Anda di halaman 1dari 54

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid

Flow”

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUMOPERASI TEKNIK KIMIA I
“ FLUID FLOW “

Nama / NPM : 1. Darwati / 1631010052


2. Rian Ardiansyah / 1631010075
Paralel / Grup :B/E
Tanggal Percobaan : 25 April 2018

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing

Ir. C. Pujiastuti, MT Dr.Ir.Sintha Soraya S,MT


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 1966021 199203 2 001

Teknik Kimia UPN “ Veteran ” Jawa Timur


1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikanLaporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “ FLUID FLOW“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 25F
April 2018 di Laboratorium Riset dan Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa
tanpa bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh
karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia
2. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya S, MT selaku Dosen pembimbing praktium
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, Kami sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
kami selalu mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap
penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik
khususnya jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, 1 Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................i
Lembar Pengesahan...........................................................................1
Kata Pengantar....................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................3
Intisari.................................................................................................4
Bab 1 Pendahuluan.............................................................................5
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
I.3 Manfaat
Bab 2 Tinjauan Pustaka......................................................................7
II.1 Secara Umum
II.2 Sifat Bahan
Bab 3 Pelaksanaan Praktikum.............................................................19
III.1 Bahan
III.2 Alat
III.3 Gambar Alat
III.4 Prosedure
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................21
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
IV.2 Tabel Perhitungan
IV.2 Grafik
IV.3 Pembahasan
Bab 5 Kesimpulan dan Saran...............................................................27
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Daftar Pustaka.......................................................................................28
Appendix.............................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Fluida dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
caramengalir. Aliran fluida dapat ditemukan dalam kehidupan sehari -hari
maupundalam industri. Aliran fluida mengalir melewati suatu media, biasanya
berupa pipa. Kecepatan dan kapasitas fluida berbedabeda. Aliran tersebut
dibedakanmenjadi beberapa golongan sesuai sifat fluida pada aliran.
Prosedur dari percobaan fluid flow terbagi menjadi dua tahap, antara lain
kalibrasi dan pengukuran penurunan tekanan (pressure drop) di dalam pipa dan
fitting. Pada tahap kalibrasi, valve pada pipa yang akan dilalui oleh fluida dibuka
terlebih dahulu, sementara valve lainnya ditutup. Pertama, dilakukan percobaan
terhadap pipa sesuai variable dan menutup valve dari pipa lain setelah itu, dilihat
nilai tekanan yang tertera pada pada manometer. Kemudian ukur volume fluida
yang keluar dengan menggunakan gelas ukur. Percobaan ini dilakukan sebanyak
empat kali. lakukan percobaan yang sama terhadap pipa yang lain sesuai denan
variabel yang telah ditentukan.
Ada tiga tujuan dari praktikum fluid flow ini, yaitu sebagai berikut: tujuan
yang pertama adalah mengetahui nilai head loss dalam pipa dan fitting yang
adadalam pipa. selain itu, praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis aliran
yang terjadi dalam praktikum berdasarkan perhitungan bilangan
reynoldnya.sedanngkan tujuan yang terakhir yaitu agar dapat membandingkan
nilai darifriction factor dan koefisien kontraksi yang didapat dari perhitungan
sesuai percobaan yang ada dengan teori yang didapat. Perhitungan dilakukan
berdasarkan persamaan yang didapat dari literatur.
I.2 Tujuan Percobaan

1. untuk mengetahui nilai head loss dalam pipa dan fitting.


2.untuk mengerahui jenis aliran fluida berdasarkan bilangan reynold
sesuai hasil percobaan.
3. untuk membandingkan nilai dari friction factor dan koefisien
kontraksi dari teori dengan hasil perhitungan sesuai percobaan.

I.3 Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan mengetahui sifat - sifat fluida yang mempengaruhi aliran
fluida.
2. Agar praktikan mengetahui macam - macam aliran fluida.
3. Agar praktikan mengetahui cara membuat grafik berdasarkan hasil data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Secara umum

Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas.
Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai
gas,mempunyai volume yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas
tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat
maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan
dengan hukum gaya yang sesuai. Salah satu cara untuk menjelaskan gerak suatu
fluida adalh dengan membagi –bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang
sangat kecil yang dapat dinamakan partikel fluida danmengikuti gerak masing-
masing partikel ini. Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi
menjadi tabungaliran,bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap
tidak berubah bentuknya dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah
tatung akan tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam
tabung aliran adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding
terbalik dengan luas penampangnya.(pantar,s, 1997)
Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah :
1. Hukum kekentalan Massa
2. Hukum Kekentalan energi
3. Hukum kekentalan momentum
4. Katup
5. Orifacemeter
6. Arcameter (rotarimeter)
Macam-Macam Aliran
Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti:
turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam,
takseragam, rotasional, tak rotasional.
Aliran fluida melalui instalasi (pipa) terdapat dua jenis aliran yaitu :
1. Aliran laminer
2. Aliran turbulensi
Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam
keadaanlaminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah vektor
kecepatanaliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan
tentang medanfluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat
ditentukan denganinstrument yang sesuai.Dalam pengukuran fluida termasuk
penentuan tekanan, kecepatan, debit,gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas.
Terdapat banyak cara melaksanakanpengukuran-pengukuran, misalnya : langsung,
tak langsung, gravimetrik,volumetrik,elektronik, elektromagnetik dan optik.
Pengukuran debit secara langsung terdiri dariatas penentuan volume atau berat
fluida yang melalui suatupenampang dalam suatu
selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran debit
memerlukanpenentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan
dibeberapa dititik padasuatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit.
Metode pengukuran aliranyang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau
penentuan volumetrik denganberat atau volume diukur atau penentuan dengan
mempergunakan tangki yangdikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.Pada
prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :
1. Kecepatan (velocity)
2. Berat (massanya)
3. Luas bidang yang dilaluinya
4. Volumenya.
Bilangan
Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapatmembedakan
suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.

