NOMOR :
TENTANG
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Mencabut Surat Keputusan Direktur Nomor : 03B/KPTS/RS/I/2007 tentang
Kebijakan Kesehatan Kerja, Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja Rumah Sakit
KEDUA :
Memberlakukan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ruma Sakit sebagai
berikut :
Komitmen tersebut difasilitasi dengan dibentuknya Komite K3RS yang bertanggung jawab
untuk merencanakan, mengkoordinir, memonitor, dan mengevaluasi program-program
terkait K3 di Rumah Sakit serta mengimplementasikannya melalui pelatihan K3 kepada
karyawan.
Komite K3RS berwenang untuk melakukan identifikasi bahaya dan analisa resiko K3 yang
ada di lingkungan RS serta memberikan rekomendasi perbaikan dan/atau improvement
agar kondisi kerja dan lingkungan kerja yang aman dan sehat tercapai.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri,
orang-orang di sekitarnya serta keselamatan lingkungan kerjanya.
4) Kebijakan Manajemen Fasilitas Fisik RS & Peralatan Medis Rumah Sakit berupaya
seoptimal mungkin untuk melakukan pengelolaan terhadap fasilitas fisik rumah sakit dan
peralatan medis melalui:
a. Pelaksanaan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh fasilitas fisik dan peralatan
medis yang dimiliki oleh RS
b. Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/inspeksi dan pengukuran terhadap
kondisi setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh RS termasuk
memastikan status kalibrasi dari setiap peralatan medis;
c. Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang
mengalami kerusakan.
d. Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi untuk fasilitas fisik RS yang
melibatkan pihak ke-3 (seperti kontraktor), maka harus dipastikan bahwa setiap pihak
ke-3 (kontraktor) yang bekerja di area RS mengetahui dan mengikuti peraturan RS terkait
Standart Infektion Control dan juga K3, menggunakan APD yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan, menginformasikan kepada penanggung jawab K3 RS jika
terdapat material B3 yang digunakan saat bekerja, serta memastikan penyediaan shield
(pelindung) selama proses pekerjaan konstruksi.
5) Kebijakan Manajemen Sistem Utiliti & Sistem Kunci Rumah Sakit berkomitmen untuk
melakukan pengelolaan terhadap sistem utiliti dan sistem kunci rumah sakit melalui:
a. Memastikan ketersediaan air minum dan listrik selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu
baik melalui sumber reguler maupun sumber alternatif;
b. Melakukan identifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi jika terjadi
kegagalan listrik ataupun kontaminasi air minum;
c. Melakukan uji coba sumber air minum dan listrik alternatif sekurang-kurangnya setahun
sekali atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku
atau oleh kondisi sumber air dan sumber listrik itu sendiri;
d. Melakukan upaya pemeliharan, pemantauan, pemeriksaan/pengukuran, dan
improvement untuk seluruh sistem kunci di RS, seperti: sistem listrik, sistem pengolahan
limbah, ventilasi, air minum, gas medis, sistem RO, dan sistem pendukung utiliti lainnya;
e. Melakukan upaya perbaikan dengan segera terhadap sistem kunci jika terjadi
kerusakan.
Proses recall/penarikan alat dilakukan dengan cara bagian umum mengajukan surat
permohonan recall kepada Direktur yang selanjutnya ditindaklunjuti oleh Bagian Umum
untuk memberikan instruksi kepada Unit Sarana Prasarana untuk segera melakukan
penarikan alat.
Apabila alat tersebut critical untuk unit yang bersangkutan, maka sebelum dilakukan
penarikan harus diberikan alat penggantinya terlebih dahulu.
KETIGA : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan,
maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebaimana mestinya
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama