Anda di halaman 1dari 41

Closed Vascular Access

System (Closed System)

Dr.Lily Rundjan,Sp.A(K)/dr.Putri Maharani,Sp.A


ISI

 Latar belakang
 Closed vascular access system (closed system)
 Implementasi closed system di neonatus
 Penelitian: efektivitas penerapan closed system
terhadap penurunan kejadian infeksi aliran
darah pada neonatus kurang bulan dengan
berat lahir rendah
 Kesimpulan
Infeksi Aliran Darah (IAD)

 Masalah utama dalam perawatan bayi baru lahir, terutama


pada negara berkembang
 National Health Care Safety Network/NHSN (2010): 0.8-2.6 IAD per
1000 hari kateter
 Divisi Perinatologi RSCM (January-July 2012): 5,85 – 20,19 per 1000
hari kateter
 Semakin tinggi angka IAD  memperburuk angka mortalitas
dan morbiditas bayi

Dudeck MA, et al. Am J Infect Control 2011;39:798-


816.
Lee JH. Korean J Pediatr 2011;54:363-7.
Beberapa Faktor Risiko IAD pada
Neonatus
Berat Lahir Lama
Prematur
Sangat Rendah Perawatan RS

Paparan Ibu
Ketuban Pecah Bedah Kaisar
terhadap
Dini Darurat
Steroid Prenatal

Penggunaan Ventilasi
Jalur Vaskular Mekanik

Rojas MA, et al. Journal of


Perinatology (2005) 25, 537–541.
doi:10.1038/sj.jp.7211353
Penggunaan Jalur Vaskular

 Akses vaskular  salah satu faktor risiko infeksi pada BBLR


 Ujung kateter terbuka  berpotensi menjadi jalan masuk
mikroorganisme
 Closed vascular access system (closed system)
 Sistem akses vaskuler tertutup  mampu mengurangi
angka IAD dengan mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam akses vaskular
 Istilah closed system = needleless connector (NC)

Niel-Weise BS,et al. J Hosp Infect 2006;62:406-13.


Casey AL, et al. J Hosp Infect 2007;65:212-8.
Yebenes JC, et al. Am J Infect Control 2004;32:291-5.
Casey AL, et al. J Hosp Infect 2003;54:288-93.
Closed Vascular Access
System
Luer-Lock
Ujung Pria dan Ujung Wanita

Koneksi Tanpa Jarum


Jalur Perifer

5 Keterangan:
1
1. Kanula Intravaskular
2. Luer-lock
2
3. Double-lumen luer lock
4. Extension tube luer lock
5. Spuit luer lock
3
A
A 4 Akses untuk cairan dan
obat-obatan
Jalur Sentral
Keterangan:
8 1. Peripherally inserted
5 10
central catheter/long
line
2. Luer-lock tunggal
7 3. Double lumen luer lock
4 4. Extension tube luer lock
9
(black)
1 5. Syringe luer lock (black)
50 mL
2 6. Luer lock 20 cm
7. Infusion set luer lock
3 6
8. Kantung TPN
Ketentuan Penggantian: 9. Extension tube luer lock
1-3  saat infus bengkak/terlepas terkontaminasi, 10. Dextrosa dalam spuit
terlihat kotor atau terdapat tanda infeksi luer lock 50 mL
4-10  diganti setiap 48 jam
Jalur Arteri

5
1 Keterangan:

1. Kanula Intravaskular
2. Extension tube luer
2 2 lock
3. Three way stopcock
4. Luer lock
4 5. Heparin dalam spuit
3

Catatan:
Jangan menggunakan luer lock tunggal sebelum sambungan dengan three-way
stopcock karena berpotensi menyebabkan darah terakumulasi di luer lock
Stopper
Catatan:
JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBUAT
CLOSED SYSTEM
Setiap hub yang terbuka, dihubungkan
dengan surplug terlebih dahulu sebelum
disambungkan dengan set lain.
Catatan:
JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBUAT
CLOSED SYSTEM
Setiap hub yang terbuka, dihubungkan dengan
surplug terlebih dahulu sebelum disambungkan
dengan set lain.
Catatan:

Apabila rangkaian infus


terlepas, setiap hub yang
terbuka harap ditutup
sementara dengan
combistopper red steril ATAU
needle steril sebelum
digunakan kembali.
Perbandingan open system
vs closed system

 kiri: extension tube dengan open system;


kanan: extension tube dengan luer lock
Perbandingan open system
vs closed system

 kiri: infus set dengan slip tip (open system);


kanan: infus set dengan luer lock
Perbandingan open system
vs closed system

 kiri: infus set dengan slip tip (open system);


kanan: infus set dengan luer lock
Implementasi pada
neonatus
Efek positif
Killbride et al Penerapan cuci tangan, perawatan jalur kateter
(2003) (termasuk penggunaan closed system) dan
diagnosis dini terbukti menurunkan infeksi
nosocomial stafilokokus koagulase negatif (CoNS /
coagulase – negative staphylococcus) pada bayi
dengan berat lahir < 1500 g di 6 pusat NICU
Aly et al (2005) Pembuatan kebijakan dan penerapan rangkaian
closed system terbukti menurunkan infeksi
nosocomial secara signifikan

Efek Negatif
Maragakis et al Penggunaan NC dengan positive fluid displacement
(2006) (PFD) meningkatkan angka IAD terkait kateter
(CRBSI / catheter related blood stream infection)
dari 0.51 menjadi 1.34 per 1000 hari pemasangan
kateter
Pencegahan Infeksi Terkait Kateter

Source: Ryder M. Needleless connectors: critical research


result, 2010
Pilihan
Pemilihan desain Klasifikasi:
alat • Mekanisme akses
external blunt cannula, luer actived
• Portal akses
split septum (SS), capped luer, surface
system
• Alur aliran
open, internal cannula, mechanical valve
• Fluid displacement
negatif (NFD), netral (NeuFD), positif(PFD)
Desinfeksi portal • Pilihan antisepsis: klorheksidin, povidone
entry iodin, iodophor atau alcohol 70%
• Durasi desinfeksi: 5, 10, 15, 20, 30 detik

Frekuensi • ≤ 72 jam
penggantian alat • >72 jam
Pemilihan desain alat
• Penggunaan sistem tanpa jarum (needleless

CDC
system)
• Split septum (SS) lebih dipilih dari katup
mekanis

SHEA IDSA Sistem PFD tidak dianjurkan digunakan rutin


(The Society for Healthcare
Epidemiology of America karena dapat meningkatkan insiden infeksi.
and Infectious Diseases
Society of America)
Sistem NFD juga tidak dianjurkan
• 3 RCT
Penggunaan NFD dan PFD tidak menunjukan
CADTH perbedaan insidens infeksi aliran darah terkait
(Canadian Agency for
Drugs and kateter
Technologies in 1 observational study
Health) Tipe PFD dikaitkan dengan angka CRBSI lebih tinggi
daripada tipe NFD

Yebenes, NFD menurunkan insidens CRBSI pada pasien dewasa


et al yang menggunakan jalur vena sentral dibandingkan
dengan pasien yang menggunakan three way stopcock
(2004)
Desinfeksi portal entry
• Scrub akses sambungan kateter dengan

CDC
antiseptic yang tepat (klorheksidin, povidone
iodine, iodophor atau alcohol 70%)
• Tidak disebutkan durasi waktu yang dianjurkan

SEA Scrub akses sambungan kateter selama 20 detik


URCHIN dengan alcohol 70%
• Tidak ada perbedaan kontaminasi mikroba
signifikan antara sambungan kateter yang di scrub
selama 5, 10, 15 dan 30 detik
Rupp, et • Penelitian klinis  scrub selama 5 detik dengan
alcohol 70% sudah memberikan efek desinfeksi
al (2012) yang adekuat
• Penelitian in vitro  scrub selama ≥10 detik
dibutuhkan untuk membersihkan kontaminasi
tingkat tinggi (108 CFU per diafragma)

Kaler, et Scrub NC selama 15 detik dengan alcohol atau


alcohol-klorheksidin memiliki efektifitas desinfeksi
al (2007) yang sama
Frekuensi penggantian
rangkaian
• Penggantian rangkaian tidak boleh lebih sering
CDC dari 72 jam dan ini sesuai dengan rekomendasi
dari produsen alat

Rupp, et Tenaga kesehatan dianjurkan mengganti NC


apabila sudah tampak kotor atau dicurigai telah
al (2012) terkontaminasi
Kesimpulan dari
Implementasi closed
system pada neonatus
 Penerapan closed system terbukti signifikan secara statistic
menurunkan CRBSI dibandingkan dengan rangkaian
vaskuler akses terbuka
 Tenaga kesehatan sebaiknya mengganti NC jika tampak
kotor atau jika dicurigai telah terkontaminasi
 Masih terdapat kontroversi mengenai desain NC terbaik dan
metode terbaik untuk membersihkannya, namun apakah
desain PFD, NFD, NeuFD dan apakah antisepsis yang
digunakan alcohol atau alcohol – klorheksidin, IAD akan
tetap menurun jika desinfeksi dilakukan secara berkala
dengan durasi dan frekuensi yang adekuat
Metode
RCT pada neonatus di ruang rawat UPK/ Divisi Perinatologi RSCM (Juni –
November 2013)

