi ini meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan;
jaminan produk; jaminan kewajiban pihak lain; dan litigasi, klaim serta penilaian.
Kepentingan auditor terhadapkewajibankontijen tidak terbatas pada penyelesaian
audit. Selama pengujian audit dan terutama dalam pencarian kewajiban yang tidak
tercatat,auditor harus waspada terhadap kemungkinan adanya kewajiban kontijen.
Selanjutnya, ketika membaca notulen rapat dewan komisaris dan mereview kontrak,
auditor harus melihat situasi yang dapat menunjukkan kontijensi yang harus diselidiki.
GAAS tidaak merinci persyaratan audit atas semua kontijensi. Akan tetapi, GAAS telah
memuat persyaratan untukmengaudit litigasi, klaim, dan penilaian. Persyaratan ini
biasanya dipenuhi pada saat penyelesaian audit karena audiotr ingin agar masalah bukti
diperoleh sedekat mungkin dengan akhir pekerjaan lapangan.

Pertimbangan Audit
SAS 12, Inquiry of a Clients Lawyer Concerning Litigation, Claims, andd Assessments
(AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang:
Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (Litigation, Claims, andd Assessments - LCA).
Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.

Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.


Karena biasanya LCA berada dalam pengetahuan langsung manajemen, maka
manajemen merupakan sumber utama informasi tentang hal-hal tersebut. Dengan
demikian, auditor harus (1) melakukan tanya jawab dan diskusi degan manajemen
tentang arti dari identifikasi LCA, (2) mendapatkan dari manajemen suatu uraian dan
evaluasi atas LCA yang terjadi pada tanggal neraca, (3) mendapatkan kepastian dari
manajemen, lebih baik dalam bentuk tertulis, tentang eksistensi setiap klaim yang belum
ditegaskan. Disamping itu, auditor juga harus memeriksa dokumen yang dimilikiklien
mengenai LCA. Auditor juga dapat memperoleh informasi tentang LCA melalui
pembacaan notulen rapat dewan komisaris, kontrak dan perjanjian, serta jawaban
konfirmasi bank mengenai jaminan pinjaman.

Surat Pertanyaan Audit


Pengauditan 2 | Modul Gabungan 215
Haarus diakui bahwa biasanya auditor tidak memiliki keahlian hukum yang
mencukupiuntuk membuat pertimabangan yang jelas mengenai sema LCA. Jadi, AU
337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit (letter of audit inquiry) kepada ahli
hukum klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi
pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus
dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien,
dan telah memberikan perhatian yang cukup besar selama tahun berjalan pada LCA atau
kalim signifikan yang belum ditegaskan yang mungkin bersifat material.

Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:

1. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan


2. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

Dalam beberapa kasus jawaban ahli hukum dapat menunjukkan ketidakpastian yang
signifikan mengenai kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan dari LCA atau
jumlah atau rentang kerugian yang potensial. Sebagai contoh, masalah yang dihadapi
mungkin hanya berada dalam tahap awal litigasi yang sama. Dalam situasi ini, auditor
dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan dipengaruhi oleh suatu ketidakpastian
yang tidak rentan terhadap estimasi yang layak pada tanggal neraca. Jika ketidakpastian
itu telah diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan,maka laporan
auditorharus berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas tentang
ketidakpastian itu.
Penolakanseorang ahli hukum untuk menjawabsurat pertanyaan audit merupakan
pembatasan atas ruang lingkup audit. Tergantung pada materialitas dari pos-pos yang
ada, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolakmemberikan pendapat atas laporan keuangan. Auditor juga dapat memperoleh
bantuan tentang LCA dari departemen hukum klien. Akan tetapi, karena kemungkinan
penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen, maka bantuan tersebut tidak dapat
menggantikan informasi pendukung yang tidak ingin diberikan oleh ahli hukum dari
luar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 216


Pertimbangan lebih lanjut akan diberikan pada pengaruh kontijensi dan ketidakpastian
terhadap laporan auditor dalam bab berikutnya.

MENDAPATKAN SURAT REPRESENTASI KLIEN


Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen
dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti
tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan
dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :

1. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor


2. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
3. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

Surat rep dapat menjadi pelengkap bagi prosedur auditlainnya. Sebagai contoh,seperti
yang ditunjukkan dalam bagian terdahulu, surat pertanyaan audit adalah sarana utama
bagi auditor untuk mendapatkan bukti mengenai LCA. Meskipun demikian, surat
repjuga dapat memuat pernyataan manajemen bahwa LCA telah dipertanggungjawabkan
secara tepat dan tidak ada klaim atau penilaian yang belum ditegaskan yang memerlukan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Akan tetapi,dalam beberapa kasus, surat rep
dapat menjadi sumberutama bukti audit. Misalna, apabila klien merencanakan untuk
menghentikan suatu lini bisnis, auditor mungkin tidak dapat mendukung peristiwa ini
melalui prosedur audit lainnya. Dengan demikian, auditor harus meminta manajemen
untuk menunjukkan niatnya dalamsurat rep.
Jika suatu representasi yang dibuat oleh manajemen bertentangan dengan bukti audit
lainnya, maka auditor harus menyelidiki situasinyadan mempertimbangkan reliabilitas
dari representasi yang dibuat. Sebagai contoh, representasi manajemen mengenai
klasifikasi sekuritas yang ditahan sampai jatuh tempo mungkin bertentangan dengan
penjualan sekuritas tersebut oleh manajemen. Di samping itu, berdasarkan
situasinya,auditor juga harus mempertimbangkan apakah ketergantungannya
padarepresentasi manajemen yang berkaitan dengan aspek-aspek lain dari laporan
keuangan sudah tepat dan dapat dibenarkan.
Isi Surat Representasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 217


Menurut AU 333.06 memberikan pedoman atas empat kategori utama dari representsi
spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup
representasi mengenai :
Laporan keuangan
Kelengkapan informasi
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Peristiwa kemudian

Sebagai contoh, sesuai dengan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan,
manajemen harus mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab menyesuaikan laporan
keuangan atas setiap salah saji material yang dideteksi oleh auditor, dan setiap salah saji
yang belum dikoreksi yang telah dikumpulkan oleh auditor selama penugasan masa
berjalan adalah tidak material, baik secara individual maupunagregat, terhadap laporan
keuangan secara keseluruhan. Surat rep harus disiapkanoleh bagian administrasi klien,
dialamatkan kepada auditor,dan diberi tanggal pada tanggal laporan auditor. Dalam
banyak aydit, auditor akan membuat naskah representasi, tetapi manajemen harus
mengetahui tanggung jawab atas representasi yang penting ini dengan membahas hal-hal
tersebut bersama auditor dan menandatangani surat itu.

Pengaruh terhadap Laporan Audit


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen,
maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Akan tetapi, jika ada keterbatasan
pada lingkup audit jika auditor tidak dapat : (1) memperoleh surat rep atau (2)
mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan
dengan prosedur audit lainnya. Suatu pmbatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan
penyimpangan dari laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan
kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat. Penolakan manajemen
untukembrikan representasi tertulis mungkin cukup,menurut pertimbangan auditor,
untuk membuatauditor menarik diri dari penugasan.

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan
(atau akhir) atas laporan keuangan. SAS 56, Analytical Procedures (AU 329.22),
menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor
menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 218


keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca
laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh
dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga (1) yang
diantisipasi dalam perencanaan audit, atau (2) diidentifikasi selama audit dalam
pengujian substantif.
Dalam melakukan review keseluruhan,auditor membaca laporan keuangan dan catatan
yang menyertai serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam
menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga (1) yang
diantisipasi dalam perencanaan audit, atau (2) diidentifikasi selama audit dalam
pengujian sebstantif. Prosedur analitis kemudian diterapkan pada laporan keuangan
untuk menentukan apakah ada hubungantambahan yang tidak biasa atau tidak terduga.
Jika terjadi hubungan semacam itu, maka prosedur audit tambahan harus dilaksanakan
dalam penyelesaian audit.
Prosedur analitis untuk review keseluruhan harus dilaksanakan oleh pribadi
yangmempunyai pengetahuan komprehensif mengenai bisnis dan industri klien seperti
partner atau manajemen audit. Berbagai prosedur analitis dapat digunakan. Prosedur itu
harus

Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit.
Didasarkan atas dasar laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan
reklasifikasi audit telah diakui.

Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan, data
perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan
dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri,
dan (3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta
jumlah karyawan. Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja
keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan,
pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran
nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

B. MENGEVALUASI TEMUAN
Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 219
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuantersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :
Membuat penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit.
Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya (going concern).
Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.
Melakukan review atas kertas kerja.

MEMBUAT PENILAIAN AKHIR ATAS MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT


Dalam merumuskan pendapat atas laporan keuangan, auditor harus menggabungkan
semua bukti yang diperoleh selama audit. Prasyarat yang esensial dalam memutuskan
suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko
audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji
yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien.Dalam
beberapa kasus,salah saji yang belum dikoreksi mungkin secara individual tidak bersifat
material sehingga tidak ada koreksi yang diminta oleh auditor. Dalam kasus lainnya, klien
mungkin tidak bersedia melakukan koreksi yang diminta. Langkah beikutnya dari proses
ini adalah menentukan dampak total salah saji terhadap laba bersih dan total-total laporan
keuangan lainnya yang bersangkutan dengan salah saji itu, seperti aktiva lancar atau
kewajiban lancar.
Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen
berikut:
1. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantif atas rincian transaksi dan saldo ( dikenal sebagai salah saji yang diketahui)
2. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling
audit.
3. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya.
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin (likely misstatement), sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua
akun disebut sebagai salah saji agregat yang mungkin (agregate likely misstatement).
Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari
semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap
laporan keuangan periode berjalan. Penilaian ini dilakukan apabila hal itu dapat
mengarah pada kesimpulan bahwa terdapat risiko yang tinggi dan tidak dapat diterima
bahwa laporan keuangan periode berjalan mengandung salah saji yang material.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 220


Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbangan
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit.
Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima.
Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung
salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak
dapat diterima, maka auditor harus:
Melaksanakan pengujian substantif tambahan
Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi
risiko salah saji yang material

MENGEVALUASI KELANJUTAN USAHA


AU 341, The Auditors Consideration of an Entitu Abilityto Continue as a Going Concern
, menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang
substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal
laporan keuangan yang sedang diaudit (biasanya satu tahun dari tanggal neraca).
Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi
kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi
kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang
biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau
melakukan tindakan yang serupa.
Auditor biasanyamengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial mengenai
kemampuan klie untuk mempertahankan kelanjutan usahanya berdasarkan hasil-hasil dari
prosedur audit normal yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti untuk
mendukung berbagai tujuan audit, dan penyelesaian audit. Mungkin perlu untuk
mendapatkan informasi tambahan guna mendukung informasi yang mengurangi keraguan
auditor.
Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode
waktu yang cukup layak, maka auditor harus :
1. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh
kondisi atau peristiwa tersebut
2. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif.
Jika, setelahmengevaluasi rencana manajemen, auditor menyimpulkan terdapat keraguan
yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 221


1. Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode
waktu yang layak
2. Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk mencerminkan
kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus
mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang mungkin
diungkapkan mencakup:
Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang
substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama periode waktu yang layak.
Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta
setiap faktor yang dapat mengurangi.
Kemungkinan penghentian operasi.
Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlaj
atau klasifikasi kewajiban.

Jika setelah mempertimbangkan kondisi-kiondisi yang diidentifikasi dan rencana


manajemen, auditor menyimpulkan bahwa adakeraguaan yang substansial mengenai
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usaha selama periode waktu
tersisa yang layak, maka laporan audit biasanya berisi pendapat wajar tanpa
pengecualiandengan parangraf penjelas tentang ketidakpastianuntukmencerminkan
kesimpulan itu. Kesimpulan auditor mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya harus dinyatakan dengan menggunakan frasa
keraguan yang substansial mengenai kemampuan (entitas) untuk mempertahankan
kelanjutan usahanya. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengungkapan entitas
mengenai kemampuan entitas itu untuk mempertahankan kelanjutan usaha tidak
memadai, maka ada penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Ini dapat mengakibatkan pendapat wajar dengan pengecualian (kecuali untuk) atau
penolakan memberi pendapat.

MELAKUKAN REVIEW TEKNIS ATAS LAPORAN KEUANGAN


Banyak kantor akuntan publikyang mempunyai daftar periksa laporan keuangan terinci
yang diselesaikan olehauditor yang melakukan review awal atas laporan keuangan
bersangkutan. Daftar periksa yang lengkapitu kemudian direview oleh manajer dan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 222


partner yang bertanggung jawab atas penugasan tersebut. Sebelum auditor mengeluarkan
laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review teknis juga harus
dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit.
Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari
masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
Kebanyakan kantor akuntan sekarang mempunyai daftar periksa terpisah untuk klien SEC
dan non-SEC. Daftar periksa yang lengkap dan temuan dari para review harus tercantum
dalam kertas kerja.

MERUMUSKAN PENDAPAT DAN MENULIS NASKAN LAPORAN


KEUANGAN
Selama melakukan penugasan audit, berbagai pengujian audit telah dilaksanakan.
Pengujian-pengujian ini seringkali dilaksanakan oleh personel staf yang partisipasinya
dalam audit mungkin terbatas pada beberapa bidang atau akun. Pada saat pengujian atsa
masing-masing bidang fungsional atau pos laporan telah selesai, staf auditor diharapkan
untuk mengikhtisarkan semua temuannya.
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak
pada partner yang melakukan penugasan itu. Dalam bebrapa kasus, manajer audit dapat
mengambil keputusan awal yang kemudian akan direview dengan cermat oleh partner.
Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu
konferensi dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua temuannya
secara lisan dan berusaha memberikan dasar pemikiran untuk melakukan penyesuaian
yang diusulkan dan/atau pengungkapan tambahan. Sebaliknya, manajemen dapat
berusaha untuk mempertahankan posisinya. Pada akhirnya, beberapa kesepakan
umumnya dapat dicapai dengan perubahan yang harus dilakukan dan auditor dapat
meneruskan dengan mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian. Apabila
kesepakatan tersebut tidak dapat dicapai, maka auditor mungkin akan mengeluarkan jenis
pendapat lainnya. Penyampaian pendapat auditor dapat dilakukan melalui suatu laporan
audit.

MELAKUKAN REVIEW AKHIR ATAS KERTAS KERJA


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas
kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 223


Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam
table berikut:

Review Sifat Review


Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.
Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian
bahwa:
Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.

Daftar periksa terperinci yang mencakup hal-hal di atas biasanya digunakan dalam
melaksanakan review kertas kerja.
Beberapa kantor akuntan mewajibkan suatu review independen atas kertas kerja oleh
seorang partner yang tidak berpartisipasi dalam audit. Review tersebut diharuskan dalam
audit perusahan yang terdaftar pada SEC.dasar pemikiran untuk melakukan review oleh
partner kedua didasarkan pada objektivitas pereview yang mungkin dapat menantang
hal-hal yang telah disetujui oleh para pereview sebelumnya. Jadi, review dapat
memberikan kepastian tambahan bahwa GAAStelah dipenuhi dalam penugasan tersebut.

C. KOMUNIKASI DENGAN KLIEN


Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit
dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan : a)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 224


pengendalian internal klien, dan b) pelaksanaan audit. Sementara komunikasi dengan
manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

MENGOMUNIKASIKAN HAL YANG BERKAITAN DENGAN


PENGENDALIAN INTERNAL
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan itu
biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam
organisasi. Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas pemerintah,
maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan bahwa
setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :
Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan
bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
Menyertakan pembatasan pembagian

Komunikasi ini harusdilaksanakan secara tepat waktu baik selama audit ataupun sesudah
penutupannya.
Faktor-faktor tambahan berikut dapat mempengaruhi isi laporan :
Karena potensi misinterpretasi dari tingkat kepastian yang sangat terbatas yang
diberikan oleh laporan itu, maka auditor sebaiknya tidak menyatakan dalam laporan
bahwa tidak ada kondisi yang dapat dilaporkan yang dicatat.
Dengan persetujuan klien, laporan itu mungkin
1. Tidak memasukkan kondisi yang dilaporkan yang sudah diketahui oleh komite
audit dan
2. Memasukkan hal-hal- yang tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dapat
dilaporkan.

MENGKOMUNIKASIKAN HAL-HAL YANG BERKELANJUTAN DENGAN


PELAKSANAAN AUDIT
AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan
dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses
pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit
dapat mencakup hal-hal berikut :

Tanggung jawab auditor menurut GAAS


Kebijakan akuntansi yang signifikan
Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 225
Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
Penyesuaian audit yang signifikan
Ketidaksepakatan dengan manajemen
Konsultasi dengan akuntan lain
Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

MENYIAPKAN SURAT MANAJEMEN


Selama melaksanakan penugasan audit, auditor mengamati banyak segi tentang
organisasi dan operasi bisnis klien. Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor
menganggap bermanfaat untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai
surat manajemen (management letter), yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk
dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit. Rekomendasi ini biasanya
berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Penerbitan
surat tersebut telah menjadi bagian yang terpadu dari jasa yang diberikan auditor kepada
klien mereka. Surat manajemen dengan jelasmemperlihatkan kepentingan yang
berkelanjutan dari auditor dalam hal kesejahteraan dan masa depan klien. Penyusunan
surat manajemen ini tidak diisyaratkan oleh GAAS.
Hal-hal yang relevan dengan surat manajemen harus dicatat pada kertas kerja audit
ketikaaudit sedang berlangsung untuk memastikan bahwa hal itu tidak akan terlupakan.
Berikutnya, kertas kerja audit harus memberikan dokumentasi yang memadai tentang
komentar surat manajemen. dukungan semacam itu juga akan berguna dalam setiap
pembahasan dengan manajemen tentang komentar yang harus diberikan.
Surat manajemen harus disiapkan secara cermat, disusun dengan rapi, dan ditulis
dengan nada membangun. Penerbitan surat tersebut dengan segera akan menciptakan
suatu kesan yang menguntungkan dan dapat mendorong tanggapan yang cepat serta
positif dari manajemen.
Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang:
Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di pertimbangkan
sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang
tercatat selama audit
Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

D. TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT


Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
2. Penemuan faktor yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 226


PERISTIWA KEMUDIAN ANTARA TANGGAL DAN PENERBITAN LAPORAN
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk
mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode
waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat
menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang
paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas
tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.

Gambar 19-5 Ikhtisar Tanggung Jawab Auditor dalam Penyelesaian Audit


PENYELESAIAN KOMUNIKASI
PEKERJAAN LAPANGAN EVALUASI TEMUAN DENGAN KLIEN
Melakukan Melakukan Mengkomunikasika
review atas penilaian akhir n tentang hal-hal
peristiwa atas materialitas tentang
kemudian dan risiko audit pengendalian
internal

Membaca Mengevaluasi keraguan Mengkomunikasika


yang substansial
notulen rapat n tentang hal-hal
tentang kemampuan
entitas untuk yang berkenaan
mempertahankan dengan
kelanjutann usaha pelaksanaan audit
Mendapatkan Melakukan Menyiapkan
bukti mengenai review teknis surat manajemen
litigasi, klien, dan atas laporan
penilaian keuangan

Mendapatkan Merumuskan
surat pendapat dan
representasi materialitas
klien naskah laporan
audit

Melaksanakan Melakukan
prosedur analitis review akhir atas
kertas kerja

PENEMUAN FAKTA YANG ADA PADA TANGGAL LAPORAN


Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit
pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika (1)
auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 227


yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi
itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa
yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung
mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkah-langkah
untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor
harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut
penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor
harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika
informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.
PENEMUAN PROSEDUR YANG DIHILANGKAN
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang
dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan
bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini
mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang
dihilangkan atau prosedur alternatif yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas
pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-
bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab
lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada
pada tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya,
auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir
dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan
bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang
dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan
tindakan yang tepat.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 228


PENUTUP

A. RANGKUMAN
Untuk memenuhi tanggung jawabnya atas pelaporan, auditor harus 1) mempunyai
pemahaman yang mendalam atas keempat standar pelaporan, 2) mengetahui kata-kata
yang tepat dalam laporan standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuihi oleh
auditor agar laporan itu dapat diterbitkan, 3) memahami jenis-jenis penyimpangan dari
laporan standar serta situasi yang sesuai untuk setiap laporan, serta 4) memahami
pertimbangan pelaporan lain yang bersifat khusus.
Standar pelaporan audit terdiri dari empat standar pelaporan. 1) laporan harus
menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, 2) laporan harus menunjukkan situasi di mana prinsip-prinsip
tersebut belum ditrerapkan secara konsisten selama periode berjalan dalam kaitannya
dengan periode sebelumnya, 3) pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
dianggap cukup memadai kecuali menyatakan lain dalam laporan audit, 4) laporan harus
memuat pernyataan pendaoat laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi yang
menjelaskan bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Apabila suatu pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus disebutkan. Dalam semua kasus
di mana nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus
memberikan petunjuk yang yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor, kalai ada disertai
dengan tingkat tanggung jawabnya.

B. LATIHAN

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 229


1. Bedakan antara istilah peristiwa kemudian dan periode peristiwa kemudian dan
tunjukkan perlakuan akuntansi untuk masing-masingnya !
2. Apa yang termasuk review teknis atas laporan keuangan, alat bantu apa yang
digunakan dalam review, dan siapa yang melakukan review ?
3. Apa pengaruh terhadap laporan tentang kondisi yang dapat dilaporkan apabila
auditor secara terpisah mengidentifikasi dan menguraikankelemahan yang material ?
4. Apa informasi yang harus disertakan auditordalam pemberitahuan kepada pihak-
pihak selain klien tentang penemuan fakta-fakta setelah audit apabila ia (a) dapat dan
(b) tidak dapat melakukan penyelidikan yang memuaskan atas fakta tersebut.

C. TES FORMATIF
1. Sebutkan dan jelaskan perubahan apa saja yang mempengaruhi konsistensi !
2. Sebutkan dan jelaskan hal-hal dapat memungkinkan auditor memilih tidak
memberikan pendapat dengan alasan kelangsungan usaha !
3. Pada situasi seperti apa auditor menambahkan informasi penjelasan pada laporan
standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian ?
4. Apa saja yang harus dilakukan auditor jika memilih pendapat dengan pengecualian ?
5. Ada beberapa hal yang tidak mempengaruhi konsistensi. Sebutkan hal-hal tersebut !
6. Jelaskan pertimbangan auditor dalam memberikan pendapat kesesuaian dengan
GAAP !

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi mencakup :

Perubahan dalam prinsip itu sendiri, seperti perubahan dari dasar penjualan ke
dasar produksi ketika mencatat pendapatan pertanian.

Perubahan metode penerapan prinsip ; sepertiperubahan dari metode penyusutan


garis lurus ke metode jumlah-angka-tahun

Perubahan entitas yang melaporkan,seperti penyajian laporan konsolidasi yang


menggantikan laporan masing-masing perusahaan,atau perubahan anak
perusahaan tertentu yang termasuk dalam kelompok konsolidasi. Suatu
penggabungan usaha yang diperhitungkan dengan metode penyatuan
kepentingan juga menghasilkan entitas pelaporan yang berbeda.

Perubahan prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan estimasi, seperti
perubahan dari mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya atau harga pokok
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 230
menjadi mencatatnya sebagai beban pada saat terjadinya karena sekarang
manfaat masa depannya meragukan.

2. Informasi yang bertentangan dengan asumsi kelangsungan usaha mencakup:

Tren negatif seperti kerugian operasi yang berulang, kekurangan modal kerja,
arus kas negatif dari aktivitas operasi, dan rasio keuangan yang buruk.
Petunjuk lain dari kemungkinan kesulitan keuangan seperti tidak dapat
membayar hutang atau perjanjian pinjaman, penunggakan pembayaran dividen,
restrukturisasi hutang, dan ketidaktaatan terhadap persyaratan modal dasar.
Masalah internal seperti penghentian kerja, ketergantungan yang besar pada
keberhasilan proyek tertentu, dan komitmen jangka panjang yang tidak
ekonomis.
Masalah eksternal seperti kerugian pada franchise atau waralaba yang penting;
kerugian yang tidak diasuransikan dari gempa bumi atau banjir

3. Situasi yang dapat mengakibatkan penambahan informasi penjelasan pada laporan


standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian :
Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang dirumuskan yang diperlukan
untuk kewajaran penyajian dalam situasi tidak biasa.

Inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi yang dipertanggung-jawabkan


sesuai dengan GAAP

Ketidakpastian yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP

Keraguan yang substansial tentang kelangsungan usaha suatu entitas yang


dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP

Penekanan suatu hal oleh auditor

Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain di mana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan GAAP

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 231


4. Apabila ada pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan, auditor harus:

Menunjukkan pembatasan ruang lingkup dalam paragraph ruang lingkup


Memberikan alasan substantive untuk pembatasan itu dalam paragraph
penjelasan
Menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian pada paragraph pendapat
dengan referensi ke paragraf penjelasan.

5. Hal-hal tidak mempengaruhi konsistensi :

Perubahan akuntansi yang melibatkan estimasi akuntansi

Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan suatu prinsip

Klasifikasi dan reklasifikasi

Transaksi atau peristiwa yang secara substansial berbeda

Perubahan kondisi bisnis, seperti akuisisi (atau pelepasan) anak perusahaan

Peluncuran lini produk baru

Kehendak yang maha kuasa (misalnya kebakaran, banjir, dan peristiwa serupa )

6. Pendapat auditor mengenai kesesuaian dengan GAAP harus didasarkan pada


pertimbangannya tentang apakah :

Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah diterima secara umum.

Prinsip akuntansi telah sesuai dengan situasi yang dihadapi

Laporan keuangan, termasuk catatan yang bertalian, bersifat informatif atas hal-
hal yang dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman, dan interpretasinya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan dan di


ikhtisarkan dengan cara yang layak ( yakni, tidak terlalu rinci atau pun terlalu
ringkas)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 232


Laporan tersebut mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasari dengan
cara menyajikan posisi keuangan, hasil operasi,serta arus kas dalam batas-batas
yang layak dan praktis.

E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 6)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

BAB 11 : PENYUSUNAN LAPORAN AUDIT ATAS LAPORAN


LAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT

A. LATAR BELAKANG
Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis
meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 233


terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat membuat suatu laporan
keuangan yang dapat digunakan sebagai informasi kepada pengguna laporan. Laporan
keuangan yang dikeluarkan tersebut harus sesuai dengan Satandar Akuntansi Keuangan
yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Banyak perusahaan yang kurang memperhatikan terhadap laporan keuangan tersebut
apakah sudah sesuai atau kurang sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di
Indonesia. Untuk itu, perusahaan dapat menggunakan jasa audit yang dianggap independen
dalam memeriksa laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan
menggunakan jasa auditor eksternal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik.
Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun, ketika
komite audit mempertanyakan laporan tersebut, manajemen merasa tidak yakin sehingga
pihak manajemen menggunakan jasa auditor ekternal. Manfaat dari jasa audit adalah
memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
dipercaya. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan dan jasa lainnya yang
diberikan oleh akuntan publik harus memperhatikan Kualitas Audit yang dihasilkan. Para
pemakai informasi tersebut adalah pihak manajemen sebagai pemakai internal dan pemakai
ekstenal seperti pemerintah, kreditur, stake holder, dan kreditur. Kualitas Audit ini penting
karena dengan Kualitas Audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang
dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Kualitas Audit yang baik, yaitu
sesuai dengan Standar Auditing dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (Haryono, 2002), yang meliputi :
1. Standar Umum
2. Standar Pekerjaan Lapangan
3. Standar Pelaporan
Kualitas Audit yang dihasilkan auditor juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor,
antara lain Kompetensi diri auditor, Tekanan Waktu dalam pelaksanaan audit, Pengalaman
Kerja yang dimiliki auditor, Etika yang harus dipatuhi oleh auditor dan Independensi yang
tinggi dari auditor.
Kusharyanti (2003) dalam Siti Nur Mawar Indah (2011) mengatakan bahwa untuk
melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan
khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri
klien. Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 234


bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal,
yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktik audit (SPAP, 2001). Selain itu auditor
harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun
pendidikan umum. Adanya pelatihan khusus bagi auditor bertujuan untuk meningkatkan
mutu personal dan untuk meningkatkan keahlian khusus di salah satu bidang untuk auditor
menghasilkan Kualitas Audit yang baik. Dalam kegiatan audit yang dilakukan, banyak
auditor menghadapi kendala tentang batasan waktu yang sering diberikan oleh klien untuk
membuat laporan yang dengan waktu yang singkat. Adanya batasan waktu tersebut, auditor
merasa adanya
Tekanan Waktu dalam menemukan temuan audit sebagai bukti laporan audit. Menurut
Suryanti dalam Amalia Yuliana, dkk (2009), Assurance Service yang merupakan jasa
independen dari seorang auditor diharapkan mampu meningkatkan kualitas informasi
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan tetapi fakta di
lapangan tidak sama.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut ini rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud standar pelaporan ? dan apa saja standar pelaporan tersebut ?
2. Apa yang dimaksud laporan auditor ?
3. Apa yang dimaksud laporan standar ?
4. Apa saja penyimpangan dari laporan standar ?
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 235
5. Apakah pengaruh situasi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dari laporan
standar ?

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :
1. Agar mampu menjelaskan standar pelaporan.
2. Agar mampu menjelaskan laporan auditor.
3. Agar mampumenjelaskan laporan standar.
4. Agar mampu menjelaskan penyimpangan dari laporan standar.
5. Agar mampu menjelaskan pengaruh situasi yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan dari laporan standar.

Untuk memenuhi tanggung jawabnya atas pelaporan, auditor harus (1)mempunyai


pemahaman yang mendalam atas keempat standar pelaporan, (2)mengetahui kata-kata yang
tepat dalam laporan standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar laporan
tersebut dapat diterbitkan, (3)memahami jenis-jenis penyimpangan dari laporan standar serta

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 236


situasi yang sesuai untuk setiap laporan, dan (4)memahami pertimbangan pelaporan lain yang
bersifat khusus.

A. STANDAR PELAPORAN
Seperti dijelaskan pada bab 2 ( jilid 1 ),GAAS mencakup empat standar pelaporan yang
berlaku umum. Standar ini berkaitan dengan GAAP, konsistensi, pengungkapan yang
memadai, dan pernyataan pendapat. Masing-masing standar akan dibahas dalam bagian
berikut.

1. STANDAR PELAPORAN PERTAMA


Standar pelaporan pertama menyatakan :
Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Standar pelaporan pertama mengharuskan auditor untuk secara eksplisit menyatakan


apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.
Standar ini mengharuskan pernyataan suatu pendapat, bukan pernyataan tentang fakta.
Untuk tujuan standar ini, GAAP tidak hanya mencakup prinsip-prinsip
akuntansi,seperti prinsip biaya, tetapi juga metode penerapannya, seperti metode
masuk pertama, keluar pertama ( FIFO ) dan masuk akhir, keluar pertama ( LIFO )
untuk persediaan, serta metode penyusutan garis lurus dan jumlah angka angka tahun
AU 411.04 : The Meaning of Present Fairly in Conformity With Generally Accepted
Accounting Principles in the Independent Auditors Report SAS 69 , menyatakan
bahwa pendapat auditor mengenai kesesuaian dengan GAAP harus didasarkan pada
pertimbangannya tentang apakah :
a. Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah diterima secara umum.
b. Prinsip akuntansi telah sesuai dengan situasi yang dihadapi
c. Laporan keuangan,termasuk catatan yang bertalian,bersifat informatif atas hal-hal
yang dapat mempengaruhi penggunaan,pemahaman,dan interpretasinya.
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan dan di
ikhtisarkan dengan cara yang layak ( yakni,tidak terlalu rinci atau pun terlalu
ringkas )

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 237


e. Laporan tersebut mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasari dengan
cara menyajikan posisi keuangan,hasil operasi,serta arus kas dalam batas-batas
yang layak dan praktis.

Butir ketiga dan keempat berkaitan langsung dengan kecukupan pengungkapan


informasi,yang diuraikan secara terpisah dalam standar pelaporan ketiga seperti yang
akan dijelaskan berikut ini.

a. Sumber-sumber GAAP
Frasa prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) meliputi pedoman yang luas
serta ketentuan, aturan dan prosedur yang spesifik. Tidak ada kompilasi tunggal dari
seluruh prinsip akuntansi yang telah ditetapkan. Akan tetapi, Auditing Standards Board
telah menetapkan hirarki GAAP seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.

(Gambar 1)
Kategori GAAP Entitas Nonpemerintah Pemerintah Negara Bagian dan
Lokal
Prinsip A FASB Statements and GASB Statements and
Akuntans (Rule Interpretations; APB Interpretations, ditambah
i yang 203) Opinions; dan AICPA pengumuman AICPA dan FASB jika
Ditetapka Accounting Research berlaku untuk pemerintah negara
n Bulletins bagian dan lokal melalui GASB
Statements atau Interpretation.
B FASB Technical Bulletins, GASB Technical Bulletins, dan
AICPA Industry Audit and pengumuman berikut jika berlaku
Accounting Guides, dan untuk pemerintah negara bagian dan
AICPA Statements of lokal melalui AICPA: AICPA
Position. Industry Audit and Accounting
Guides dan AICPA Statements of
Position.
C Posisi konsensus dari FASB Posisi konsensus dari GASB
Emerging Issues Task Force Emerging Issues Task Force dan
and AICPA Practice AICPA Practive Bulletins
Bulletins.
D Interpretasi akuntansi Qs and As yang diterbitkan oleh

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 238


AICPA : Qs and As, yang staf GASB, termasuk praktik industri
diterbitkan oleh staf FASB, yang diakui dan berlaku secara luas.
termasuk praktik industri
yang diakui dan berlaku
secara luas.
Literatur E Literatur akuntansi lainnya, Literatur akuntansi lainnya, termasuk
Akuntans termasuk FASB Concepts GASB Concepts Statements,
i Lainnya Statements; AICPA Issues pengumuman dalam kategori (a)
Papers; International sampai (d) dari hirarki untuk entitas
Accounting Standards nonpemerintah jika tidak berlaku
Committe Statements; GASB secara khusus untuk pemerintah
Statements, Interpretations, negara bagian dan lokal; FASB
and Technical Bulletins; Concepts Statements; AICPA Issues
pengumuman asosiasi Papers; International Accounting
profesional atau lembaga Standards Committe Statements;
pengatur lainnya; AICPA pengumuman asosiasi profesional
Technical Practice Aids; dan atau lembaga pengatur lainnya;
buku teks, buku pegangan, AICPA Technical Practice Aids; dan
dan artikel akuntansi. buku teks, buku pegangan, dan
artikel akuntansi.
(Sumber : Boynton,2003)

Hirarki ini mengkategorikan sumber-sumber prinsip akuntansi untuk dua jenis entitas:
(1)non-pemerintah serta (2) pemerintah negara bagian dan lokal. Sumber-sumber
prinsip itu kemudian diklasifikasikan menjadi empat subkategori (A-D) dari prinsip
akuntansi yang ditetapkan dan satu kategori (E) yang menyajikan semua literatur
akuntansi lainnya. Apabila prinsip-prinsip dari satu atau lebih subkategori B,C, dan D
tampak relevan dalam situasi tertentu, maka prinsip dari kategori yang lebih tinggi
harus diterapkan, kecuali auditor dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip
dari kategori yang lebih rendah menyajikan dengan lebih baik substansi transaksi
bersangkutan dalam situasi ini.
Peraturan dan pengumuman interpretasi dari SEC mempunyai otoritas yang
sama dengan pengumuman kategori A bagi para pendaftar SEC. Persyaratan akuntansi
yang digunakan oleh lembaga pengatur tertentu untuk laporan yang diajukan kepada

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 239


SEC mungkin berbeda dengan GAAP dalam hal-hal tertentu. Pedoman bagi auditor
yang melaporkan laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan dasar akuntansi
komprehensif selaian dari GAAP akan dibahas dalam bab berikut.

b. Perumusan GAAP
Prinsip-prinsip yang berasal dari sumber ini disebutkan dalam Rule 203 dari AICPA
Code of professional Conduct sebagai prinsip akuntansi yang
dirumuskan(promulgated accounting principles). Sesungguhnya AICPA
menyatakan bahwa setelah prinsip-prinsip yang dirumuskan berlaku untuk laporan
keuangan entitas, maka prinsip itu harus diikuti guna memenuhi standar pelaporan
pertama.
Rule 203 juga memberikan suatu pengecualian. Jika terdapat situasi yang tidak
biasa sehingga ketaatan terhadap prinsip yang dirumuskan akan mengakibatkan
laporan keuangan menjadi menyesatkan, maka prinsip dari satu kategori lainnya
dapat digunakan. Situasi tidak biasa yang dikemukakan dalam Rule 203 terutama
terdiri dari peraturan perundangan baru atau evolusi dari bentuk transaksi bisnis
yang baru.

2. STANDAR PELAPORAN KEDUA


Standar pelaporan kedua adalah :
Laporan yang harus menunjukkan situasi di mana prinsip-prinsip tersebut belum diterapkan
secara konsisten selama periode berjalan dalam kaitannya dengan periode sebelumnya.
Dengan demikian, kecuali jika laporan itu memuat bahasa spesifik yang bertentangan,
pembaca dapat menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip akuntansi telah diterapkan secara
konsisten.tujuan dari standar ini adalah (1) untuk memberikan keyakinan bahwa
komparabilitas laporan keuangan diantara periode-periode akuntansi tidak dipengaruhi
secara material oleh prinsip akuntansi, dan (2) untuk mempersyaratkan pelaporan yang
tepat oleh auditor apabila komparabilitas telah dipengaruhi secara material oleh
perubahan semacam itu.
Standar konsistensi tidak berlaku dalam audit tahun pertama atas suatu
perusahaan yang baru berdiri. Akan tetapi, standar itu berlaku dalam audit pertama
atas perusahaan yang telah mapan.

a. Perubahan Akuntansi yang Mempengaruhi Konsistensi


Pengauditan 2 | Modul Gabungan 240
Perubahan prinsip akuntansi dapat disebabkan oleh penggunaan GAAP yang
berbeda dari yang telah digunakan sebelumnya dalam penyiapan laporan
keuangan. AU 420, Consistency Application of Generally Accepted Accounting
Principles (SAS 1 dan SAS 88) memberikan pedoman profesional tentang
pelaporan perubahan akuntansi.
Perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi mencakup :
Perubahan dalam prinsip itu sendiri, seperti perubahan dari dasar penjualan
ke dasar produksi ketika mencatat pendapatan pertanian.
Perubahan metode penerapan prinsip ; sepertiperubahan dari metode
penyusutan garis lurus ke metode jumlah-angka-tahun
Perubahan entitas yang melaporkan,seperti penyajian laporan konsolidasi
yang menggantikan laporan masing-masing perusahaan,atau perubahan anak
perusahaan tertentu yang termasuk dalam kelompok konsolidasi. Suatu
penggabungan usaha yang diperhitungkan dengan metode penyatuan
kepentingan juga menghasilkan entitas pelaporan yang berbeda.
Perubahan prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan
estimasi,seperti perubahan dari mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya
atau harga pokok menjadi mencatatnya sebagai beban pada saat terjadinya
karena sekarang manfaat masa depannya meragukan.

b. Perubahan yang Tidak Mempengaruhi Konsistensi


Standar konsistensi tidak mencakup pengaruh terhadap komparabilitas dari hal-hal
berikut ;
1) Perubahan akuntansi yang melibatkan estimasi akuntansi
2) Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan suatu prinsip
3) Klasifikasi dan reklasifikasi
4) Transaksi atau peristiwa yang secara substansial berbeda
5) Perubahan kondisi bisnis,seperti akuisisi ( atau pelepasan ) anak perusahaan
6) Peluncuran lini produk baru
7) Kehendak yang maha kuasa ( misalnya kebakaran,banjir,dan peristiwa
serupa )
Namun hal-hal ini mungkin memerlukan pengungkapan menurut standar pelaporan ketiga.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 241


3. STANDAR PELAPORAN KETIGA
Standar pelaporan ketiga menyatakan :
Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan dianggap cukup memadai kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit.
Jadi, jika tidak ada kata-kata eksplisit dalam laporan auditor yang
bertentangan,pembaca dapat menyimpulkan bahwa standar pelaporan pengungkapan
telah dipenuhi.
Seperti telah dibicarakan sebelumnya,menurut AU 411.04,arti dari frasa
menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
telah meluas hingga kecukupan pengungkapan.jika laporan keuangan dan catatan
yang menyertainya tidak mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh GAAP ,
maka laporan itu tidak disajikan secara wajar.
Pengungkapan informatif( informative disclosures ) mencakup hal-hal
material yang berkaitan dengan bentuk,susunan,dan isi laporan keuangan serta catatan
yang menyertainya. Badan-badan yang berwenang seperti FASB dan SEC, sering
memasukkan persyaratan pengungkapan dalam pengumuman mereka. Pengungkapan
informasi telah meluas hingga peristiwa kemudian dan pelaporan informasi segmen.

4. STANDAR PELAPORAN KEEMPAT


Standar pelaporan keempat adalah :
Laporan yang harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan,atau asersi yang menjelaskan bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan.
Apabila suatu pendapat scara keseluruhan tidak dapat diberikan,maka alasannya harus
disebutkan. Dalam semua kasus dimana nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan,laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas tentang sifat pekerjaan
auditor,kalau ada,dan tingkat tanggung jawabnya.
Tujuan dari standar keempat adalah untuk mencegah misinterpretasi atas tingkat
tanggung jawab yang diemban auditor apabila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan. Standar ini secara langsung mempengaruhi bentuk,isi,dan bahasa dalam
laporan auditor.
a. Menyatakan suatu Pendapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 242


Standar ini mempersyaratkan auditor untuk menyatakan pendapat atau
menegaskan bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Dalam kasus
terakhir,alasan penyebabnya harus dinyatakan dalam laporan auditor.
b. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disebutkan dalam standar ini berlaku untuk laporan
tunggal,seperti neraca,dan juga untuk seperangkat laporan dasar ( neraca,laporan
laba rugi,laporan laba ditahan,dan laporan arus kas ). Dalam beberapa
kasus,laporan dasar dapat disertai dengan laporan perubaahn akun ekuitas
pemegang saham. Laporan keuangan dapat berupa laporan perubahan
tersendiri,laporan konsolidasi,dan laporan dari satu atau lebih periode sebelumnya
yang disajikan atas dasar komparatif dengan periode berjalan. Pendapat auditor
harus dinyatakan ( atau menolak memberikan pendapat ) dalam kaitannya dengan
laporan keuangan yang diidentifikasi dalam paragraf pendahuluan dari laporan
auditor.
Referensi pada standar pelaporan keempat untuk kata-kata secara
keseluruhan adalah penting bagi auditor atas beberapa hal. Pertama hal itu berarti
bahwa pendapat auditor harus bersangkutan dengan apa yang disajikan oleh
masing-masing laporan secara keseluruhan. Kedua secara keseluruhan tidak
berarti bahwa auditor dilarang untuk menyatakan pendapat yang berbeda atas
laporan yang termasuk dalam seperangkat lengkap laporan keuangan.
c. Sifat Audit
Bersama dengan pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan,auditor
disyaratkan untuk menyertakan dalam laporan itu petunjuk yang jeals mengenai
sifat audit. Hal ini diuraikan dalam kalimat pertama dari paragraf ruang lingkup
laporan auditor melalui frasa sesuai dengan standar audit yang berlaku umum.
Dalam pengertian yang longgar,frasa ini dapat diinterpretasikan berarti bahwa
audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar profesional yang ditetapkan.
Paragraf ruang lingkup juga menunjukkan bahwa audit mencakup ( 1 )
pemeriksaan bukti atas dasar pengujian dan ( 2 ) penilaian prinsip akuntansi yang
digunakan,estimasi signifikan yang dilakukan oleh manajemen,sertaa penyajian
keseluruhan laporan keuangan.
d. Kaitan dengan Laporan Keuangan
Seorang akuntan publik ( CPA ) bersangkutan dengan laporan keuangan yang telah
diaudit apabila ia ditugaskan mengaudit laporan sesuai dengan GAAS dan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 243
menerapkan prosedur audit pada laporan-laporan tersebut. Kaitan ini juga ada bila
seorang CPA setuju atas penggunaan namanya dalam suatu laporan,dokumen,atau
komunikasi tertulis yang memuat laporan keuangan yang telah diaudit.
e. Tingkat Tanggung Jawab
Persyaratn terakhir dalam standar pelaporan keempat adalah bahwa auditor harus
menunjukkan tingkat tanggung jawab yang diembannya atas audit tersebut dan
pendapatnya. Apabila lebih dari satu auditor yang terlibat dalam audit dan masing-
masing hanya memikul tanggung jawab atas pekerjaan atau pendapatnya,maka
laporan audit harus menunjukkan tanggung jawab terpisah yang ada.

