Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP

NYERI PADA PENDERITA FLEBITIS


DI RS DKT JEMBER

Oleh:
Dwi Rahayu Setiyowati, Luh Titi Handayani, Fitriana Putri
Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957
Email: fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id
Dwi.rahayu@gmail.com

ABSTRAK
Nyeri merupakan sensasi yang rumit yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang
mengalaminya, respon seseorang terhadap nyeri berbeda antara satu orang dengan
yang lainnya. Flebitis merupakan inflamasi yang terjadi pada vena yang bisa
menimbulkan kemerahan, bengkak dan nyeri. Salah satu cara mengurangi nyeri
yaitu dengan kompres air hangat. Jenis kompres air hangat yang diberikan yaitu
kompres air hangat secara kering. Kompres air hangat secara kering dapat
menahan suhu lebih lama daripada kompres air hangat basah, selain itu
mempunyai sedikit resiko membuat kulit terbakar. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh kompres air hangat terhadap nyeri pada penderita
flebitis di RS DKT Jember. Penelitian ini merupakan jenis pra experimental
design, dengan rancang one group pre-test post-test design. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 30 responden dengan menggunakan teknik qouta
sampling. Pengumpulan data menggunakan skala VAS (Visual Analog Scale) dan
kuisioner ID Pain. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil pengukuran
nyeri pada penderita flebitis sebelum diberikan kompres air hangat didapatkan
nilai ID Pain dengan nilai rata-rata 1,0333 dan skala nyeri VAS (Visual Analog
Scale) setelah diberikan kompres air hangat di RS DKT Jember didapatkan nilai
rata-rata 0,590. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan di
peroleh hasil p value=0, 000, p<0,05 maka memiliki arti terdapat pengaruh
dilakukannya kompres air hangat terhadap nyeri pada penderita flebitis di RS
DKT Jember. Penelitian ini direkomendasikan kepada tenaga keperawatan untuk
menggunakan kompres air hangat sebagai alternatif untuk mengurangi rasa nyeri
selain menggunakan terapi farmakologis.

Kata Kunci: Kompres Air Hangat Kering, Nyeri, Flebitis


Daftar pustaka 22 (2006-2015)

1
ABSTRACT

Pain is a complex sensation that can only be felt by those affected, a person's
response to pain is different from one person to another. Phlebitis is an
inflammation that occurs in veins that can cause redness, swelling and pain. One
way to reduce pain is by applying warm compresses. The type of warm water
compress that give the warm water compress it dry. In a dry warm water
compresses can withstand temperatures longer than warm water compress wet,
but it has little risk of making sunburn. The purpose of this study is to determine
the effect of warm water compresses to pain in patients with phlebitis in RS DKT
Jember. This study is a pre-experimental design, the design of one group pre-test
post-test design. Samples in this study were 30 respondents using sampling
techniques qouta. Collecting data using a scale VAS (Visual Analog Scale) and
the questionnaire ID Pain. The results obtained showed that the measurement of
pain in patients with phlebitis before being given a warm water compress Pain ID
values obtained with the average value of 1.0333 and VAS pain scale (Visual
Analog Scale) after being given a warm water compress on RS DKT Jember
obtained average value 0.590 average. Statistical test results obtained by using
the Wilcoxon test results obtained p value=0, 000, p<0.05, meaning there is an
influence does warm water compresses to pain in patients with phlebitis in RS
DKT Jember. This study was recommended to nursing personnel to use warm
compresses as an alternative for reducing pain than using pharmacological
therapy.

Keywords: Dry Warm Water Compresses, Pain, Phlebitis.


Lecture 22 (2006-2015)

2
PENDAHULUAN proses konduksi, di mana panas
A. Latar Belakang tersebut dapat menyebabkan
Tujuan pemberian cairan vasodilatasi (pelebaran pembuluh
intravena adalah untuk mengoreksi darah) sehingga menambah
atau mencegah gangguan cairan dan pemasukan oksigen, nutrisi dan
elektrolit. Pemberian terapi infus leukosit darah yang menuju ke
dapat menimbulkan komplikasi salah jaringan tubuh. Akibat positif yang
satunya flebitis (Jayanti, ditimbulkan adalah memperkecil
Kristiyawati, dan Purnomo, 2013). inflamasi, menurunkan kekakuan
Flebitis merupakan peradangan
nyeri otot serta mempercepat
vena yang disebabkan oleh kateter
penyembuhan jaringan lunak.
atau iritasi kimia, bakterial, dan Untuk itu peneliti tertarik untuk
mekanis (Potter dan Perry, 2006). melakukan sebuah penelitian tentang
Berdasarkan data awal yang
cara menurunan skala nyeri pada
diperoleh dari RS DKT Jember di
penderita flebitis yaitu dengan judul
ruang interna, angka kejadian flebitis
pengaruh kompres air hangat
yaitu sebanyak 58 pasien (Juni-
terhadap nyeri pada penderita flebitis
Oktober tahun 2015).
di RS DKT Jember.
Nyeri flebitis terjadi karena
Tujuan dalam penelitian ini yaitu
adanya peradangan pada vena yang
menganalisis pengaruh kompres air
disebabkan oleh faktor-faktor yang
hangat terhadap nyeri pada penderita
mempengaruhi, salah satunya adalah
flebitis di RS DKT Jember.
tempat penusukan jarum pada vena
METODE PENELITIAN
yang tidak sesuai sehingga terjadi
Penelitian ini menggunakan
pembengkakan sehingga
desain penelitian pre-eksperimental
menyebabkan nyeri di sekitar daerah
one group pre-post test design yang
penusukan/sepanjang vena (Potter
dilaksanakan di ruang interna RS
dan Perry, 2010).
Hasil penelitian Jayanti, DKT Jember pada bulan Mei-Juni
Kristiyawati dan Purnomo, 2013) 2016 dengan menggunakan uji
menyatakan bahwa kompres hangat Wicoxon dengan ketentuan nilai α =
merupakan tindakan untuk 0.05 dan p value < α.
menurunkan nyeri dengan Sampel pada penelitian ini
memberikan energi panas melalui sebanyak 30 responden dengan

3
teknik pengambilan sampel HASIL PENELITIAN
menggunakan quota sampling A. Data Umum
dengan kriteria sampel yaitu orang 1. Umur Responden

dewasa usia > 20 tahun, flebitis Tabel 5.1


Distribusi Umur Responden di RS
derajat > 1 dimana terjadi nyeri, DKT Jember
eritema dan/atau edema, pasca No Kategori Jumlah Presentase
1 20-25 4 13,33 %
pelepasan infus pada tangan yang 2 26-31 2 6,667 %
3 32-37 1 3,333 %
mengalami flebitis dan semua
4 38-43 4 13,33 %
penderita flebitis diruang interna 5 44-49 4 13,33 %
6 50-55 15 50 %
yang tidak menderita penyakit Total 30 100 %
Diabetes Militus (DM). Dilihat dari data tabel di atas
Teknik pengumpulan data mayoritas responden berusia, 50-55
menggunakan skala VAS (Visual tahun yaitu sebanyak 15 responden
Analog Scale) dimana rentang nyeri (50%).
diwakili garis sepanjang 10 cm
No Kategori Jumlah Presentase
dengan ujung yang satu mewakili 1 Laki-laki 14 46,66%
tidak nyeri dan ujung satunya nyeri 2 Perempuan 16 53,33%
Jumlah 30 100%
sangat hebat. dan kuisioner ID Pain
menggunakan 6 soal dimana skor 2. Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.2
total minimum -1 serta skor total
Distribusi Jenis Kelamin Responden
maksimum 5. Skala VAS (Visual di RS DKT Jember
Analog Scale) digunakan untuk
h

Berdasarkan data tabel 5.2 mayoritas


mengetahui tingkat nyeri yang
responden berjenis kelamin
dialami responden sedangkan untuk
perempuan yaitu sebanyak 16
kuisioner ID Pain digunakan untuk
responden (53,33%).
mendukung hasil dari pengukuran
3. Pekerjaan Responden
skala VAS (Visual Analog Scale). Tabel 5.3
Distribusi Pekerjaan Responden di
RS DKT Jember
No Kategori Jumlah Presentase
1 Wiraswasta 14 46,67%
2 IRT 10 33,33%
3 PNS 1 3,333%
4 Mahasiswa 3 10%
5 Petani 1 3,333%
6 TNI 1 3,333%
Jumlah 30 100%

