Anda di halaman 1dari 8

KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI I

A. Pengertian Kristal & Kristalografi


Kristal merupakan suatu benda padat yang sifatnya homogen, dan
juga tembus cahaya atau biasa disebut anisotrop. Kristal ini selalu d i b a t a s i
o l e h b i d a n g y a n g d a t a r . Kristal memiliki keteraturan yang dapat terlihat
dari permukaan kristal yang berupa bidang datar yang rata dan membentuk
maupun mengikuti suatu pola tertentu. Bidang ini biasa disebut dengan
bidang muka kristal. Yang pada dasar nya sudut antara bidang-bidang
muka kristal ini saling berpotongan dan besarnya selalu sama pada sebuah
kristal. Tetapi kristal memiliki bentuk yang sangat geometris hal itu disebabkan
oleh kristal akan terlihat sama bentuknya pada sisi tertentu.
Kristal dapat terbentuk dari beberapa cara yaitu dengan pengendapan dan
kristalisasi. Kecepatan pada saat kristalisasi akan mempengaruhi bentuk serta
ukuran butir Kristal yang akan terbentuk nantinya. Semakin lama proses
kristalisasi berlangsung, maka ukuran butir Kristal akan semakin besar dan
begitu sebaliknya.
Kristalografi merupakan suatu cabang ilmu yang didalam nya mempelajari
kristal yang meliputi bangun atau struktur, dan juga sifat fisik dari kristal, serta
macam-macam klasifikasi yang ada berdasarkan struktur batuanya.

Sumber : v1.smansa-bumiayu.sch.id
Foto 1
Kristal
B. Proses Pembentukan Kristal
Pada suatu kristal ada beberapa proses dan juga tahapan dalam
pembentukan kristal itu sendiri. Proses ini akan mempengaruhi sifat-sifat dari
kristal tersebut dan sifat ini bergantung pada bahan dasar maupun kondisi
lingkungan tempat kristal terbentuk.

Berikut merupakan beberapa contoh fase-fase pembentukan kristal yang


umum terjadi pada saat pembentukan kristal :

Gas ke padat (sublimasi) : fase ini kristal terbentuk langsung dari uap
tanpa melalui fase cair lagi. Bentuk kristal yang melalui fase ini biasanya
berukuran kecil dan biasanya berbentuk rangka. Kristal yang dihasilkan
biasanya adalah hasil dari aktifitas vulkanis yang membeku karena
perubahan suhu.
Cair ke padat : pada fase ini kristalisasi suatu lelehan cairan terjadi pada
skala luas dibawah kondisi alam atau kondisi industri. Pada fase ini cairan
akan memadat dan membentuk kristal. Fase ini dipengaruhi oleh
perubahan suhu lingkungan.
Padat ke padat : proses ini biasanya terjadi pada kristal yang dipengaruhi
tekanan dan temperatur. Pada fase ini yang berubah adalah struktur
kristalnya, dan susunan unsur kimia tetap.

Kristal dapat terbentuk dari magma yang membeku dikarenakan adanya


penurunan suhu di sekitar. Hal ini dikenal juga dengan proses kristalisasi. Bila
penurunan temperatur Ukuran pada kristal yang terbentuk dapat dibedakan
selama pengendapan berlangsung, hal ini tergantung dari dua faktor yang
penting, yaitu :
Pembentukan inti (Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti
yang terbentuk dan terdapat pada kristal dalam satuan waktu. Jika laju
pembentukan inti tinggi, maka hasilnya akan banyak kristal yang akan
terbentuk dengan ukuran yang kecil.)
Laju pertumbuhan kristal. (laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan
didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi)
C. Bentuk Butir Kristal
Bentuk-bentuk kristal ada yang sempurna dan ada yang tidak sempura. Itu
dikarenakan ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama
kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang keterbentukannya terakhir
bentuknya tidak sempurna karena biasanya pembentukan yang terakhir mengisi
ruang. Dibawah ini merupakan beberapa contoh bentuk kristal :

Kristal Euhedral (Kristal atau mineral dibatasi oleh bentuk kristal sempurna)

Sumber : alexander-simatupang.blogspot.co.id/
Gambar 1
Kristal Euhedral
Kristal Subhedral (mineral dibatasi oleh sebagian bentuk kristalnya)

Sumber : alexander-simatupang.blogspot.co.id/
Gambar 2
Kristal Subhedral
Kristal Anhedral (mineral tidak dibatasi oleh bentuk kristalnya)

Sumber : alexander-simatupang.blogspot.co.id/
Gambar 3
Kristal Anhedral
D. Sistem Kristal
Ada beberapa sistem-sistem pada kristal yang dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis :
1. Sistem Orthorhombik
Sistem Orthorhombik atau dikenal juga dengan sistem Rhombis dan
mempunyai 3 sumbu simetri kristal. dari sistem ortorombik memiliki tiga sumbu,
ketiga sumbu tersebut membentuk sudut 90 yang artinya saling tegak lurus
dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu tidak sama. Sumbu a
(sumbu terpendek), sumbu b (sumbu menengah), dan sumbu c (sumbu
terpanjang.)

Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 4
Sistem Orthorhombik
2. Sistem Hexagonal
Sistem hexagonal ini memiliki tiga sumbu horisontal yang dibentuk dari
sudut yang positif menuju sudut positif adalah 120 dan memiliki sudut yang
sama besarnya. Sumbu vertikal disebut sumbu c dan tegak lurus terhadap
sumbu-sumbu horisontal lainnya.

Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 5
Sistem Hexagonal
3. Sistem Tetragonal
Pada sistem tetragonal memiliki tiga sumbu kristal yang pada masing-
masing sumbu saling tegak lurus. Sumbu a dan b memiliki panjang yang sama
tetapi sumbu c dapat lebih panjang, ataupun bisa lebih pendek.

Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 6
Sistem Tetragonal
4. Sistem Monoklin
Monoklin merupakan system yang hanya memiliki satu sumbu miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya. Biasanya sumbu a tegak lurus dengan sumbu b.
Sumbu b tegak lurus dengan sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Ada
beberapa mineral yang penting dalam sistem ini dan banyak terdapat di
batuan,diantaranya ortoklas, augit, hornblende, muskovit, dan klorit.

5. Sistem Triklin
Sistem Triklin memiliki 3 sumbu simetri yang satu sumbu dengan sumbu
yang lainnya tidak saling tegak lurus, dan juga panjang masing-masing sumbu
bisa berbeda. Sudut-sudut pada sistem ini tidak saling tegak lurus 90 dengan
sumbu lainnya. Dan sistem ini membentuk sudut yang bermacam-macam.

Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
Gambar 7
Sistem Triklin
KESIMPULAN

Kristalografi merupakan suatu cabang ilmu yang di dalam nya mempelajari


serta membahas kristal yang meliputi bangun atau struktur, dan juga sifat fisik
dari kristal tersebut, serta macam-macam klasifikasi yang ada berdasarkan
struktur batuanya. Ada beberapa bentuk kristal berdasarkan pembentukannya
yaitu ada kristal euhedral, subhedral, dan anhedral.
Adapun beberapa contoh sistem pada kristal yang dicontohkan, antara lain
:
Sistem Orthorhombik (memiliki 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus
satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjag yang berbeda-
beda. )
Sistem Hexagonal (Memiliki 4 sumbu kristal, sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing
membentuk sudut 120 terhadap sumbu lainnya.)
Sistem Tetragonal (Memiliki 3 sumbu kristal yang masing-masing saling
tegak lurus.)
Sistem Monoklin (memiliki satu sumbu miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Biasanya sumbu a tegak lurus dengan sumbu b. Sumbu b
tegak lurus dengan sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a.)
Sistem Triklin (memiliki 3 sumbu simetri yang satu sumbu dengan sumbu
yang lainnya tidak saling tegak lurus, dan juga panjang masing-masing
sumbu bisa berbeda.)
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Bab 1 : Kristal,


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1925/BAB%20I%2
0KRISTAL.pdf?sequence=6&isAllowed=y Diakses pada tanggal 03 Oktober
2016 pukul 17.45 WIB
Manihuruk, Kaltek, 2013, Pengertian Kristal Dan Keterbentukannya,
https://www.academia.edu/8985250/PENGERTIAN_KRISTAL_SEJARAH_
and_KETERBENTUKANNYA?auto=download Diakses pada tanggal 03
Oktober 2016 pukul 13.55 WIB
Simatupang, Alexander, 2014, Laporan Petrografi ii, http://alexander-
simatupang.blogspot.co.id/2014/04/laporan-petrografi-ii.html Diakses pada
tanggal 03 Oktober 2016 pukul 14.25 WIB

Anda mungkin juga menyukai