5. STANDAR AUDIT BERBASIS ISA


Standar Auditing Menurut ISA
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam
memenuhi tanggung jawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan
historis. Standar tersebut mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain
persyaratan kompetensi dari independensi , pelaporan, dan bukti.
Institut Akuntan Publik (IAPI) sebagai organisasi profesi kewajiban untuk
menetapkan standar auditing. Untuk melaksanakan tugas tersebut IAPI membentuk
Dewan Standar yang ditetapkan sebagai badan teknis senior dari IAPI untuk
menerbitkan pernyataan-pernyataan tentang standar auditing.
IAPI telah memutuskan untuk mengadopsi International Auditing Standards
yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB)
dan demikian tidak memberlakukan lagi standard auditing yang selama ini berlaku.
Sebagai langkah pertama IAPI menerjemahkan ISA ke dalam bahasa Indonesia dan
diberi judul Standar Profesi Akuntansi Publik (SPAP) dan menetapkan pemberlakuan
SPAP terhitung mulai 1 Januari 2013 untuk emiten (entitas publik) dan 1 Januari 2014
untuk entitas selain emiten.

a. Isi dan Struktur Standar Profesional Akuntan Publik


Isi dan struktur SPAP wajib dipahami oleh auditor dan calon auditor, karena
SPAP merupakan panduan utama yang wajib dilaksanakan dalam pengauditan
laporan keuangan harus berdasarkan standar audit.Walaupun isinya banyak
mengandung persamaan, sistematika, dan struktur SPAP yang sekarang berlaku
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 244
sangat berbeda bila dibandingkan dengan SPAP yang berlaku sebelumnya. Berikut
ini judul-judul dari isi standar audit yang telah diberlakukan oleh IAASB dan
diadopsi oleh IAPI.

b. Audit Informasi Keuangan Historis


200-299 Prinsip-prinsip Umum dan Tanggungjawab
SA200 Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit
SA210 Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
SA220 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA230 Dokumentasi Audit
SA240 Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam
Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA250 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-undangan dalam Audit
atas Laporan Keuangan
SA260 Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata
Kelola
SA265 Pengkomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal
kepada Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola dan
Manajemen

300-499 Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang Telah


Dinilai
SA300 Perencanaan Struktur Audit atas Laporan Keuangan
SA315 Pengindentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian
Mateial Melalui Pemahaman ats Entitas dan Lingkungannya
SA320 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
SA330 Respon s Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
SA402 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan
suatu Organisasi Jasa
SA450 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi
Selama Audit

500-599 Bukti Audit


Pengauditan 2 | Modul Gabungan 245
SA500 Bukti Audit
SA501 Bukti Audit Pertimbangan Spesifik atas Unsu Pilihan
SA505 Konfirmasi Eksternal
SA510 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal
SA520 Prosedur Analitis
SA540 Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi
Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
SA550 Pihak Berelasi
SA560 Peristiwa Kemudian
SA570 Kelangsungan Usaha
SA580 Representasi Tertulis

600-699 Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain


SA600 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Grup
(Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)
SA610 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
SA620 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

700-799 Kesimpulan Audit dan Pelaporan


SA700 Perumusan suatu Pendapat dan Pelaporan atas Laporan
Keuangan
SA705 Modifikasi atas Opini dalam Laporan Auditor Independen
SA706 Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam
Laporan Keuangan Komparatif
SA710 Informasi Komparatif Angka-angka yang berkaitan dan
Laporan Keuangan Komparatif
SA720 Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Informasi Lain dalam
Dokumen-dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

800-899 Area-area Khusus


SA800 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang
Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 246


SA805 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Tunggal
dan suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan
Keuangan
SA810 Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan

c. Struktur Standar Pofesional Akuntan Publik


Struktur setiap standar audit yang tercakup dalam Standar Professional
Akuntansi Publik mengikuti struktur yang terdapat dalam ISA yang
mengelompokkan informasi dalam seksi yang berbeda, yaitu : Pengantar, Tujuan,
Definisi, Ketentuan, dan Materi Penerapan dan Penjelasan Lain.
a. Pengantar
Materi pengantar bisa mencakup informasi yang berhubungan dengan
tujuan, lingkup, dan pokok bahasan dari standar audit yang bersagnkutan,
disamping itu dimuat pula tanggungjawab auditor dan pihak lainnya dalam
konteks standar audit yang bersangkutan.
b. Tujuan
Setiap standar audit (SA) berisi pernyataan yang jelas tentang tujuan
auditor mengenail hal-hal yang dibahas dalam SA tersebut.
c. Definisi
Agar diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang SA, istilah-istilah
terkait didefinisikan dalam setiap SA.
d. Ketentuan
Setiap tujuan didukung dengan ketentuan yang jelas. Ketentuan selalu
dinyatakan dengan frasa auditor harus
e. Materi Penerapan dan Penjelasan
Materi penerapan dan penjelasan lain menjelaskan secara lebih tepat
makna dari suatu ketentuan atau apa yang dimaksudkan untuk dicakup, atau
menyertakan contoh-contoh prosedur yang mungkin cocok dalam situasi yang
dihadapi.

B. LAPORAN AUDITOR
Keempat standar audit yang berlaku umum untuk pelaporan dipenuhi dengan menerbitkan
suatu laporan auditor dalam bentuk yang sesuai. Meskipun laporan standar diterbitkan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 247


dalam sebagian besar audit, namun sejumlah variasi yang terbatas atau penyimpangan dari
laporan standar disyaratkan untuk digunakan dalam situasi-situasi tertentu.

1. LAPORAN AUDITOR BERBASIS ISA


Laporan auditor adalah tahap terakhir dari keseluruhan proses audit. Laporan auditor
sangat penting dalam penugasan audit dan asurans karena laporan mengomunikasikan
temua auditor. Pengguna laporan keuangan mengandalkan pada laporan auditor untuk
mendapatkan asuran tentang laporan keuangan entitas (perusahaan).
1. Bagian-bagian dalam Laporan Auditor
Suatu laporan auditor wajar tanpa pengecualian berisi sembilan bagian sebagai
berikut :
a. Judul laporan. Standar audit yang mewajibkan bahwa laporan auditor harus
memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan
tersebut adalah laporan seorang auditor independen. Suatu judul yang
mengindikasikan bahwa laporan tersebut merupakan laporan auditor
independen.
b. Pihak yang Dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada
pihaksebagaimana yang diharuskan menurut ketentuan perikatan. Peraturan
perundang-undangan seringkali menentukan kepada siapa laporan auditor
ditujukan dalam yurisdiksi tersebut. Laporan auditor pada umumnya ditujukan
kepada pihak-pihak yang untuk mana laporan tersebut disusun, seringkali
kepada pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelolayang laporan keuangannya diaudit.
c. Paragraf Pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus :
1) Mengidentifikasi entitas laporan keuangannya diaudit;
2) Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
3) Mengidentifikasi judul setiap laporan keuangan;
4) Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lainnya; dan
5) Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang
menjadi bagian dari laporan keuangan.
d. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan. Laporan auditor
harus mencakup suatu bagian dengan judul Tanggung Jawab Manajemen atas
Laporan Keuangan. Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 248
jawab pihak-pihak dalam organisasi yang bertanggung jawab atas penyusunan
laporan keuangan. Laporan auditor tidak perlu merujuk secara khusus pada
manajemen, tetapi harus menggunakan istilah yang tepat dalam konteks
yurisdiksi, pengacuan yang tepat dapat menggunakan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola.
e. Tanggung Jawab Auditor. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian
dengan judulTanggung Jawab Auditor.laporan auditor menyatakan bahwa
tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan
keuangan berdasarkan audit yang mengontraskannya dengan tanggung jawab
manajemen atas penyusunan laporan keuangan.
f. Opini Auditor. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul
Opini. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan
keuangan yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan
auditor harus, kecuali jika diharuskan lain oleh peraturan perundang-undangan,
menggunakan frasa di bawah ini :
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua halini yang
material,........sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
g. Tanggung Jawab Pelaporan Lainnya. Jika auditor menyatakantanggung
jawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang
merupakan tambahan terhadap tanggung jawab auditor berdasarkan SA untuk
melaporkan laporan keuangan, maka tanggung jawab pelaporan lain tersebut
harus dinyatakan dalam bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi
judul Pelaporan Lainatas Ketentun Hukum dan Regulasi atau judul lain yang
dianggap tepat menurut isi bagian ini.
h. Tanda tangan Audior. Laporan audito harus ditandatangani. Tanda tangan
auditor dilakukan dalam nama kantor akuntan publik (KAP) dan nama rekan.
Selain itu, laporan auditorharus mencakup nomor izin KAP dan nomor izin
rekan yang menandatangani laporan auditor.
i. Tanggal Laporan Audit. Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal
dari tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
yang mendasari opini auditor atas laporan keuangan, termasuk bukti bahwa :
1) Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan terkait, telah disusun; dan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 249


2) Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan bahwa
mereka telah mengambil tanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
Tanggal laporan auditor menginformasikankepada pengguna laporan auditor
bahwa auditor telah mempertimbangkan perngaruh peristiwa dan transaksi
yang disadari oleh auditor dan yang terjadi sampai dengan tanggal tersebut.

C. LAPORAN STANDAR
Laporan standar(standard report) terdiri dari paragraf pendahuluan (atau permulaan),
paragraf ruang lingkup (atau tengah), paragraf pendapat (atau kesimpulan), dan bahasa
standar. Bahasa laporan agak bervariasi tergantung pada apakah auditor melaporkan
laporan keuangan untuk satu tahun atau laporan keuangan komparatif. Laporan standar
untuk satu tahun ditunjukkan pada Gambar 2 (AU 508.08)
Laporan itu lazimnya dialamatkan ke pribadi-pribadi atau kelompok yang ditunjuk
oleh auditor. Untuk klien berbentuk korporasi, laporan dialamatkan kepada dewan
komisaris dan / atau pemegang saham ; untuk klien bukan korporasi, alamatnya adalah
partner atau pemilik perseorangan. Lapoiran standar auditor harus diberi tanggal per
penyelesaian pekerjaan lapangan. Tandatangan yang dicantumkan pada laporan itu
umumnya adalah nama kantor akuntan karena kantor itulah yang memikul tanggung jawab
atas pekerjaan dan temuan dari staf profesionalnya.

(Gambar 2 : laporan standar auditor atas laporan keuangan komparatif)


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah mengaudit neraca terlampir dari Perusahaan X pada tanggal 31 Desember 20X2
dan 20X1, serta laporan laba rugi, laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
Perusahaan.Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.Standar tersebut
mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 250


dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan.Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan X pada 31 Desember 20X2 dan 20X1,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

[Tanda tangan]

[Tanggal]

(Sumber : Boynton,2003)

1. PENYIMPANGAN DARI LAPORAN STANDAR


a. Penyimpangan dari laporan standar(departures from the standard report)
terjadi apabila auditor menyimpulkan bahwa (1) bahasa penjelasan harus
ditambahkan pada laporan itu walaupun masih menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian atau (2) jenis pendapat yang berbeda harus dinyatakan pada laporan
keuangan itu.
b. Bahasa Penjelasan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Dapat saja terjadi situasi di mana bahasa penjelasan(explanatory language)
ditambahkan pada laporan tetapi auditor masih menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan bersangkutan. Tujuan dari informasi
penjelasan adalah untuk memberi tahu pemakai laporan itu tentang satu atau lebih
fakta material berkenaan dengan audit atau laporan keuangan yang telah diaudit.
Berikut ini adalah daftar situasi yang dapat mengakibatkan penambahan informasi
penjelasan pada laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian :
Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang dirumuskan yang diperlukan
untuk kewajaran penyajian dalam situasi tidak biasa.
Inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi yang dipertanggung-jawabkan
sesuai dengan GAAP
Ketidakpastian yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 251


Keraguan yang substansial tentang kelangsungan usaha suatu entitas yang
dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP
Penekanan suatu hal oleh auditor
Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain di mana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan GAAP
Informasi penjelasan dapat disajikan dalam paragraf penjelasan atau informasi
itu dapat ditambahkan pada satu atau lebih paragraf standar. Pada umumnya, tidak
boleh ada referensi ke informasi penjelasan dalam paragraf pendapat.
c. Jenis-jenis Pendapat Lainnya
Auditor dapat menyimpulkan bahwa pendapat wajar tanpa pengecualian tidak
dapat diberikan. Dalam kasus itu, AU 508.10 menunjukkan bahwa auditor dapat
menyatakan salah satu dari jenis pendapat lain adalah :
1) Pendapat wajar dengan pengecualian(qualified opinion) yang menyatakan
bahwa kecuali untuk pengaruh hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian,
laporan keuangan itu menyajikan secara wajar.....sesuai dengan GAAP.
2) Pendapat tidak wajar(adverse opinion) yang menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar.....sesuai dengan GAAP.
3) Penolapkan memberikan pendapat(disclaimer opinion) yang menyatakan
bahwa auditor tidak menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan.
Disamping berisi salah satu dari pedapat tersebut di atas, laporan auditor juga
harus memuat satu atau lebih paragraf penjelasan sebelum paragraf pendapat yang
memberikan alasan-alasan substantif atas pendapat yang diberikan. Selain itu,
dalam paragraf pendapat, referensi juga harus dibuat untuk paragraf penjelasan.
Pertimbangan auditor mengenai kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan dilakukan dalam kerangka kerja standar audit yang berlaku umum
dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam memutuskan pendapat yang
tepat, auditor harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
a) Apakah bukti yang mencukupi telah diperoleh dalam audit guna mendapatkan
dasar yang layak untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan?
b) Apakah laporan keuangan telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas sesuai dengan
GAAP?

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 252


Materialitas merupakan hal yang penting dalam menjawab kedua pertanyaan
tersebut. Apabila pengaruh dari suatu hal di mana bukti yang tidak mencukupi
yang telah diperoleh adalah tidak material, atau apabila ketidak sesuaian dengan
GAAP mempunyai pengaruh yang tidak material terhadap laporan keuangan,
maka jawaban yang mengiyakan (afirmatif) dapat diberikan kepada setiap
pertanyaan dalam menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian. Jawaban
negatif atas pertanyaan pertama berarti ada pembatasan ruang lingkup (scope
limitation) dalam pelaksanaan audit. Demikian pula, jawaban negatif atas
pertanyaan kedua berarti ada ketidaksesuaian yang material dengan GAAP.
Opsi pelaporan dari kedua jenis penyimpangan ini adalah sebagai berikut :
a) Pembatasan ruang lingkup: Pendapat wajar dengan pengecualian atau
penolakan memberikan pendapat.
b) Ketidaksesuaian dengan GAAP: Pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar.
Pilihan di antara kedua pendapat audit untuk masing-masing jenis penyimpangan
merupakan pertimbangan audit. Apabila pengaruh pembatasan ruang lingkup atau
ketidaksesuaian dengan GAAP terhadap laporan keuangan sangat material, maka
auditor kemungkinan besar akan menerbitkan pernyataan penolakan memberikan
pendapat atau pendapat tidak wajar. Apabila pengaruhnya tidak sangat material,
maka pendapat wajar dengan pengecualian mungkin tepat.
Akibat wajar dari konsep materialitas adalah penyebaran (pervasiveness) ,
yang berkaitan dengan jumlah pos-pos laporan keuangan yang dipengaruhi oleh
situasinya. Apabila jumlah pos yang dipengaruhi kecil, auditor biasanya akan
memberikan pendapat wajar dengan pengecualiankarena pengaruhnya dapat
dijelaskan secara memeadai dalam paragraf penjelasan, dan keseluruhan laporan
keuangan masih berguna. Sebaliknya, jika jumlah pos yang dipengaruhi besar,
maka tidaklah praktis untuk berusaha menjelaskan semua pengaruh dalam
paragraf penjelasan, dan penolakan memberikan pendapat atau pendapat tidak
wajar akan diterbitkan.
Berikut ini adalah daftar situasi yang dapat mengakibatkan penerbitan
pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, atau penolakan
memberikan pendapat :
a) Pembatasan ruang lingkup

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 253


b) Ketidaksesuaian dengan GAAP (selain dari ketidaksesuaian yang disyaratkan
dengan GAAP yang dirumuskan dalam situasi tidak biasa)
c) Inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi yang tidak
dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP
d) Pengungkapan yang tidak memadai
e) Ketidakpastian yang tidak dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP
f) Keraguan yang substansial mengenai status kelangsungan usaha entitas yang
tidak dipertanggungjwabkan sesuai dengan GAAP
g) Situasi yang berkenaan dengan pemberian pendapat berdasarkan sebagaian
dari laporan auditor lain yang melibatkan pembatasan ruang lingkup atau
ketidaksesuaian dengan GAAP
Untungnya, situasi-situasi ini jarang terjadi dalam praktik. Meskipun demikian,
auditor harus dapat mengenali hal itu dan mengetahui bagaimana hal itu
mempengaruhi laporan auditor.

2. OPINI AUDITOR BERBASIS ISA

Modifikasi yang harus dilakukan terhadap opini auditor, tergantung pada materialitas
dan seberapa pervasif dampak dari faktor penyebab modifikasi tersebut terhadap
kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan. Pengertian pervasif dalam
konteks kesalahan penyajian, untuk menggambarkan pengaruh kesalahan penyajian
terhadap laporan keuangan atau pengaruh kesalahan penyajian yang mungkin timbul
terhadap laporan keuangan, jika ada, yang tidak dapat terdeteksi karea
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dantepat. Pengaruh yang
pervasif terhadap laporan keuangan adalah pengaruh yang, menurut pertimbangan
auditor :

a. Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuanga;

b. Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial
dalam laporan keuangan; atau

c. Dalam hubungannya denganpengungkapan, adalah fundamental bagi pemahaman


pengguna laporan keuangan.

Sifat Hal-hal yang Pertimbangan Auditor tentang Seberapa Pervasif Pengaruh

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 254


atau Pengaruh yang Mungkin Timbul terhadap Laporan
Keuangan
Menyebabkan Modifikasi
Material Tetapi Tidak
Material dan Pervasif
Pervasif
Laporan keuangan
Opini wajar dengan
mengandung kesalahan Opini tidak wajar
pengecualian
penyajian material
Ketdakmampuan untuk
Opini wajar dengan Opini tidak menyatakan
memperoleh bukti audit yang
pengecualian pendapat
cukup dan tepat

1. Opini Wajar dengan Pengecualian

Auditor harus menyakan opini wajar dengan pengecualian ketika :

a. Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,


menyimpulkan bhwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun
secara agregasi, adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan
keuangan, atau

b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, yang
mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian yang tidak tedeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat menjadi material, tetapi tidak pervasif.

2. Opini Tidak Wajar

Auditor harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik
secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap
laporan keuangan.

3. Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 255


Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor
menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak
terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat
bersifat material dan pervasif.

D. PENGARUH SITUASI YANG MENGAKIBATKAN PENYIMPANGAN


DARI LAPORAN STANDAR

1. PEMBATASAN RUANG LINGKUP


Dalam suatu audit yang dilakukan sesuai dengan GAAS, auditor dapat melaksanakan
semua prosedur audit yang dianggap perlu dalam situasi bersangkutan. Dari prosedur-
prosedur ini, auditor diharapkan akan mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi
sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan. Apabila auditor
tidak dapat melaksanakan prosedur yang diperlukan atau prosedur itu tidak
memberikan bukti yang mencukupi, auditor dikatakan mempunyai pembatasan
ruang lingkup.
Pembatasan ruang lingkup dapat ditentukan oleh klien atau berasal dari
berbagai situasi. Contoh-contoh pembatasan yang diajukan oleh klien adalah
penolakan untuk (1) memperkenankan konfirmasi piutang, (2) menandatangani surat
representasi klien, atau (3) memberi auditor akses ke catatan rapat dewan komisaris.
Contoh pembatasan yang berasal dari berbagai situasi adalah penetapan waktu
prosedur, seperti perjanjian yang terlalu lambat untuk dapat melakukan prosedur yang
dianggap perlu dalam situasi-situasi itu, dan catatan klien yang tidak memadai.

a) Penugasan Pelaporan yang Terbatas


Auditor dapat diminta untuk mengaudit satu laporan keuangan dasar, seperti
neraca, tetapi bukan yang lainnya.Penugasan seperti itu tidak melibatkan
pembatasan ruang lingkup selama auditor dapat menerapkan semua prosedur yang
dianggap perlu dalam situasi tersebut.sebaliknya, jenis penugasan ini melibatkan
tujuan pelaporan yang terbatas. Sebagai contoh, auditor dapat diminta untuk
mengaudit neraca saja sebagai bagian dari perjanjian merger.Bahasa dalam setiap

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 256


paragraf dimodifikasi untuk mengacu hanya pada neraca saja. Misalnya, kalimat
pertama dari paragraph pendahuluan adalah :
Kami telah mengaudit neraca terlampir dari X Company per 31 Desember, 20XX

Kalimat pertama dari paragraf pendapat juga akan dimodifikasi sebagai berikut:
Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan X Company per 31 Desember 20X2, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b) Jenis Pendapat Lainnya


Seperti telah ditunjukkan di atas, pematasan ruang lingkup akan mengharuskan
auditor untuk menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau
penolakan memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat yang tepat
tergantung pada sifat dan besarnya pengaruh potensial dari hal-hal yang
dipertanyakan dan signifikansinya terhadap laporan keuangan. Jika pengaruh
potensialnya berkaitan dengan banyak pos laporan keuangan, maka signifikansi
mungkin sekali akan lebih besar daripada jika hanya sejumlah pos yang terbatas
terlibat. Pengaruhnya terhadap laporan auditor tergantung pada jenis yang terbatas
terlibat.Pengaruhnya terhadap laporan auditor tergantung pada jenis pendapat
yang dinyatakan.

2. PENDAPAT WAJAR DENGAN PENGECUALIAN


Apabila pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan, auditor harus:

a) Menunjukkan pembatasan ruang lingkup dalam paragraf ruang lingkup

b) Memberikan alasan substantive untuk pembatasan itu dalam paragraf penjelasan.

c) Menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian pada paragraf pendapat dengan


referensi ke paragraf penjelasan.
Kata-kata dalam paragraph pendapat harus mengacu pada pengaruh potensial terhadap
pos-pos laporan keuangan di mana auditor tidak mendapatkan kepuasan audit, bukan
pada pembatasan ruang lingkup itu sendiri, karena pendapat auditor berkaitan dengan
laporan keuangan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 257


(Gambar 3 : laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena
pembatasan ruang lingkup )

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[ Paragraf pertama sama seperti laporan standar ]

Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut , kami melaksanakan audit
sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkankepastian yang layak bahwa
laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Audit meliputi pemeriksaan , atas
dasar pengujian , bukti-bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan tersebut. Audit juga mencakup penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat manajemen, termasuk mengevaluasi penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang
memadai untuk pendapat kami .

Kami tidak dapat memperoleh laporan keuangan yang telah diaudit yang mendukung investasi
Perusahaan dalam afiliasi asing dinyatakan sejumlah $ _______dan $ _______ masing-pada
tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 , atau haknya atas laba afiliasi itu sebesar $ _______
dan $_______ ,yang termasuk dalam laba bersih untuk tahun yang berakhir
seperti yang dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan , kami tidak dapat
meyakinkan
diri kami sendiri mengenai nilai tercatat inivestasi dalam afiliasi luar negeri atau hak atas
labanya dengan prosedur audit lainnya.

