Anda di halaman 1dari 11

KALIMAT EFEKTIF DAN KALIMAT RANCU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengajar Ibu Marijke Louise Ellen, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok : XVI (Enam Belas)


Nama : Vidya Eka Saputri : NIM: PO.62.20.1.16.165
Icha Seveny Febriana : NIM: PO.62.20.1.16.144
Raupini : NIM: PO.62.20.1.16.157

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2016
i
KALIMAT EFEKTIF DAN KALIMAT RANCU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengajar Ibu Marijke Louise Ellen, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok : XVI (Enam Belas)


Nama : Vidya Eka Saputri : NIM: PO.62.20.1.16.165
Icha Seveny Febriana : NIM: PO.62.20.1.16.144
Raupini : NIM: PO.62.20.1.16.157

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2016
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Susunan
Kalimat ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas yang diberika dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Palangka Raya, 16 Oktober 2016

Kelompok Enam Belas


iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Depan ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1


A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2


A. Kalimat Efektik .......................................................................................................... 2
B. Kalimat Rancu ........................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 6


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 6
B. Saran .......................................................................................................................... 6

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 7

\
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kalimat dalam karangan dapat diketahui dengan mudah karena mempunyai
ciri sebagai syarat kehadirannya. Dengan demikian, kita dapat dengan mudah membuat
bentuk formal sebuah kalimat. Jika menyimpang dari ciri atau bentuk formal itu, tidaklah
dinamakan kalimat.
Ciri atau kehadiran sebuah kalimat dalam karangan adalah dimulai dengan huruf
besar (kapital) dan diakhiri tanda titik(.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?). Kadang-
kadang diantara huruf besar(memulai kalimat) dengan ketiga tanda baca yang lain berupa
koma (,), titik koma (;), titik dua (:), ((..)), tanda petik (“), elipeis(...), atau sepasang tanda
pisah (-) yang mengapit bentuk tertentu.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalh ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat rancu?
3. Bagaimana cara menggunakan kalimat efektif dengan benar?
4. Apa saja hal yang membuat kalimat menjadi rancu?

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pembaca mampu mengerti tentang pengertian kalimat efektif.
2. Pembaca mampu mengerti tentang pengertian kalimat rancu.
3. Pembaca mampu menerapkan bagaimana cara menggunakan kalimat efektif dengan
benar.
4. Pembaca mampu memahami apa saja hal yang membuat kalimat menjadi rancu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara
singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar, yang dimaksud singkat adalah
hemat dalam penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang tidak diperlukan yang
digunakan. Sebaliknya, kata-kata yang mubazir tidak perlu digunakan. Penggunaan kata-
kata mubazir berarti pemborosan. Hal itu tentu bertentangan dengan prinsip kalimat efektif
yang benar. Kalimat efektif terdiri dari 3 aspek yaitu: subjek, predikat, objek dan
keterangan.
1. Subjek
Subjek kalimat yang posisi atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat
menyebabkan kekaburan makna kalimat tersebut. Analisis bagian kalimat tidak
pernah luput dari analisis subjek, disamping predikat. Dalam tata bahasa lama,
sebuah kalimat yang tidak bersubjek dikatakan kalimat tidak sempurna. Terlepas
dari benar tidaknya istilah tersebut, ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran
jabatan subjek dalam kalimat bahasa indonesia.
Bagian, atau jabatan, fungsi subjek dalam sebuah kalimat biasanya dapat
diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan: secara ciri khas itu, bagian subjek
dapat pula diketahui pada ciri-ciri lain seperti: umumnya berkelas kata benda
(nomina), terletak pada bagian awal kalimat, dan diikuti atau dimulai atau dibatasi
dengan kata tugas ini, itu, yang, adalah, ialah, yakni, merupakan, yaitu, dan lain-
lain. Lebih lanjut, bagian subjek kehadirannya ada yang berupa kata ada berupa
kelompok kata (frase).

Contoh subjek yang berupa kata:


a. Pasien sudah mulai mengantuk.
b. Malam sudah mulai larut.
c. Orang-orang sudah tertidur lelap.

2
3
Contoh subjek yang berupa frase:
a. Air sungai kecil itu terus menerus menggericik.
b. Pada tepi sungai kecil itu terempas sebuah kerikil tajam.
c. Seekor kelinci tiba-tiba keluar dari segerombolan tanaman dekat rel kereta api.
(Yang bercetak miring adalah subjek).