4
Terkait data di atas mayoritas Distribusi Penyakit yang Dialami
Responden di RS DKT Jember
pekerjaan wiraswasta yang
No Kategori Jumlah Presentase
mengalami flebitis yaitu sebanyak 14 Observasi
1 8 26,7%
febris
responden (46,67%). 2 Hipertensi 4 13,3%
3 Ca serviks 1 3,33%
4. Riwayat Pengunaan Cairan Infus
4 Asma 2 6,67%
Tabel 5.4 5 Anemia 1 3,33%
Distribusi Riwayat Pengunaan 6 Diare 2 6,67%
Cairan Infus Responden 7 Febris 1 3,33%
di RS DKT Jember 8 Gastritis 3 10%
9 Alergi obat 1 3,33%
No Kategori Jumlah Persentase 10 Ca paru 1 3,33%
1 RL 4 13,33% 11 Ca mamae 1 3,33%
2 Asering 20 66,67% 12 Efusi pleura 1 3,33%
3 D5 1 3,333% 13 Vertigo 2 6,67%
4 NaCl 5 16,67% 14 Ca kolon 1 3,33%
Jumlah 30 100% 15 Ca KGB 1 3,33%
Berdasarkan hasil tabel di atas Jumlah 30 100%
mayoritas responden memiliki Berdasarkan tabel di atas mayoritas
riwayat penggunaan cairan infus penyakit yang dialami oleh penderita
jenis Asering yaitu sebanyak 20 flebitis yaitu observasi febris
responden (66,67%). sebanyak 8 responden (26,7%).
5. Riwayat Transfusi Darah B. Data Khusus
Tabel 5.5 1. Skala Nyeri VAS (Visual Analog
Distribusi Riwayat Transfusi Darah Scale) Pada Penderita Flebitis
Responden di RS DKT Jember
Sebelum Diberikan Kompres Air
No Kategori Jumlah Presentase
Riwayat transfusi Hangat
1 3 10% Tabel 5.7
darah (+)
Riwayat transfusi Distribusi Nyeri Pada Penderita
2 27 90%
darah (-) Flebitis Sebelum Diberikan Kompres
Jumlah 30 100% Air Hangat di RS DKT Jember
Merujuk dari data tabel di atas
mayoritas responden tidak memiliki
riwayat transfusi darah yaitu Nilai
Nilai Nilai Std.
sebanyak 27 responden (90%) dan Variabel Rata- N
Min Maks Deviasi
rata
yang memiliki riwayat transfusi
Skala nyeri VAS
darah sebayak 3 responden (10%). Visual Analog
) sebelum 1,475 30 0,9 5,0 0,9020
6. Riwayat Transfusi Darah diberikan kompres
air hangat
Tabel 5.6

5
Berdasarkan tabel diatas dapat Setelah 30 1,1 (0,1-1,2)
diketahui bahwa nilai rata-rata 1,457, Berdasarkan hasil yang diperoleh
nilai minimal 0,9 serta nilai menunjukkan bahwa dari 30
maksimal adalah 5,0. responden diperoleh angka sig 0,000.
2. Skala Nyeri VAS (Visual Analog
Karena p<0,05 dapat disimpulkan
Scale) Pada Penderita Flebitis
bahwa ”terdapat pengaruh pemberian
Setelah Diberikan Kompres Air
kompres air hangat terhadap nyeri
Hangat
Tabel 5.8 pada penderita flebitis"
Distribusi Nyeri Pada Penderita 4. Nyeri Pada Penderita Flebitis
Flebitis Setelah Diberikan Kompres Sebelum Diberikan Kompres Air
Hangat di RS DKT Jember
Hangat dengan Kuisioner ID
Nilai
Nilai Nilai Std. Pain.
Variabel Rata- N
Min Maks Deviasi
rata
Tabel 5.10
Skala nyeri VAS Distribusi Kuisioner Nyeri Pada
(Visual Analog Penderita Flebitis Sebelum Diberikan
Scale) setelah 0,590 30 0,1 5,0 0,9020 Kompres Air Hangat dengan
diberikan kompres
air hangat
Kuisioner ID Pain di RS DKT Jember
Nilai
Nilai Nilai
Variabel Rata- N Mode
Berdasarkan tabel diatas dapat Min Maks
rata
diketahui bahwa nilai rata-rata 0,590, Kuisioner ID Pain
nilai minimal 0,1 serta nilai sebelum diberikan 1,0333 30 1,00 2,00 1,00
kompres air hangat
maksimal adalah 1,2.
3. Hasil Analisa Nyeri VAS (Visual Melihat dari hasil tabel di atas nilai

Analog Scale) Pada Penderita rata-rata yaitu sebesar 1,0333. Nilai

Flebitis Sebelum dan Setelah yang sering muncul yaitu 1,00

Pemberian Kompres Air Hangat dengan nilai minimal 1,00 serta nilai

di RS DKT Jember. maksimal 2,00.


5. Nyeri Pada Penderita Flebitis
Setelah Diberikan Kompres Air
Tabel 5.9
Hangat dengan Kuisioner ID
Distribusi Pengaruh Kompres Air
Hangat terhadap Nyeri pada Pain.
Penderita Flebitis di RS DKT Jember
Tabel 5.11
N Median P Distribusi Kuisioner Nyeri Pada
(Minimum-Maksimum) Penderita Flebitis Setelah Diberikan
Sebelum 30 4,1 (0,9-5,0) 0,000 Kompres Air Hangat dengan
Kuisioner ID Pain di RS DKT Jember

6
Nilai
Nilai Nilai skala nyeri VAS (Visual Analog
Variabel Rata- N Mode
Min Maks Scale) diperoleh nilai rata-rata
rata

Kuisioner ID Pain sebesar 1, 475 dari nilai minimum


setelah diberikan 0,9667 30 0,00 1,00 1,00
kompres air hangat yang diperoleh sebesar 0,9 dan untuk
kuisioner ID Pain didapatkan nilai
Berdasarkan tabel di atas dapat
nyeri tertinggi sebesar 5,0 dengan
disimpulkan bahwa nilai rata-rata
nilai rata-rata sebesar 1,0333 serta
responden yaitu sebesar 0,9667. Nilai
nilai minimal 1,00 dan nilai
yang sering muncul yaitu 1,00
maksimal 2,00. Nilai yang sering
dengan nilai minimal 0,00 serta nilai
muncul pada jawaban responden
maksimal 1,00.
yaitu 1,00 dari 29 responden dan
6. Hasil Analisa Nyeri Pada hanya 1 responden yang mempunyai
Penderita Flebitis Sebelum dan nilai 2,0.
Dimana mayoritas responden
Setelah Diberikan Kompres Air
yang mengalami nyeri pada penderita
Hangat dengan Kuisioner ID
flebitis dengan umur antara 50-55
Pain.
tahun sebanyak 15 responden (50%).
Tabel 5.12
Distribusi Pengaruh Kompres Air dengan jenis kelamin perempuan
Hangat terhadap Nyeri pada
sebanyak 16 responden (53,33%) dan
Penderita Flebitis dengan Kuisioner
ID Pain di RS DKT Jember laki-laki sebanyak 14 responden
N Nilai Rata-rata Std. Deviasi
(46,66%). Riwayat penggunaan
Sebelum 30 1,0333 0,18257
Setelah 30 0,9667 0,18257 cairan infus asering lebih banyak
Dari hasil data yang diperoleh dapat mengalami nyeri pada penderita
diketahui bahwa nilai rata-rata pre > flebitis yaitu sekitar 20 responden
post yaitu 1,0333> 0,9667 yang telah (66,67%). Riwayat tanpa transfusi
dilakukan pada 30 responden. darah lebih banyak yang mengalami
PEMBAHASAN nyeri pada penderita flebitis yaitu
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil sekitar 27 responden (90%). Dilihat
1. Nyeri pada penderita flebitis
dari penyakit yang dialami lebih
sebelum diberikan kompres
banyak penyakit observasi febris
air hangat di RS DKT Jember.
Berdasarkan dari hasil sebanyak 8 responden (26,7%) yang

pengukuran pertama (pretest) dengan mengalami nyeri pada penderita


flebitis.

