Anda di halaman 1dari 9

UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN

TUBERKULOSIS (TB) PARU KE ANGGOTA KELUARGA LAINNYA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO PAGARALAM TAHUN 2010

Jaji
Staf pengajar PSIK-FK Unsri

ABSTRAK ABSTRACT
Latar Belakang: Menurut data dari Dinas Background: According to data from the city
Kesehatan kota Pagaralam jumlah penderita TB Health Department Pagaralam, number of patients
Paru tiga tahun terakhir dari tahun 2007-2009 with pulmonary TB the last three years from the
berjumlah 182 orang penderita. Penyakit TB Paru year 2007-2009 amounted to 182 patients. TB
sangat rawan untuk terjadi penularan terhadap transmission is very prone to going against the
orang-orang terdekat pasien seperti pada keluarga people closest to the patient such as pulmonary
penderita TB Paru sehingga diperlukan upaya untuk tuberculosis in the family so that the necessary
mencegah terjadinya penularan ke anggota keluarga efforts to prevent transmission to other family
lainnya, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui members, therefore the researchers wanted to know
secara mendalam mengenai pengalaman keluarga in depth about the family experience in the
dalam upaya pencegahan penularan TB Paru ke prevention of lung TB transmission to other family
anggota keluarga lainnya di wilayah kerja members in the working area Sidorejo Pagaralam
Puskesmas Sidorejo Pagaralam tahun 2010. Health Center in 2010.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode Method: This study uses qualitative methods with
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan phenomenological approaches and methods of
metode observasi. Tujuan penelitian ini untuk observation. The purpose of this study to determine
mengetahui secara mendalam pengetahuan the depth of knowledge about TB, pulmonary TB
mengenai penyakit TB Paru, cara penularan TB transmission, prevention of transmission of
Paru, cara pencegahan penularan TB Paru dan pulmonary tuberculosis and the action taken by
tindakan yang dilakukan keluarga untuk mencegah families to prevent transmission of tuberculosis
penularan penyakit TB Paru di wilayah kerja disease in the working area of Sidorejo Health
Puskesmas Sidorejo Pagaralam tahun 2010. Center Pagaralam in 2010.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini adalah Result: The results of this study is the actions have
tindakan yang telah dilakukan keluarga dalam done by the family in the prevention of lung TB
upaya pencegahan penularan TB Paru adalah transmission, that is by opening windows of the
dengan membuka jendela rumah setiap hari, house every day, drying the mattress is used
menjemur kasur yang dipakai penderita TB Paru routinely pulmonary TB patients, reminding
secara rutin, mengingatkan pasien penderita TB patients with pulmonary TB to cover mouth when
Paru untuk menutup mulut saat batuk, menyiapkan coughing, preparing a special place for all patients
tempat khusus untuk pasien penderita TB Paru who Pulmonary TB sputum and dispose of
membuang dahak dan melakukan imunisasi pada immunization in infants at home.
balita di rumah. Conclusion: The suggestions of this study was to
Kesimpulan: Saran hasil penelitian ini untuk PHC Sidorejo Pagaralam order to add and modify
Puskesmas Sidorejo Pagaralam agar dapat pulmonary TB prevention program. Also needs to
menambah dan memodifikasi program be done periodically, or supervision of home visits
penanggulangan TB Paru. Selain itu perlu regularly to monitor the treatment and prevention of
dilakukan pengawasan secara berkala atau transmission of pulmonary tuberculosis conducted
kunjungan rumah secara rutin untuk memantau at the family home.
pengobatan dan pencegahan penularan TB Paru Keywords: Tuberculosis, infectious diseases,
yang dilakukan keluarga di rumah. prevention, cough, sputum
Kata Kunci: Tuberkulosis, penyakit menular,
pencegahan, batuk, dahak

1
1. PENDAHULUAN (P2TB) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) tahun 2008 yaitu berjumlah 3.180 penderita
merupakan penyakit infeksi yang paling umum di sedangkan pasien dengan Basil Tahan Asam (BTA)
dunia, dengan perkiraan sepertiga populasi negatif rontgen positif berjumlah 1.808 penderita
terinfeksi dan 2,5 juta orang meninggal setiap dan pada tahun 2008 kasus TB Paru Basil Tahan
tahun(6). Kuman penyebab penyakit TB Paru Asam (BTA) positif berjumlah 4.376 penderita
ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada dengan BTA negatif rontgen positif berjumlah
tahun 1882(8). Penyakit yang disebabkan oleh 2.048(11).
kuman ini merupakan penyebab kecacatan dan Di kota Pagaralam tercatat penderita TB
kematian hampir disebagian besar Negara di Paru tahun 2007 sabanyak 58 orang penderita,
seluruh dunia (1). tahun 2008 sebanyak 69 orang penderita dan tahun
Indonesia merupakan negara dengan pasien 2009 sebanyak 55 orang penderita (Dinkes
TB Paru terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan Pagaralam, 2009)12. Di Wilayah kerja Puskesmas
Cina, diperkirakan jumlah pasien TB Paru di Sidorejo sendiri tercatat penderita TB Paru tahun
Indonesia sekitar 10 % dari total jumlah pasien TB 2007 sebanyak 25 orang penderita, tahun 2008
Paru di dunia. Tahun 2009 tercatat 211.753 kasus sebanyak 28 orang penderita dan tahun 2009
baru TB Paru di Indonesia, dan diperkirakan sekitar sebanyak 13 orang penderita(12). Pada tahun 2009
300 kematian terjadi setiap hari disebabkan oleh TB penderita TB Paru di kota Pagaralam dan wilayah
Paru. Setiap tahunnya, kasus baru TB Paru di kerja Puskesmas Sidorejo Pagaralam menurun
Indonesia bertambah seperempat juta(2). TB Paru cukup drastis. Akan tetapi bila ditinjau dua tahun
merupakan masalah kesehatan baik dari sisi angka sebelumnya yaitu tahun 2008 angka penderita TB
kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit Paru meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa angka
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya (16). penurunan penderita TB Paru di kota Pagaralam
Penyakit TB Paru menyerang sebagian besar dan wilayah kerja Puskesmas Sidorejo belum stabil
kelompok usia kerja produktif, dan penderita TB selain itu penderita TB Paru masih sangat beresiko
Paru kebanyakan dari kelompok sosial ekonomi untuk terjadi penularan.
rendah (13). Resiko penularan TB Paru pada keluarga
Pada awal tahun 1990-an WHO (World sangatlah beresiko, terutama pada balita dan lansia
Health Organization) dan IUATLD (International yang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah selain
Union Against TB and Lung Diseases) telah itu pada penderita HIV yang mengalami kerusakan
mengembangkan strategi penanggulangan TB Paru sistem imun pada tubuh(2). Dalam pencegahan
yang dikenal sebagai strategi Directly Observed penularan TB Paru keluarga sangatlah berperan
Treatment Short-course (DOTS) dan telah terbukti penting, karna salah satu tugas dari keluarga adalah
sebagai strategi penanggulangan yang secara melakukan perawatan bagi anggota keluarga yang
ekonomis paling efektif (cost-efectife). Indonesia sakit dan mencegah penularan pada anggota
sendiri penanggulangan TB Paru sudah berlangsung keluarga yang sehat(14). Tujuan penelitian ini untuk
sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas mengetahui upaya yang dilakukan keluarga dalam
dalam kelompok tertentu. Pada tahun 1995, pencegahan penularan TB Paru ke anggota keluarga
program nasional penanggulangan TB Paru mulai lainnya meliputi: pengetahuan keluarga mengenai
menerapkan strategi DOTS dan dilaksanakan di penyakit TB Paru, pengetahuan keluarga mengenai
puskesmas secara bertahap. cara penularan dan pencegahan penularan penyakit
Pengendalian TB Paru dengan strategi TB Paru ke anggota keluarga lainnya, dan tindakan
DOTS di Indonesia telah mendekati target yang dilakukan keluarga dalam pencegahan
Millenium Development Goals (MDGs). Pada tahun penularan penyakit TB Paru di wilayah kerja
2008 prevalensi TB Paru di Indonesia mencapai puskesmas Sidorejo Pagaralam tahun 2010.
253 per 100.000 penduduk, sedangkan target MDGs
pada tahun 2015 adalah 222 per 100.000 penduduk. 2. METODE PENELITIAN
Sementara itu, angka kematian TB Paru pada tahun Penelitian ini dilakukan dengan metode
2008 telah menurun tajam menjadi 38 per 100.000 kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi
penduduk dibandingkan tahun 1990 sebesar 92 per yaitu untuk menggambarkan pengalaman keluarga
100.000 penduduk. Hal itu disebabkan dalam pencegahan penularan TB Paru pada anggota
implementasi strategi DOTS di Indonesia telah keluarga lainnya di wilayah kerja puskesmas
dilakukan secara meluas dengan hasil cukup baik. Sidorejo Pagaralam. Tujuan menggunakan
Pada tahun 2009 angka cakupan penemuan kasus pendekatan fenomenologi adalah mengeksplorasi
mencapai 71 % dan angka keberhasilan pengobatan pengalaman keluarga penderita TB Paru dalam
mencapai 90 %. Keberhasilan ini perlu ditingkatkan pencegahan penularan penyakit ke anggota keluarga
agar dapat menurunkan prevalensi, insiden dan lain sesuai dengan perspektif informan.
kematian akibat TB Paru. Informan dalam penelitian ini diseleksi
Di Sumatera Selatan, Berdasarkan data menggunakan teknik sampling purposive yaitu
Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis informan yang mempunyai karakteristik sesuai
2
dengan tujuan penelitian(9) dan mempunyai Lemas merupakan salah satu akibat yang dialami
karakteristik atau ciri-ciri yang sesuai dengan yangpasien penderita TB Paru seperti pada kutipan
diinginkan peneliti, yaitu : 1) Keluarga yang salah pernyataan dari informan penelitian berikut :
satu anggotanya mengalami TB Paru : 2) Mampu “…lemas dek…” (I-1)
berkomunikasi dengan peneliti dan bersedia Pernyataan lainnya :
menjadi informan dalam penelitian. Jumlah “…tenago bekurang…” (I-4)
informan dalam penelitian ini adalah 4 anggota 6. Tidak nafsu makan
keluarga. Tidak nafsu makan dapat terjadi pada pasien
penderita TB Paru, penderita dapat mengalami
3. HASIL PENELITIAN penurunan nafsu makan seperti pada kutipan
3.1 Pengetahuan keluarga mengenai penyakit pernyataan dari informan penelitian berikut :
TB Paru “…dak galak makan…” (I-1)
Berdasarkan hasil penelitian keluarga Pernyataan lainnya :
dapat menyebutkan mengenai penyakit TB Paru “…kalau makan ni kurang…” (I-4)
yang dialami salah satu anggota keluarga di rumah
yaitu suatu penyakit yang mempunyai gejala batuk, 3. 2 Pengetahuan keluarga mengenai cara
batuk berdarah, penyakit yang sulit disembuhkan, Penularan TB Paru dalam keluarga
sesak nafas, lemas dan tidak nafsu makan. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan
1. Batuk penularan penyakit TB Paru ke anggota keluarga
Batuk adalah salah satu gejala yang dapat dialami lain, penyakit TB Paru dapat menular melalui batuk
seorang pasien penderita TB Paru seperti pada langsung, melalui makanan, pemakaian barang
kutipan pernyataan dari informan penelitian berikut bersama, dahak pasien penderita TB Paru dan
: merokok.
“...TBC ? ya batuk-batuk, batuk terus ....” (I-1) 1. Melalui Batuk Langsung
Pernyataan lainnya : Penyakit TB Paru dapat menular secara langsung
”… Kalau melihat ibu ya batuk terus…’’ (I-2) akibat batuk yang dialami pasien penderita TB
“…batuk terus-menerus…,…iyo batuk terus- Paru, saat pasien batuk kemungkinan terjadi
terusan…” (I-3) penyebaran kuman dan dapat terhisap oleh anggota
”...batuk tulah...” (I-4) keluarga yang sehat sehingga terjadi penularan
2. Batuk Berdarah seperti pada kutipan pernyataan dari informan
Batuk berdarah juga termasuk salah satu gejala penelitian berikut :
yang dapat dialami oleh seorang penderita TB Paru. ’’… cara menularnya ? dari batuk, misalnya suami
Darah keluar saat penderita TB Paru mengalami saya batuk air ludahnya keluar, terus kena anak
batuk seperti pada kutipan pernyataan dari informan saya …’’ (I-1)
penelitian berikut : Pernyataan lainnya :
’’… sering berdarah-darah…’’ (I-1) ’’… biasanya ya dari batuk…” (I-2)
Pernyataan lainnya : “…dari batuk itulah keno…” (I-4)
’’...batuknya sering berdarah, ada seperti darah- 2. Melalui Makanan
darahnya...’’ (I-2) Makanan dapat menyebabkan penularan penyakit
3. Penyakit yang sulit disembuhkan TB Paru. Sisa makanan yang dimakan penderita TB
Penyakit TB Paru merupakan salah satu penyakit Paru bila dimakan oleh anggota keluarga yang sehat
yang sulit untuk disembuhkan, karna penyakit ini dapat menyebabkan penularan, selain itu makan
membutuhkan waktu yang lama dalam proses secara bersamaan juga dapat menyebabkan
pengobatan seperti pada kutipan pernyataan dari penularan penyakit TB Paru ke anggota keluarga
informan penelitian berikut : lainnya seperti pada kutipan pernyataan dari
“…lamo nian berobat…” (I-1) informan penelitian berikut :
Pernyataan lainnya : ’’… dari makanan mungkin, suami saya makan
’’… ya penyakit…susah disembuhin, lama…ini ibu saya makan bisa tertular... ’’ (I-1)
udah lama berobat ga sembuh-sembuh …’’ (I-2) Pernyataan lainnya :
4. Sesak nafas ”... misalnya makan sama-sama...” (I-2)
Sesak nafas termasuk dalam salah gejala yang “...misalnyo lewat makanan, terus sisanyo dimakan
dialami pasien penderita TB Paru seperti pada oleh saya...“ (I-3)
kutipan pernyataan dari informan penelitian berikut ”...makan samo-samo...” (I-4)
: 3. Melalui Pemakaian Barang Bersama
“…benafas susah…” (I-1) Pemakaian barang-barang bersama dengan
Pernyataan lainnya : penderita TB Paru terutama alat makan dapat
“…nafas sesak…” (I-4) menyababkan penularan penyakit TB Paru seperti
5. Lemas pada kutipan pernyataan dari informan penelitian
berikut :

3
’’… misalnya satu piring, atau sendok yang di 3. Menjauhkan anggota keluarga lain dari
pakai sama-sama…’’ (I-1) penderita TB Paru saat batuk
Pernyataan lainnya : Menjauh saat penderita TB Paru batuk dilakukan
“… piring penderita TBC sama yang sehat agar kuman yang keluar saat penderita batuk tidak
dipakai…” (I-2) terhisap oleh anggota keluarga yang sehat sehingga
“…lewat gelas…,…sudah dio minum gelasnya penularan dapat dicegah seperti pada kutipan
dipakai orang lain…” (I-3) pernyataan dari informan penelitian berikut :
“…barang-barang bekas bapak di pake lagi…” (I- ’’... kalau suami saya batuk dijauhin dari anak
4) saya...” (I-1)
4. Melalui dahak penderita TB Paru Per nyataan lainnya :
Dahak pasien penderita TB Paru yang dibuang ”...jangan deket-deket...” (I-4)
sembarangan dapat menyebabkan penyebaran 4. Menghindari penularan melalui dahak
kuman TB Paru dan mengakibatkan penularan pasien penderita TB Paru
penyakit seperti pada kutipan pernyataan dari Dahak penderita TB Paru yang dibuang
informan penelitian berikut : sembarangan dapat mengakibatkan penularan
“…men batuk dahak dak dibuang sembarangan…” penyakit, untuk menghindarinya pasien penderita
(I-1) TB Paru hendaknya tidak membuang dahak
Pernyataan lainnya : sembarangan seperti pada kutipan pernyataan dari
“… misalnya batuk dahak dibuang sembarangan informan penelitian berikut :
…” (I-2) ”... ya seperti ibu kalau lagi batuk terus mau
ngeluarin dahak jangan dibuang sembarangan...”
