Anda di halaman 1dari 13

NEUROANATOMI

SIRKULUS WILISI

Disusun Oleh :
Andira Utami
1361050266

Pembimbing :
dr. Muhammad Arief Kemal Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2018
PENDAHULUAN

Sirkulus willisi pada dasar otak merupakan pokok anastomosis pembuluh darah arteri
yang penting di dalam jaringan otak. Darah mencapai sirkulus willisi melalui a.
carotis interna dan a. vertebralis. Dua pertiga jatah darah serebral dialirkan ke
sebagian besar serebrum dan diensefalon melalui sistem karotis dan sepertiga sisanya
dialirkan ke medula oblongata, pons, otak tengah, lobus temporal bagian medial dan
inferior, lobus parietal, lobus oksipital, dan serebelum melalui sistem vertebralis.
Sirkulus willisi dibentuk oleh hubungan antara a. carotis interna, a. basilaris, a. serebri
anterior, a. komunikans anterior, a. serebri posterior, a. komunikans posterior, dan a.
vertebralis. Pada pembuluh darah otak juga sering terjadi aneurisma. Aneurisma
adalah kelainan pada pembuluh darah berupa dilatasi atau pelebaran setempat yang
tidak normal, dan berkaitan dengan adanya kelemahan pada dinding pembuluh
darah. Pecahnya aneurisma serebralis umumnya menyebabkan terjadinya perdarahan
subarachnoid (80%), namun dapat pula terjadi perdarahan intraserebral,
intraventrikular, atau subdural.
SISTEM ARTERI OTAK
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu a. karotis interna dan a. vertebralis. Di
dalam rongga kraniun keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem
anastomosis, yaitu sirkulus arteri Willisi.

ARTERI KAROTIS INTERNA


Arteri karotis interna berjalan horizontal ke depan melallui sinus kavernosus dan
muncul di sisi medial prosesu anterior dengan menembus durameter. Selanjutnya
masuk ke ruang subarachnoid dengan menembus arachnoid mater dan berputar ke
belakang ke daerah substansia perforate otak pada bagian ujung medial sulkus
serebral lateralis.

Karotis interna berasenden melalui leher profunda menuju kanalis karotikus dari
tulang petrosus dan sinus-sinus kavernosus, arteri meberikan cabang-cabang kecil ke
lantai dari telinga tengah, dura dari klivus, ganglion semiluaris dari saraf trigeminalis
dan kelenjar hipofise.
Di bawah muara kranialis dari kanalis optikus, karotis interna memasuki rongga
subarachnoid dan memberikan cabang a.oftalmika, membelok ke rostral dan berjalan
di bawah saraf optikus melalui kanalis optikus dan ke dalam orbita.
CABANG-CABANG ARTERI KAROTIS INTERNA

• Arteri oftalmika
Arteri oftalmika berasal dari arteri karotis interna dari sinus kavernosus.
Masuk ke rongga mata melalui kanalis optikus bersama dengan N.II (sebelah
dorsomedial). Arteri ini memperdarahi mata dan seluruh struktur di dalamnya
dna cabang-cabang berakhir dengan memperdarahi daerah frontalis kulit
kepala, sinus frontalis, sinus ethmoidalis dan dorsum nasi.

• Arteri komunikans posterior


Arteri komunikans posterior merupakan arteri penghubung antara arteri
karotis interna dan arteri serebri posterior. Pada daerah substansia perforate
anterior, a. karotis interna akan menjadi 2 cabang yaitu a. serebri anterioir dan
a. serebri media.

• Arteri serebri anterior


Arteris serebri anterior mempunyai pangkal di sebelah dorsal N.II dan ventral
dari stria olfaktorius medialis. Ia berjalan kea rah rostromedial, sampai tepi
medial girus rektus kedua, a . serebri media dihubungkan satu sama lain oleh
a. komunikans anterior. A. serebri anterior mengeluarkan cabang-cabangnya
ke lobus frontalis medius dari lobus- lobus ini.