Re = ρ VD / μ

Dimana : V kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)


D adalah diameter dalam pipa (m)
ρ adalah masa jenis fluida (kg/m3)
μ adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadapdeformasi
atau perubahan bentuk.Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,kohesi
dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung
menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan
gaya–gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan
dengansemakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan
berturunyaviskositas dari zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zattersebut
dan dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengancara
menghitung nisbah ( ratio ) massa zat yang terkandung dalam suatu bagiantertentu
terhadap volume bagian tersebut. nilai density dapat dipengaruhi olehtemperatur
semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida semakinberkurang karena
disebabkan gaya kohesi dari molekul– molekul fluida semakin
berkurang.
Debit Aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing
masing pipa experimen diaman rumus debit aliran

Q =A/t

Dimana : Q adalah debit aliran ( m3/s)


V adalah kecepatan aliran ( m/s )
A adalah luas penampang ( m2)
∀adalah volume fluida ( m3 )
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan
pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula
untuk masing–masing jenis aliran . Pada aliran Laminar dalam pipa tertutup
(closedconduits) mempunyai distribusi vektor kecepatan , Pada aliran laminar
vector kecepatan yang berlaku adalah kecepatan dalam arah z saja.
(Khairul,2014)

Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan


dalam beberapa golongan.Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas
adalah air (incompressible fluids) dan dibagimenjadi 8 golongan antara lain :
1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan (incompressible and
compressible flows)
Aliran tak termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa
fluidanya tidak berubah.
2. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows )
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana
komponen aliran tidakberubah terhadap waktu.
3. Aliran seragam dan takseragam (uniform and non-uniform flows)
Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah
terhadap jarak.
4. Aliran laminer dan turbulen (laminar and turbulent flows)
Fenomena aliran jenis ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari hari,
aliran air pada keranmungkin yang paling sering kita jumpai.
5. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak (viscous and inviscid flows)
Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh
viskositas.Adanyaviskositas menyebabkan adanya tegangan geser dan kehilangan
energy.Pada aliran ini terjadigesekan antarai fluida dengan dasar/dinding saluran
atau pipa.
Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah aliran yang tidak dipengaruhi
viskositas/kekentalansehingga aliran ini tidak memiliki tegangan geser dan
kehilangan energi.Dalam kenyataannya aliranfluida ideal tidak ada. Konsep ini
digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk persamaanaliran fluida
6. Aliran rotasi dan tak rotasi (rotational and irrotational flows)
Aliran irrotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya atau setiap
komponen vektor rotasinya sama
dengan nol.
7. Aliran subkritis dan superkritis (subcritical and supercritical flows)
Untuk membedakan jenis aliran pada klasifikasi ini sering
digunakanAngka Froude. Angka Froudediperoleh melalui persamaan dibawah ini
dan merupakan bilangan tak berdimensi :


fr=
√𝑔�

dimana:
U : kecepatan rerata tampang
g : percepatan gravitasi
D : kedalaman aliran

F < 1, aliran sub-kritik


F > 1, aliran super-kritik
F = 1, aliran kritik
8. Aliran yang terpisahkan/separasi dan tidak (separated and unseparated flows)
Aliran yang tidak terjadi separasi dapat terjadi pada aliran yang sangat lambat.
(Farullah,2013)

Friction Loss adalah Kehilangan gesekan pada sistem perpipaan (friction


loss = Ff). Head loss dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu:
1. Head loss karena tahapan pipa yang terbentang sepanjang pipa lurus.
Δ𝑃 𝐹𝐿 �2
Ff = =4 𝑋
ρ � 2

Dimana:
Ff = friction loss / head loss (J/Kg)
L = panjang pipa (m)
F =factor friction / fanning factor
D = kecepatan rata-rata (m)
Harga f dapat dipengaruhi oleh besarnya E/D dari Nre, untuk menentukan
bilangan renold dapat menggunakan :
𝜌��
Nre =

2. Friction loss (F), karena adanya perlengkapan pipa friction loss (F) juga
dipengaruhi oleh karakteristik perlengkapan fluida seperti elbow (belokan),
kerangan, ekspansi dan lain-lain. Dengan memisahkan antara pipa lurus dan
pipa ber-fitting dan memasukan harga factor yang tergantung pada jenis
fitting masing-masing.
𝑓𝐿 �2
∆𝑃𝑓 = 𝜌𝑓 = [ + 𝐾𝑓]x
� 2

Dimana :
kf = koefisien kehilangan masing-masing fitting.
Untuk koefisien tersebut dapat dilihat pada:
a. Friction loss karena kerangan (Ffv)
�2
Ffv = Kfv x
2

dianggap nol (0) karena diasumsikan tidak ada pipa lurus dan harga kf
tergantung pada besar dan jenis kerangan.
b. Friction loss karena adanya belokan (Ffelb)
�2
Ffelb = Kfelb x
2

harga Kfelb tergantung pada besarnya jari-jari elbow terhadap jari-jari


pipa.
c. Friction loss karena adanya kontraksi tiba-tiba (Ffc)
Ffc = 0,55(1-A) x V
Dimana:
A1 = luas permukaan terkecil (m2)
A2 = luas permukaan terbesar (m2)
V =kecepatan rata-rata pipa kecil (m/det)
Koefisien untuk turbulen = 1
Koefisien untuk laminar = -1/2
d. Friction loss karena adanya ekspansi tiba-tiba (Ffex)
�1−�2 𝐴1 2 �12
Ffex = [ ] = [1 − 𝑥 ]
2∝ 𝐴0 2∝
�2
Ffex = Kex x
2

Dimana:
V1 = kecepatan aliran pada pipa kecil (m/det)
V2 = kecepatan aliran pada pipa besar
Terjadi penghilangan energy pada fluida yang disebabkan oleh fitting,
yang mana fitting tersebut diatas 4 jenis :
1. Contaction
Yaitu pipa yang mengalami pengukuran cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam sehingga tekanan
yang melewatinya akan bertambah.
2. Enlargement
Yaitu pipa yang mengalami penambahan cross sectional secara mendadak
dari saluran sehingga tekanan yang melewatinya semakin kecil.
3. Long Bend
Yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanan kecil.
4. Short Bend
Yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross
sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.
5. Elbow Bend
Yaitu merupakan belokan pada pipa yang berbentuk siku-siku dengan
across sectional area yang kecil sehingga menimbulkan tekanan sangat besar.
6. Mitre Bend
Yaitu pipa yang memiliki cross sectional area yang besar sehingga pada
pipa yang dialiri oleh fluida akan menimbulkan tekanan yang kecil.