7
Potter dan Perry (2005 dalam kelamin perempuan meskipun hanya
Jayanti, Kristiyawati dan Purnomo selisih dua orang.
Berdasarkan hasil penelitian
2013) bahwa usia 41–60 merupakan
didapatkan penggunaan cairan
usia dewasa pertengahan yang
asering lebih banyak mengalami
mengalami perubahan fisiologi
flebitis. Asering adalah larutan
seperti umur dapat mempengaruhi
eletrolit penuh, mengandung 140
vena seseorang, semakin tua usia
mmol/l Na. Asering merupakan
seseorang akan mengalami kekakuan
cairan isotonik (Hartanto, 2012).
pembuluh darah. Sehingga dapat
Menurut Wahyunah (2011), kedua
disimpukan bahwa kejadian flebitis
cairan (hipotonik dan hipertonik)
pada usia 50-55 tahun, bisa
dapat mengakibatkan iritasi pada
disebabkan karena kemampuan sel
pembuluh darah. Sehingga dapat
dan jaringan untuk regenerasi sel
disimpulkan seharusnya penderita
semakin menurun, selain itu juga
yang menggunakan cairan asering
terjadi penurunan fungsi fisiologis
lebih sedikit, hal ini karena asering
yang dialami oleh responden
merupakan cairan isotonik yang
akibatnya terjadi kekakuan pada
sesuai dengan tubuh manusia.
pembuluh darah dan mempengaruhi
Kemungkinan yang menyebabkan
vena sehingga responden mudah
responden mengalami flebitis dengan
mengalami flebitis dibandingkan
riwayat penggunaan cairan asering
dengan usia 20-25 tahun.
Menurut Ruswoko (2006 dalam yaitu bisa diakibatkan oleh faktor
Komaling, Kumaat dan Onibala, mekanis dan bakterikal.
Transfusi darah secara langsung
2014), jenis kelamin juga memiliki
dapat menghambat darah masuk ke
hubungan dengan flebitis yang mana
dalam tubuh karena darah jika lama-
terjadi lebih banyak pada wanita
lama berada di luar daerah panas
karena dipengaruhi kekuatan otot,
akan mengental dan menyebabkan
kelenturan dan kekenyalan kulit,
penyumbatan pada aboket hingga
serta jaringan adiposa subkutis
mengakibatkan flebitis (Irawati,
berkurang. Oleh karena itu di dalam
Agustin dan Ariyani, 2011). Hasil
penelitian ini didapatkan hasil bahwa
dari penelitian didapatkan bahwa
penderita flebitis lebih banyak
riwayat yang tidak melakukan
dialami oleh responden dengan jenis

