NIM : 1510242026
METODE SURVEI TANAH
1. Survei Grid
Metode survei ini disebut juga metode grid kaku. Pengamatan tanah dilakukan
dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertikal dan
horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Titik-titik pengamatan tanah
ditempatkan di lapangan dan diamati karakteristiknya. Dengan menggunakan metode
statistik baku atau geostatistik, dilakukan estimasi variabilitas tanah.
Metode ini sangat sesuai untuk survei intensif dengan skala besar, dimana
penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dab intensitas pengamatan yang rapat
memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Dan
sangat cocok diterapkan di daerah yang belum tersedia foto udara atau peta toporafi
(peta rupa bumi) untuk navigasi, selain itu pada daerah-daerah berhutan lebat atau di
daerah pasang-surut dimana penggunaan interpretasi foto udara seringkali sangat
terbatas, sehingga cara termudah untuk mengetahui posisi atau lokasi pengamatan di
lapangan adalah dengan pengaturan jarak (Sitorus, 1986).
Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang
kompleks dimana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang
praktis, diterapkan pada daerah yang posisi pemetanya sukar ditentukan dengan pasti.
Selain itu, survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail – sangat detail) dan
penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas atau di daerah yang belum ada
foto udaranya juga daerah yang sudah terliput foto udara, akan tetapi hasilnya tidak
maksimal karena sebab-sebab sebagai berikut:
1. Skalanya terlalu kecil.
2. Mutunya sangat rendah.
3. Daerah survei tertutup awan.
1
4. Kenampakan permukaan tidak jelas/daerah sangat homogen dan datar.
5. Daerah tertutup vegetasi rapat dan lebat.
6. Daerah berrawa, padang rumput/savana, tanpa gejala permukaan.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kerugian metode survei grid:
Keuntungan Kerugian
a. Tidak memerlukan penyurvei a. Memerlukan waktu yang lama,
yang berpengalaman, karena terutama pada medan yang
lokasi titik-titik pengamatan berat.
b. Pemanfaatan seluruh titik-titik
sudah di plot pada Peta Rencana
pengamatan sehingga tidak
Pengamatan.
b. Sangat baik diterapkan pada efektif.
c. Sebagian lokasi pengamatan
daerah yang luas memerlukan
tidak mewakili satuan peta
penyurvei dalam jumlah besar.
c. Cukup teliti dalam menentukan yang dikehendaki, misalnya
batas satuan peta tanah pada tempat pemukiman, daerah
daerah survei yang relatif datar. peralihan dua satuan lahan dan
d. Dengan menerapkan teknik
lain-lain.
analisis Komponen Utama
(Principal Component Analysis)
dapat memperkecil atau
mengurangi sejumlah sifat tanah
pada suatu variate yang
menggambarkan proporsi yang
besar dari data yang tersedia.
2
Gb1. Lokasi titik observasi pada Metode Grid Kaku
3
Gb2. Lokasi titik observasi pada Metode Fisiografik
4
yang dapat diprediksi dengan mudah, pengamatan dapat dilakukan lebih sedikit,
sedangkan daerah lainnya terutama daerah yang bermasalah perlu dilakukan
pengamatan lebih banyak atau lebih mendetail.
Pemeta mengunjungi sebagian besar landskap, biasanya berada pada suatu transek
yang memotong satuan peta dengan berkonsentrasi pada daerah bermasalah (daerah
yang hubungan antara landskap dan tanah sulit diprediksi).
5
dan jika faktor-faktor tersebut terlihat teratur. Pengamatan lebih banyak dilakukan pada
daerah-daerah bermasalah.
Penyurvei tanah memetakan pola sedimen. Pada beberapa lokasi hal ini sangat konsisten
dan pemetaan dapat dilakukan dengan cepat, sedangkan di lokasi yang lain mereka berbaur
dan penyurvei harus melakukan banyak pengecekan untuk menentukan batas atau komposisi
satuan peta (dalam kasus sedimentasi berpola halus).
Tabel 1.1 Hipotesis dan perubahan hipotesis pada berbagai pengamatan (Sumber: Elbersen,
1985)