2. Predikat
Bagian predikat kalimat dapat diketahui dengan jalan mengajukan
pertanyaan: apa, siapa, mengapa, dan bagaimana subjek kalimat tersebut. Selain
itu, predikat kalimat dapat diketahui pula dengan ciri-ciri: umumnya terletak
dibagian belakang subjek serta berkelas kata kerja (verba). Seperti halnya dengan
subjek, kehadiran predikat juga ada yang berupa kata, ada yang berupa frase.
Contoh predikat berupa kata:
a. Kelinci itu menengok ke kiri dan kekanan sambil melompat-lompat kegirangan.
b. Usahanya berkembang.
c. Lebih lanjut dia berhenti.
d. Udara makin terasa dingin pada malam yang sunyi ini.
e. Air sungai yang kecil itu terus menerus mengericik.
f. Saya mencoba memungut kerikil tajam tersebut.
(Yang bercetak miring adalah predikat).
4
B. Kalimat Rancu
Kata rancu dalam bahasa Indonesia berarti ‘kacau’. Sejalan dengan itu, kalimat
yang rancu berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga
informasinya sulit dipahami. Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancu-an sebuah
kalimat dapat terjadi karena dua gagasan digabungkan ke dalam satu pengungkapan.
Sementara itu, jika dilihat dari segi strukturnya, kerancuan itu timbul karena penggabungan
dua struktur kalimat ke dalam satu struktur. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut.
(1) Menurut para pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada
masa Kerajaan Syailendra. Kalimat itu termasuk kalimat yang rancu karena
susunannya terdiri atas dua struktur kalimat. struktur yang pertama dimulai dengan
kata menurut, sedangkan yang kedua dimulai dengan subjek ‘pelaku’ (para pakar
sejarah) yang diikuti dengan predikat mengatakan. Karena berasal dari dua struktur,
kalimat rancu itu dapat dikembalikan pada struktur semula, yaitu (1a) dan (1b)
berikut.
(1a) Menurut pakar sejarah, Candi Borobudur dibangun pada masa
KerajaanSyailendra.
(1b) Pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa
Kerajaan Syailendra.

Kalimat (1) di atas strukturnya tidak seuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Oleh
karena itu, kalimat (1) tersebut harus diperbaiki agar strukturnya menjadi benar.
Perbaikannya dapat dilakukan seperti kalimat (1a) dan (1b) di atas. Sehubungan
dengan hal itu, satu hal yang perlu kita perhatikan adalah bahwa kerancuan seperti
itu dapat terjadi jika kalimat yang kita susun diawali dengan kata menurut dan
kemudian diikuti oleh ungkapan sejenis mengatakan bahwa, menyebutkan bahwa,
atau menyatakan bahwa. Oleh sebab itu, agar kalimat yang kita susun tidak menjadi
rancu, ungkapan sejenis mengatakan bahwa, menyebutkan bahwa, atau menyatakan
bahwa tidak perlu digunakan jika kalimat yang kita susun dimulai dengan kata
menurut. Sebaliknya, jika kita akan menggunakan ungkapan sejenis mengatakan
bahwa, kata menurut tidak perlu digunakan pada awal kalimat. Kerancuan kalimat
yang lain dapat pula timbul karena penggunaan kata penghubung meskipun atau
walaupun pada awal kalimat yang kemudian diikuti oleh kata penghubung tetapi,
seperti yang tampak pada contoh berikut.
5
(2) Meskipun perusaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan
orang. Kerancuan kalimat itu juga disebabkan oleh penggabungan dua kalimat
menjadi satu. Kalimat pertama, yang menggunakan kata penghubung meskipun,
berupa kalimat majemuk bertingkat, sedangkan kalimat kedua, yang menggunakan
kata penghubung tetapi, berupak anak kalimat dalam majemuk setara. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kerancuan kalimat (2) itu disebabkan oleh
penggabungan kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk setara ke dalam
satu kalimat. Karena berasal dari dua kalimat yang digabungkan menjadi satu,
perbaikan kalimat itu pun dapat dilakukan dengan mengembalikan kalimat itu ke
dalam struktur kalimat asalnya, seperti yang tampak pada (2a) dan (2b) berikut.
(2a) Meskipun perusaan itu belum terkenal, produksinya banyak dibutuhkan
orang.
(2b) Perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan orang.

Dari perbaikan kalimat tersebut dapat diketahui bahwa kerancuan yang disebabkan
oleh penggunaan kata penghubung meskipun atau walaupun yang diikuti oleh kata
penghubung tetapi, perbaikannya pun dapat dilakukan dengan menghilangkan salah
satu dari dua kata penguhubung tersebut. Dalam hal ini, jika kata meskipun/
walaupun sudah digunakan, kata tetapi tidak perlu digunakan. Sebaliknya, jika kata
tetapi yang digunakan, kata penghubung meskipun/ walaupun tidak perlu
digunakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara
singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar . Kerancuan kalimat sebenarnya
tidak perlu terjadi terjadi jika penyusun kalimat dapat mengungkapkan gagasannya secara
cermat dan teratur. Dengan menata gagasan secara cermat dan teratur, kalimat yang
tersusun akan terhindar dari kerancuan.

B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca khususnya
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palangka Raya dapat lebih
mengetahui mengenaik kalimat efektfi dan kalimat rancu dan dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia kesehatan.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2015 dengan judul Kalimat Rancu
pada alamat http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/473
diakses pada tanggal 16 Oktober 2016

Rini, Utami Sintowati dan Sudiharto. 2005. Bahasa Indonesia Untuk Keperawtan. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC

Wiyanto, Asul. 2012. Kitab Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publiser

Anda mungkin juga menyukai