8
transfusi darah lebih banyak penusukan /sepanjang vena (Potter
mengalami flebitis. Hal ini memiliki dan Perry, 2010).
Berdasarkan hasil data yang
arti bahwa hasil penelitian
telah diperoleh, maka dibutuhkan
bertentangan dengan pendapat
tindakan yang tepat dalam
Irawati, Agustin dan Ariyani, 2011.
menurunkan atau menghilangkan
Kemungkinan penyebab terjadinya
rasa nyeri sehingga dapat membuat
flebitis yaitu bisa disebabkan oleh
seseorang menjadi nyaman.
faktor-faktor penyebab flebitis yang
2. Nyeri pada penderita flebitis
lain, karena tidak semua yang
setelah diberikan kompres air
melakukan transfusi darah juga
hangat di RS DKT Jember.
mengalami flebitis. Berdasarkan hasil penelitian
Flebitis menurut Potter dan
didapatkan nilai rata-rata skala VAS
Perry (2010), yaitu, flebitis
(Visual Analog Scale) yaitu 0,590
merupakan radang vena yang
dengan nilai minimum 0,1 dan nilai
biasanya terjadi pada trauma dinding
maksimum 1,2 sedangkan nilai rata-
pembuluh, infeksi, imobilisasi dan
rata kuisioner ID Pain sebesar
pemasangan kateter IV dalam waktu
0,9667 dengan nilai minimal 0,00
lama. Tanda dan gejala yang
serta nilai maksimal 1,00. Mayoritas
ditimbulkan dari flebitis yaitu nyeri,
nilai yang sering muncul dari hasil
edema, eritema, dan meningkatnya
yang diperoleh yaitu 1,00 sebanyak
suhu kulit di sekitar vena dan pada
29 responden dan 1 responden
beberapa instansi, kemerahan pada
mendapatkan nilai 0,00. Sehingga
jalur vena (INS, 2006 dalam Potter
dapat disimpulkan bahwa hasil nilai
dan Perry, 2010).
Nyeri flebitis terjadi karena post < pre dari 30 responden yang
adanya peradangan pada vena yang telah diberikan kompres air hangat di
disebabkan oleh faktor-faktor yang RS DKT Jember.
mempengaruhi, salah satunya adalah Tujuan pemberian kompres air
tempat penusukan jarum pada vena hangat menurut Asmadi (2012), yaitu
yang tidak sesuai sehingga terjadi kompres air hangat dapat
pembengkakan sehingga memperlancar sirkulasi darah,
menyebabkan nyeri di sekitar daerah mengurangi rasa sakit, memberi rasa
hangat, nyaman dan tenang pada

9
klien, memperlancar pengeluaran flebitis. Hal ini didukung oleh hasil
eksudat dan merangsang peristaltik nilai dari kuisioner ID Pain dimana
usus. Dalam penelitian ini nilai rata-rata pre>post yaitu
menggunakan jenis kompres air 1,0333>0,9667 pada 30 responden
hangat secara kering, dimana bisanya yang telah dilakukan penelitian.
Sesuai dengan penelitian
menggunakan kantong buli-buli.
sebelumnya dari Endang Triyanto,
Melihat hasil yang diperoleh dari
Handoyo, Ryan Hara Pramana
post test setelah pemberian kompres
(2007) dengan judul Upaya
air hangat menunjukkan bahwa
Menurunkan Skala Flebitis dengan
responden mengalami suatu
Pemberian Kompres Hangat di
penurunan terhadap tingkat nyeri
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
yang sebelumnya telah dialami. Hal
Purwokerto dimana didapatkan
ini sesuai dengan yang diungkapkan
kesimpulan bahwa mayoritas flebitis
Potter dan Perry (2010), upaya untuk
dialami oleh pasien dengan rentang
mengatasi ketidak nyamanan (nyeri)
usia tua (61-80 tahun). Terdapat
bisa dilakukan dengan stimulus
penurunan skala flebitis dengan
kutaneus, penggunaan stimulus
menggunakan teknik kompres hangat
kutaneus yang tepat dapat membantu
yang berpengaruh signifikan
mengurangi ketegangan otot yang
terhadap penurunan skala flebitis.
meningkatkan nyeri. Teknik yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dapat dilakukan yaitu dengan
ada pengaruh pemberian kompres air
masase/pijatan; pemberian sensasi
hangat terhadap nyeri pada penderita
hangat dan dingin.
flebitis di RS DKT Jember.
3. Analisis Pengaruh Kompres Air z

B. Keterbatasan Penelitian
Hangat Terhadap Nyeri Pada Peneliti mengalami keterbatasan
Penderita Flebitis Di RS DKT dalam hal berikut, yaitu peneliti
Jember. kurang menspesifikkan nyeri pada
Berdasarkan uji statistik dengan
kriteria inklusi dan eksklusi, dan
menggunakan uji wilcoxon di peroleh
penyebab dari nyeri pada
hasil p value=0,000, p<0,05 maka
penderita flebitis tidak di samakan
memiliki arti terdapat pengaruh
serta tidak mengklasifikasikan
dilakukannya kompres air hangat
berdasarkan penyakit yang
terhadap nyeri pada penderita

10
dialami serta peneliti tidak 3. Kompres air hangat berpengaruh
mengukur penurunan derajat terhadap nyeri pada penderita
flebitis yang dialami responden. flebilis di RS DKT Jember.

