Anda di halaman 1dari 151

BAGIAN I

TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah Pengauditan 2 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa akuntansi. Mata
kuliah ini memberikan wawasan dan pemahaman mengenai berbagai pokok pembahasan yang
mencakup : audit siklus pendapatan : pengujian pengendalian; pengauditan siklus penjualan dan
pengumpulan piutang, audit siklus pendapatan : pengujian substantif; pengujian pengendalian
siklus pendapatan dan pengujian substantif transaksi, audit siklus pengeluaran : pengujian
pengendalian audit siklus pembelian dan pembayaran, audit siklus pengeluaran substantif;
penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran, pengujian subtantif transaksi,
audit siklus produksi; audit siklus persediaan dan pergudangan, audi siklus jasa personalia; audit
siklus pengujian dan personalia, audit siklus investasi, adit siklus pembiayaan, audit saldo kas;
audit kas dan instrumen keuangan, penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit;
penyelesaian audit, penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit, jasa-jasa
lain akuntan dan pelaporannya, BAPEPAM dan akuntan publik.

B. KEGUNAAN MATA KULIAH


Dengan mempelajari mata kuliah pengauditan 2, mahasiswa dapat menguasai kompetensi
khusus, yaitu mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu
entitassecara professional dan berstandar internasional.
Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pendukung, diantaranya sebagai
berikut :
1. Mampu melaksanakan dan menetapkan proses pengauditan berdasarkan siklus akuntansi
perusahaan;
2. Mampu melaksanakan dan memahami pengauditan berbasis resiko (ISA);
3. Mampu menilai, mendeteksi dan merespon resiko kecurangan yang terjadi;
4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi dalam melaksanakan
audit.
Serta mahasiswa juga diharapkan memiliki kompetensi lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Mampu membuat prosedur audit atas siklus akuntansi;
2. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan;
3. Mampu membuat perencanaan audit, menilai resiko pengendalian, dan cara-cara
pengambilan sampel atas bukti yang diperiksa;
4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi;

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 1


5. Mampu untuk bekerjasama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota kelompok.

C. SASARAN BELAJAR
Menyiapkan tenaga auditor yang siap pakai dan professional yang berstandar internasional dan
memiliki keterampilan pada level manajerial dan operasional dalam bidang pengauditan yang
memiliki kemampuan :
1. Melaksanakan pengauditan siklus atas penjualan dan pengumpulan piutang;
2. Melaksanakan sampling audit untuk pengendalian substantif transaksi;
3. Merancang penyelesaian pengujian dalam siklus penjualan dan piutang;
4. Melaksanakan pengauditan siklus pembelian dan pembayaran;
5. Melaksanakan penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran;
6. Melaksanakan pengauditan siklus persediaan dan pergudangan;
7. Melaksanakan pengauditan siklus penggajian dan personalia;
8. Melaksanakan pengauditan siklus investasi pendanaan;
9. Melaksanakan pengauditan kas dan instrument keuangan lainnya;
10. Menyelesaikan audit dan laporan keuangan.

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN


1 Memahami GBRP dan kerangka konseptual auditing II
a. Mampu memahami sifat pendapatan.
b. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
penjualan kredit.
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
2
penerimaan kas.
d. Mampu memahami aktivitas pengendalian.
e. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan.
a. Mampu memahami pengujian substantif atau piutang usaha;
b. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
c. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
3 d. Mampu memahami prosedur awal dan prosedur analitis
e. Mampu memahami pengujian rincian transaksi
f. Mampu memahami pengujian rincian saldo
a. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran.
b. Mampu memahami komponen pengendalian intern.
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
4 pembelian.
d. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
pengeluara kas.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 2


a. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo utang
usaha
b. Mampu memahami penetuan risiko deteksi.
c. Mampu memahami perancangan pengujian subtansi.
5 d. Mampu memahami prosedur awal.
e. Mampu memahami prosedur analitis.
f. Mampu memahami pengujian rincian transaksi.
g. Mampu memahami pengujian rincian saldo.
a. Mampu memahami sifat siklus produksi.
b. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
6. pabrikasi.
c. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo persediaan.
a. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia.
b. Mampu memahami tujuan audit jasa personalia.
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi
7 penggajian.
d. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan
upah.
Mid Semester
8
a. Mampu memahami sifat siklus investasi.
b. Mampu memahami tujuan audit siklus investasi.
c. Mampu memahami pertimbangan perencanaan audit.
d. Mampu memahami pengujian substanstif atas saldo utang
9
jangka panjang.
e. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas
pemegang saham.
a. Mampu memahami sifat siklus pembiayaan.
b. Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan.
c. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang
10. jangka panjang.
d. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas
pemegang saham.
a. Mampu memahami sifat siklus kas.
11
b. Mampu memahami tujuan audit kas.
c. Mampu memahami penyusunan program audit kas.
d. Mampu memahami penerapan prosedur audit.
e. Mampu memahami pengujian saldo kas sebelum tanggal
neraca.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 3


f. Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal
neraca.
a. Mampu memahami menyelesaikan pekerjaan lapangan.
b. Mampu memahami mengevaluasi temuan.
12 c. Mampu memahami komunikasi dengan klien.
d. Mampu memahami tanggung jawab setelah audit.
a. Mampu memahami standar pelaporan.
b. Mampu memahami laporan auditor
c. Mampu memahami laporan standar.
13 d. Mampu memahami penyimpangan dari laporan standar.
e. Pengaruh situasi yang menyebabkan penyimpangan dari
laporan standar.
a. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan
atestasi.
b. Mampu memahami standar atestasi.
c. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut
14
standar atestasi.
d. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut
standar atestasi.
a. Mampu memahami struktur BAPEPAM.
b. Mampu memahami komponen BAPEPAM dan pasar modal.
c. Mampu memahami kualifikasi dan registrasi akuntan publik
di BAPEPAM.
15 d. Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan auditor
independen.
e. Mampu memahami tanggung jawab akuntan publik terhadap
BAPEPAM
Final Test
16

BAGIAN 4 / AUDIT SIKLUS TRANSAKSI

BAB 1 : AUDIT SIKLUS PENDAPATAN : PENGUJIAN


PENGENDALIAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 4


Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat pendapatan.
2. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas.
4. Mampu memahami aktivitas pengendalian.
5. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangaudit siklus pendapatan : pengujian pengendalian dan
pengauditan siklus penjualan dan pngumpulan piutang yang merupakan materi awal
untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari sifat pendapatan,
pengendalian transaksi penjualan kredit, pengendalian transaksi penerimaan kas, aktivitas
pengendalian, dan transaksi penyesuaian penjualan.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan sifat pendapatan.
2. Dapat menjelaskan akivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
3. Dapat menjelaskan aktivitas aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
4. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian
5. Dapat menjelaskantransaksi penyesuaian penjualan

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat Siklus pendapatan
2. Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
3. Aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
4. Transaksi penyesuaian penjualan

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN


Sifat dan Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenuecycle) perusahaan terdiri dari aktivitasaktivitas
yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan
pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber
pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi
yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 5


jasa (fee); serta bioskop, bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan
deviden. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada
perusahaan barang dagang.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah :
Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta
piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).

Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan bukti kompeten yang
cukup mengenai setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo
serta transaksi siklus pendapatan. Pada siklus pendapatan risiko yang muncul pada
umumnya karena terdapat tekanan pada manajemen untuk lebih meningkatkan
pendapatan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain.

Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Occurrence a. Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha
(Keterjadian) mewakili jumlah yang benar-benar dipinjam perusahaan
pada tanggal laporan posisi keuangan terkait.
b. Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi
penjualan mewakili barang yang dikirim dan jasa yang
diberikan selama periode yang termasuk dalam laporan
keuangan.
Completeness a. Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam
(Kelengkapan) perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan telah
tercermin dalam piutang usaha.
b. Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang
dikirim, semua jasa yang diberikan, dan semua retur
dan kompensasi untuk periode terkait, telah tercermin
dalam laporan keuan
Accuracy a. Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung
(Akurasi) secara akurat dan didasarkan pada harga terkini dengan
jumlah yang benar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 6


b. Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file
Faktur Penjualan, dan file Pemberitahuan Pengiriman
Uang secara matematis benar dan sesuai dengan akun
terkait pada buku besar.
Rights and Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal
Obligations untuk mencatat piutang usaha yang dicatatnya. Akun
(Hak dan pelanggan yang telah dijual atau telah
Kewajiban) dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari
saldo piutang usaha.
Valuation and a. Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan
Allocation nilai bersih yang dapat direalisasikan.
(Penilaian dan b. Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak
alokasi) tertagih telah tepat.
Presentation Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang
and Disclosure dilaporkan untuk periode terkait, telah dijelaskan
(Penyajian dan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan keuangan.
Pengungkapan)

Pemahaman Bisnis dan Industri Klien


Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang
material. Dimana langkah pertama dalam menilai risiko adalah memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry klien karena hal itu juga akan dapat
membantu auditor dalam:

Menegmbangkan ekspektasi tentang total pedapatan dengan memahami


kapsitas klien, pasar, dan pelanggan klien.

Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa


pasar atau market share dan keunggulan kompetitif klien pasar.

Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode


penagihan rata rata untuk klien industry.

Namun dilain hal, proses dalam menghasilkan pedapatan ini juga memerlukan
beberapa beban dalam hal ini seprti harga pokok penjualan dan beban
penjualan.Sehingga pemahaman mengenai siklus pedapatan dapat membantu dalam
mengembangkan ekspekatasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan siklus

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 7


transaksi lainnya dan menilai risiko bahwa laba yang mengandaung salah saji
material belum diaudit.

Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran sebarapa besar aktivitas perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang sering kali
digunakan sebagai ukuran materialitas.
Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas
dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper
selalu bersifat material terhadap neraca.

Pengetahuan tentang bisnis dan industry klien merupakan hal yang penting
dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon
penjualan, serta retur penjualan yang sangat bervariasi dari satu industry dengan
industry lainnya.Penyisishan piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan
masing masing bersifat material terhadap laporan laba rugi serta neraca
perusahaan yang menjual ke pelanggan secara kredit.

Risko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan factor perpasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam
beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta factor factor yang hanya
berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.Factor factor ini dapat
mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka


melaporkan pencapaian target pendapatan atau normal industry yang
sebenarnya tidak terpenu

hi karena factor factor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau


regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing
perusahaan, atau buruknya manajemen. Dimana cara yang digunakan untuk
menyatakan pendapatan yang tinggi dengan pencatatan penjualan fiktif,
penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode
selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang barang yang tidak
dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian mencatat semua itu

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 8


sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya ke periode
berikutnya.

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad utang.

Faktor factor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan termasuk hal hal berikut:

Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan


seringkali tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terajadi.

Penentukan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentang dengan
factor factor seperti standar akuntasni yang mendua, kebutuhan untuk
membuat estimasi, komlekistas prhitungan yang tercakup, dan hak pembeli
untuk mengembalikan barang.

Pada saat piutang difaktorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi


yang benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan
menjadi rancu.

Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai utang lancer atau tidak lancer
akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan ditahun mendatang atau
sumber peristiwa dimana penagihan bersifat kontijen.

Transaksi penerimaan kas menghasilka aktiva likuid yang rentan terhadap


misapropriasi.

Transaksi penyesuaian penjualan mungkin digunakan untuk menyembunyikan


pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi
diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan
sebagai tak tertagih.

Karena potensi salah saji yang begitu besar dapat terjadi dalam pengendalian yang
tidak efektif.Maka auditor harus selalau memberikan pertimbangan yang cermat atas
risiko inheren dalam siklus pendapatan.Dengan begitu, manajemen biasanya
mengadopsi pengendalian internal yang ekstensif atas berbagai masalah tersebut.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 9


Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis merupakan unsru risiko deteksi bahwa prosedur
analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan
cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan auditor tentang bisnis dan industry
klien.

TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT

Seiring berkembangnya teknologi, penjualan tidak lagi hanya dilakukan dengan


bertatap langsung dengan sang pelanggan. Namun kini, penjualan dapat dilakukan secara over
the counter, seperti melalui telepon, surat, fax, atau pun pemesanan secara online. Dimana
dalam hal ini, transaksi penjualan dicatat melalui media elektronik seperti computer yang
dapat menyesuaikan data penjualan sesuai dengan situasi.Penggunaan aplikasi pendukung
sangat dibutuhkan untuk ini. Sehingga akan mengurangi risiko salah saji dalam laporan
keuangan yang berhubungan dengan penjualan.

Namun, jika pengendalian secara umum tidak berjalan dengan baik atau dinilai tidak efektif
maka kepercayaan terhadap penggunaan aplikasi tersebut akan berkurang bahkan tidak
digunakan lagi.

Dokumen dan Catatan yang Umum


Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pemrosesan transaksi penjualan secara
kredit seringkali mencakup hal hal sebagai berikut:

Pesanan pelanggan
Permintaan barang dagang oleh pelanggan baik yang diterima langsung dari
pelanggan maupun melalui sales person.Dimana pesanan dari pelanggan dapat
berupa formulir yang disediakan oleh pedagang atau formulir pesanan pembelian
yang disiapkan oleh pelanggan.
Pesanan penjualan
Formulir yang menunjukkan data yang berkaitan dengan pesanan
pelanggan.Pesanan ini merupakan dasar dari dimulainya transaksi dan pemrosesan
internal atas pesanan dari pelangan terhadap pedagang.
Dokumen pengiriman
Dokumen pengiriman ini merupakan formulir yang berisi rincian dari setiap
pengriman.
Faktur penjualan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 10


Merupakan formulir yang berisi tentang pernyataan mengenai penjualan tertentu
termasuk jumlah yang terutang, syarat dan tanggal penjualan.
Daftar harga yang terotorisasi
Daftar file atau file induk computer yang berisi daftar harga barang barang yang
ditawarkan untuk di jual.
File transaksi penjualan
File yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan.
Jurnal penjaulan
Daftar jurnal dari transaksi penjualan ynga telah diselesaikan
File induk pelanggan
File yang berisi informasi mengenai pengriman, penagihan, serta batas kredit
pelanggan.
File induk piutang usaha
File yang berisi informasi mengenai transaksi dan saldo setiap pelanggan. Dimana
file tersebut merupakan dasar untuk menyusun buku pembantu piutang.
Laporan bulanan pelanggan

Laporan yang dikirimkan kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal,
transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.
Fungsi Fungsi
Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi fungsi pendapatan sebagai
berikut:
Memprakarsai penjualan
Permintaan dari sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan
perusahaan lain, meliputi hal berikut:
Penerimaan pesanan pelanggan
Persetujuan kredit
Pengiriman barang dan jasa
Pengiriman fisik pemesanan barang dan jasa meliputi:
Pemenuhan pesanan penjualan
Pengiriman pesanan penjualan
Pengakuan secara formal terhadap pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
Penagihan penjualan
Pencatatan penjualan

Setiap fungsi utama dalam hal ini harus diberikan kepada departemen ataupun
individu yang berbeda, dengan cara melakukan pemisahan tugas yang memadai.

Memprakarsai Persetujuan
Memprakarsai merupakan proses dimana transaksi yang dilakukan disetujui
oleh pohak ketiga yang independen. Hal yang penting dalam proses disetujuinya kredit
adalah konteks yang menjamin bahwa barang barang yang dikirim telah dibayar

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 11


tepat waktu. Dasar yang penting dalam segala sesuatu yang menyangkut proses
penjualan adalah memiliki departemen kredit yang independen, atau tingkat
manajemen yang sesuai, yang dapat menyutujui pelanggan baru yang
mencantumkannya ke dalam file induk pelanggan.

Penerimaan Pesanan Pelanggan


Pesanan penjualan dari pelanggan hanya dapat diterima jika pesanan tersebut
sesuai dengan kriteria yang diotorisasikan oleh manajemen. Dimana kriteria tersebut
biasanya mencakup persetujuan khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen
pesanan penjualan dengan menggunakan computer untuk menentukan apakah
pelanggan sudah terdaftar dalam file induk pelanggan serta biasanya memiliki batas
kresit. Namun jika pelanggan tersebut tidak terdaftar. Maka, persetujuan dari
departemen kredit akan diperlukan.

Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan kebijakan
kredit manajemen dan memiliki batas kredit yang diotorisasikan untuk setiap
pelanggan.Dalam hal ini biasanya manajemen menggunakna program computer untuk
membandingkan saldo piutang pelanggan yang beredar, ditambah penjualan yang
diantisipasi dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan yang
disetujui.Pemisahan tanggung jawab antara pemrakarsaan penjualan dengan
persetujuan kredit dapat mencegah personel penjualan membuat perusahaan
menanggung risiko kredit yang berlebihan guna menaikan penjualan.
Pengandalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko
pencatatan transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang
diharapkan akan direalisasikan dari transaksi tersebut. Tentu saja ekspektasi terhadap
realisasinya jumlah jumlah tersebut akan berubah ubah sepanjang waktu, yang
kemudian akan mengakibatkan diperlukannya penyisihan untuk piutang tak teragih.
Pengendalian atas persetujuan kredit juga akan membuat manajemen membuat
estimasi yang cukup andal atas besarnya penyisihan yang dibuat tersebut.

Pengiriman Barang dan Jasa


Pengiriman barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang
menggambarkan perubahan hak dan pendapatan atas piutang.

Pemenuhan Pesanan Penjualan


Pada umumnya kebijakan perusahaan melarang mengeluarkan barang barang
dari gudang tanpa adanya pesanan penjualan yang disetujui. Kemudian, computer

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 12


dapat deprogram untuk mencocokan item item yang diambil dari persediaan dengan
item item pada pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur ini dibuat untuk
menghindari pemindahan barang yang tidak sesuai dengan otorisasi dari persediaan.

Pengiriman Pesanan Penjualan


Pemisahan tanggung jawab antara persetujuan dan pemenuhan pesanan akan
membantu mencegah pengiriman pesanan yang tidak terotorisasi. Disamping itu,
pengendalian secara manual juga mengharuskan petugas pengiriman melakukan
pengecekan independen untuk menentukan:

1) Bahwa barang yang diterima digudang disertai dengan otorisasi yang benar.
2) Bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar dalam hal ini barang yan dipesan
sesuai dengan rincian yang ada dalam pesanan penjualan.

Fungsi pengiriman juga meliputi dibuatnya berbagai macam dokumen pengiriman


atau bills of lading. Dokumen secara manual dapat dibuat dengan formulir bernomor
urut.Namun dokumen juga dapat dibuat dengan menggunkan informasi pesanan yang
sudah ada dalam computer dan penambahan data seperti kuantitas yang dikirim, kurir,
ongkos angkut, dan sebagainya.

Pencatatan Penjualan
Pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan
bernomor urut ke pelanggan dan pencatatan faktur penjualan secara akurat dan dalam
periode akuntansi yang benar.

Penagihan Pelanggan
Perhatian utama oleh auditor adalah mengenai pelanggan yang telah ditagih:

1) Untuk seluruh pengiriman

2) Hanya pengiriman actual dimana tidak ada duplikat oenagihan atau transaksi fiktif

3) Pada harga yang telah diotorisasi

Pengendalian yang dirancang untuk mengurangi risiko kelalaian, duplikasi, penetapan


harga yang tidak benar dan jenis kesalahan lain dalam proses penagihan mencakup hal
berikut:

1) Komputer mencocokan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan penjualan


dan informasi pengiriman.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 13


2) Komputer mencocokan harga jual dengan harga jual yang diotorisasi dan harga
pada pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan.

3) Komputer yang telah terprogram menccocokan keakuratan matematis dari faktur


penjualan.

4) Membandingka total pengendalian pada dokumen pengiriman dengan dokumen


yang dicatat pada faktur penjualan.

Pencatatan Penjualan
Hal utama yang diperhatikan oleh auditor adalah penjualan yang telah dicatat
secara akurat dan dengan periode yang benar. Dalam system yang terkomputerisasi,
file transaksi penjualan yang dibuat dalam proses penagihan digunan untuk:

1) Up date piutang usaha, persediaan, dan file induk buku besar, serta

2) Membuat jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang menunjukna
pemostingna ke setiap akun buku besar.

Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian


Auditor hendaknya harus memiliki pemahaman atas siklus penjualan yang cukup
untuk merencanakan audit. Dimana auditor harus memiliki pemahaman yang cukup
untuk:
1) Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial
2) Mempertimbangkan factor factor yang mempengaruhi risiko salah saji yang
material
3) Merancang pengujian substantif.

Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendaian yang rendah atas sebuah
asersi, maka hendaknya auditor harus memiliki pemahaman mengenai prosedur
pengendalian untuk asersi tersebut. Dalam hal ini, biasanya auditor akan:
1) Menguji keefektifan pengendalian umum
2) Menggunakan audit berbantuan computer untuk mengevaluasi keefektifan
pengendalian yang di program

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 14


3) Menguji keefektifan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukkan
oleh pengendalian program
Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak atau software audit atau program
utilitas untuk melakukan pengurutan cek dan mencetak daftar pesanan penjualan,
dokumen pengiriman, atau faktur penjualan, yang jumlahnya telah hilang atau file
computer yang dirumuskan.

TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas.Seperti kas yang diterima dari
tansaksi penjulan, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, penerbitan modal,
maupun penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya.
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:
Bukti penerimaan uang
Merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan bersama dengan faktur penjualan,
yang kemudian akan dikembalikan bersama dengan pembayaran yang
menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, faktur, dan jumlah yang
dibayarkan.
Praddaftar
Daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos
Lembar Perhitungan Kas
Merupakan daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan saat
merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register.
Ikhtisar Kas Harian
Merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan dari kasir atau pos yang
diterima oleh kasir sebagai setoran
Slip Deposit yang Disahkan
Merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang di stempel oleh bank yang
didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah setoran yang diterima oleh bank dan
rincian penrmaan dalam setoran tersebut.
File Transaksi Penerimaan Kas
Merupakan file computer yang berisi transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang telah diterima untuk pemrosesan diman file ini digunakan untuk meng up date
file induk piutang usaha.
Jurnal Penerimaan Kas

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 15


Merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penagihan piutang usaha.

Fungsi Fungsi
Fungsi penrimaan kas, meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai
dan kredit, termasuk sub fungsi berikut:
Penerimaan Kas
Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah
kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan
dibuat.Dengan demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian
yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggungjawab telah dibuat pada
saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman.Risiko
kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat pemrosesan
penerimaan berikutnya.

Penerimaan Melalui Kasir (Over The Counter Receipts)


Untuk penerimaan melalui kasir sendiri, penggunaan register kas atau
terminal titik penjualan (point of sale terminal) sangat diperlukan. Karena
alat ini menyediakan:
Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan
tunai dank as yang diajukan.
Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan terminal
atas transaksi pada file computer atau pita register yang terkunci.
Total penegndalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada
alat tersebut.
Penerimaan Melalui Pos (Mail Receipts)
Untuk meminimalkan kemungkinan pengalihan penerimaan melaui pos,
sebagian besar perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan
cek. Beberapa perusahaan yang memiliki volume penerimaan melalui pos
yang besar menggunakan system kotak pos (lockbox system) alat ini
merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank perusahaan. Pihak bank
akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo perusahaan (nota kredit)
atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang ke perusahaan
untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini
mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 16


kredit atas penerimaan tersebut lebih cepat dan membrikan bukti eksternal
mengenai eksistensi transaksi tersebut.

Menyetorkan Kas ke Bank


Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh kas
disetorkan secara utuh setiap hari.Ini berarti semua penerimaan harus
disetorkan.Dimana pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan
kas yang belum disetorkan. Pengendalian in mengurangi risiko bahwa
penerimaan tidak akan dicatat dan menghasilkan catatan setoran bank yang
menetapkan eksistensi atau kejadian transaksi tersebut.

Mencatat Penerimaan Kas


Fungsi ini meliputi jurnal penerimaan kas secara over the counter dan
melalui pos serta posting penerimaan melalui pos ke akun pelanggan.Dimana
pengendalian ini harus menjamin bahwa hanya penerimaan actual telah
dimasukkan pada jumlah yang benar.

TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN

Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:


Pemberian potongan tunai
Pembrian retur penjualan dan pengurangan harga
Penentuan piutang tak tertagih
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang dari transaksi di atas tidaklah
material.Namun, berbeda untuk beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan oleh
kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan transaksi di atas perlu
dipertimbangkan.Pada umumnya perhatian tertuju pada kemungkinan pencatatan transaksi
penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan yang dilakukan dengan
menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Penggelapan kas juga dapat ditutupi dengan menyatakan bahwa diskon tunai atau retur
penjualan terlalu tinggi.Oleh karena itu, aktivitas penegndalian bermanfaat dalam mengurangi
risiko penyelewengan yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian.
Dimana transaksi tersebut mencakup hal hal berikut:
Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
Perhitungan independen atas barang barang yang diretur.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 17


Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo kredit yang
telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang barang yang dikembaliak atau rusak,
serta memo otorisasi penghapusan untuk menghapus piutang tak tertagih pelanggan.
Disamping itu, manajemen juga bertanggung jawab atas jumlah seluruh kredit seperti itu
dan dampaknya terhadap pendapatan serta margin kotor.
Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan
serta pencatatan penerimaan kas. Diamana baisanya manajemenlah yang bertanggung
jawab atas hasil keuangan dalam suatu departemen yang memiliki tanggung jawab
mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan.
Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan,
maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari seluruh
komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan factor factor yang
memperngaruhi risiko salah saji semacam itu. Banyak perusahaan menggunakan computer
untuk menghitung kembali diskon tunai berdasarkan termin pada faktur penjualan dan tanggal
penrimaan kas.
Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat manajer
yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan penghapusan piutang tak
tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat material, maka auditor harus menginspeksi
laporan manajerial penting dan melakukan tanya jawab serta observasi mengenai tindakan
apakah yang akan diambil atas laporan tersebut. Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk
menginspeksi:
Momerandum kredit atas retu penjualan sebagai:
1) Indikasi persetujuan yang lengkap
2) Penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang actual
Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi pendukung, seperti
korespondensi dengan pelanggan atau penagih.

TRANSAKSI PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG

Fungsi-fungsi
Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi pencadangan kerugian piutang
berada ditangan unit organisai berikut ini.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 18


Nama Fungsi Unit organisasi pemegang fungsi
Fungsi pencatat piutang Bagian piutang
Fungsi akuntansi biaya Bagian akuntansi biaya
Fungsi akuntansi umum Bagian akuntansi umum

1. Dokumen
Dokumen terdiri dari dua, yaitu :
Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai
dasar pencatatan transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum
Daftar umur piutang : pencadangan piutang didasarkan atas analisis umur
piutang sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah
kerugian piutang, daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat piutang
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang diguanakan dalan system pencadangan kerugian
piutang adalah : jurnal umum dan buku besar .
3. Bagan alir sistem akuntansi dalam transaksi pencadngan kerugian piutang.
4. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit
untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap
transaksi pencadangan kerugian piutang
5. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi
pencadangan kerugian piutang
6. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi pencadangan kerugian piutang
7. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
pencadangan kerugian piutang

TRANSAKSI PENGHAPUSAN PIUTANG


1. Fungsi-fungsi
Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi penghapusan piutang berada ditangan
unit organisasi berikut ini :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 19


Nama Fungsi Unit organisasi pemegang fungsi
Fungsi pemberi otorisasi kredit Bagian kredit
Fungsi pencatat piutang Bagian piutang
Fungsi akuntansi umum Bagian akuntansi umum

2. Dokumen
Dokumen terrdiri dari dua, yaitu :
Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kredit
sebagai perintah kepada fungsi piutang untuk mengkredit buku pembantu
piutang dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu. Bukti
,e,orial merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi-
transaksi ke dalam jurnal umum.
Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang :
penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari pejabat yang tinggi
wewenangnya. Biasanya penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari
direktur keuangan, dan bahkan dalam perusahaan tertentu memerlukan
otorisasi dari dewan komisaris .surat keputusan manajer yang berwenag
tentang penghapusan piutang merupakan dokumen pendukung bukti
memorial.
3. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam penghapusan piutang adalah : jurnal
umum, buku pembantu piutang dan buku besar.
4. Bagan alir berbagai system akuntansi dalam transaksi penghapusan piutang
5. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit
untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap
transaksi penghapusan piutang
6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi
penghapusan piutang
7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi penghapusan piutang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 20


8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
penghapusan piutang

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi aktivitas yang berkaitan dengan transaksi
penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Transaksi tersebut akan
mempengaruhi beberapa akun yang signifkan dalam laporan keuangan, termasuk kas,
piutang usaha, persediaan, dan penjualan. Siklus pendapatan merupakan hal yang penting
bagi setiap perusahaan, tetapi praktik bisnis dan pemicu ekonomi yang mendasari sangat
berariasi dari klien dengan klien lainnya. Pemahaman tentang bisnis dan industri
merupakan langkah pertama yang penting dalam engembangkan strategi audit. Sifat dari
banyak aktivitas dalam siklus ini akan mengakibatkan timbulnya risiko inheren yang
tinggi untuk berbagai asersi laporan keuangan yang signifikan seperti asersi eksistensi
atau kejadian piutang usaha. Karena hal ini, maka banyak perusahaan yang telah
menerapkan kektentuan yang ekstensif dalam system pengendalian internalnya untuk
mencegah atau mendeteksi salah saji. Apabila auditor memperkirakan pengendalian ini
akan menjadi efektif, maka dalam mengaudit asersi pendapatan terkait dia akan
menerapkan pendekatan tingkat penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah.

B. TES FORMATIF
1. Jelaskan salah satu penyebab manajemen mensalah sajikan asersi siklus pendapatan!
2. Apakah dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas?
3. Mengapa poin of sale terminal sangat dibutuhkan?
4. Jelaskan bagaimana cara kerja lockbox system!

C. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus
pendapatan, seperti:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 21


Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka
melaporkan pencapaian target pendapatan atau normal industry yang
sebenarnya tidak terpenuhi karena factor factor seperti kondisi ekonomi
global, nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap
kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen. Dimana cara
yang digunakan untuk menyatakan pendapatan yang tinggi dengan pencatatan
penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat
penjualan periode selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang
barang yang tidak dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian
mencatat semua itu sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian
mengembalikannya ke periode berikutnya.
Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad utang.

2. Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:
a. Bukti penerimaan uang, merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan
bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama
dengan pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun,
faktur, dan jumlah yang dibayarkan.
b. Pradaftar, daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos
c. Lembar Perhitungan Kas, merupakan daftar kas dan cek dalam register kas.
Daftar ini digunakan saat merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang
dicetak oleh register.
d. Ikhtisar Kas Harian, merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan
dari kasir atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran
e. Slip Deposit yang Disahkan, merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang
di stempel oleh bank yang didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah
setoran yang diterima oleh bank dan rincian penrmaan dalam setoran tersebut.
f. File Transaksi Penerimaan Kas, merupakan file computer yang berisi transaksi
penerimaan kas yang telah disahkan yang telah diterima untuk pemrosesan
diman file ini digunakan untuk meng up date file induk piutang usaha.
g. Jurnal Penerimaan Kas, merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas
dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 22


3. Point of sale terminal sangat diperlukan karena alat ini menyediakan:
a. Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan
tunai dank as yang diajukan.
b. Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan terminal
atas transaksi pada file computer atau pita register yang terkunci.
c. Total penegndalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada
alat tersebut.

6. Lockbox system, alat ini merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank
perusahaan. Pihak bank akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo
perusahaan (nota kredit) atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang
ke perusahaan untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini
mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota kredit
atas penerimaan tersebut lebih cepat dan memberikan bukti eksternal mengenai
eksistensi transaksi tersebut.

D. LATIHAN
1. Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat
manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan
penghapusan piutang tak tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat
material. Maka apakah yang harus dilakukan oleh auditor?

E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 23


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2).Jakarta: Erlangga.

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008

Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.

https://semuatugaskuliah.blogspot.co.id/2013/10/audit-siklus-pendapatan.html (Dipeoleh tanggal 2


Februari 2017)

http://uangakuntansi.blogspot.co.id/2015/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (Dipeoleh
tanggal 2 Februari 2017)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 24


BAB 2 : AUDIT SIKLUS PENDAPATAN : PENGUJIAN
SUBSTANTIF

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
4. Mampu memahami prosedur awal dan analitis.
5. Mampu memahami memahami pengujian rincian saldo.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangaudit siklus pendapatan : pengujian substantif dan pengujian
pengendalian siklus pendapatan dan pengujian pengendalian siklus pendapatan dan pengujian
substantif transaksi yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di
materi ini akan mempelajari pengujian substantif atas piutang usaha, penentuan risiko deteksi,
perancangan pengujian substantif, prosedur awal dan analitis, danpengujian rincian saldo.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Dapat menjelaskan penentuan risiko deteksi.
3. Dapat menjelaskan perancangan pengujian substantif.
4. Dapat menjelaskan prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi
5. Dapat menjelaskanpengujian rincian saldo.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengujian substantif atas piutang usaha.
2. Penentuan risiko deteksi.
3. Perancangan pengujian substantif.
4. Prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi.
5. Pengujian rincian saldo.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 25


A. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA
Bagian yang akan di bahas berfokus pada piutang kotor dari pelanggan atas transaksi
penjualan kredit, serta yang berhubungan dengan akun kontra nya yaitu penyisihan
piutang tak tertagih. Dengan mengaudit piutang usaha, auditor tempat mengedit
penjualan yang berkaitan.Penjualan yang paling memungkinkan menimbulkan adanya
salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih.Untuk merancang akun-akun ini,
auditor pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat
diterima untuk setiap asersi yang berkaitan.

B. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Risiko pengujian rincian berbanding terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren,
risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian.Sehingga faktor-faktor yang berkaitan
dengan penelitian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian
rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha.
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian risiko
pengendalian terkait untuk kelompok kasus ini (penjualan kredit penerimaan kas dan
penyesuaian penjualan) yang mempengaruhi saldo piutang usaha.
Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedur analitis, dan risiko
pengendalian yang tepat telah digunakan dalam audit proses perencanaan. Jika penilaian
akhir berbeda dengan penilaian yang direncanakan, makam model risiko audit akan
digunakan sekali lagi dengan data aktual untuk menentukan tingkat risiko pemandian
rincian yang diterima yang telah direvisi dan tingkat pengujian substantif terkait untuk
setiap asersi.
Beberapa auditor gunakan matriks di bawah ini untuk mendokumentasikan dan
mengkorelasikan berbagai komponen risiko yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan pengujian substantif untuk saldo akun.Matriks tersebut digambarkan pada
Peraga 2.1.Tingkat risiko dalam matriks ini hanya merupakan ilustrasi dan bervariasi
berdasarkan bukti yang dikumpulkan auditor.

Peraga 2.2. Korelasi Komponen Risiko Asersi Piutang Usaha

Komponen Risiko Eksistensi Kelengkapan Hak dan Penilaian Penyajian


atau Kewajiban atau dan
Kejadian Alokasi Pengungka

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 26


pan
Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Risiko Inheren
Risiko Prosedur Maksimum Sedang Sedang Maksimum Sedang
Analitis
Risiko Pengendalian Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi
Transaksi Penjualan
Kredit
Risiko Pengendalian- Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
Transaksi Penerimaan
Kas
Risiko Pengendalian- Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang
Transaksi Penyesuaian
Penjualan
Risiko Pengendaklian Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang
Gabungan
Risiko Pengendalian Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Rincian yang dapat
diterima

C. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


Mengakhiri program audit untuk mencapai tujuan spesifik atas setiap kategori asersi
saldo akun tujuan spesifik yang dimaksud di sini adalah yang terdaftar pada tujuan audit
saldo akun di peraga 1.1 modul sebelumnya.
Pengujian telah diterapkan lebih dari satu tujuan dan untuk setiap tujuan akan dibahas
dengan berbagai pengujian yang mungkin.

D. PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai
bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh
margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami
persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek
musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.
Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan
terkait adalah
a. Menelusuri saldo awal periode berjalan ke akun penyisihan terkait adalah
menelusuri saldo akun awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit
dalam kertas kerja tahun sebelumnya
b. Aktivitas periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun
penyisihan terkait harus di review untuk setiap ayat jurnal yang signifikan, yang
tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi khusus.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 27


c. Jika daftar seluruh saldo pelanggan, atau neraca saldo piutang usaha telah
diperoleh. Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi
untuk memeriksa penjumlahan secara vertikal dalam neraca saldo piutang usaha
dan totalnya harus dibandingkan dengan :
1) Total buku pembantu atau file induk yang telah disiapkan, dan
2) Akun pengendalian buku besar.
d. Auditor juga harus membandingkan sampel saldo pelanggan, yang ditunjukkan
pada neraca saldo, dengan yang ada dalam buku pembantu dan sebaliknya untuk
menentukan bahwa neraca saldo telah akurat serta kelengkapan representasi yang
mendasari catatan akuntansi.
e. Auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari file
induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit.
f. Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak terintegrasi untuk
mengidentifikasi pelanggan yang signifikan, menganalisis volume transaksi
dengan pelanggan, dan menggunakan identifikasi transaksi yang tidak biasa atau
transaksi dengan volume tinggi mendekati akhir tahun.

Prosedur awal dalam memverifikasi keakuratan neraca saldo dan menentukan


kesesuaiannya dengan buku besar terutama berhubungan dengan pemostingan dan
pengikhtisaran komponen asersi penilaian atau alokasi.

E. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi
atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan margin kotor
perusahaan.Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan
pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir
dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.

F. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim
work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda
(dual-purpose tests). Hal ini meliputi pengujian yang akan dijelaskan dalam bagian
berikut.
Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi pendapatan yang
belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki risiko salah saji lebih
tinggi dari pada yang telah tertagih.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 28


Memvoucing Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung
File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti
pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan,
memorandum kredit, dan korespondensi. Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet
ke akun pelanggan dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan mencocokkan
dokumen-dokumen itu untuk memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi eksistensi
atau kejadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi. Kredit dapat di vouching
ke bukti penerimaan uang dan otorisasi penyesuaian penjualan.Bukti bahwa pengurangan
saldo pelanggan ini telah sah berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk piutang usaha.
Pengujian dapat dilaksanakan secara lebih ekstensif apabila tingkat risiko deteksi yang
berlaku akan dicapai adalah rendah,apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau
melengkapi prosedur konfirmasi apabila situasi tertentu terjadi.
Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa (1) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan
persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.
Penjualan harus dicatat dalam periode ketika hak hukum atas barang telah berpindah ke
pembeli.
1. Apabila barang telah dikirimkan dari persediaan dengan sistem FOB (Free On
Board) shipping point, maka hak akan berpindah pada tanggal pengiriman.
2. Jika persyaratan penjualan adalah FOB destination, maka hak atas barang belum
berpindah ke pembeli sampai barang itu diterima oleh pembeli.
Dalam kasus seperti ini, cara yang praktis adalah penjual dapat menambah satu atau
beberapa hari sampai tanggal pengiriman guna mengestimasi tanggal barang itu akan
sampai di tempat tujuan sebagai dasar penentuan tanggal pencatatan penjualan.
Dalam kasus di mana barang diproduksi menurut pesanan oleh pembeli, hak akan
berpindah dan penjualan dapat dicatat segera setelah barang-barang siap dikirimkan,
sekalipun dapat dicatat segera dilakukan sampai tanggal terakhir. Auditor harus
mencurahkan perhatian khusus pada pengakuan pendapatan dalam kasus proyek
konstruksi jangka panjang di mana klien menggunakan metode persentase penyelesaian.
Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pada tanggal neraca. Unutk penjualan
barang dari persediaan, pengujian akan mencakup perbandingan sampel penjualan yang
dicatat dalam beberapa hari terakhir periode berjalan dan beberapa hari pertama periode
berikutnya dengan dokumen pengiriman untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat
dalam periode yang benar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 29


Untuk barang yang diproduksi menurut pesanan, auditor mengkin perlu untuk memeriksa
kesepakatan penjualan yang berhubungan.Hal tersebut juga diperlukan untuk menentukan
keakuratan pisah batas setiap pengiriman terakhir yang dilakukan pemasok klien secara
langsung kepada pelanggan klien.
Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenai asersi eksistensi dan kelengkapan
untuk piutang usahab serta penjualan.Untuk tahun kalender klien, jika penjualan bulan
Januari dicatat dalam bulan Desember, maka ada salah saji dalam asersi
eksistensi.Sebaliknya, jika penjualan bulan Desember belum dicatat sampai bulan
Januari, maka ada salah saji dalam asersi kelengkapan.
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test)adalah serupa dan
terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum
akhir tahun belum dicatat sama setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan
penjualan ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan dengan
memeriksa tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan
korespondensi dengan pelanggan.
Auditor juga harus waspada terhadap kemungkinan bahwa volume retur penjualan yang
sangat besar yang tidak biasa setelah akhir tahun dapat menandakan adanya pengiriman
yang tidak diotorisasi sebelum akhir tahun untuk menggembungkan penjualan dan
piutang yang dicatat.

Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas


Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak
bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang
tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara benar
balk kas maupun piutang usaha. Sebagai contoh, jika penagihan dari pelanggan pada
bulan Desember belum dicatat sampai bulan Januari, maka piutang usaha akan ditetapkan
terlalu tinggi dan kas akan ditetapkan terlalu rendah pada tanggal neraca. Sebaliknya, jika
penagihan yang dilakukan pada bulan Januari dicatat dalam bulan Desember, maka kas
akan ditetapkan terlalu tinggi dan piutang usaha akan dltetapkan terlalu rendah. Dengan
demikian, pengujian ini berhubungan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan
kelengkapan baik untuk kas maupun piutang usaha.
Observasi terhadap personil atau review dokumentasi dapat memberikan bukti mengenai
ketepatan waktu pisah batas. Jika auditor dapat menyajikan pada tanggal akhir tahun,
maka dia dapat mengobservasi bahwa seluruh penagihan yang diterima sebelum
penutupan usaha telah dimasukkan ke kas di tangan atau setoran dalam perjalanan, serta
dikreditkan ke piutang usaha.Selain melakukan observasi atas personil, auditor juga dapat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 30


mereview dokumentasi pendukung seperti ikhtisar kas harian dan slip setoran yang telah
disahkan selama hari terakhir tahun berjalan. Tujuan review ini adalah untuk menentukan
bahwa total slip setoran telah sesuai dengan penerimaan yang ditunjukkan dalam ikhtisar
kas harian. Di samping itu, auditor juga harus menentukan bahwa penerimaan telah
dicatat pada tanggal penutupan.

G. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha
ini akan dibahas dalam bagian berikut :
1) Konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan.
2) Prosedur untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih

Konfimasi Piutang

Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara


pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif
ini adalah sebagai berikut :

Prosedur Audit yang Berlaku Umum. Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang
berlaku umum. AU 330, Proses Konfirmasi (SAS 67), menyatakan ada anggapan bahwa
auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali:

Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan.


Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.
Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian adalah
rendah dan bahwa penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan
oleh prosedur analitis atau pengujian substantif rincian lainnya, sudah cukup untuk
mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan
keuangan yang berlaku. Dalam beberapa situasi, baik konfirmasi piutang usaha
waupun pengujian substantif rincian lainnya diperlukan untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang
berlaku.

Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang hams mendokumentasikan dalam kertas
kerjanya bagaimana dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi hams diajukan. Sebagai
contoh, auditor dapat menyatakan kesimpulan bahwa berdasarkan pengalaman audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 31


tahun sebelumnya dengan penugasan tersebut, diperkirakan bahwa jawaban yang
diberikan akan menjadi tidak dapat diandalkan atau tingkat jawaban akan menjadi tidak
memadaidalam tahun berjalan. Dalam beberapa kasus,debitor juga mungkin tidak dapat
mengkonfirmasi saldo jika mereka menggunakan sistem voucher yang menunjukkan
jumlah yang terutang atas setiap transaksi, tetapi bukan total jumlah yang terutang kepada
satu kreditor. Hal ini umumnyadigunakan pada badan pemerintahan.Auditor mungkin
tidak dapat mengatasi masalah ini dengan mengkonfirmasi setiap transaksi dan bukan
saldonya.

Kadang-kadang, klien berhak melarang auditor untuk mengkonfirmasi setiap atau


piutang usaha tertentu. Larangan ini mencerminkan adanya batasan yang serius atas
lingkup audit yang umumnya mengakibatkan penolakan untuk memberikan pendapat
(disclaimer) atas laporan keuangan. Oleh Karena itu, pengaruh larangan ini sebagian
besar dievaluasi berdasarkan alasan manajemen dan apakah auditor dapat memperoleh
bukti yang cukup dari prosedur audit lainnya.

Formulir Konfirmasi. Ada dua formulir permintaan Konfirmasi: (1) konfirmasi positif,
yang mengharuskandebitor untuK menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau
tidak, dan (2) konfirmasi negatif, yang meminta debitor untuk menjawab hanya apabila
jumlah yang ditunjukkan tidak benar. Dua formulir konfirmasi tersebut diilustrasikan
dalam Peraga 2.2.Permintaan konfirmasi positif biasanyadibuat dalam bentuk Surat
terpisah, tetapi juga dapat dibuat dalam bentuk perangko pada laporan bulanan
pelanggan.Sebaliknya, permintaan konfirmasi negatif biasanya dibuat dalam bentuk
perangko. Bates Company
P.O. Box 1992 Sandusky, Ohio 44870
Peraga 2.2 Formulir Permintaan Konfirmasi
Ace Engineering Service
Permintaan positif-bentuk surat
Box 131
Indiana, Pennsylvania 15701

untuk memungkinkan auditor independen kami mengkonfirmasi ketepatan catatan kami. Permintaan ini tid
da tanggal tersebut dengan menandatangani dan mengembalikan formulir ini langsung ke auditor kami. Sua

Kontroler
atas tidak sesuai Karena alasan berikut: _____________________________________________________________________

___________________________
(Pribadi atau Nama Perusahaan)
Oleh : ___________________________

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 32

(Pribadi atau Marna Perusahaan) Oleh: ____________________________


Permintaan negatif- bentuk perangko

Silahkan memeriksa laporan bulanan ini dengan cermat


dan berilah saran kepada auditor kami
Reddy & Abel
Certified Public Accountants
465 City Center Bldg
Marian, New York 11748

Atas setiap pengecualian.


Amplop beserta perangko dengan alamat tersendiri
dilampirkan untuk memudahkan Anda.

BentukINI BUKAN UNTUK


konfirmasi PERMINTAAN
positif pada umumnyaPEMBAYARAN
menghasilkan bukti yang lebih baik, karena
dalam konfirmasi negatif, kelalaian untuk menerima jawaban hanya akan menimbulkan
anggapan bahwa saldo sudah benar, selain itu pelanggan mungkin mengabaikan
permintaan tersebut atau lalai untuk mengembalikan pengecualian.
Variasi dari bentuk positif adalah "formulir kosong yang dinamakan demikian karena
saldo pelanggan tidak dinyatakan.Di samping itu, pelanggan juga diminta untuk mengisi
saldo itu. Penggunaan formulir ini akan memberikan tingkat keyakinan yang tinggi
tentang informasi yang dikonfirmasikan. Akan tetapi, diperlukan pekerjaan ekstra bagi
responden sehingga bisa menyebabkan berkurangnya tingkat jawaban secara signifikan.
Pemilihan bentuk permintaan konfirmasi tergantung pada auditor.Dalam membuat
keputusan ini, auditor mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang berlaku dan
komposisi saldo pelanggan. Bentuk konfirmasi posistif akan digunakan apabila risiko
deteksi adalah rendah atau saldo masing-masing pelanggan relatif besar. AU 330.20

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 33


menyebutkan bahwa bentuk konfirmasi negatif hams digunakan hanya apabila semua dari
ketiga kondisi berikut berlaku:
Tingkat risiko deteksi yang berlaku untuk asersi-asersi bersangkutan adalah sedang
atau tinggi.
Sejumlah besar saldo yang bernilai kecil terlibat.
Auditor tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa penerima permintaan konfirmasi
tidak akan memberikan pertimbangannya.
Seringkali, kombinasi dari dua bentuk tersebut digunakan dalam satu penugasan.Sebagai
contoh, dalam mengaudit utilitas publik, auditor dapat memilih untuk menggunakan
bentuk konfirmasi negatif bagi pelanggan rumah tangga dan konfirmasi positif bagi
pelanggan komersial.Apabila bentuk konfirmasi positif yang digunakan, maka auditor
umumnya harus mengirim konfirmasi kedua atau kadang-kadang permintaan konfirmasi
tambahan kepada para debitor yang tidak memberi jawaban atas konfirmasi pertama.
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirmasi.Apabila tingkat risiko deteksi yang
berlaku adalah rendah, maka auditor biasanya mengirimkan permintaan konfirmasi
piutang pada tanggal neraca.Sebaliknya, tanggal pengiriman konfirmasi dapat dipilih satu
atau dua bulan sebelumnya.Dalam kasus seperti ini, auditor diharapkan untuk
memvouching perubahan yang material antara tanggal pengiriman konfirmasi dan tanggal
neraca serta dapat memilih untuk mengkonfirmasi kembali akun dengan perubahan yang
tidak biasa.
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan setiap
faktor-faktor berikut:
1) Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima (untuk pengujian rincian) untuk asersi di
mana bukti konfirmasi akan dipakai,
2) Luas di mana pengujian substantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat
risiko deteksi tersebut, dan
3) Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi.
Permintaan konfirmasin negatif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar daripada
konfirmasi positif.Stratifikasi ini juga dapat mempengaruhi ukuran sampel.Sebagai
contoh, auditor seringkali ingin mengkonfirmasi semua akun yang saldonya melebihi nilai
uang tertentu atau melebihi umur tertentu, dan memilih sampel acak atas semua akun
lainnya.
Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi. Auditor harus mengendalikan setiap langkah
dalam proses konfirmasi. Hal ini berarti :
Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan
data terkait dalam akun pelanggan.
Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 34


Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo perusahaan bersangkutan untuk
menjawab konfirmasi.
Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke dalam amplop dan
mengirimkannya melalui pos.
Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.
Auditor bisa saja meminta bantuan klien untuk menyiapkan permintaan konfirmasi,
sepanjang pengendalian dapat dilakukan oleh auditor.
Kertas kerja harus menunjukkan setiap akun yang dipilih untuk konfirmasi, hasil yang
diperoleh dari setiap permintaan konfirmasi, dan referensi silang atas jawaban konfirmasi
aktual.
Disposisi Pengecualian. Jawaban konfirmasi mungkin aKan berisi beberapa pengecualian
(exceptions) yang tidak dapat d ihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh
barang yang masih dalam perjalanan (in transit) dari klien ke pelanggan, barang yang
dikembalikan, pembayaran dari pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan,
item-item yang tidak sesuai, kesalahan, dan penyim pangan.
Prosedur Alternatif untuk Konfirmasi yang Tidak Dijawab.Apabila tidak ada jawaban
yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan, maka
prosedur alternatif biasanya dilakukan. AU330.31 menyatakan bahwa pengabaian
prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:
Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang
bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak
diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi
dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak
akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara
material sudah benar.
Dua prosedur alternatif yang utama adalah memeriksa penagihan berikutnya dan
memvouching faktur penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan.

Memeriksa Penagihan Berikutnya.Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan


piutang adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan.Sebelum mengakhiri pekerjaan
lapangan audit, klien mungkin telah menerima pembayaran dari beberapa pelanggan
sebagai pelunasan faktur terbuka (belumdibayar) yang mengandung saldo pelanggan pada
tanggal konfirmasi menetapkan eksistensidan ketertagihan piutang.
Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menyadari kemungkinan implikasi yang
merugikan dari penagihan yang tidak dapat dicocokkan dengan transaksi atau saldo
tertentu.Sebagai contoh, penjumlahan secara berurutan dapat, berdasarkan investigasi,

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 35


mengnngkapkan item-item yang tidak sesuai, dan bukti pembayaran atas saldo yang besar
dapat menunjukkan ketidakstabilan keuangan pelanggan.

Memvouching Faktur-Faktur Terbuka yang Berisi Saldo. Satu-satunya perbedaan adalah


bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk item-item yang mengandung saldo akun per
tanggal konfirmasi di mana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan keseluruhan
populasi piutang usaha.
Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi Hasil Kertas.kerja auditor harus berisi ikhtisar hasil
dari mengkonfirmasi piutang usaha. Ikhtisar tersebut harus memberikan, pada tingkat
minimum, data statistik mengenai:
Jumlah dan nilai dollar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima.
Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sampel.
Hubungan antara nilai yang diaudit dengan nilai buku item-item yang tercakup dalam
sampel.
Bukti gabungan yang diperoleh dari konfirmasi, prosedur alternatif yang dilaksanakan
apabila konfirmasi tidak dijawab, dan pengujian rincian serta prosedur analitis lainnya
dievaluasi untuk menentukan apakah bukti yang cukup telah diperoleh guna mendukung
asersi manajemen tentang piutang usaha kotor.Apabila sejumlah besar pengecualian
ditemukan, atau jawaban yang tidak memadai diterima dari permintaan konfirmasi dan
auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten dari pengujian substantif
lainnya, maka dia tidak mungkin menerbitkan laporan auditor standar.
Aplikabilitas Asersi.Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam
memenuhi asersi eksistensi atau kejadian.Pengakuan utang oleh pelanggan ketika
menjawab konfirmasi menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal terhadap
pelanggan.Jadi, pengujian ini juga memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi hak
dan kewajiban.Konfirmasi piutang usaha bukan merupakan permintaan untuk
membayar.Jadi, konfirmasi ini tidak memberikan bukti tentang ketertagihan saldo yang
terhutang.Akan tetapi, jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item yang
telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian
yang tepat atas jumlah yang terhutang.Dalam hal ini, konfirmasi piutang usaha hanya
berkaitan dengan asersi penilaian atau alokasi untuk piutang usaha kotor.
Apabila jawaban pelanggan menunjukkan kesesuaian dengan saldo pembukuan, maka
terdapat bukti bahwa saldo itu telah lengkap.Akan tetapi, bukti tentang asersi kelengkapan
ini terbatas karena (1) piutang yang belum dicatat tidak dapat dikonfirmasi dan (2)
pelanggan lebih cenderung melaporkan kesalahan berupa lebih saji daripada kesalahan
berupa kurang saji.
Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 36


Pengujian saldo ini meliputi:
Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan
menjumlah ke samping neraca saldoumur piutang usaha serta mencocokkan totalnya
dengan saldo buku besar
Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur
dalam neraca saldo.
Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh
tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan.
Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan
secara keseluruhan.
Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman
berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.
Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan
umur piutang dari file induk klien. Selain itu, penentuan umur saldo pelanggan juga dapat
diuji dengan memvouching jumlah yang diperlihatkan dalam setiap kategori umur ke buku
pembantu atau file induk, dan menentukan lamanya waktu antara tanggal faktur penjualan
yang belum dibayar, yang terdiri dari setiap jumlah yang terhutang, dicatat serta tanggal
neraca saldo.
Dalam mempertimbangkan ketertagihan jumlah yang sudah jatuh tempo, auditor dapat
memeriksa korespondensi dengan pelanggan dan agen penagihan luar, mereview laporan
kredit para pelanggan serta laporan keuangan, dan membahas ketertagihan akun-akun
tertentu dengan personil manajemen yang sesuai.
Penyisihan piutang tak tertagih merupakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen
yang melibatkan baik pertimbangan objektif maupun subyektif. Pada dasarnya, hal itu
merupakan estimasi prospektif atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih di masa depan.
Tanggung jawab auditor adalah menilai kelayakan penyisihan serta provisi yang berkaitan
dengan beban piutang tak tertagih.Dari data mengenai umur piutang informasi tentang
ketertagihan, dan analisis atas pengalaman sebelumnya dengan piutang tak tertagih,
auditor dapat menilai kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan atas setiap kategori umur, serta kecukupan penyisihan secara
keseluruhan.Salah satu aspek penting dalam mengevaluasi pengalaman sebelumnya
dengan perusahaan adalah melakukan peninjauan atas peristiwa di masa lalu untuk
mengevaluasi estimasi sebelumnya atas penyisihan serta pengalaman berikutnya ketika
menagih piutang yang beredar pada tanggal estimasi dibuat. Apabila pengendalian klien
atas (1) pemberian kredit dan (2) penghapusan piutang usaha cukup kuat, maka bukti yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 37


diperlukan untuk melakukan penilaian ini akan lebih sediKit jika dibandingkan dengan
apabila pengendaliannya lemah.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai
bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh
margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 38


persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek
musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa (1) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan
persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama. Pengujian
pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama diarahkan
langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum
dicatat sama setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan penjualan
ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa
tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan korespondensi dengan
pelanggan.
Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang
layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas
yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara
benar balk kas maupun piutang usaha.

B. TES FORMATIF
1. Dalam mengevaluasi kelayakan penyisihan piutang tak tertagih. Meliputi pengujian
saldo apa saja ?
2. Dalam prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab, AU330.31
menyatakan bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua
kondisi terjadi. Apa sajakah kondisi tersebut ?

C. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Pengujian saldo ini meliputi:
a. Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal
dan menjumlah ke samping neraca saldoumur piutang usaha serta mencocokkan
totalnya dengan saldo buku besar
b. Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur
dalam neraca saldo.
c. Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh
tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan.
d. Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan
secara keseluruhan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 39


e. Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman
berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.
2. Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab. Apabila tidak ada jawaban
yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan,
maka prosedur alternatif biasanya dilakukan. berikut berlaku:
1. Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang
bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang
tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
2. Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap
populasi dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum
disesuaikan, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan
keuangan secara material sudah benar.

D. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2).Jakarta: Erlangga.

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008

Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 40


.

BAB 3 : AUDIT SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN


PENGENDALIAN
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian,
maka mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran.
2. Mampu memahami komponen pengendalian intern.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian.
4. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 41


Modul ini membahas tentangAudit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian
yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini
akan mempelajari sifat siklus pengeluaran , komponen pengendalian intern, aktivitas
pengendalian transaksi pembelian, dan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan sifat siklus pengeluaran.
2. Dapat menjelaskan komponen pengendalian intern.
3. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pembelian.
4. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat Siklus Pengeluaran
2. Komponen Pengendalian Intern
3. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pembelian
4. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pengeluaran Kas Dokumen Dan Catatan Yang
Umum

A. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN


Siklus pengeluaran (expediture cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas-aktivitas siklus pengeluaran
adalah sebagai berikut :
1. Membeli barang dan jasa - transaksi pembelian
2. Melakukan pembayaran - transaksi pengeluara kas
Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan
keuangan.Seperti yang digambarkan dalam peraga 3.1.

Peraga 3.1 Pembelian dan Pengeluaran Kas


Debit Kredit Debit Kredit
Persediaaan barang dagang Hutang Usaha Kas

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 42


Persedaan bahan baku Diskon Pembelian
Pembelian Retur Pembelian
Biaya dibayar dimuka
Aktiva tetap
Aktiva lainnya

Berbagai beban

Pembelian Pembayaran Kas

TUJUAN AUDIT
Manajer akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendifinisikan tujuan
audit spesifik dari program audit siklus akan digambarkan pada Peraga 3.2. Kebanyakan
audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama yang tercantum dalam
peraga tersebut, tetapi tidak semua situasi yang dialami klien dapat diwakili dengan
peraga tersebut.
Peraga 3.2Tujuan Audit Spesifik utuk Siklus Pengeluaran

Kategori Asersi Kelompok Tujuan Audit Speseifik


Transaksi atau
Saldo
Eksistensi atau Transaksi Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva
kejadian produktif yang diterima selama periode berjalan
Saldo (EO2).
Mencatat hutang usaha yang mencerminkan
jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca
(EO3).
Kelengkapan Transaksi Semua pembeli (C1) dan pengeluaran kas (C2)
yang dilakukan selama periode berjalan telah
Saldo dicatat.
Hutang usaha meliputi semua jumlah yang
terutang kepada pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca (C3)
Hak dan Transaksi Semua bertanggung jawab atas hutang yang
kewajiban berasal dari pencatatan transaksi pembelian (R1)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 43


Saldo Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan
per tanggal neraca (R2)
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian (VA1) dan
Alokasi pengeluaran kas (VA2) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan,
Saldo
serta diposting dengan dengan benar.
Hutang usaha dinyatakan daklam jumlah jumlah
yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan
telah sesuai dengan GAAP.
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas
Pengungkapan (PD2) mendukung penyajiannya dalam laporan
keuangan termasuk klarifikasi dan
pengungkapannya yang berkaitan.
Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4)
telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan
benar dalam laporan keuangan.
Pengumkapan yang memadai, kewajiban
kontinjen, dan penjaminan serta hutang pihak
yang mempunyai hubungna istimewa (PD5)

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien
Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga membuat
permintaan atas arus kas mereka juga berbeda.Pemahaman atas pemicu ekonomi biasanya
sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusahaan
eceran.Bagi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa, hutang usaha mungkin
tidak memiliki peran signifikan dan risiko terjadinya salah saji material tidakah besar.
Selanjutnya akan dibahas mengenai keadaan industi berkaitan dengan siklus pengeluaran
mulai dari industri ecerean, perusahaan pembuat alat rumah tangga, perusahaan
manufaktur, industri perhotelan, dan sekolah umum seperti yang telah dibahas pado
modul 1.
Grosir Eceran. Industi ini membeli dan menjual sejumlah besar produk seperti makanan
kaleng, makanan kering, serta produk rumah tangga.Laba dalam bisnis ini diperoleh
dengan menjual barang-barang dengan harga yang kompetitif dengan volume yang
besar.Secara agregat selama siklus operasi yang normal, harga pokok penjualan yang
terlibat dalam perusahaan grosir adalah signifikan. Sebagian besar pembelian dilakukan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 44


secara kredit sedangkan transaksi pembayaran melibatkan sebagian besar pemasok
.auditor berharap adanya hubungan yang erat antara saldo hutang usaha dengan
persediaan. Perputaran persediaan rata-rata selama 28 hari , perputaran hutang sekitar 15
hari. Dalam siklus pengeluaran memegang peranan yang sangat penting.
Perusahan Pembuat Peralatan Rumah Tangga. Perusahan ini membeli bahan baku
berupa lempengan baja, tembaga, aluminium, karet, dan membeli komponen berupa
motor, kompressor, dan komponen lainnya. Rasio persediaan terhadap hutang usaha harus
stabil sepanjang waktu.Hutang usaha tidak begitu erat berkaitan dengan harga pokok
penjualan.Memerlukan45 hari untuk memproduksi dan memulihkan kembali
persediaannya, sementara hutang harus dibayar sekitar 30 hari.
Perusahan Manufaktur Komputer. Perusahaan ini ini merakit komponen-komponen yang
dibuat oleh pihak ketiga menjadi barang jadi, dan menjual langsung kepelanggan.Rasio
persediaan terhadap hutang usaha biasanya kecil.Persedian mengalami perputaran yang
cepat.Auditor mengharapkan rasio hutang usaha terhadap harga pokok penjualantetap
stabil. Siklus hutang biasanya akan menjadi konsisten dari periode ke periode. Siklus
hutang biasanya bersifat konsisten jika tidak ada perubahaan jangka waktu kredit dan
komposisi pemasok.Perputaran persediaan adalah sekitar 6 hari, piutang usaha 34 hari,
perputaran hutang usaha 43 hari.
Industri Perhotelan.produk inti dalam industri ini adalah penginapan dan makanan bagi
para tamu, ruang rapat untuk rapat, serta konvensi. Hutang usaha industri ini cenderung
kecl, mencerminkan persentasi konstan dari total aktiva perusahaan, sehingga
menguarangi risiko salah saji materil untuk siklus pegeluaran.
Sekolah Umum.Produk inti untuk murid bersifat insidental. Pengeluaran utamanya adalah
pembayaran gaji dan tunjangan .sekitar 3 % dan kewajiban dan kekayaan bersih serta
risiko terjadinya salah saji yang materil dalam siklus ini adalah rendah.
Pemahaman ini akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan mengenai :
Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran
Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapat menentukan risiko
pengendalian

Pemberian jasa bernilai tambah.

Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan
jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 45


material tinggi. Dalam peraga 1 menggambarakan bahwa transaks dalam siklus ini
memperngaruhi banyak akun laporan keuangan dibandikngkan dengan siklus lainnya.
Pentingnya siklus pengeluara bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Pertimbangan tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolak ukur
pentingnya rasio cepat, dan rasio lancar bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya
salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan. Pertimbangan sekunder
berhubungan dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.Sistem akuntanasi yang
terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut kelompok beban, dan
besarny transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi, jumlah total, dan rata-
ratanya.Karena pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk
mendeteksi kesalahan hutang usaha tidaklah besar biaya untuk mendeteksi kesalahan
piutang usaha atau persediaan.Akibatnya, jumlah materialitas yang lebih kecil mungkin
dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha.
Risiko Inheren
dalam menilai risiko inheren untuk aserti-asersi siklus pengeluaran harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi
diseluruh laporan keuangan, seta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi
manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut
meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang
memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam
kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global,
nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan
teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau manajer yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang
menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang
menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Kedua faktor di atas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji daripada
lebih saji pengeluaran dan hutang.

Siklus pengeluaran cenderung menanggung risiko kecurangan yang dilakukan karyawan


melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lainnya yang dapat
menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran yakni sebagai berikut :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 46


Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi
Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi
Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti
apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.

Auditor harus mempertimbangkan setiap faktor di atas ketika menilai risiko inheren
untuk siklus pengluaran.

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut
akan gagal mendeteksi kekeliriun yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus
pada pembelian dan hutang usaha aan memberikan informasi yang sangat dapat
diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yag biasa
untuk memperkirakan pembelian, persediaan, dan hutang usaha tumbuh pada tingkat
konsisten. Pengetahuan auditor menganai volume pembelian, dipadukan dengan
pengalaman sebelumnya atas lamanya hari perputaran piutang usaha, berguna untuk
mengestimasi hutang berjalan.Meskipun rasio seperti rasio lancar muda dihitung, namun
rasio ini dapat berfluktuasi berdasarkan pengaruh dari siklus lainnya di luar siklus
pembelian, seperti penjualan atau investasi.Peraga 3.3 di bawah merupakan prosedur
analitis yang umum digunakan.

Peraga 3.3 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus
Pengeluaran
Rasio Rumus Signifikans Audit
Jumlah Hari Rata-rata Hutang Usaha Pengalaman sebelumnya atas jumlah
Perputaran Pembelian x 365 hari perputaran hutang usaha dipadukan
Piutang Usaha dengan pengetahuan tentang pembelian
sekarang dapat bermanfaat dalam
mengestimasi hutang periode berjalan.
Semakin pendek periode dapat
menunjukkan masalah kelengkapan
Harga Pokok Harga Pokok Penjualan Jumlah ini akan berubah sekitar
Penjualan Hutang Usaha persentase yang sama dari tahun ke
Terhadap Hutang tahun, kecuali perusahaan mengubah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 47


Usaha kebijakan pembayarannya.,
Hutang Sebagai Hutang Usaha Total Saldo hutang usaha di luar neraca
Persentase dari Aktiva bermanfaat dalam membandingkannya
Total Aktiva dengan data industry. Penurunan rasio
ini signifikan dapat menunjukkan
masalah kelengkapan
Rasio Lancar Aktiva Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio
(current ratio) Kewajiban Lancar lancar dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio
(quick ratio) Kewajiban Moneter lancar dibandingkan dengan
Lancar pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.

B. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN


Lingkungan Pengendalian
Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam memproses
transaksi pengeluaran kas serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuangan oleh
manajer atas saldo akun siklus pengeluaran, dapat menyebabkan faktor lingkungan
pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat penting dalam siklus
pengeluaran.
Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus dicerminkan dalam proses perekrutan
pegawai, penugasan, dan pelatihan atas personil yang terlibat dalam memroses transaksi
pembelian serta pengeluaran kas, penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan
pelaporan aktivitas siklus pengeluaran. Manajer juga mengharuskan karyawan untuk
mengikat kontrak kerja.
Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung jawab
atas aktivitas siklus pengeluaran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan
garis yang jelas tentang hubungan otoritas, tanggung jawab, serta pelaporan. Jika
manajemen terlalu kaku dalam menetapkan target laba, maka hal itu dapat menjadi
pendorong untuk menyalahsajikan laporan keuangan. Di pihak lain, jika manajemen tidak
brtanggung jawab atas penggunaa smber daya perusahaan, maka pegawai perusahaan
tidak mungkin akan melaksanakan pengendalian internal dengan serius.
Pemahaman menganai tanggung jawab atas penggunaan sumber daya perusahaan
merupakan hal yang berguna untuk menentukan :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 48


Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan
Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview
Keputusan yang didasarkan atas laporan itu

Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan


utama.

Penilaian Risiko Manajemen


Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi
pertimbangan atas hal-hal berikut :

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi


pembelian
Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
Atensi perusahan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.

Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Informasi Akuntansi)


Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan
data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi
siklus pengeluaran.Hal penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem
akuntansi mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan
pengikhtisarannya dalam laporan keuangan.

Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :

Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali


Bagaimana transaksi pembeian diperhitungkan ketika barang dan jasa dierima atau
barang dikembalikan.
Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk berbagai tehapan dari setiap transaksi siklus pembelian ?

Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

Pemantauan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 49


Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila
berlaku, mencakup (1) umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan
menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan (2)
komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit
sebeumnya, (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian


Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan
dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan.Dalam kasus ini,
auditor dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian
bersangkutan.Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan
tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk
asersi-asersi terkait tertentu sedikt di bawah maksimum atau tinggi.Dalam kasus auditor
tidak berniat menilai risiko pengendalia pada tingkat yang rendah, auditor harus
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan guna mengidentifikasi jenis-jenis salah saji
petensial yang dapat terjadi dan melangkah ke tahap perancanngan pengujian substantif.

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PEMBELIAN


Pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan auditor untuk
(1)memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta
(2)melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaia akhir
atas risiko pengendalian untuk transaksi pembelian.
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan daam sebagian besar sistem
akuntansi :
Permintaan Pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh
departemen yang berwenang oleh departemen yang berwenang kepada departemen
pembelian.
Pesanan Pembelian. Penawaran khusus dari departemen pembelian kepada penjual
atau pemasok untuk membeli barang dan jasa.
Laporam Penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Faktur Penjualan. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim,
jumlah yang harus dibayarkan, dan termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.,
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 50
Voucher. Formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus
dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini
digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban.
Laporan Pengecualian. Laporan yang berisi informasi mengenai transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
Ikhtisar Voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama sehari.
Register Voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
File induk Pemasok yang Telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
mengenai penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa.
File Pesanan Pembelian Terbuka. File komputer yang berisi informasi tentang pesanan
pembelian yang telah dikirim kepada pemasok.
File Penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan
yang diterima dari pemasok.
File Transaksi Pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah
disetujui atas pembelian yang telah diterima.
File Induk Hutang Usaha. File komputer yang berisi data tentang induk voucher yang
belium dibayar yang telah disetujui.

File Suspensi atau Penolakan. File komputer yang menahan transaksi yang belum
diproses karena ditolak olrh program aplikasi komputer.

FUNGSI-FUNGSI
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, meliputi :
o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
o Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi :
o Penerimaan barang
o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
o Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,
meliputi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 51


o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.
Pengajuan Pembelian
Umumnya, transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas transaksi yang
dilakukan dengan pihak ketiga yang independen.
Mencantumkan Nama Pemasok pada Daftar Penasok yang Telah disetujui. Jika
manajemen menetapkan pengendalian yang ketat atas penentuan pemasok yang
diotorisasi dalam daftar pemasok yang disetujui, maka karyawan akan sulit membuat
pengajuan pembelian fiktif.
Permintaan Barang dan Jasa.Dalam sistem terkomputerisasi yang unik, harus ditetapkan
nomor urut dokumen tanpa memperhatikan departemen yang mengajukan. Pemasukan
pesrmintaan barang mensyaratkan memasukkan nomor pegawai yang sah, sehingga
digunkan komputer untuk mengecek apakah pesanan sesuai otoritas pegawai yang
bersangkutan.
Pembuatan Pasanan Pembelian. Departemen pembelian mempunyai wewenang
menerbitkan pesanan pembelian setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui
dengan benar.Peran pembelian adalah untuk memastikan sumber pasokan terbaik,
mendapatkan harga penawaran yang paling kompetitif. Pesaanan pembelian harus berirsi
uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan, kuantitas, harga, dan
namaserta alamat pemasok. Harus diberi nomor dan ditandatanganii oleh agen pembelian
yang berwenang.Lembar asli dikirimkan kepada pemasok dan salinan didistribusikan ke
departemen penerimaan, departemen utang usaha, dan departemen yang mengajukan
permintaan.

