PERENCANAAN AUDIT
Disusun oleh:
RAHAYU SYAMSUDDIN
0029.04.33.2022
Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien
dan lingkungan eksternal adalah:
2
a) Risiko berkaitan dengan industri tertentu yang mempengaruhi penilaian auditor
terhadap risiko bisnis klien dan risiko audit yang diterima dan juga yang
mempengaruhi auditor saat penerimaan penugasan industri yang berisiko.
Contoh kasus ini seperti industri simpan-pinjam dan asuransi kesehatan.
b) Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu.
Contohnya meliputi kemungkinan keusangan persediaan dalam industri pakaian
jadi, risiko inheren atas penagihan piutang usaha dalam industri pinjaman
konsumen, serta cadangan untuk risiko inheren kerugian dalam industri asuransi
kecelakaan.
c) Banyak industri yang memiliki persyaratan akuntansi yang harus dipahami
auditor dalam mengevaluasi kesesuaian laporan keuangan klien dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sebagai contoh, apabila auditor
melakukan audit atas sebuah pemerintahan, auditor harus memahami prinsip
dan standar akuntansi pemerintahan. Juga ada PSAK bagi perusahaan
konstruksi, kereta api, organisasi nirlaba, lembaga keuangan, dan banyak
organisasi lainnya.
3
d) Kesimpulan atas efektifitas struktur pengendalian intern harus meliputi
Penilaian menyeluruh struktur pengendalian intern klien dan sikap tim
pengendalian, yaitu:
(1) Pengendalian intern yang memadai dan penilaian atas pengendalaian (rely
on control);
(2) Pengendalian intern memadai tetapi tim tidak akan menguji pengendalian
karena pengujian substantif secara langsung lebif efektif;
(3) Pengendalian intern tidak memadai dan tim tidak mengandalkan pada
pengendalian intern;
(4) Penilaian atas risiko kecurangan (risk of fraud);
(5) Tindak lanjut kemungkinan risiko audit yang tidak bisa ditanggulangi oleh
pengendalian intern klien.
3. Menentukan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji yang Bisa Diterima
Materialitas adalah besaran nilai yang jika dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap informasi tersebut.
Pertimbangan kuantitatif tentang persentase salah saji terhadap:
a) Laba bersih sebelum pajak.
b) Total aktiva.
c) Total aktiva lancar.
d) Total ekuitas pemegang saham.
Dalam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini yaitu Tingkat laporan keuangan (materialitas awal) dan Tingkat saldo
akun (salah saji yang bisa diterima/tolerable error). Penentuan materialitas awal
didasarkan dari sudut pandang pemakai laporan keuangan. Selain itu, materialitas
awal juga dipengaruhi pengalaman tim audit terhadap salah saji yang ditemukan
pada audit tahun-tahun sebelumnya apabila terdapat perulangan audit.
4. Menentukan Tingkat Risiko Audit Awal
Dalam menentukan risiko audit jika tanpa disadari, auditor tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas laporan keuangan yang mengandung salah
saji material. Jenis-jenis risiko:
a) Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran besaran auditor dalam menerima
salah saji material dalam laporan keuangan setelah audit diselesaikan dan opini
wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
4
b) Risiko bawaan adalah kerentanan saldo akun maupun golongan transaksi suatu
salah saji material, dengan mengasumsi tidak adanya kebijakan dan prosedur
struktur pengendalian intern terkait.
c) Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu
asersi yang tidak dapat dicegah ataupun dideteksi tepat waktu oleh struktur
pengendalian intern entitas.
d) Risiko deteksi adalah risiko yang timbul akibat auditor tidak mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam asersi.
5
Cakupan Rencana Audit meliputi:
a) Tujuan perikatan.
b) Kondisi bisnis dan industri klien.
c) Pengendalian intern.
d) Area-area kritis dan penting.
e) Penetapan materialitas.
f) Risiko audit.
g) Rencana sampel.
h) Personalia dan jadwal.
Rencana Audit merupakan proses akumulatif, bisa dirubah jika dalam peelaksanaan
terdapat perkembangan kasus pemeriksaan. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
lapangan dijumpai adanya ketidaksesuaian antara yang direncanakan dengan kondisi
lapangan, maka auditor in-charge segera menginformasikan penyimpangan ini, saran
perubahan terhadap rencana audit, kepada manager dalam sebuah memorandum.
Manager kemudian menginformasikan perubahan ini kepada Partner untuk
mendapatkan persetujuan. Perubahan terhadap rencana audit yang telah disetujui
oleh Partner diringkaskan dalam Revisi Rencana Audit.
Tujuan audit adalah untuk menguji asersi manajemen dalam laporan keuangan yang
meliputi:
a) Eksistensi atau keberadaan.
b) Kelengkapan.
c) Hak dan kewajiban.
d) Penilaian atau alokasi.
e) Penyajian dan pengungkapan.