Friction loss dalam aliran pipa lurus menggunakan fanning friction


factor.Akan tetapi jika kecepatan dari fluida berubah terhadap jarak maka
tambahan firction losses terjadi. Hal ini dari penambahan keturbulenan yang
berkembang karena vorice dan sebab lain.
Metode untuk memperkirakan beberapa losses paparkan sebagai berikut:
1. Sundden enlargement losses : jika cross section dari pembesaran pipa
berangsur-angsur, sangat kecil atau tidak ada extra losses maka tidak terjadi. Akan
tetapi, jika perubahan secara tiba-tiba hasil dalam pertambahan losses karena
terbentuk putaran dan ja expanding dengan enlarge section friction losses ini bias
ditentukan dengan mengikuti aliran dalam kedua section. Berikut persamannya :
2 2 2
(𝑣₁−𝑣₂) 𝐴₁ 𝑣₁ 𝑣𝑓 �
hex= 2𝑥 =[1-𝐴₂ ]2𝑥 =Kex 2�x 𝑘𝑔
dimana:
hex= friction losses (j/kg)
kex= energy lent expansion loss
v1= kecepatan tinggi aliran dalam wilayah lebih kecil (m/s)
v2= kecepatan rendah aliran (m/s)
x= 1,0
2. Sundden contraction losses : ketika cross section dari pipa berangsur-angsur
berkurang, aliran tidak dapat melewati tikungan tajam, dan pertambahan friction
loss karena terjadi putaran untuk aliran turbulen, persamaannya sebagai berikut :
𝐴₁ 𝑣₁2 𝑣22 �
hc=0,55[1- ] =Kc x
(j 𝐴₂ 2𝑥 2𝑥

/
dimana: k
g
hc= friction losses
)
𝑘𝑔
kc= energy lent contraction loss = 0,55
v2= kecepatan rata-rata dalam wilayah lebih kecil atau aliran rendah
α= 1,0 untuk aliran turbulen
(Tim dosen OTK 1, 2018)

Kecepatan fluida pada antarmuka cairan padat adalah nol, dan kecepatan
mendekati permukaan padat, dari kebutuhan, kecil. Aliran di bagian lapisan batas
ini sangat dekat permukaan sehingga pada dasarnya laminer. Sebenarnya itu
adalah laminar sebagian besar waktu, tapi kadang-kadang eddies dari bagian
utama arus atau daerah luar lapisan batas bergerak sangat dekat ke dinding,
sementara mengganggu profil kecepatan. Eddies ini mungkin memiliki sedikit
efek pada profil kecepatan rata-rata di dekat dinding, namun efeknya dapat besar
pada profil suhu atau konsentrasi saat panas atau massa dipindahkan ke atau dari
dinding. Efek ini paling terasa untuk perpindahan massa cairan.
Panjang transisi untuk aliran laminar dan turbulant, lintasan daerah
masuk tabung yang diperlukan untuk lapisan batas mencapai pusat tabung dan
arus yang dikembangkan sepenuhnya harus ditetapkan disebut panjang transisi.
Karena kecepatannya bervariasi tidak hanya dengan panjang tabung tapi juga
dengan jarak radial dari pusat tabung th, arus di daerah pintu masuk dua dimensi.
Perkiraan panjang pipa lurus necassary untuk penyelesaian distribusi velociy
terakhir adalah, untuk aliran laminar.
𝑋1
= 0,05Re

Dimana :
X1 = panjang transisi
D = diameter pipa
(Mc Cabe, 2005)
II.2 Sifat Bahan
1. Aquadest
A. Sifat fisika
1) Berfase cair
2) Tidak berbau
3) Tidak berwarna
4) Titik didih 1000 C
5) Titik beku 00 C
B. Sifat kimia
1) Rumus moleku H2O
2) Berat molekul 18,02 g/mol
3) Densitas 1 g/ml
4) Tidak korosif
C. Fungsi yaitu sebagai zat yang dialirkan dalam pipa
(MSDS,2013)

II.3 Hipotesa
Pada percobaan fluid flow ini, semakin besar power pompa maka
semakin besar laju alirnya. Semakin besar putaran kran maka akan semakin
besar volume air yang tertampung. Maka di dapatkan hasil kecepatan linier
suatu fluida dan headloss pipa juga semakin besar.
II.4 Diagram Alir
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan
a. Air

III.2 Alat yang digunakan


a. Rangkaian alat fluid flow
b. Gelas ukur
c. Ember
d. Corong
e. Stopwatch

III.3 Gambar Alat


No Keterangan Gambar

1 Gelas Ukur

2 Stopwatch

3 Ember

III.4 Skema Rangkaian Alat Fluid Flow


Pipa C dan E

III.5Variabel
a. Bukaan = 3/15 ; 6/15 ; 9/15 ; 12/15
b. Waktu (t) = 5 detik
c. Pipa = C dan E
d. Satuan = SI

III.6 Prosedur

A. Kalibrasi
1. Membuka valve pada pipa yang akan dilalui fluida (C dan E),
menutup value lainnya (A, B, D, F), air dari tangki utama dialirkan
secara continue kedalam tangki.
2. Memompakan aliran perpipaan yang menuju orifice meters
melewati valve dan air duscharge ke tangki.
3. Menimbang air sesuai dengan interval waktu yang ditentukan.
4. Melakukan run dengan interval waktu yang telah ditentukan
5. Membuat kurva kalibrasi

B. Pengukran pressure drop dalam pipa dan fitting


1. Mengalirkan fluida ketangki C
2. Mensirkulasikan menuju bagian system yang diinginkan dan
kemudian mengembalikan kedalam tangki
3. Mengukur setiap laju alir pressure drop pada penampang pipa lurus
dan penampang berbagai macam fitting dengan menggunakan
manometer
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
Pipa C

manometer
Bukaan waktu v Q
putih hitam

11.5 3 1250 250


12 2.5 850 170
2/4 5,00
12 2.8 1000 200
12 2.5 980 196
rata rata 11.875 2.7 1020 204
2 1.2 600 120
1.9 1.1 550 110
1/4 5,00
1.9 1.2 510 102
1.9 1.2 520 104
rata rata 1.925 1.175 545 109
13.6 1 1250 250
13.6 1.1 1130 226
4/4 5,00
13.6 1.1 1120 224
13.6 0.9 1370 274
rata rata 13.6 1.025 1217.5 243.5
13.5 0.9 950 190
13.5 1 1010 202
5/6 5,00
13.5 0.9 1000 200
13.5 0.9 1010 202
rata rata 13.5 0.9 992.5 198.5
Pipa D
Selisih manometer (cmHg)
Bukaan t(s) Volume Debit
pink merah hitam
2.5 20.5 1.5 1100 220
2.5 20 1.5 1280 256
2/4 5
2 20 1.8 1120 224
2 20.5 1.5 1200 240
rata-rata 2.25 20.25 1.575 1175 235
1.5 0.2 1.6 430 86
1.5 0.2 1.4 430 86
1/4 5
1.7 0.2 1.2 400 80
1.5 0.3 1.2 390 78
rata-rata 1.55 0.225 1.35 412.5 82.5
2.5 22.2 6.2 1010 202
2.5 22.2 6 1150 230
4/4 5
2.4 22.2 6.1 1100 220
2.5 22.2 6.2 1000 200
rata-rata 2.475 22.2 6.125 1065 213
2.3 21.5 6 1150 230
2.4 21.5 5.9 1190 238
5/6 5
2.5 21.5 5.9 1330 266
2.5 21.5 6 1290 258
rata-rata 2.425 22 5.95 1240 248
Pipa E
Selisih manometer (cmHg)
Bukaan t(s) Volume Debit
kuning ungu hitam biru
0.8 0.5 4.9 2 1000 200
0.8 0.4 4.9 2 930 186
2/4 5
0.7 0.5 4.8 2 980 196
0.8 0.5 4.8 2 1130 226
rata-rata 0.775 0.475 4.85 2 1010 202
1.3 1 1.2 0.7 440 88
1.4 0.9 1 0.6 500 100
1/4 5
1.3 0.9 1 0.7 430 86
1.3 0.9 1 0.7 460 92
rata-rata 1.325 0.925 1.05 0.675 457.5 91.5
0.8 0.7 4.9 2.1 1010 202
0.8 0.7 4.7 2.1 1150 230
4/4 5
0.9 0.7 4.9 2.1 1100 220
0.8 0.7 4.8 2.1 1000 200
rata-rata 0.825 0.7 4.825 2.1 1065 213
1.2 1 5 2.4 1220 244
1.3 1.1 5.1 2.3 1030 206
5/6 5
1.3 1.1 5.1 2.4 1150 230
1.3 1.1 5 2.4 1140 223
rata-rata 1.275 1,075 5.05 2.375 1135 227
IV.2 Tabel Perhitungan
A. Pada pipa C
∆𝑃
a. Perhitungan energi tekanan
𝝆𝒂𝒊�

manometer
∆P ρ
Bukaan (grf/cm2) ∆P/ρ
(gf/cm2) (gr/cm3)
putih hitam
2/4 161.442 36.706765 99 99
1/4 26.1706 15.97424 21 21
1
4/4 184.893 1.025 93 93
4/6 183.534 12.235588 98 98


b. Perhitungan Energi Potensial ∆�
��

Z2
Bukaan Z1(cm) ∆Z(cm) g/gc ∆Ep
(cm)
2/4 120 36 84 84
1/4 120 36 84 84
1
4/4 120 36 84 84
4/6 120 36 84 84
�𝟐
c. Perhitungan Energi Kinetik
𝟐𝜶��

A
Bukaan V (ml) t (s) Q (cm3/s) v (cm/s)
(cm2)
2/4 1020 204 26.35659

1/4 545 109 14.08269


5 7.74
4/4 1217.5 243.5 31.45995

4/6 992.5 198.5 25.64599

Bukaan ρ µ Nre ᵅ gc ∆Ek


2/4 82759.68992 0.354423
1/4 44219.63824 0.101185
1 0.001 1 980
4/4 98784.23773 0.504963
4/6 80528.42377 0.33557

d. Perhitungan Friction Loss, hf Teori

Bukaan Gesekan k f=16/Nre ∆L v(cm/s)


pipa lurus
0.00015
1/2" sch 40
2/4 Gate Valve 0.0003843 850 26.3566
0.17
1/2"
elbow 90 0.75
pipa lurus
0.00015
1/2" sch 40
¼ Gate Valve 0.0007192 850 14.0827
0.17
1/2"
elbow 90 0.75
pipa lurus 1/2" sch
0,00015
40
4/4 Gate Valve 1/2" 0,17 0,0003219 850 31,4599

elbow 90 0,75
pipa lurus 1/2" sch
0,00015
40
4/6 Gate Valve 1/2" 0,17 0,0003949 850 25,646

elbow 90 0,75

∑ft x
Gc ᵅ D ∑ft hf ∑hf
hf
1 287.246 287.246
980 1 1.5798 1 59.0469 59.0469 202.265
7 260.501 1823.51
1 153.479 153.479
980 1 1.5798 1 16.8574 16.8574 107.939
7 153.479 1074.36
1 342.865 342.865
980 1 1.5798 1 84.1269 84.1269 266.047
7 371.148 2598.04
1 279.502 279.502
980 1 1.5798 1 55.9059 55.9059 204.97
7 279.502 1956.51
e. Perhitungan –wp Teori

