1
Jurnal belajar menjadi penting dalam sudut pandang seperti
tersebut di atas, maka semboyan ilmuwan-ilmuwan Amerika
“Publish or Perish” (menulis atau lenyab) diharapkan dapat dijadikan
pemicu agar para pendidik di negeri tercinta ini memiliki kesadaran
untuk menulis. Penggunaan jurnal belajar diharapkan tidak bisa
lepas dari membangun budaya, kebiasaan-kebiasaan menulis untuk
mengisi secara terus-menerus khazanah keilmuan dalam bidang
pembelajaran. Ironisnya kebiasaan membaca untuk memperkaya
khazanah keilmuan pembelajaran (pendidikan) masih rendah di
kalangan pendidik dan tenaga kependidikan kita. Tidak jarang guru
di sekolah kita yang hanya mengajar dari ilmu yang didapat semasa
kuliah (yang biasanya sudah kadaluarsa). Jika ditanya, mengapa
tidak membaca sumber-sumber yang lebih up to date (terkini,
mutakhir), guru tersebut menjawab tidak ada dana untuk membeli
buku sumber atau bahasa Inggris tidak dikuasai atau berbagai
alasan lain. Pada hal guru sebagai agen pembaharuan, dituntut
untuk membaca artikel-artikel keilmuan bermutu , terampil
mengakses sumber informasi lewat internet secara
berkesinambungan serta mengkaji atau mengujinya untuk
menjawab permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah.
Lewat artikel-artikel pada Jurnal belajar yang akan diterbitkan ini
sebagian permasalahan yang dihadapi guru tersebut dapat diatasi.
2
dan tenaga kependidikan dapat diilustrasikan sebagai aktivitas
harian seperti halnya bernafas.
3
tenaga kependidikan yang menjadi anggota kelompok kerja masing-
masing merupakan modal utama dan kunci untuk menerbitkan
jurnal belajar Pendekatan-pendekatan personal kepada anggota
kelompok kerja diperkirakan akan mampu membangkitkan
semangat untuk menerbitkan jurnal belajar. Kebersamaan dalam
memecahkan masalah, diskusi dari hati ke hati, mengajak anggota
kelompok kerja untuk merancang, membuat nama jurnal dan
memilih pengelola dan menulis isi jurnal.
Tujuan
Tulisan ini membahas tentang jurnal belajar, bagaimana jurnal
belajar siswa dapat diupayakan dan dimanfaatkan guru dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemanfaatan jurnal
belajar dimaksudkan dengan banyak tujuan. Bagi siswa berfungsi
untuk pengayaan, penyegaran, meningkatkan aktualisasi diri serta
4
peningkatan nilai hasil belajar kumulatif. Bagi sekolah, publikasi
jurnal belajar bermuatan ganda, yaitu sebagai aset yang
menggambarkan tingkat kemampuan akademis siswa dan
menanamkan budaya menulis bagi warga sekolah yang berarti juga
menggambarkan kualitas tenaga pengajar. Guru yang professional
akan mampu membiasakan siswa merefleksikan hasil belajar dan
menuliskannya dalam jurnal belajar. Setelah membaca jurnal yang
ditulis siswa, gurunya dapat menilai seberapa jauh siswanya telah
memahami isi atau apakah metode yang digunakan guru efektif
atau tidak dan lain sebagainya. Dalam hal ini jurnal belajar,
menguntungkan kedua belah pihak. Sebagian siswa akan merasa
janggal atau mungkin menjauhi pekerjaan menulis jurnal belajar dan
tidak menyadari bahwa itu sebagai alat pengembangan
keilmuannya.
Sistematika
Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1
membahas tentang Jurnal Belajar Siswa, Kegiatan Belajar 2 tentang
Penulisan Jurnal Belajar Siswa, dan Kegiatan Belajar 3 membahas
tentang Portofolio Pendidik.