• Arteri serebri media


Arteri serebri media, suatu cabang terminalis dari a.karotis interna, memasuki
fissure lateralis serebri dan membagi diri menjadi cabng-cabang kortikal yang
meperdarahi lobus-lobus frontalis, temporalis, parietalis, dan oksipitalis.
Pembuluh-pembluh nadi yang kecil, yaitu a . lentikulostriata, timbul dari
bagian basal a.serebri media untuk memperdarahi kapsula interna dan
struktur-struktur yang berdekatan. A. lentikulostriata sering pecah pada
peristiwa stroke.
ARTERI VERTBRALIS

Arteri vertebralis cabang bagian pertama a. subklavia, naik pada leher


melewati foramen prosesus transversus vertebra servikalis ke enam. Arteri ini
masuk ke cranium melalui foramen magnum dan menembus pia meter dan
arachnoid masuk ke ruang subarachnoid. Kemudian terus ke atas, ke depan
dan medial terhadap medulla oblongata. Pada atas bawah pons bersama-sama
pembluh darah sisi lain membentuk a. basillaris.
Sebelum memasuki cranium, a. vertebralis membentuk siphon yang berbentuk
S yang mungkin mempunyai tujuan untuk melembabkan gelombang nadi yang
dating. Arter-arteri vertebralis juga melakukan hal yang sama setelah muncul
dari foramen transversal dari atlas, kemudian membelok ke atas dan medial
dan memasuki kavum kranialis pada masing-masing sisi dari medulla
oblongata.
CABANG-CABANG ARTERI VERTEBRALIS:

• Arteri meningens posterior


Arteri meningens posterior memperdarahi duramater fossa posterior dan falks
serebeli serta tulang-tulang daerah tersebut.

• Arteri Spinalis Posterior


Arteri spinalis posterior yang dipercabangkan pada ketinggian medulla
oblongata.

• Arteri spinalis anterior


Arteri spinalis anterior merupakan arteri tunggal di garis tengah permukaan
ventral medulla spinalis.

• Arteri serebeli inferior posterior


Arteri serebeli inferior posterior merupakan cabang terbesar a. vertebralis
yang berjalan antara medulla dan serebelum. Arteri in memperdarahi
permukaan bawah vermis, nucleus sentralis serebelum, permukaan bawah
hemisfer serebelum, medulla oblongata dan pleksus koroideus ventrikulus
keempat.
ARTERI BASILARIS
Arteri basilaris terbentuk dari gabungan dua adteri vertebralis, naik ke atas
dalam suatu celah pada permukaan anterior pons. Pada batas atas pons
membagi diri menjadi dua arteri serebri posterior.

CABANG-CABANG ARTERI BASILARIS


• Arteri serebeli inferior anterior
Arteri serebli inferior anterior berjalan posterior dan lateral serta
memperdarahi bagian anterior dan inferior serebelum, beberapa cabang
melintas ke pons dan bagian atas medulla oblongata.
• Arteri serebri posterior
Arteri serebri posterior melengkung ke lateral balik ke belakang mengitari
otak tengan, dihubungkan oleh a. komunikans posterior dengan cabang-
cabang a. karotis interna. Cabang-cabang kortikal memperdarahi permukaan
inferolateral dan medial lobus oksipitalis. A serebri posterios mendarahi
korteks visual. Arteri in biasanya merupakan cabang akhir dari a. basilaris.
Terkadang arteri ini merupakan perpanjangan dari a. karotis interna. Sera-serat
saraf yang mnyertai adalah bagaian dari pleksus arteri-arteri karotis. Cabang-
cabang kecil dari a.basilaris dan dari tunggu proksimal a. serebri posterior
meberi darah otak tengah. A serebri posterior juga bertanggung jawab bagi
thalamus.
SIRKULUS ARTERI WILISI
Setelah memasuki rongga subaraknoid, a.karotis interna berlanjut ke posterior
bawah saraf optic dan kemudian dari sana ke lateral, ke tingkat kiasma
optikum, dan membuat sudut belokan ke kanan untuk memasuki fissure sylvii.
Pada putara ini arteri memberikan cabang a. komunikans posterior, yang
bergabung dengan tunggul proksimal dari a. serebri posterior dan membentuk
bersama dengan arteri ini dan a.basilaris rostral, arkus posterior dari sirkulus
willisi. Karotis interna juga memberi cabang a. khoroidalis anterior sebelum
karotis berkahir dengan terbagi menjadi a. serebri anterior seger mencembung
ke garis tengah dan saling berhubungan melalui a.komunikans anterior, lalu
arkus anterior dari sirkulus wilisi tertutup.
ANEURISMA SEREBRAL

Definisi
Aneurisma adalah kelainan pada pembuluh darah berupa dilatasi atau
pelebaran setempat yang tidak normal, dan berkaitan dengan adanya
kelemahan pada dinding pembuluh darah.

Epidemiologi
Ruptur aneurisma serebral terjadi 5 : 100.000/ tahun. Lebih dari setengahnya
adalah hipertensif dan kebanyakan adalah pada kelompok usia 45-60.
Predominan wanita.