C. Implikasi Terhadap Pelayanan B. Saran


Keperawatan 1. Bagi Penderita Flebitis dan

Dari hasil penelitian, kompres air Keluarga


Diharapkan kepada penderita
hangat dapat digunakan sebagai
flebitis dan keluarga dapat
alternatif untuk mengurangi
menggunakan kompres air hangat
tingkat nyeri selain dengan
untuk mengatasi nyeri. Keluarga
menggunakan terapi farmakologis
dapat memberikan kompres air
khususnya pada penderita flebitis
hangat setelah pasca pelepasan
yang mengalami nyeri yang
infus.pada tangan yang
biasanya seringkali nyeri tersebut
mengalami flebitis.
diabaikan. 2. Bagi Tenaga Keperawatan
Diharapkan tenaga keperawatan
dapat memberikan kompres air

KESIMPULAN DAN SARAN hangat pasca pelepasan infus pada

A. Kesimpulan tangan yang mengalami flebitis.


Dari hasil penelitian yang telah Kompres air hangat dapat
dilakukan dapat diambil suatu diberikan selama 20 menit setiap
kesimpulan sebagai berikut: kali pengompresan.
3. Bagi Peneliti
1. Nyeri pada penderita flebitis Peneliti selanjutnya disarankan
sebelum diberikan kompres air untuk mengembangkan beberapa
hangat di RS DKT Jember variabel lain yang belum ada
didapatkan nilai ID Pain dengan dalam penelitian. Selain itu
nilai rata-rata 1,0333. responden dalam penelitian lebih
2. Nyeri pada penderita flebitis dipersempit dengan menyamakan
setelah diberikan kompres air penyebab terjadinya flebitis,
hangat di RS DKT Jember penyakit yang sedang dialami,
didapatkan nilai rata-rata 0,590. cairan dan obat yang diterima oleh
pasien serta peneliti selanjutnya
juga dapat mengukur derajat

11
flebitis sehingga hasil penelitian Buku 3. Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.
lebih signifikan.
Triyanto, Endang, Handoyo dan
DAFTAR PUSTAKA Ryan. H.P. (2007). Jurnal
Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan Soedirman (The
Keperawatan Konsep Dan Soedirman Journal of Nursing),
Aplikasi Kebutuhan Dasar Volume 2, No.1, Maret 2007.
Klien. Jakarta: Salemba Medika. Prevention, 2(1), 17–23.
http://download.portalgaruda.org
Irawati. N, Agustin. W. R dan , diakses pada tanggal 29
Ariyani. (2011). Gambaran Oktober 2015.
Pelaksanaan Pemasangan Infus
Yang Tidak Sesuai SOP Wahyunah. (2011). Hubungan
Terhadap Kejadian Flebitis Di Pengetahuan Perawat Tentang
RSUD dr. Soedirman Mangun Terapi Infus Dengan Kejadian
Sumarso Kabupaten Wonogiri. Flebitis Dan Kenyamanan
http://www.digilib.stikeskusuma Pasien Diruang Rawat Inap
husada.ac.id, diakses pada Rumah Sakit Umum Daerah
tanggal 03 Agustus 2016. (RSUD) Kabupaten Indramayu.
http://www. ejournal.say.ac.id,
Jayanti, Kristiyawati dan Purnomo. diakses tanggal 28 Juni 2016.
(2013). Perbedaan Efektivitas
Kompres Hangat Dan Kompres
Alkohol Terhadap Penurunan
Nyeri Plebitis Pada
Pemasangan Infus Di Rsud
Tugurejo Semarang.
http://www.pmb.stikestelogorejo
.ac.id, diakses pada tanggal 29
Oktober 2015.
Oktafiani.N, St.Nurbaya dan Hadia.
(2013). Pengaruh Pemberian
Kompres Air Hangat Dan Terapi
Antibiotik Terhadap
Penyembuhan Phelebitis Di
Ruang Perawatan Anak Rsud
Daya Makassar.
http://library.stikesnh.ac.id,
diakses pada tanggal 29 Oktober
2015.
Potter dan Perry. (2006).
Fundamental Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter dan Perry. (2010).
Fundamental Keperawatan.

12

Anda mungkin juga menyukai