Wp
Bukaan ∆P/ρ ∆ Ek ∆Ep Hf effisiensi
percobaan
2/4 99 0.354423 84 202.26 385.614423
¼ 21 0.101185 84 107.94 213.041185
65%
4/4 93 0.504963 84 266.05 443.554963
4/6 98 0.33557 84 204.97 387.30557

Bukaan Wp v A ρ power power ∑hf


m (gr/s)
teoritis (cm/s) (cm2) (gr/cm3) pompa rata2 Percobaan
2/4 250.64937 1242 9613.08 0.31687307 202.26
¼ 138.47677 1262 9767.88 0.17788257 107.94
7.74 1 0.298387
4/4 288.31073 1260 9752.4 0.36976726 266.05
4/6 251.74862 1284 9938.16 0.32902525 204.97

B. Pipa D
∆𝑃
a.Perhitungan energi tekanan
𝝆𝒂𝒊�

Selisih manometer (gf/cm2) ∆P ρ


Bukaan ∆P/ρ
pink merah hitam (gf/cm2) (gr/cm3)
2/4 30.58897 275.3007 21.41228 109 109
¼ 21.0724 3.058897 18.35338 14.1616 14.162
1
4/4 33.64787 301.8112 83.26998 139.576 139.58
4/6 32.96811 292 80.89083 135.3845 135.385

b.Perhitungan Energi Potensial ∆�
��

Bukaan Z2 (cm) Z1 (cm) ∆Z g/gc ∆Ep

2/4 67 36 31 31
1/4 67 36 31 31
1
4/4 67 36 31 31
4/6 67 36 31 31

�𝟐
c.Perhitungan Energi Kinetik
𝟐𝜶��

Q A
Bukaan V (ml) t (s) v (cm/s)
(cm3/s) (cm2)
2/4 1175 235 30.36176
1/4 412.5 82.5 10.65891
5 7.74
4/4 1065 213 27.51938
4/6 1240 248 32.04134

Bukaan ρ µ Nre ᵅ gc ∆Ek


2/4 47965.5039 0.470325
1/4 16838.9535 0.057966
1 0.001 1 980
4/4 43475.1163 0.386386
4/6 50618.9147 0.5238
d.Perhitungan Friction Loss, hf Teori

Bukaan Gesekan K f=16/Nre ∆L v(cm/s) gc


pipa lurus 1/2"
0.00015
sch 40
2/4 Gate Valve 0.000333573 850 30 980
0.17
1/2"
elbow 90 0.75
pipa lurus 1/2"
0.00015
sch 40
¼ Gate Valve 0.000950178 850 11 980
0.17
1/2"
elbow 90 0.75
pipa lurus 1/2"
0.00015
sch 40
4/4 Gate Valve 0.000368027 850 28 980
0.17
1/2"
elbow 90 0.75
pipa lurus 1/2"
0.00015
sch 40
4/6 Gate Valve 0.000316087 850 32 980
0.17
1/2"
elbow 90 0.75
Bukaan D ∑ft hf ∑ft x hf ∑hf

1 33 33
2/4 1 16 1 78 78 152
7 346 2,420
1 12 12
1/4 1 16 1 10 10 21
7 43 298
1 30 30
4/4 1 16 1 64 64 126
7 284 1,988
1 35 35
4/6 1 16 1 87 87 169
7 385 2694.950223

e.Perhitungan –wp Teori

Wp
Bukaan ∆P/ρ ∆ Ek ∆Ep hf effisiensi
percobaan
2/4 109 0.47032 31 17904.8 18045.3
1/4 14.162 0.05797 31 51182.2 51227.4
65%
4/4 139.58 0.38639 31 330.682 501.648
4/6 135.385 0.5238 31 692.264 859.173
Wp v A ρ power power ∑hf
Bukaan m (gr/s)
teoritis (cm/s) (cm2) (gr/cm3) pompa rata2 Percobaan

2/4 11729.43 30.3618 59.4787 0.09175 17904.8

¼ 33297.82 10.6589 20.8808 0.09144 51182.2


1.959 1 0.04753
4/4 326.0715 27.5194 53.9105 0.00231 330.682

4/6 558.4623 32.0413 62.769 0.00461 692.264

C. Pada pipa E
∆𝑃
a. Perhitungan energi tekanan
𝝆𝒂𝒊�

Selisih manometer (gf/cm2) ρ


Bukaan ∆P (gf/cm2) ∆P/ρ
kuning ungu Hitam biru (gr/cm3)
2/4 10.53620095 6.457672 65.93623 27.1902 28 28
¼ 18.01350485 12.57547 14.27485 9.176691 13.51012864 14
1
4/4 0.825 9.516569 65.59635 28.54971 26.12190556 26
4/6 17.33374995 14,615 68.65524 32.28836 33.223875 33

b. Perhitungan Energi Potensial ∆�
��

Bukaan Z2 (cm) Z1 (cm) ∆Z g/gc ∆Ep

2/4 85 36 49 49
¼ 85 36 49 49
1
4/4 85 36 49 49
4/6 85 36 49 49

�𝟐
c. Perhitungan Energi Kinetik
𝟐𝜶��

Q A
Bukaan V (ml) t (s) v (cm/s)
(cm3/s) (cm2)
2/4 1010 202 103.1138336
1/4 457.5 91.5 46.70750383
5 1.959
4/4 1065 213 108.7289433
4/6 1135 227 115.8754467

