1. Keadaan
Bahan Baku
Pencampuran (Mixing)
Penghomogenisasi campuran
(Homogenising)
Penyemprotan kering
(Spray Drying)
Pengemasan
(Packing)
Krimer Nabati
5.4 Pembahasan
Krimer nabati (non dairy krimer) disebut sebagai krimer tiruan yang dibuat berdasarkan
bahan penyusun berupa minyak nabati, protein, penstabil, emulsifier yang digabungkan menjadi
suatu larutan dan kemudian di keringkan dengan pengeringan semprot (spray dryer)[8]. Produk
krimer nabati akan berwarna putih cerah sama seperti produk krimer susu lainnya. Warna putih
pada krimer nabati didapatkan dari penambahan sodium caseinate, penambahan sodium caseinate
ini juga berperan dalam memberikan rasa susu pada krimer nabati (milk-like taste). Sodium
caseinate yang ditambahkan adalah sebesar 2,5% dari total berat formula dan penambahannya
harus dilakukan dengan tepat. Apabila penambahannya kurang akan mengakibatkan krimer yang
dihasilkan tidak akan berwarna putih cerah, sedangkan apabila penambahannya berebihan akan
mengakibatkan krimer memiliki rasa cream-like flavor dan milk-like taste yang terlalu kuat
sehingga tidak begitu disukai oleh konsumen. White spot merupakan parameter kualitas non dairy
creamer yang berbentuk bintik putih dan muncul di permukaan campuran kopi dan krimer
nabati.Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatur dan menjaga kualitas produk agar tetap
masuk kedalam standar parameter kualitas yaitu pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas
produk dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain Statistical Processing
Control (SPC) dan Linear Discriminant Analysis (LDA). Statistical Processing Control (SPC)
yaitu alat bantu statistik dalam pengendalian mutu produk yang terdiri dari diagram histogram,
check sheet, diagram tulang ikan. Sedangkan Linear Discriminant Analysis (LDA) merupakan
metode analisis multivariasi yang bertujuan untuk memisahkan dan mengalokasikan objek
pengamatan ke dalam kelompok sehingga setiap objek menjadi anggota dari salah satu kelompok
dan tidak ada objek yang menjadi anggota lebih dari satu kelompok[9]. Proses pengeringan pada
pengeringan semprot memiliki beberapa kondisi proses pengeringan, antara lain suhu inlet, suhu
outlet, differential pressure, dan pressure nozzle. Kondisi proses pengeringan tersebut mampu
mempengaruhi kualitas non dairy creamer khususnya yaitu bulk density dan white spot, sehingga.
Metode statistical processing control (SPC) dan Linear Discriminant Analysis (LDA) merupakan
metode yang digunakan untuk pengendalian kualitas agar produk non dairy creamer yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Pada saat ini, produk krimer nabati sangat dipertimbangkan karena krimer nabati
merupakan krimer pengganti berbahan baku susu, susu evaporasi, atau susu segar. Produk ini
sangat cocok bagi konsumen yang alergi terhadap susu atau penderita laktosa intolerance, karena
krimer nabati ini terbuat dari lemak nabati yang tidak mengandung laktosa. Produk krimer nabati
ini memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan baku. Krimer nabati ini memiliki kelebihan
lainnya seperti umur simpan produk yang lebih panjang, mudah dalam penyimpanan, mudah
dalam pendistribusian, dan mudah dalam penanganan[1].
DAFTAR PUSTAKA
1) Affandi, Y. M. S., M. S. Miskandar, I. N. Aini, dan M. D. N. Habi. 2003. Palm-
Based Non-Hydrogenated Creamer. www.mpob.my/bsJPGutama. Diakses tanggal
1 Oktober 2013.
2) America Palm Oil Council. 2004. Palm Oil/Palm Kernel Oil Application: Based
Non-Dairy Creamer. www.americanpalmoil.com/publications/creamer.pdf.
Diakses tanggal 1 Oktober 2013
3) Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4444-2009 : Krimer Nabati Bubuk.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
4) Brown, A. C. 1999. Understanding Food: Principles and Preparation. Wadsworth
Publ. Co. Belmont, California. United States.
5) Early, R. 1998. The Technologi of Dairy Product. 2nd Ed. Blackie Academic and
professional. New York.
6) Webber, Roxanne. 2008. What Is Non- Dairy Creamer. www.chow.com. Diakses
tanggal 3 Oktober 2013
7) Abidin, Z., S, Rakhmadiono, dan S. B. Widjanarko. 2001. Kajian Aplikasi
Hidrokoloid dan Pemanis pada Peristiwa Sineresis dan Kualitas Jelly Sirsak.
www.brawijaya.ac.id/virtual_library/mlg_warintek. Diakses tanggal 1 Oktober
2013.
8) Kelly, P. M., 1998. Coffee Stability of Dried Creamers. Moorepark: The Science of
Farming and Food
9) Imamoto, T., 2008. Perivesical Abscess Caused By Migration Of A Fish Bonefrom
The Intestinal Tract. Dalam Fauziyah, Naily. 2009. Aplikasi Fishbone Analysis
Dalam Meningkatkan Mutu Produksi Teh Pada PT. Rumpun SariKemuning,
Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret