PENDAHULUAN
1.3.1 Maksud
1.3.2. Tujuan
Tujuan disusunnya Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang adalah sebagai berikut:
1). Menjamin keterkaitan dan konsistensi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan pada setiap tahun anggaran.
2). Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien dan
berkelanjutan.
3). Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas antar pelaku
pembangunan bidang kesehatan.
Pada bab I memuat tentang latar belakang dibuatnya renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang, landasan hukum yang menjadi acuan, maksud dan tujuan
penyusunan renstra, dan untuk memudahkan dalam penyusunan dan pembahasan
maka dibuat sistematika penulisan.
2.1.2.Fungsi :
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja tersebut,
sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011, Tanggal 7
Desember 2011 Tentang Tugas, fungsi dan struktur organisasi Perangkat Daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang,
dibantu oleh :
1) Sekretariat, membawahi:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b) Sub Bagian Keuangan;
c) Sub Bagian Program dan Evaluasi.
2) Bidang Bina Upaya Kesehatan, membawahi:
KEPALA DINAS
KESEHATAN
SEKRETARIAT
35 UPT (DINKES
& PUSKESMAS
Sekretaris
Uraian Tugas :
a) Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian kegiatan pada Sekretariat;
b) Pengkoordinasian penyusunan program kerja, rencana kegiatan, dan pelaporan
kinerja Dinas;
c) Penghimpunan rencana kerja Dinas;
d) Penyusunan Rencana Strategis Dinas;
e) Penyelenggaraan pengelolaan urusan administrasi umum, kepegawaian, dan
keuangan Dinas;
f) Penyelenggaraan pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan Dinas;
g) Pengkoordinasian dan pembinaan tugas-tugas Sub Bagian pada Sekretariat;
h) Pengkoordinasian dan sinkronisasi tugas, program, dan kegiatan tiap-tiap Bidang
pada Dinas;
i) Penyusunan laporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan kinerja Dinas;
j) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan bidang Kesehatan;
Bidang
Uraian Tugas :
a) Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan bidang;
b) Pelaksanaan kegiatan teknis bidang;
c) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada bidang;
d) Penyiapan bahan dan kegiatan pelaksanaan pelayanan penyelenggaraan bidang;
e) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang;
f) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang.
Tabel 2.2
Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2015
No Target Target Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada
No Indikator Kinerja SPM IKK Tahun Ke- Ke- tahun ke
(%) (%)
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1 Pelayanan 11 12 13 14 15 11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
Kesehatan Cakupan Kunjungan 95 60 63 65 68 70 62 80 85 90 81 103 12 13 13 11
Dasar Ibu Hamil K4 6 0 2 5
3.1.1 Masih rendahnya status kesehatan masyarakat yang ditandai dengan masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
3.1.2 Akses dan mutu pelayanan kesehatan masih rendah.
3.1.3 Kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih
rendah
3.1.4 Kasus penyakit menular masih tinggi, dan kasus penyakit tidak menular
mengalami peningkatan
3.1.5 Peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan masih rendah, terutama
dalam pelaksanaan kesehatan bersumber daya masyarakat.
3.1.6 Belum semua masyarakat miskin memiliki jaminan pelayanan kesehatan
3.1.7 Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan belum memadai
3.1.8 Sumber Daya Manusia Kesehatan belum terpenuhi sesuai kebutuhan
2) Kelemahan
Kelemahan adalah analisis situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan dalam
peningkatan pembangunan kesehatan.
a) Sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan belum sesuai standar.
b) Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan baik kuantitas maupun
kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan dan standar peraturan pelayanan
kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014
tentang puskesmas.
c) Pemerataan tenaga kesehatan belum optimal.
d) Proporsi pembiayaan bidang kesehatan masih di bawah 10 % dari APBD
Kabupaten Serang.
e) Pemberdayaan masyarakat belum optimal.
2). Ancaman
a) Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Serang masih rendah.
b) Perilaku dan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yang masih rendah.
c) Jaminan kesehatan masyarakat miskin di Kabupaten Serang belum merata.
d) Mobilisasi masyarakat yang cukup tinggi sehingga risiko penyebaran penyakit
menular juga tinggi.
e) Kasus penyakit menular masih tinggi dan ditambah dengan adanya peningkatan
kasus penyakit tidak menular.
f) Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan masih rendah, terutama berkaitan
dalam pelaksanaan kesehatan bersumber daya masyarakat.
