Anda di halaman 1dari 18

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
No. RM : 07 19 95
Umur : 23 tahun (11 Mei 1994)
Agama : Kristen
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA (Tidak tamat)
Pekerjaan : Petani
Alamat : Silutung
Masuk IGD RSUD Anuntaloko Parigi pada tanggal 5 Maret 2018, pukul 15.15 WITA.
Dirawat di Ruangan Isolasi.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari:
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Petani
Alamat : Silutung
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung pasien

A. Keluhan Utama
Demam sejak 3 hari.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa oleh kedua orangtuanya ke IGD RSUD Anuntaloko, Parigi
dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Demam naik turun dirasa tidak terlalu
tinggi, bila minum obat warung panas turun namun akan naik lagi dalam beberapa
jam. Batuk sejak 1 bulan SMRS, berdahak kuning (+) darah (-). Sesak disangkal.
Kadang-kadang keringat dingin pada malam hati. Penurunan berat badan dirasa tidak
ada. Nyeri ulu hati, mual muntah disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Sejak
8 bulan yang lalu, pasien sering bicara sendiri, tertawa sendiri, tidak nyambung bila
diajak bicara, dan curiga terhadap orang lain. Pasien juga sering mengamuk dirumah,
berteriak marah-marah dan melempar barang, namun tidak sampai memukul orang.
Pasien mengaku melihat sosok bayangan hitam perempuan kadang laki-laki,
dan bayangan tersebut tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pasien juga sering
mendengar suara bisikan. Bisikan tersebut berupa suruhan, kadang bisikan bhawa
orang lain ingin berbuat jahat terhadap pasien sehingga membuat pasien curiga
terhadap orang lain. Suara atau bisikan-bisikan itu sering di dengar pasien tanpa
terlihat orang yang bicara sehingga pasien menjadi cemas. Pasien mengaku sudah
mengalami keluhan ini sejak beberapa bulan yang lalu tapi tidak jelas pastinya kapan.
Pasien juga meyakini ada orang yang mengejar-ngejar dirinya dan mau menipunya
dan berbuat jahat terhadap dirinya. Pasien tidak dapat bekerja sehingga saat ini hanya
dirumah saja tidak ada aktivitas lainnya. Pasien juga jarang bersosialisasi dengan
tetangga-tetangga maupun teman.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki gangguan medik sebelumnya. Trauma kapitis, dan kejang
disangkal.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien merokok sejak SMP sampai sekarang. Sehari kurang lebih setengah
sampai 1 bungkus rokok. Riwayat minum alkohol dan obat-obatan terlarang tidak
diketahui keluarga dan disangkal pasien.
3. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya
Pasien pernah dirawat di RS Madani Palu bulan September 2017 karena
mengamuk di rumah. Setelah itu berobat kontrol ke RS Madani, namun tidak
teratur. Tidak tahu apa saja obat yang dikonsumsi dari dokter.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir cukup bulan, proses kelahiran normal ditolong oleh bidan tanggal 11
Juli 1994. Berat badan lahir sekitar 3 kg. Pasien dilahirkan ditengah kondisi
ekonomi sedang. Selama kehamilan Ibu pasien tidak pernah mengalami
perdarahan dan penyakit fisik maupun mental selama kehamilan. Keadaan
emosional dan fisik ibu pasien saat kelahiran pasien tidak ada masalah. Tidak ada
penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau jamu selama kehamilan ibu.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien mendapatkan ASI selama 1 tahun
yang diberikan oleh Ibu kandung pasien. Pemberian makanan terpantau dengan
baik.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-6 tahun)
Pada masa kanak-kanak pertengahan pasien aktif bermain bersama teman, selama
masa ini tidak ada yang khas.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Usia 6-12 tahun)
Pasien masuk SD tepat waktu, selama di sekolah pasien aktif belajar dan bermain
bersama teman. Tidak pernah tinggal kelas.
5. Riwayat Masa Remaja (Usia 12-18 tahun)
Pasien lulus SMP dan masuk SMA. Pasien berenti sekolah kelas 2 SMA, karena
sulit mengikuti pelajaran dan kesulitan ekonomi. Sejak saat itu pasien membantu
keluarga di kebun dan berdagang hasil kebun.
6. Riwayat Masa Dewasa
A. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga kelas 2 SMP. Setelah masuk SMA, Pasien sering
berkumpul bersama teman untuk merokok. Hubungan dengan teman cukup
baik, namun pernah bertengkar dengan teman disekolah karena masalah
kecil. Prestasi pasien waktu SMP biasa saja, namun saat masuk SMA pasien
sering bolos sekolah, dan mulai sulit mengikuti pelajaran. Pasien kemudian
tidak melanjutkan sekolah dan membantu ekonomi keluarga.
B. Riwayat Pekerjaan
Pasien mulai bekerja sejak umur 17 tahun sebagai petani di kebun keluarga
dan berdagang hasil kebun.
C. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah. Kira-kira 1 tahun yang lalu pasien ingin menikahi
pacarnya namun ditentang keluarganya. Sekarang tidak pernah berhubungan
lagi dengan pacarnya.
D. Riwayat Agama
Pasien dilahirkan dilingkungan keluarga yang memeluk agama Kristen.
Pasien sejak lahir mengikuti agama yang dianut oleh orang tua pasien. Pasien
biasa ibadah di gereja namun tidak setiap minggu hadir.
E. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien menyangkal riwayat pelanggaran hukum.
F. Aktivitas Sosial
Pasien kadang mengikuti aktivitas sosial di gereja, tidak terlalu aktif. Sejak
sakit tidak bisa mengikuti kegiatan sosial.
7. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara (♂,♂,♀). Hubungan dengan kedua
orangtua dari kecil sampai awal remaja cukup baik. Namun waktu SMA
hubungan orang tua dan pasien menjadi kurang dekat, pasien cukup sering
bertengkar dengan ibunya karena beda pendapat. Saat pasien berpacaran dan
ingin menikah namun tidak disetujui oleh orangtua, hubungan semakin
memburuk dan sering bertengkar. Hubungan dengan kakak dan adiknya cukup
baik.
Genogram

Keterangan :
: Pria : Wanita

: Pasien : 1 rumah

: Menikah

8. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal di rumahnya bersama kedua orang tua dan saudaranya. Pasien
tinggal di rumah berukuran sedang, berisikan dapur, kamar tidur, kamar mandi
dan ruang tengah.
9. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Secara umum, pasien tidak menyadari dan menyangkal bahwa dirinya sakit.

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS (Tanggal 6 Maret 2018)


Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 120/80
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 38,1o C
Pernapasan : 22 x/menit
Sistem kardiovaskular : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-)
Sistem respiratorius : suara nafas vesikuler +/+, whezing -/-, ronki -/-
Sistem gastro-intestinal : Supel, BU (+) normal
Sistem musculoskeletal : Tonus otot baik, udem -/-
Sistem urogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Neurologik
Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas nomal.
Gejala rangsang meningeal : Negatif
Mata : CA -/-, SI-/-.
Pupil : Isokor, diameter 3 mm,
Oftalmoscopy : Tidak dilakukan.
Motorik : Tidak ada hambatan gerak.
Sensibilitas : Dalam batas normal.
Sistem saraf vegetatif : Dalam batas normal.
Fungsi luhur : Dalam batas normal.
Gangguan khusus : Tidak ada.
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tanggal 6 Maret 2018)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut panjang sebahu, memakai baju polo
shirt abu-abu dan kain sarung, perawatan diri kurang.
2. Kesadaran
Compos Mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tenang, kontak mata ada dan sikap gelisah
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Euthym
2. Afek : Inappropiate
3. Empati : Tidak dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya
yakni Tamat SMP.
2. Orientasi
a. Waktu : baik
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : kurang (lupa kejadian masa kanak-kanak)
b. Jangka Sedang : baik
c. Jangka Pendek : baik
d. Jangka Segera : baik
4. Konsentrasi dan Perhatian
Terganggu
5. Pikiran Abstrak
Sulit dinilai
6. Kemampuan Menolong diri sendiri
Kurang
D. Gangguan Persepsi dan Pengalaman Diri
1. Halusinasi
 Halusinasi visual ada (melihat bayangan hitam, perempuan kadang laki-laki)
 Halusinasi auditorik ada (suara bisikan berupa suruhan dan bisikan orang
lain mau menjahati pasien)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikir
 Produktifitas : Spontan, miskin ide.
 Kontinuitas : Asosiasi longgar, kadang irelevan
 Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
 Preokupasi : Tidak ada
 Waham : Waham persekutorik (pasien yakin ada yang mengejar dan
ingin menipunya)
F. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Tidak Terganggu
2. Uji daya nilai : Tidak Terganggu
3. Penilaian Realitas : Terganggu (terdapat waham dan halusinasi)
4. Tilikan : Tilikan derajat 1 (pasien tidak menyadari dan
menyangkal bahwa dirinya sakit)
H. Taraf Dapat Dipercaya
Tidak dapat dipercaya
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium (Tanggal 5 Maret 2018)