Kegiatan Belajar 1
Jurnal Belajar Siswa
Waktu : 4 jam (4x50 menit)
A. Pengantar
5
Jurnal belajar diharapkan menjadi wadah dalam pengembangan
kualitas pendidikan, khususnya di bidang pembelajaran. Pendidik
dan tenaga kependididkan diharapkan berpartisipasi untuk mengisi
dan memperbarui materi keilmuan yang diajarkan dan cara-cara
mengajarkannya. Bahkan guru pemula dapat menjadikan jurnal
tersebut sebagai rujukan pemutakhiran metode pembelajaran dan
materi yang diajarkan. Siswa yang berada di kota besar, sekarang
ini sudah dengan mudah dapat mengakses pengetahuan melalui
internet, yang kemungkinan membuat pendidik dan tenaga
kependidikan semakin tertinggal, apabila gurunya hanya
mengandalkan sumber belajar yang konvensional. Selain itu,
meningkatkan minat baca dan menulis bukan hanya kewajiban bagi
siswa, akan tetapi merupakan kewajiban bagi pendidik dan tenaga
kependidikan. Proses pembelajaran di sekolah tidak akan dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kalau
guru-gurunya tidak terbiasa membaca. Pendidik dan tenaga
kependidikan tidak mungkin dapat menulis karya tulis ilmiah atau
artikel populer yang baik tanpa banyak membaca. Menulis dan
membaca adalah pintu gerbang utama mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tawaran menulis jurnal belajar sering menjadi beban bagi sebagian
besar siswa. Belum dapat dijelaskan apakah hal ini terjadi karena
banyaknya tenaga pengajar yang kurang mampu memotivasi siswa
dan kurang memahami makna jurnal belajar atau kemungkinan
sang guru sendiri belum pernah mengisi jurnal belajar. Meskipun
gurunya sudah berkualifikasi S1 bahkan yang sudah S2 tidak ada
jaminan bahwa mereka sudah terbiasa memanfaatkan jurnal belajar,
tetapi kalau hal tersebut merupakan alasan, pada hal seharusnya
pendidik membiasakan diri untuk memanfaatkan jurnal belajar. Pada
umumnya guru masih belum tahu makna jurnal belajar dan tidak
terbiasa memanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang efektif.
Sebagian guru mengalami kesulitan membuat karya tulis ilmiah
diperkirakan karena sejak dulu belum pernah mengisi jurnal belajar.
6
B. Tujuan
Topik 1 ini bertujuan memberi motivasi kepada guru, kepala sekolah
dan pengawas sekolah tentang pembuatan jurnal belajar siswa.
Setelah menyelesaikan Modul atau Panduan Belajar kegiatan unit 1,
guru diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan jurnal belajar siswa
2. Mengidentifikasi dan memetakan karakteristik jurnal belajar
siswa
3. Mengidentifikasi dan memetakan peluang untuk membuat jurnal
belajar
4. Mengidentifikasi dan memetakan kendala yang akan dihadapi
dalam pembuatan jurnal belajar siswa.
D. Langkah Kegiatan
7
1 2
3 4
30’
Penguatan dan
Penugasan
Penulisan Artikel
untuk Jurnal belajar
8
Fasilitator menyajikan kasus pembuatan jurnal belajar (kalau sudah ada
di sekolah di Indonesia akan lebih baik, jika belum ada dapat
mengambil contoh majalah dinding atau jurnal belajar di sekolah di luar
negeri). Fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan untuk
dipertimbangkan oleh peserta selama studi kasus:
Selanjutnya:
9
Format 1:
2 Tujuan
3 Bentuk/Ukuran
4 Pemanfaatan
5 Pengelolaan
6 Sustainibilitas
10
berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari. Sekarang ini yang banyak
berkembang adalah jurnal belajar secara online, di mana peserta
dididk dapat melakukan dialog (seperti dalam bentuk forum),
bahkan peserta dididik dari sekolah lain pun boleh ikut bergabung
(nimbrung).
Seratus tahun yang lalu, pendidikan jarak jauh belum ada dan buku
teks masih sangat mahal harganya. Ketika itu, mahasiswa harus
menuliskan apa yang telah dipelajari pada buku catatan. Isi catatan
11
kuliah tersebut adalah ringkasan dari materi yang telah dipelajari.
Yang menjadi fokus peserta adalah mereka harus menulis dan
memutuskan sendiri apa yang akan ditulis. Pada saat ini tidak
dibutuhkan catatan kuliah karena materi kuliah dapat diakses secara
online, karena bahan kuliah, yang lebih lengkap dari catatan itu
sudah ada di website. Harga buku teks pun sudah relatif murah dan
karena kuliah dilaksanakan secara online berarti siswanya harus
mampu mengupload bahannya ke internet (web). Jadi dalam arti
seperti pengganti catatan kuliah, siswa hendaknya menggunakan
Jurnal belajar. Penekanannya memang berbeda tetapi tujuannya
sama, yaitu membantu memaknai apa yang telah dipelajari peserta
didik pada saat siswa mengajar.
Catatan tersebut dapat diambil dari materi lain yang dibaca, yang
dikutip dari buku atau materi yang berkaitan, seperti artikel dalam
surat kabar;
12
Catatan apa saja yang berkaitan dengan pokok bahasan, komentar
siswa dalam bentuk satu atau dua kalimat terhadap pokok bahasan
artikel yang ditemukan/dibaca yang berkaitan dengan materi
pengajaran;
13
Jurnal belajar bisa dalam ukuran yang kecil, sebesar block notes
atau setengah ukuran kertas A4, atau sebesar kertas A4. Hal ini
tergantung pada ketersediaan naskah. Kalau semua guru anggota
KKG atau MGMP, begitu ada pemikiran tentang materi langsung
ditulis dalam lembar kertas yang terpisah, kemudian kertas tersebut
disusun dan diurutkan berdasarkan poin yang telah diajarkan, apa
yang masih perlu diajarkan, pertanyaan peserta didik kepada
pengajar dan lain sebagainya ditulis untuk dimuat di jurnal, maka
tidak akan kekurangan naskah;
Kemudian berdasarkan catatan kecil tadi oleh guru tersebut
diuraikan kedalam tulisan (diketik atau ditulis tangan) dan ini akan
menjadi catatan penting bagi penulis sebagai buku referensi setelah
pembelajaran itu selesai;
Bentuk yang mana pun yang akan dipilih, yang penting bahwa hasil
tulisan siswa tersebut setiap bulan harus dikirim lewat email ke
redaksi Jurnal belajar (diharapkan).
Pemikiran Pribadi
14
Apakah ada Waktu untuk Menulis?
Nilai
15
Jurnal belajar dapat merupakan tempat untuk bertanya, jika ada
siswa, kepala sekolah atau pengawas sekolah yang menghadapi
permasalahan dalam pembelajaran, misalnya mengenai
menghadapi anak anak nakal, sumber materi pembelajaran, metoda
pembelajaran dan lain sebagainya, yang bersangkutan dapat
menuliskan pertanyaan tersebut di dalam Jurnal belajar. Diharapkan
pada edisi berikut, selain anggota redaksi yang menjawab ada juga
siswa lain atau anggota KKG/MGMP yang bersedia menjawab apbila
menguasai hal yang ditanyakan tersebut.
www.maslibraries.org/infolit/samplers/spring/doub.html.
16
Kegiatan Belajar 2 :
Menulis Jurnal belajar
Waktu : 4 jam (4x50 menit)
A. Pengantar
Kegiatan belajar 2 ini disusun sebagai materi pendidikan dan latihan
(diklat) bagi guru dalam membuat dan memanfaatkan jurnal belajar
siswa. Jurnal belajar adalah wadah hasil refleksi siswa, yang dapat
dijadikan masukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran oleh
guru, kepala sekolah maupun pengawas sekolah. Selain itu,
anggota KKG/MGMP, KKKS dan MKKPS diharapkan memahami dan
terbiasa memanfaatkan jurnal belajar siswa, baik untuk bahan
menulis karya tulis ilmiah atau artikel populer. Sebagai kegiatan
belajar 2 (lanjutan), penulisan jurnal belajar siswa, guru hendaknya
memahami kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara tertulis.
Guru hendaknya membantu dan mendorong siswa agar mau, berani
dan mampu mengekspresikan perasaan, keinginan, pemahamannya
terhadap materi pembelajaran di dalam jurnal belajar. Jurnal belajar
17
sebagai salah satu bentuk pengembangan atau pengayaan hasil
belajar secara berkelanjutan.
B. Tujuan
Topik 2 ini bertujuan memberi motivasi kepada siswa untuk menulis
di jurnal belajar berkaitan dengan pengalaman belajar, hasil refleksi
terhadap materi yang dipelajari atau hasil temuan siswa tersebut
dari sumber lain (internet, majalah, buku dan lain sebagainya).