Menurut pendapat kami , kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut , jika ada, sebagaimana
yang mungkin dianggap perlu bila kami dapat memeriksa bukti mengenai investasi dan laba
afiliasi asing dan laba , laporan keuangan dimaksud dalam paragraf pertama di atas ,
menyajikan secara wajar , dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan X
pada tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 , serta hasil operasi dan arus kasnya untuk tahun

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 258


yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

(Sumber: Boyton, 2003)

3. PENOLAKAN MEMBERIKAN PENDAPAT


Apabila penolakan memberikan pendapat dinyatakan

a) Paragraf pendahuluan dimodifikasi

b) Paragraf ruang lingkup ditiadakan

c) Paragraf penjelasan disertakan setelah paragraph pendahuluan yang menjelaskan


alasan-alasan penolakan memberikan pendapat

d) Paragraf ketiga dan kesimpulan berisi penolakan memberikan pendapat.

Berikut ini adalah contoh laporan auditor yang menyatakan penolakan memberikan
pendapat karena pembatasan ruang lingkup.

(Gambar 4 : laporan auditor dengan penolakan memberikan pendapat karena


pembatasan ruang lingkup)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah ditugaskan untuk mengaudit neraca terlampir X Company per 31 Desember 20X2
dan 20X1 serta laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun-
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan ini adalah tanggung
jawab manajemenPerusahaan.
(Paragraf kedua dari laporan standar harus dihilangkan)
Perusahaan tidak melakukan penghitungan persediaan fisik dalam tahun 20X2 atau 20X1,
yang dinyatakan dalam laporan keuangan terlampir sebesar $ per 31 Desember 20X2
dan $ per 31 Desember 20X1. Selanjutnya, bukti-bukti yang mendukung biaya properti
dan peralatan yang diperoleh sebelum 31 Desember 20X1, tidak lagi tersedia. Catatan
perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain atas
persediaan atau properti dan peralatan.
Karena perusahaan tidak melakukan penghitungan persediaan fisik dan kami tidak dapat
menerapkan prosedur audit lain untuk meyakinkan kami mengenai kuantitas persediaan serta
biaya properti dan peralatan, maka ruang lingkup pekerjaan kami tidak memadai untuk

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 259


memungkinkan kami menyatakan, dan kami tidak menyatakan, pendapat atas laporan
keuangan ini.
(Sumber: Boyton, 2003)

4. KETIDAKSESUAIAN DENGAN GAAP


Apabila laporan keuangan klien mengandung ketidaksesuaian dengan GAAP, maka
pegaruhnya terhadap laporan auditor akan berbeda atas dasar apakah hal itu
merupakan ketidaksesuaian yang diperlukan dengan GAAP yang dirumuskan atau
ketidaksesuain lain dengan GAAP.

a) Bahasa Penjelasan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Apabila auditor sepakat bahwa karena keadaan yang tidak biasa, ketidaksesuaian
denga prinsip akuntansi yang dirumuskan diperlukan untuk menjaga agar laporan
keuangan klien tidak menyesatkan, maka laporan standar dengan bahasa
penjelasan akan diterbitkan. Secara khusus, laporan itu berisi:

a) Paragraph pendahuluan dan ruang lingkup standar

b) Suatu paragraph penjelasan sebelum paragraph pendapat yang menjelaskan


situasi dan menyatakan bahwa penggunaan prinsip alternative dapat
dibenarkan.

c) Suatu pendapat wajar tanpa pengecualian dalam paragraph pendapat standar

Karena, seperti disebutkan sebelumnya, Rule 203 memerlukan situasi yang tidak
biasa untuk membenarkan ketidaksesuaian tersebut, maka jenis laporan ini jarang
ditemukan dalam praktik.

b) Jenis Pendapat Lain


Sebagian besar ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
yang dirumuskan lainnya yang akan mempunyai pengaruh material terhadap
laporan keuangan menghasilkan penerbitan baik pendapat wajar dengan
pengecualian atau pun pendapat tidak wajar. AU 508.36 menyatakan bahwa dalam
memutuskan pendapat yang tepat, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor
seperti (1) besar jumlah mata uang dari pengaruh itu, (2) signifikansi pos itu bagi
klien, (3) penyebaran salah saji (jumlah pos laporan yang dipengaruhi), dan (4)
pengaruh salah saji terhadap laporan secara keseluruhan. Penerbitan pendapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 260


tidak wajar biasanya terjadi hanya bila ketidaksesuaian dengan GAAP mempunyai
pengaruh yang sangat material terhadap laporan keuangan.

5. PENDAPAT WAJAR DENGAN PENGECUALIAN


Apabila pendapat wajar dengan pengecualian diterbitkan, auditor harus:

a) Mengungkapkan dalam paragraph penjelasan sebelum paragraph pendapat semua


alasan substantif atas pendapat itu.

b) Mengungkapkan dalam paragraph penjelasan pengaruh utama dari hal pokok yang
menjadi pengecualian terhadap posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas, jika
dapat diterapkan. Jika tidak dapat diterapkan, maka laporan itu juga harus
menyatakan hal tersebut.

c) Memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam paragraph pendapat


dengan referensi ke paragraph penjelasan.

Berikut ini adalah contoh laporan yang diberikan pendapat wajar dengan
pengecualian

(Gambar 5 : laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena


ketidaksesuaian dengan GAAP)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[ Paragraf pertama dan kedua sama seperti pada laporan standar ]

Perusahaan tidak memasukkan kewajiban lease tertentu dalam properti dan hutang pada
neraca terlampir, yang menurut pendapat kami harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban lease ini dikapitalisasi, maka properti akan
bertambah sejumlah $ dan $ , hutang jangka panjang dengan $ dan $
, dan laba ditahan dengan $ dan $ masing-masing per 31 Desember 20X2 dan
20X1. Selin itu, laba bersih juga akan bertambah (berkurang) sebesar $ dan $
serta laba per saham akan bertambah (berkurang) sebesar $ dan $ masing-
masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut diatas.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk pengaruh tidak dikapitalisasinya kewajiban lease
tertentu sebagaimana telah dibahas dalam paragraf terdahulu, laporan keuangan tersebut di
atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan X Company
per 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta hasil operasi dan arus kasnya untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut di atas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 261


(Sumber: Boyton, 2003)

6. PENDAPAT TIDAK WAJAR


Pengaruh penerbitan pendapat tidak wajar serupa tetapi tidak sama dengan pengaruh
pendapat wajar dengan pengecualian terhadap laporan auditor. Dalam kasus ini, (1)
paragraph penjelasan harus menunjukkan alasan substantif pemberian pendapat tidak
wajar dan pengaruh utama dari hal yang menjadi pokok pendapat tidak wajar, jika
memungkinkan, dan (2) paragraph pendapat harus menyatakan bahwa karena
pengaruh hal-hal yang diuraikan dalam paragraph penjelasan, maka laporan keuangan
tidak menyajikan secara wajar. AU 808.60 memuat kata-kata ilustratif berikut untuk
paragraph pendapat:

Menurut pendapat kami, karena pengaruh hal-hal yang dibahas dalam paragraph terdahulu, maka
laporan keuangan tersebut di atas tidak menyajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan X Company per 31 Desember 2012 dan 2011,
atau hasil operasi dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Di samping situasi yang langsung mengakibatkan pendapat tidak wajar, ada
pembatasan ruang lingkup lainnya atau ketidaksesuaian dengan GAAP, yang juga
harus dijelaskan dalam paragraph penjelasan terpisah.

7. INKONSISTENSI DALAM PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI


Pengaruh perubahan prinsip-prinsip akuntansi terhadap laporan audit tergantung pada
apakah perubahan itu telah dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP. Suatu
perubahan prinsip dilakukan sesuai dengan GAAP bila (1) prinsip baru itu merupakan
prinsip akuntansi yang berlaku umum; (2) perubahan itu dipertanggungjawabkan
dengan tepat dan diungkapkan dalam laporan keuangan; serta (3) manajemen dapat
member alas an bahwa prinsip yang baru lebih baik.
a) Bahasa Pengecualian dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Apabila perubahan dilakukan sesuai dengan GAAP, maka auditor harus


menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan dan
menjelaskan perubahan dalam paragraf tambahan sesudah paragraf pendapat.
Pengaruhnya terhadap laporan standar, dan contoh kata-kata peragraf penjelasan,
diperlihatkan Gambar 6.

(Gambar 6 : laporan audit standar dengan paragraf penjelasan karena inkonsistensi


dalam prinsip akuntansi sesuai dengan GAAP)
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 262
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Ketiga paragraf pertama sama seperti pada laporan standar)

Seperti telah dibahas dalam Catatan X atas laporan keuangan, Perusahaan mengubah metode
perhitungan penyusutan pada tahun 20X2.

(Sumber : Boynton,2003)

b) Jenis Pendapat Lain

Apabila perubahan prinsip-prinsip akuntansi dilakukan tidak sesuai dengan


GAAP, maka auditor harus mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian
atau pendapat tidak wajar, tergantung pada materialitas perubahan itu.Selain itum
auditor juga harus menambahkan suatu paragraf penjelasan segera sebelum
paragraf pendapat untuk menjelaskan ketidaksesuaian dengan GAAP.
Pengaruhnya terhadap laporan standar dan contoh kata-kata paragraf penjelasan
apabila manajemen tidak dapat membenarkan perubahan prinsip akuntansi,dapat
dilihat paga Gambar 7.

(Gambar 7 : laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena


inkonsistensi dalam prinsip akuntansi yang tidak sesuai dengan GAAP)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[ Paragraf pertama dan kedua sama seperti pada laporan standar ]

Seperti dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan, pada tahun 20X2 Perusahaan
menerapkan metode akuntansi FIFO untuk persediaannya, sedangkan sebelumnya
menggunakan metode LIFO. Meskipun penggunaan metode FIFO sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, namun menurut pendapat kami Perusahaan belum memberikan
alasan yang layak untuk melakukan perubahan ini sebagaimana yang disyaratkan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk pengaruh perubahan prinsip akuntansi yang diuraikan
dalam paragraf terdahulu, laporan keuangan tersebut diatas menyajikan dengan wajar, semua
hal yang material, posisi keuangan X Company per 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta hasil
operasi arus kasnya untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 263


(Sumber: Boyton,2003)

8. PENGUNGKAPAN YANG TIDAK MEMADAI


Jika laporan keuangan dan catatan yang meyertainya tidak dapat
mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh GAAP, maka laporan itu tidak
disajikan secara wajar.Dalam kasus demikian, auditor harus menyatakan pendapat
wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena ketidaksesuaian dengan
GAAP, dan ada penyimpangan dari laporan standar. Jika perusahaan mengeluarkan
laporan keuangan yang bertujuan menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi tetapi
meniadakan laporan arus kas yang bertalian, maka auditor lazimnya akan
menyimpulkan bahwa peniadaan itu memerlukan pendapat dengan pengecualian.
Jika memungkinkan, informasi penting tersebut harus diberikan dalam satu
atau lebih paragraph penjelasan pada laporan auditor, kecuali jika tidak
dimasukkannya hal itu dalam laporan diakui menurut SAS. Ada dua penghilangan
yang diakui: auditor tidak diwajibkan untuk menyajikan (1) laporan arus kas apaila
laporan itu ditiadakan oleh klien atau (2) informasi segmen yang dihilangkan. Akan
tetapi, dalam kedua contoh itu auditor harus menunjukkan data yang dihilangkan
dalam paragraph penjelasan dan menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian
atau pendapat tidak wajar atas laporan keuangan.
Pengaruh pemberian pendapat wajar dengan pengecualian terhadap pendapat
wajar dengan pengecualian terhadap laporan auditor karena pengungkapan yang tidak
memadai disajikan dalam Gambar 8.

(Gambar 8 : laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena


pengungkapan yang tidak memadai)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[ Paragraf pertama dan kedua sama seperti pada laporan standar ]

Laporan keuangan Perusahaan tidak mengungkapkan [menguraikan sifat dari pengungkapan


yang dihilangkan]. Menurut pendapat kami, pengungkapan informasi ini disyaratkan oleh
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Menurut pendapat kami, kecuali untuk tidak disajikannya informasi yang diuraikan dalam
paragraf terdahulu......

(Sumber: Boyton,2003)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 264


Penyimpangan dari laporan standar auditor dapat dilakukan karena pengungkapan
yang tidak memadai tidak sering terjadi. Dalam kebanyakan kasus, karena data yang
diperlukan akan diungkapkan dalam laporan standar auditor, maka manajemen biasanya lebih
suka membuat pengungkapan yang memungkinkan laporan standar dibuat.

9. KERAGUAN YANG SUBSTANSIAL MENGENAI STATUS KELANGSUNGAN


USAHA
Dalam suatu audit, biasanya entitas diasumsikan merupakan perusahaan yang
berkelanjutan (going concern) yang akan terus ada. Meskipun dmeikian, auditor
mempunyai tanggung jawab untuk mengevaluasi apakah dala kenyataan entitas itu
mempunyai kemampuan akan terus melanjutkan usaha selama periode waktu yang
layak, yaitu tidak melebihi satu tahun sesudah tanggal laporan keuangan yang telah
diaudit. Seperti telah dibahas dalam bab terdahulu, auditor tidak perlu merancang
prosedur audit khusus untuk tujuan ini. Bisanya, prosedur audit yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan audit lainnya harus cukuo guna mengidentifikasi kondisi-
kondisi dan peristiwa yang, bila diperhitungkan secara agregat, menunjukkan bahwa
ada keraguan yang substansial mengenai kemampuan entitas tersebut untuk
melanjutkan usahanya. AU 341,06, The Auditor Consideration of an Entitys Ability to
Continue as a Going Concern (SAS 59), menunjukkan bahwa informasi yang
bertentangan dengan asumsi kelangsungan usaha mencakup:
a) Tren negatif seperti kerugian operasi yang berulang, kekurangan modal kerja, arus
kas negatif dari aktivitas operasi, dan rasio keuangan kunci yang buruk.

b) Petunjuk lain dari kemungkinan kesulitan keuangan seperti dapat membaar


hutang atau perjanjian pinjaman, penunggakan pembayaran deviden,
restrukturisasi hutang, dan ketidaktaatan terhadap persyaratan modal dasar.

c) Masalah internal seperti penghentian kerja, ketergantungan yang besar pada


keberhasilan proyek tertentu, dan komitmen jangka panjang yang tidak ekonomis.

d) Masalah eskternal seperti kerugian pada franchise atau waralaba yang penting;
kerugian yang tidak diasuransikan dari gempa bumi atau banjir.
Auditor disyaratkan untuk memperhatikan rencana manajemen guna menghadapi
pengaruh buruk dari kondisi-kondisi dan peristiwa di atas.Manajemen mungkin
merencanakan untuk (1) melepas aktiva, (2) meminjam uang atau merestrukturisasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 265


hutang, (3) mengurangi atau menangguhkan pengeluaran, atau (4) meningkatkan
ekuitas kepemilikan.
a) Bahasa Penjelasan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Apabila situasi tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya
diungkapkan secara memadai dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor
harus (1) menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan (2) menambah
paragraph penjelasan sesudah paragraph yang mengacu pada catatan itu.
Pengaruhnya terhadap laporan standar diilustrasikan pada Gambar 9.
Auditing Standards Board merasa yakin bahwa laporan tersebut di atas akan
member informasi secara memadai kepada pemakai laporan keuangan mengenai
situasi itu. Akan tetapi, auditor tidak dilarang menerbitkan laporan audit yang
memuat penolakan memberikan pendapat.
(Gambar 9 : laporan audit standar dengan bahasa penjelasan karena keraguan tentang
kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya.)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

(Tiga paragraf pertama sama seperti pada laporan standar)

Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan menganggap bahwa Perusahaan akan
melanjutkan usahanya sebagai going concern. Sebagaimana dibahas dalam Catatan X atas
laporan keuangan, Perusahaan telah mengalami kerugian operasi yang berulang dan
mengalami kekurangan modal bersih yang menimbulkan keraguan yang substansial mengenai
kemampuannya untuk meneruskan usahanya. Rencana manajemen berkenaan dengan hal-hal
ini juga diuraikan dalam Catatan X Laporan Keuangan tidak mencakup suatu penyesuaian
yang dapat berasal dari hasil ketidakpastian ini.

(Sumber: Boyton,2003)
b) Jenis Pendapat Lain
Jika auditor menyimpulkan bahwa mengungkapan entitas dalam laporan keuangan
tidak memadai, maka laporan itu tidak menyajikan secara wajar.Dengan demikian,
auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat
tidak wajar karena ketidaksesuaian dengan GAAP, yang mencakup pengungkapan
informatif.Di samping itu, laporan auditor juga harus berisi paragraph penjelasan
yang menguraikan situasi tersebut dan, jika memungkinkan, pengungkapan yang
diperlukan untuk kewajaran penyajian harus dibuat.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 266


10. PENEKANAN PADA SUATU HAL
Pada beberapa situasi, auditor mungkin ingin menekankan dalam laporan audit hal-hal
yang dipertanggungjawabkan dengan tepat dan diungkapkan secara memadai sambil
tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Penekanan pada hal semacam
ini akan menghasilkan penambahan paragraph penjelasan dalam laporan standar.
Dalam laporan ini, auditor harus (1) menggunakan kata-kata standar dalam paragraph
pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat, (2) menguraikan hal-hal yang ditekankan
dalam paragraph penjelasan, dan (3) tidak membuat referensi ke materi penjelasan
dalam paragraph pendapat.

11. PENDAPAT YANG SEBAGIAN DIDASARKAN ATAS LAPORAN DARI


AUDITOR LAIN
Apabila klien mempunyai satu atau lebih anak perusahaan, divisi, atau cabang,
maka klien itu mungkin perlu menugaskan lebih dari satu kantor akuntan utnuk
berpartisipasi dalam audit. Sebagai contoh, asumsikan bahwa klien yang operasi
utamanya berlokasi di Midwest mempunyai anak perusahaan di luar negeri yang
diaudit oleh kantor akuntan asing. Apabila dua atau lebih kantor akuntan terlibat dalam
suatu audit, maka satu kantor harus menjadi auditor utama. Keputusan ini harus
didasarkan pada faktor-faktor seperti jumlah relatif dan signifikansi pekerjaan yang
dilakukan serta luas pengetahuan perusahaan atas keseluruhan laporan. Dalam contoh
ini, kantor akuntan yang mengaudit operasi Midwest akan menjadi auditor utama.

Auditor utama kemudian harus memutuskan apakah bersedia atau tidak


memikul tanggung jawab atas pekerjaan auditor lain sejauh hal itu berkaitan dengan
laporan klien secara keseluruhan. Jika auditor utama menerima tanggung jawab ini,
maka tidak adareferensi yang harus dibuat dalam laporan audit atas pemeriksaan
auditor lain.
a) Keputusan untuk Tidak Membuat Referensi
Jika auditor utama dapat memperoleh kepuasan mengenai (1) independensi dan
reputasi professional dari auditor lain serta (2) ruang lingkup dan mutu
pemeriksaan auditor lain, maka referensi apabila bagiam dari laporan keuangan
yang diperiksa oleh auditor lain bersiat material terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 267


Auditor utama diharuskan menurut keputusan ini untuk menhajukan
pertanyaan mengenai reputasi professional auditor lain dan memperoleh
representasi dari auditor lain bahwa ia independen terhadap klien. Dalam kasus di
mana praktik utama kantor akun lain berada di luar negeri, auditor utama juga
harus berkomunikasi dengan auditor lain untuk memastikan pamahaman auditor
itu dengan GAAS dan GAAP di Amerika Serikat.

b) Keputusan untuk Membuat Referensi

Auditor utama dapat memutuskan untuk membuat referensi ke auditor lain bila
satu atau lebih faktor-faktor di atas tidak ada. Auditor utama juga dapat
memutuskan untuk membuat referensi apabila bagian dari laporan keuangan yang
diperiksa oleh auditor lain bersifat material terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.

Auditor utama diharuskan menurut keputusan ini untuk mengajukan


pertanyaan mengenai reputasi profesional auditor lain dan memperoleh
representasi dari auditor lain bahwa ia independen terhadap klien.

c) Bahasa Penjelasan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian


Apabila auditor memutuskan untuk mebuat referensi ke auditor lain, laporan itu
harus menunjukkan secara jelas pembagian tanggung jawab yang ada di antara
para auditor. Ini dicapai dengan perubahan-perubahan berikut dalam laporan:
1) Dalam paragraph pendahuluan, besarnya bagian laporan keuangan yang
diaudit oleh auditor lain harus ditunjukkan.

2) Dalam paragraph ruang lingkup, laporan auditor lain harus dimasukkan dalam
sumber dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat.

3) Dalam paragraph pendapat, referensi harus dibuat pada laporan auditor lain.

Suatu contoh laporan yang didalamnya dibuat referensi ke auditor lain


diperhatikan dalam gambar 10.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 268


Gambar 10 Laporan Audit Standar Daengan Bahasa Penjelasan Karena Referensi Ke
Auditor Lain.

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi ABC Company per 31 Desember 20X2 dan
20X1, serta laporan rugi laba konsolidasi, laporan laba ditahan, serta laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan ini merupakan
tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah menyatakan pendapat
atas laporan keuangan ini berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan B
company, sebuah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, yang laporan keuangannya
menyajikan total aktiva sebesar $ dan $ masing-masing pada tanggal 31
Desember 20X2 dan 20X1, dan total pendapatan $ dan $ untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan itu diaudit oleh auditor lain yang laporannya
telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh berkaitan dengan jumlah-jumlah
yang terdapat dalam B company, hanya didasarkan pada laporan auditor lain tersebut.

kami melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang berlaku umum. Standar ini
mewajibkan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan kepastian yang
layak bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Suatu audit
mencakup pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga mencakup penilaian prinsip akuntansi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 269
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat manajemen, termasuk evaluasi terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan
auditor lain memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor lain, laporan keuangan
konsolidasi tersebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan ABC Company per 31 Desember 20X2 dan 20X1, serta hasil operasi dan arus
kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

(Sumber: Boyton,2003)

d) Jenis Pendapat Lain

Jika auditor utama menyimpulkan bahwa pengandalan tidak dapat diberikan pada
pekerjaan auditor lain dan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor lain bersifat
material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, maka berarti ada
pembatasan ruang lingkup. Dalam kasus demikian, pendapat wajar dengan
pengecualian atau penolakan memberikan pendapat harus diberikan. Suatu
pendapat wajar dengan pengecualian juga dapat diberikan oleh auditor utama bila
laporan auditor lain atas bagian yang signifikan dari laporan keuangan memuat
pendapat selain pendapat wajar tanpa pegecualian.