Penerimaan Barang dan Jasa


Pesanan oembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan untuk
menerima barang yang dikirimkan oleh pemasok.Personel departemen penerimaan harus
membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan
pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang rusak.
Pembuatan Laporan Penerimaan. Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk
setiap pesanan yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima,
dan kewajiban telah diakui.Dalam sistem terkomputerisasi, laporan penerimaan dapat
dibuat dengan menggunakan informasi yang telah tersedia dalam komputer dan
menambahkan data penerimaan yang sesuai dengan kuantitas yang diterima.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 52
Penyimpanan Barang yang Diterima Sebagai Persediaan.Setelah menyerahkan barang
barang ke departemen yang memesan atau ke gudang, klerk penerimaan harus meminta
tanda terima.

Pencatatan Kewajiban
Pembuatan Voucher dan Pencatatan Kewajiban. Setelah menerima faktur dari penjual,
personil departemen hutang usaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal.
Program edit akan mengecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, kecocokan antara
kuantitas yang tercantum dalam voucher dengan kuantitas yang diterima, menguji
kekuratanmatematis pada faktur penjual dan voucher, membandingkan periode akuntansi
pencatatan dengan periode akuntansi penerimaan barang ata jawa, atau membandingkan
klasifikasi akun pada voucher dengan klaifikasi akun pada pesanan pembelian.

PEROLEHAN PEMAHAMAN DAN PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN


Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang atau
atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian
internal. Auditor juga dapat mengambil kesimpulan mengenai keefektifan operasi
pengendalian terprogram dengan mengevaluasi keefektifan operasi pengendalian umum
computer, dan mengajukan pertanyaan serta menginspeksi dokumen yang berkaitan
dengan prosedur yang digunakan untuk menindaklanjuti laporan pengecualian yang
dihasilkan oleh pengendalian terprogram. Auditor juga dapat melakukan pengujian
keefektifan pengendalian manajemen seperti pengendalian anggaran dan review
manajemen atas transaksi yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka
biasanya auditor harus :
3) Menguji keefektifan pengendalian umum
4) Menggunakan tekhnik audit berbantuan computer untuk mengevakuasi
keefektifan pengendalian terprogram.
5) Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.
Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara berbarengan dengan perolehan
pemahaman pada tahap perencanaan audit.sementara hal-hal lainnya dapat dilakukan
selama pekerjaan lapangan interim.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 53


D. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran
kas meliputi :
Cek. Perintah resmi kepad abank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan
pada perintah tersebut kepada payee
Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari
tertentu.
File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada
pemasok dan pihak lainnya. Digunakan untuk memosting ke file induk hutang usaha
dan buku besar.
Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek
yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.

FUNGSI-FUNGSI
Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan
pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya
meliputi kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas.

Pembayaran Kewajiban dan Pencatatan Pengeluaran


Biasanya bendahara bertanggung jawab untuk menentukan voucher yang belum dibayar
agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya.

Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi


Pengeluaran Kas
Proses audit:
Keberadaan atau keterjadian
1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi:
a. Pembuatan cek
b. Pencatatan cek ke dalam register cek
2. Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan verifikasi
terhadap tanggal, nama debitur, dan jumlah moneter dan nonmoneter. Lakukan pula
pemerksaan terhadap dokumen pendukung berikut ini:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 54


a. Permintaan cek
b. Bukti kas keluar
c. Kuintansi
Kelengkapan
3. periksa bukti digunakannya formulir cek bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawabkan pemakaian formulir tersebut.
4. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan dilakukan penyusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi berikut ini:
a. Permintaan cek
b. Kuitansi
c. Pencatatan ke dalam register cek
Penilaian atau alokasi

5. Untuk sampel yang diambil pada langkah ke 2 diatas periksa bukti adanya:

a. Persetujuan semestinya untuk setiap transaksi pengeluaran kas

b. Pengecekan independen terhadap penulisan cek dan bukti kas keluar

6. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu utang


dan register cek untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan
posting jumlah moneter atau akun.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 55


PENUTUP

A. RANGKUMAN
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, meliputi :
o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
o Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi :
o Penerimaan barang
o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
o Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,
meliputi
o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban

o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.


Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan
pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi
kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas.

B. LATIHAN
Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas pembelian dan penjelasannya.
Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya.
Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya !

Fungsi Pengendalian

Laporam Penerimaan. Formulir internal yang menyebutkan nama


pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan
tanggal pembayaran untuk pembelian yang
Voucher telah diterima. Formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi pencatatan dan pembayaran
kewajiban
File Transaksi Pembelian.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 56
Laporan yang dibuat atas penerimaan barang
yang menunjukkan jenis dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok.

Laporan yang berisi seluruh voucher yang


File Induk Hutang Usaha.
diproses dalam suatu batch atau selama
sehari.

Ikhtisar Voucher.
File komputer yang berisi data mengenai
voucher yang telah disetujui atas pembelian
yang telah diterima.

File komputer yang berisi data tentang induk


voucher yang belium dibayar yang telah
disetujui.

C. TES FORMATIF
1. Jika auditor berencana menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Maka
apa yang yang biasanya harus dilakukan auditor ?
2. Informasi apa yang harus dipahami oleh auditor dalam hal pengendalian intern ?
3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran
meliputi beberapa pertimbangan. Apa sajakah pertibangan tersebut ?
4. Apa saja faktor yang membuat manajer menyalahsajikan asersi-asersi dalam laporan
keuangan ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka
biasanya auditor harus :
a. Menguji keefektifan pengendalian umum
b. Menggunakan tekhnik audit berbantuan computer untuk mengevakuasi
keefektifan pengendalian terprogram.
c. Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.

2. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :


a. Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 57


b. Bagaimana transaksi pembeian diperhitungkan ketika barang dan jasa dierima
atau barang dikembalikan.
c. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk berbagai tehapan dari setiap transaksi siklus pembelian ?
d. Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran


meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :
a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi
pembelian
b. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang
penting
d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
e. Atensi perusahan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.
f. Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.

4. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan


asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut meliputi :
a. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan
yang memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan,
yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi
ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi,
dampak perkembangan teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau
manajer yang tidak baik.
b. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan
yang menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan
sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan
usahanya.

E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 4) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 58


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2).Jakarta: Erlangga.

Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 59


.

BAB 4 : AUDIT SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN


SUBSTANTIF

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian, maka
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang usaha.
2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi.
3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.
4. Mampu memahami prosedur awal.
5. Memahami prosedur analitis.
6. Memahami pengujian rincian transaksi.
7. Memahami pengujian rincian saldo.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 60


B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL
Modul ini membahas tentangAudit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian
yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan
mempelajari pengujian substantif atas saldo utang usaha, penentuan risiko deteksi,
perancangan pengujian substantif, prosedur awal, prosedur analitis, pengujian rincian
transaksi, dan pengujian rincian saldo.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas saldo utang usaha.
2. Dapat menjelaskan penentuan risiko deteksi.
3. Dapat menjelaskan perancangan pengujian substantif.
4. Dapat menjelaskan prosedur awal.
5. Dapat menjelaskan prosedur analitis.
6. Dapat menjelaskan pengujian rincian transaksi.
7. Dapat menjelaskan pengujian rincian saldo.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengujian Substantif Atas Saldo Hutang Usaha.
2. Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian.
3. Perancangan Pengujian Substantif
4. Prosedur Awal.
5. Prosedur Analitis.
6. Pengujian Rincian Transaksi.
7. Pengujian Rincian Saldo.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 61


A. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan
merupakan salah satu yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek
perusahaan.Hutang usaha juga termasuk akun yang dipengaruhi oleh volume transaksi
yang tinggi, karenanya sangat rentan terhadap salah saji.Audit atas saldo hutang lebih
ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian.Alasannya
adalah bahwa jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang, maka cenderung
menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih
menguntungkan.

B. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh
transaksipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian
untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan
faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 62


tersebut.Auditor menggabungkan penilaian risiko pengendalian yang tepat atas asersi
kelompok transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi
saldo akun utang usaha.Metodologi yang dimaksud meliputi matriks risiko audit, yang
selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang selanjutnya
digunakan untuk mennetukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima pada tahap
pengujian rincian. Penerapan proses ini utang usaha diikhtisarkan pada Peraga 4.1.
tingkat risiko spesifik dalam matriks ini hanya bersifat ilustratif dalam peraga tersebut
menunjukkan perlunya bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi kelengkapan dan
penyajian serta pengungkapan dari pada untuk asersi-asersi lainnya.
Peraga 4.1 Korelasi Komponen Risiko- Asersi Hutang Usaha.

Komponen Risiko Eksistensi Kelengk- Hak dan Penilaian Penyajian


atau apan Kewajiban dan dan
Kejadian Alokasi Pengungka
pan
Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Risiko Inheren Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
Risiko Prosedur Analitis Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Risiko Pengendalian- Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang


Transaksi Pembelian
Risiko Pengendalian- Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
Transaksi Pengeluaran kas
Risiko Pengendalian Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah
Gabungan
RIsiko Rincian yang Sedang Sangat Sedang Sedang Sangat
Dapat diterima Rendah Rendah

C. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


Perlu diingat bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi
laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti-bukti dari
pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan
pengujian rincian.
Tujuan Audit Saldo Akun
EO3 C3 RO3 VA# PD#
Kategori Pengujian Substantif
Prosedur Awal 1. Mendapatkan pemahaman tentang
bisnis dan industri serta menentukan:
a. Signifikasi pembelian dan hutang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 63


usaha bagi perusahaan.
b. Pemicu ekonomi penting yang
mempengaruhi pembelian
perusahaan dan hutang usaha.
c. Termin perdagangan standar
dalam industri, termasuk tanggal
perdagangan dan sebagainya.
d. Luas konsentrasi aktivitas dengan
pemasok dan komitmen
pembelian yang berkaitan.
2. Melaksanakan prosedur awal atas
saldo hutang usaha dan catatan yang
akan diuji lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal hutang
usaha ke kertas kerja tahun
sebelumnya.
b. Mereview aktivitas dalam akun
buku besar hutang usaha dan 3 5
menyelidiki ayat jurnal yang
tampak tidak biasa dari segi
jumlah atau sumbernya.
c. Mendapatkan daftar hutang usaha
pada tanggal neraca dan
menentukan bahwa hal tersebut
mencerminkan secara akurat
catatan akuntansi yang
mendasarinya dengan cara:
i. Menjumlahkan daftar dan
menentukan kesesuaiannya
dengan (1) total file voucher
yang belum dibayar, buku
pembantu, atau file induk
hutang usaha, dan (2) saldo
akun pengendali buku besar.
ii. Menguji kecocokan pemasok
dan saldo dalam daftar dengan
yang terdapat dalam catatan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 64


akuntansi yang mendasarinya.
Prosedur 3. Melaksanakan prosedur analitis:
Analitis a. Mengembangkan akspektasi atau 3
hutang usaha dengan perusahaan,
termin perdagangan normal dan
sejarah perputaran hutang usaha.
b. Menghitung rasio-rasio:
i. Perputaran hutang usaha
(pembelian + hutang usaha)
ii. Hutang usaha terhadap total
kewajiban lancar.
c. Menganalisis hasil rasio
dibandingkan dengan ekspektasi
berdasarkan data tahun
sebelumnya, data industri, jumlah
yang dianggarkan, dan data
lainnya.
d. Membandingkan saldo beban
dengan tahun sebelumnya atau
jumlah yang dianggarkan untuk
menyelidiki kemungkinan kurang
saji yang berkaitan dengan hutang
yang tidak dicatat.
Pengujian 4. Menelusuri sampel catatan transaksi
Rincian hutang usaha ke dokumentasi 3 3
Transaksi pendukungnya.
a. Menelusuri kredit ke voucher
pendukung faktur penjual laporan
penerimaan, pesanan pembelian,
serta invormasi pendukung
lainnya.
b. Menelusuri debet ke pengeluaran
kas atau memo retur pembelian
5. Melaksanakan pengujian pisah batas
pembelian.
a. Memilih sampel transaksi
pembelian yang dicatat dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 65


beberapa hari sebelum dan
sesudah akhir tahun serta
memeriksa voucher pendukung
faktur penjual dan laporan
penerimaan untuk menentukan
bahwa pembelian telah dicatat
pada periode yang tepat.
b. Mengobservasi nomor laporan
penerimaan terakhir yang
diterbitkan pada hari terakhir
bisnis selama periode audit dan
menelusuri sampel laporan
penerimaan bernomor lebih kecil
dan lebih besar ke dokumen
pembelian terkait serta
menentukan bahwa transaksi telah
dicatat pada periode yang tepat.
6. Melaksanakan pengujian pisah batas
pengeluaran kas.
a. Mengobservasi nomor acak
terakhir yang diterbitkan dan
dikirimkan pada hari terakhir
periode audit dan menelusuri ke
catatan akuntansi untuk
memverifikasi kekurangan pisah
batas, atau

b. Menelusuri tanggal pembayaran
cek yang dikembalikan dengan
laporan pisah batas bank akhir
tahun ke tanggal yang telah
dicatat.
7. Melaksanakan pencarian kewajiban
yang belum tercatat.
a. Memeriksa pembayaran
berikutnya antara tanggal neraca
dan akhir pekerjaan lapangan,
serta apabila dokumen yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 66


bersangkutan menunjukkan bahwa
pembayaran dilakukan untuk
kewajiban yang ada pada tanggal
neraca, maka telusurilah ke daftar
hutang usaha.
b. Memeriksa dokumentasi hutang
yang dicatat pada akhir tahun
yang masih belum dibayar sampai
akhir pekerjaan lapangan.
c. Menyelidiki pesanan pembelian,
laporan penerimaan, faktur
penjual yang tidak sesuai pada
akhir tahun.
d. Melakukan tanya jawab dengan
personil bagian akuntansi dan
pembelian mengenai hutang yang
belum dicatat.
e. Mereview anggaran modal,
perintah kerja, dan kontrak
konstruksi sebagai bukti atas
hutang yang belum dicatat.
Pengujian 8. Mengkonfirmasi hutang usaha
Rincian Saldo a. Mengidentifikasi pemasok utama
dengan mereview register voucher
atau buku pembantu atau file
induk hutang usaha dan
mengirimkan permintaan
konfirmasi kepada pemasok
dengan saldo yang besar, aktivitas
yang tidak biasa, bersaldo kecil
atau nol, dan bersaldo debet.
b. Menyelidiki dan merekonsiliasi
perbedaan.
9. Merekonsiliasi hutang yang belum
dikonfirmasi dengan laporan bulanan
yang diterima klien dari pemasok.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 67



Penyajian dan 10. Membandingkan penyajian laporan


Pengungkapan dengan GAAP.
a. Menentukan bahwa hutang telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan
secara tepat menurut jenis serta
periode pembayaran yang
diperkirakan.
b. Menentukan apakah ada saldo
debet yang signifikan secara
keseluruhan sehingga harus
diidentifikasi.
c. Menentukan ketetapan
pengungkapan yang berkaitan
dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa atau hutang
yang dijamin.
d. Mengajukan pembayaran kepada
manajemen tentang ekstensi
komitmen yang belum
diungkapkan atau kewajiban
kontinjensi.

D. PROSEDUR AWAL
Titik awal bagi setiap pengujian audit adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis
dan industri klien. Pemahaman tentang signifikansi siklus pembelian dalam perushaaan
menyediakan konteks untuk penilaian risiko yang penting.Pemahaman atas pemicu atau
penggerak ekonomi perusahaan, termin perdagangan standar, dan seberapa luas
konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu menyediakan konteks untuk mengevaluasi
hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.
Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri
saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya, dan menggunakan perangkat lunak audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 68


tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang
tidak biasa, serta untuk mengembnagkan daftar jumlah yang terutang pada tanggal
neraca. Biasanya klien mempunyai daftar file voucher yang belum dibayar, buku
pembantu hutang usaha, atau file induk dalam bentuk ektronik. Auditor juga dapat
menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan ketetapan
matematis dari daftar tersebut dengan cara menjumlah ulang total dan dengan
memverifikasi bahwa jurnalnnya telah sesuai dengan saldo akun buku besar.

E. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor menerapakan prosedur ini adalah untuk menegembangkan ekspektasi
atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci
lainnya seperti pembelian atau persediaan.Suatu penurunan yang abnormal atas rasio
lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah.Beberapa
prosedur analitis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti mengenaii hutang usaha
telah diperlihatkan pada Peraga 3.3 pada modul sebelumnya. Prosedur analitis akan
dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi
dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.

F. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Terdapat empat pengujian substantif atas rincian transaksi hutang usaha yang utama.
Auditor terutama akan menitipberatkan pada pendeteksisan kurang saji huatang yang
dicatat serta hutang yang belum tercatat. Seberapa luas setiap pengujian itu dilakukan
akan bervariasi menurut tingkat risiko deteksi spesifik yang dapat diterima untuk asersi-
asersi terkait.

Menelusuri Hutang yang Dicatat ke Dokumentasi Pendukung


Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke
dokumentasi pendukung dalam file klien, seperti voucher, faktur, penjual, laporan
penerimaan, dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen
transaksi pengeluaran kas, seperti buku pengeluaran cek, atau memo dari penjual
menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga. Beberapa penelusuran mungkin
telah dilakukan selama pekerjaan interim, yaitu sebgai bagian dari pengujian bertujuan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 69


ganda bersama dengan penelusuran dari dokumen sumber ke catatan akuntansi.Luas
penelusuran (vouching) ini berhubungan langsung dengan kesimpulan auditor menegenai
risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Pengujian ini terutama
akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan empat dari
lima asersi, terkecuali asersi kelengkapan. Aplikabilitas dari pengujian ini terhadap asersi
kelengkapan adalah terbatas karena pengujian ini tidak dapat mendeteksi hutang yang
tidak pernah dicatat.

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pembelian


Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaksi pembelian
yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini dapat
dilakukan dengan menelusuri tanggal laporan penerimaan eayat jurnal register voucher
dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini
biasanya mencakup periode antara lima sampai sepuluh hari bisnis sebelum dan sesudah
tanggal neraca. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini berkaitan dengan asersi eksistensi
atau kejadian dan kelengkapan untuk hutang usaha.
Dalam memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari pengujian ini, pertimbangan
khusus harus diberikan atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca.
Barang yang dikirimkan dengan syarat FOB (free on board) shipping point harus
dimasukan dalam persediaandan hutang usaha pembeli. Sebaliknya, barang dalam
perjalanan yang dikirim dengan syarat FOB Destination harus tetap diperlakukan
sebagai persediaan penjua serta dikeluarkan dari persediaan dan hutang usaha pembeli
hingga barang tersebut tiba di departemen penerimaan pembeli. Dalam melakukan
pengujian ini, auditor harus menetukan bahwa pisah batas yang tepat telah dicapai ketika
melakukan perhitungan fisik persediaan, serta dalam mencatat transaksi pembelian.

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas pengeluaran Kas


Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat
penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca. Seperti
dalam kasus penngujian pisah batas penerimaan kas yang telah diuraikan pada bab yang
lalu, bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui
obeservasi langsung dan review atas dokumentasi internal.
Apabila auditor dapat menyajikan pada tanggal neraca, maka ia secara langsung dapat
menyaksikan lembar cek terakhir yang ditarik klien. Penelusuran selanjutnya atas bukti
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 70
ini ke catatan akuntansi akan dapat memverifikasi keakuratan pisah batas. Selain itu,
auditor juga dapat menelusuri cek-cek yang dibayar dalam periode beberapa hari sebelum
dan sesudah tanggal neraca ke tanggal cek tersebut dicatat.Bukti yang diperoleh dari
pengujian ini juga berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan
untuk hutang usaha.

Melakukan Pencarian Hutang yang Belum Tercatat


Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur yang
dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban signifikan yang belum dicatat pada
tanggal neraca. Dengan demikian, prosedur ini berkaitan dengan asersi kelengkapan
untuk hutang usaha.
Pembayaran Kemudian. pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent
payments) terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk cek-cek yang diterbitkan atau
voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila dokumentasi ini menunjukkan
bahwa pembayaran tersebut Ialah untuk membayar kewajiban yang ada pada tanggal
neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar hutang usaha guna menentukan apakah
hal tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha guna menentuan apakah hal
tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha.Pengujian ini dilakukan hingga akhir
pekerjaan lapangan untuk memperbesar peluang memperoleh bukti tentang hutang yang
secara sengaja atau kurang teliti tidak dimasukan dalam daftar hutang pada tanggal
laporan keuangan.Dengan demikian, pengujian ini melebihi periode yang digunakan
dalam pengujian pisah batas yang telah diuraikan di atas.
Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu tidak dicatat
pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayarn kemudian dapat menjadi
cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum dicatat. Auditor juga dapat
mencari periode selanjutnya ini dengan melihat lebih saji pembayaran kemudian dan
memusatkan perhatian pada transaksi yang bernilai besar.
Prosedur Lainnya Dokumentasi pendukung hutang yang telah dicatat, tetapi masih
belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan, juga harus diperiksa atas
dasar pengujian.Hal ini juga dapat mengungkapkan kewajiban yang ada tetapi belum
dicatat pada tanggal neraca. Prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang
belum dicatat meliputi: (1) mengiventasikan pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan
faktur penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. (2) mengajukan pertanyaan kepada
personil akuntansi dan pembelian tentang hutang yang belum dicatat, serta (3) mereview
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 71
anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari bukti adanya
hutang yang belum dicatat.

G. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang
usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang
diterima oleh klien dari penjual atau pemasok.

Konfirmasi Hutang Usaha


Tidak seperti konfirmasi piutang usaha, tidak ada anggapan yang dibuat mengenai
konfirmasi hutang usaha.Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi ini tidak
dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti
eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung
saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah,
terdapat kreditor individual dengan saldo yang relatif besar, atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.Seperti dalam kasus konfirmasi piutang usaha
auditor harus mengendalikan pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi serta
harus menerima jawaban langsung dari responden.
Apalagi konfirmasi akan dilakukan, maka akun dengan saldo nol atau kecil harus ada
diantara pilihan untuk konfirmasi karena saldo itu mungkin ditetapkan terlalu rendah
daripada akun dengan saldo yang besar. Selain itu, konfirmasi juga harus dikirimkan
kepada pemasok utama yang (1) telah digunakan pada tahun sebelumnya, tetapi tidak
dalam tahun berjalan, dan (2) tidak mengirimkan laporan bulanan.konfirmasi bentuk
positif harus digunakan dalam melakukan permintaan konfirmasi. Dapat diobservasi
bahwa konfirmasi itu tidak menyebutkan jumlah hutang yang harus dibayar. Dalam
mengkonfirmasi hutang usaha, auditor menghendaki agar kreditor menyebutkan jumlah
yang terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan catatan klien. Perhatikan
bahwa informasi juga diminta mengenai komitmen pembelian dari klien dan setiap
jaminan atas hutang tersebut.
Pengujian ini dapat memberikan bukti untuk semua asersi hutang usaha.Akan tetapi,
bukti yang tersedia untuk asersi kelengkapan bersifat terbatas karena adanya
kemungkinan kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengirim permintaan konfirmasi
kepada pemasok yang tidak mencatat kewajiban klien.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 72


Merekonsiliasi Hutang yang Belum Dikonfirmasi dengan Laporan Pemasok
Dalam banyak kasus, para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa
dijumpai dalam file klien. Dalam kasus ini, jumlah yang terutang kepada pemasok
menurut daftar hutang klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang
diperoleh dari prosedur ini juga berlaku untuk asersi yang sama seperti konfirmasi, tetapi
kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien, dan
bukan langsung kepada auditor. Selain itu, laporan ini mungkin tidak tersedia dari
pemasok tertentu.

PEMBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai kewajiban
lancar. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada
beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa dimasa depan, maka jumlah
semacam itu harus direklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai
aktiva. Selain itu, pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, komitmen pembelian, serta kewajiban
kontinjen.Jadi, penyajian dan pengungkapan manajemen harus dibandingkan dengan
persyaratan GAAP.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang
usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang
diterima oleh klien dari penjual atau pemasok.
Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh
transaks ipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian
untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan
faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi
tersebut.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 73


B. LATIHAN
Toro, seorang CPA telah ditugaskan mengaudit laporan keuangan PT.Jaya untuk tahun
yang berakhir 31 Des 20X1.Toro telah memperlajari struktur pengendalian internal yang
berkaitan dengan siklus pembelian, penerimaan, hutang usaha, dan pengeluaran kas.Serta
telah memutuskan untuk tidak melakukan pengujian pengendalian. Berdasarkan prosedur
review analitis. Toro merasa saldo hutang usaha dalam near per 31 Des 20X1 telah
ditetapkan terlalu rendah.
Toro meminta kliennya untuk memberikan skedul hutang usaha yang dibuat klien,
yang berisi total jumlah yang behutang kepada setiap pemasok.
Diminta :
Prosedur audit substantif tambahan apa yang harus dilakukan untuk mengaudit hutang
usaha ini ?

C. TES FORMATIF
1. Dalam prosedur pengujian pengendalian, dalam hal prosedur lainnya. Apa saja yang
dapat diungkapkan ?
2. Prosedur konfirmasi pemeriksaan hutang usaha bersifat opsi. Mengapa demikian ?
3. Bagaimana pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent payment) dilakukan
?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Dalam prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang belum dicatat
meliputi: (1) mengiventasikan pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur
penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. (2) mengajukan pertanyaan kepada
personil akuntansi dan pembelian tentang hutang yang belum dicatat, serta (3)
mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari
bukti adanya hutang yang belum dicatat.
2. Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa
hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti eksternal berupa
faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya.
Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat
kreditor individual dengan saldo yang relatif besar, atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
3. Pemeriksaan atas pembayaran kemudian terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk
cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila
dokumentasi ini menunjukkan bahwa pembayaran tersebut Ialah untuk membayar
kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar
hutang usaha guna menentukan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 74


hutang usaha guna menentuan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar
hutang usaha. Pengujian ini dilakukan hingga akhir pekerjaan lapangan untuk
memperbesar peluang memperoleh bukti tentang hutang yang secara sengaja atau
kurang teliti tidak dimasukan dalam daftar hutang pada tanggal laporan
keuangan.Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu
tidak dicatat pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayarn
kemudian dapat menjadi cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum
dicatat. Auditor juga dapat mencari periode selanjutnya ini dengan melihat lebih saji
pembayaran kemudian dan memusatkan perhatian pada transaksi yang bernilai besar.

E. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 75


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2).Jakarta: Erlangga.

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008

Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 76


BAB 5 : SIKLUS PRODUKSI

1.1 LATAR BELAKANG


Siklus produksi adalah siklus yang terdapat pada perusahaan manufaktur, sedangkan
pengertian proses produksi sendiri yaitu mengubah barang yang mentah atau setengah jadi
menjadi barang yang memiliki nilai atau manfaat lebih. Siklus produksi pada prusahaan
manufaktur terdiri dari dua transaksi atau aktivitas, yang pertama transaksi manufaktur dan
aktivitas perhitungan fisik persediaan.
Siklus produksi merupakan suatu siklus yang penting dalam suatu kegiatan perusahaan
manufaktur, oleh karena itu perlu dilakukan proses auditing pada siklus ini. Audit terhadap
siklus produksi berarti mengevaluasi bukti transaksi dan/atau kejadian dalam transaksi
manufaktur dan aktivitas perhitungan fisik persediaan yang membentuk siklus produksi dan
mengkomunikasikanya kepada pihak yang berkepentingan. Akun persediaan merupakan akun
yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat karena persediaan adalah bagian
yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang terbesar yang melibatkan
modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 77


perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan dan perlunya mengalokasikan
biaya manufaktur ke dalam persediaan.
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material karena
sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya persediaan
mencakup bahan baku,tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena persediaan
bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam sejumlah uang
dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim.
Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki
persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam guudang penyimpanannya. Selain itu
dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan
persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perrusahaan tdk dicegah.
Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka
perusahaan berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem
persediaannya. Pengendalian intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang
laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain
mempengaruhi keandalan iinformasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian
yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada
pengendalian internyang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu struktur pengendalian
intern yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang harus diterapkan oleh
auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya dan banyak bukti yang harus
dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo perusahaan klien.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami menulis pembahasan terkait dengan audit
pada siklus produksi, untuk menunjukkan seberapa pentingnya proses audit dilakukan
terhadap siklus produksi serta pengujian pengendalian dan pengujian substantif yang akan
dilakukan ada proses audit siklus produksi

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana sifat siklus produksi ?
2. Bagaimana aktivitas pengendalian pada transaksi pabrikasi ?
3. Bagaimana pengujian substantif dilakukan atas saldo persediaan ?

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 78


1.3TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui sifat siklus produksi.
2. Untuk mengetahui aktivitas pengendalian pada transaksi pabrikasi.
3. Untuk mengetahui pengujian substantif yang dilakukan atas saldo persediaan

1.4MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Dosen mata kuliah Pengauditan II
Sebagai bahan penilaian kelompok terkait tugas presentasi mengenai audit siklus
produksi
2. Bagi Mahasiswa/Pembaca
Sebagai referensi belajar terkait materi auditan siklus produksi
3. Bagi Penyusun
Sebagai sarana bagi penyusun untuk belajar dan lebih mendalami materi
pengauditan siklus produksi

A. SIFAT SIKLUS PRODUKSI


Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi barang
jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas
barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksi dan
peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai
pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi
ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi
pabrikasi(manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini : (1) siklus pengeluaran
dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia
dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam penjualan barang
jadi. Interaksi diantara siklus-siklus ini dan akun-akun utama yang dipengaruhi oleh transaksi
pabrikasi diperlihatkan dalam gambar 2-1.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 79


Sumber : Boynton,2003

Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrikasi, pendebetan ke persediaan barang dalam proses, dan ayat jurnal yang
dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang sudah selesai dari barang dalam
proses ke barang jadi, berasal dari transaksi pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun
biasanya dianggap sebagai transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang
jadi yang diproduksi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi
dalam siklus produksi.

Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit akan dibahas dalam bagian ini : (1) tujuan audit atas
kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas
saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.
Tujuan audit tertentu dalam setiap kelompok ini dapat dilihat dalam Gambar 2-2.
Untuk menghindari tumpang tindih, maka pembahasan mengenai tujuan audit atas
saldo akun dan prosedur audit yang berkaitan dengan persediaan yang dibeli telah
ditangguhkan ke siklus pengeluaran agar bias dibahas dalam bab ini dengan
persediaan yang diproduksi. Demikian pula, pembahasan mengenai tujuan audit dan
prosedur audit yang berkaitan dengan harga pokok penjualan telah ditangguhkan ke
bab siklus pendapatan, menunggu pembahasan tenang asal mula biaya-biaya semacam
itu melalui transaksi pembelian dalam bab siklus pengeluaran dan transaksi pabrikasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 80


dalam bab ini. Jadi, sebagian bukti yang diperoleh mengenai tujuan yang berkaitan
dengan transaksi pembelian dan penjualan yang masing-masing telah dibahas dalam
materi sebelumnya, adalah relevan untuk memenuhi tujuan audit atas saldo akun yang
akan disajikan dalam Gambar 2-2. Beberapa contoh spesifik akan disaikan dalam
bagian berikut yang membahas metodologi audit untuk memenuhi tujuan tersebut.
Kategori Tujuan Audit atas Kelompok Tujuan Audit atas Saldo
Asersi Transaksi Akun
Persediaan yang tercetak dalam
Transaksi pabrikasi yang dicatat
neraca secara fisik ada (EO2).
menyajikan bahan, tenaga kerja,
Harga pokok penjualan
Keberadaan dan overhead yang ditransfer ke
menunjukkan harga pokok
atau keterjadian produksi yang sudah selesai ke
barang yang dikirimkan
barang jadi selama periode
(dijual) selama periode
berjalan (EO1).
berjalan (EO3).
Persediaan mencakup semua
bahan, produk, dan
perlengkapan yang ada di
Semua transaksi pabrikasi yang tangan pada tanggal neraca
Kelengkapan terjadi selama periode berjalan (C2).
sudah dicatat (C1). Harga pokok penjualan
mencakup dampak semua
transaksi penjualan selama
periode berjalan (C3).
Entitas memegang ha katas
Entitas pelapor memegang hak
Hak dan persediaan yang berasal dari
milik atas persediaan pada
Kewajiban transaksi pabrikasi yang dicatat
tanggal neraca (RO2).
(RO1).
Penilaian atau Transaksi pabrikasi telah Persediaan telah dinyatakan
alokasi dijurnal, diikhtisarkan, dan dengan tepat pada harga yang
dibukukan atau diposting terendah antara harga pokok
dengan benar. (VA1). dan harga pasar (VA2).
Harga poko penjualan
didasarkan pada penerapan
metode arus biaya yang
berlaku secara konsisten

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 81


(VA3).
Persediaan (PD2) dan harga
pokok penjualan (PD3) telah
Rincian transaksi pabrikasi diidentifikasikan secara tepat
mendukung penyajiannya dalam dalam laporan keuangan.
Penyajian dan
laporan keuangan termasuk Pengungkapan yang
pengungkapan
klasifikasi dan berhubungan dengan dasar
pengungkapannya (PD1). penilaian dan pengagunan dan
peminjaman persediaan sudah
memadai (PD4).

Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan


Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam
merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan
pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba
serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi
banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang
penting untuk mencapai keberhasilan.
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi, auditor biasanya ingin
memahami intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku
dan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pabrikasi itu. Suatu proses yang
terutama bersifat padat modal, seperti penyulingan minyak, biasanya mempunyai
jumlah biaya tetap yang signifikan yang memerlukan volume yang cukup besar untuk
menjamin profitabiitas. Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam
mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan, tetutama pada saat
mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilian persediaan baik
pada biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak
kepemilikan atas persediaan, serta masalah penyajiaan dan pengungkapan.
Persediaan sebenarnya tidak material bagi industri-industri seperti industri
hotel dan sekolah. Kedua industri ini merupakan industri jasa, dan audit atas
persediaan biasanya tidak signifikan terhadap keseluruhan strategi audit dalam kedua
industri itu. Akan tetapi, dalam mengaudit toko eceran, pabrikan peralatan rumah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 82


tangga, dan pabrikan komputer, audit atas persediaan merupakan proses inti yang
material dan sangat penting bagi keberasilan entitas bersangkutan. Gambar 2-3
mengikhtisarkan beberapa data kunci yang penting bagi industri ini.
Dalam setiap kasus, unsur persediaan merupakan hal yang material terhadap
neraca suatu entitas atau perusahaan.walaupun demikian, setiap industri memiliki sifat
yang unik dalam hal jumlah hari yang diperlukannya untuk memutar persediaan.
Selain itu, dalam setiap kasus, jumlah industri tersebut, sehingga sangat penting untuk
memahami keadaan klien mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada saat
mengevaluasi kewajaran laporan keuangan, auditor biasanya akan mengevaluasi harga
pokok penjualan dan margin kotor ketika mengaudit persediaan. Auditor harus
menyadari bahwa jika persediaan ditetapkan terlalu tinggi maka harga pokok
penjualan akan ditetapkan terlalu rendah dan margin kotor ditetapkan lebih tinggi.
Salah saji yang sama yang menetapkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan
menetapkan persediaan terlalu tinggi akan menetapkan jumlah hari perputaran
persediaan terlalu tinggi serta membuatnya terlihat memerlukan waktu yang lebih
lama untuk memutar persediaan daripada sebelumnya.
Karena pentingnya persediaan bagi kewajaran penyajian bagi sebagian besar
pabrikan, pedagang grosir, dan pedagang eceran, maka auditor dapat menggunakan
prosedur analitis untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah. Karena
signifikannya jumlah transaksi persediaan yang dilakukan oleh entitas-entitas ini,
maka auditor akan sering menekankan pada pendekatan penilaian tingkat risiko
pengendalian yang lebih rendah dalam situasi-situasi tersebut.

Gambar 2-3 Ikhtisar Statistik Industri Tertentu


Jumlah Hari
Median Jumlah Hari Jumlah Hari
Perputaran
Persediaan Perputaran Perputaran
Industri Persediaan
sebagai % dari Persediaan Persediaan
(Kuartil
Total Aktiva (Kuartil Atas) (Median)
Bawah)
Toko eceran 27% 15 hari 21 hari 29 hari
Pabrikan
peralatan rumah 32% 50 hari 78 hari 126 hari
tangga
Pabrikan 24% 29 hari 47 hari 110 hari

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 83


komputer

Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis


Materialitas
Gambar 2-3 mengilustrasikan pentingnya persediaan bagi pabrikan dan pedagang
eceran. Bagi entitas-entitas ini persediaan adalah unsur yang material dan audit atas
persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam
siklus ini akanbervariasi menurut beberapa pertimbangan. Pertimbangan utama dalam
megevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat.
Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi
kesalahan. Umumnya audit atas persediaan, termasuk mengamati keberadaan
danmengaudit ketepatan penilaian persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya,
auditor biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan
materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan
mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.
Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena
persediaan bukan merupakan bagian dari proses inti entitas itu. Namun, untuk
pabrikan, pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat bernilai sebesar
atau mendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini :
Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-
akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.
Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran,
dan alokasi-alokasi biaya yang dapat dimasukkan dalam persediaan seperti bahan,
tenaga kerja, dan overhead pabrik tak langsung, biaya produk gabungan, disposisi
varian biaya, akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah
akuntansi biaya lainnya.
Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan digunakannya
prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 84


geometrik timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh
seorang pakar.
Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah kesulitan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik terhadap pencurian
dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara
lokasi-lokasi itu.
Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus
dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan faktor-faktor lain
seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta
kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan penilaian
persediaan itu.
Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali
Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat
auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan di atas, jika
laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya
margin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka
persediaan mungkin tetap ditetapkan terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan akan
masalah pisah-batas yang dapat menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
Gambar 2-4 menyajikan beberapa contoh prosedur analitis beserta penjelasan
mengenai masalah yang dapat diidentifikasi. Jika persediaan bersifat material bagi
audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur
analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa
sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit di mana salah saji mungkin terjadi.

Gambar 2-4 Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi

Rasio Rumus Signifikansi Audit


Jumlah hari Rata-rata hutang persediaan : Pengalaman sebelumnya
perputaran harga pokok penjualan X 365 mengenai hari perputaran
persediaan persediaan digabungkan dengan
pengetahuan tentang harga pokok
penjualan akan bermanfaat dalam

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 85


mengestimasi tingkat persediaan
tahun berjalan. Perpanjangan
periode ini dapat
mengindikasikan masalah
eksistensi atau keberadaan, atau
masalah dalam menentukan nilai
yang terendah antara harga pokok
danharga pasar.
Pertumbuhan ((persediaann : persediaann-1) - Rasio yang lebih besar dari 1,0
persediaan terhadap 1) : ((harga pokok penjualann menunjukkan bahwa pesediaan
pertumbuhan harga harga pokok penjualann-1) tumbuh lebih cepat daripada
pokok penjualan 1) penjualan. Rasio yang besar dapat
menunjukkan kemungkinan
adanya masalah keusangan
persediaan.
Barang jadi yang Kuantitas barang jadi : Berguna dalam mengestimasi
diproduksi terhadap kuantitas bahan baku efisiensi proses pabrikasi. Dapat
bahan baku yang membantu dalam mengevaluasi
digunakan kewajaran biaya produksi.
Barang jadi yang Kuantitas barang jadi : Bermanfaat dalam mengestimasi
diproduksi terhadap kuantitas tenaga kerja efisiensi proses pabrikasi. Dapat
tenaga kerja langsung membantu dalam mengevaluasi
langsung kewajaran biaya produksi.
Produk yang cacat Jumlah produk cacat sebagai Bermanfaat dalam mengestimasi
per juta persentase dari setiap juta efektivitas proses pabrikasi.
yang diproduksi Dapat membantu dalam
mengevaluasi kewajaran biaya
prosuksi dan beban garansi

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal


Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima
komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi
pabrikasi dalam suatu produksi. Misalnya, dalam komponen lingkungan pengendalian,
struktur organisasi harus mencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi
secara keseluruhan. Dengan menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi,

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 86


pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya mempunyai wewenang atas departemen
perencanaan serta pengendalian produksi dan setiap departemen pabrikasi. Filosofi dan
gayaoperasi manajemen juga mencakup pendekatannya terhadap pengambilan serta
pemantauan risiko bisnis yang berhubungan dengan keputusan produksi dan tingkat
persediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya manusia entitas tersebut
yang berkaitan dengan para karyawan departemen produksi dapat secara signifikan
mempengaruhi penggunaan, dan pertangungjawaban atas, faktor-faktor produksi.
Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko
yang dibahas dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang
pengendalian yang sesuai. Sebagai contoh, jika emas digunakan dalam proses
pabrikasi, maka eas itu harus dikendalikan secara cermat dan sering dihitung
mengingat nilai bahan baku tersebut.
Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan
catatan pendukung seperti file produk atau file induk. Untuk perusahaan pabrikasi,
ada catatan pterpisah untuk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi. Sistem yang digunakan oleh suatu entitas dapat mencakup sistem biaya pesanan
serta proses, dan baik biaya aktual maupun standar mungkin dicatat. Dalam sistem
biaya pesanan, biaya pabrikasi diakumulasi menurut pesanan dan akun barang dalam
proses didukung oleh setiap catatan biaya pesanan. Dalam sistem biaya proses, biaya
diakumulasi menurut departemen atau proses. Dokumen, catatan, dan file komputer
khusus yang biasanya ditemukan dalam sistem-sistem ini akan dibahas pada bagian
berikutnya.
Berbagai aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi,
termasuk penggunaan anggaran dan review kinerja, akan dibahas pada bagian
selanjutnya dari bab ini. Pemantauan pengendalian oleh manajemen dalam siklus
produksi meliputi umpan balik dari pelanggan tentang kualitas produk dan ketepatn
waktu pengiriman, serta penggunaan auditor internal untuk menilai efektivitas
pngendalian biaya, akurasi data biaya, dan pengendalian fisik atas persediaan.

B. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PABRIKASI


Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Perintah Produksi (production order). Formulir yang menunjukkan kuantitas dan
jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan
suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 87
Slip kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar bahan baku dan
komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.

Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen
produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan
berdasarkan perintah produksi yang telah disetujui.

Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan
tertentu.

Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan


fisik barang dalam proses diantara departemen produksi, dan diantara barang dalam
proses serta barang jadi.

Laporan aktivitas Produksi harian (daily production activity report). Laporan


yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah
diselesaikan.

Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan


perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang
ditambahkan ked an dikurangkan dari masing-masing akun persediaan, serta unit-
unit yang ada ditangan dan biaya terkait yang membentuk saldo persediaan pada
suatu titik waktu.

File induk biaya standar (standar cost master file). File komputer yang berisi
biaya standar.

File induk persediaan bahan baku (raw-materias inventory master file). File
komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini
digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.

File induk persediaan barang jadi (finished goods mater file). File komputer
yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat digunakan sebagai
persediaan perpetual untuk barang jadi.

Fungsi-Fungsi Pengendalian Yang Terkait

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 88


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikan serta pengamatan persediaan melibatkan
fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini:
1. Memulai produksi:

Merencanakan dan mengendalikan produksi

Mengeluarkan bahan baku

2. Memindahkan barang:

Memproses barang dalam produksi

Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai kebarang jadi.

Melindungi persediaan.

3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan:

Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.

Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.

Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen seperti perencanaan


dan pengendalian produksi, bagian pembelian (bahan baku), departemen produksi, pencatatan
waktu (time keeping), barang jadi, TI, akuntansi biaya, dan akuntansi umum. Seperti halnya
pengedalian lainnya, harus ada pemisahan tugas antara pelaksanaan dan pencatatan transaksi
pabrikasi serta penyimpanan persediaan pabrikasi. Pengendalian yang berkaitan dengan
pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi hak
dan kewajiban, penilaian alokasi, serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan
persediaan pabrikasi. Gambar pada tabel dibawah mengikhtisarkan contoh prosedur-prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan setiap fungsi tersebut
Pengendalian komputer
EO1 C1 RO1 VA1 PD1
Fungsi Potensi salah (Pengendalian manual
saji dicetak miring)
Memulai Mungkin telah Persetujuan atas perintah
produksi diperintahkan produksi dalam P
Merencankan produksi yang perencanaan dan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 89


dan berlebihan pengendalian produksi
mengendalika
n produksi

Mengeluarkan Penggunaan Disyaratkan adanya slip


bahan baku bahan baku pengeluaran bahan yang P
tanpa otorisasi telah ditandatangani
untuk semua bahan yang
dikeluarkan keproduksi.

Komputer D D
memperhitungkan slip
pengeluaran bahan
bernomor urut dan
merekosiliasi slip itu
dengan pencatatan dalam
laporan produksi harian
Perpindahan Jumlah jam Komputer
Barang tenaga kerja membandingkan jumlah P
Memproses langsung jam produksi (atau tiket
barang dalam mungkin tidak waktu) untuk mencatat
produksi dibebankan ke jam tenaga kerja langsung
perintah dalam laporan produksi
produksi harian. D D

Komputer
memperhitungkan jumlah
jam yg dibebankan pada
laporan produksi harian.
Memindahkan Personil Tanda tangan personil
pekerjaan dibagian gudang barang jadi pada P
yang sudah barang jadi tiket pemindahan terakhir
selesai ke mungkin atas penerimaan barang.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 90
persediaan menyatakan
barang jadi bahwa barang
belum diterima Komputer
dari bagian memperhitungkan tiket
produksi perpindahan persediaan
dan merekonsiliasi dengan
catatan pada laporan
produksi yang sudah
selesai.
Melindungi Persediaan Penggunaan gudang P
persediaan mungkin telah terkunci dengan akses
dicuri dari dibatasi pada personil
gudang yang mendapat otorisasi
saja
P

Barang dalam Pemanfaatn tenaga


proses penjagaan pabrik.
mungkin telah
dicuri atau D D
salah jalan
selama
produksi. Tiket perpindahan
persediaan yang
ditandatangani untuk
mengendalikan
perpindahan barang
sepanjang departemen
produksi, dan tiket itu
direkonsiliasi dengan
laporan produksi harian
dan laporan produksi yang
sudah selesai.
Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan
Menentukan Biaya pabrikasi Penggunaan bagan akun; P P
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 91
dan mencatat mungkin pelaporan data biaya
biaya dicatat dengan pabrikasi yang tepat
pabrikasinya jumlah yang waktu untuk menelaah
salah. kinerja manajemen
termasuk pembandingan
anggaran. D D D

Biaya pabrikasi Komputer


langsung yang membandingkan data
dialokasikan laporan produksi harian
kebarang dalam dengan dokumen sumber
proses mungkin yang mendasari (tiket
tidak dicatat perpindahan persediaan
atau dicatat dan kartu waktu). D D
dengan jumlah
yang salah.

Mungkin telah
diterapkan Persetujuan manajemen
biaya overhead atas tariff overhead dan
atau biaya biaya standar; pelaporan D D
standar yang data biaya pabrikasi yang
tidak tepat. tepat waktu untuk
menelaah kinerja
manajemen dan invetigasi
varians.
Biaya produksi
yang sudah Komputer membaningkan
disesuaikan data laporan produksi yang
mungkin tidak sudah selesai dengan
dipindahkan dokumen sumber yang
kebarang jadi mendasarinya (tiket
atau perpindahan persediaan
dipindahkan dan kartu waktu).
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 92
dengan jumlah
yang salah.