3. 3 Pengetahuan keluarga mengenai tindakan (I-2)
yang dapat dilakukan untuk pencegahan Pernyataan lainnya :
penularan penyakit TB Paru dalam keluarga ”...samo kalo dioni bedahak kan la diomongi terus
Pengetahuan keluarga mengenai tindakan yang jangan dibuang sembarangan...” (I-4)
dapat dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit TB Paru ke anggota keluarga lainnya 3. 4 Tindakan Yang telah dilakukan keluarga
meliputi memisahkan makanan dengan pasien dalam upaya pencegahan penularan TB
penderita TB Paru, memisahkan alat makan yang Paru
dipakai, menjauhkan dari penderita TB Paru saat Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah
batuk dan menghindari penularan dengan dilakukan keluarga dalam upaya pencegahan
menyiapkan tempat khusus untuk dahak penderita penularan TB Paru adalah membuka jendela rumah,
TB Paru. menjemur kasur penderita TB Paru, mengingatkan
1. Memisahkan makanan dengan penderita TB pasien penderita TB Paru untuk menutup mulut saat
Paru batuk, menyiapkan tempat khusus untuk penderita
Memisahkan makanan adalah salah satu upaya TB Paru membuang dahak dan melakukan
untuk mencegah penularan penyakit TB Paru ke imunisasi pada balita di rumah.
anggota keluarga lainnya. Makanan bekas yang 1. Membuka jendela rumah untuk pencegahan
dimakan penderita TB Paru dapat menyebabkan penularan TB Paru dalam keluarga
terjadi penularan penyakit TB Paru seperti pada Membuka jendela rumah perlu dilakukan untuk
kutipan pernyataan dari informan penelitian berikut membunuh kuman TBC seperti pada kutipan
: pernyataan dari informan penelitian berikut :
’’... ini...paling itu tadi makanan dipisah...’’ (I-1) ’’... kalau jendela dibuka, jendela ya Cuma tiga,
Pernyataan lainnya : tapi dibuka terus tiap hari, pagi-pagi kalau lagi
”...pisahkan makanan...” (I-3) bersih-bersih rumah dibuka biar sehat...’’ (I-1)
“...makonyo makanan tu dipisah...“ (I-4) Pernyataan lainnya :
2. Memisahkan alat makan yang dipakai ”...di bukak...” (I-3)
penderita TB Paru “...bukak...,...iyo...“ (I-4)
Alat makan yang dipakai penderita TB Paru seperti
sendok, piring dan gelas perlu dipisahkan untuk 2. Menjemur kasur pasien TB Paru untuk
mencegah penularan TB Paru ke anggota keluarga pencegahan penularan TB Paru dalam
lainnya seperti pada kutipan pernyataan dari keluarga
informan penelitian berikut : Menjemur kasur pasien penderita TB Paru perlu
’’... ya jangan sama-sama dengan suami, gitu... td dilakukan untuk membunuh kuman TBC yang
kan dah di bilang gelas untuk minum dipisah mungkin tertinggal pada kasur seperti pada kutipan
semua...’’ (I-1) pernyataan dari informan penelitian berikut :
Pernyataan lainnya : ’’... iya, tiap tiga hari sekali, kadang dua hari sekali
”... piring bekas dia makan, gelas bekas dia minum kalau anak saya sedang bersih-bersih... kata yang
dibedain sama yang sehat...” (I-2) kerja di puskesmas harus di jemur sering-sering,
”...alat makan yang dipakai tidak sama...” (I-3)
4
mungkin biar kumannya melayang, ga ngerti Paru, mengingatkan pasien penderita untuk
juga...’’ (I-1) menutup mulut dengan sapu tangan saat penderita
Pernyataan lainnya : batuk dan tidak membuang dahak sembarangan, hal
”...dijemur biasonyo..,...duo hari sekali...,...biar ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kumannyo melayang...,...biar dak nyebar...,....” (I- pemaparan anggota keluarga yang sehat dengan
3) kuman TB.
“..dijemur kalo ibuk lagi galak jemur...,...sebulan Selain itu berdasarkan pemantauan dan
duo kali...,...diluar tulah...“ (I-4) kunjungan yang dilakukan petugas puskesmas
3. Pentingnya mengingatkan pasien penderita secara rutin ke rumah-rumah penderita TB Paru,
TB Paru untuk menutup mulut saat batuk sekitar lima puluh persen keluarga penderita telah
Pentingnya mengingatkan pasien penderita TB Paru melakukan anjuran dari pihak puskesmas untuk
untuk menutup mulut agar saat batuk kuman TBC mencegah penularan TB Paru dengan menciptakan
tidak menyebar ke udara dan dapat menyebabkan lingkungan rumah yang sehat. Sejalan dengan hasil
penularan TB Paru seperti pada kutipan pernyataan observasi peneliti menemukan hanya keluarga
dari informan penelitian berikut : informan 1 yang melakukan semua tindakan
’’... ya kadang-kadang sibuk, kadang-kadang kalau pencegahan penularan TB Paru seperti membuka
ingat terus keliatan ya dibilangin, tapi kalo lagi jendela rumah, membuat ventilasi rumah, menjemur
sibuk ya namanya juga banyak urusan masing- kasur dan alat-alat tenun lain yang dipakai pasien
masing...’’ (I-1) penderita TB Paru dan menyiapkan tempat khusus
Pernyataan lainnya : untuk pasien penderita TB Paru membuang dahak.