Tidak ada seleksi mengenai isi tulisan siswa yang boleh dimuat
dalam jurnal belajar. Siswa bebas menuliskan apa saja yang
menarik, penting dan bermanfaat bagi siswa tersebut.
18
1. Mengidentifikasi karakteristik isi Jurnal belajar dan kesulitan
siswa dalam menulis
2. Membantu siswa dalam menulis jurnal belajar berdasarkan
kebutuhan yang bersangkutan;
3. Membantu guru dalam membimbing siswa agar terbiasa
dalam mengisi jurnal belajar sesuai dengan waktu yang
tersedia.
D. Langkah Kegiatan
1 2
3 4
30’
Penguatan dan
Penugasan contoh
Penulisan Jurnal
belajar
19
1. Pengantar (50 menit)
Selanjutnya:
20
Peserta diklat secara berkelompok mengkaji penulisan jurnal belajar
yang didasarkan dari model jurnal belajar yang disajikan fasilitator.
Pendahuluan
Penulisan jurnal belajar siswa dimaksudkan untuk pengembangan
keterampilan dan pembiasaan mengekspresikan hasil refleksi siswa
terhadap pembelajaran. Komentar siswa tentang isi, metode, sikap guru,
pemahaman terhadap materi maupun bagian yang tidak dimengerti.
Selain itu, siswa dapat menuliskan ketertarikan, hasil belajar dari sumber
lain, hasil penelitian atau “eksperimen” yang dilakukan baik individu
maupun kelompok. Membantu siswa terbiasa menulis di jurnal belajar,
terbiasa memanfaatkan jurnal belajar sebagai media komunikasi untuk
guru maupun rekan-rekannya. Jurnal belajar yang ditulis oleh siswa dapat
berdasarkan pengalaman belajar, hasil kajian atau penelitian atau data
yang diperoleh siswa tersebut baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah.
Agar guru terampil dalam membimbing siswa mengisi jurnal belajar, guru
tersebut sebaiknya memahami makna dan tujuan penulisan jurnal belajar.
Setelah terbiasa mengisi jurnal belajar siswa akan memiliki keterampilan
dalam menuliskan gagasan atau pemikirannya sehingga dapat
21
mengembangkan komunikasi akademis di anatar siswa dengan guru atau
pihak yang lain yang berkepentingan dengan pembelajaran di sekolah.
Mengisi jurnal belajar siswa diperlukan kesabaran dan diperlukan latihan,
latihan dan latihan. Ala bisa karena biasa.
Jurnal belajar tidak sama dengan karya tulis ilmiah yang disusun
mengikuti kriteria atau persyaratan tata tulis dan bahasa yang digunakan.
Jurnal belajar pada umumnya ditulis sebagai apresiasi terhadap
pembelajaran. Komentar siswa terhadap pembelajaran. Komentar tersebut
22
bisa jadi karena tertarik, ada masalah karena kurang mengerti sampai
dengan adanya temuan baru dari siswa itu sendiri, yang mungkin berbeda
dengan yang diajarkan gurunya. Jurnal
JURNAL BELAJAR
belajar tidak sama dengan buku harian,
Pengalaman belajar
yang boleh diisi “suka-suka” oleh
Materi yang telah
pemiliknya. Namun ada kemiripan dengan
dipahami
diary atau buku harian tersebut, jurnal
Materi yang belum belajar diisi siswa pada waktu yang
dipahami dengan disediakan oleh guru dan hanya berkaitan
menyebutkan alasan dengan pembelajaran di sekolah, tidak
dan kendalanya diisi dengan masalah kucingnya yang
Usaha/cara untuk sedang melakhirkan di bawah tempat
mengatasinya tidur.
Upaya pengayaan
Jurnal belajar ditulis langsung tanpa
diarahkan oleh guru dan tidak ada tema, topik, judul dan rumusan
masalah. Kriteria yang diberikan oleh guru misalnya hanya berkaitan
dengan pembelajaran minggu ini atau hari ini atau mata pelajaran
tertentu. Siswa boleh menuliskan apa saja yang berkaitan dengan hal-hal
di bawah ini.
23
ada siswa mencontoh yang ditulis oleh temannya, yang dilakukan hanya
karena memenuhi permintaan guru, tanpa tahu maknanya untuk apa.
24
jurnal belajar diharapkan akan terbiasa berkomunikasi dalam bidang
akademis dengan tulisan, yang sangat bermanfaat dalam melatih pola
pikir yang bersangkutan. Selain itu penulisan jurnal belajar melatih siswa
untuk lebih produktif, kreatif dan terampil menyampaikannya secara
tertulis. Sasaran yang dituju adalah guru maupun rekan-rekanya sebagai
pembaca atau pengguna jurnal tersebut.
25
berpidato dihadapan teman-teman, memberikan kalungan bunga kepada
guru yang baru menikah.
Materi yang telah Materi yang telah saya pahami pada pembahasan
dipahami kenampakan alam adalah kenampakan alam dan
kenampakan buatan yang ada di sekitar sekolah.
26
daerah lain yang saya inginkan.
27
JURNAL BELAJAR PESERTA DIDIK
Kegiatan Belajar 3
Membuat Portofolio
Waktu : 4 jam (4x50 menit)
A. Pengantar
Portofolio digunakan untuk berbagai tujuan, di antaranya untuk
menampilkan karya terbaik, menunjukkan perkembangan suatu dalam
kurun waktu tertentu, maupun menunjukkan berbagai prestasi
28
maupun kompetensi seseorang (seperti juga portofolio untuk program
sertifikasi guru.
29
sebagainya dalam kelompok aspek-aspek dari mata pelajaran IPA atau
Bahasa Inggris. Sangat tidak disarankan, satu rencana pembelajaran
digabung dengan rencana pembelajaran lain, kemudian silabus satu
mata pelajaran dengan silabus lain. Penyusunan yang teratur akan
sangat membantu para pengguna, fasilitator atau assesor pada saat
melakukan penilaian.
B. Tujuan
30
Kegiatan Belajar 3 ini bertujuan memberi motivasi kepada guru
untuk mendokumentasikan bukti fisik tugas-tugas sebagai pendidik
dan menyusun dokumen tersebut dalam bentuk portofolio. Setelah
menyelesaikan Kegiatan Belajar 3, guru diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan merencanakan penyusunan
portofolio sebagai pendidik;
2. Merumuskan prosedur penyusunan portofolio pendidik;
3. Memenuhi persyaratan atau kriteria portofolio pendidik
E. Langkah Kegiatan
Kegiatan Belajar 3, dilaksanakan mengikuti alur kegiatan sebagai
berikut.
1 2
3 4
30’
Penguatan dan
Penugasan
Pembuatan
31 Portofolio Guru
5
32
1) Apa manfaat adanya standar pembuatan portofolio pendidik?
2) Apa kesulitan yang dihadapi oleh penilai atau pengguna portofolio
tersebut?
3) Bagaimana sebaiknya guru agar termotivasi untuk membuat
portofolio dan memanfaatkan portofolio tersebut?
4) Apa manfaat portofolio bagi peserta pendidik?
Selanjutnya:
PORTOFOLIO GURU
Pendahuluan
33
peserta didik pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut PP RI No.
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah
agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni
kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial.
Kompetensi guru diartikan sebagai kebutuhan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Portofolio Guru
Portofolio guru adalah dokumen yang memuat kumpulan hasil kerjanya.
Portofolio menggambarkan kemampuan, talenta atau bakat dalam bidang
profesinya. Portofolio tersebut disusun oleh guru yang bersangkutan untuk
menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan kinerja dalam mengajar.
Portofolio digunakan sebagai bahan refleksi bagi guru. Hal ini benar
karena setelah mempelajari portofolio tersebut biasanya tergambar
kelemahan dan kelebihan sehingga guru dapapt mengevaluasi dirinya.
Hal-hal yang biasa dimuat atau dilampirkan dalam berkas yang disebut
portofolio guru disesuaikan dengan tujuan pengadaan dan penggunaan
portofolio tersebut. Tidak ada standar mengenai isi dari portofolio. Jika
tujuan pengadaan portofolio untuk melihat kemampuan guru, maka
biasanya portofolio berisi antara lain: filosofi guru yang bersangkutan
tentang pendidikan, rencana pembelajaran, surat rekomendasi, sertifikat,
piagam penghargaan, hasil karya tulis, jurnal belajar, laporan penelitian,
surat tugas tambahan, media pembelajaran, resume nilai yang diperoleh
dalam menempuh pendidikan guru, nilai atau hasil tes yang pernah
diikuti, seperti TOEFEL, kopi sertifikat pendidikan dan pelatihan yang
pernah diikuti, dan transkrip nilai.
34
Pengalaman mengajar/masa kerja, jumlah jam mengajar, dan mata
pelajaran yang diampu;
Sertifikat yang dimiliki , misalnya Hasil Tes Nasional, hasil tes uji
sertifikasi (kalau ada), Nilai TOEFEL dan lain-lain;
Laporan hasil penelitian, karya tulis ilmiah, dan jurnal belajar jurnal;
Jurnal belajar (jurnal belajar);
Sertifikat yang dimiliki dalam rangka peningkatan kemampuan
personal atau peningkatan professional sebagai guru, misalnya
seminar, pelatihan yang diikuti, dan kegiatan lain yang berkaitan
dengan profesinya sebagai pendidik;
Rencana pembelajaran, materi pembelajaran dan buku yang ditulis
untuk materi pembelajaran;
Prestasi siswa dalam mata pelajaran yang diajarkan;
Video yang menggambarkan proses pembelajaran yang dilakukan
guru tersebut (rekaman)
Hasil pengamatan teman sejawat pada saat guru tersebut
mengajar;
Refleksi tertulis tentang pembelajaran (Written reflections on
teaching).
Foto-foto yang menggambarkan kegiatan guru tersebut pada waktu
mengajar atau mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan
pembelajaran atau pendidikan.
Deskripsi upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengajaran
Silabus kursus yang diikuti
Ringkasan hasil evaluasi terhadap pengajar oleh siswa
Lain-lain
Beberapa hal yang sering salah kaprah mengenai portofolio guru adalah,
banyak orang beranggapan, bahwa portofolio guru sebagai folder yang
memuat seluruh kegiatan mengajar dan evaluasi. Memang idealnya,
portofolio guru adalah dokumen yang dibuat oleh guru yang bersangkutan
berkaitan dengan tugas-tugasnya atau menggambarkan proses
35
perkembangan yang dicapai dalam tugasnya sebagai pendidik, termasuk
perkembangan proses mengajar. Biasanya, portofolio guru juga dilengkapi
dengan lampiran-lampiran sebagai data tambahan atau informasi
pendukung yang dapat membantu tim penilai mendapatkan gambaran
yang lebih lengkap terhadap perkembangan tersebut. Semua data yang
disampaikan dalam portofolio dimaksudkan untuk menyakinkan tim
penilai bahwa yang bersangkutan secara akurat sudah mencapai tingkat
perkembangan tertentu yang digambarkan melalui berbagai bentuk
kegiatan dan informasi. Lampiran portofolio tersebut biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan atau bergantung pada penggunaan portofoilio
tersebut, misalnya saja dalam portofolio calon guru yang hendak diangkat
menjadi guru tetap, seperti pegawai negeri sipil, biasanya dilampirkan
rekaman video yang menggambarkan bagaimana guru tersebut dalam
mengelola pembelajaran atau saat mengajar atau bisa juga dilampirkan
rekaman wawancara yang menggambarkan pandangan guru tersebut
terhadap pendidikan dan pembelajaran, dan lain sebagainya. Sedangkan
ukuran portofolio itu sendiri sangat bervariasi, akan tetapi biasanya
berisikan sekitar 2 sampai dengan 10 halaman ditambah dengan
lampiran-lampiran sesuai dengan kebutuhan.
Portofolio guru adalah alat dalam dunia pendidikan, yang pada umumnya
digunakan dalam dua cara; Pertama, portofolio digunakan sebagai alat
pengukuran yang otentik dalam mengevaluasi efektivitas guru dalam
rangka pemberian lisensi mengajar (sertifikat kompetensi pendidik) atau
sebagai persyaratan apakah guru yang bersangkutan dapat diterima atau
tidak dapat diterima untuk menjadi guru (biasanya sebagai alat seleksi
penerimaan guru baru). Sebab walaupun yang bersangkutan telah lulus
dari lembaga pendidikan calon guru, masih perlu dibuktikan sejauh mana
yang bersangkutan layak untuk menjadi seorang guru. Kedua, portofolio
guru biasanya dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik (masukan)
36
dalam rangka untuk memperbaiki atau meningkatkan profesionalisme
guru yang bersangkutan dalam mengajar. Misalnya saja, portofolio guru
tersebut digunakan oleh pengawas sebagai bahan untuk melihat sejauh
mana guru yang bersangkutan telah memenuhi standar kompetensi
sebagai pengajar dan apabila masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan
akan disampaikan kepada guru tersebut sebagai masukan untuk
meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
37
Penggunaan portofolio tersebut untuk menambah bahan refleksi dan
menyediakan bahan-bahan yang menggambarkan perkembangan guru
tersebut. Portofolio biasanya menyediakan bahan untuk mengukur hal-hal
yang ada kaitannya di antara pilihan guru tersebut atau tindakannnya dan
outcome mereka dapatkan setelah menempuh pendidikan. Sebagai
tambahan, calon guru biasanya diminta untuk melengkapi portofolio, yang
isinya meliputi hal-hal penting selama mengikuti pendidikan guru,
pengalaman selama mengikuti pendidikan guru maupun setelah menjadi
guru. Biasanya portofolio tersebut dimaksudkan untuk memberikan
wawasan (konteks) yang luas atau untuk melihat pengalaman mengajar
dari berbagai sudut pandang.
38
pandang (biasanya dilihat dari beberapa aspek yang berbeda) sesuai
dengan permintaan. Kelemahan portofolio adalah tidak ada suatu standar
yang baku dan itu yang menjadi persoalan utama dalam penggunaan
portofolio guru. Kekurangan lainnya adalah selain tidak adanya standar
sebagai acuan yang baku, portofolio membutuhkan acuan dalam
pembuatannya atau kesepakatan tentang isi serta bentuknya. Kedua, hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan portofolio adalah subjektivitas
dalam mengevaluasi isi portofolio guru tersebut. Dalam berbagai hal
evaluasi terhadap kompetensi guru memang selalu subjektif. Pertanyaan
yang sering muncul dalam hal ini, bagaimana agar penilaian terhadap
portofolio itu tidak subjektif? Atau bagaimana agar penilaian portofolio itu
memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai? Sering juga terjadi,
langkah yang diambil untuk mengatasi kekurangan dalam hal validitas
dan reliabilitas penilaian portofolio adalah membuat atau menggunakan
bentuk skla Likert sebagai acuan dalam menentukan kualitas,
berdasarkan apa yang tercantum dalam item tertentu. Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana mengelompokkan isi portofolio ke dalam
satu kategori, misalnya saja Rencana pembelajaran, kursus manajemen
yang diikuti masuk ke mana dan berapa bobotnya, kemudian juga ada
kesulitan dalam membuat peringkatnya, baik peringkat per aspek atau
kategori maupun peringkat secara keseluruhan.
39
rambu yang jelas tentang isi, bentuk dan penilaian yang dilakukan
terhadap portofolio tersebut.
40
Komunikasi di antara tim penilai dan guru harus terjalin dengan
baik. Guru harus tahu persis, secara eksplisit bagaimana portofolio
itu dinilai atau digunakan dan cara-cara memberikan skor terhadap
setiap aspek yang dinilai serta robot setiap aspek. Untuk itu
sebelum membuat portafolio sebagai alat untuk mensertifikasi guru,
seharusnya hal itu sudah dijelaskan kepada guru.
a. kualifikasi akademik;
b. pendidikan dan pelatihan;
c. pengalaman mengajar;
41
d. hasil karya perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran;
e. penilaian dari atasan dan pengawas;
f. prestasi akademik;
g. karya pengembangan profesi; dan
h. keikutsertaan dalam forum ilmiah.