Darah rutin
 Leukosit :11.100/uL (↑)
 Neutrofil :7.700/uL (↑)
 Hb :12,5 g/dl
 MCV :85,2 fL
 MCH :27,2 pg (↓)
 MCHC :31,9 g/dl (↓)
 Trombosit :436.000/uL
 Hematokrit: 39,2%
 LED I : 60 (↑)

Kimia darah
 GDS :118 mg/dL
 SGPT :16,6 U/L
 Kreatinin :1,26 mg/dL

2. Pemeriksaan Rontgen toraks AP ( Tanggal 6 Maret 2018)


Infiltrat dan cavitas lapang atas kedua paru.
Kesan : TB paru aktif, lesi luas.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien demam naik turun sejak 3 hari SMRS. Batuk sejak 1 bulan SMRS, berdahak
kuning. Kadang-kadang keringat dingin pada malam hati. Sejak 8 bulan yang lalu, pasien
sering bicara sendiri, tertawa sendiri, tidak nyambung bila diajak bicara, tidak mampu
merawat diri, dan curiga terhadap orang lain. Pasien juga sering mengamuk dirumah,
berteriak marah-marah dan melempar barang. Pasien mengaku melihat sosok bayangan
hitam perempuan kadang laki-laki, dan bayangan tersebut tidak bisa dilihat oleh orang
lain. Pasien juga sering mendengar suara bisikan. Bisikan tersebut berupa suruhan,
kadang bisikan bahwa orang lain ingin berbuat jahat terhadap pasien, sehingga membuat
pasien curiga terhadap orang lain. Pasien mengaku sudah mengalami keluhan ini sejak
beberapa bulan yang lalu tapi tidak jelas pastinya kapan. Pasien juga meyakini ada orang
yang mengejar-ngejar dirinya dan mau menipunya dan berbuat jahat terhadap dirinya.
Pasien pernah dirawat di RS Madani Palu bulan September 2017 karena mengamuk di
rumah. Setelah itu berobat kontrol ke RS Madani, namun tidak teratur. Tidak tahu apa
saja obat yang dikonsumsi dari dokter. Pasien berhenti bekerja sampai saat ini dan hanya
dirumah saja. Pasien merokok sejak SMP sampai sekarang. Sehari kurang lebih setengah
sampai 1 bungkus rokok. Pasien bersekolah sampai kelas 2 SMA. Pasien belum
menikah. Kira-kira 1 tahun yang lalu pasien ingin menikahi pacarnya namun ditentang
keluarganya. Sejak SMA pasien cukup sering bertengkar dengan ibunya karena beda
pendapat. Hubungan semakin memburuk saat pasien ingin menikah namun tidak
disetujui oleh orangtua.
Pada pemeriksaan status internus didapatkan suhu 38,1oC. Pada pemeriksaan psikiatri
didapatkan seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun),
perawakan tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut panjang sebahu, memakai baju
polo shirt abu-abu dan kain sarung, perawatan diri kesan kurang. Kesadaran baik, kontak
mata ada dan sikap gelisah, sikap cukup kooperatif. Mood eutimik, afek inappropriate.
Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual.
Pada arus pikir, produktivitas miskin ide, kontinuitas asosiasi longgar, kadang irelevan.
Pada isi pikir didapatkan waham persekutorik. Daya ingat jangka panjang kurang baik,
Penilaian realitas terganggu, tilikan derajat 1, taraf tidak dapat dipercaya. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 11.100/uL, LED 60, foto rotgen thoraks
TB paru aktif.