”... ya...katanya anjuran dari dokter kalau batuk Sedangkan pada keluarga informan 2 hanya
ditutup pakai tangan...” (I-2) terdapat ventilasi udara dan menyiapkan tempat
”...disuruh...” (I-3) khusus pasien TB Paru membuang dahak. Pada
”...perlu...tapi bapak ni dak galak keluarga informan 3 hanya membuka jendela rumah
nutup...,...diingetke dioni percuma...,...entah setiap hari dan informan 4 hanya membuka jendela
diingetke tutup mulut pacaklah dio rumah dan terdapat ventilasi udara.
katonyo...,...perlu...sebenernyo perlu...” (I-4)
4. Tempat khusus yang disediakan untuk 4. PEMBAHASAN
pasien TB Paru membuang dahak saat batuk 4.1 Pengetahuan keluarga mengenai penyakit
Tempat khusus untuk dahak pasien penderita TB TB Paru
Paru perlu disediakan agar kuman TBC yang Hasil wawancara tentang pengertian TB
terkandung dalam dahak tidak tersebar dan Paru menurut informan TB Paru merupakan suatu
mengakiatkan penularan ke anggota keluarga yang penyakit dengan gejala batuk-batuk, batuk
sehat seperti pada kutipan pernyataan dari informan berdarah, sesak nafas, lemas dan berkurangnya
penelitian berikut : nafsu makan serta membutuhkan waktu yang lama
’’... ya kalau itu saya siapin tempatnya, pake toples dalam proses penyembuhannya.
dilapisin plastik...’’ (I-1) Hasil penelitian ini sesuai dengan pengertian
Pernyataan lainnya : dari Depkes RI(2) yang menyebutkan tuberculosis
”... ya kalau ibu sih nyiapin plastik, dimasukin ke (TB) adalah suatu penyakit menular langsung yang
plastik...” (I-2) disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
“...tempat yang disediakan..., ...ember... ,...kamar tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang
mandi...“ (I-3) paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
5. Imunisasi balita dirumah untuk pencegahan lainnya. Begitupun Sibuea dkk(15) dalam bukunya
TB Paru menyebutkan bahwa TB Paru merupakan suatu
Imunisasi BCG pada balita dapat mencagah penyakit dengan gejala batuk berkepanjangan dan
penularan TB Paru seperti pada kutipan pernyataan mengeluarkan dahak berwarna kekuningan, kadang-
dari informan penelitian berikut : kadang dahak bercampur darah, batuk darah, lelah,
’’... iya ada, klo imunisasi sih udah, kata buk bidan demam, kehilangan nafsu makan dan berat badan
biar ga kena TBC…’’ (I-1) turun.
Tindakan yang dilakukan oleh keluarga Ditinjau dari teori dan hasil penelitian,
dalam upaya pencegahan penularan TB Paru ke menurut analisa peneliti tentang pengertian TB Paru
anggota keluarga lain di rumah didukung juga oleh sesuai dengan pernyataan-pernyataan diatas bahwa
pernyatan petugas Puskesmas Sidorejo Pagaralam TB Paru secara harfiah dan maknawi adalah suatu
yang menyatakan bahwa pasien penderita TB Paru jenis penyakit menular langsung yang disebabkan
dam keluarga selalu diberi penyuluhan mengenai oleh kuman TB, penyakit ini mbutuhkan waktu
tindakan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi yang cukup lama pengobatannya, dan penderitanya
penularan penyakit TB Paru ke anggota keluarga harus patuhan dalam minum obat.
lain. Tindakan yang dapat dilakukan seperti
membuka ventilasi dan jendela rumah selebar- 4. 2 Pengetahuan keluarga mengenai cara
lebarnya, menjemur kasur dan selimut penderita TB penularan penyakit TB Paru dan
5
Pencegahan penularan ke anggota bahwa TB Paru adalah penyakit yang sangat rentan
keluarga lainnya terjadi penularan. Kuman TB Paru dapat menyebar
Hasil wawancara yang dilakukan mengenai saat pasien penderita TB Paru batuk, saat batuk
pengetahuan keluarga tentang cara penularan penderita dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei,
penyakit TB Paru menurut informan penularan sifat kuman ini dapat bertahan lama ditempat yang
penyakit TB Paru ke anggota keluarga lainnya gelap dan lembab sebaliknya dapat mati jika
terjadi akibat percikan langsung saat pasien batuk, terkena sinar matahari. Kuman yang keluar saat
melalui makanan yang dimakan secara bersama- pasien batuk dapat menetap dalam waktu lama di
sama dengan pasien penderita TB Paru, penggunaan ruang yang tertutup atau melekat pada barang-
barang terutama alat makan bersama-sama dengan barang sekitar yang dipakai penderita seperti
pasien penderita TB Paru, serta dahak penderita TB selimut, kasur dan sofa. Selain itu dapat tertinggal
Paru yang dibuang sembarangan sehingga pada gelas dan alat-alat makan lain yang dipakai
menyebar dan terhirup anggota keluarga yang sehat. oleh penderita TB Paru. Kuman-kuman yang
Menurut keluarga penyakit TB Paru dapat melayang di udara atau kuman yang tertinggal pada
menular ke anggota keluarga lainnya dan dapat barang-barang sekitar penderita dapat terhisap oleh
dicegah dengan cara memisahkan makanan dengan anggota keluarga lain, hal inilah yang dapat
penderita TB Paru, barang terutama alat makan menyebabkan penularan penyakit TB Paru terutama
dipisahkan dengan penderita TB Paru, menghindari pada anggota keluarga yang mempunyai daya tahan
penderita TB Paru saat pasien batuk untuk tubuh yang lemah dan lebih rentan terhadap
menghindari pencikan langsung, dan menghindari penyakit menular.
penularan melalui dahak pasien penderita TB Paru Hasil penelitian mengenai pengetahuan
sehingga diharapkan pasien penderita TB Paru tidak keluarga tentang cara penularan dan cara mencegah
membuang dahak bekas batuk sembarangan. penularan TB Paru ke anggota keluarga lainnya
Hasil penelitian menengenai pengetahuan didukung oleh pernyataan petugas Puskesmas
keluarga mengenai cara penularan dan cara Sidorejo Pagaralam yang menyatakan bahwa pasien
pencegahan penularan TB Paru sesuai dengan penderita TB Paru sering diberikan penyuluhan
konsep dari Iwan(3) yang menyatakan bahwa mengenai sumber kuman dan cara penularan
Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penyakit TB Paru yang mungkin dapat terjadi
penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan dalam keluarga. Selain itu keluarga juga diberikan
ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. penyuluhan mengenai cara pencegahan pencemaran
Selain itu menurut Munaj(10) kuman TB Paru kuman TB akibat percikan dahak atau ludah
dapat keluar bebas di udara saat pasien penderita sewaktu batuk sehingga keluarga dapat melakukan
TB Paru batuk, penularan terjadi karena kuman antisipasi agar kuman tidak menyebar secara bebas
dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droplet di ruangan atau di rumah.
nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat Berdasarkan teori dan hasil penelitian,
menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam. menurut analisa peneliti penularan dapat dicegah
Depkes RI(2) dalam buku Penanggulangan penyakit dengan cara menghindari faktor penyebab
TB Paru menyebutkan sistematika cara penularan penularan TB Paru. Ditinjau dari sumber penularan
TB Paru dimulai saat sumber penularan yaitu yaitu kuman yang keluar melalui dahak dan ketika
pasien TB BTA positif batuk. Pada waktu batuk pasien batuk maka pencegahan dilakukan dengan
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara mencegah penyebaran kuman baik secara langsung
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). saat pasien batuk maupun melalui penyebaran
Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 kuman di ruangan tertutup. Selain itu perlu
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam dilakukan pemisahan alat-alat terutama alat-alat
ruangan di mana percikan dahak berada dalam makan yang dipakai pasien penderita TB Paru yang
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi berpotensi mangakibatkan penularan melalui
jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung kuman-kuman yang menempel pada alat-alat yang
dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan dipakai penderita.
selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan
lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan 4. 3 Tindakan yang dilakukan keluarga dalam
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari upaya pencegahan penularan TB Paru ke
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil anggota keluarga lainnya
pemeriksaaan dahak, makin menular pasien Menurut keluarga penularan penyakit TB
tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang Paru sangat penting untuk dicegah agar tidak terjadi
terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi penularan ke anggota keluarga lainnya. Tindakan
percikan dalam udara dan lamanya menghirup yang dilakukan keluarga untuk mencegah penularan
udara tersebut. penyakit TB Paru ke anggota keluarga lainnya
Ditinjau dari teori dan hasil penelitian, meliputi membuka jendela rumah setiap hari,
menurut analisa peneliti tentang cara penularan TB menjemur kasur yang dipakai penderita TB Paru
Paru sejalan dengan pernyataan-pernyataan diatas secara rutin, mengingatkan pasien penderita TB
6
Paru untuk menutup mulut saat batuk, menyiapkan dilapangan, peneliti menemukan hanya keluarga
tempat khusus untuk pasien penderita TB Paru informan 1 yang melakukan semua tindakan
membuang dahak saat batuk dan melakukan pencegahan penularan TB paru, selebihnya pada
imunisasi pada balita di rumah. keluarga informan 2, 3, dan 4 hanya melakukan
Hasil penelitian mengenai tindakan yang beberapa tindakan saja.
dilakukan keluarga dalam upaya pencegahan Dari teori dan hasil penelitian yang
penularan TB Paru ke anggota keluarga lainnya dilakukan dilapangan, tindakan yang dilakukan
sejalan dengan Mery(7) yang menyebutkan sinar keluarga dalam upaya pencegahan penularan TB
matahari dapat membunuh bakteri penyakit, virus Paru adalah dengan membunuh kuman TB dan
dan jamur, hal ini sangat berguna untuk perawatan meningkatkan daya tahan tubuh keluarga.
penyakit TBC, erysipelas, keracunan darah, Berdasarkan sifat kuman yang dapt bertahan di
peritonitis, pneumonia, mumps, asma saluran tempat yang lembab dan gelap serta dapat mati
pernapasan, hingga pembinasaan beberapa virus bila terkena cahaya matahari langsung, maka
penyebar kanker mampu dibinasakan oleh sinar tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan
ultraviolet ini. Bakteri di udara mampu dibinasakan mensterilkan ruangan dan barang-barang yang
oleh sianr matahari dalam waktu singkat. terkontaminasi menggunakan cahaya matahari.
Selain itu Crofton dkk(4) menyebutkan Rumah atau ruangan pasien penderita TB Paru
tingkat awal pencegahan penularan penyakit TB dikondisikan dengan ventilasi ruangan yang
Paru dapat dilakukan dengan melakukan sterilisasi terbuka serta jendela rumah yang dibuka secara
dahak, seprai tempat tidur, sarung bantal dan rutin. Dengan ventilasi rumah dan jendela yang
sebagainya. Sterilisasi ini dilakukan dengan terbuka diharapkan kuuman-kuman TB Paru yang
penyinaran matahari langsung untuk membunuh keluar saat batuk dapat keluar ke udara terbuka
kuman TB dalam waktu 5 menit. Penyinaran sinar dan mati akibat terkena sinar matahari langsung.
matahari adalah cara yang paling cocok untuk Selain itu diharapkan ada cahaya matahari yang
dilakukan di daerah tropis, sedangakan di tempat masuk kedalam ruangan dan membunuh kuman-
yang gelap dan lembab kuman TB dapat bertahan kuman TB yang dikeluarkan pasien penderita TB
selama bertahun-tahun. Selain itu tisu atau bahan Paru saat batuk.
lain yang dipakai penderita TB Paru membuang Selain membuka ventilasi rumah dan
atau mengelap dahak harus dibakar dengan cara jendela rumah, barang-barang yang dipakai pasien
dibakar sesegera mungkin setelah dipakai. penderita TB Paru juga perlu disterilkan. Bahan-
Terkait dengan pentingnya imunisasi, bahan seperti selimut, kasur dan sofa sangat
Vina(17) menjelaskan mengenai imunisasi BCG berpotensi sebagai tempat menempelnya kuman-
(Bacillus Calmette Guerin) yang merupakan salah kuman TB Paru sehingga dapat menyebabkan
satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Ketahanan penularan ke anggota keluarga lain. Untuk itu
terhadap penyakit TB berkaitan dengan keberadaan kuman TB yang menempel pada bahan-bahan
virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah. tersebut dapat dibunuh dengan cara menjemur
Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif dibawah matahari langsung. Penjemuran secara
dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam rutin dan teratur dapat membunuh kuman-kuman
tubuh, alias vaksinasi BCG. Vaksin BCG yang menempel. Untuk alat makan seperti piring,
merangsang kekebalan, meningkatkan daya tahan sendok dan gelas sebaiknya dilakukan pemisahan
tubuh tanpa menyebabkan kerusakan. Sesudah antara pasien penderita TB Paru dengan keluarga.
vaksinasi BCG, TB dapat memasuki tubuh akan Pemisahan ini bertujuan untuk mangantisipasi
tetapi dalam kebanyakan kasus daya pertahanan kemungkinan menempelnya kuman TB pada alat-
tubuh yang meningkat akan mengendalikan atau alat makan tersebut, karna alat makan sangan
membunuh kuman TB. berpotensi menyebabkan penularan penyakit
Hasil penelitian mengenai tindakan yang melalui saluran cerna.
dilakukan keluarga dalam upaya pencegahan Pada saat batuk pasien penderita TB Paru
penularan TB Paru ke anggota keluarga lainnya dapat mengeluarkan 3000 droplet nukei kuman TB,
didukung oleh pernyataan petugas Puskesmas untuk itu keluarga sebaiknya mengingatkan
Sidorejo Pagaralam yang menyatakan bahwa pasien penderita untuk menutup mulut dengan sapu tangan
penderita TB Paru dan keluarga pada setiap atau tisu saat batuk sehingga dapat mencegah atau
kunjungan selalu diberi penyuluhan mengenai mengurangi kuman TB yang keluar dan melayang
tindakan-tindakan seperti apa yang dapat dilakukan diudara. Dahak penderita TB Paru juga
di rumah untuk mencegah penularan TB Paru. mengandung ribuan kuman TB Paru, dengan
Pemantauan petugas Puskesmas di lapangan kondisi demikian keluarga hendaknya menyiapkan
didapatkan sekitar 50% keluarga penderita TB Paru suatu wadah atau tempat khusus yang tertutup
telah melakukan tindakan pencegahan penularan untuk penderita membuang dahak. Dahak yang
TB Paru, akan tetapi ada juga keluarga yang tidak dibuang sembarangan dapat menyebarkan kuman
melakukan secara maksimal. Seperti dari hasil TB yang ada pada dahak tersebut.
observasi partisipatif yang dilakukan peneliti
7
Balita sangat rentan untuk terjadi penularan Berdasarkan hasil penelitian tentang
terhadap penyakit termasuk penyakit TB Paru yang tindakan yang dilakukan keluarga dalam upaya
merupakan penyakit menular karna anti body yang pencegahan penularan TB Paru ke anggota keluarga
dimiliki balita belum terbentuk secara sempurna. lainnya didapatkan bahwa keluarga melakukan
Untuk itu diberikan imunisasi sejak usia dini. tindakan dalam upaya mencegah penularan
Imunisasi BCG merupakan salah satu dari lima penyakit TB Paru ke anggota keluarga lainnya
imunisasi dasar atau wajib yang harus diberikan meliputi membuka jendela rumah setiap hari,
pada anak. Imunisasi BCG adalah imunisasi aktif menjemur kasur yang dipakai penderita TB Paru
pada anak yang penting dilakukan karna BCG secara rutin, mengingatkan pasien penderita TB
adalah vaksin yang terdiri dari basil hidup yang Paru untuk menutup mulut saat batuk, menyiapkan
dihilangkan virulensinya. Vaksin BCG merangsang tempat khusus untuk pasien penderita TB Paru
kekebalan, meningkatkan daya tahan tubuh tanpa membuang dahak saat batuk dan melakukan
menyebabkan kerusakan. Sesudah vaksinasi BCG, imunisasi pada balita di rumah.