Guru yang telah terpilih untuk mengikuti uji kompetensi atau untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi tersebut, diminta untuk menyiapkan
portofolio yang berkaitan dengan kegiatan yang menggambarkan
kompetensi guru yang bersangkutan. Portofolio tersebut dibuat dalam
bentuk narasi, yang meliputi prinsip dasar pengajaran, riwayat
pengajaran, pengalaman dalam melakukan peneilaian, pelatihan tentang
paedagogis dan pengembangan professional dan tujuan pengajaran di
masa depan. Narasi tersebut biasanya juga dapat disertai data atau
informasi pendukung yang relevan, seperti silabus yang dikembangkan,
materi pengajaran, berbagai sertifikat yang dimiliki sesuai dengan
pelatihan yang diikuti dan transkrip nilai yang didapatkan dari universitas
atau perguruan tinggi yang meluluskan yang bersangkutan. Selain itu juga
dapat dilampirkan rekomendasi tentang efektivitas pengajaran yang
dilakukan oleh guru tersebut dan penilaian dari murid terhadap
pengajaran guru atau informasi penting lainnya yang dapat digunakan
sebagai pendukung.
Menyusun Portofolio
42
Sekolah) dan bahan-bahan bacaan di toolkits (Rangkaian alat bantu
pembelajaran).
Bagi yang mencari SKS (Satuan Kredit Semester), mohon untuk mengisi
sampul protofolio dan memberi tanggal dan menandatangani dan
sertakan daftar dokumen portofolio yang final dan menyerahkannya ke
MTT (Master Trainers forTeacher) . MTT akan mempelajari untuk
memastikan bahwa semua dokumen yang diharapkan sudah tercakup dan
juga memberi tanggal dan tanda tangan.
1. Sampul Portofolio
2. Daftar dokumen yang sudah ditandatangani oleh guru dan MTT
3. Komentar Kepala Sekolah atau Pengawas
4. Denah (gambar atau foto) penataan kelas dengan penjelasannya
5. Kompetensi dasar dari aspek 1
a. Silabus
b. RPP dengan LK, bahan-bahan. Dsb
c. Alat Bantu belajar (benda asli, deskripsi, gambar atau foto)
d. Refleksi (penilaian diri) terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan
e. Lembar pengamatan (rubrik) yang telah diisi oleh pengawas atau
kolega
f. Hasil karya anak yang dihasilkan dalam pembelajaran
g. Penilaian dan instrumen penskoran
h. Refleksi terhadap penilaian dan instrumen penskoran
6. Kompetensi dasar dari aspek 2
a. Silabus
b. RPP dengan LK, bahan-bahan. Dsb
c. Alat Bantu belajar (benda asli, deskripsi, gambar atau foto)
d. Refleksi (penilaian diri) terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan
43
e. Lembar pengamatan (rubrik) yang telah diisi oleh pengawas atau
kolega
f. Hasil karya anak yang dihasilkan dalam pembelajaran
g. Penilaian dan instrumen penskoran
h. Refleksi terhadap penilaian dan instrumen penskoran
7. Kompetensi dasar dari aspek 3
a. Silabus
b. RPP dengan LK, bahan-bahan. Dsb
c. Alat Bantu belajar (benda asli, deskripsi, gambar atau foto)
d. Refleksi (penilaian diri) terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan
e. Lembar pengamatan (rubrik) yang telah diisi oleh pengawas atau
kolega
f. Hasil karya anak yang dihasilkan dalam pembelajaran
g. Penilaian dan instrumen penskoran
h. Refleksi terhadap penilaian dan instrumen penskoran
8. Kompetensi dasar dari aspek 4
a. Silabus
b. RPP dengan LK, bahan-bahan. Dsb
c. Alat Bantu belajar (benda asli, deskripsi, gambar atau foto)
d. Refleksi (penilaian diri) terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan
e. Lembar pengamatan (rubrik) yang telah diisi oleh pengawas atau
kolega
f. Hasil karya anak yang dihasilkan dalam pembelajaran
g. Penilaian dan instrumen penskoran
h. Refleksi terhadap penilaian dan instrumen penskoran
44
Saya, __________________________ dari ___ _________________ menyatakan bahwa
saya telah memasukkan
semua dokumen dalam portofolio di atas merupakan karya saya sendiri (RPP, alat
bantu belajar, penilaian, dsb.) atau bekerja sama dengan teman saya (silabus)
atau hasil dari apa yang telah saya lakukan (mis. karya anak, lembar
pengamatan, dsb. )
Nama MTT
portofolio ini.
45
REFERENCES
46
Roe, M. F., and Stallman, A. C. "A Comparative Study of Dialogue and
Response Journals." Presented at the American Educational Research
Association conference, 1993. (ED 359 242)
47