12. IKHTISAR PENGARUH SITUASI TERHADAP LAPORAN AUDITOR


Suatu ikhtisar pengaruh situasi yang dibahas di atas yang mengakibatkan
penyimpangan dari laporan standar auditor diberikan dalam gambar. Untuk masing-
masing situasi, jenis penyimpangan ditunjukkan bersama dengan lokasi setiap
informasi penjelasan dan uraian dari setiap pengaruh utama lainnya terhadap

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 270


PENUTUP

A. KESIMPULAN
AU 411.04 : The Meaning of Present Fairly in Conformity With Generally Accepted
Accounting Principles in the Independent Auditors Report SAS 69 , menyatakan bahwa
pendapat auditor mengenai kesesuaian dengan GAAP harus didasarkan pada
pertimbangannya tentang apakah :
1. Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah diterima secara umum.
2. Prinsip akuntansi telah sesuai dengan situasi yang dihadapi
3. Laporan keuangan,termasuk catatan yang bertalian,bersifat informatif atas hal-hal
yang dapat mempengaruhi penggunaan,pemahaman,dan interpretasinya.
4. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan dan di
ikhtisarkan dengan cara yang layak ( yakni,tidak terlalu rinci atau pun terlalu
ringkas )
5. Laporan tersebut mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasari dengan
cara menyajikan posisi keuangan,hasil operasi,serta arus kas dalam batas-batas
yang layak dan praktis.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 271


LAPORAN STANDAR
Laporan standar(standard report) terdiri dari paragraf pendahuluan (atau permulaan),
paragraf ruang lingkup (atau tengah), paragraf pendapat (atau kesimpulan), dan bahasa
standar. Bahasa laporan agak bervariasi tergantung pada apakah auditor melaporkan laporan
keuangan untuk satu tahun atau laporan keuangan komparatif.
Laporan itu lazimnya dialamatkan ke pribadi-pribadi atau kelompok yang ditunjuk oleh
auditor. Untuk klien berbentuk korporasi, laporan dialamatkan kepada dewan komisaris dan /
atau pemegang saham ; untuk klien bukan korporasi, alamatnya adalah partner atau pemilik
perseorangan. Lapoiran standar auditor harus diberi tanggal per penyelesaian pekerjaan
lapangan. Tandatangan yang dicantumkan pada laporan itu umumnya adalah nama kantor
akuntan karena kantor itulah yang memikul tanggung jawab atas pekerjaan dan temuan dari
staf profesionalnya.

BAB 12 : JASA-JASA LAIN AKUNTAN DAN PELAPORANNYA

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi.
2. Mampu memahami standar atestasi.
3. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentang Jasa-jasa Lain Akuntan dan Pelaporannya yang terdiri dari
penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi, standar atestasi, dan penugasan yang
dilaksanakan menurut standar atestasi.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi.
2. Dapat menjelaskan standar atestasi.
3. Dapat menjelaskan penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 272


D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Tinjauan Atas Tingkat Keyakinan dan Jasa-Jasa Lain
2. Menerima dan Melaksanakan Audit
3. Jasa Akuntansi dan Review
4. Pertimbangan Lain

A. TINJAUAN ATAS TINGKAT KEYAKINAN DAN JASA-JASA LAIN


Pembahasan berikut memberikan suatu tinjauan atas empat tingkat keyakinan dasar
yang ditawarkan oleh akuntan publik dan jenis-jenis penugasan di mana tingkat
keyakikan itu dapat diberikan.

TINGKAT KEYAKINAN
Secara umum, akuntan publik dapat memberikan empat tingkat keyakinan (level of
assurance) yang berbeda berkaitan dengan penugasan.Keempat tingkat keyakinan dasar
itu dapat diuraikan sebgai berikut :
Tingkat keyakinan audit atau pemeriksaan, dimana tujuan dari penugasan adalah
pernyataan positif dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenai
asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional
Tingkat keyakinan review, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan publik adalah
menyatakan keyakinan negatif (negative assurance) bahwa tidak ada yang menarik
perhatiannya yang menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa asersi oleh
manajemen yang diatur dalam standar profesional akan menyesatkan.
Prosedur yang disepakati bersama, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan
publik adalah memberikan ikhtisar temuan-temuan berdasarkan prosedur yang
disepakati bersama yang berlaku atas suatu asersi oleh manajemen yang diatur dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 273


standar profesional.Tingkat keyakinan dapat bervariasi tergantung pada prosedur yang
berlaku atas asersi itu.
Tidak ada keyakinan, di mana tujuan dari penugasan adalah membantu manajemen
dalam penyiapan informasi yang termasuk dalam suatu asersi yang diatur oleh standar-
standar profesional.Akuntan publik akan menyatakan secara eksplisit bahwa tidak ada
keyakinan yang diberikan dalam laporannya yang berkaitan dengan asersi manajemen.

JENIS JENIS PENUGASAN


Semua jenis penugasan yang dibahas dalam bab ini diliput oleh standar profesional
yang dikembangkan oleh AICPA. Standar profesional ini mempromosikan keseragaman
mutu praktik dan mempertinggi pemahaman pemakai atas perbedaan jenis-jenis jasa yang
diberikan serta tingkat keyakinan yang berkaitan dengannya. Akuntan publik yang
melaksanakan banyak jenis jasa ini juga harus bersedia dinilai praktiknya melalui peer
review yang teratur. Standar profesional dasar yang diterbitkan oleh Accounting
Standards Board yang berkaitan dengan jasa ini adalah sebagai berikut :

Statements on Auditing Standards (SAS). SAS adalah interpretasi dari standar audit
yang berlaku umum dan pada umumnya berkaitan dengan asersi manajemen tentang
unsur-unsur yang termasuk dalam laporan keuangan .Jenis-jenis penugasan yang
dibahas dalam bab ini mencakup pelaporan laporan keuangan yang disiapkan atas
dasar akuntansi komprehensif selain dari GAAP, pelaporan unsur, akun, atau pos-pos
spesifik dari suatu laporan keuangan, dan laporan ketaatan yang berkaitan dengan
laporan keuangan yang telah diaudit.
Statement on Standards for Attestation Engagements (SSAE). SSAE menetapkan
kerangka kerja yang luas untuk berbagai jasa atestasi yang diminta dari profesi
akuntansi. Standar ini dan komentar interpretasi yang bertalian dirancang untuk
memberikan pedoman profesional yang akan mempertinggi baik konsistensi maupun
mutu pelaksanaan jasa-jasa tersebut.
Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS). SSARS
mendefinisikan jasa yang berkaitan dengan review atau kompilasi laporan keuangan
dari entitas nonpublic dan memberikan pedoman bagi akuntan berkenaan dengan
standar serta prosedur yang berlaku untuk kedua penugasan ini. Jasa ini hanya tersedia
bagi entitas nonpublik.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 274


PENUGASAN SAS LAIN
Laporan khusus (special reports) adalah laporan yang dihasilkan dari audit atas, atau
penerapan prosedur yang disepakati bersama atas, data keuangan histories selain dari
laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP. AU 623, Special Reports (SAS
62 & 77), menunjukkan bahwa istilah laporan khusus berlaku pada laporan auditor atas

Laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan dasar akuntansi komprehensif selain
dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
Unsur, akun, atau pos-pos spesifik dari laporan keuangan.
Ketaatan pada aspek-aspek perjanjian kontraktual atau persyaratan peraturan yang
berkaitan dengan laporan keuangan yang telh diaudit.
Penyajian keuangan agar sesuai dengan perjanjian kontraktual atau ketentuan
peraturan
Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk atau skedul yang ditetapkan yang
memerlukan bentuk laporan auditor yang ditetapkan.

DASAR KOMPREHENSIF LAIN DARI AKUNTANSI


Empat dasar akuntansi komprehensif selain dari GAAP diakui dalam AU 623.04 :

Suatu dasar yang digunakan untuk memenuhi persyaratan atau ketentuan pelaporan
keuangan dari lembaga pengatur pemerintah
Suatu dasar yang digunakan untuk mengarsip SPT pajak penghasilan entitas
Dasar penerimaan dan pengeluaran kas dari akuntansi dan modifikasi dasar kas yang
mempunyai dukungan substansial
Suatu dasar yang menggunakan seperangkat kriteria tertentu yang mempunyai
dukungan substansial seperti dasar akuntansi tingkat harga.

UNSUR, AKUN, ATAU POS-POS SPESIFIK DARI LAPORAN KEUANGAN


Data ini dapat mencakup sewa, royalti, rencana bagi-laba, atau ketentuan untuk pajak
penghasilan. Suatu laporan khusus dapat dikeluarkan atas data-data ini sebagai hasil dari
audit atau penerapan prosedu yang disepakati bersama

Audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 275


Suatu audit akan diakhiri dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian
unsur, akun, atau pos-pos spesifik.
Dalam menyatakan pendapat. AU 662.13 menunjukkan auditor harus mengakui bahwa
konsep materialitas harus dikaitkan dengan masing-masing unsur, akun, atau pos yang
dilaporkan, bukan dengan laporan keuangan secara keseluruhan.Lebih lanjut, auditor
tidak boleh menyatakan pendapat atas data spesifik apabila ia telah menyatakan pendapat
tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat tentang laporan keuangan, kecuali data
spesifik itu hanya merupakan bagian yang tidak signifikan dari laporan keuangan

Prosedur yang Disepakati Bersama


Penerapan prosedur yang disepakati bersama (agreed-upon procedures) bukan
merupakan suatu audit. Jenis jasa ini dapat terjadi, misalnya, dalam akuisisi yang
diusulkan apabila calon pembeli meminta akuntan hanya merekonsiliasi saldo bank dan
mengkonfirmasi piutang usaha.AU 622, Special Reports Applying Agreed-upon
Procedures to Specified Elements, Accounts, or Items of audit Financial Statement (SAS
75dan 87), menyatakan bahwa seorang akuntan independen dapat menerima penugasan
dengan menerapkan prosedur yang disepakati bersama atas unsure, akun, atau pos
spesifik dalam laporan keuangan menurut kondisi-kondisi berikut :
Akuntan itu independent
Akuntan dan pihak-pihak tertentu menyetujui prosedur yang dilaksanakan atau akan
dilaksanakan oleh akuntan.
Pihak-pihak tertentu memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang
disepakati bersama untuk tujuan mereka
Prosedur yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan temuan yang cukup
konsisten
Dasar akuntansi dari unsur, akun, atau pos spesifik dalam laporan keuangan jelas
dipahami oleh pihak-pihak tertentu dan akuntan
Prosedur itu akan diterapkan pada hal-hal yang dapat diestimasi atau diukur secara
layak dan konsisten
Bukti-bukti yang berkaitan dengan penerapan prosedur tersebut diharapkan dapat
memberi dasar yang layak guna menyatakan temuan-temuan dalam laporan akuntan
Apabila dapat diterapkan, maka akuntan dan pihak yang ditetapkan akan menyetujui
setiap batas materialitas untuk tujuan pelaporan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 276
Penggunaan laporan itu terbatas pada pihak-pihak yang ditentukan
Untuk memastikan bahwa semua pihak yang ditetapkan memahami prosedur yang
disepakati bersama, dan memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur tersebut,
akuntan biasanya akan berkomunikasi langsung dengan dan mendaptkan pemberitahuan
yang menguatkan atau afirmatif dari setiap pihak yang ditetapkan itu. Tanggung jawb
akuntan dalam prosedur yang disepakati bersama adalah melaksanakan prosedur itu dan
melaporkan temuan sesuai dengan standar umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan
yang berlaku.

LAPORAN KETAATAN YANG BERAKAITAN


Perusahaan mungkin diwajibkan oleh perjanjian kontraktual atau lembaga pemerintah
untuk menyerahkan laporan ketaatan yang dibuat oleh auditor independen.Selain
mempersyaratkan laporan keuangan yang telah diaudit, pemberi pinjaman atau wali
amanatnya juga seringkali meminta kepastian dari auditor independen bahwa peminjam
menaati ketentuan akuntansi dan auditing dari perjanjian itu. Auditor memenuhi
permintaan ini dengan memberikan keyakinan negatif atas ketaatan dengan menyatakan
tidak ada yang menarik perhatian kami yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak
menaati AU 623.19 menyatakan bahwa keyakinan ini tidak boleh diberikan kecuali
auditor telah mengaudit laporan keuangan yang berkaitan dengan perjanjian atau
persyaratan pemerintah itu.Lebih lanjut, keyakinan tersebut tidak boleh diperluas hingga
ketentuan yang berkaitan dengan hal-hal yang belum menjadi pokok dari prosedur audit
yang dilaksanakan dalam audit atas laporan keuangan itu, dan tidak boleh diberikan jika
audit menghasilkan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat.

Keyakinan auditor atas ketaatan dapat diberikan dalam laporan terpisah atau dalam
satu atau lebih paragraf penjelasan sesudah paragraf pendapat dari suatu laporan atas
laporan keuangan yang telah diaudir.

REVIEW SAS 71 ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM


SAS 71 bersangkutan dengan review atas laporan keuangan interim (IKI) untuk jangka
waktu kurang dari satu tahun atau untuk periode duabelas bulan yang berakhir pada
tanggal selain akhir tahun fiskal entitas. IKI mencakup data mengenai posisi keuangan,
hasil operasi, dan arus kas dalam bentuk laporan keuangan yang lengkap atau ringkas
atau data keuangan yang diringkas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 277


Jasa review SAS 71 jauh lebih kecil lingkupnya daripada suatu audit. Akan tetapi,
akuntan harus memiliki (1) pengetahuan yang memadai tentang prinsip dan praktik
akuntansi dari entitas yang beroperasi dan (2) pemahaman tentang bisnis entitas,
termasuk organisasinya, karateristik operasi, sifat aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
bebannya.

Persyaratan Tambahan dalam Review SAS 71


Review SAS 71 atas IKI hanya dilaksanakan untuk entitas yang laporan keuangan
tahunannya telah diaudit. Dengan demikian, akuntan independen yang melakukan review
diharapkan mempunyai pemahaman atas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian
internal relevan yang berkaitan dengan penyusunan baik informasi keuangan tahunan
maupun interim. Lebih lanjut, akuntan tersebut diharapkan menggunakan
pengetahuannya untuk (1) mengidentifikasi jenis potensi salah saji yang material dalam
IKI dan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya serta (2) memilih pertanyaan yang
akan diajukan dan prosedur analitis yang akan memberikan dasar pelaporan apakah
modifikasi yang material harus dilakukan terhadap IKI agar sesuai dengan GAAP.
Sebagai hasil dari prosedur yang dilaksanakan dalam review SAS 71, akuntan dapat
menyimpulkan bahwa IKI yang diserahkan atau yang akan diserahkan kepada lembaga
pemerintah mungkin mengandung salah saji yang material karena penyimpangan dari
GAAP.Dalam kasus demikian, akuntan harus membahas hal itu dengan manajemen.Jika
manajemen tidak menanggapi secara layak, maka akuntan harus menyampaikan, baik
secara lisan ataupun tertulis, kepada komite audit sesegera mungkin. Jika komite audit
juga tidak menaggapi secara layak atau dalam jangka waktu yang wajar, maka akuntan
harus mengevaluasi apakah akan menarik diri (a) dari penugasan yang berkaitan dengan
IKI, (b) sebagai auditor entitas yang mengaudit laporan keuangan tahunannya.

Laporan Akuntan tentang Review SAS 71 atas IKI


Laporan standar untuk mereview IKI yang disajikan secara terpisah dari laporan
keuangan yang telah diaudit dimulai dengan judul yang mencakup kata-kata akuntan
independen. Paragraf pendahuluan mengidentifikasi jenis jasa yang diberikan (kami
telah mereview....), informasi yang direview, nama entitas, dan tanggung jawab
manajemen atas informasi itu. Parsgraf kedua, atau ruang lingkup, menegaskan bahwa
review telah dilaksanakan sesuai dengan standar AICPA, yang secara singkat menelaskan
review itu, membedakan antara review dengan audit, dan menolak pemberian pendapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 278


atas informasi yang direview. Paragraf ketiga berisi keyakinan negatif yang didasarkan
atas review itu.

LAPORAN KEUANGAN YANG BELUM DIAUDIT DARI SEBUAH ENTITAS


PUBLIK
Seorang akuntan publik dapat bersangkutan dengan laporan keuangan perusahaan publik
sekalipun ia tidak mengauditnya. SAS 26, Association with Financial Statement (AU
504.03), menyatakan bahwa seorang akuntan publik akan bersangkutan dengan laporan
keuangan apabila dia (1) telah setuju atas penggunaan namanya dalam suatu laporan,
dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan itu, atau (2) menyatakan pada
laporan keuangan klien atu pihak lain bahwa ia telah menyiapkan atau membantu
penyiapan sekalipun namanya tidak dicantumkan dalam laporan itu.
Jika akuntan bersangkutan dengan laporan keuangan yang belum diaudit dari
entitas publik, maka ia diwajibkan untuk menyatakan dalam laporannya bahw suatu audit
belum dilakukan dan menyertakan penolakan memberikan pendapat.Disamping itu,
setiap halaman dari laporan keuangan itu juga harus ditandai belum diaudit.
B. MENERIMA DAN MELAKSANAKAN AUDIT
Pada tahun 1996, AICPA menerbitkan untuk pertama kali seri baru pernyataan
otoritatif yang berjudul Statements on Standards for Attestation Enggaments (SSAEs).
Dengan tujuan memberikan pedoman dan menetapkan kerangka kerja yang luas untuk
pelaksanaan serta pelaporan jasa atestasi, SSAEs 1, Attestation Standards (AT 100.01)
mendefinisikan penugasan atestasi sebagai berikut:

Penugasan atestasi (attest engagement) adalah satu penugasan di mana seorang praktisi
Dalam melaksanakan
(akuntan public) bertugassuatu
untukpenugasan atestasi,
menerbitkan seorang
komunikasi akuntan
tertulis yangpublic:
menyatakan suatu
kesimpulan mengenia reliabilitas asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak lain.

1. mengumpulkan bukti untuk mendukung asersi.


2. secara objektif menilai pengukuran serta komunikasi dari pribadi yang menbuat
asersi.
3. melaporkan temuan-temuannya.
Berbagai jasa tidak melibatkan atestasi atas reliabilitas dari asersi tertulis yang
merupakan tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa-jasa akuntan public yang tidak
dianggap sebagai penugasan atestasi adalah:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 279


penugasan konsultasi manajemen di mana para praktisi bertugas memebrikan nasihat
atau rekomendasi kepada klien.
Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk mendukung posisi klien, misalnya
mengenai masalah perpajakan yang direview Dinas Perpajakan (IRS)
Penugasan pajak dimana para praktisi bertugas menyiapkan SPT pajak dan
memberikan nasihat pajak.
Penugasan di mana para praktisi mengkompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diwajibkan untuk memeriksa atau mereview setiap bukti yang mendukung informasi
yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan setiap kesimpulan atas
reliabilitasnya.
Penugasan di mana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu klien
misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi selain
laporan keuangan.
Penugasan di mana par praktisi bertugas untuk memberi kesaksian sebagai saksi ahli
dalam masalah akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, dengan adanya fakta
tertentu yang diterapkan.
STANDAR ATESTASI
Standar atestasi, seperti halnya GAAS diklasifikasikan menjadi tiga kategori: umum,
pekerjaan lapangan, dan pelaporan. Perbandingan standar-standar ini dalam setiap
kategori mengungkapkan bhawa standar atestasi adalah perluasan alami dari GAAS
untuk menampung aturan yang lebih luas dari jasa atestasi. Meskipun demikian, ada
beberapa perbedaan konseptual yang signifikan di antara kedua perangkat standar itu
dapat kita amati. Secara khusus, standar atestasi:

Memperluas fungsi atestasi di luar laporan historis. Jadi, standar itu menghilangkan
referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP.
Memungkinkan akuntan public memberikan keyakinan atas asersi di bawah tingkat
pernyataan pendapat positif yang berkaitan dengan audit laporan keuangan
tradisional.
Memberikan jasa atestasi yang dikhususkan untuk kebutuhan pemakai tertentu
berdasarkan produser yang disepakati bersama dan penggunaan-terbatas
laporan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 280


Dua standar umum baru menetapakan batas-batas jasa atestasi. Jenis jasa ini terbatas pada
penugasan di mana

1. akuntan public mempunyai pengetahuan yang memadai tentang pokok dari


asersi.
2. asersi itu dapat diukur secara cukup konsisten dengan menggunakan criteria
yang telah ditetapkan atau dinyatakan.
Standar pekerjaan lapangan kedua menurut GAAS mewajibkan auditor untuk
mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal. Standar ini dihilangkan dari standar
pekerjaan lapangan atestasi karena dua alasan:

apabila mendapatkan suatu pemahaman atas pengendalian internal yang ditetapkan,


maka hal itu merupakan aktivitas yang bersangkutan dengan pengumpulan cukup
bukti sebagaimana yang diisyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan atestasi kedua.
Perolehan pemahaman atas pengendalian internal tidak dapat diterapkan dalam
semua penugasan atestasi.

PENUGASAN YANG DILAKSANAKAN MENURUT STANDAR ATESTASI


Menurut Statements on Standards for Attestation Enggements (SSAEs) memusatkan
perhatian pada empat jenis penugasan:

Prakiraan dan proyeksi keuangan


Pelaporan atas pengendalian internal entitas
Atestasi ketaatan
Pembahasan dan analisis manajemen

PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN PROSPEKTIF


Informasi keuangan prospektif pada umumnya diberikan dalam penawaran obligasi
dan sekuritas lainnya kepada public. Di samping itu, bank serta lembaga pemberi
pinjaman lainnya seringkali meminta proyeksi laba masa depan dalam memberikan
kredit kepada para pribadi dan perusahaan, serta lembaga pemerintah terkadang meminta
prakiraan atas permohonan hibah dan kontrak pemerintah. Untuk mempertinggi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 281
reliabilitas informasi keuangan prospektif, akuntan public dapat diminta untuk terlibat
dengan data itu.

AICPA telah menerbitkan dua dokumen berikut berkenaan dengan asosiasi akuntan
public dengan informasi keuangan prospektif:

Statements on Standards for Accountants Services on Prospektive Financial


Information yang berjudul Finanacial Forecasts and Projections.
Guide for Prospektive Financial Statements.
Statement on Financial Forecasts and Projections (AT 200) memiliki wewenang yang
sama dengan SAS. Pedoman adalah interpretasi dari Pernyataan itu.

Jenis Informasi Keuangan Prospektif


AT 200.06 mengakui dua jenis informasi keuangan prospektif (prospective financial
information) sebagai berikut:
Prakiraan Keuangan. Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang terbaik
dari pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan,
hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.
Proyeksi Keuangan. Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang terbaik
dari pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, dengan satu atau
lebih asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan
dari suatu entitas.
Seorang akuntan public dapat menerima penugasan untuk melaksanakan salah satu
dari tiga jenis jasa berkenaan dengan laporan keuangan prospektif bila penggunaan oleh
pihak ketiga telah diantisipasi:

1. kompilasi
2. pemeriksaan
3. penerapan prosedur yang disepakati bersama.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Prospektif


AT 200.27 menunjukkan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
melibatkan
1. evaluasi atas penyiapan dan pendukung yang mendasari asumsi-asumsi laporan
keuangan prospektif.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 282
2. penentuan apakah penyajian laporan tersebut telah sesuai dengan pedoman
penyajian yang ditetapkan dalam AICPA Guide for Prospektive Financial
Statements
3. penerbitan laporan pemeriksaan

LAPORAN STANDAR ATAS LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF AT 200.31


menetapkan bahwa laporan standar akuntan public atas pemeriksaan laporan keuangan
prospektif harus mencakup:
suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan
suatu pernyataan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif telah
dilakukan sesuai dengan standar AICPA dan uraian singkat tentang sifat pemeriksaan
tersebut.
Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif telah disajikan sesuai dengan
pedoman penyajian AICPA dan asumsi yang memprakirakan atau dasar yang layak
untuk menetapkan proyeksi menurut asumsi-asumsi hipotesis.
Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak dapat tercapai.
Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk
memutakhirkan laporan tentang peritiw dan situasi yang terjadi sesudah tanggal
laporan.

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN STANDAR seperti dalam kasus laporan tentang


laporan keuangan histories, jenis-jenis pendapat lain dapat dinyatakan pada laporan
keuangan prospektif. Situasi dan pengaruhnya terhadap pendapat akuntan public adalah
sebagai berikut:
Jika laporan keuangan prospektif menyimpang dari pedoman penyajian AICPA,
maka pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak wajar harus dinyatakan.
Jika penyimpangan dari pedoman AICPA adalah karena kelalaian untuk
mengungkapkan asumsi-asumsi yang signifikan. Maka pendapat tidak wajar harus
dinyatakan.
Jika satu atau lebih asumsi yang signifikan tidak memberikan dasar yang layak
untuk prakiraan, atau untuk proyeksi, berdasarkan asumsi-asumsi hipotesis. Maka
pendapat tidak wajar harus dinyatakan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 283


Jika pemeriksaan akuntan tidak mencakup semua prosedur yang dipandang perlu
dalam situasi itu, maka penolakan memberikan pendapat harus dinyatakan.

Penerapan Prosedur yang Disepakati Bersama


AT 200.50 menyatakan bahwa seorang akuntan dapat melasanakan penugasan
atestasi dengan prosedur yang disepakati bersama atas laporan keuangan prospektif
asalkan:
Akuntan itu independen
Akuntan dan pemakai yang ditentukan setuju dengan prosedur yang dilaksanakan
atau akan dilaksanakan oleh akuntan.
Pemakai yang ditentukan memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang
disepakati bersama untuk tujuan mereka.
Laporan keuangan prospektif mencakup suatu ikhtisar dari asumsi-asumsi yang
signifikan.
Laporan keuangan prosepktif di mana prosedur itu akan diterapkan merupakan
pokok dari estimasi dan pengukuran yang cukup konsisten.
Criteria yang akan digunakan dalam penentuan temuan-temuan telah disetujui di
antara akuntan dan pemakai yang ditentukan.
Apabila dapat diterapkan, ada uraian dari setiap batas materialitas yang disetujui
bersama untuk tujuan pelaporan

Kompilasi
Prosedur yang ditempuh akuntan public untuk mengkompilasi suatu perkiraan atau
proyeksi digariskan dalam AT 200.68 dan mencakup hal-hal berikut:

Tetapkan pemahaman dengan klien mengenai jasa yang akan dilaksanakan.


Tanyakan mengenai prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyiapan laporan
keuangan prospektif.
Tanyakan bagaimana pihak yang bertanggung jawab mengidentifikasi factor-
faktor kunci dan mengembangkan asumsi-asumsinya.
Buatlah daftar asumsi-asumsi signifikan dari pihak yang bertanggung jawab
yang memberikan dasar untuk laporan keuangan prospektif, dan pertimbangan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 284


apakah ada penghilangan yang nyata mengingat factor-faktor kunci dimana
hasil-hasil prosepektif entitas tampak bergantung.
Pertimnbangan apakah ada inkonsistensi internal yang jelas dalam asumsi-
asumis iut
Lakukan, atau uji ketepatan matematis, perhitungan yang menjabarkan asumsi
ke dalam laporan keuangan prospektif.

Laporan standar akuntan atas kompilasi laporan keuangan prospektif harus


mencakup (AT 200.16);

Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak
yang bertanggung jawab.
Suatu pernyataan bahwa akuntan telah mengkompilasi laporan keuangan
prosepektif sesuai dengan standar yang ditetapkan oelh America Institute if
Certified Public Accountants.
Suatu pernyataan bahwa kompilasi terbatas dalam ruang lingkup dan tidk
memungkinkan akuntan untuk menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain
atas laporan keuangan prospektif atau asumsiasumsinya.
Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak tercapai.
Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk
memutkhirkan laporan peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal
laporan.

PELAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERNAL


Berbagai faktor telah menyebabkan berkembangnya pengakuan akan pentingnya
pengendalian internal suatu entitas. Bersamaan dengan berkembangnya pengakuan
ini, meningkat pula kepentingan puhak investor, pemerintah, Kongres AS, serta pihak
lainnya agar manajemen menerbitkan asersi tertulis tentang pengendalian internal
entitas, dan agar akuntan independen melakukan atestasi pada asersi manajemen.
AICPA telah merekomendasikan agar perusahaan public disyaratkan untuk
menerbitkan laporan tersebut, termasuk atestasi akuntan independen.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 285


AT 400 memberikan pedoman mengenai penugasan untuk memeriksa dan
melaporkan asersi manajemen tentang setiap aspek berikut dari pengendalian internal
atas pelaporan keuangan entitas:
Rancangan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas
Rancangan dan efektivitas operasi dati segmen pengendalian internal entitas
Kecocokan rancangan dari pengendalian internbal entitas
Rancangan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas berdasarkan
criteria yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah
Di samping melaksanakan jasa pemeriksaan atas jasa-jasa asersi di atas, akuntan
independent juga dapat melaksanakan lebih banyak penugasan prosedur yang
disepakati bersama yang terbatas dalam situasi tertentu. Akan tetapi, AT 400
melarang pelaksanaan jasa review atau menerbitkan keyakinan negatif atas asersi
manajemen tentang efektivitas pengendalian internal.

Kondisi-kondisi untuk Pelaksanaan Penugasan


Seorang akuntan independen harus melaksanakan jenis-jenis penugasan terdahulu
hanya bila manajemen (1) menerima tanggung jawab atas efektivitas pengendaliab
internal entitas itu, (2) mengevaluasi efektivitas pengendalian internalnya dengan
menggunakan criteria yang layak yang ditetapkan oleh lembaga yang diakui, dan (3)
mengacu criteria itu dalam laporan yang memuat asersi tertulisnya. Selain itu, bukti
yang mencukupi juga harus ada atau dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi
manajemen.

Merencanakan dan Melaksanakan Penugasan


Walaupun terdapat banyak kemiripan dalam metodologi untuk
mempertimbangkan pengendalian internal pada audit atas laporan keuangan dan
ketika melaksanakan suatu penugasan untuk memeriksa asersi tertulis manajemen
tentang efektivitas pengendalian internal, namun hal yang terakhir ini jauh lebih luas.
Sebagai contoh, dalam suatu audit, pengujian pengendalian hanya perlu dilakukan
atas kebijakan dan prosedur pengendalian apabila auditor menilai risiko
pengendalian berada di bawah maksimum sebagai bagian dari strategi untuk
mengurangi pengujian substantif. Dalam suatu penugasan untuk memeriksa asersi
manajemen tentang pengendalian internal, pengujian pengendalian tergantung pada

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 286


sifat asersi dan ktiteria yang disebutkan oleh manajemen dalam laporan yang berisi
asersi tersebut. Periode waktu yang tercakup oleh pengujian pengendalian, yang
merupakan periode audit keseluruhan dalam suatu audit atas laporan keuangan, juga
dapat bervariasi berdasarkan sifat asersi dalam pemeriksaan menurut AT 400. akan
tetapi, baik dalam audit maupun pemeriksaan suatu pemahaman atas pengendalian
internal harus diperoleh, dan setiap kondisi yang sapat dilaporkan serta kelemahan
material yang timbul dari pemahaman atau pengujian pengendalian harus
dikomunikasikan kepada komite audit. AT 400 memuat pedoman ekstensif tentang
penanganan berbagai situasi yang dapat timbul dalam suatu pemeriksaan atas
beberapa jenis asersi manajemen mengenai pengendalian internal entitas yang
disebutkan sebelumnya.

Laporan Akuntan
Seperti pada Laporan J.H. Cohn , semua dalam semua hal , dengan bentuk laporan
yang direkomendasikan dalam AT 400.46 ketika akuntan tersebut telah memeriksa
asersi manajemen yang disajikan dalam laporan terpisah tentang efektivitas
pengendalian internal entitas pada tanggal tertentu

ATESTASI KETAATAN
Bidang lain di mana akuntan public semakin diperlukan oleh lembaga
pemerintah dan pihak lain untuk melaksanakan jasa tambahan adalah ketaatan suatu
entitas terhadap persyaratan tertentu seperti hukum, peraturan, kontrak, aturan, atau
hibah. Persyaratan ini dapat bersifat keuangan dan nonkeuangan. Sebagai contoh,
Federal Depository Insurance Corporation Improvement Act tahun 1991 (FDICIA),
mempersyaratkan bahwa lembaga simpan-pinjam tertentu yang diasuransikan untuk
menugaskan akuntan independent guna melaksanakan prosedur yang disepakati
bersama ketika menguji ketaatan lembaga tersebut terhadap undang-undang, serta
pa\eraturan keamanan dan kesehatan yang dirancang FDIC. Contoh untuk hal yang
bersifat nonkeuangan adalah persyaratan Environmental Protection Agency (EPA)
bahwa entitas tertentu menugaskan akuntan independen untuk melaksanakan
prosedur yang disepakati bersama mengenai ketaatan terhadap peraturan EPA, yaitu
bensin yang digunakan paling sedikit harus mengandung 2% oksigen.

Penugasan Prosedur yang Disepakati Bersama

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 287


AICPA mengeluarkan Compliance Attestation (AT 500) dalam memberikan
pedoman kepada akuntan public yang bertugas untuk melaksanakan prosedur yang
disepakati bersama atas asersi tertulis manajemen tentang (1) ketaatan entitas
terhadap persyaratan tertentu, (2) efektivitas pengendalian internal entitas atas
ketaatan (yakni, proses di mana manajemen akan mendapatkan keyakinan yang layak
mengenai ketaatan terhadap persyaratan tertentu), atau (3) keduanya. Untuk
mengurangi risiko salah pengertian antara pemakai dan akuntan independen,
penugasan tersebut harus dilaksanakan hanya apabila kondisi-kondisi berikut
terpenuhi: (1) manajemen menerima tanggung jawab atas ketaatan entitas terhadap
persyaratan tertentu dan efektivitas pengendalian internal entitas atas ketaatan, (2)
manajemen mengevaluasi ketaatan entitas terhadap persyaratan tertentu atau
efektivitaspengendalian internal entitas atas ketaatan, dan (3) manajemen
memberikan kepada para praktisi asersi tertulisnya tentang ketaatan entitas terhadap
persyaratan tertentu atau tentang efektivitas pengendalian internal entitas atas
ketaatan.

Dalam penugasan prosedur yang disepakati bersama, klien dan pemakai


laporan menetapkan prosedur yang akan dilaksanakan. Laporan akuntan public harus
memuat unsure-unsur berikut:

Suatu judul yang memuat kata independen


Identifikasi dari pemakai yang ditentukan.
Suatu referensi ke atau pernyataan asersi manajemen tentang ketaatan entitas
terhadap persyaratan tertentu, atau tentang efektivitas pengendalian internal
entitas atas ketaatan, termasuk periode atau titik waktu yang dikemukakan dalam
asersi manajemen, dan sifat penugasan.
Suatu pernyataan bahwa prosedur yang telah disepakati oleh pemakai tertentu
yang diidentifikasi alam laporan, telah dilaksanakan untuk membantu pemakai
dalam mengevaluasi ketaatan tertentu atau efektivitas pengendalian internalnya
atas ketaatan, atau asersi manajemen atas hal itu.
Suatu referensi ke standar atestasi yang ditetapkan oleh American Institute of
Certified Public Accountants.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 288


Surat pernyataan bahwa kecukupan prosedur itu merupakan tanggung jawab
pemakai yang ditentukan dan penolakan untuk penerima tanggung jawab atas
kecukupan prosedur itu.
Suatu daftar prosedur yang dilaksanakan (atau referensi) dan temuan yang
berkaitan. Para praktisi tidak boleh memberikan keyakinan negatif.
Apabila dapat diterapkan, uraikan setiap batas materialitas yang disepakati-
bersama.
Suatu pernyataan bahwa para praktisi tidak bertugas untuk, dan tidak,
melaksanakan pemeriksaan atas asersi manajemen tentang ketaatan terhadap
persyaratan tertentu atau tentang efektivitas pengendalian internal atas ketaatan,
penolakan memberikan pendapat atas hal itu, dan pernyataan bahwa jika para
praktisi telah melaksanakan prosedur tambahan, maka hal-hal lain yang dapat
menarik perhatiannya harus dilaporkan.
Sutu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan karena laporan itu
dimaksudkan hanya untuk digunakan oleh pemakai tertentu. Jika laporan itu
merupakan catatan publik, maka para praktisiharus memuat kalimat berikut:
Akan tetapi, laporan ini merupakan catatan publik dan pembagiannya tidak
terbatas.
Apabila dapat diterapkan, uraikan sifat bantuan yang diberikan oleh seorang
spesialis.

Penugasan Pemeriksaan
AT 500, Compliances Attestation, memungkinkan penugasan pemeriksaan
yang menghasilkan suatu pernyataan pendapat dari akuntan independent atas
ketaatan apabila kondisi-kondisi tambahan tertentu dipenuhi, tetapi penugasan
prosedu yang disepakati bersama juga dianjurkan lebih cocok dengan kebutuhan
pemakai. Karena dalam melakukan pemeriksaan akuntan independen menentukan
prosedur yang akan dilaksanakan dan bukti yang diperlukan guna memberikan dasar
yang layak untuk menyatakan suatu pendapat, maka penugasan ini dapat melibatkan
kerumitan yang lebih besar dalam menetapkan tingkat materialitas dan dalam menilai
serta mencapai komponen risiko inheren, pengendalian, dan deteksi dari risiko
atestasi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 289


AT 500 tidak berlaku pada situasi di mana auditor melaporkan ketaatan
terhadap persyaratan tertentu hanya berdasarkan audit atas laporan keuangan.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

AT 700, Managements Discussions and Analysis (MD&A), menyatakan bahwa


penyajian pembahasan dan analisis manajemen merupakan asersi tertulis di mana
suatu penugasan atestasi dapat dilaksanakan. Seorang akuntan publik dapat
menerbitkan suatu laporan pemeriksaan atau review atas MD&A. tujuan dari
penugasan review adalah mengumpulkan cukup bukti guna memberi para praktisi
suatu dasar pelaporan apakah setiap informasi yang menarik perhatian praktisi
mengakibatkan ia yakin bahwa:

Penyajian MD&A tidak memasukkan, dalam semua hal yang material, unsur
yang disyaratkan dari aturan atau peraturan yang digunakan oleh SEC.
Jumlah keuangan histories yang termasuk di dalamnya belum diturunkan secara
akurat, dalam semua hal yang material, dari laporan keuangan entitas.
Informasi, penentuan, estimasi dan asumsi yang mendasari entitas tersebut tidak
memberikan dasar yang memadai untuk pengungkapan yang terkandung di
dalamnya.
Dalam melaksanakan suatu penugasan review, akuntan harus mendapatkan
pemahaman tentang aturan serta peraturan yang digunakan oleh SEC untuk MD&A
dan metode manajemen dalam menyiapkan MD&A. agar seorang akuntan public
dapat menerbitkan laporan tentang review atas MD&A untuk periode tahunan,
laporan keuangan dari periode-periode yang tercakup oleh penyajian MD&A dan
laporan yang berkaitan harus menyertai penyajian MD&A itu. Laporan review
akuntan publik harus memuat unsur-unsur berikut ini (AT 700.86):
Suatu judul yang memuat kata independen
Suatu identifikasi dari penyajian MD&A, termasuk periode yang tercakup.
Suatu pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyiapan
MD&A itu sesuai dengan aturan dan peraturan yang digunakan oleh SEC.
Suatu referensi ke laporan auditor mengenai laporan keuangan yang berkaitan,
dan jika laporan itu bukan merupakan laporan standar, maka alasannya bersifat
substantif.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 290


Suatu pernyataan bahwa review telah dilakukan sesuai dengan standar atestasi
yang ditetapkan oleh AICPA.
Suatu uraian mengenai prosedur review MD&A.
Suatu pernyataan bahwa review atas MD&A secara substansial lebih kecil
lingkupnya daripada pemeriksaan yang bertujuan menyatakan pendapat
mengenai penyajian MD&A, dan dengan demikian, tidak ada pendapat seperti
itu dinyatakan.
Suatu paragraf yang menyatakan bahwa (1) penyiapan MD&A mengharuskan
manajemen untuk meninterpretasikan criteria, menentukan relevansi informasi
yang disertakan, dan membuat estimasi serta asumsi yang mempengaruhi
informasi yang dilaporkan, dan (2) hasil aktual di masa depan mungkin
berbeda secara material dengan penilaian manajemen saat ini atas informasi
yang dilaporkan dengan pe4nilaian manajemen saat ini atas informasi
mengenai estimasi dampak masa depan dari transaksi serta peristiwa yang telah
terjadi atau diharapkan terjadi, sumber likuiditas dan sumber daya modal yang
diharapkan, tren operasi, komitmen, serta ketidak pastian.
Jika entitas merupakan entitas nonpublic, maka pernyataan bahwa meskipun
entitas itu tidak terkena aturan atau peratutan SEC, namun prnyajian MD&A
dianggap sebagai penyajian yang sesuai dengan aturan dan peraturan yang
digunakan oleh SEC.
Suatu pernyataan tentang apakah setiap informasi yang menarik perhatian
praktisi mengakibatkan dia yakin bahwa:(1) penyajian MD&A tidak
memasukkan, dalam semua hal yang material, unsure yang diperlukan sesuai
aturan dan peraturan yang digunakan oleh SEC, (2) jumlah keuangan historis
yang termasuk di dalamnya belum diturunkan secara tepat, dalam semua hal
yang material , dari laporan keuangan entitas itu, atau (3)informasi, penetuan,
estimasi, dan asumsi yang mendasari entitas itutidak memberikan dasar yang
memadai untuk pengungkapan yang termasuk di dalamnya.
Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan kepada pihak-pihak
yang ditetapkan , jika entitas itu merupakan entitas publik atau entitas
nonpublik yang melakukan atau telah menawarkan sekuritas ke bursa saham,
dan sekuritas itu kemudian terdaftar atau harus didaftarkan pada SEC atau
lembaga regulator lain, karena sekuritas itu tidak dimaksudkan untuk

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 291


didaftarkan pada SEC sebagai laporan menurut undang-undang tahun 1993
atau ungang-undang tahun 1934.

C. JASA AKUNTANSI DAN REVIEW


Statements on Standards for Accounting and Reviews Service (SSARSs)
dikembangkan pertama kali pada tahun 1979 ketika akuntan publik (CPA) hanya dapat
memberikan dua tingkat keyakinan atas laporan keuangan. Akuntan publik dapat
mengaudit laporan keuangan, memberikan keyakinan layak bahwa laporan keuangan itu
telah bebas dari salah saji yang material, atau tidak memberikan keyakinan tentang
apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang meterial dalam bentuk laporan
keuangan yang belum diaudit. Jasa review SSARSs semula dikembangkan sebagai
alternatif biaya yang lebih rendah dan keyakinan yang lebih rendah dari suatu audit atas
laporan keuangan perusahaan non publik.
Kondifikasi Statements on Standard for Accounting Reviews Service dirujuk oleh
nomor seksi AR yang berkaitan dengan jasa akuntansi dan review. AR 100.04
mendefinisikan perusahaan nonpublik sebagai suatu entitas selain dari (a) perusahaan
yang sekuritasnya diperdagangkan di pasar umum baik pada bursa saham (domestik atau
luar negeri) maupun di pasar over-the-counter, termasuk sekuritas yang hanya dikutip
secara lokal atau regional, (b) perusahaan yang mendaftar pada lembaga pemerintah
dalam persiapan untuk melakukan penjualan setiap kelas sekuritasnya di pasar umum,
atau (c) anak perusahaan, perusahaan joint venture, atau entitas lain yang dikendalikan
oleh suatu entitas yang tercakup dalam (a) dan (b). SSARSs juga memberikan pedoman
tentang pelaporan laporan keuangan pribadi, dan memuat pengecualian untuk penyiapan
laporan keuangan pribadi yang termasuk dalam rencana keuangan pribadi yang disiapkan
oleh seorang akuntan.
Dalam setiap penugasan yang dilaksanakan menurut SSARSs, akuntan harus
menetapkan suatu pemahaman atas entitas bersangkutan, lebih baik dalam bentuk tertulis,
mengenai jasa jasa yang akan dilaksanakan. Jasa jasa ini jauh lebih kecil dari audit.
Dengan demikian, pemahaman itu juga harus menentukan

Bahwa penugasan itu tidak dapat diandalkan untuk mengungkapkan kekeliruan,


kecurangan, atau tindakan melawan hukum.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 292


Bahwa akuntan akan memberi tahu tingkat manajemen yang tepat setiap kekeliruan
material yang menarik perhatiannya dan setiap kecurangan atau tindakan melawan
hukum yang menarik perhatiannya, kecuali hal itu jelas tidak berkaitan.

REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN


Tujuan dari penugasan review (review engagement) atas laporan keuangan perusahaan
nonpublik adalah melaksanakan tanya-jawab dan prosedur analitis, yang memberikan
akuntan dasar memadai guna menyatakan keyakinan yang terbatas bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dibuat pada laporan agar sesuai dengan GAAP (atau
OCBOA, jika dapat diterapkan).
Prosedur yang ditempuh akuntan itu terutama didasarkan pada pengajuan pertanyaan
dan prosedur analitis. Akuntan harus mempunyai pengetahuan tentang prinsip dan praktik
akuntansi yang digunakan oleh industri serta pengetahuan tentang perusahaan itu,
organisasi dan karakteristik operasinya, serta sifat aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
beban yang mendukung penggunaan pengajuan pertanyaan serta prosedur analitis secara
efektif. Pengetahuan tentang perusahaan seringkalinmeliputi pemahaman atas produk dan
jasa entitas itu serta karakteristik operasi yang penting dari organisasinya. Prosedur
analitis yang ditempuh serupa dengan dilaksanakan pada tahap perencanaan audit.
Akuntan biasanya memusatkan perhatian pada pemahaman atas strategi entitas dengan
mengajukan pertanyaan mengenai tindakan yang akan diambil dalam rapat dewan
komisaris. Selanjutnya, akuntan mengajukan pertanyaan kepada orang orang yang
mempunyai tanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi tentang prinsip
akuntansi entitas itu, serta sistem akuntansi untuk transaksi dan untuk mengembangkan
informasi bagi laporan keuangan, serta masalah masalah seperti perubahan aktiva bisnis
entitas atau praktik akuntansi atau tentang peristiwa kemudian.

KOMPILASI LAPORAN KEUANGAN


Tujuan dari penugasan kompilasi (compilation engagement) adalh menyajikan dalam
bentuk informasi laporan keuangan yang merupakan representasi manajeman, tanpa harus
menyatakan suatu keyakinan atas laporan itu. Akuntan publik juga melaksanakan jenis
jasa yang sama untuk perusahaan kecil yang dapat dilaksanakan oleh seorang pejabat
keuangan kepala atau kontroler dalam menyiapkan informasi untuk manajeman
perusahaan besar. Penugasan kompilasi diarahkan guna membantu manajeman dalam
penyiapan informasi keuangan-bukan memberikan keyakinan tentang apakah informasi
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 293
itu telah bebas dari salah saji yang material. Akibatnya, penting bagi auditor untuk
mendapatkan pemahamn dengan klien mengenai tujuan dari penugasan itu dan fakta
bahwa kompilasi tidak dapat diandalkan untuk menemukan kesalahan atau kecurangan.
Prosedur yang ditempuh akuntan berkaitan dengan penugasan kompilasi diarahkan
untuk menyiapkan informasi, bukan memberikan keyakinan tentang informasi itu. Ketika
melaksanakan kompilasi, AR 100.12 menyatakan bahwa akuntan tidak wajib untuk
mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lain guna memverifikasi,
mendukung, atau mereview informasi yang diberikan oleh entitas itu. Akan tetapi,
akuntan mungkin telah mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lainnya.
Hasil dari pengajuan pertanyaan atau prosedur tersebut, berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh dari penugasan sebelumnya, atau dari laporan keuangannya sendiri dapat
menyebabkan akuntan menyadari bahwa informasi yang diberikan oleh entitas adalah
tidak benar, tidak tengkap atau sebaliknya tidak memuaskan untuk tujuan kompilasi
laporan keuangan. Dalam situasi ini, akuntan harus memperoleh informasi tambahan atau
yang direvisi, maka akuntan harus dipertimbangkan apakah modifikasi atas laporan
standarnya telah memadai untuk mengungkapkan penyimpangan itu, atau apakah ia harus
menarik diri dari penugasan kompilasi.
Accounting and Review Service Committee sedang mengevaluasi exposure draft yang
memungkinkan akuntan untuk mengevaluasi risiko bahwa pihak ketiga akan
menggunakan laporan keuangan yang dikompilasi. Menurut exposure draft itu, apabila
auditor menjawab bahwa ada sedikit risiko pihak ketiga menggunakan laporan keuangan
itu, akuntan dapat
Menerbitkan laporan kompilasi.

Mendapatkan surat penugassan yang ditandatangani oleh manajeman yang


mendokumentasikan suatu pemahamn dengan entitas mengenai jasa yang akan
dilaksanakan.

Mengeluarkan surat kepada manajemen yang mendokumentasikan pemahaman


dengan entitas tentang jasa yang akan dilaksanakan.

D. PERTIMBANGAN LAIN
Perubahan Penugasan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 294


Pada saat memberikan jasa profesional, seorang akuntan dapat diminta untuk
mengubah satu jenis jasa ke yang lain. Suatu perubahan merupakan langkah naik
(step up) bila hal itu menghasilkan tingkat keyakinan yang lebih tinggi daripada yang
semula disepakati. Akuntan publik dapat menyetujui jenis perubahan ini bila (1)
terdapat bukti yang mencukupi untuk mendukung tingkat keyakinan yang lebih tinggi
dan (2) kemungkinan besar penugasan yang direvisi tampak dapat diselesaikan sesuai
dengan standar profesional. Faktor faktor yang dapat membatasi akuntan publik
dapat berubah ketersediaan personil dan pertimbangan praktis yang bertalian dengan
pendapatan waktu pekerjaan.

Sebaliknya, perubahan penugasan merupakan langkah turun (step down) bila tingkat
keyakinan yang lebih rendah diminta oleh klien. Perubahan ini dapat diterima oleh akuntan
publik jika terdapat pengertian mengenai penugasan semula atau situasi klien telah berubah.

PENUTUP

A. RANGKUMAN

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 295


Dalam praktik akuntansi publik, seorang akuntan publik dapat diminta untuk
melaksanakan berbagai penugasan. Akuntan publik tersebut daat memberikan tingkat
keyakinan audit atau pemeriksaan atas berbagai jenis penugasan, termasuk laporan
khusus yang dicakup oleh Statements on Auditing Standards dan penugasan atestasi yang
memberikan tingkat keyakinan yang lebih rendah dari audit. Bentuk keyakinan ini yang
umum adalah (1) tingkat keyakinan review bahwa tidak ada yang menarik perhatian
auditor yang menyebabkan ia menyimpulkan bahwa asersi itu menyesatkan, (2) prosedur
yang disepakati bersama di mana auditor menyatakan tentang prosedur serta temuannya,
dan (3) kompilasi di mana auditor tidak memberikan keyakinan mengenai apakah asersi
telah bebas dari salah saji yang material. Bab ini merreview berbagai penugasan yang
dicakup oleh SASs,SSAEs, dan SSARs di mana auditor memberikan itngkat keyakinan
yang berbeda. Jasa-jasa ini memperluas ruang lingkup jasa yang dapat dilaksanakan oleh
akuntan publik dan memberikan sejumlah opsi di pasar untukjasa akuntan publik yang
memberikan keyakinan tentang asersi manajemen.

B. LATIHAN
1. Kapan dasar akuntansi dipertimbangkan sebagai dasar akuntansi komprehensif lain
(OCBOA) ? jelaskan pengaruhnya terhadap laporan standar auditor ketika
melaporkan laporan keuangan yang disiapkan menurut (OCBOA).
2. Kondisi apa yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan independen untukelaksanakan
atestasi ketaatan menurut prosedur yang disepakati bersama ? Siapa yang
menentukan prosedur dalam atestasi ketaatan menurut prosedur yang disepakati
bersama ?
3. Bedakan antaraperubahan penugasan langkah naik dan langkah turun serta
jelaskan kapan perubahan itu dapat diterima.

C. TES FORMATIF
1. Ada perbedaan antara standar atestasi dan GAAS. Apa yang membedakan atestasi
dengan standar audit yang berlaku umum (GAAS) ?
2. Apa kriteria yang memperbolehkan auditor untuk melakukan jenis-jenis penugasan
terdahulu ?

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 296


3. Tuliskan hal apa saja yang harus dimuat dalam laporan standar akuntan atas kompilasi
laporan keuangan !
4. Akuntan dapat melaksanakan penugasan atestasi dengan prosedur yang disepakati
bersama atas laporan keuangan prospektif. Apa saja hal yang harus dipenuhi agar
dapat melaksanakan prosedur yang disepakati bersama ?
5. Jelaskan tujuan dari penugasan kompilasi !
6. Ketika sedikit risiko pihak ketiga menggunakan laporan keuangan. Apa yang dapat
dilakukan oleh auditor ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. Secara khusus standar atestasi :

a. Memperluas fungsi atestasi di luar laporan keuangan historis. Jadi, standar itu
menghilangkan referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP

b. Memungkinakan akuntan publik memberikan keyakinan atas asersi di bawah


tingkat pernyataan pendapat positif yang berkaitan dengan audot laporan
keuangan tradisional.

c. Memberikan jasa atestasi yang dikhususkan untuk kebutuhan pemakai tertentu


berdasarkan prosedur yang disepakkti bersama dan penggunaan-terbatas
laporan.

2. Seorang akuntan independen harus melaksanakan jenis-jenis penugasan terdahulu


hanya bila manajemen (1) menerima tanggung jawab atas efektivitas pengendalian
internal entitas itu, (2) mengevaluasi efektivitas pengendalian internalnya dengan
menggunakan kriteria yang layak yang ditetapkan oleh lembaga yang diakui, dan (3)
mengacu kriteria itu dalam laporan yang memuat asersi tertulisnya.

3. Laporan standar akuntan atas kompilasi laporan keuangan prospektif harus mencakup
(AT 200.16);

Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak
yang bertanggung jawab.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 297


Suatu pernyataan bahwa akuntan telah mengkompilasi laporan keuangan
prosepektif sesuai dengan standar yang ditetapkan oelh America Institute if
Certified Publik Accountants.

Suatu pernyataan bahwa kompilasi terbatas dalam ruang lingkup dan tidk
memungkinkan akuntan untuk menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain
atas laporan keuangan prospektif atau asumsiasumsinya.

Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak tercapai.

Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk


memutkhirkan laporan peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal
laporan.

4. AT 200.50 menyatakan bahwa seorang akuntan dapat melasanakan penugasan atestasi


dengan prosedur yang disepakati bersama atas laporan keuangan prospektif asalkan:
Akuntan itu independen
Akuntan dan pemakai yang ditentukan setuju dengan prosedur yang
dilaksanakan atau akan dilaksanakan oleh akuntan.
Pemakai yang ditentukan mmikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang
disepakati bersama untuk tujuan mereka.
Laporan keuangan prospektif mencakup suatu ikhtisar dari asumsi-asumsi yang
signifikan.
Laporan keuangan prosepktif di mana prosedur itu akan diterapkan merupakan
pokok dari estimasi dan pengukuran yang cukup konsisten.
Kriteria yang akan digunakan dalam penentuan temuan-temuan telah disetujui di
antara akuntan dan pemakai yang ditentukan.
Prosedur yang akan diterapkan pada laporan keuangan prospektif diperkirakan
akan menghasilkan temuan-temuan yang cukup konsisten dengan
menggambarkan kriteria itu.
Bukti-bukti yang berkaitan dengan laporan prospektif di mana prosedur itu akan
diterapkan diperkirakan ada untuk memberikan dasar yang memadai guna
menyatakan temuan-temuan ini dalam laporan akuntan
Apabila dapat diterapkan,ada uraian dari setiap batas materialitas yang disutjui
bersama untuk pelaporan
Penggunaan laporan itu dibatasi pemakai yang ditentukan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 298


5. Tujuan dari penugasan kompilasi adalah menyajikan dalam bentuk informasi laporan
keuangan yang merupakan representasi manajeman, tanpa harus menyatakan suatu
keyakinan atas laporan itu. Penugasan kompilasi diarahkan guna membantu
manajeman dalam penyiapan informasi keuangan-bukan memberikan keyakinan
tentang apakah informasi itu telah bebas dari salah saji yang material.

6. Menurut exposure draft itu, apabila auditor menjawab bahwa ada sedikit risiko pihak
ketiga menggunakan laporan keuangan itu, akuntan dapat :
Menerbitkan laporan kompilasi.
Mendapatkan surat penugassan yang ditandatangani oleh manajeman yang
mendokumentasikan suatu pemahamn dengan entitas mengenai jasa yang akan
dilaksanakan.
Mengeluarkan surat kepada manajemen yang mendokumentasikan pemahaman
dengan entitas tentang jasa yang akan dilaksanakan.

E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 6)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 3)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

BAB 13 : BAPEPAM DAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami struktur BAPEPAM.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 299


2. Mampu memahami komponen BAPEPAM dan pasar modal.
3. Mampu memahami kualifikasi dan registrasi akuntan publikdi BAPEPAM.
4. Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan auditor independen.
5. Mampu memahami tanggung jawab akuntan publik terhadap BAPEPAM.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentang BAPEPAM dan Otoritas Jasa Keuangan yang terdiri dari
struktur BAPEPAM, komponen BAPEPAM dan pasar modal, kualifikasi dan registrasi
akuntan publikdi BAPEPAM, keterkaitam BAPEPAM dengan auditor independen, tanggung
jawab akuntan publik terhadap BAPEPAM.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan struktur BAPEPAM.
2. Dapat menjelaskan komponen BAPEPAM dan pasar modal.
3. Dapat menjelaskan kualifikasi dan registrasi akuntan publikdi BAPEPAM.
4. Dapat menjelaskan keterkaitan BAPEPAM dengan auditor independen.
5. Dapat menjelaskan tanggung jawab akuntan publik terhadap BAPEPAM.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Struktur BAPEPAM.
2. Komponen BAPEPAM dan pasar modal.
3. Kualifikasi dan registrasi akuntan publik di BAPEPAM.
4. Keterkaitan BAPEPAM dengan auditor independen.
5. Tanggung jawab akuntan publik terhadap BAPEPAM.

A. STRUKTUR BAPEPAM DAN OTORITAS JASA KEUANGAN

1. Peralihan Dari BAPEPAM Ke OJK


Tanggal 27 Oktober 2011 merupakan moment bersejarah bagi dunia hukum,
ekonomi, dan keuangan Indonesia, karena pada tanggal ini DPR RI mengesahkan UU
No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sepanjang penyusunan dan
pengesahannya UU OJK mendapakan reaksi penolakan yang kuat dari Bank
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 300
Indonesia (BI). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga yang dibentuk
berdasarkan UU No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. OJK merupakan
sebuah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan Pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan (Pasal 1 ayat 1) terhadap Lembaga-lembaga Jasa Keuangan. Lembaga-
lembaga Jasa Keuangan tersebut, antara lain mencakup: lembaga yang melaksanakan
kegiatan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya (Pasal 1 ayat 4).
Jumlah institusi keuangan yang akan diawasi oleh OJK adalah sekitar 3.681
unit dengan kapitalisasi senilai Rp7,778 triliun, setara dengan PDB Indonesia.
Melihat hal ini tentu saja sektor keuangan akan menjadi riskan jika terjadi mis-
management atau salah urus oleh OJK.
Sejak pendiriannya, independensi lembaga adalah persoalan serius yang
seringkali mengundang kritik banyak pihak. Dari 6 anggota Dewan Komisioner yang
dipilih secara independen, hanya satu yang berasal dari Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). Sisanya merupakan orang lama Bank Indonesia dan Bapepam-LK. Selain
itu anggota Ex-officio yang berasal dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan
dianggap rentan sebagai pintu masuk bagi politisi untuk mengintervensi urusan
OJK, sekalipun keberadaan mereka dimaksudkan untuk memastikan terpeliharanya
kepentingan nasional dalam rangka persaingan global dan kesepakatan internasional,
kebutuhan koordinasi, dan pertukaran informasi dalam rangka menjaga dan
memelihara stabilitas sistem keuangan.

2. Struktur BAPEPAM

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-


LK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang
bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga
keuangan. (wikipedia).

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 301


Visi Bapepam-LK

Menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional,
yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank
sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global

Misi di Bidang Ekonomi

Menciptakan iklim yang kondusif bagi perusahaan dalam memperoleh pembiayaan


dan bagi pemodal dalam memilih alternatif investasi pada industri Pasar Modal dan
Jasa Keuangan Non Bank

Misi di Bidang Kelembagaan

Mewujudkan Bapepam-LK menjadi lembaga yang melaksanakan tugas dan


fungsinya memegang teguh pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
independensi, integritas dan senantiasa mengembangkan diri menjadi lembaga
berstandar internasional

Misi Sosial Budaya


Mewujudkan masyarakat Indonesia yang memahami dan berorientasi pasar modal
dan jasa keuangan non bank dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan

Sejarah Bapepam-LK
Pada taahun 1976 ketika pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pemerintah
membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal. Menurut Keppres No.52/1976, bapepam
bertugas :

Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual saham-


sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan dan sehat serta baik;

Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien;

Terus-menurus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual


saham-sahamnya melalui pasar modal.

Pada awal berdiri, selain sebagai penyelenggara, BAPEPAMjuga merupakan pembina


dan pengawas pasar modal. Namun akhirnya dualisme yang ada Bapepam ditiadakan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 302


pada tahun 1990 dengan keluarnya Keppres No. 53/1990 dan SK Menkeu No.
1548/1990.

Keluarnya Keppres 53 tentang Pasar Modal dan SK Menkeu No. 1548 tahun 1990 itu
menandai era baru bagi perkembangan pasar modal. Dualisme fungsi Bapepam
dihapus, sehingga lembaga ini dapat memfokuskan diri pada pengawasan pembinaan
pasar modal.

Dengan fungsi ini, Bapepam diharapkan dapat mewujudkan tujuan penciptaan


kegiatan pasar modal yang teratur wajar, efisien, serta melindungi kepentingan
pemodal dan masyarakat.

Fungsi Bapepam-LK
Bapepam dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas membina, mengatur, dan
mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan
Lembaga Keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;


2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik;
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga
keuangan;
10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 303


11. Pelaksanaan tata usaha Badan.

3. OTORITAS JASA KEUANGAN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang


dirancang untuk melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti
perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan
asuransi. Adapun tujuan utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan
memelihara kepercayaan publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan
peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan.Ketiga, meningkatkan
pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan.Keempat, melindungi
kepentingan konsumen jasa keuangan.Adapun sasaran akhirnya adalah agar krisis
keuangan seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang lalu tidak terulang
kembali.

Menurut UU No 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan


OJK "adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini."

Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisasian


dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas
pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan.Diharapkan dengan
dibentuknya OJK ini dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam
menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih
menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan dan agar adanya pengaturan juga
pengawasan yang lebih terintegrasi.

Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah


membuat sistem keuangan Indonesia porak poranda.Sejak itu maka lahirlah
kesepakatan membentuk OJK yang menurut undang-undang tersebut harus terbentuk
pada tahun 2002. Meskipun OJK dibidani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan
oleh UU, nyatanya sampai dengan 2002 draf pembentukan OJK belum ada, sampai
akhirnya UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut direvisi, menjadi UU
No 24 tahun 2004 yang menyatakan tugas BI adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 304
Setelah lebih dari tiga tahun akhirnya sidang paripurna DPR pada tanggal 19
Desember 2003 menyelesaikan amandemen Undang-Undang Bank Indonesia.
Usulan amendemen ini semula diajukan semasa pemerintahan Presiden Gus
Dur.Undang-undang hasil amendemen ini disebut oleh Menteri Keuangan Boediono
sebagai undang-undang bank sentral modern. Salah satu masalah krusial yang
memperlambat proses amendemen ini adalah menentukan siapa yang berwenang
mengawasi industri perbankan. Terjadi tarik ulur yang alot antara Bank Indonesia
dan pemerintah yang dalam kaitan ini diwakili oleh Departemen Keuangan.
Kompromi yang dicapai akhirnya menetapkan bahwa OJK akan dibentuk paling
lambat tahun 2010. Sebelum diamandemen bunyi ketentuannya adalah Lembaga
Pengawas Jasa Keuangan/LPJK (yang kemudian menjadi OJK) paling lambat sudah
harus dibentuk pada akhir Desember 2002.

Secara historis, ide pembentukan OJK sebenarnya adalah hasil kompromi


untuk menghindari jalan buntu pembahasan undang-undang tentang Bank Indonesia
oleh DPR.Pada awal pemerintahan Presiden Habibie, pemerintah mengajukan RUU
tentang Bank Indonesia yang memberikan independensi kepada bank sentral.RUU
ini disamping memberikan independensi tetapi juga mengeluarkan fungsi
pengawasan perbankan dari Bank Indonesia.Ide pemisahan fungsi pengawasan dari
bank sentral ini datang dari Helmut Schlesinger, mantan Gubernur Bundesbank
(bank sentral Jerman) yang pada waktu penyusunan RUU (kemudian menjadi
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999) bertindak sebagai konsultan.Mengambil pola
bank sentral Jerman yang tidak mengawasi bank.

4. Struktur Organisasi Ojk Terdiri Atas:


Dewan Komisioner OJK
Pelaksana Kegiatan Operasional

5. Struktur Dewan Komisioner Terdiri Atas:


Ketua merangkap anggota;
Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 305


Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan
Anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat
setingkat Eselon I Kementerian Keuangan.

6. Pelaksana Kegiatan Operasional Terdiri Atas:


Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I;
Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II;
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor
Perbankan;
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor
Pasar Modal;
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang
Pengawasan Sektor IKNB;
Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko;
dan
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.

