Sumber : v1.smansa-bumiayu.sch.id
Foto 1
Kristal
B. Proses Pembentukan Kristal
Pada suatu kristal ada beberapa proses dan juga tahapan dalam
pembentukan kristal itu sendiri. Proses ini akan mempengaruhi sifat-sifat dari
kristal tersebut dan sifat ini bergantung pada bahan dasar maupun kondisi
lingkungan tempat kristal terbentuk.
Gas ke padat (sublimasi) : fase ini kristal terbentuk langsung dari uap
tanpa melalui fase cair lagi. Bentuk kristal yang melalui fase ini biasanya
berukuran kecil dan biasanya berbentuk rangka. Kristal yang dihasilkan
biasanya adalah hasil dari aktifitas vulkanis yang membeku karena
perubahan suhu.
Cair ke padat : pada fase ini kristalisasi suatu lelehan cairan terjadi pada
skala luas dibawah kondisi alam atau kondisi industri. Pada fase ini cairan
akan memadat dan membentuk kristal. Fase ini dipengaruhi oleh
perubahan suhu lingkungan.
Padat ke padat : proses ini biasanya terjadi pada kristal yang dipengaruhi
tekanan dan temperatur. Pada fase ini yang berubah adalah struktur
kristalnya, dan susunan unsur kimia tetap.
Kristal Euhedral (Kristal atau mineral dibatasi oleh bentuk kristal sempurna)
Sumber : alexander-simatupang.blogspot.co.id/
Gambar 1
Kristal Euhedral
Kristal Subhedral (mineral dibatasi oleh sebagian bentuk kristalnya)
Sumber : alexander-simatupang.blogspot.co.id/
Gambar 2
Kristal Subhedral
Kristal Anhedral (mineral tidak dibatasi oleh bentuk kristalnya)
Sumber : alexander-simatupang.blogspot.co.id/
Gambar 3
Kristal Anhedral
D. Sistem Kristal
Ada beberapa sistem-sistem pada kristal yang dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis :
1. Sistem Orthorhombik
Sistem Orthorhombik atau dikenal juga dengan sistem Rhombis dan
mempunyai 3 sumbu simetri kristal. dari sistem ortorombik memiliki tiga sumbu,
ketiga sumbu tersebut membentuk sudut 90 yang artinya saling tegak lurus
dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu tidak sama. Sumbu a
(sumbu terpendek), sumbu b (sumbu menengah), dan sumbu c (sumbu
terpanjang.)
Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 4
Sistem Orthorhombik
2. Sistem Hexagonal
Sistem hexagonal ini memiliki tiga sumbu horisontal yang dibentuk dari
sudut yang positif menuju sudut positif adalah 120 dan memiliki sudut yang
sama besarnya. Sumbu vertikal disebut sumbu c dan tegak lurus terhadap
sumbu-sumbu horisontal lainnya.
Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 5
Sistem Hexagonal
3. Sistem Tetragonal
Pada sistem tetragonal memiliki tiga sumbu kristal yang pada masing-
masing sumbu saling tegak lurus. Sumbu a dan b memiliki panjang yang sama
tetapi sumbu c dapat lebih panjang, ataupun bisa lebih pendek.
Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 6
Sistem Tetragonal
4. Sistem Monoklin
Monoklin merupakan system yang hanya memiliki satu sumbu miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya. Biasanya sumbu a tegak lurus dengan sumbu b.
Sumbu b tegak lurus dengan sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Ada
beberapa mineral yang penting dalam sistem ini dan banyak terdapat di
batuan,diantaranya ortoklas, augit, hornblende, muskovit, dan klorit.
5. Sistem Triklin
Sistem Triklin memiliki 3 sumbu simetri yang satu sumbu dengan sumbu
yang lainnya tidak saling tegak lurus, dan juga panjang masing-masing sumbu
bisa berbeda. Sudut-sudut pada sistem ini tidak saling tegak lurus 90 dengan
sumbu lainnya. Dan sistem ini membentuk sudut yang bermacam-macam.
Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 7
Sistem Triklin
KESIMPULAN