Berdasarkan hasil kajian, dalam pembangunan kesehatan selama lima tahun
kedepan diperlukan adanya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, terutama
puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada masyarakat . Serta
peningkatan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) agar sebanding dengan tuntutan
kinerja dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Penambahan Puskesmas
PONED juga diperlukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada ibu,
bayi dan anak.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.2.1. VISI
Memperhatikan permasalahan dan isue strategis, maka Visi pembangunan
Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021 yang ditetapkan dalam rancangan awal
RPJMD Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021 adalah :
“ Terwujudnya Kabupaten Serang Yang Maju, Sejahtera dan Agamis “
Uraian makna yang terkandung dalam Visi pembangunan Kabupaten Serang
Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Maju
3.2.2. MISI
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi merupakan pernyataan secara luas
dan komprehensif tentang tujuan instansi yang diekspresikan dalam produk dan
pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang
dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat
diperoleh. Rumusan misi merupakan penjabaran upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi.
Tabel 3.1
Keterkaitan Visi dan Misi Kepala Daerah
VISI MISI
TERWUJUDNYA 1. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan,
KABUPATEN SERANG dan kesejahteraan sosial demi terwujudnya
YANG MAJU, masyarakat yang sehat, cerdas, berakhlak mulia
SEJAHTERA DAN dan berbudaya.
AGAMIS
2. Meningkatkan pembangunan sarana prasarana
wilayah yang memadai dan berkualitas.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang
ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut melalui efektivitas dan efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, maka ditetapkan misi Pembangunan Dinas
Provinsi Banten, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai pada tahun 2017. Misi merupakan peran strategi yang diinginkan dalam
pencapaian visi. Rumusan misi yang diangkat dalam rencana strategis Dinas Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2012-2017 didasarkan pada isu-isu strategis yang berkembang
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Adapun misi yang diusung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk masa 2012-2017
adalah sebagai berikut :
a.Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,1 tahun menjadi 69,1 tahun
b.Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 165 menjadi 100 per
100.000 kelahiran hidup;
c.Menurunnya angka kematian bayi dari 28,9 menjadi 25,7 per 1.000 kelahiran
hidup;
d.Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (terdiri dari gizi kurang dan gizi
buruk) pada anak balita menjadi tetap di bawah 15,0 %
e.Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) sebesar
92%;
f.Persentase ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal ( Cakupan K4 )
sebesar 96,5 %;
g.Persentase fasilitasi pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan
KB sebesar 90%;
h.Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 92,5 %.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Kebijakan penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan dengan
diundangkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (UU
24/1992), yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
(UU
26/2007). Kebijakan tersebut ditujukan untuk mewujudkan kualitas tata ruang nasional
yang semakin baik, yang oleh undang-undang dinyatakan dengan kriteria aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan. Dengan diberlakukannya kebijakan nasional
penataan ruang tersebut, maka tidak ada lagi tata ruang wilayah yang tidak direncanakan.
Tata ruang menjadi produk dari rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penegasan sanksi atas
pelanggaran tata ruang sebagaimana diatur dalam UU 26/2007 menuntut proses
perencanaan tata ruang harus diselenggarakan dengan baik agar penyimpangan
pemanfaatan ruang bukan disebabkan oleh rendahnya kualitas rencana tata ruang
wilayah. Untuk mengupayakan perbaikan kualitas rencana tata ruang wilayah maka
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau Strategic nvironmental Assessment
(SEA) menjadi salah satu pilihan alat bantu melalui perbaikan kerangka pikir
(framework).
Kabupaten Serang sebagai salah satu daerah otonom dalam lingkup wilayah
Provinsi Banten, merupakan daerah yang memiliki kedudukan strategis dengan potensi
utamanya di sektor indutri, pertanian, dan pariwisata. Pada awalnya, status Kabupaten
Serang merupakan ibukota Provinsi setelah terbentuknya Provinsi Banten yang
merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000 melalui Undang-
Undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten. Sejalan dengan
ditetapkannya Undang-Undang nomor 32 tahun 2007 tentang pembentukan Kota Serang,
Tantangan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Serang tersebut, menjadi titik tolak
pemikiran akan kebutuhan dan arti pentingnya penataan ruang dikaitkan dengan
persiapan daerah dalam memanfaatkan berbagai kekuatan dan peluang untuk
menghadapi tantangan dan mengatasi kelemahan. Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Serang yang komprehensif, dinamis, dan adaptif dengan perkembangan
sebagai strategi pembangunan daerah diharapkan akan banyak membantu Pemerintah
Daerah Kabupaten Serang dalam memasuki paradigma baru dalam membangun
daerahnya.
Dalam konteks Kabupaten Serang sebagai daerah otonom, sesuai amanat Pasal 11 ayat 2
UUPR 26/2007, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan
penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah
kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten. Dalam rangka memenuhi ketentuan dan mewujudkan kegiatan
penyelenggaraan penataan ruang di wilayah Kabupaten Serang maka diperlukan adanya
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Meningka Meningkat Rasio Program 2.514.1 10.512. 5.220. 6.000. 6.250. 6.500. Sub
tkan nya jumlah Pelayana 52.300 383.655 513.0 000.0 000.0 Bag
fasilitas ketersedia puskesm n 00 00 00 000.000 Umu
pelayana an dan as/pusk Administ m
n dasar kualitas esmas rasi dan
fasilitas pembant Perkanto Kepeg
pelayanan u dan ran awaia
dasar jaringan n
nya
dalam
kondisi
baik
terhadap
total
jumlah
puskesm
as/pusk
esmas
pemnatu
Penyediaa Tersedianya 12 12 12 12 12 12 12
n jasa jasa
kebersiha kebersihan
n kantor kantor
Penyediaa Tersedianya
n jasa jasa
keamana keamanan
n kantor kantor
Penyediaa Tersedianya
n jasa jasa
pramuba pramubakti
kti dan dan
pengemu pengemudi
di
Penyediaa Tersedianya 12 12 12 12 12 12 12
n alat
Penyediaa Tersedianya 12 12 12 12 12 12 12
n barang barang
cetakan cetakan dan
dan penggandaa
penggand n
aan
Rapat- Terselenggar 12 12 12 12 12 12 12 12
rapat anya Rapat-
koordinas rapat
i dan koordinasi
konsultas dan
i keluar konsultasi
daerah keluar
daerah
Rapat- Terselenggar 12 12 12 12 12 12 12 12
rapat anya Rapat-
koordinas rapat
i dan koordinasi
konsultas dan
i kedalam konsultasi
daerah kedalam
daerah
Pengadaa 6 8 9 8 0 0
n,
peningkat
an, dan
perbaikan
prasaran
a
puskesm
as dan
jaringann
ya
Penyeleng Persentase 90 90 90 90 90 90
garaan Penderita TB
pencegah paru BTA
an, dan positif yang
pemberan
Revitalisa Persentase 30 30 35 35 40 40
si sistem tingkat
kesehata kebugaran
n CJH di
Kabupaten
Serang
Pelayanan 50 60 65 70 70 70J
Kesehatan
Tradisional
Komplement
er dan
Kesehatan
Kerja
Jumlah 4 6 6 0 0 0
puskesmas
yang
melaksanak
an poned
terstandar
Pelayana Tersedianya 12 12 12 12 12 12
n kefarmasian
kefarmasi dan alat
an dan kesehatan
alat yang
Peningkat Terlaksanan 31 31 31 31 31 31
an ya
kesehata pelayanan
n kesehatan di
masyarak hari raya
at
Penyediaa Operasional 31 31 31 31 31 31
n biaya puskesmas
operasion berjalan
al dengan baik
puskesm
as
Jumlah desa 30 5 5 7 7 10
stop BAB
Persentase 65 67 67 70 70 73
cakupan
jamban
sehat
Persentase 45 48 51 54 57 60
sarana air
minum yang
dilakukan
pengawasan
Persentase 80 85 85 90 90 95
akses
penduduk
terhadap air
minum yang
memenuhi
syarat
kesehatan
Persentase 40 45 45 50 50 55
TTU pasar
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
Persentase 80 85 85 90 90 100
TTU
institusi
Persentase 50 60 60 65 65 70
TTU
institusi
pendidikan
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
Persentase 30 32 35 48 52 55
Tempat
Pengelolaan
Makanan
(TPM) yang
memenuhi
syarat
kesehatan
(laik sehat)
Penyeleng Terlaksanan 1 1
garaan ya akreditasi
labkesda pada
labkesda
Tersedianya 25 25 25 25 25 25
tenaga
kesehatan
PTTD (bides)
Jumlah 12 12 12 12 12 12
tema pesan
dalam KIE
Penyuluh Cakupan RT 55 60 65 70 75 80
an PHBS
masyarak
t pola
hidup
sehat
Jumlah desa 36 37 63 63 63 64
melakukan
pendataan
keluarga
sehat
Jumlah 0 0 31 31 31 62
pembinaan