B. KOMPONEN OJK DAN PASAR MODAL


Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
(saham) yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya fungsi
pasar modal sebagai wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunjukkan
dengan semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusahaan
yang telah go public (Suad Husnan, 1994). Secara formal pasar modal dapat
didefinisikan sebagai suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik itu dalam bentuk hutang ataupun modal
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 306
sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan swasta.(Tjiptono D dan Hendy
M. F 2001).
Sedangkan Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa
yang disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk merujuk
pada organisasi yang menangani pengelolaan dana. Bank, bank investasi, perusahaan
asuransi, perusahaan kartu kredit, perusahaan pembiayaan konsumen, dan sekuritas
adalah contoh-contoh perusahaan dalam industri ini yang menyediakan berbagai jasa
yang terkait dengan uang dan investasi.Jasa keuangan adalah industri dengan pendapatan
terbesar di dunia; pada tahun 2004, industri ini mewakili 20% kapitalisasi pasar dari S&P
500.
Pengguna Jasa Keuangan adalah para nasabah atau konsumen. Konsumen dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen memiliki
pengertian: setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan, sedangkan dalam sektor Pasar Modal, konsumen adalah
pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan yang
tersedia di Lembaga Jasa Keuangan atau dengan kata lain disebut dengan pemilik modal
atau pemodal.
Dalam ilmu ekonomi, istilah capital (modal) merupakan konsep yang pengertiannya
berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran (school of
thought) yang dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami
perubahan/perkembangan (Snavely, dalam Encyclopedia Americana1980:595)[9]. Dalam
abad ke-16 dan 17 istilah capital dipergunakan untuk memnunjuk kepada (a) stok uang
yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh
keuntungan, atau (b) stok komoditi itu sendiri. Pada waktu itu istilah stock dan istilah
capital sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam
masa itu atas dasar saham misalnya, dikenal sebagai join stock companies atau capital
stock companies.
Adam Smith dalam The Wealth of Nation juga menggunakan istilah capital dan
circulating capital, sebagaimana dalam kutipan Adam Smith yang terkenal:
As every individual, therefore, endeavours as much as he can both to employ his capital
in the support of domestic industry, and so to direct that industry that its produce may be
of the greatest value;

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 307


Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu
terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu
dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil)
nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut fixed capital (misal mesin, bangunan, dan
sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka ia disebut circulating
capital (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana produksi).
Menelisik peralihan otoritasasi pengawas pasar modal ke otoritas jasa keuangan,
maka teori-teori administrasi yang diusung oleh Henry Fayol mengemukakan:
AUTHORITY: The concepts of Authority and responsibility are closely related.
Authority was defined by Fayol as the right to give orders and the power to exact
obedience. Responsibility involves being accountable, and is therefore naturally
associated with authority. Whoever assumes authority also assumes responsibility.
Tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan (1)Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; (2) Mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan (3)
Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat. Sedangkan fungsi dan tugas
OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan dan OJK mempunyai tugas
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Otoritas dan regulasi diperlukan untuk menjamin agar pasar tetap sustainable dalam
arti tidak terlalu banyak terjadi kejutan, yang turun atau naiknya harga-harga saham,
yang seharusnya berakibat pada turun atau naiknya indeks bursa yang tidak terkendali
dan tidak terprediksi. Meskipun turun naiknya harga di bursa merupakan kondisi
perdagangan sehari-hari, namum dalam beberapa hal, kondisi turun naiknya harga secara
ekstrim dan tiba-tiba harus diperhatikan dan dikontrol oleh otoritas pasar modal untuk
menjaga agar pasar tetap sustainable dan mencegah agar tidak terjadi crash.
Dalam Pasal 6 huruf b Undang-Undang No 21 Tahun 2011, OJK melaksanakan tugas
dan pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal.Hal ini berarti OJK tetap
harus memperhatikan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal.Kehadiran OJK adalah menggusur BAB Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM). Dasar penggantian Bapepam ke OJK adalah BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 55 ayat (1): Sejak tanggal 31 Desember 2012,
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 308
fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga
Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.
Jika dilihat definisi Pasar Modal dari Undang-Undang OJK, maka definisi Pasar
Modal pada UU OJK tetap mengacu pada Pasal 1 angka 13 UUPM yaitu Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek. Sedangkan pemodal yang disebut-sebut dalam
UUPM lebih ditegaskan dalam Pasal 1 angka 15 UU OJK dengan sebutan konsumen.
Dalam UU OJK definisi konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya
dan/atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain
nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada Perasuransian,
dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Dalam melaksanakan tugasnya OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang bersifat
kolektif dan kolegial, khusus untuk Pasar Modal maka berdasarkan pasal 10 ayat (4)
huruf d Dewan Komisioner dikendalikan oleh seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
Modal merangkap anggota yang bertugas memimpin tugas pengawasan terhadap kegiatan
jasa keuangan di sektor Pasar Modal. Tugas Dewan Komisioner berdasarkan Pasal 59 UU
OJK antara lain adalah:
a. Menetapkan struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, rancang bangun
infrastruktur dan teknologi informasi, sistem sumber daya manusia, dan standar
prosedur operasional;
b. Menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK tahun anggaran 2013;
c. Mengangkat pejabat dan pegawai OJK;
d. Mengangkat pejabat dan pegawai organ pendukung Dewan Komisioner; dan
e. Menetapkan hal lain yang diperlukan dalam rangka pengalihan fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor jasa
keuangan dari Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 309


Terkait dengan status pejabat dan/atau pegawai Bapepam, maka Pasal 64 huruf a UU
OJK, mengatur pejabat dan/atau pegawai Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan dialihkan untuk dipekerjakan pada OJK.
Pasal 65 UU OJK mengatur tentang: asset kekayaan negara dan dokumen yang
dimiliki dan/atau digunakan Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dapat digunakan oleh
OJK. Dan yang dimaksud dengan kekayaan dan kekayaan negara dalam Penjelasan
pasal 65 ayat (1) UU OJK adalah meliputi gedung, kendaraan, peralatan dan
perlengkapan kantor, dan infrastruktur lainnya yang merupakan penunjang
terselenggaranya kegiatan pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.
Yang dimaksud dengan dokumen adalah data dan informasi baik dalam bentuk
tertulis maupun elektronik yang dimiliki dan/atau digunakan dalam kegiatan pengaturan
dan pengawasan sektor jasa keuangan. Kekayaan dan dokumen Bank Indonesia,
Kementerian Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang
digunakan OJK adalah kekayaan dan dokumen yang digunakan untuk pengaturan dan
pengawasan sektor jasa keuangan. Yang dimaksud dengan digunakan adalah dapat
dimanfaatkan, dikelola, dan dipelihara oleh OJK.
Mengenai keputusan tentang pemberian izin usaha, izin orang perseorangan,
efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan
usaha, pengesahan, dan persetujuan atau penetapan pembubaran, dan setiap keputusan
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan sebelum beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55, dinyatakan tetap berlaku, dan permohonan atas kegiatan
tersebut, berdasarkan Pasal 67 ayat 2, penyelesaiannya dilanjutkan oleh OJK.
Pelaksanaan penyidikan Pasar Modal, berdasarkan pasal 68 UU OJK: Sejak
beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
pemeriksaan dan/atau penyidikan yang sedang dilakukan oleh Bank Indonesia,
Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
penyelesaiannya dilanjutkan oleh OJK.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 310


C. KUALIFIKASI DAN REGISTRASI AKUNTAN PUBLIK DI BAPEPAM
DAN/ATAU OJK
1. BAPEPAM
UU Pasar Modal memang telah mengatur mengenai keberadaan akuntan publik.
Namun, UU Pasar Modal dinilai belum sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan oleh
para akuntan publik yang melakukan audit di pasar modal. Bahkan, dianggap kurang
luas. Oleh karena itu, sudah saatnya dibuat suatu UU yang mengatur khusus tentang
Akuntan Publik ini.
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Herwidayatmo dalam sebuah seminar di
Jakarta mengatakan bahwa walaupun UU Pasar Modal telah mengatur semua tugas
dan tanggung jawab akuntan publik, UU Pasar Modal belum cukup mengakomodasi
mengenai aspek yang terkait dengan kegiatan akuntan publik. Seperti, bentuk badan
hukum, asosiasi profesi, masa audit dan hal-hal lainnya.
"Akuntan publik merupakan mitra Bapepam dalam rangka penegakan prinsip
keterbukaan dan penegakan hukum bagi para investor di pasar modal. Olehkarena itu,
pengaturan secara khusus mengenai profesi akuntan publik dalam suatu produk
hukum setingkat UU akan dapat memberikan jaminan kepastian hukum, baik bagi
akuntan publik maupun bagi para pengguna laporan keuangan," papar Herwidayatmo.
Usulan untuk membentuk suatu UU tentang Akuntan Publik sebenarnya muncul
dari kalangan akuntan publik sendiri, yang kemudian diakomodasi oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Salah satu ide yang diusung oleh IAI adalah mengenai
pengaturan bentuk badan hukum Kantor Akuntan Publik (KAP).
Pasalnya, KAP merupakan satu-satunya tempat akuntan publik bekerja dalam
rangka menjalankan kegiatannya. Selama ini, KAP bukanlah suatu badan hukum yang
dapat dilibatkan dalam pemenuhan tanggung jawab akuntan publik. Keinginan untuk
melakukan pengaturan atas badan hukum KAP dimaksudkan agar KAP dapat turut
serta menanggung beban tuntutan keuangan dari masyarakat apabila mesyarakat
dirugikan dari opini yang diberikan oleh akuntan publik.
Menanggapi hal itu, Herwidayatmo mengatakan bahwa bagi pasar modal, opini
akuntan publik terhadap laporan keuangan emiten dan atau perusahaan publik
merupakan informasi utama bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Karena itu, pengaturan yang jelas mengenai status badan hukum KAP sangat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 311


membantu bagi akuntan publik sendiri dalam menghadapi tuntutan kerugian yang
mungkin timbul dari investor yang merasa dirugikan dari opini akuntan publik.

Periode audit
Selain mengenai bentuk badan hukum KAP, dalam RUU tentang Akuntan Publik
yang akan segera disusun, Bapepam mengisyaratkan agar UU tersebut nantinya
memuat ketentuan yang mengatur mengenai batasan periode audit satu klien.
Selama ini, laporan keuangan emiten dan atau perusahaan publik kebanyakan
selalu diaudit oleh KAP maupun akuntan publik yang sama. Hal ini tentunya sangat
rawan menimbulkan kolusi antara klien dengan akunta publik yang mengaudit,
sehingga independensinya mulai diragukan.
Selain itu, berkurangnya independensi seorang akuntan publik disebabkan juga
oleh adanya hubungan-hubungan tertentu antara akuntan dengan kliennya. Seperti,
hubungan bisnis, hubungan keuangan, atau hubungan kekaryawanan, serta
pemberian jasa-jasa non-audit, di samping jasa audit.
Bahkan, besar kemungkinan kasus-kasus pelanggaran di pasar modal yang tidak
terungkap dalam laporan keuangan juga diindikasikan terjadi karena lamanya suatu
KAP atau akuntan publik mengaudit klien yang sama.BAPEPAM sendiri saat ini
juga tengah menggodok peraturan mengenai independensi akuntan. Peraturan
tersebut pada intinya juga akan mengatur mengenai pembatasan lamanya seorang
akuntan dapat mengaudit suatu klien serta pembatasan pemberian jasa audit yang
dibarengi dengan jasa non-audit

2. OTORITAS JASA KEUANGAN


Persyaratan Terdaftar Di OJK
AP & KAP
1. Mempunyai izin praktik dari Menteri Keuangan.
2. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang keuangan serta tidak termasuk dalam Daftar
Kredit Macet.
3. Memiliki ahlak dan moral yang baik.
4. Memiliki pengalaman dan kompetensi audit dibidang perbankan.
5. Sanggup secara terus menerus mengikuti program pendidikan di bidang akuntansi
dan perbankan.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 312
6. Sanggup melakukan audit Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Kode
Etik Profesi.
7. Bersikap independen dan profesional dalam penugasan audit.
8. Bersedia memberitahukan kepada OJK apabila ditemukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan serta kondisi
atau perikiraan kondisi yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank; dan
9. Berkedudukan sebagai Rekan (partner in charge) pada Kantor Akuntan Publik
dengan memenuhi persyaratan sbb :
i. Dalam melakukan audit, AP menerapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) jenjang
pengendalian atau supervisi yaitu :
1) AP yang bertanggung jawab (partner in charge) dan
2) Pengawas menengah yang melakukan pengawasan terhadap staf pelaksana
ii. Bersedia untuk menjalani review eksternal oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) d.h. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik
(IAI-KAP) tentang pengendalian mutu di KAP yang bersangkutan.

D. KETERKAITAN BAPEPAM DAN/ATAU OJK DENGAN AUDITOR


INDEPENDEN
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah
untuk menyatakakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan.
Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen.Tanggung jawab auditor
adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.Persyaratan profesional yang
dituntut auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman
berpraktik sebagai auditor independen.Dalam mengamati standar auditing yang
ditetapkan IAI, auditor independen harus menggunakan pertimbangannya dalam
menentukan prosedur audit yang diperlukan sesuai dengan keadaan, sebagai basis
memadai bagi pendapatnya.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 313


Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab
untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.Seksi ini
berlaku efektif tanggal 1 agustus 2001.
Indenpendensi Akuntan Publik
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.

Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah


dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.

Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen sangat


penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.

Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar
anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari
masyarakat.

BAPEPAM juga dapat menetapkan pensyaratan independensi bagi auditor yang


melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan kepada badan tersebut, yang
mungkin berbeda dengan yang ditentukan oleh IAI.

Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsi independensi dan aturan
yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan
pekerjaannya.

Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor


dibanyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang
saham,atau komite audit.

Penggunaan Laporan Keuangan Prospektif


Laporan keuangan prospektif dapat ditujukan untuk penggunaan umum atau
penggunaan terbatas. Penggunaan umum laporan keuangan prospektif adalah
penggunaan laporan oleh pihak-pihak yang tidak melakukan negosiasi secara langsung
dengan pihak yang bertanggung jawab, misalnya, dalam suatu pernyataan penawaran
obligasi atau saham.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 314


Penggunaan terbatas laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan
keuangan prospektif oleh pihak yang bertanggung jawab itu sendiri atau oleh pihak
yang bertanggung jawab dan pihak ketiga yang melakukan negosiasi secara langsung
dengan pihak yang bertanggung jawab.

Kompilasi (Penyusunan) Laporan Keuangan Prospektif


Kompilasi laporan keuangan prospektif merupakan jasa profesional yang mencakup:

a. Merakit, menurut kebutuhan, laporan keuangan prospektif berdasarkan berdasarkan


asumsi pihak yang bertanggung jawab.

b. Melaksanakan prosedur kompilasi yang diharuskan.

c. Menerbitkan laporan kompilasi.

Pemeriksaan Terhadap Laporan Keuangan Prospektif


Pemeriksaan terhadap laporan keuangan prospektif merupakan jasa profesional yang
mencakup:
a. Menilai penyusunan laporan keuangan prospektif.
b. Menilai hal-hal yang mendasari asumsi.

c. Menilai penyajian laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaiannya dengan


panduan penyajian laporan keuangan prospektif.

d. Menerbitkan laporan pemeriksaan.

Penerapan Prosedur yang Disepakati Terhadap Laporan Keuangan Prospektif


Akuntan dapat melaksanakan perikatan atestasi prosedur yang disepakati atas laporan
keuangan prospektif dengan syarat berikut ini:
1. Akuntan adalah independen

2. Akuntan dan pemakai tertentu sepakat atas prosedur yang dilaksanakan atau harus
dilaksanakan oleh akuntan.

3. Pemakai tertentu memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang


disepakati untuk memenuhi tujuan mereka.

4. Laporan keuangan prospektif mencakup ringkasan aumsi signifikan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 315


5. Laporan keuangan prospektif yang diterapi prosedur yang disepakati dapat
diestimasi atau diukur secara masuk akal dan konsisten.

6. Kriteria yang harus dipakai dalam penentuan temuan disepakati antara akuntan
dnegan pemakai tertentu.

7. Prosedur yang diterapkan terhadap laporan keuangan porspektif diharapkan


menghasilkan temuan yang secara masuk akal konsisten dengan menggunakan
kriteria tersebut.

8. Bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif yang diterapi prosedur
yang disepakati diharapkan ada untuk menyediakan dasar yang memadai untuk
menyatakan temuan dalam laporan akuntan.

9. Jika berlaku, suatu penjelasan batas materialitas yang disepakati untuk tujuan
pelaporan

10. Penggunaan laporan harus dibatasi hanya bagi pemakai tertentu.

Untuk memenuhi persyaratan bahwa akuntan dan pemakai tertentu sepakat


tentang prosedur yang dilaksanakan atau ahrus dilaksanakan dan bahwa pemakai
tertentu tersebut memikul tanggung jawab terhadap kecukupan prosedur yang
disepakati untuk tujuan mereka, biasanya akuntan harus berkomunikasi secara
langsung dengan dan memperoleh pengakuan dari setiap pemakai tertentu.

E. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TERHADAP BAPEPAM


DAN/ATAU OJK
Akuntan yang terdaftar di Bapepam-LK diharapkan menjadi gate keeper atau
guardian angel dalam melindungi kepentingan publik dengan menghasilkan opini yang
berkualitas atas laporan keuangan. Akuntan yang terdaftar di Bapepam-LK mempunyai
tanggung jawab untuk turut menjaga kualitas informasi di Pasar Modal melalui
pemberian opini yang berkualitas dan independen atas laporan keuangan
Bidang jasa Akuntan di Pasar Modal adalah:
Perikatan Atestasi; dan
Perikatan Non-atestasi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 316


Setiap Kantor Akuntan Publik memiliki Pengendalian Mutu dimana Akuntan
wajib mengikuti dan menerapkan Pengendalian Mutu dimaksud pada setiap penerimaan
penugasan. Pengendalian mutu merupakan cerminan KAP yang berkualitas yang
menghasilkan informasi yang berkualitas.
Pedoman Pengendalian Mutu tersebut sekurang-kurangnya mencakup: (1)
pedoman penerimaan dan penolakan klien, (2) kepastian mutu dan kebijakan etika, (3)
pedoman manajemen risiko, (4)pengendalian mutu penugasan, (5) pedoman
independensi, (6) prosedur penugasan dan(7) penelaahan mutu.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), salah satu tujuan dari dibentuknya OJK adalah melindungi
kepentingan Konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran atas UU dan peraturan di
sektor keuangan yang berada di bawah kewenangan OJK. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, OJK menyediakan sarana bagi Konsumen dan masyarakat dalam menyampaikan
permintaan informasi atau menyampaikan pengaduan yang berkaitan dengan produk
dan/atau jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan (LJK). Konsumen
LJK adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan
yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain : nasabah di industri Perbankan,
pemodal di industri Pasar Modal, pemegang polis di industri Asuransi, peserta Dana
Pensiun (tidak termasuk pensiunan PNS), dan nasabah di industri Pembiayaan dan
Penjaminan berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Untuk
konsumen perbankan, sebagaimana disebutkan dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan, Bab XIII mengenai Ketentuan Peralihan, pasal 55 angka (2)
yang menyatakan bahwa fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan baru akan beralih dari Bank Indonesia ke
OJK pada tanggal 31 Desember 2013. Dengan demikian, sampai dengan 31 Desember
2013, OJK hanya menangani permintaan informasi dan pengaduan Konsumen dan
masyarakat yang berkaitan dengan sektor pasar modal dan sektor keuangan non-bank.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 317


Tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan (1)Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; (2) Mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan (3)
Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat. Sedangkan fungsi dan tugas
OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan dan OJK mempunyai tugas
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

B. LATIHAN
1. Tuliskan dan jelaskan persyaratan yang harus dipenhi anggota Forum Akuntan Pasar
Modal IAI-KAP ?
2. Bagaimana keterkaitan BAPEPAM dengan akuntan publik ?
3. Sebutkan dan jelaskan tanggung jawab akuntan publik di pasar modal !
4. Jelaskan secara singkat pembentukan Otoritas Jasa Keuangan !
5. Tuliskan tugas pengawasan dan pengaturan OJK !
6. Tuliskan dan jelaskan prinsip Good Governance !

C. TES FORMATIF

1. Apa Fungsi dari BAPEPAM-LK?

2. Gambarkan struktur dari pasar modal?

3. Mengapa BAPEPAM memiliki pengaruh yang penting terhadap prinsip akuntansi


yang berlaku umum? Serta jelaskan wewenang BAPEPAM terhadap akuntan public

4. Jelaskan peran dan tanggung jawab akuntan public terhadap Pasar modal?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. BAPEPAM memilik fungus sebagai berikut:

Menyusun peraturan di bidang pasar modal;

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 318


Menegakkan peraturan di bidang pasar modal;

Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin


usaha,

Persetujuan dan pendaftaran dari bapepam dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;

Menetapkan prinsip keterbukaan;

Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
bursa efek, lkp, dan lpp;

Menetapkan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

Melakukan pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok bapepam sesuai dengan


kebijakan menteri keuangan.

2. Bagan struktur BAPEPAM adalah:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 319


3. BAPEPAM berpengaruh penting dalam penetapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan persyaratan mengenai pengungkapan yang menyertai laporan keuangan
karena mereka berwenang untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang dipandang
perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada pemodal.

BAPEPAM memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan bagi setiap akuntan


publik yang terkait dengan laporan keuangan yang diaudit yang diserahkan ke
BAPEPAM. Meskipun BAPEPAM telah mengambil sikap bahwa prinsip akuntansi
dan standar audit harus disusun oleh IAI, tetapi pandangan BAPEPAM selalu
dipertimbangkan dalam setiap perubahan yang diajukan oleh IAI. BAPEPAM juga
mengeluarkan peraturan-peraturan yang penting bagi akuntan publik, termasuk
keputusan dan pendapat mengenai masalah akuntansi dan audit yang menyangkut
setiap akuntan pasar modal.

4. Peran akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan dan
memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 320
wajar (unqualified) terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan
menerbitkan saham baru (initial public offering) atau yang telah terdaftar di bursa.

tanggung jawab akuntan di pasar modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

tanggung jawab yuridis

berkaitan dengan opini yang diberikan akuntan yang dsampaikan kepada


masyarakat, opini akuntan dan penyampaian informasi lainnya harus sesuai
dengan standar profesi dan peraturan pasar modal yang berlaku. pelaksanaan
penugasan akuntan di pasar modal tidak terlepas dari kemungkinan adanya
tuntutan atau gugatan baik administratif, perdata, maupun pidana

tanggung jawab finansial

dalam kaitannya dengan kemungkinan munculnya kerugian yang diderita oleh


pihak ketiga. hal ini dapat mengakibatkan tuntutan ganti rugi dari pihak-pihak
yang merasa dirugikan tersebut.

tanggung jawab moral

dalam kaitannya dengan kewajiban akuntan untuk menjunjung tinggi kode etik
akuntan serta selalu menjaga sikap mental yang independen. hal ini diperlukan
mengingat profesi akuntan sebagai profesi yang dipercaya oleh masyarakat
sehingga harus selalu menjaga kepercayaan yang diberikan dan menghindari
tindakan-tindakan yang dapat merugikan masyarakat.

E. UMPAN BALIK
Tes Formatif = (Jumlah jawaban benar : 6)
Latihan = (Jumlah jawaban benar : 4)
Tingkat Penguasaan Materi = (Tes Formatif + Soal Latihan / 2) X 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 321


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2).Jakarta: Erlangga.

Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008

https://semuatugaskuliah.blogspot.co.id/2013/10/audit-siklus-pendapatan.html (Dipeoleh tanggal 2


Februari 2017)

http://uangakuntansi.blogspot.co.id/2015/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (Dipeoleh
tanggal 2 Februari 2017)

https://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/audit-saldo-kas/ (Ditelusuri tanggal 5April 2017)

http://www.materiakuntansi.com/contoh-program-audit-kas/ (Ditelusuri tanggal 5April 2017)

http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2013/10/penyelesaian-tanggung-jawab-setelah.html
(Ditelusuri tanggal 11 April 2017)

http://derryjie.blogspot.co.id/2013/07/makalah-akuntan-pasar-modal-dan-jasa.html (Ditelusuri 4 Mei


2017)

http://rifqilutfi.blogspot.co.id/2016/02/makalah-pasar-modal.html (Ditelusuri 4 Mei 2017)

https://sababjalal.wordpress.com/2013/10/11/makalah-tentang-akuntan-pasar-modal-dan-jasa-akuntan/
(Ditelusuri 4 Mei 2017)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 322


Pengauditan 2 | Modul Gabungan 323

Anda mungkin juga menyukai