SIRKULUS WILISI
Disusun Oleh :
Andira Utami
1361050266
Pembimbing :
dr. Muhammad Arief Kemal Sp.S
Sirkulus willisi pada dasar otak merupakan pokok anastomosis pembuluh darah arteri
yang penting di dalam jaringan otak. Darah mencapai sirkulus willisi melalui a.
carotis interna dan a. vertebralis. Dua pertiga jatah darah serebral dialirkan ke
sebagian besar serebrum dan diensefalon melalui sistem karotis dan sepertiga sisanya
dialirkan ke medula oblongata, pons, otak tengah, lobus temporal bagian medial dan
inferior, lobus parietal, lobus oksipital, dan serebelum melalui sistem vertebralis.
Sirkulus willisi dibentuk oleh hubungan antara a. carotis interna, a. basilaris, a. serebri
anterior, a. komunikans anterior, a. serebri posterior, a. komunikans posterior, dan a.
vertebralis. Pada pembuluh darah otak juga sering terjadi aneurisma. Aneurisma
adalah kelainan pada pembuluh darah berupa dilatasi atau pelebaran setempat yang
tidak normal, dan berkaitan dengan adanya kelemahan pada dinding pembuluh
darah. Pecahnya aneurisma serebralis umumnya menyebabkan terjadinya perdarahan
subarachnoid (80%), namun dapat pula terjadi perdarahan intraserebral,
intraventrikular, atau subdural.
SISTEM ARTERI OTAK
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu a. karotis interna dan a. vertebralis. Di
dalam rongga kraniun keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem
anastomosis, yaitu sirkulus arteri Willisi.
Karotis interna berasenden melalui leher profunda menuju kanalis karotikus dari
tulang petrosus dan sinus-sinus kavernosus, arteri meberikan cabang-cabang kecil ke
lantai dari telinga tengah, dura dari klivus, ganglion semiluaris dari saraf trigeminalis
dan kelenjar hipofise.
Di bawah muara kranialis dari kanalis optikus, karotis interna memasuki rongga
subarachnoid dan memberikan cabang a.oftalmika, membelok ke rostral dan berjalan
di bawah saraf optikus melalui kanalis optikus dan ke dalam orbita.
CABANG-CABANG ARTERI KAROTIS INTERNA
• Arteri oftalmika
Arteri oftalmika berasal dari arteri karotis interna dari sinus kavernosus.
Masuk ke rongga mata melalui kanalis optikus bersama dengan N.II (sebelah
dorsomedial). Arteri ini memperdarahi mata dan seluruh struktur di dalamnya
dna cabang-cabang berakhir dengan memperdarahi daerah frontalis kulit
kepala, sinus frontalis, sinus ethmoidalis dan dorsum nasi.
Definisi
Aneurisma adalah kelainan pada pembuluh darah berupa dilatasi atau
pelebaran setempat yang tidak normal, dan berkaitan dengan adanya
kelemahan pada dinding pembuluh darah.
Epidemiologi
Ruptur aneurisma serebral terjadi 5 : 100.000/ tahun. Lebih dari setengahnya
adalah hipertensif dan kebanyakan adalah pada kelompok usia 45-60.
Predominan wanita.
Etiologi
Selain karena aneurisma merupakan lesi kongenital, aneurisma juga
dapat disebabkan oleh adanya lesi degeneratif yang didapat, khususnya
karena efek hemodinamik, atherosclerosis, vaskulopati, dan kondisi
dimana terjadi aliran yang cepat (misalnya pada malformasi
arteriovena), trauma, infeksi, obat-obatan, dan neoplasma.
Faktor resiko
Faktor resiko terjadinya aneurisma antara lain hipertensi, kebiasaan
merokok, penggunaan antikoagulan, pertambahan usia, jenis kelamin
wanita, kontrasepsi oral, alkoholism, penyalahgunaan obat, penyakit sel
sabit, penyakit ginjal polikistik, displasia fibromuskular, kelainan jaringan
ikat dan riwayat rupturnya aneurisma.
Klasifikasi
2. Perdarahan ulang
Perdarahan ulang aneurisma tetap merupakan penyebab terpenting atas
kematian dan kecacatan pada pasien yang hidup setelah perdarahan pertama. Terjadi
sekitar 20% kasus selama 2 minggu pertama sejak perdarahan inisial dari aneurisma
bila aneurisma tidak ditindak. Mortalitas perdarahan ulang mencapai 70%. Cara
paling efektif untuk mencegah perdarahan ulang adalah dengan melakukan operasi
sesegera mungkin.
3. Hidrosefalus
Masuknya darah ke ruang subarachnoid akibat perdarahan dibawa oleh CSS ke
tempat absorbsi, vili arachnoid sepanjang sinus sagital. Terjadi sumbatan oleh sel
darah merah hingga menyebabkan gangguan absorbsi serta pembesaran ventrikel
akibat tekanan balik.
3. Epilepsi
Epilepsi yang timbul lebih sering berkaitan dengan hematoma di lobus temporal
akibat rupturnya aneurisma a. serebral media.
Pengobatan Aneurisma Serebral Yang Pecah
1. Tindakan medikal dan perawatan umum selama perbaikan dari perdarahan.
2. Pencegahan perdarahan berikutnya.
3. Membuang hematoma intraserebral yang simptomatis.
Tindakan umum :
1. Istirahat baring di lingkungan tenang.
2. Analgesik untuk nyeri kepala.
3. Antiemetik untuk muntah.
4. Koreksi terhadap gangguan biokimia.
5. Tindakan terhadap komplikasi seperti vasospasme dan peningkatan TIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Chusid, J.G. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsi Bagian I, Gajah Mada
University Press. 2018
2. Duus P, Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala; Ed ke 2;
EGC; Jakarta, 2018; 148-166, 309-38
3. http://angelfire.com/nc/neurosurgery/SAH.html
4. Snell R, Neuroanatomi Klinik; EGC; Jakarta, 539-44
5. Sobotta, Atlas Anatomi Manusia Bagian 1; Ed ke 20; EGC; Jakarta, 2018