keluarga
sehat
Jumlah 2 2 2 2 2 2
organisasi
kemasyarak
atan yang
memanfaatk
an
sumberdaya
nya untuk
mendukung
kesehatan
Penanggu Cakupan 70 75 80 85 90 95
langan penemuan
KEP, dan
Cakupan 72 80 85 90 95 98
Bumil yang
mendapat
TTD (Tablet
Tambah
Darah)
Cakupan 38 40 45 50 55 60
Bufas
mendapat
Vitamin A
Cakupan 38 40 45 50 55 60
Bayi Baru
Lahir
mendapat
IMD (Inisiasi
Menyusu
Dini)
Cakupan 38 40 45 50 55 60
Bayi 0-6 bln
mendapat
Cakupan 72 75 80 85 90 95
Balita 6-59
bln
mendapat
Vit.A
Cakupan 20 20 25 30 35 40
Remaja
Putri
mendapat
TTD
Pemberia Cakupan 30 40 50 60 70 80
n Balita Kurus
tambaha mendapat
n PMT
makanan
dan
vitamin
Pemberda Cakupan 75 78 82 86 90 94
yaan Balita yang
masyarak ditimbang
at untuk D/S
pencapai
an
keluarga
sadar gizi
Pengkajia Jumlah 31 31 31 31 31 31
n pembinaan
pengemb kegiatan
angan kesling di
lingkunga puskesmas
n sehat
Sosialisas Jumlah 15 15 15 15 15 15
i pembinaan
kebijakan terhdap
lingkunga forum
n sehat kecamatan
dan desa
Prevalensi < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5
kasus HIV <
dari 0,5
Penyempr 50 60 70 80 90 100
otan/fogi Angka
ng sarang bebas jentik
nyamuk ≥ 95%
Evaluasi Puskesmas 6 8 9 8
dan yang
pengemb mendapatka
angan n akreditasi
standar
pelayana
n
kesehata
n
Pengadaa Tersedianya 6 8 9 8
n sarana sarana
penduku prasarana
ng pada
program puskesmas
puskesm akreditasi
as
Kemitraa Adanya 12 12 12 12 12 12
n kemitraan
asuransi dalam
kesehata pengelolaan
n BPJS
masyarak
at
Monitorin Diketahuiny 31 31 31 31 31 31
g, a hasil
evaluasi, kinerja
dan program
pelaporan
Pelatihan Meningkatn 31
dan ya orang
pendidika pengetahua
n n petugas
perawata
n anak
Cakupan K4 95 95 95 95 95 100
Cakupan 90 90 90 95 95 100
Persalinan
oleh Tenaga
Kesehatan
(PN)
Cakupan 80 80 90 95 95 100
Persalinan
di Fasilitas
Kesehatan
(PF)
Cakupan 80 85 90 95 95 100
Penanganan
Cakupan 90 90 90 95 95 100
Pelayanan
Nifas (KF)
Cakupan 90 90 90 95 95 100
Pelayanan
Bayi Baru
Lahir
Pertama
(KN1)
Cakupan 90 90 90 95 95 100
Pelayanan
Bayi Baru
Lahir
Lengkap
(KNL)
Cakupan 80 85 90 95 95 100
Penanganan
Komplikasi
Bayi Baru
lahir (PKN)
Cakupan 90 90 90 95 95 100
Pelayanan
Bayi
Cakupan 25 35 50 75 85 100
Pelayanan
Kesehatan
Usia Lanjut
Cakupan 40 50 60 75 85 100
pelayanan
kesehatan
reproduksi
Cakupan 50 60 70 80 90 100
pelayanan
KB pasca
salin
(IK)
1. Usia Harapan 63,40 63,61 63,83 64,04 64,25 64,47 64,68
Hidup (UHH)
2. Angka Kematian 221/100.00 220/1 219/1 218/1 217/1 216/ 215/100.0
00.00 00.00 00.00 00.00 100. 00 KH
Ibu (AKI) 0 KH
0 KH 0 KH 0 KH 0 KH 000
KH
3. Angka Kematian 8,90 per 8,90 8,80 8,70 8,60 8,50 8,40 per
per per per per per 1000 KH
Bayi (AKB) 1000 KH
1000 1000 1000 1000 1000
KH KH KH KH KH
4. Rasio jumlah 47,42 50 60 70 80 90 100
puskesmas/puskes
mas pembantu
dan jaringannya
dalam kondisi
baik terhadap
total jumlah
puskesmas/puskes
mas pembantu
dan jaringannya
yang ada
PENUTUP
Akhirnya kami berharap apa yang tertuang dalam Renstra ini dapat menjadi pedoman
bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Serang. Mohon maaf atas segala
bentuk kekurangan dalam penyusunan ini baik dari segi isi maupun bahasa dan sistematika
penulisannya. Atas dukungan semua pihak yang telah memberikan masukan dalam
penyusunan Renstra ini, kami ucapkan terima kasih semoga Allah SWT memberikan
RahmatNya kepada kita semua. Amin.