TB dapat memasuki tubuh akan tetapi dalam
kebanyakan kasus daya pertahanan tubuh yang B. Saran
meningkat akan mengendalikan atau membunuh 1. Bagi Dinas Kesehatan kota Pagaralam
kuman TB. Diharapkan untuk terus memfasilitasi program
penanggulangan TB Paru yang telah berjalan agar
target dalam program penanggulangan TB Paru
5. SIMPULAN DAN SARAN dapat tercapai.
A. Simpulan 2. Bagi Puskesmas Sidorejo Pagaralam
1. Pengetahuan Keluarga tentang TB Paru Diharapkan agar dapat melakukan modifikasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang terhadap program penanggulangan TB Paru yang
pengetahuan keluarga tentang penyakit TB Paru telah ada sebelumnya, misalnya dengan melakukan
didapatkan keluarga dapat menyebutkan bahwa lomba rumah sehat pada keluarga pasien penderita
penyakit TB Paru merupakan suatu penyakit dengan TB Paru sehingga keluarga diharapkan termotivasi
gejala batuk-batuk, batuk berdarah, sesak nafas, untuk mempertahankan kesehatan lingkungan
lemas dan berkurangnya nafsu makan serta rumah. Penyuluhan yang dilakukan juga dapat
membutuhkan waktu yang lama dalam proses modifikasi dengan membuat tulisan dan gambar
penyembuhannya. menyerupai poster yang berisikan tindakan-
2. Pengetahuan Keluarga tentang cara tindakan yang dapat dilakukan di rumah untuk
penularan TB Paru dan cara pencegahan mencegah penularan TB Paru, gambar tersebut
penularan TB Paru dibagikan dan di temple di rumah-rumah penderita
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan TB Paru. Selain itu perlu dilakukan pengawasan
keluarga tentang cara penularan TB Paru secara berkala atau kunjungan rumah secara rutin
didapatkan keluarga dapat menyebutkan bahwa untuk memantau pengobatan dan pencegahan
penularan penyakit TB Paru ke anggota keluarga penularan TB Paru yang dilakukan di rumah.
lainnya terjadi akibat percikan langsung saat pasien 3. Bagi Peneliti Berikutnya
batuk, melalui makanan yang dimakan secara Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
bersama-sama dengan pasien penderita TB Paru, penelitian mengenai tindakan dalam pencegahan
penggunaan barang terutama alat makan bersama- penularan TB Paru di rumah disarankan agar
sama dengan pasien penderita TB Paru, serta dahak menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan
penderita TB Paru yang dibuang sembarangan etnografi karena dalam penelitian ini budaya juga
sehingga menyebar dan terhirup anggota keluarga dapat memberi pengaruh yang cukup besar. Dari
yang sehat. hasil penelitian sendiri dapat dilanjutkan dengan
Sedangkan hasil penelitian tentang pengetahuan penelitian kuantitatif misalnya dengan memakai
keluarga tentang cara pencegahan penularan TB hasil penelitian sebagai variable yang diteliti.
Paru didapatkan keluarga dapat menyebutkan
bahwa penularan TB Paru dapat dicegah dengan DAFTAR PUSTAKA
cara memisahkan makanan dengan penderita TB
Paru, barang terutama alat makan dipisahkan 1. Chin, James, 2006. Manual Pemberantasan
dengan penderita TB Paru, menghindari penderita Penyakit Menular, Edisi 17, Cetakan II, Info
TB Paru saat pasien batuk untuk menghindari Medika, Jakarta.
pencikan langsung, dan menghindari penularan 2. Depkes RI, 2008. Pedoman Nasional
melalui dahak pasien penderita TB Paru sehingga Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2, Cetakan
diharapkan pasien penderita TB Paru tidak kedua, Jakarta.
membuang dahak bekas batuk sembarangan. 3. Iwan, 2008. Asuhan Keperawatan Klien
3. Tindakan yang dilakukan keluarga dalam Dengan TB Paru, (http://alijeco.blogspot.com,
upaya pencegahan penularan TB Paru ke diakses 20 April 2010).
anggota keluarga lainnya
8
4. Kesehatan Online, 2010. Macam-macam
Pencegahan Penyakit, (http://artikel-kesehatan-
online.blogspot.com, diakses 24 Mei 2010).
5. KTI-Skripsi, 2009. Metode Penelitian Kualitatif
Verb3b, (http://kti-skripsi.blogspot.com, diakses
20 April 2010).
6. Mandal, B.K et al, 2008. Penyakit Infeksi, Edisi
Keenam, Erlangga, Jakarta.
7. Mery, 2010. 7 Things You Should Knaow
About Sunshine, (http://www.citi-talk.com,
diakses 24 Mei 2010).
8. Misnadiarly, 2006. Pemeriksaan Laboratorium
Tuberkulosis dan Mikobakterium Atipik. Dian
Rakyat, Jakarta.
9. Moleong, Lexy J, 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
10. Munaj, Khaidir, 2010. Asuhan Keperawatan TB
Paru, (http://khaidirmunaj.blogspot.com,
diakses 20 April 2010).
11. Profil Dinkes Sumsel 2008.
12. Profil Dinkes Pagaralam 2009.
13. Pusat Informasi Penyakit Infeksi dan Penyakit
Menular Indonesia, 2007. Tuberkulosis,
(http://www.infeksi.com, diakses 20 April
2010).
14. Setyowati, Sri & Murwani, Arita, 2008. Asuhan
Keperawatan Keluarga, Mitra Cendikia,
Yogyakarta.
15. Sibuea, Herdin et al, 2005. Ilmu Penyakit
Dalam, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta.
16. TBC Indonesia, 2009. TBC,
(http://medicastore.com, diakses 20 April
2010).
17. Vina dan Vini, 2008. Imunisasi BCG untuk
mencegah TB,
(http://vinadanvini.wordpress.com, diakses 24
Mei 2010).

Anda mungkin juga menyukai