Etiologi
Selain karena aneurisma merupakan lesi kongenital, aneurisma juga
dapat disebabkan oleh adanya lesi degeneratif yang didapat, khususnya
karena efek hemodinamik, atherosclerosis, vaskulopati, dan kondisi
dimana terjadi aliran yang cepat (misalnya pada malformasi
arteriovena), trauma, infeksi, obat-obatan, dan neoplasma.

Faktor resiko
Faktor resiko terjadinya aneurisma antara lain hipertensi, kebiasaan
merokok, penggunaan antikoagulan, pertambahan usia, jenis kelamin
wanita, kontrasepsi oral, alkoholism, penyalahgunaan obat, penyakit sel
sabit, penyakit ginjal polikistik, displasia fibromuskular, kelainan jaringan
ikat dan riwayat rupturnya aneurisma.
Klasifikasi

Berdasarkan patologi, ukuran, dan lokasi :


A. Berdasarkan bentuk dan patologi
1. Aneurisma sakular
2. Aneurisma disekans
3. Aneurisma fusiform
B. Berdasarkan ukuran
1. Sangat kecil (<3 mm)
2. Kecil (4-6 mm)
3. Sedang (7-10 mm)
4. Besar (11-24 mm)
5. Raksasa/ sangat besar (>25 mm)
C. Berdasarkan lokasi
1. Aneurisma intrakranial di sirkulasi anterior
a. A. karotis interna
b. A. serebri anterior
c. A. serebri media

2. Aneurisma intrakranial di sirkulasi posterior


a. A. vertebralis
b. A. Basilaris
c. A. serebri posterior
Komplikasi Neurologis Perdarahan Subarachnoid (PSA)

1. Spasme arterial (vasospasme) dan iskemi serebral


Vasospasme adalah penyebab tersering dari morbiditas dan mortalitas pasien dengan
PSA. Penelitian menunjukkan bahwa vasospasme berhubungan dengan ketebalan
bekuan darah periarterial setelah rupturnya aneurisma. Vasospasme terjadi pada
hari keempat hingga kesepuluh setelah perdarahan. Setelah 24-48 jam pasien
memperlihatkan perburukan tingkat kesadaran secara gradual serta adanya
tanda-tanda neurologis lokal. Terjadi peningkatan meningisme dengan
memburuknya nyeri kepala serta kaku kuduk yang hebat. Vasospasme umumnya
mengenai pembuluh utama di dasar otak: a. karotis interna supraklinoid, a. serebral
media, a. serebral anterior, a. vertebralis, a. basilaris dan a. serebral posterior.

2. Perdarahan ulang
Perdarahan ulang aneurisma tetap merupakan penyebab terpenting atas
kematian dan kecacatan pada pasien yang hidup setelah perdarahan pertama. Terjadi
sekitar 20% kasus selama 2 minggu pertama sejak perdarahan inisial dari aneurisma
bila aneurisma tidak ditindak. Mortalitas perdarahan ulang mencapai 70%. Cara
paling efektif untuk mencegah perdarahan ulang adalah dengan melakukan operasi
sesegera mungkin.

3. Hidrosefalus
Masuknya darah ke ruang subarachnoid akibat perdarahan dibawa oleh CSS ke
tempat absorbsi, vili arachnoid sepanjang sinus sagital. Terjadi sumbatan oleh sel
darah merah hingga menyebabkan gangguan absorbsi serta pembesaran ventrikel
akibat tekanan balik.

3. Epilepsi
Epilepsi yang timbul lebih sering berkaitan dengan hematoma di lobus temporal
akibat rupturnya aneurisma a. serebral media.
Pengobatan Aneurisma Serebral Yang Pecah
1. Tindakan medikal dan perawatan umum selama perbaikan dari perdarahan.
2. Pencegahan perdarahan berikutnya.
3. Membuang hematoma intraserebral yang simptomatis.

Tindakan umum :
1. Istirahat baring di lingkungan tenang.
2. Analgesik untuk nyeri kepala.
3. Antiemetik untuk muntah.
4. Koreksi terhadap gangguan biokimia.
5. Tindakan terhadap komplikasi seperti vasospasme dan peningkatan TIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Chusid, J.G. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsi Bagian I, Gajah Mada
University Press. 2018
2. Duus P, Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala; Ed ke 2;
EGC; Jakarta, 2018; 148-166, 309-38
3. http://angelfire.com/nc/neurosurgery/SAH.html
4. Snell R, Neuroanatomi Klinik; EGC; Jakarta, 539-44
5. Sobotta, Atlas Anatomi Manusia Bagian 1; Ed ke 20; EGC; Jakarta, 2018

Anda mungkin juga menyukai