Anda di halaman 1dari 8

BAHAN BAKTERI KETERANGAN

- EKSTRAK DAUN PEGAGAN - Escherichia coli ATCC 8739 Pembuatan Ektrak Daun Pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) - Daun pegagan diekstrak dengan menggunakan
- aquades steril, etanol 96%, AlCl3 metode maserasi
2% (Merck), H2SO4 (Merck), - Daun pegagan Segar 50 g dirajang halus kemudian
EMBA (Eosin Methylene Blue dilarutkan ke dalam air 500 ml dan di shaker selama
Agar)(Merck), LB (Lactose Broth) 24 jam, dengan kecepatan 200 rpm.Ekstrak disaring
(Merck), NA (Nutrient Agar) untuk memisahkan ampas dan filtratnya.
(Oxoid), NB (Natrium Broth) - Filtrat dievaporasi pada suhu 40oC dengan tekanan
(Oxoid) gliserol 30%, alkohol 95% 100 MBar sehingga didapatkan ekstrak daun pegagan
(PT.AFI Farma), spiritus - Hasil Uji kualitatif : hasil menunjukkan bahwa
ekstrak positif mengandung Flavonoid, saponin,
tanin
- Hasil Uji kuantitatif : kadar Flavonoid (0,09 %),
kadar tanin (0,10%)
- Uji Konfirmasi Escherichia coli ATCC
8739 : Isolat bakteri yg disegarkan dibiakkan pada
media EMBA dengan cara digoreskan agar diperoleh
koloni tunggal dan diinkubasi selama 48 jam dengan
suhu 37ᵒC. Koloni bakteri muncul ditandai warna
hijau metalik, satu koloni tunggal
bakteri Escherichia coli ATCC 8739 dimasukkan
dalam media LB dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 37o C. Hasil pengamatan secara mikroskopik
menunjukkan bahwa Escherichia coli ATCC 8739
merupakan bakteri Gram negatif. Hal ini dibuktikan
dengan terbentuknya warna merah pada isolat bakteri
Escherichia coli ATCC 8739 di kaca preparat.
- Daya Hambat Ekstrak Daun Pegagan Terhadap
Pertumbuhan Escherichia coliATCC 8739
Kultur bakteri disegarkan ke dalam media LB
sebanyak 1 ose kemudian diinkubasi selama 24 jam.
LB yang telah ditumbuhi Escherichia coli diencerkan
dalam NB dengan perbandingan 1 ml kultur bakteri
dan 9 ml NB kemudian diinkubasi selama 24 jam.
Selanjutnya dipipet 0,1 ml kultur bakteri ke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,1 ml ekstrak
kental daun pegagan. Tabung diinkubasi dengan
perlakukan waktu kontak 0,6,12,24 jam, kemudian
diencerkan hingga 10-7 dan sebanyak 0,1 ml ditanam
dalam media NA dengan metode sebar kemudian
diinkubasi selama 48 jam.
Hasil : Waktu kontak yang terbaik pada penelitian
ini adalah 12 jam dengan penurunan E.coli sebesar
1,3 x 101 dan kematian bakteri uji sebesar 40,62 %.
-Ekstrak Metanol daun Pegagan - Preparasi sampel
(Centella Asiatica L.) yang berwarna Mycobacterium Tuberculosis Daun pegagan merah dan hijau yang telah di
merah dan hijau keringkan diblender dan diekstraksi dengan cara
- Bahan yang digunakan adalah, maserasi, daun pegagan kering rendam dengan
aquades (H2O), daun pegagan merah metanol selama 1 x 24 jam sebanyak 3 kali,
(Centella asiatica L. Urban) dan kemudian daun pegagam disaring dan filtrat di
daun pegagan hijau (Centella evaporasi sampai diperoleh ekstrak kental
asiatica L. Urban), dimetil - Uji bioaktivitas antibakteri
sulfoksida (DMSO), isolat bakteri Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan
mycobakterium tuberculosis, kertas menggunakan metode Microscopic Observation
timbangan, metanol (CH3OH) dan Drug Susceptibility (MODS) mengunakan plat petri
middlebrook 7H9. 24 hole. Pertama membuat kontrol (-) dengan
memipet 100 mikroliter DMSO ke dalam 3 hole pada
plat petri. Memipet masing-masing 100 mikroliter
antibakteri 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% ke
dalam 3 hole pada plat petri. Membuat kontrol obat
dengan memipet 100 mikroliter rifampisin ke dalam
3 hole pada plat petri. Kemudian memipet 900
mikroliter isolat bakteri mycobacterium tuberculosis
ke dalam kontrol (-), kontrol obat dan antibakteri.
Menghomogenkan dengan menggoyang-goyangkan
plat petri. Membuat kontrol (+) dengan memipet
1000 mikroliter ke dalam 3 hole pada plat petri.
Diinkubasi pada suhu 37°C selama 2 minggu.
- Hasil : daun pegagan mampu mengambat
pertumbuhan bakteri mycobacterium tuberculosis
dan penghambatan optimum ekstrak metanol daun
pegagan terjadi pada konsentrasi 80% dan 100%.
- Daun pegagan hijau mampu mengambat
pertumbuhan bakteri mycobacterium tuberculosis lebih
baik dari pada ekstrak metanol daun pegagan merah
-Ekstrak Daun Pegagan (Centella - Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental
asiatica) yang ada pada daerah Vibrio cholerae laboratorium dengan metode difusi (cakram), pada
batusangkar berbagai konsentrasi yaitu 5%, 10%, 20%, 30%,
- Bahan yang digunakan dalam 40%, 50%, dan100%
penelitian ini adalah daun pegagan, - Hasil : ekstrak daun pegagan dalam berbagai
biakan murni kuman Vibrio konsentrasi tidak menghasilkan daerah bebas
cholerae, agar TCBS, ethanol 96%, kuman pada pertumbuhan Vibrio cholerae secara
NaCl 0,9% dan tetrasiklin sebagai in vitro, berarti tidak ada daya hambat ekstrak daun
kontrol positif. pegagan terhadap pertumbuhan kuman Vibrio
cholerae secara in vitro di dalam penelitian ini.

