Jika pabrik sudah berdiri dan beroperasi serta pabrik ingin mengadakan perluasan maka
diperlukan:
1. Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan(PEL)
2. Studi Evaluasi Lingkungan (SEL)
B. Yang perlu dilengkapi dengan:
1. Studi Rencana Kelolaan Lingkungan(RKL) atau Upaya Kelola
Lingkungan(UKL)
2. Rencana Pemantauan Lingkungan(RPL) atau Upaya Pemantauan
Lingkungan(UPL)
Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL)
PEL
Ditujukan untuk seluruh pihak berkepentingan sebagai acuan kegiatan sudah berjalan.
PEL
Digunakan sebagai persiapan,apakah kegiatan sudah berjalan perlu dilengkapi dengan
Studi Evaluasi Lingkungan (SEL).
PEL
Digunakan untukpenyusunan RKL dan RPL.
PEL
Tertera dalam keputusan Menteri Negara Kependudukandan Lingkungan Hidup Nomor
Kep.51/MN KLH/6/1987 tanggal 4 juni 1987.
3. Penanganan Primer
Penanganan primer disebut juga pengolahan pertama (primary treatmet). Tahap ini adalah
tahapan untuk memisahkan padatan dari air limbah dengan cara sebagai berikut.
a. Penyaringan (Filtration)
Dalam tahap ini bahanbahan buangan yang berukuran besar disaring menggunakan suatu
alat komunikator yang berfungsi menyaring sambil menghancurkan bahan padatan.
b. Pengendapan (Sedimentation)
Dalam keadaan tenang, pasir, benda-benda kecil, dan hancuran padatan akan mengendap.
Pengendapan yang terjadi dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Proses pengendapan ini
berfungsi sebagai berikut
Mengurangi kebutuhan oksigen pada proses pengolahan biologis berikutnya.
Memperoleh air buangan yang jernih.
Mempermudah proses penanganan lumpur.
Endapan yang dihasilkan dapat digunakan untuk menutup tanah
pertanian/keperluan lain.
Padatan tersuspensi dapat mengendap ketika aliran air buangan diperlambat dan
dilakukan dalam tangki sedimentasi. Padatan teruspensi yang mengendap disebut
lumpur mentah. Untuk mempercepat proses pengendapan sering ditambahkna tawas.
2. Penanganan Sekunder
Disebut juga dengan pengolahan kedua (secondary treatment). Dalam penanganan
sekunder ini mengalami proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis.
Proses penguraian bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme secara aerobiik dan
anaerobik . proses aerobik menggunakan oksigen dengan bantuan lumpur aktif
(activated sludge) yaitu lumpur yang banyak mengandung bakteri pengurai. Adapun
dalam proses anaerobik zat organik diuraikan tanpa oksigen. Proses pengolahan
anaerobik bisa menghasilkan biogas (gas metana dan karbon dioksida).
3. Penanganan Tersier
8. Eutrofikasi adalah suatu proses di mana suatu tumbuhan tumbuh dengan sangat cepat
dibandingkan pertumbuhan yang normal. Proses ini juga sering disebut dengan blooming.
Dengan kata lain merupakan pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient
yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total
phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Sejatinya, eutrofikasi
merupakan sebuah proses alamiah dimana danau mengalami penuaan secara bertahap dan
menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk
sampai pada kondisi eutrofik.
9. Limbah organic
Limbah yang berasal dari sisa sisa makhluk hidup
Mengandung unsure karbon sehingga apabila dibakar menghasilkan jelaga
atau jejak hitam
Mudah diuraikan mikroorganisme sehingga mudah membusuk
Sisa makanan , buah dan sayur
14. Sedimentasi – Adalah pemisahan partikel-partikel yang lebih berat dari air, dengan
prinsip gravitasi. Sedimentasi merupakan satu unit yang banyak dipakai pada
pengolahan limbah cair. Tujuan utama dari penggunaan unit ini adalah untuk
menghasilkan cairan clarified dan juga mendapatkan konsentrasi padatan yang mudah
dikelola.
15. Proses equalisasi ini mempunyai tujuan untuk meminimumkan dan mengendalikan
fluktuasi aliran limbah cair baik kualitas maupun kuantitas yang berbeda dan meng-
homogenkan konsentrasi limbah cair dalam bak equalisasi, dan di bak equalisasi
dipasang 2 buah motor aerator yang berguna untuk mencegah pembusukan, juga
untuk mengaduk limbah cair sehingga limbah bersifat homogen dan juga supaya tidak
terjadi pengen-dapan.
16. X
17. Uu ri lingkungan hidup
- undang-undang no.4 tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(LN 1982 Nomor 12, TLN 3215). Sejak diundangkannya UU No. 4 Tahun
1982
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup berisi:
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan
untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan
hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang
terlaksananya pembangunan berkelanjutan serta dengan
memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat serta perkembangan
lingkungan global.
- Uu ri no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem;
d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;