Menjaga Kuantitas Perhitungan persediaan D D D D


kebenaran persediaan periodic yang independen;
saldo-saldo yang tercatat perbandingannya dengan
persediaan mungkin tidak catatan tentang jumlah
sesuai dengan dan kepemilikan.
kuantitas
persediaan
yang ada D
ditangan Komputer mengecek
kesesuaian antara catatan
Nilai tercatat tambahan dan akun-akun
persediaan pengendali.
dalam buku
besar pembantu
atau file induk
mungkin tidak D
sesuai dengan
akun-akun
pengendali. Inspeksi kondisi
persediaan secara
Persediaan periodic; laporan aktivitas
mungkin persediaan periodic untuk D D D D D
dicatat dengan menelaah kinerja
jumlah yang manajemen.
melebihi nilai
pasar. Pengendalian
Manajemen

Tingkat manajemen yang


Manajemen berwenang memantau
mungkin tidak tingkat produksi, biaya

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 93


bertanggungja produksi, dan kewajaran
wab atas tingkat persediaan
pengelolaan dibandingkan dengan
sumber daya volume penjualan.
persediaan,
sehingga
menimbulkan
berbagai salah
saji dalam
laporan
keuangan.
Semua pengendalian komputer mengasumsikan bahwa pengecualian/penyimpangan dicetak
dalam laporan pengecualian untuk ditindaklanjuti atau bahwa suatu pesan terjadinya kesalahan
telah muncul selama pemasukan data serta transaksi itu tidak dapat diproses tanpa koreksi atau
akseptansi.
P= pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa
otorisasi.
D=pengendalian yang potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa
otorisasi

Gambar 2-5 Pertimbangan Risiko Pengendalian-Transaksi Pabrikasi

Sumber : Boynton :2003

Memulai Produksi

1. Merencanakan dan Mengendalikan Produksi

Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian


produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis peramalan
penjualan serta kebutuhan persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan
dengan menerbitkan perintah produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau cara
lain, harus digunakan untuk mempertanggungjawabkan seluruh perintah produksi
yang dikeluarkan dan pecatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan
kebutuhan bahan juga disiapkan yang menunjukkan bahan dan komponen yang
diperlakukan serta yang ada ditangan. Apabila pesanan harus dilakukan kepada
pemasok, maka salinan laporan ini akan dikirimkan ke sebagian pembelian.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 94
Depertemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab
untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga kerja, serta memantau kemajuan
perintah produksi sampai diselesaikan dan dipindahkan kebarang jadi. Penelaah atas
laporan aktivitas produksi harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat
penting dalam memenuhi tanggung jawab ini

2. Mengeluarkan Bahan Baku

Gudang akan menyerahkan bahan baku kebagian produksi setelah menerima


slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip
ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah
produksi yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangani oleh penyedia atau
pekerja produksi yang berwenang. Teknologi informasi, atau cara lain, harus
digunakan untuk mencocokan slip pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan
pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian mengenai
penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu komponen laporan aktivitas
produksi harian yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi.

Perpindahan Barang

1. Memproses Barang dalam Memproduksi

Tenanga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu


dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan
mengharuskan karyawan memasukkan tanda pengenal mereka kedalam terminal
komputer, kemudian mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka
memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan. Dalam kedua cara itu, suatau
ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya disiapkan dari data
catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi harian.
Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu
departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan barang itu ke
departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah tiket perpindahan yang
harus ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu. Teknologi
informasi, atau cara lain, harus mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan
dengan pencatatan akhrinya tentang biaya pabrikasi.
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 95
2. Memindahkan Pekerjaan yang Sudah Selesai ke Barang Jadi

Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus
Inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai.
Barang itu kemudian dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung
jawab atas barang itu dengan menandatangani tiket perpindahan akhir.

3. Melindungi Persediaan

Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan.


Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang kunci terkunci
dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi merupakan hal
yang penting dalam melindungi aktiva ini. Proteksi terhadap barang dalam proses
dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas
keamanan pabrik, pembrian label pada barang, dan penggunaan tiket pepindahan
bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses disekitar
pabrik.

Mencatat Transaksi Pabrikasi Dan Persediaan

a. Menentukan dan Mencatat Biaya Pabrikasi

Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini:

Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung kebarang dalam


proses.

Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.

Memindahkan biaya diantara departemen produksi (menurut sistem biaya


proses).

Untuk menghasilkan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan
akun harus menyediakan sejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan
dan memantau biaya-biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 96


biaya yang tepat waktu untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen
mengenai aktivitas produksi dan pengendalian biaya juga merupakan alat yang
berguna untuk mendeteksi kesalahan klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi.
Laporan semcam itu biasanya mencakup perbandingan antara data aktual dan yang
dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya. Pengendalian tambahan terhadap
pencatatan biaya pabrikasi meliputi :

Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian


biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan data mengenai penggunaan
bahan dan tenaga kerja dalam laporan aktivitas produksi harian.

Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang


dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi
yang sudah selesai.

b. Mempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan

Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktivitas.


Pertama, harus dilakukan perhitungan periodik yang independen terhadap
persediaan yang ada ditangan dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat
menurut catatan persediaan perpetual. Pembandingan ini dapat mengungkapkan
kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak ada lagi, catatan kuantitas ditangan tidak
lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah diklasifikasikan dalam catatan.
Kedua, harus dilakukan pengecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian
antara jumlah dolar yang tercatat dalam file induk persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi dengan masing-masing akun pengendali buku besar
umum. Ketiga, melalui inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan dan
penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan, penyesuaian untuk
menrunkan nilai tercatat persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan.

Sistem Ilustratif Untuk Pemrosesan Transaksi Pabrikan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 97


Gambar 2-6 Ilustrasi Pemrosesan Transaksi Pabrikan

Sumber : Boynton :2003

Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian


Dalam memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang bagian-bagian dari
komponen pengendalian internal yang relevan dengan transakasi pabrikasi, auditor
menggunakan prosedur yang sama sepeti pada kelompok transaksi lainnya. Prosedur ini
meliputi review atas pengalaman sebelumnya dengan klien bersangkutan, jika ada,
pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta pengamatan personil produksi lainnya,
pemeriksaan dokumen dan catatan produksi, serta pengamatan atas aktivitas dan kondisi
produksi. Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal,
bagan arus, dan memorandum naratif.
Ketika auditor merencakan untuk menilai risiko pengendalian yang sudah terprogram
itu (misalnya, dengan menggunakan data pengujian), menguji pengendalian umum
komputer, dan menguji prosedur tindak lanjut manual. Auditor biasanya akan menguji
pengendalian manual melalui kombinasi antara pengajuan pertanyaan, observasi terhadap
individu-individu yang sedang melaksanakan tugasnya, pemeriksaan dokumen dan
laporan, serta pelaksanaan kembali beberapa aktivitas pengendalian oleh auditor sendiri.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 98


Hasil dari setiap pengujian pengendalian ini harus didokumentasikan untuk membentuk
dasar bagi penilaian risiko pengendalian akhir atas asersi signifikan yang berkaitan
dengan transaksi pabrikasi.

Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian


Penaksiran risiko pengendalian untuk suatu asersi merupakan faktor penentu tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima untuk suatu asersi, yang pada gilirannya akan
berdampak terhadap tingkat pengujian substantif yang direncanakan (yang mencakup
sifat, saat, dan lingkup pengujian substantif) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
audit. Jika risiko pengendalian ditaksir terlalu rendah, risiko deteksi dapat terlalu tinggi
ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang tidak memadai
sehingga auditnya tidak efektif. Sebaliknya, jika risiko pengendalian ditaksir terlalu
tinggi, auditor dapat melakukan pengujian substantif melebihi dari jumlah yang
diperlukan, sehingga auditor melakukan audit yang tidak efisien.
Setelah memperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang
relevan dengan pelaporan keuangan siklus produksi dan setelah menaksir risiko
pengendalian untuk berbagai asersi akun yang terkait dengan siklus produksi (persediaan
atau biaya), auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian yang sesungguhnya
atau final dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut. Jika
tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat
melanjutkan untuk mendesain pengujian substantif khusus berdasarkan tingkat pengujian
substantif yang direncanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan
yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor
mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingakt risiko deteksi yang
diterima.

C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu,
biaya, dan upaya audit yang sangat substansial. Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini
efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi, harus
dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan
pernasangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Saldo Persediaan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 99


Gambar 2.7 Kerangka Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan

Sumber : Mulyadi, 2002

Rerangka tujuan pengujian substantif terhadap persedian dilukiskan pada gambar di atas.
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantive terhada
persediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun persediaan yang dicantumkan di
neraca mencerminkan saldo akun Sediaan Produk Jadi, Sediaan Suku Cadang, Sediaan
Bahan Habis Pakai Pabrik (factory supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang
digolongkan ke dalam lima kelompok : (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitis, (3)
pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, dan (5)
verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif
tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam
akun Modal Saham dan akun penilaiannya : (1) keberadaan dan keterjadian, (2)
kelengkapan,(3) hak kepemilikan, (4) penilaian dan (5) penyajian dan pengungkapan

Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian


Sesuai dengan model risiko audit, spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 100


mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko
pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-
asersi itu. Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok
transaksi yang mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti yang diperlihatkan dalam
tabulasi berikut ini :

KELOMPOK KELOMPOK
AKUN TRANSAKSI YANG TRANSAKSI YANG
PERSEDIAAN MEMPERBESAR MEMPERKECIL
AKUN AKUN
Persediaan barang Pembelian Penjualan
dagang
Bahan Baku Pembelian Transaksi pembelian
yang mentransfer biaya
bahan ke produksi
Barang Dalam Transaksi pabrikasi yang Transaksi pabrikasi
Proses mentransfer biaya bahan, yang menstransfer
tenaga kerja, dan biaya dari akun ini ke
overhead dalam proses akun barang dalam
lainnya proses atau barang jadi
lainnya
Barang Jadi Transaksi pabrikasi yang Penjualan
mentransfer biaya
produksi yang sudah
selesai ke barang jadi
Gambar 2-8 Kelompok Transaksi Yang Mempengaruhi Akun Persediaan

Sumber : Boynton 2003

Jadi misalnya, dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi/keberadaan


atau keterjadian pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitungkan
penilaian risiko pengendaliannya untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian
bagi transaksi yang memperbesar saldo persediaan, dan asersi kelengkapan untuk
transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan

Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling
tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo
persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhan yang dapat diterima mungkin harus

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 101


diperkecil untuk asersi- asersi ini dibandingkan untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya
akan mempengaruhi keputusan tentang perancangan pengujian substantif, dan bauran
prosedur analitis serta pengujian rincian.

Merancang Pengujian Substantif

Tujuan Audit Saldo Akun


Kategori Pengujian Substantif
EO# C# RO2 VA# PD#

Prosedur Awal 1. Memperoleh pemahaman tentang 2


bisnis dan indutri serta menentukan:

a. Signifikansi harga pokok penjualan


dan persediaan bagi entitas

b. Penggerak ekonomi utama yang


mempengaruhi harga pokok
penjualan, marjin kotor, dan
kemungkinan keusangan persediaan
entitas.

c. Sejauh mana klien memiliki


persediaan konsinyasi (masuk atau
keluar)

d. Eksistensi komitmen pembelian dan


konsentrasi aktivitas dengan
pemasok

2. Melaksanakan prosedur awal atas


saldo dan catatan persediaan yang
akan diuji lebih lanjut

a. Menelusuri saldo awal persediaan


ke kertas kerja tahun sebelumnya.

b. Menelaah aktivitas dalam akun


persediaan dan menyelidiki ayat
jurnal yang tampak tidak biasa
menyangkut jumlah atau

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 102


sumbernya.

c. Memverifikasi total catatan


perpetual dan skedul persediaan
lainnya serta keseuaiannya dengan
saldo akhir buku besar umum

Prosedur 3. Melaksanakan prosedur analitis 2, 2,3 2,3


Analitis 3
a. Menelaah pengalaman dan
kecenderungan industri

b. Memeriksa analisis perputaran


persediaan

c. Menelaah hubungan saldo


persediaan dengan aktivitas
pembelian, produksi dan
penjualan terakhir.

d. Membandingkan saldo persediaan


dengan volume penjualan yang
diantisipasi
Pengujian 4. Atas dasar pengujian, memvouching 2,3 2,3 2,3
rincian ayat jurnal dalam akun persediaan ke
transaksi dokumentasi pendukungnya (misalnya,
faktur penjual, catatan biaya pabrikasi,
laporan produksi yang sudah selesai,
serta catatan penjualan dan retur
penjualan).

5. Atas dasar pengujian, menelusuri data


2, 2,3 2,3
dari catatan pembelian, pabrikasi,
3
produksi yang sudah selesai, dan
penjualan ke akun persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 103


6. Pengujian pisah-batas retur pembelian 2,3
dan penjualan (penerimaan), 2,3
perpindahan barang melalui
departemen pabrikasi (routing), dan
penjualan (pengiriman)
Pengujian 7. Mengamati penghitungan fisik 2 2 2
Rincian Saldo persediaan yang dilakukan klien

a. Memutuskan waktu dan luas


pengujian

b. Mengevaluasi kelayakan rencana


perhitungan persediaan klien

c. Mengamati kecermatan
perhitungan klien dan melakukan
pengujian penghitungan

d. Mencari indikasi adanya


persediaan yang bergerak lambat,
rusak, atau using

e. Mempertanggungjawabkan semua
label persediaan dan lembar
perhitungan yang digunakan dalam
perhitungan fisik

8. Menguji akurasi klerikal daftar


persediaan
a. Menghitung kembali total dan
perkalian kuantitas dengan harga
per unit
b. Menelusuri pengujian perhitungan
(dari butir 6c) ke daftar
c. Memvouching persediaan dalam
daftar ke label persediaan dan 2 2 2

lembar perhitungan
d. Merekonsiliasi perhitungan fisik
dengan catatan perpetual dan saldo
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 104
buku besar umum serta menelaah
ayat jurnal penyesuaian

9. Menguji penetapan harga persediaan


a. Memeriksa faktur penjual yang
sudah dibayar untuk persediaan
yang dibeli
b. Memeriksa ketepatan tarif tenaga
kerja langsung dan overhead, biaya
standar, serta disposisi varians yang
berhubungan dengan persediaan
yang diproduksi
10. Mengkonfirmasi persediaan pada
lokasi di luar entitas
11. Memeriksa perjanjian dan kontrak
2
konsinyasi.

2 2

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 105


Pengujian 12. Mengevaluasi nilai realisasi bersih 2
persediaan :
rincian saldo
a. Memeriksa faktur penjualan setelah
:estimasi
akhr tahun dan melakukan pengujian
akuntansi
nilai terendah antara harga pokok dan
harga pasar
b. Membandingkan persediaan dengan
katalog penjualan dan laporan
penjualan tahun berjalan entitas
c. Mengajukan pernyataan tentang
persediaan yang bergerak lambat,
berlebih, atau usang dan menentukan
perlunya melakukan penurunan nilai
persediaan
d. Mengevaluasi proses manajemen
untuk mengestimasi nilai realisasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 106


bersih persediaan dengan
menggunakan pengalaman
sebelumnya
e. Mengevaluasi nilai realisasi bersih
persediaan berdasarkan informasi
tentang :
Kecenderungan industry
Kecenderungan perputaran
persediaan
Persediaan tertentu yang
bergerak lambat
Prosedur Observasi atas perhitungan peresediaan
akuntansi fisik yang dilakukan pada langkah 7 di
atas
Penyajian dan 13. Membandingkan penyajian dalam 2,3,

pengungkapan laporan dengan GAAP 4

a. Mengkonfirmasi perjanjian
penjaminan dan penggunaan
persediaan
b. Menelaah penyajian dan
pengungkapan persediaan dalam
konsep laporan keuagan dan
menentukan kesesuaiannya dengan
GAAP
Gambar 2-9 :Pengujian Substantif yang Mungkin Dilakukan terhadap Asersi-Asersi Saldo
Persediaan

Sumber : Boynton, 2003


Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada
persediaan barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah diproduksi
juga berkaitan dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang bersesuaian,
karena adanya hubungan timbal balik di antara akun-akun tersebut. Perhatikan bahwa
terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik yang
berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta
penilaian atau alokasi.

Prosedur Awal

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 107


Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna menetapkan konteks untuk
mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan,
maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat
dalam proses pabrikasi. Jika suatu pabrikan bersifat padat modal, maka pabrikan itu
akan memerlukan volume aktivitas yang tinggi, mungkin dengan beroperasi pada
tingkat 80% hingga 90% dari kapasitas, untuk mencapai profitabilitas impas
(breakeven). Jika entitas itu merupakan pengecer, maka penting untuk memahami
sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai
distribusi ini. Auditor juga harus memahami pentingnya persediaan konsinyasi,
apakah itu konsinyasi masuk atau konsinyasi keluar, bagi bisnis klien.

Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh klien di


neracanya sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi persediaan yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu
dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bawa informasi persediaan yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya.
Oleh karena itu, menurut Mulyadi (2002 : 268) auditor melakukan lima prosedur
berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :

1. Menelusuri saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun


persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar
2. Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
3. Telusuri saldo awal akun persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
4. Telusuri posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal yang
bersangkutan
5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrol
persediaan di buku besar
Selain itu, menurut Boynton (2003:155), prosedur awal juga menyangkut
penentuan bahwa skedul persediaan perpetual yang terinci atau skedul persediaan
lainnya telah sesuai dengan saldo buku besar umum

Prosedur Analitis

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 108


Dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan
klien yang mencerminkan keadaan yang sedang terjadi dalam industri, dapat
membantu auditor menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan
kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan atau keterjadian atau kelengkapan
data klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan,
melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan
permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar. Review atas
hubungan antara saldo persediaan dengan aktivitas pembelian, produksi, dan
penjualan terakhir juga akan membantu auditor memahami perubahan-perubahan
dalam tingkat persediaan.
Menurut Haryono (2014:785), ada beberapa prosedur analitis yang sering
digunakan, antara lain :

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Membandingkan persentase laba kotor Lebih saji atau kurang aji persediaan
dengan tahun lalu dan harga pokok penjualan
Membandinkan kecepatan perputarn Keusangan persediaan yang
persediaan (harga pokok penjualan mempengaruhi persediaan dan harga
dibagi dengan rata-rata persediaan) pokok penjualan. Lebih saji atau kurang
dengan tahun lalu saji persediaan
Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok
dengan tahun lalu per unit yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan
Membandingkan biaya produksi tahun Kesalahan penyajian harga pokok per
ini dengan tahun lalu (biaya variabel unit persediaan, terutama biaya tenaga
harus disesuaikan untuk perubahan kerja langsung dan overhead pabrik,
dalam volume) yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
Gambar 2.10 Prosedur Analitis yang Sering Digunakan

Selain melakukan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun


persediaan dengan akun-akun laporan keuangan lainnya, auditor sering menggunakan
informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo persediaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh, auditor mungkin membutuhkan pengetahuan tentang ukuran dan berat
produk, metoda penyimpanan (dalam tangki, dalam karung atau cara penyimpanan
lain), serta kapasitas fasilitas gudang (luasnya berapa meter persegi) untuk menentukan

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 109


apakah persediaan terbukukan konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang. Setelah
melakukan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis,
auditor memiliki basis untuk merancang dan melaksanakan pengujian rinci atas saldo
akhir persedian

Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung (vouching)
dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan
ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.

Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh
vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan
dokumen pendukung.

Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke faktur
penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen
dan catatan penjualan.
Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Vouching ayat jurnal yang meperbesar saldo persediaan akan memberikan bukti
tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat transaksi. Sementara vouching
ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan untuk menentukan ketepatan
penurunan persediaan akan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi
penilaian, dan dapat menunjukkan adanya masalah asersi kelengkapan jika terdapat
dukungan atas pengkreditan itu. Penelusuran dokumentasi pembelian dan faktor-
faktor biaya yang ditambahkan pada produksi ke ayat jurnal dalam akun persediaan
akan memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan.
Sementara penelusuran dokumentasi transaksi yang memperkecil saldo persediaan,
seperti penjualan, untuk menentukan bahwa ayat jurnal sudah dicatat pada jumlah

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 110


yang tepat akan memberikan bukti lebih jauh tentang asersi eksistensi/keberadaan
dan penilaian persediaan. Penelusuran dan vouching juga memberikan bukti
mengenai asersi hak dan kewajiban (kepemilikan) atau persediaan.

Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan


Pengujian pisah batas merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa
transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah dicatat dalam periode akuntansi
yang benar. Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat
jurnal telah dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang
bergerak di antara (1) gudang dan departemen produksi, (2) departemen produksi
yang satu dan yang lainnya, atau (3) departemen produksi dan barang jadi.

Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen


dan observasi fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas fisik
atas perhitungan persediaan telah dikoordinasikan. Misalnya, jika auditor
menetapkan bahwa suatu ayat jurnal yang mentransfer biaya lot terakhir produksi
yang sudah selesai selama periode berjalan ke barang jadi sudah dicatat, maka ia
harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih dalam perjalanan, hanya
dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan barang jadi saja yaitu, barang itu
tidak dihitung sebagai bagian dari barang dalam proses, atau dihitung dua kali, atau
sama sekali tidak dihitung. Bukti yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini
berhubungan baik dengan asersi eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta
kelengkapan untuk saldo persediaan.

Pengujian Rincian Saldo

Observasi Fisik Persediaan

Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang


diterima umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini diwajibkan apabila
persediaan merupakan hal yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan
serta praktis dan layak dilaksanakan, pengamatan perhitungan persediaan ini bisa
saja merepotkan, menghabiskan banyak waktu, dan sulit bagi auditor, tetapi
biasanya hal itu jarang terjadi.

Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas


perhitungan fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 111


pencatatan persediaan yang senyatanya tidak ada oleh McKenson&Robbins
Company pada tahun 1938. Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor
tidak mengobservasi penghitungan fisik persediaan yang pada waktu itu memang
tidak merupakan persyaratan yang harus dilakukan auditor.

Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut :

Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus


memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi
persediaan dengan :

(a) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis, untuk :
(i) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
(ii) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat oleh
manajemen
(iii) Menginspeksi persediaan
(iv) Menguji penghitungan fisik (test count)
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan
apakah catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik actual
Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara siapa yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik dan siapa yang melakukan
observasi untuk penghitungan fisik tersebut. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan
prosedur penghitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil
penghitungan tersebut. Auditor bertanggugjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi
prosedur klien, termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count) persediaan dan
menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.

Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur yang Dibuat ManajemenPengendalian yang


memadai atas penghitungan persediaan, antara lain meliputi adanya instruksi dan prosedur
yang dibuat oleh manajemen tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
penghitungan fisik tersebut. Sebelum perhitungan fisik dilakukan oleh klien, auditor harus
mengevaluasi apakah instruksi dan prosedur tersebut cukup memadai sehingga
daripadanya dapat diharapkan hasil penghitungan fisik yang akurat. Hal-hal yang relevan
bagi auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur tersebut antara lain meliputi :

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 112


Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik. Sebagai
contoh : bagaimana pengawasan atas formulir untuk pencatatan hasil
penghitungan (count sheet) atau label barang (tag), baik yang sudah digunakan
maupun yang belum/tidak digunakan. Apakah dilakukan penghitungan kedua oleh
tim yang berbeda
Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada, sebagai contoh : tingkat
penyelesaian barang yang masih dalam proses, persediaan yang lambat
penggunaannya, barang yang kedaluwarsa atau rusak, atau barang milik pihak
ketiga (misalnya barang konsinyasi)
Prosedur yang digunakan untuk mengestimasi kuantitas fisik, seperti prosedur
yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik suatu timbunan batu
bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki
Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area serta pengiriman dan
penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal penghitungan fisik. Sebagai
contoh : perusahaan diliburkan selama penghitungan fisik berlangsung sehingga
tidak ada barang yang masuk atau keluar pada saat penghitungan fisik
berlangsung.
Selain hal-hal di atas, instruksi dan prosedur juga harus secara jelas menetapkan siapa
(atau tim) yang bertugas melakukan penghitungan, pengawasan (supervisi), oleh
personel perusahaan yang bertanggungjawab, verifikasi independen internal atas
penghitungan oleh personel lain, dan rekonsiliasi independen antara hasil
penghitungan fisik dengan master file persediaan perpetual.

Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien sebelum
perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selain diperlukan untuk mengevaluasi
efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar untuk memberi saran
konstruktif kepada klien demi terselanggaranya penghitungan fisik yang efektif.
Apabila pengendalian penghitungan fisik persediaan klien tidak memadai, auditor
harus menggunakan waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik
akurat.

Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan Hal terpenting dalam


mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah penghitungan fisik dilakukan
sesuai instruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk mencapai hal tersebut, auditor wajib
hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung. Apabila personil klien tidak mengikuti
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 113
instruksi, auditor harus memberitahu pengawas (supervisor) untuk memecahkan
masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik. Sebagai contoh apabila prosedur
menghendaki agar satu tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung ulang
untuk menguji ketelitian, auditor harus memberitahu manajemen apabila ternyata
kedua tim terebut bekerja bersama-sama. Hal ini bertentangan dengan prosedur dan
tujuan pengawasan dari penghitungan tim kedua tidak akan tercapai.

Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan adalah serupa dengan keputusan
yang dilakukan oleh auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut meliputi
: pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan dilakukan, penentuan
ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur yang akn digunakan

Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian. Menurut Boynton (2003:161), penetapan


waktu pengamatan persediaan tergantungpada sistem persediaan yang dianut klien dan
efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, kuantitas
ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua perhitungan telah dilakukan pada
tanggal tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan pada atau mendekati tanggal neraca, dan
auditor biasanya harus hadir pada penetapan tanggal itu.

Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang efektif,


perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada
tanggal interim. Apabila catatan perpetual telah diselenggarakan dengan baik dan
perbandingan dengan perhitungan fisik telah dilakukan secara periodik oleh klien,
maka auditor harus hadir untuk mengamati sampel representatif dari perhitungan
semacam itu.

Sedangkan menurut Haryono (2014:790), auditor memutuskan apakah penghitungan


fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun terutama berdasarkan ketelitian dalam
master file perpetual. Apabila klien melakukan perhitungan fisik interim, yang akan
disetujui auditor hanya apabila pengendalian internal efektif, auditor melakukan
observasi penghitungan fisik pada saat itu, dan juga menguji transaksi-transaksi yang
dicatat dalam catatan perpetual sejak tanggal penghitungan fisik hingga akhir tahun.
Apabila catatan perpetual diselenggarakan dengan teliti dan pengendalian yang

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 114


bersangkutan berjalan efektif, maka klien tidak perlu menghitung seluruh persediaan
pada akhir tahun. Auditor cukup melakukan pembandingan antara catatan perpetual
dengan persediaan sesungguhnya yang ada berdasarkan sampel pada saat-saat tertentu
sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas catatan perpetual diuji dan
terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak menyelenggarakan catatan
perpetual, dan persediaan berjumlah material, klien harus melakukan pengitungan fisik
secara lengkap menjelang akhir tahun buku

Ukuran Sampel, Jumlah unsur persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk
ditentukan karena auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan
pada pemilihan unsur yang akan diuji. Untuk mudahnya, ukuran sampel dalam
observasi fisik lebih ditentukan oleh berapa jam waktu yang disediakan daripada
jumlah unsur persediaan yang akan dihitung. Faktor yang menentukan jumlah waktu
yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah : kecukupan pengendalian internal
atas penghitungan fisik, ketelitian master file persediaan perpetual, jumlah rupiah dan
tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya kesalahan
penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lain

Pemilihan Unsur, Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang


dilakukan klien, auditor harus cermat untuk :

Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling signifikan dan sampel


yang representative dari unsur-unsur yang tipikal
Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau rusak
Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikusertakan unsur yang
material

Rencana Penghitungan Persediaan, Auditor harus mereview dan mengevaluasi


rencanapenghitungan persediaan klien jauh sebelum tanggal perhitungan. Dengan
tenggang waktu yang cukup, klien akan mampu menanggapi dengan baik saran-saran
modifikasi atas rencana itu sebelum perhitungan dimulai. Sudah merupakan hal yang
biasa bagi auditor untuk membantu klien dalam merancang suatu rencana
penghitungan persediaan yang akan memudahkan baik perhitungan maupun
pengamatan persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 115


Perencanaan pendahuluan harus dilakukan oleh auditor jika pengamatan
persediaan akan dilakukan secara efektif dan efisien. Seorang auditor yang
berpengalaman biasanya bertanggung jawab untuk (1) merencanakan prosedur, (2)
menentukan kebutuhan tenaga kerja, dan (3) menugaskan anggota tim audit ke lokasi-
lokasi tertentu. Setiap pengamat harus dilengkapi dengan salinan rencana perhitungan
klien dan instruksi tertulis mengenai tugas yang akan dilakukannya.

Pengujian Observasi Fisik

Tujuan audit yang sama sebagaimana yang telah dibahas untuk pengujian rincian saldo
memberi kerangka acuan yang sama untuk membahas pengujian observasi fisik. Pada
gambar 2-11 menunjukkan berbagai prosedur audit untuk pengujian rinci saldo atas
observasi persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam
tujuan audit saldo ini, karena akan dibahas dalam kompilasi persediaan. Disini kita
berasumsi bahwa klien melakukan perhitungan fisik persediaan pada tanggal neraca dan
mencatat hasil perhitungan dalam label bernomor urut tercetak (prenumbered tags).
Apabila mereka mencatat hasil perhitungan persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya
perlu diubah. Selain prosedur rinci seperti dilukiskan pada tabel, auditor harus
menginspeksi semua area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa
semua persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-kotak
dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama perhitungan
berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik. Sebagai bagian dari
prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan perhitungan persediaan,
auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi dengan perhitungan tahun lalu
dan master file persediaan untuk meguji kewajaran.

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan
Persediaan sebagaimana Pilih suatu sampel secara Tujuannya adalah untuk
tercantum dalam label acak dari nomor label dan menemukan pencantuman
sungguh-sungguh ada identifikasi label dengan persediaan yang sebelumnya
(keberadaan) nomor tersebut yang tidak ada
diletakkan pada

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 116


persediaan.
Amati apakah ada
pergerakan persediaan
selama perhitungan
berlangsung.
Persediaan yang ada dihitung Memeriksa persediaan Perhatian utama harus
dan dicantumkan dalam label, untuk memastikan bahwa ditujukan pada penghilangan
dan label persediaan diberi label. sekelompok besar persediaan.
dipertanggungjawabkan untuk Mengamati apakah ada
memastikan tidak ada yang pergerakan persediaan
hilang (kelengkapan) selama perhitungan
berlangsung.
Meminta keterangan
apakah ada persediaan
yang disimpan ditempat
lain. Pengujian ini harus dilakukan
pada tahap akhir perhitungan
Periksa semua label yang
fisik.
telah digunakan dan tidak
digunakan untuk
memastikan tidak ada
Pengujian ini harus dilakukan
yang hilang atau sengaja
pada tahap akhir perhitungan
dihilangkan.
fisik.
Catat nomor-nomor label
yang telah digunakan dan
tidak digunakan untuk
tindak lanjut berikutnya.
Persediaan dihitung dengan Hitung ulang hasil Pencatatan hasil perhitungan
akurat (ketelitian) perhitungan kllien untuk klien dalam kertas kerja audit
memastikan bahwa hasil tentang dafar perhitungan
perhitungan yang persediaan dilakukan dengan
tercantum dalam label dua alasan: untuk
adalah akurat (periksa juga mendapatkan dokumentasi
deskripsi dan unit yang bahwa pemeriksaan fisik yang
digunakan seperti lusin memadai telah dilakukan dan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 117
atau gros) untuk menguji kemungkinan
Bandingkan hasil klien mengubah catatan hasil
perhitungan fisik dengan perhitungan setelah auditor
master file persediaan meninggalkan area audit.
perpetual.
Catat hasil perhitungan
klien untuk pengujian
berikutnya
Persediaan digolongkan Periksa deskripsi Pengujian ini akan dilakukan
dengan benar dalam label persediaan yang tercantum sebagai bagian dari prosedur
(penggolongan) pada label dan bandingkan pertama dalam tujuan
dengan persediaan apakah ketelitian.
termasuk bahan baku,
barang dalam proses, atau
barang jadi.
Evaluasi apakah
presentase tingkat
penyelesaian yang
tercantum pada label
untuk barang dalam proses
masuk akal.
Informasi diperoleh untuk Catat dalam file audit Mendapatkan informasi pisah
memastikan bahwa penjualan untuk tindak lanjut batas yang tepat untuk
dan pembelian persediaan berikutnya nomor penjualan dan pembelian
telah dicatat pada periode yang dokumen pengiriman yang merupakan bagian yang
tepat (pisah batas) terakhir digunakan pada penting dalam observasi
akhir tahun. persediaan.
Yakinka bahwa persediaan
diatas tidak diturut Pengujian yang tepat telah
dihitung. dibahas pada audit siklus

Review area pengiriman penjualan dan audit siklus


untuk persediaan yang pembelian.
sedang dipersiapkan untuk
dikirim tetapi tidak turut
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 118
dihitung.
Catat dalam file audit
untuk tindak lanjut
berikutnya nomor laporan
penerimaan barang yang
terkahir digunakan pada
akhir tahun.
Yakinkan bahwa
penerimaan barang di atas
telah dimasukkan kedalam
persediaan.
Review area penerimaan
barang untuk persediaan
yang harus dimasukkan
dalam perhitungan
persediaan.

Persediaan yang usang atau Ujilah ada tidaknya barang


tidak bisa digunakan usang dengan meminta
dikeluarkan atau diberi tanda keterangan dari pegawai
(nilai bisa direalisasi) pabrik dan manajemen dan
waspadai ada tidaknya
barang rusak, atau penuh
tertutup debu, atau berada
ditempat yang tidak
selayaknya.

Klien memiliki hak atas Minta keterangan tentang


persediaan yang tercatat dalam barang konsinyasi atau
label (hak) apakah ada barang milik
konsumen yang dihitung
sebagai persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 119


Perhatikan apakah ada
barang yang bertanda
bukan miilik perusahaan
atau Barang Titipan.
Gambar 2-11 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Observasi Fisik
Persediaan

Sumber : Haryono,2014

Selain itu, dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus:

Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana


perhitungan persediaan.
Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak
ada barang yang diberi dua label.
Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar
kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya.
Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke
lembar kompilasi.
Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong
yang mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat.
Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang I Menilai
kondisi umum persediaan.
Mengidentifikasi dokUmeh penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama
perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya.
Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang
lambat pergerakannya
Luas pengujian perhitungan yang dilakukan auditor tergantung,
sebagian, pada kecermatan para karyawan klien dalam menghitung
persediaan, sifat dan komposisi persediaan, serta efektivitas pengendalian
yang berkaitan dengan pengamanan fisik persediaan dan penyelenggaraan
catatan perpetual. Biasanya, auditor akan membuat stratifikasi atas barang
persediaan dengan memasukkan barang-barang bernilai dolar tertinggi ke
dalam perhitungan dan mengambil sampel representatif dari barang-

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 120


barang lainnya. Penelusuran ke catatan persediaan perpetual juga berguna
untuk mengidentifikasi barang-barang bernilai tinggi dan memilih barang-
barang yang akan dijadikan sampel.

Pada saat prosedur pengamatan telah selesai, sejumlah anggota tim audit harus
menyiapkan sebuah ikhtisar keseluruhan. Ikhtisar itu harus mencakup uraian mengenai
hal-hal seperti (1) penyimpangan dari rencana perhitungan persediaan yang disusun klien,
(2) luas pengujian perhitungan dan setiap selisih yang material yang dihasilkannya, serta
(3) kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan dan kondisi umum persediaan.

Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik

Suatu perusahaan mungkin memiliki pengendalian persediaan atau menggunakan metode


penentuan persediaan, seperti sampel statistik, yang tidak memerlukan perhitungan fisik
tahunan atas setiap barang persediaan. Metode semacam itu tidak membebaskan auditor
dari tanggung jawab untuk mengamati perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu
tetap harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu, auditor
juga harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk
menentukan kuantitas persediaan.

Pengamatan Persediaan Awal.Untuk memberikan pendapat wajar tanpa


pengecualianatas laporan laba-rugi, auditor harus mengamati baik perhitungan persediaan
awal maupun akhir. Dalam melakukan penugasan audit yang berulang, persyaratan ini
dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam
melakukan audit yang pertama kali atas suatu perusahaan yang sudah berjalan, auditor
mungkin ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan
laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya. Dalam
keadaan seperti itu, jelas tidakpraktis serta tidak mungkin bagi auditor untuk mengamati
perhitungan persediaan, dan standar auditing yang diterima umum memperbolehkan
auditor untuk memverifikasi persediaan itu dengan prosedur audit lainnya.

Jika klien pernah diaudit oleh kantor auditor independen lainnya selama periode
sebelumnya, maka prosedur lain itu bisa mencakup penelaahan atas laporan dan/atau
kertas kerja auditor terdahulu serta penelaahan atas ikhtisar persediaan klien selama
periode sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat
memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan
klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 121
terhadap persediaan. Prosedur semacam ini hanya tepat dilakukan apabila auditor dapat
memverifikasi keabsahan dan ketepatan persediaan akhir selama periode yang diaudit.

Dampak Terhadap Laporan Auditor.Apabila persediaan sudah diamati


ataudiobservasi, auditor dapat mengeluarkan laporan audit standar. Hal ini juga
diperbolehkan jika auditor menggunakan pengujian substantif alternatif untuk
memverifikasi persediaan awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum
diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati
perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit
standar.

Aplikablitas Pada AsersiSeperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan


persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber
bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping itu, pengujian ini juga
berhubungan dengan asersi-asersi berikut :

Asersi Penjelasan
Kelengkapan Kuantitas yang melebihi catata perpetual
menunjukkan bahwa catatan tidak
lengkap
Penilaian atau alokasi Kuantitas yang diamati merupakan dasar
untuk mengkmpilasi total nilai dolar
dalam ikhtisar persediaan
Barang yang rusak dan usang yang
diamati dapat dinilai sebesar nilai
realisasi bersih
Namun pegamatan tidak dapat membeikan bukti mengeai asersi hak dan kewajiban
karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau
untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik atas barang itu

Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan

Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar


perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang
dihitung. Harga barang-barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan
total nilai dolar persediaan yang ada di tangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien
untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang
tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan pengujian
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 122
klerikal tertentu untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat
hasil perhitungan fisik.

Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak
dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantitas dengan
harga per unit atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara
akurat menyajikan hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang
telah dilakukannya ke daftar persediaan, serta mem-vouching barang-barang dalam daftar
itu ke label persediaan dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung
persediaan fisik. Perhitungan

fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan
perpetual, apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri
ke ayat jurnal penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

Pengujian Penetapan Harga Persediaan

Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun
sebelumnya.

Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien
harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan
harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya,
konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja
tahun sebelumnya dalam audit yang berulang dan/atau laporan keuangan tahun
sebelumnya. Langkah untuk memverifikasi penetapan harga ini mencakup penelaahan
atas penetapan harga barang yang usang dan rusak guna memastikan bahwa barang
tersebut tidak dinilai melebihi nilai realisasi bersih pada tanggal laporan. Bukti
pendukung mengenai biaya per unit bervariasi menurut sifat persediaan. Bagi barang-
barang yang dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau konsumsi (persediaan barang
dagang, bahan baku, dan perlengkapan), harga pokok harus di-vouching ke faktur penjual
representatif.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 123


Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi.Sifat dan luas pengujian
penetapanharga barang dalam proses dan barang jadi yang dilakukan auditor tergantung
pada reliabilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien
dalam mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus menelaah metode itu untuk
memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi penerapannya. Sebagai contoh,
apabila biaya standar digunakan, maka auditor harus menguji perhitungan standar-standar
itu, membandingkan perhitungannya dengan spesifikasi engineering, memastikan bahwa
standar itu mutakhir, dan mengevaluasi apakah standar itu mendekati biaya aktual dengan
memeriksa akun-akun varians. Jika akun-akun varians itu memiliki saldo yang besar,
maka auditor harusmempertimbangkan apakah penyajian yang wajar memerlukan
dilakukannya alokasi pro rata ke persediaan dan harga pokok penjualan, dan bukan hanya
membebankan varians-varians itu ke harga pokok penjualan. Apabila asersi klien
mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal-hal yang sangat bersifat teknis,
auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar.

Mengkonfirmasi Persediaan pada Lokasi-Lokasi di Luar Entitas


Apabila persediaan klien di samping gudang umum atau pada jasa penyimpan (custodian)
luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui
komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai
kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar
atau total aktiva. Dalam kasus ini AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus
menerapkan satu atau lebih dari prosedur-rosedur berikut ini :

Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi


kinerja penjaga gudang

Mendapatkan laporan akuntan independen mengenai prosedur pengendalian yang


diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan penyimpanan barang

Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak

Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasikan
kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan dengan tanda terima
yang dijaminkan itu

Memeriksa Perjanjian dan Kontrak KonsinyasiBarang yang ada di tangan mungkin


disimpan atas permintaan pelanggan, setelah penjualan terjadi, atau barang itu mungkin
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 124
juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus ini, manajemen diminta untuk
memisahkan barang yang bukan miliknya selama melakukan perhitungan persediaan. Di
samping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis mengenai kepemilikan
persediaan dalam surat representasi klien.

Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua


barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi,
maka syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa. Jika klien mengirimkan barang
sebagai konsinyasi, maka auditor harus menelaah dokumentasinya untuk memastikan
bahwa barang yang disimpan oleh consignee sudah termasuk dalam persediaan consignor
(klien) pada tanggal neraca.

Audit Penetapan Harga dan Kompilasi


Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga per unit yang
digunakan klien untuk memastikan bahwa harga-harga tersebut benar. Kompilasi
persediaan meliputi pengujian atas pengikhtisaran penghitungan fisik persediaan yang
dibuat klien, penghitungan ulang harga dikalikan kuantitas, penjumlahan vertical ikhtisar
persediaan, dan menelusur totalnya ke buku besar

Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien
menggunakan biaya perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan akhir. Catatan
biaya standaryang menunjukkan selisih (variances) biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik bermanfaat untuk menilai kewajaran catatan produksi
apabila manajemen memiliki prosedur yang diterapkan agar standar termutakhirkan
apabila terjadi perubahan dalam proses dan biaya produksi.

Klien perlu memiliki pengendalian internal untuk kompilasi persediaan untuk


memastikan bahwa hasil penghitungan fisik diikhtisarkan dengan tepat, diberi harga
sesuai dengan harga yang tercantum dalam catatan, dikalikan dan dijumlahkan dengan
benar, dan dimasukkan ke dalam master file persediaan perpetual serta ke akun buku
besar persediaan dengan jumlah yang tepat.

Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 125


Gambar 2-12 memperlihatkan tujuan audit dan pengujian yang bersangkutan dengan
penetapan harga persediaan dan kompilasi (kecuali untuk tujuan pisah batas). Auditor bisa
menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari klien sebagai
kerangka acuan, termasuk deskripsi untuk setiap jenis persediaan, kuantitas, harga pokok
per unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa informasi
yang tercermin dalam catatan persediaan perpetual dicatat dengan urutan : bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi secara terpisah. Total dari daftar tersebut harus sama
dengan saldo di buku besar

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan
Persediaan sebagaimana Lakukan pengujian Batasilah pengujian
tercantum dalam daftar kompilasi (lihat tujuan kebenaran perkalian dan
persediaan cocok keberadaan, penambahan, kecuali
dengan hasil kelengkapan, dan bila pengendalian
penghitungan fisik, ketelitian) internal lemah (biasanya
perkaliannya benar, dilakukan dengan
demikian juga Jumlahkan daftar bantuan komputer)
penjumlahannya dan persediaan untuk bahan
cocok juga dengan saldo baku, barang dalam
di buku besar proses, dan barang jadi
(kecocokan saldo)
Telusur totalnya ke buku
besar

Kalikan kuantitas
dengan harga atas unsur-
unsur terpilih
Unsur-unsur persediaan Telusuri persediaan yang Lima tujuan berikutnya
sebagaimana tercantum tercantum dalam daftar dipengaruhi oleh hasil
dalam daftar persediaan ke label persediaan dan observasi fisik.
sungguh-sungguh ada catatan penghitungan Pemeriksaan nomor tag
(keberadaan) auditor untuk dan penghitungan yang
memeriksa keberadaan dilakukan sebagai
dan deskripsi bagian dari observasi

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 126


penghitungan fisik
Periksa nomor label ditelusur ke daftar
yang belum digunakan persediaan sebagai
yang tercantum dalam bagian dari pengujian ini
dokumentasi auditor
untuk memastikan tidak
ada label yang
ditambahkan
Unsur-unsur persediaan Telusur dari label
yang ada telah persediaan ke daftar
tercantum dalam daftar persediaan untuk
persediaan memastikan persediaan
(kelengkapan) yang tercantum dalam
label telah dimasukkan
ke dalam daftar

Periksa nomor-nomor
label untuk memastikan
tidak ada yang
dibatalkan
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang
yang tercantum dalam tercantum dalam daftar
daftar persediaan telah ke label persediaan dan
akurat (ketelitian) catatan penghitungan
persediaan auditor untuk
memeriksa kebenaran
kebenaran kuantitas dan
deskripsinya

Lakukan pengujian
harga persediaan
Unsur-unsur persediaan Periksa kebenaran
yang tercantum dalam penggolongan menjadi
daftar persediaan telah bahan baku, barang
digolongkan dengan dalam proses, dan
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 127
benar (penggolongan) barang jadi dengan
membandingkan
deskripsi dalam label
persediaan dan catatan
pengujian penghitungan
auditor dengan daftar
persediaan
Unsur-unsur persediaan Lakukan pengujian
yang tercantum dalam harga bisa direalisasi,
daftar ditetapkan harga jual, dan
harganya sebesar nilai keusangan
yang bisa direalisasi
Klien mempunyai hak Telusur tabel persediaan
atas persediaan yang yang bertulisan bukan
tercantum dalam daftar milik perusahaan ke
persediaan (hak) daftar persediaan untuk
memastikan bahwa
barang tersebut tidak
dimasukkan ke dalam
daftar

Review kontrak-kontrak
dengan konsumen dan
pemasok dan mintalah
keterangan dari
manajemen untuk
memeriksa
kemungkinan
dimasukkannya barang
konsinyasi dan barang
bukan milik perusahaan,
atau tidak
dimasukkannya barang
milik perusahaan ke

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 128


dalam daftar
Gambar 2-12 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga
Persediaan dan Kompilasi

Sumber : Haryono, 2014

PENILAIAN PERSEDIAAN

Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (sering disebut juga pengujian harga),
auditor berhadapan dengan tiga persoalan. Pertama, metoda harus sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda harus konsisten dari tahun ke tahun.
Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan dengan nilai pasar (biaya
pengganti atau nilai bersih bisa direalisasi). Karena metoda untuk memeriksa penentuan
harga persediaan tergantung pada apakah persediaan tersebut dibeli atau diproduksi, maka
kedua kategori ini dibahas secara terpisah

Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli


Tipe utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini ialah bahan baku, suku cadang,
dan perlengkapan (supplies). Tahap pertama dalam memeriksa penilaian persediaan yang
dibeli,a uditor harus memastikan apakah klien metoda MKP (masuk pertama keluar
pertama), rata-rata tertimbang atau metoda lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya
mana yang harus dimasukkan dalam penilaian suatu unru dari persediaan
Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya, auditor harus fokus
pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan pada produk yang diketahui
memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga harus menguji sampel yang
representative dari semua jenis persediaan dan bagian. Sampling variabel terstrata atau
sampling moneter biasa digunakan dalam pengujian ini.

Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi


Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan baku maupun jumlah unti yang
diminta untuk menghasilkan satu unit output. Demikian pula, ketika memeriksa biaya

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 129


tenaga kerja langsung auditor harus memeriksa biaya tenaga langsung per jam dan jumlah
jam kerja yang dibutuhkan untuk meghasilkakn suatu produk

Biaya Perolehan atau Harga Pasar


Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
pokok pengganti (replacement cost) atau nilai bersih bisa direalisasi (net realizable value)
lebih rendah daripada biaya perolehan historis. Untuk barang jad yang dibeli dari bahan
baku, auditor dapat menguji biaya pengganti dengan memeriksa faktur dari penjual pada
periode berikutnya atau faktur terakhir apabila tidak ada pembelian terjadi setelah akhir
tahun buku. Semua biaya produksi harus dipertimbangkan dalam menetapkan nilai yang
bisa direalisasi untuk barang dalam proses dan barang jadi untuk persedian yang
diproduksi. Auditor harus mempertimbangkan harga jual persediaan dan kemungkinan
dampak dari fluktuasi harga yag cepat untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi

Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi


Audit atas estimasi akuntansi sangat menantang karena bersifat prospektif, pada saat
mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat untuk menurunkan nilai
persediaan di bawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat bergerak, dan
apakah situasi yang ada akan menyebabkan klien menjual persediaan itu pada harga yang
membuat klien menderita kerugian.

Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup
memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan
menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan, atau
dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan:
Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.
Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang-barang
yang lambat bergerak.
Menelaah laporan produksi pengendalian mutu.

