Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dwi Retno Nur Syahida

NIM : 201510410311101

Kelas : Farmasi B

FARMASI FISIKA

1. Pengertian Farmasi Fisika


Farmasi fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta
kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisiknya
misalnya spektrometri massa, spektrofotometri, dan kromatografi.
Farmasi fisika adalah ilmu yang mempelajari aspek kimia fisika dan biologi sebagai
dasar pengembangan penghantaran obat.
Peran dari farmasi fisika yaitu untuk mendesain sediaan farmasi.
2. Bahan Obat
1) Molekul
Molekul merupakan sekelompok atom yang saling berikatan dengan sangat
kuat dalam susunan tertentu dan bermuatan netral. Molekul adalah partikel terkecil
dari suatu unsur atau senyawa.
2) Partikel
Partikel adalah sebuah satuan dasar dari benda atau materi. Bisa juga
dikatakan Partikel merupakan satuan bagian terkecil dari suatu materi. Jenis partikel
ini ada 3 yaitu : atm, molekul, dn ion. Jadi baik atom, molekul dan ion ketiganya
merupakan satuan terkecil dari materi yang secara umum disebut partikel.
3) Sistem Kristal

a. Sistem kristal kubus

Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta


memiliki sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke
dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan
(body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/
FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut : kubus sederhana, Pada bentuk
kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok)
kubus.

Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus,
dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna
biru).

Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok
kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang
ditunjukkan dengan atom warna merah).

b. Sistem Kristal tetragonal

Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a =
b ≠ c) dan semua sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal ini
hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan.

Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana


masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya.

Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan kubus berpusat
badan, yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal (ditunjukkan pada atom warna
biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut) tetragonal tersebut.
c. Sistem kristal Ortorombik

Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana,


body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah),
berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka
pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang
rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki
sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°.
d. Sistem kristal monoklin

Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna
hijau).
Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a ≠ b≠ c),
serta sudut α = γ = 90° dan β ≠ 90°.

e. Sistem kristal triklin

Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a ≠ b ≠ c), serta memiliki besar sudut yang
berbeda-beda pula yaitu α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.
f. Sistem kristal rombohedral atau trigonal

Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b ≠ c).
sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.

g. Sistem kristal heksagonal

Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam),
maka system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai
sudut yaitu 90° dan 120° (α = β = 90°dan γ =120°) , sedangkan pajang rusuk-
rusuknya adalah a = b ≠ c. semua atom berada pada sudut-sudut (pojok)
heksagonal dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi
heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).
3. Macam – mcam sediaan obat dalam farmasi fisika
a. Sediaan obat padat
Sediaan obat padat meliputi : pulvis / pulveres/ serbuk, tablet, kapsul, suppositoria,
pellet, lozenges.
b. Sediaan semi padat
Sediaan semi padat meliputi : salep ( unguenta ), krim, pasta dan gel.
c. Sediaan cair
Sediaan cair meliputi : larutan, sirup, eiksir, obat tetes, injeksi, enema, gargarisma,
douce, suspensi, emulsi, infusa.
4. Sistem Penghantaran Obat
Dalam farmasi fisika juga mempelajari tentang sistem penghantaran obat. Sistem
penghantaran obat merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana suatu obat dapat
sampai ketempat target aksinya. Istilah dari sistem penghantaran obat memiliki konsep
yang lebih comprehensive yang meliputi : formulasi obat, interaksi yang mungkin terjadi
antara obat yang satu dengan obat yang lainnya, matriks, container, dan pasien.

WUJUD ZAT

Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya
pensil, buku, tas, penggaris, penghapus,meja, kursi, air, fanta, kopi, balon berisi udara, tabung
LPG, es, besi, pohon dan masih banyak lagi. Berbagai macam benda yang kita jumpai itu
memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk
keberadaannya. Fanta di dalam botol, menempati ruang bagian dalam botol itu, gas LPG
menempati ruang bagian dalam tabung, dan pensil tetap berbentuk pensil meskipun ada pada
tanganmu atau dimasukkan ke dalam gelas. Benda atau zat juga memiliki massa, sebagai
contoh beras bila ditimbang dengan timbangan menunjukkan nilai massa tertentu, balon
berisi udara bila dibandingkan massanya dengan balon yang kempis, akan lebih berat balon
berisi udara. Hal itu menunjukkan bahwa udara memiliki massa. Dapat disimpulkan bahwa
zat adalah sesuatu menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berada dalam wujud yang
berbeda.
1. Wujud Padat
2. Zat Padat
Zat padat yaitu zat yang memiliki bentuk dan volumenya tetap. Contohnya
buku yang berbentuk kotak , dimasukkan dalam tas akan tetap berbentuk kotak.
Begitu pula dengan volumenya. Volume buku akan selalu tetap walaupun berpindah
tempat ke dalam tas. Hal ini disebabkan karena daya tarik antarpartikel zat padat
sangat kuat.
Zat padat dibedakan menjadi 2 yaitu
a. Zat padat Kristal
Partikel-partikelnnya tertata secara teratur dan berulang. Misalnya : gula pasir
atau garam dapur.
b. Amorf
Kata amorf berarti “ tidak mempunyai bentuk .” banyak ilmuwan berpendapat
bahwa beberapa bahan bukan Kristal itu seharusnya digolongkan sebagai cairan
kental. Misalnya : kaca, batu granit, dan beberapa jenis lilin.
Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut:
a) Letaknya sangat berdekatan.
b) Susunannya teratur.
c) Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya.
3. Susunan Atom atau Molekul dalam zat padat
a. Kristalin
Zat padat yang susunan atomnya teratur dan berulang dalam ruang tiga
dimensi, sehingga membentuk suatu struktur
Sifat dari kristalin yaitu keteraturan tinggi – struktur kristalin, getaran energi
termis atom minimum, jarak antar atom atau molekul rapat, titik lebur tajam.
b. Amorf
Zat padat yang susunan atomnya tidak teratur.(lebih mudah cepat larut dalam
air dari pada kristalin karena ikatan antar molekulnya tidak kuat).
Sifat dari amorf yaitu j,arak antar atom atau molekulnya relatif besar, sistem
tidak teratur, titik lebur tidak jelas.
c. Semi Kristalin
Zat padat yang tersusun dari Kristalin dan Amorf (contoh : avicell, paravin,
selilose mikrokristalin)
4. Srtuktur Kristalin
a. Sistem Kristalin
Sistem kristalin terdiri dari 7 yaitu sistem kristal kubus, sistem kristal
tetragonal, sistem kristal orthorhombic, sistem kristal hexagonal, sistem kristal
moniclinic, sistem kristal triclinic.
b. Parameter Kisi ( Tetapan Kisi )
Berdasarkan bangun kisi kristalnya dapat disusun 7 sistem kristal dan 14 kisi
bravais.
c. Indeks Miller
Indeks miller merupakan kebalikan dari fraksi potongan bidang dengan sumbu
kristalografi.
d. Arah Kristal
Menyatakan garis O,0,0 melalui pusat sel satuan dan keluar melalui sudut
ujung tanpa menghiraukan sistem kristal.
e. Habit Kristal
Habit Kristal : Kristal yang mana bentuk eksternalnya berbeda sedangkan
bentuk internalnya sama, biasanya terjadi karena adanya kejenuhan dari suatu
larutan/rekristalisasi.
f. Polimorfi
Polimorf : Senyawa organic yang memiliki bentuk Kristal dan energi
yang berlainan.
Modifikasi Polimorf ada 2 , yaitu :
a) Monotropi : Modifikasi polimorf ysng terjadi secara irreversible yang
berlangsung satu arah dari bentuk metastabil kebentuk stabil.
b) Enantiotrop : Perubahan terjadi secara reversible pada tekanan dan suhu
tertentu.