Bukaan Ρ µ Nre ᵅ gc ∆Ek


2/4 162899.2 5.424725856
1/4 73788.51 1.113056589
1 0.001 1 980
4/4 171770 6.031624041
4/6 183060 6.850570989
d. Perhitungan Friction Loss, hf Teori
Bukaan Gesekan k f=16/Nre ∆L v(cm/s) gc
pipa lurus 1/2" sch
0,00015
40
2/4 Gate Valve 1/2" 0,17 0,0003843 850 26,3566 980
elbow 90 0,75
pipa lurus 1/2" sch
0,00015
40
¼ Gate Valve 1/2" 0,17 0,0007192 850 14,0827 980
elbow 90 0,75
pipa lurus 1/2" sch
0,00015
40
4/4 Gate Valve 1/2" 0,17 0,0003219 850 31,4599 980
elbow 90 0,75
pipa lurus 1/2" sch
0,00015
40
4/6 Gate Valve 1/2" 0,17 0,0003949 850 25,646 980
elbow 90 0,75

∑ft x
ᵅ D ∑ft hf ∑hf
hf
1 287,245935 287,246
1 1,5798 1 59,0469323 59,0469 202,265
7 260,501172 1823,51
1 153,479446 153,479
1 1,5798 1 16,857377 16,8574 107,939
7 153,479446 1074,36
1 342,864633 342,865
1 1,5798 1 84,1269096 84,1269 266,047
7 371,148131 2598,04
1 279,50156 279,502
1 1,5798 1 55,9059493 55,9059 204,97
7 279,50156 1956,51
∑ft x
Bukaan ᵅ D ∑ft hf ∑hf
hf
2.66 1 249.8454 249.845
1.57 1 17503.48 17503.5
1 2.255568 2.25557
1 9.477177 9.47718
2/4 1 1 2.65361 2.65361 17904.82
14 4.738588 66.3402
2 6.94993 13.8999
1 28.43153 28.4315
3 9.477177 28.4315
2.66 1 327.5276 327.528
1.57 1 50656.04 50656
1 2.956871 2.95687
1 12.42383 12.4238
¼ 1 1 3.478672 3.47867 51182.16
14 6.211915 86.9668
2 9.110808 18.2216
1 37.27149 37.2715
3 12.42383 37.2715

2.66 1 4.859718 4.85972


1.57 1 322.8761 322.876
1 0.043873 0.04387
1 0.18434 0.18434
4/4 1 330.6824
1 0.051615 0.05162
14 0.09217 1.29038
2 0.135182 0.27036
1 0.553019 0.55302
3 0.18434 0.55302

2.66 1 7.671792 7.67179


1.57 1 478.2725 478.272
1 0.06926 0.06926
1 0.291008 0.29101
4/6 1 1 0.081482 0.08148 692.2642
14 14.55038 203.705
2 0.213406 0.42681
1 0.873023 0.87302
3 0.291008 0.87302

e. Perhitungan –wp Teori

Bukaan ∆P/ρ ∆ Ek ∆Ep hf Wp percobaan effisiensi

2/4 28 5.424725 49 17904.8 17987.22473


¼ 14 1.113056 49 51182.2 51245.82306
65%
4/4 26 6.031624 49 330.682 411.834624
4/6 33 6.85057 49 692.264 781.33757
Wp v A ρ power power ∑hf
Bukaan m (gr/s)
teoritis (cm/s) (cm2) (gr/cm3) pompa rata2 Percobaan

2/4 11691.7 1070 2096.13 3.22294 17904.8

¼ 33309.8 1180 2311.62 10.1262 51182.2


1.959 1 3.39611
4/4 267.693 1174 2299.866 0.08096 330.682

4/6 507.869 1180 2311.62 0.15439 692.264


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

IV.3 GRAFIK
1. Pipa C
a.Debit Vs Bukaan Pipa

Q vs bukaan pipa
3
0
0

250
Q ( cm3/s)

200

150

100

50
0 1/4 2/4 2/4 3/4 1 1 1/4
0
bukaan pipa

Grafik IV.3.1 Debit Vs Bukaan Pipa

b.Hf Vs Bukaan Pipa

Hf vs bukaan pipa
300
250
200
150
Hf

Hf percobaan
100
50 Hf teori
0
0 2/4 1 1 2/4
bukaan pipa

Grafik IV.3.2 Hf Vs Bukaan Pipa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 36


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

c. Hf Vs Debit

Hf vs debit (ml/s)
300
250
200
150
Hf

Hf teori
100
50 Hf percobaan
0
0 50 100 150 200 250 300
Debit (ml/s)

Grafik IV.3.3 Hf Vs Debit

2. Pipa D

a. Debit Vs Bukaan Pipa

Q vs bukaan pipa
3
0
0
250
Q (cm3/s)

200
150
100
50
0 1/4 2/4 2/4 3/4 1 1 1/4
0
bukaan pipa

Grafik IV.3.4 Debit Vs Bukaan Pipa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 37


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

b. Hf Vs Bukaan Pipa

Hf vs bukaan pipa
180
160
140
120
100
Hf

80 Hf teori
60
Hf percobaan
40
20
0
0 1/4 2/4 2/4 3/4 1 1 1/4
bukaan pipa

Grafik IV.3.5 Hf Vs Bukaan Pipa

c. Hf Vs Debit

Hf vs Q (cm3/s)
180
160
140
120
100
Hf

80 Hf teori
60
Hf percobaan
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300
Q (cm3/s)

Grafik IV.3.6 Hf Vs Debit

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 38


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

3.Pipa E
a. Debit Vs Bukaan Pipa

Q (cm3/s) vs bukaan pipa


2
5
0

200
Q (cm3/s)

150

100

50

0 1/4 2/4 2/4 3/4 1 1 1/4


0
bukaan pipa

Grafik IV.3.7 Debit Vs Bukaan Pipa

b. Hf Vs Bukaan Pipa

Hf vs bukaan pipa
6900
5900
Grafik IV.3.5 Hf Vs Bukaan Pipa
4900 Grafik IV.3.9 Hf Vs Debit
3900
Grafik IV.3.9 Hf Vs Debit
Hf