VII. EVALUASI MULTI AKSIAL


 Aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat
tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan
pasien dalam kesadaran kompos mentis, pasien mengalami demam, namun pada evaluasi
perkembangan selanjutnya tidak ditemukan kondisi medis umum yang mempengaruhi
fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang bermakna yang dapat menimbulkan
gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol dan pemakaian narkoba
sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-
19) dapat disingkirkan.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini termasuk gangguan
kejiwaan dengan Diagnosa Kerja : Skizofrenia paranoid (F20.0), berdasarkan
didapatkannya gejala psikotik, berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual dan waham
persekutorik. Gangguan ini menimbulkan gangguan fungsi (hendaya) pada pikiran,
perasaan dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan
gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Pasien karena onset gejala yang dialami pasien
onsetnya sudah lebih dari 1 bulan dan tidak ada gangguan afektif sehingga dapat masuk
kedalam kategori skizofrenia. Diagnosis Banding: Skizoafektif (F25.0), diambil sebagai
diagnosis banding karena mempunyai terepenuhnya kriteria skizofenia dengan adanya
waham persekutorik, halusinasi auditorik, halusinasi visual yang ada tetapi kurang
menonjol. Namun tidak diambil sebagai diagnosis kerja karena pada pasien tidak
ditemukan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan.
 Aksis II
Pada pasien tidak ditemukan gangguan kepribadian
 Aksis III
Kondisi medik umum : TB paru kasus baru
 Aksis IV
Stressor Psikososial : masalah dengan keluarga (primary support group).
Aksis V
GAF Scale 60 – 51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.)

VIII. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik
 Dari anamnesis didapatkan demam naik turun sejak 3 hari. Batuk sejak 1 bulan
SMRS, berdahak kuning. Kadang-kadang keringat dingin pada malam hati.
Pemeriksaan fisik suhu 38,1oC, hasil lab leukosit 11.100/uL, LED 60, hasil
pemeriksaan rontgen thoraks kesan TB paru aktif lesi luas.
2. Psikologik
Ditemukan adanya gangguan kejiwaan berupa skizofrenia paranoid dengan
didapatkannya waham, halusinasi visual, auditorik.
3. Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial. Hubungan orangtua juga kurang
baik, pasien sering bertengkar terlebih sejak tidak diizinkan menikah.

IX. PROGNOSIS
Dubia ad bonam

X. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi
 Haloperidol 2x 0,5mg
 Lorazepam 1 x0,5mg

b. Psikoterapi
 Suportif
Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya.
Memberikan informasi pada pasien mengenai pentingnya minum obat dan kontrol
secara teratur. Memotivasi pasien untuk tidak memikirkan hal-hal yang dapat
membuat pengobatan pada dirinya menjadi semakin lama misalkan menghiraukan
suara yang mengganggu, menjalin relasi yang baik dengan keluarga.
 Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa menerima
keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
B. Farmakoterapi
 IVFD RL 20 tpm
 Diet TKTP
 OAT 4FDC 1x3
 Inj Paracatemol 1 gr /8jam/iv
 Inj Cefuroxime 1 gr/12jam/iv
 N-acetilsytein 2 x200 mg
XI. FOLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai
efektivitas terapi dan kemungkinan efek samping yang terjadi.