Kriteria inklusi
• Usia gestasi < 37 minggu Kelompok studi*
dan/ atau
menggunakan closed
• Berat lahir < 2500 gram
system
• Mendapat tindakan resusitasi dan
perawatan sesuai standar (n = 30)
• Memerlukan akses vaskular

Kriteria eksklusi
• Orang tua menolak Kelompok kontrol*
• Penyakit jantung bawaan biru, tanpa closed system
kelainan kromosom, dan kelainan (n = 30)
kongenital
• Penyakit berat yang diperkirakan
tidak dapat hidup dalam 3 hari
pertama *penentuan subjek dilakukan secara acak 33
Metode
Kelompok studi* Kelompok kontrol
menggunakan closed
tanpa closed system
system
(n = 30)
(n = 30)

Jalur vena perifer Jalur vena sentral Jalur arteri

Jika ditemukan tanda-tanda infeksi  pemeriksaan darah


lengkap, CRP, IT, kultur darah
Setelahnya dilakukan pengamatan selama 2 minggu untuk
melihat ada/tidaknya sepsis dan berapa jumlah episode sepsis

Catatan:
*Penerapan closed vascular access system dilakukan sejak pemasangan akses vaskular yang
pertama
Hasil
Sepsis Tidak Sepsis Total
Studi 13 (43.33%) 17 (56.67%) 30

Kontrol 23 (76.67%) 7 (23.33%) 30

Total 36 24 60

Penerapan closed vascular access


system memberikan efek protektif
terhadap terjadinya sepsis (Relative Risk
0,233 IK 95% 0,077;0,708 p=0,008)
Hasil
Sepsis Tidak Sepsis Total
Studi 13 (43.33%) 17 (56.67%) 30

Kontrol 23 (76.67%) 7 (23.33%) 30

Total 36 24 60

Terdapat kemungkinan 4,297 kali lebih


besar untuk terjadinya sepsis pada
kelompok kontrol dibandingkan pada
kelompok studi (Relative Risk 4,297 IK 95%
1,413;13,068, p=0,008).
Hasil
Kelompok Jumlah Episode Sepsis (kali) Rerata
(kali)
1 2 3

Studi 13 0 0 0,4

Kontrol 19 2 2 1,0

Rerata jumlah episode infeksi selama 2 minggu


pengamatan:
studi  0,4 kali
kontrol  1,0 kali.
Kelompok kontrol  2 bayi mengalami 2 episode
infeksi dan 2 bayi mengalami 3 episode infeksi.
Hasil
Sampel tanpa Faktor Risiko Infeksi
Kelompok Tidak sepsis Sepsis Total
Studi 6 (100%) 0 (0%) 6 (100%)

Kontrol 1 (25%) 3 (75%) 4 (100%)

Sebesar 75% bayi tanpa faktor risiko


infeksi mengalami sepsis pada
kelompok kontrol
Simpulan

Penerapan closed vascular access


system terbukti menurunkan angka
episode infeksi aliran darah berulang
pada neonatus kurang bulan dengan
berat lahir rendah dibandingkan dengan
non closed vascular access system.
Terima Kasih
Kriteria Sampel Kelompok Studi (n=30) Kelompok Kontrol (n=30)

Jenis Kelamin
Laki-laki 14 (46,7%) 13 (43,3%)
Perempuan 16 (53,3%) 17 (56,7%)
Usia Gestasi (minggu) 32,4 (SD 1,81) 32,6 (SD 2,1)

Berat Lahir (gram) 1582 (SD 283,4) 1648,17 (SD 343,23)

Faktor Risiko Infeksi


Dengan Faktor Risiko 24 (80%) 26 (86,7%)
Tanpa Faktor Risiko 6 (20%) 4 (13,3%)
Gejala Klinis Infeksi sejak
Awal
Dengan Gejala Infeksi 24 (80%) 22 (73,33%)

Sample
Tanpa Gejala Infeksi 6 (20%) 8 (26,67%)

Characteri
Frekuensi Penggantian 1,63 (SD 1,94) 2,17 (SD 2,15)
Rangkaian Akses Sentral
dalam 2 Minggu (kali)
stics
Frekuensi Penusukan Akses
Perifer dalam 2 Minggu
7,23 (SD 2,14) 7,53 (SD 1,9)

(kali)
Meninggal 1 (3,33%) 1 (3,33%)

Anda mungkin juga menyukai