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang


memungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan
kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor
biasanya akan:

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 130


Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog penjualan dan
laporan penjualan tahun berjalan.

Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun.

Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indikator


berubahnya kondisi pasar.

Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan
usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan.

Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP


Sudah merupakan hal yang umum untuk mengidentifikasi kategori-kategori utama
persediaan dalam neraca dan harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi. Selain itu,
metode yang digunakan dalam penetapan harga pokok persediaan, pelimpahan atau
penjaminan persediaan, serta eksistensi komitmen pembelian utama juga diungkapkan.
Pengajuan pertanyaan kepada manajemen juga dapat digunakan untuk menentukan
eksistensi kontrak-kontrak yang mengikat atas pembelian barang di masa depan. Apabila
komitmen semacam itu dibuat, auditor harus memeriksa syarat-syarat kontrak dan
mengevaluasi ketepatan akuntansi serta pelaporan perusahaan. Apabila terjadi kerugian yang
material atas komitmen pembelian itu, maka kerugian itu harus diakui dalam laporan, beserta
pengungkapan mengenai situasi yang terjadi. Berdasarkan bukti yang diperoleh dari
kombinasi antara beberapa pengujian substantif yang telah disebutkan, auditor harus dapat
memenuhi setiap tujuan audit saldo akun untuk persediaan.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 131


PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam siklus produksi, auditor memfokuskan prhatian pada transaksi pabrikasi yang
menyangkut alokasi biaya pabrikasi ke barang dalam proses dan pemindahan biaya produksi
yang sudah selesai ke barang jadi. Dalam mengaudit siklus ini, auditor menaruh perhatian
pada sistem akuntansi biaya dan sistem akuntansi keuangan klien. Audit atas persediaan
memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang
sangat substansial. Pengamatan atas perhitungan persediaan yang dilakukan klien merupakan
prosedur auditing yang lazim bila persediaan bersifat material. Karena sulitnya menetapkan
keberadaan persediaan, maka pengauditan siklus ini akan memakan banyak waktu. Pengujian
yang dilakukan sebagai bagaian dari siklus persediaan dan pergudangan fokus atas catatan
akuntansi biaya, observasi fisik, dan pengujian penetapan harga dan kompilasi saldo
persediaan akhir.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 132


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing Jilid
2.Jakarta: Erlangga.

Jusup, Haryono. 2014. Auditing Edisi 2, Yogyakarta : Penerbitan STIE YKPN

Mulyadi, 2002. Auditing Edisi Enam, Salemba Empat : Jakarta

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 133


BAB 6 : AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian,
maka mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia.
2. Mampu memahami tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentangAudit Siklus Jasa Personalia yang merupakan
materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 134


mengenai sifat siklus jasa personalia, tujuan audit siklus jasa personalia, aktivitas
pengendalian transaksi penggajian, dan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan siklus jasa personalia.
2. Dapat menjelaskan tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Dapat menjelaskan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sifat siklus jasa personalia.
2. Tujuan audit siklus jasa personalia.
3. Aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
4. Pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

A. SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA


Siklus jasa personalia suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang
berhubungan dengan kompetensi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi
meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi saham, dan
tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (payroll transaction). Dalam modul
ini akan difokuskan pada kompensasi per jam kepada karywan seta pajak gaji dan upah
terkait, serta masalah pengukurann dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan
opsi saham dan program pensiun. Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi ini
diperlihatkanDebit
dalam Peraga 6.1 Kredit Debit Kredit
asuk gaji, upah, komisi, bonus, opsi saham
Hutangdan
kompensasi
hak apresiasi
akrual
Rekening
saham, bank
sertapenggajian
tunjangan karyawan)
imprest (untuk gaji dan upah ber
ah Peraga 6.1 Pertimbangan Penilaian
Kewajiban sebesar Risiko
jumlah Pengendalian
Rekening
yang dipotong
bank umum untuk
dari
(untukGaji
kariyawandan Upah serta pajak gaji d
pemotongan
Hutang pajak gaji dan upah akrual
idak langsung)

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 135

Pembelian Pembayaran
B. TUJUAN AUDIT JASA PERSONALIA
Tujuan audit spesifik untuk siklus jasa personalia di gambarkan dalam Peraga 6.2.
Peraga 6.2 Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Jasa Personalia

Kategori Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun


Asersi Transaksi
Keberadaan Beban gaji dan upah serta Saldo kewajiban gaji dan upah
atau beban pajak gaji dan upah yang akrual serta pajak gaji dan upah
Keterjadian tercatat berhubungan dengan menunjukkan jumlah yang
kompensasi untuk jasa yang terhutang pada tanggal neraca.
diberikan selama periode
Kelengkapan berjalan.gaji dan upah serta
Beban Kewajiban gaji dan upah akrual
beban pajak gaji dan upah yang serta pajak gaji dan upah
tercatat mencakup semua beban mencakup semua jumlah yang
semacam itu yang terjadi untuk terutang kepada personel dan
jasa personalia selama tahun lembaga pemerintah pada tanggal
berjalan. neraca.
Hak dan Kewajiban gaji dan upah akrual
Kewajiban serta pajak gaji dan upah adalah
kewajban entitas yang
melaporkan.
Penilaian Beban gaji dan upah serta Kewajiban gaji dan upah
atau Alokasi beban pajak gaji dan upah akrual serta pajak gaji dan
telahdihitung serta dicatat upah telah dihitung serta dicatat
secara akurat. secara akurat.
Distribusi tenaga kerja pabrik
telah dihitung dan dicatat dengan
benar.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 136


Penyajian dan Beban gaji dan upah serta Akun kewajiban gaji dan upah
Pengungkapan beban pajak gaji dan upah akrual serta pajak gaji dan upah
telah diidentifikasi serta telah diidentifikasi serta
diklasifikasikan dengan tepat diklasifikasikan dengan tepat
dalam laporan laba rugi. dalam neraca.
Laporan keuangan memuat
pengungkapan yang layak atas
pension dan program tunjangan
lainnya.

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Waktu dan upaya yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari
satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting
bagi keberhasilan audit. Beberapa industri mungkin sangat bebeda dari segi intensivitas
tenaga kerja dalam melaksanakan proses pabrikasinya.
banyak pabrikan juga terus menjalankan program pensiun dengan manfaat pasti yang
pengungkapannya dianggap signifikan. Program kompensasi lainnya meliputi opsi saham
yang menghadirkan tantangan pengukuran dan pengungkapan sendiri bagi para auditor.
Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa pesrsonalia,
antara lain :
Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas
bersifat padat karya atau padat modal?).
Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.

MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS


Materialitas
Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan
asuransi dan kantor professional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah,
jasa pesonalia merupakan beban utama. Pertumbuhan sektor jasa dalam perekonomian
AS dan pentingnya sumber daya manusia bagi nilai banyak perusahaan teknologi serta
perangkat lunak telah membuat siklus jasa personalia suatu bidang audit yang material
bagi banyak perusahaan. Walaupun saldo moneter untuk gaji dan upah akrual mungkin

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 137


tidak sesignifikan saldo piutang, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham
pada pensiun merupakan pengungkapan yang material.

Risiko Inheren
Auditor jarang memerhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena
sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan
tetapi, penipuan gaji dan upah telah menjadi perhatian utama auditor. Penipuan dapat
terjadi pada dua tingkatan. Karyawan yang terlibat dalam penyiapan dan pembayaran gaji
dan upah mungkin memproses data untuk karyawan-karyawan fiktif, kemudian
menyimpangkan cek gaji untuk digunakan sendiri. Atau manajemen mungkin secara
sengaja salah mengklasifikasikan atau mengalihkan biaya tenaga kerja dalam kontrak
pemerintah untuk menipu badan pemerintah itu.
Periode pembayaran bisa ditetapkan secara mingguan, dua bulanan, atau bulanan.
Dalam setiap kasus, volume transaksi gaji dan upah mungkin tinggi. Untuk pekerja
pabrik, penghasilan kotor dapat didasarkan pada waktu dan/atau produktivitas. Dengan
demikian, perhitungannya bisa menjadi rumit dan risiko inheren untuk asersi penilaian
atau alokasi mungkin tinggi. Apabila sering terjadi perputaran karyawan dalam
perusahaan, maka terdapat risiko bahwa seorang karyawan yang sudah pensiun tetap
berada dalam daftar gaji dan upah.
Program tunjangan perusahaan dapat melibatkan opsi saham, hak apresiasi saham,
atau program pensiun yang menyangkut baik masalah pengukuran maupun
pengungkapan yang signifikan. Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi untuk
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan
pengungkapan.

Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus
jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna
dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per
karyawan melebihi ekspektasi auditor. Contoh-contoh prosedur analitis yang mungkin
digunakan auditor disajikan dalam Peraga 6.3.

Dalam beberapa kasus, auditor mungkin dapat mengembangkan ekspektasi yang


akurat mengenai gaju dan upah suatu organisasi. Auditor dapat mengembangkan
ekspektasi yang lebih dapat diandalkan, maka ia dapat menetapkan kepastian yang lebih
besar atas bukti itu dan menilai risiko prosedur analitis pada tingkat yang lebih renah
daripada jika ekspektasinya agak luas dan umum. Pemanfaatan perangkat lunak audit

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 138


yang umum akan memungkinkan dikembangkannya ekspektasi yang lebih akurat pada
saat mengaudit siklus jasa personalia.

Peraga 6.1 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan untuk Mengaudit Siklus Jasa
Personalia
Rasio Rumus Signifikansi Audit

Biaya gaji dan upah rata-rata Total biaya gaji dan upah untuk Pengujian atas kelayakan gaji
per klasifikasi karyawan satu kelompok karyawan : dan upah kotor untuk
Jumlah karyawan dalam sekelompok karyawan. Banyak
kelompok tersebut perusahaan yang mempunyai
lebih dari satu kelompok
karyawan, dan penting untuk
mengevaluasi kelayakan gaji
dan upah berdasarkan
kelompok karyawan.
Pendapatan per karyawan Total pendapatan : Jumlah Rasio ini dapat menjadi ukuran
karyawan purnawaktu produktivitas per karyawan.
Rasio ini khususnya penting
dalam industri jasa dan akan
dibandingkan dengan statistik
industri.
Total biaya gaji dan upah Total beban gaji dan upah : Pengujian atas kelayakan biaya
sebagai persentase dari Total pendapatan gaji dn upah. Rasio ini
pendapatan seringkali dibandingkan
dengan statistik industri.
Beban pajak gaji dan upah Total beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan pajak gaji
sebagai persentase dari gaji upah : Gaji dan upah kotor dan upah. Rasio ini seringkali
dan upah kotor bisa dibandingkan dengan tarif
pajak standar.
Membandingkan beban gaji Beban gaji dan upah tahun Pengujian kelayakan untuk
dan upah (gaji dan upah, berjalan : Beban gaji dan upah beban gaji dan upah jika rasio
komisi, bonus, tunjangan tahun sebelumnya ini cukup jauh berbeda dari 1,0.
karyawan dan sebagainya)
dengan saldo atau anggaran
tahun sebelumnya
Membandingkan kewajiban Kewajiban pajak gaji dan upah Pengujian kelayakan untuk
gaji dan upah tahun berjalan tahun berjalan : Kewajiban kewajiban gaji dan upah jika
dengan kewajiban gaji dan pajak gajin dan upah tahun lalu rasio ini cukup jauh berbeda
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 139
upah tahun sebelumnya setelah disesuaikan dengan dari 1,0.
pertumbuhan volume gaji dan
upah
Menghitung rasio beban pajak Beban pajak gaji dan upah : Pengujian kelayakan untuk
gaji dan upah terhadap total Total beban gaji dan upah beban pajak gaji dan upah
beban gaji dan upah. berdasarkan rasio beban pajak
gaji dan upah tahun
sebelumnya terhadap total gaji
dan upah.
Beban tunjangan karyawan Total beban tunjangan : Gaji Pengujian kelayakan beban
sebagai persentase dari gaji dan upah kotor tunjangan. Rasio ini seringkali
dan upah kotor. dibandingkan dengan statistik
industri.

PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji dan
upah meliputi pencatatan waktu, penggajian serta kantor bendahara. Kebijakan dan
praktik personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu-individu yang
telibat dalam fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta peratutan penggajian
negara bagian dan federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-kontrak kerja.
Manajemen harus menilai risiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan atau
kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-masalah
seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih, penanganan SPT pajak gaji dan
upah yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.
Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk
mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian.
Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari
karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai
masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaju dan upah, penilaian efektivitas
pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif
oleh komite audit.

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGGAJIAN

Aktivitas pengendalian - transaksi penggajian diawali dengan mengidentifikasi sejumlah


dokumen dan catatan yang umumnya digunakan dalam transaksi penggajian. Kemudian
akan menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam transaksi penggajian, bagaimana

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 140


aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain untuk mengurangi risiko salah
saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi penggajian.

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat transaksi
penggajian.
Otorisasi personalia. Memo yang dikeluarkan oleh departeman personalia yang
menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas
status karyawan itu untuk tujuan penggajian.
Kartu absen (clock card). Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk
mencatat jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama satu periode
pembayaran.
Tiket waktu (time ticket). Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja
seorang karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini sering kali dicetak
oleh mesin.
Register penggajian. Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama satu
periode pembayaran. Register ini menyediakan dasar untuk membayar karyawan
serta mencatat gaji dan upah.
Rekening bank untuk penggajian imprest. Rekening yang menampung setoran
sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran,
dan dari rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para karyawan.
Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini juga
disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas yang menunjukkan penghasilan
kotor serta potongan gaji dan upah.
Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun
untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.
SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta
pajak gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal
dan negara bagian.
File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 141


karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan
tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
File induk data personalia. File komputer yang berisi data terkini mengenai
karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah seperti klasifikasi
pekerjaan, tarif upah dan potongan.
File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun
berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian, antara lain :
Memulai Transaksi Penggajian

Mengangkat Karyawan
Semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus
didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus
menunjukkan klasifikasi pekerjaan tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah
yang diotorisasi.
Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru pada file induk data
personalia akan mengurangi risiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan
fiktif. Dengan demikian, pengendalian itu berkaitan dengan asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban untuk transaksi
penggajian.

Mengotorisasi Perubahan Gaji dan Upah


Pengendalian terhadap perubahan gaji dan upah ini membantu memastikan
keakuratan daftar gaji dan upah serta berhubungan dengan asersi penilaian atau
alokasi dan juga hak dan kewajiban.

Departemen personalia juga harus mengeluarkan pemberitahuan tentang


pemberhentian pada saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemutakhiran file induk
data personalia dengan segera sangat penting untuk mencegah karyawan yang sudah
berhenti masih tercatat dalam daftar gaji dan upah. Jadi, pengendalian ini berkaitan
dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian.

Penerimaan Jasa

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 142


Menyiapkan Data Kehadiran dan PencatatanWaktu
Dalam banyak perusahaan, terdapat departemen pencatatan waktu yang bertanggung
jawab atas fungsi ini. Time clock kerapkali digunakan untuk mencatat waktu kerja
seorang karyawan pada saat sebuah kartu waktu atau tanda pengenal karyawan
dimasukkan ke dalam time clock tersebut.

Untuk para karyawan pabrik, jumlah jam kerja menurut kartu jam harus
didukung oleh tiket waktu yang memperlihatkan jenis pekerjaan yang dilakukan
(tenaga kerja langsung atau tidak langsung), dan pekerjaan mana yang akan dibebani
dengan jumlah jam tenaga kerja langsung. Semua jam kerja yang dilakukan harus
disetujui secara tertulis oleh seorang penyelia. Departemen pencatatan waktu
kemudian merekonsiliasikan tiket waktu yang sudah disetujui dengan kartu jam, dan
menyerahkannya ke departemen penggajian untuk digunakan dalam menyiapkan
daftar gaji dan upah.

Pencatatan Transaksi Penggajian


Menyiapkan Daftar serta Mencatat Gaji danUpah
Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut nomor
karyawan dan data ini akan menjalani proses pengecekan serta penyuntingan. Proses
ini meliputi validitas nomor karyawan dan batas atau kelayakan jumlah jam kerja.
Keluaran dari proses ini terdiri atas transaksi penggajian yang sah dan sebuah
laporan tentang penyimpangan serta pengendalian yang dikirimkan ke departemen
pengendalian data.
Pengendalian terhadap poses pemasukan data yang mendahului perhitungan
gaji dan upah ini akan mendukung asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan penilaian atau alokasi untuk transaksi penggajian.

Mencatat Gaji dan Upah


Saat pembayaran kotor, potongan, dan pembayaran bersih dihitung untuk setiap
karyawan, program akan memutakhirkan file induk penghasilan karyawan, dan
mengakumulasi total ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan serta dimasukkan ke
dalam file induk buku besar umum ketika proses ini telah selesai. Keluaran tercetak
berikut ini akan dikirimkan ke departemen pengendalian data.

Sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah ditelaah


oleh departemen pengendalian data sebelum membagikan keluaran tercetak
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 143
lainnya.
Sebuah salinan register gaji dan upah yang dikembalikan bersama dengan kartu
jam dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk dibandingkan
dengan data batch transmittal yang asli.
Sebuah salinan register gaji dan upah yang kedua serta cek-cek gaji bernomor
yang dikirimkan ke kantor bendahara.
Ikhtisar buku besar umum yang dikirim ke departemen akuntansi yang
memperlihatkan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan oleh program
penggajian.

Pembayaran Gaji dan Upah

Membayar Gaji dan Upah serta Melindungi Upah yang Belum Diambil
Dalam menujukkan sebuah salinan register gaji dan upah, serta cek-cek gaji yang
telah dikirimkan ke kantor bendahara di mana fungsi-fungsi ini biasa dilakukan
Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi berikut ini.

Cek-cek gaji itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor
bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar atau
pencatatan gaji dan upah.
Akses ke mesin penandatangan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada
orang-orang yang berwenang.
Cek-cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang identifikasinya
benar.
Cek-cek gaji yang belum diambil harus disimpan dibrankas atau tempat yang
aman lainnya di kantor bendahara.
Pengendalian lainnya yang penting terhadap pembayaran gaji dan upah pada
kebanyakan perusahaan besar adalah penggunaan rekening bank panjar untuk
penggajian imprest. Dari rekening inilah cek-cek gaji ditarik.

MENYERAHKAN SPT PAJAK GAJI DAN UPAH


SPT pajak gaji dan upah harus diserahkan sebesar jumlah yang dipotong dari karyawan
untuk pajak penghasilan dan jaminan sosial federal, serta untuk jaminan sosial dan pajak
pengangguran federal serta negara bagian yang dikenakan kepada pemberi kerja. SPT ini
harus diserahkan secara tepat waktu untuk menghindari pembayaran denda serta bunga,
Pengauditan 2 | Modul Gabungan 144
dan bahkan mungkin tuduhan kriminal. Jadi, tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi
ini harus ditetapkan dengan jelas menurut jadwal yang sesuai dengan batas waktu
penyerahan serta pembayaran federal dan negara bagian.

D. PENGUJIAN SUBTANSI ATAS SALDO GAJI DAN UPAH

Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang
tanggal neraca.

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Bukti tentang keefektifan pengendalian atas risiko-risiko dalam banyak kasus akan
memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga menghasilkan tingkat
risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh asersi gaji dan
upah. Akibatnya, pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi
pada penerapan prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos- pos akrual yang terkait
serta pengujian rincian yangterbatas. Jika prosedur analitis tersebut mengungkapkan
fluktuasi yang tidak diduga, maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada prosedur-
prosedur berikut ini.

Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual


Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun perhatian
utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran
jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus mareview perhitungan manajemenatau
melakukan perhitungan sendiri. Selain itu, bukti tambahan juga dapat diperoleh dengan
memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah akrual itu sebelum pekerjaan lapangan
berakhir. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang
berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi.

Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 145


Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan tunjangan
pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban
pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling signifikan berhubungan
dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi serta asersi penyajian dan
pengungkapan.

Auditor yang mengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil
audit ERISA (Employee Retirement Income Security) ketika mengaudit beban dan
pengugkapan pensiun. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi
utama, yaitu tingkat pengembalian yang diguakan untuk menentukan proyeksi
kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban pensiun.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan
menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan
(1) Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi
kepada karyawan dan pejabat,
(2) Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi di
alokasikan ke berbagai periode akuntansi,serta
(3) Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif.
Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh klien
dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah
peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan
mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun dalam beberapa kasus, hak
apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untuk memberikan
karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan
menyimpan saham itu, bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang yang cukup
untuk menggunakn opsi.
Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk
deskripsi program secara umum, serta jumlah dan rata-rata tertimbang harga
penggunaan opsi yang masih beredar pada awal dan akhir tahun, serta opsi yang
diberikan, digunakan, dibatalkan, atau kadaluwarsa selama tahun berjalan.

Memverifikasi Kompensasi Pejabat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 146


Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1)
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K
yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat mungkin bisa
menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham serta bentuk
kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan
tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya
harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat.

PENUTUP

A. RANGKUMAN
Dalam siklus jasa personalia, perhatian auditor terutama diarahkan pada transaksi
penggajian serta asersi saldo akun yang terkait. Kecuali jika keadaan mengindikasikan
bahawa tidak akan efisien dari segi biaya, pengujian pengendalian atas gaji dan upah
akan cukup ekstensif untuk mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih
rendah. Pengujian substantive atas saldo beban dan kewajiban gaji dan upah kemudian
dapat dibatasi terutama pada prosedur analitis dan pengujian rincian yang terbatas.

B. LATIHAN
Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas penggajian dan penjelasannya.
Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya.
Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya !

Fungsi Pengendalian

Tiket waktu (time ticket). Rekening yang menampung setoran sebesar total
gaji dan upah bersih yang dilakukan selama
setiap periode pembayaran, dan dari rekening ini
Register penggajian. ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para
karyawan.

Rekening bank untuk penggajian Perintah penarikan kepada bank untuk membayar
imprest. karyawan. Cek ini juga disertai dengan sebuah
memo yang dapat dilepas yang menunjukkan
penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 147


Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu
kerja seorang karyawan atas pekerjaan tertentu.
Lama waktu kerja ini sering kali dicetak oleh
Cek gaji. mesin.

Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan


Ikhtisar distribusi biaya tenaga kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran
kerja. bersih setiap karyawan selama satu periode
pembayaran. Register ini menyediakan dasar
untuk membayar karyawan serta mencatat gaji
dan upah.

Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun


untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap
periode pembayaran.

C. TES FORMATIF
1. Bagaimana aktivitas pengendalian transaksi penggajian dilakukan ?
2. Ada dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit.
Apakah kedua alasan tersebut ?
3. Pengujian substantive atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa
prosedur. Apakah prosedur tersebut ?

D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. Aktivitas pengendalian - transaksi penggajian diawali dengan mengidentifikasi
sejumlah dokumen dan catatan yang umumnya digunakan dalam transaksi
penggajian. Kemudian akan menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam transaksi
penggajian, bagaimana aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain
untuk mengurangi risiko salah saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi
oleh transaksi penggajian.

2. Dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitive terhadapa audit
adalah sebagai berikut :
a. Pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporana
10-K yanag diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC,

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 148


b. Para pejabat mungkin bias menghindari pengendalian dan menerina gaji,
bonus, opsi saham serta bentuk kompensasi lainnya melebihi jumlah yang
diotorisasi

3. Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa prosedur.
Sebagai berikut :
Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual
Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun
perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti
mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus
mareview perhitungan manajemenatau melakukan perhitungan sendiri.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan
tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal
pengukuran beban pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling
signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi
serta asersi penyajian dan pengungkapan.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh
klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi
istilah-istilah peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode
yang umum digunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun
dalam beberapa kasus, hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali
digunakan untuk memberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk
menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjual saham
guna mendapatkan kas yang yang cukup untuk menggunakn opsi
Memverifikasi Kompensasi Pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1)
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan
10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 149


mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham
serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena
alasan-alasan tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk
kompensasi lainnya harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat.

E. UMPAN BALIK
Diharapkan mahasiswa dapat menguasai sasaran pembelajaran dari materi Audit Siklus
Jasa Personalia. Adapun tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 100 %
Baik = 80 89 %
Cukup = 70 79 %
Kurang = 0 69 %

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 150


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke
7, jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2008

Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.

Pengauditan 2 | Modul Gabungan 151

Anda mungkin juga menyukai