2900
Hf teori
1900
Hf percobaan
900
-100
0 1/4 2/4 2/4 3/4 1 1 1/4
bukaan pipa

Grafik IV.3.8 Hf Vs bukaan pipa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 39


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

c. Hf Vs Debit

Hf vs Q (cm3/s)
6.000
5.000
4.000
3.000
Hf teori
Hf

2.000
Hf percobaan
1.000
0
-1.000 0 50 100 150 200 250
Q (cm3/s)

Grafik IV.3.9 Hf Vs Debit

IV.4 Pembahasan
Percobaan fluid flow ini bertujuan untuk mencari nilai – nilai eksperimen
head loss dalam pipa dan fitting dalam ekspansi dan kontraksi. Membandingkan
nilai eksperimental dari fanning faktor dan koefisien kontraksi dengan nilai yang
dikalkulasikan dari persamaan dan didapatkan dari literature.Menentukan friction
loss dalam pipa dan energy yang diberikan dari luar melalui energy pompa.Selain
itu agar mengetahui jenis aliran fluida didalam pipa, sifat – sifat suatu fluida serta
prinsip dasarnya.
Pada percobaan ini kami menggunakan pipa C, D, dan pipa E dengan
variabel bukaan yang berbeda yaitu 2/4, ¼, 4/4, dan 5/6. Dalam percobaan fluid
flow ini pengamatan yang dilakukan yaitu terhadap perbedaan tekanan yang
ditunjukan oleh manometer raksa dan jumlah volume air yang keluar dari pipa
setelah 5 detik, dengan 4 kali percobaan untuk masing-masing bukaan pipa.
Pada pipa C hasil yang didapat antara lain saat bukaan 2/4 didapat debit
air sebesar 204 𝑐�3/s, untuk bukaan 1/4 didapat debit air sebesar 109𝑐�3/s, untuk
bukaan 4/4 didapat debit air sebesar 243.5 𝑐�3/s, dan untuk bukaan 5/6 didapat
debit air sebesar 198.5 𝑐�3/s, Sedangkan untuk pipa D, hasil yang didapat yaitu
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 40
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

untuk bukaan 2/4 didapat debit air sebesar 235 𝑐�3/s ,untuk bukaan 1/4 debit air
yang didapat sebesar 82.5 𝑐�3/s, untuk bukaan 4/4 didapat debit air sebesar 248
𝑐�3/s, dan untuk bukaan 5/6 didapat debit air sebesar 213 𝑐�3/s. untuk pipa E
dengan bukaan 2/4, ¼, 4/4, dan 5/6 berturut-turut adalah 202 𝑐�3/s, 91.5 𝑐�3/s,
227 𝑐�3/s, 213 𝑐�3/s. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa semakin besar
pipa dan bukaan valve maka debit aliran fluida semakin cepat. Hal ini
dikarenakan bahwa debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas
penampang pipa dan bukaannya.
Untuk data yang diperoleh dari grafik Q (debit aliran) versus bukaan pada
pipa C maupun E, diperoleh grafik yang naik. Yang dapat diartikan bahwa
semakin besar bukaan pada gate valve maka kecepatan linier suatu fluida semakin
besar. Untuk data yang diperoleh dari grafik hf versus bukaan pada pipa C
maupun E, diperoleh grafik yang naik. Hal ini disebabkan karena semakin besar
bukaan pada gate valve yang diberikan, maka head loss pada pipa juga semakin
besar. Dan untuk data pada grafik Q (debit aliran) versus hf, grafik yang didapat
juga mengalami kenaikan. Hal ini dapat diartikan semakin besar debit aliran,
maka head loss pada pipa juga akan semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 41


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 42


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Semakin besar bukaan kran, maka volume air yang tertampung selama
5 detik dari pipa C dan E semakin besar.
2. Semakin besar bukaan pada gate valve maka kecepatan linier suatu
fluida dan head loss pada pipa juga semakin besar.
3. Semakin besar debit aliran, maka head loss pada pipa juga akan semakin
besar.
4. Power pompa pada pipa C sebesar 0,2983 Hp, kemudian pada pipa D
sebesar 0.0475 Hp sedangkan power pompa pada pipa E sebesar 3,3961
Hp.

V.2 Saran
1. Sebaiknya dalam mengamati manometer lebih teliti lagi agar diperoleh
data yang lebih akurat.
2. Sebaiknya dalam membuka gate valve diputar secara penuh sesuai
dengan variable bukaan yang telah ditentukan tidak kurang dan tidak
lebih.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 43


DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, Dewi. 2010. “Mekanika Fluida”. (http://renggaenita.wordpress.com).
Diakses pada 19 Maret 2016 pukul 06.12 WIB.
McCabe, W. L. 1985. “Operasi Teknik Kimia Jilid I”. Jakarta : Erlangga
Modul Praktikum OTK I. 2016. “Fluid Flow”.Surabaya : UPN “Veteran” Jawa
Timur.
Perry, Robert H. 1999. “Perry’s Chemical Engineers Handbook”. New York : Mc
Graw Hill Companies Inc.
Rosyid, Abdur. 2014. “Macam – macam Aliran Fluida”.
(http://www.mwchanical.html). Diakses pada 19 Maret 2016 pukul 05.46
WIB.
Wiratama, Sena, 2010. “Fluid Flow”. (http://senawiratama.wordpress.com).
Diakses pada 19 Maret 2016 pukul 05.57 WIB.
APPENDIX
Pipa C Bukaan 2/4

