Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4. Apabila sudah didapatkan dua titik dari dua atau lebih kunjungan, maka
dua titik yang saling berdekatan harus dihubungkan untuk mempermudah
membaca tren pertumbuhan anak.
Catatan :
1. Fisik yang tinggi jarang menimbulkan masalah. Masalah yang timbul
apabila seseorang terlalu tinggi dan keadaan klinis menunjukkan adanya
gangguan sistem endokrin, seperti tumor penghasil hormon pertumbuhan.
Sebaiknya anak dirujuk apabila terdapat kecurigaan kelainan endokrin
(contoh: anak dari kedua orang tua yang pendek dan berukuran tubuh
tinggi).
2. Anak yang berat untuk usianya jatuh pada rentang ini mungkin memiliki
gangguan pertumbuhan namun sebaiknya gangguan ini lebih dalam dikaji
dengan bantuan kurva berat badan-panjang badan atau IMT-usia.
3. Titik yang diplot diatas 1 menunjukkan resiko. Tren kearah garis skor Z 2
merupakan resiko.
4. Mungkin saja anak yang stunted jadi overweight.
5. Ini disebut sebagai very low weight dalam modul pelatihan IMCI
(Intergrated Management of Childhood Illness. In-service training WHO,
Geneva,1997).
(Indra Maharddhika, Rini Sekartini, 2014).
2.2 Obesitas
2.2.1 Defenisi Obesitas
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak di bawah kulit yang berlebihan
dan terdapat di seluruh tubuh. Sering dihubungkan dengan overweight (kelebihan
berat badan), walaupun tidak terlalu identik, oleh karena obesitas memiliki ciri-
ciri tersendiri (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2007).
Obesitas adalah kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
adipose secara berlebihan, sedangkan overweight adalah kelebihan berat badan
dibandingkan dengan berat badan ideal, yang mungkin dapat disebabkan oleh
peningkatan massa otot seperti pada atlet binaraga (Dimas Priantono, Titis
Prawitasari, 2014).
Obesitas adalah keadaan dimana terdapat jaringan lemak berlebihan.
Walaupun sering diartikan sebagai peningkatan massa tubuh, tetapi individu
dengan massa otot yang besar dapat dinyatakan dengan overweight tanpa
peningkatan kadar lemak. Berat badan digolongkan secara kontinu oleh beberapa
populasi, jadi perbedaan klinis yang bermakna antar obesitas dan overweight
menjadi kacau. Obesitas paling baik didefinisikan sebagai derajat berapapun
kelebihan lemak yang memberi resiko kesehatan (Jeffrey S. Flier, Eleftheria
Maratos-Flier, 2008).
Tujuan tingkat skrining kedua meliputi lima area resiko kesehatan sebagai
berikut:
1. Riwayat keluarga, yaitu riwayat keluarge penyakit kardiovaskular positif,
kadar kolesterol total orangtua naik (atau riwayat tidak diketahui), riwayat
keluarga diabetes mellitus positif, atau riwayat keluarga obesitas orang tua
positif
2. Tekanan darah, yaitu kenaikan tekanan darah dengan menggunakan
metode dan kriteria Second Task Force on Blood Pressure Control in
Children.
3. Kadar kolesterol total, yaitu kenaikan lebih daripada 5,2 mmol/L atau 200
mg/dL
4. Tambahan kenaikan tahunan dalam IMT besar, yaitu kenaikan melebihi
dua unit IMT tahun sebelumnya
5. Prihatin mengenai berat badan, yaitu penilaian keprihatinan, emosional
dan psikologik perseorangan, yang terkait dengan kelebihan berat atau
persepsi kelebihan berat (Waldo E. Nelson, 2012).
Jika satu atau lebih dari lima area tersebut positif, maka penderita harus
mendapat evaluasi medik yang teliti untuk memikirkan keadaan patologis medik
primer seperti terdaftar pada diagnosa banding (Waldo E. Nelson,2012).
tiroid, ovarium, serviks, prostat, dan lainnya (Nancy F. Krebs, MD, MS,
Laura E. Primak, RD, CNSD, CSP, 2008).
Tabel 2.4 Komplikasi obesitas masa anak yang dilaporkan
Kardiovaskuler
Tekanan darah Naik
Kolesterol naik
Trigliserid serum naik
LDL naik
HDL turun
Hiperinsulinisme
Kolelitiasis
Penyakit Blount dan epifisis kaput femoris terlepas
Pseudotumor serebri
Paru-paru
Sindrom Pickwickian
Kelainan uji fungsi paru
2.3.1.1 Os Calcaneus
Os calcaneus adalah tulang terbesar dari kaki dan membentuk tumit yang
menonjol. Tulang ini ke atas bersendi dengan talus dan di depan dengan os
cuboideum. Calcaneus mempunyai enam facies (permukaan) gambar 2.2.
Facies anterior kecil dan membentuk facies articularis yang bersendi
dengan os cuboideum.
Facies posterior membentuk tonjolan tumit dan merupakan tempat
pelekatan dari tendon calcaneus (tendon Achilles).
Facies superior didominasi oleh dua facies articulares untuk talus, yang
dipisahkan oleh alur kasar, yaitu sulcus calcanei.
Facies inferior mempunyai tuberculum anterior pada garis tengah, dan
tuberculum mediale yang besar serta tuberculum laterale yang lebih kecil pada
pertemuan antara facies inferior dan facies posterior.
Facies medialis mempunyai sebuah tonjolan yang besar berbentuk kerang,
disebut sustentaculum tali, yang membantu menyokong os talus.
Facies lateralis hampir rata. Pada bagian anteriornya terdapat peninggian
kecil yang disebut tuberculum perineum, yang memisahkan tendo-tendo dari m.
peroneus longus dan m. peroneus brevis.
2.3.1.2 Os Talus
Os talus bersendi di atas dengan tibia dan fibula, di bawah dengan os
calcaneus, dan di depan dengan os naviculare. Tulang ini mempunyai caput,
collum, dan corpus. Dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.3.1.3 Os Naviculare
Tuberositas ossis navicularis dapat dilihat dan dipalpasi pada pinggir
medial kaki lebih kurang 1 inci di depan dan bawah malleolus medialis; serta
memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo m. tibialis posterior.
Dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.3.1.4 Os Cuboideum
Terdapat alur yang dalam pada aspek inferiornya sebagai tempat untuk
tendo m. peroneus longus. Dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.3.1.5 Os Cuneiforme
Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji ini bersendi di proksimal dengan
os naviculare dan di distal dengan ketiga ossa metatarsalia yang pertama. Bentuk
bajinya berperan penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung
transversal kaki.