- Ekstrak Etanol daun Pegagan Escherichia coli, Staphylococcus aureus, - Pembuatan ekstrak etanol daun pegagan dengan
(Centella asiatica (L) Urb.) jamur yang digunakan Candida albicans metode remaserasi
- Etanol 70%, DMSO (Dimethyl -Simplisia kering dihaluskan dan diayak
sulfoxide, ketoconazole, NaCl 0,9% menggunakan ayakan ukuran 20/40 mesh. Serbuk
steril dari Otsuka, media agar simplisia sebanyak 60 gram diremaserasi dengan
(nutrient agar) dari Merck, baku etanol 70% sebanyak 600 ml dilakukan pengadukan
standart Mc. Farland p.a (108 selama 1 jam kemudian didiamkan selama 24 jam.
CFU/ml), PDA (Potato Dextrose Setelah 24 jam disaring dengan kain penyaring,
Agar). remaserasi dilakukan sebanyak 3 kali. Larutan yang
diperoleh ditampung dan diuapkan menggunakan
rotary evaporator kemudian diangin-anginkan
menggunakan kipas angin hingga diperoleh ekstrak
kental.
- Pembuatan Larutan Ekstrak Etanol Daun Pegagan
(Centella asiatica (L) Urb.)
Pembuatan larutan ekstrak dilakukan dengan
melarutkan ekstrak menggunakan DMSO. Ekstrak
dipekatkan dengan kadar 100% b/v dengan cara
menimbang 4 gr ekstrak kental dan dilarutkan dalam
4 ml DMSO sebagai larutan stok, kemudian
diencerkan menjadi konsentrasi 20%, 40%, 60%,
80%, dan 100%
-uji daya antibakteri
Konsentrasi ekstrak yang digunakan 20%, 40%, 60%,
80%, dan 100%, kontrol positif (kloramfenikol) dan
kontrol negatif (DMSO) masing-masing 10 μl
menggunakan mikropipet. Petri kemudian diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37 0C dengan inkubator.
Setelah 24 jam diamati area jernih yang terbentuk
dan diukur sebagai zona hambat (mm).
- Uji aktivitas anticandida
Metode yang digunakan untuk uji adalah metode
difusi, dengan menggunakan media Potato Dextrose
Agar (PDA) dengan cara sebanyak 100 μl suspensi
jamur diteteskan diatas media PDA yang sudah
mengeras dan kemudian dibuat sumuran pada media
yang tersedia. Uji ini menggunakan Dimethyl
sulfoxide (DMSO) sebagai kontrol negatif,
ketokonazole 100 IU sebagai kontrol positif, ekstrak
dengan kadar 20%, 40%, dan 60% yang dimasukkan
ke dalam media masing-masing sebanyak 10μl.
Media diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 30⁰C.
Area jernih mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan candida.
-uji kualitatif : flavonoid, saponin, tanin
- Hasil uji Staphylococcus aureus dan Eschericia
coli, terdapat perbedaan aktivitas antibakteri antara
bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli.
Diameter zona hambat yang terbentuk lebih besar
terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan
bakteri gram positif dibandingkan dengan Eschericia
coli yang merupakan bakteri gram negatif. Hal ini
disebabkan karena struktur pertahanan setiap
kelompok bakteri berbeda.
- analisis statistik menggunakan uji one-way anova
dengan kepercayaan 95% dan nilai α 0,05 untuk
mengetahui perbedaan signifikan tiap ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus
aureus dan Eschericia coli.
- Hasil uji anticandida konsentrasi ekstrak etanol daun
pegagan yang memberikan zona hambat paling besar
adalah konsentrasi 60%.

Anda mungkin juga menyukai