Tanggal 6 Maret 2018


− Pemeriksaan Status Mental
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut panjang sebahu, memakai baju polo shirt
abu-abu dan kain sarung. Tidur malam baik. menurut keluarga pasien masih bicara
dan tertawa sendiri.
- Kontak mata (+), verbal (+)
- Psikomotor :tenang
- Verbalisasi :menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi
biasa.
- Afek :inappropiate
- Gangguan Persepsi :halusinasi visual(+), halusinasi auditorik (+)
- Arus Pikir :assosiasi longgar
- Gangguan isi pikir :waham persekutorik observasi
− Efektifitas Terapi dan Efek Samping
Pasien dapat tidur pada malam hari
− Terapi
 Haloperidol 2x 0,5mg
 Lorazepam 1 x0,5mg (malam)

Tanggal 7 Maret 2018


− Pemeriksaan Status Mental
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut panjang sebahu. Pasien masih sering
bicara dan tertawa sendiri. Pasien merokok di dalam kamar rumah sakit. Sudah
ditegur namun tetap merokok.
- Kontak mata (+), verbal (+)
- Psikomotor :tenang
- Verbalisasi :menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi
biasa.
- Afek :inappropiate
- Gangguan Persepsi :halusinasi visual(+), halusinasi auditorik (+)
- Arus Pikir :assosiasi longgar
- Gangguan isi pikir :waham persekutorik observasi
− Efektifitas Terapi dan Efek Samping
Pasien dapat tidur pada malam hari
− Terapi
 Haloperidol 3x 0,5mg
 Clozapine 1x 6,25 mg (malam)

Tanggal 8 Maret 2018


− Pemeriksaan Status Mental
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut panjang sebahu. Pasien bicara sendiri
berkurang. Pasien masih sering merokok di dalam kamar rumah sakit. Makan baik,
minum kurang
- Kontak mata (+)
- Psikomotor :tenang
- Verbalisasi :menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi
biasa.
- Afek :inappropriat
- Gangguan Persepsi :halusinasi visual(+), halusinasi auditorik (+)
- Arus Pikir :assosiasi longgar
- Gangguan isi pikir :waham persekutorik observasi
− Efektifitas Terapi dan Efek Samping
Pasien bicara sendiri berkurang
− Terapi
 Haloperidol 3x 0,5mg
 Clozapine 1x 6,25 mg (malam)
Tanggal 9 Maret 2018
− Pemeriksaan Status Mental
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut pendek (sudah dirapikan). Pasien bicara
sendiri berkurang.
- Kontak mata (+)
- Psikomotor :tenang
- Verbalisasi :menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi
biasa.
- Afek :inappropriate
- Gangguan Persepsi :halusinasi visual(+), halusinasi auditorik (+)
- Arus Pikir :assosiasi longgar
- Gangguan isi pikir :waham persekutorik observasi
− Efektifitas Terapi dan Efek Samping
Pasien bicara sendiri berkurang
− Terapi
 Haloperidol 2x 1,5mg
 Clozapine 1x 6,25 mg (malam)

Tanggal 10 Maret 2018


− Pemeriksaan Status Mental
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut pendek. Pasien bicara sendiri berkurang.
Tidur malam baik.
- Kontak mata (+)
- Psikomotor :tenang
- Verbalisasi :menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi
biasa.
- Afek :inappropriate
- Gangguan Persepsi :halusinasi visual(+), halusinasi auditorik (+)
- Arus Pikir :assosiasi longgar
- Gangguan isi pikir :waham persekutorik observasi
− Efektifitas Terapi dan Efek Samping
Pasien dapat tidur pada malam hari
− Terapi
 Haloperidol 2x 1,5mg
 Clozapine 1x 6,25 mg (malam)

Tanggal 11 Maret 2018


− Pemeriksaan Status Mental
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai dengan umurnya (24 tahun), perawakan
tubuh sedang, kulit sawo matang, berambut pendek. Pasien bicara sendiri berkurang.
Tidur malam baik.
- Kontak mata (+)
- Psikomotor :tenang
- Verbalisasi :menjawab pertanyaan dengan baik, spontan, intonasi
biasa.
- Afek :inappropriate
- Gangguan Persepsi :halusinasi visual(+), halusinasi auditorik (+)
- Arus Pikir :assosiasi longgar
- Gangguan isi pikir :waham persekutorik observasi
− Efektifitas Terapi dan Efek Samping
Pasien dapat tidur pada malam hari
− Terapi
 Haloperidol 3 x 1,5mg
 Clozapine 1x 6,25 mg (malam)
 Pasien boleh rawat jalan.
XII. IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 2018

Situasi Kehidupan: Pasien tinggal


bersama ayah, ibu, kakak laki-laki dan adik
perempuan.

Gejala: Demam sejak 3 hari yang lalu,


batuk sejak 1 bulan yang lalu, keringat
dingin. Sejak 8 bulan yang lalu, sering
bicara sendiri tertawa sendiri, tidak
nyambung bila diajak bicara. Pasien kadang
mengamuk dirumah, mengaku mendengar
bisikan yang tidak ada orangnya, melihat
bayangan yang tidak bsa dilihat orang lain.
Pasien yakin ada yang mengejar-ngejarnya
dan ingin menipunya. Pasien pernah
dirawat di RS Madani Palu September
2017. Satu tahun yang lalu pasien ingin
menikah namun ditentang keluarga.
Hubungan dengan kedua orangtua tidak
baik. Sekarang pasien tidak lagi bekerja dan
tidak bersosialisasi dengan tetangga.

Riwayat berobat: Masuk IGD RSUD


Anuntaloko Parigi tanggal 5 Maret 2018.
Dirawat di Ruangan Isolasi, dengan
diagnosis Skizofrenia Paranoid dan TB
paru diberikan obat Haloperidol 2x 0,5mg,
Lorazepam 1 x0,5mg, Clozapin 1x6,25 mg,
Infus RL 20 tpm, OAT 4FDC 1x3,
Paracatemol 1 gr /8jam/iv, Cefuroxime 1
gr/12jam/iv,N-acetilsytein 2 x200 mg.

Respon pengobatan :
Pasien dari sudah menjadi tenang, tidur
malam baik. Keluhan demam sudah tidak
ada, batuk berkurang.
Pembahasan

Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham persekutorik, arus

pikir isi pikir miskin ide, asosiasi longgar, afek inappropiate, onset lebih dari 1 bulan,

sehingga terpenuhi lebih dari 2 gejala untuk menegakkan Skizofrenia paranoid (F20.0) dalam

pedoman diagnostik PPDGJ III.

Pasien didiagnosa banding dengan Skizoafektif (F25.0), dimana pada pasien didapatkan

waham persekutorik, halusinasi auditorik, halusinasi visual yang memenuhi kriteria

skizofrenia, Namun kriteria lainnya seperti gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat

yang bersamaan tidak tercakupi.

Psikoterapi terhadap pasien dan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan pasien.

Pada pasien skizofrenik psikoterapi berkelanjutkan dibutuhkan agar pasien tetap patuh

dengan pengobatan, serta memiliki hasil akhir yang baik. Pada pasien ini diberikan obat

antipsikotik berupa haloperidol (golongan antagonis reseptor dopamin) dimulai dengan dosis

kecil yaitu 2x0,5 mg dengan lorazepam (benzodiazepin) 1x 0,5 mg. Haloperidol kemudian

dinaikan perlahan sampai dosis 3x1,5 mg dengan dikombinasi antipsikotik atipikal clozapin

dengan dosis kecil 1x 6,25 mg. Obat antipsikotik harus diberikan 4 sampai 6 minggu pada

dosis adekuat sambil terus dievaluasi perkembangan pasien.

Anda mungkin juga menyukai