Pseudopolimorf / polimorf semu : Suatu senyawa hidrad atau solvate yang


membentuk struktur Kristal pada saat rekristalisasi.

g. Kristal Real
Kristal Real / polikristalin : Polikristalin yang tidak sempurna disebabkan
kacacatan atau defek dari Kristal.
Kristal ideal : Kristal tunggal yang sempurna tanpa cacatn pada penempatan
kisi-kisi kristalnya. Kristal Hidrat : senyawa kristal padat yang mengandung air
kristal (H2O). Kristal Solvat : obat yang bergabung dengan molekul pelarut untuk
menambah bentuk Kristal. Kristal simetri : suatu Kristal yang memiliki titik pada
titik yang identik pada sisi yang berseberangan pada permukaan Kristal.
KELARUTAN

1. Kelarutan : Kadar zat terlarut yang membentuk larutan jenuh pada suhu tertentu.
2. Larutan : Suatu system homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih.
(ada
3. interaksi antara solute dengan solven
a. Interaksi Solut dengan Solven :
b. Pelepasan molekul dari fase solute pada suhu tertentu
c. Pembentukan rongga dalam solven yang cukup besar untuk menerima solute
d. Mengakomodasi solute dalam rongga solven.
4. Solven Polar
a. Tetapan dielektriknya tinggi
b. Larut pada pelarut polar
c. Ada jembatan Hidrogen
5. Solven non polar
a. Tetapan dielektrik rendah
b. Tidak dapat membentuk ikatan hydrogen
c. Larut dalam pelarut non polar
6. Solven semipolar
a. Sebagai intermediate solven
b. Menginduksi senyawa nonpolar dengan derajat kepolaran tertentu
c. meningkatkan interaksi gugus solute nonpolar dengan solven polar
7. Cara Peningkatan kelarutan:
a. Penyesuaian pH
b. Pembentukan garam atau ester yang larut
c. Pembentukan senyawa yang kompleks
d. Pelarut campuran
e. Hidrotropi
f. Solubilisasi Misel (surfaktan)
8. Factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
a. Factor fisika ( Suhu dan Tekanan)
Strukturv molekul dan muatan elektrik
b. Faktor kimia ( Reaksi asam-basa,senyawa kompleks, solubilisasi, kosolvensi,
penambahan zat lain)
1. Salting Out : Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia
2. Salting in : adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
dalam solvent menjadi lebih besar.
3. Hidrotripi : Adalah peningkatan kelarutan dari bahan yang tidak larut atau sdikit
larut dengan bahan-bahan yang tidak aktif pada permukaan (seperti NaCl dan
Urea).

DISOLUSI
a. Pengertian
Proses dimana suatu senyawa dapat melarut.
b. Laju disolusi
jumlah senyawa obat terlarut persatuan waktu pada kondisi antar
muka cair/padat, suhu dan komposisi pelarut standar.
c. Tahapan proses disolusi
- Melarutnya bahan padat pada permukaan
- Terbentuknya lapisan jenuh (stagnant layer)
- Berlangsung cepat
- Difusi solute dari stagnan layer ke media

d. Kondisi “sink” adalah kondisi dimana volume media relative besar, yaitu 3x
volume saturasi/ 3x volume dimana penjenuhan suatu zat.
e. Faktor yang mempengarugi laju disolusi
- Sifat isiko kimia bahan obat
- Formulasi
- Pemilihan eksipien
- Prosesing
- Urutan penambahan bahan, dan cara tabletasi seperti CK, CL, GB.
- Kemasan dan cara penyimpanan
- Kelembabab
f. Alat disolusi dan parameter pengujian
-. Geometri dan kesejajaran
-. Kecepatan pengadukan
-. Lokasi pengambilan sampel
-. Vibrasi
-. Tipe alat pengaduk
g. Media disolusi
-. Gas terlarut ~ dapat mengubah pH media
-. pH media
-. Vol media
-. Suhu media
-. Pola aliran dalam media
-. Sorpsi

Anda mungkin juga menyukai