1. Menghitung Debit
𝑣
𝑄=

1020
𝑄=
5
3
𝑄 = 204 cm /s
2. Menghitung
ΔP
Rata-rata tekanan pada manometer putih= 8,88cmHg
Rata-rata tekanan pada manometer hitam = 7,7 cmHg
2
1 cmHg= 13,5909 gf/cm
Konversi untuk tekanan pada manometer putih
2
11.875 cmHg = 11.875 x 13,5909 = 161.44 gf/cm
Konversi untuk tekanan pada manometer hitam
2
2.7 cmHg = 2.7 x 13,5909 = 36.7067 gf/cm
161.44 +36.7067 2
Jadi ∆P rata – rata = = 99 gf/cm
2

3. Menghitung E Tekanan
∆𝑃 99
=
𝜌 1
∆𝑃
= 99
𝜌
4. Untuk menghitung ∆Z diketahui data sebagai berikut :
Tinggi pompa ke lantai ( Z1) = 36 cm
Tinggi valve E ke lantai ( Z2) = 120 cm
Jadi ∆Z = Z2 – Z1 = 120 - 36 = 84cm
5. Untuk menghitung ∆Ep diketahui data sebagai berikut :
∆Z = 84 cm
g
= 1 gf/gm
gc
g
Jadi ∆Ep = ∆Z x
gc = 84 x 1 = 84 gf/gm
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”

6. Untuk menghitung v diketahui data sebagai berikut :


3
Q = 204 cm /s
3
Luas pipa 1/2“ sch 40 ( C )= 7,74 cm
Q 204
Jadi v = = = 26.3566 cm/s
A 7,74

7. Untuk menghitung Nre diketahui data sebagai berikut :


cm
ρ air= 1
s3
Diameter pipa 1/2” sch 40 ( D ) = 1,5798 cm
Kecepatan rata-rata fluida pada bukaan3/16( v ) = 26.3566 cm/s
µ air= 0,001 gr/cm s
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”
ρxDxV
Jadi Nre = = = 41638.13953 ( Aliran turbulen, α = 1 )
1x1,5798x26.3566
μ 0,001

8. Untuk menghitung ∆Ek diketahui data sebagai berikut :


v = 26.3566 cm/s
2
Gc = 980 cm/s
α=1
𝑣2 26.3566 2
Jadi ∆Ek= = = 0.35442363 cm gf/gm
2𝑔𝑐 2x1x980

9. Untuk menghitung f pada pipa lurus diketahui data sebagai berikut :

Nre pada pipa lurus bukaan 1” = 69805,12


16
Jadi f = 16
𝑁𝑟�
= 0.35442363 = 0,000384
10. Untuk menghitung k diketahui data sebagai berikut :

a. Pipa lurus, k = 0,00015


b. Elbow 90°, k = 0,75
c. Gate Valve 1/2”. k = 0,17
d. Longbend, k= 0,09
11. Untuk menghitung hf diketahui data sebagai berikut :
a. Pipa lurus 1/2” sch 40
f = 0,00022921
∆L=850
Diameter pipa 1/2” sch 40 = 1,5798 cm
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I “Fluid
Flow”
v= 26.357 cm/s
2
Gc= 980 cm/s
∆𝐿 𝑣2 850 26.357 2
hf = 4f x x = ( 4 x0,000384) x x = 287.24954 cm gf/gm
� 2𝑔𝑐 1,5798 2𝑥980

b. Elbow 90° ( 1/2” )


k = 0,75
v= 26.357 cm/s
2
Gc = 980 cm/s
𝑣2 26.357 2
Jadi hf = k x = 0,75 x = 260.501172 cm gf/gm
2𝑔𝑐 2𝑥980

c. Gate valve 1/2” open


k = 0,17
v = 26.357 cm/s
2
Gc = 980 cm/s
v2 26.357 2
Jadi hf = k x = 0,17 x = 59.0469323 cm gf/gm
2gc 2x980

12. Untuk menghitung –Ws diketahui data sebagai berikut :


hf rata-rata = 202.265 cm gf/gm
∆P
= 99 cm gf/gm
ρ

∆Ek = 0.354423 cm gf/gm


∆Ep = 84
∆P
Jadi + ∆Ek + ∆Ep + hf total = -Ws
ρ

99 + 0.354423 + 84 +202.265 = 385.614423 cm gf/gm


13. Untuk menghitung Wp diketahui data sebagai berikut :
-Wp percobaan= 385.614423
Effisiensi = 65% = 0,65
Jadi Wp teoritis =Wp percobaan x effisiensi
= 385.614423 x 0,65
= 250.64937 cm gf/gm

14. Untuk menghitung m diketahui data sebagai berikut :


v = 26.3566 cm/s
2
Luas pipa 1/2“ sch 40 ( A ) = 7,74 cm
2
ρ air = 1 gr/cm
Jadi m = v x A x ρ =26.3566 x 7,74x 1 = 204 gr/s
15. Untuk menghitung P diketahui data sebagai berikut :

Wp teoritis = 250.64937 gf/gm


m = 204 gr/s
cm.gf gr cm.gr.gf
P = Wp teoritis x m = 250.64937 x 204 = 51132.4715
gm s gm.s
cm.gr.gf cm.gr 𝑔𝑓
Konversi 51132.4715 / 7604030,598 = 0.00672439
Ja = 0.00672439 hP
di
P

16. Menghitung bukaan pada valve


Bukaan valve pada pipa C, D, E sebesar dari 3 putaran penuh terhitung dari
valve tertutup penuh sampai valve terbuka penuh atau dapat dikatakan bukaan
valve sebanyak 3 kali 360o dari tertutup sampai terbuka.

a. Bukaan = = 1,5

b. Bukaan = = 0,75

c. Bukaan = =3

d. Bukaan = = 2,5

Anda mungkin juga menyukai