TUGAS 1 KRISTALOGRAFI
A. Kristal
Kristal berasal dari bahasa Yunani yaitu crystallon yang berarti tetesan yang
sangat dingin dan membeku. Secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu padatan
yang bersusunan atom atau molekul yang terbentuk secara teratur, kemudian
bentuk (form) teratur ini dapat dilihat pada permukaan kristal berupa bidang datar
yang mengikuti suatu pola tertentu. Bidang datar tersebut adalah bidang muka
kristal, letak dan arah dari bidang muka kristal ditentukan oleh suatu perpotongan
kristal dengan sumbu yang terdapat pada kristal. Sumbu pada kristal umumnya
digambarkan berupa sebuah garis seperti bayangan lurus menembus bagian kristal
dan melalui pusat dari kristal tersebut, satuan panjang sumbu kristal dinamakan
parameter.
Bentuk dari kristal tergantung pada kondisi pertumbuhannya, misalnya proses
pendinginan menghasilkan kristalin, namun pada kondisi tertentu dapat
menghasilkan non-kristalin. Kristalin adalah kondisi dimana mineral membentuk
agregat tidak jelas dan kristal yang tidak jelas, sebaliknya terkristalkan berkondisi
mineral membentuk kristal yang sempurna. Bahan non-kristalin atau yang sering
disebut bahan amorf atau gelas tidak terdapat bangun kristal karena kristal tidak
sempat membentuk, hasilnya masih menjadi perdebatan dan diduga keras dan
berbentuk gelas, sedangkan kriptokristalin atau mikrokristalin berkondisi kristal yang
berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
Habit kristal adalah suatu faktor lingkungan dimana tempat kristal itu tumbuh
yang memengaruhi bentuk mineral dan kristal tersebut yang menyebabkan mineral
memiliki bentuk yang berbeda satu sama lain. Pada umumnya mineral berbentuk
isometris, memanjang dan melebar dua arah, memanjang satu arah. Bentuk umum
kristal:
Tabung (tabular), contohnya beryl.
Menyilet (bladed), contohnya karbonat.
Prisma (prismatic), contohnya kuarsa.
Membenang (fibrous), contohnya khrisatil.
Menjarum (acicular), contohnya conavesite.
Mendaun (foliaceous), contohnya mika.
Sumber: manfaat.co.id
Foto 1
Mika
Reticulate.
Melempeng (lamellar).
Melempeng kecil (scaly), contohnya hematit.
Sedangkan bentuk umum agregat kristal yaitu:
Massive columnar, contohnya kalsit.
Amygdale, contohnya bauksit.
Granular/saccharoidal.
Reniform, contohnya hematit.
Mammilate, contohnya malakhit.
Sumber: mindat.org
Foto 2
Malakhit
Dalam proses pembentukan kristal, terdapat suatu proses yang dialami oleh
suatu kristal yang dapat mempengaruhi sifatnya. Pembentukan kristal sangat
bergantung pada bahan dasar sangat berpengaruh pada pembentukan kristal dan
juga kondisi suatu lingkungan dimana tempat kristal tersebut terbentuk. Berikut ini
merupakan fase dan hasil akhirnya kristal tersebut yaitu:
Fase cair ke padat, fase ini kristal terebentuk dari bahan cair yang memadat,
pembentukan kristal ini dipengaruhi suhu dari lingkungan tempat
keterbentukannya.
Fase gas ke padat, fase ini kristal terbentuk dari uap dan menghasilkan kristal
yang kecil.
Fase padat ke padat, berbeda dengan fase gas ataupun cair pada fase ini
kristal telah terbentuk sebelumnya namun mengalami beberapa perubahan
sehingga terbentuk kristal baru.
Sumber: baglifier.org
Foto 3
Kristal
B. Kristalografi
Sumber: medlinkup.wordpress
Sistem Isometrik
Sumber: medlinkup.wordpress
Gambar 2
Sistem Tetragonal
(sumber : https:/id./wikipedia.org/)
3. Sistem Orthorhombik
Sistem orthorhombik mempunyai 3 sumbu yang tidak sama panjang (abc)
dan saling berpotongan dengan membentuk sudut siku-siku. Pada sistem
orthorhombik semua sudut kristalografinya 90 o. Misalnya pada mineral stibnite,
peridotite, dan topaz. Sistem orthorhombik mempunyai 3 kelas yaitu:
Pyramid
Bipyramid
Bisfenoid
Sumber: medlinkup.wordpress
Gambar 5
Sistem Orthorhombik
(sumber : https:/id./wikipedia.org/)
4. Sistem Trigonal
Sistem trigonal memiliki 4 sumbu, 3 sumbu yang sama panjang dan saling
berpotongan, sumbu satu terakhir memotong tegak lurus. Sistem trigonal hampir
sama dengan sistem hexagonal namun perbedaannya terletak pada bidang dasar
yang dihasilkan perpotongan sumbu berbentuk segitiga. Contoh mineral yang
mempunyai sistem kristal trigonal ini adalah tourmaline, cinabar, dan quartz. Sistem
trigonal mempunyai 5 sistem kelas yaitu:
Rombohedral
Trigonal trapezohedral
Trigonal pyramid
Ditrigonal scalenohedral
Ditrigonal pyramid
Sumber: medlinkup.wordpress
Gambar 4
Sistem Trigonal
(sumber : https:/id./wikipedia.org/)
5. Sistem Hexagonal
Sistem Hexagonal ini memiliki 4 sumbu, 3 sumbu yang sama panjang dan
saling berpotongan dipotong dengan sumbu keempat dengan sudut siku-siku. Satu
sumbu pada sistem hexagonal ini tidak sama panjangnya dengan ketiga sumbu
lainnya (a=b=dc) dan bidang dasarnya yaitu segienam. Pada sitem hexagonal
sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Contoh mineral yang mempunyai sistem kristal hexagonal ini adalah calcite,
dolomite, apatite, dan corundum. Sistem hexagonal mempunyai 7 sistem kelas yaitu:
Dihexagonal pyramid
Dihexagonal bipiramid
Ditrigonal bipiramid
Trigonal bipiramid
Hexagonal pyramid
Hexagonal bipiramid
Hexagonal trapezohedral
Sumber: medlinkup.wordpress
Gambar 5
Sistem Hexagonal
(sumber : https:/id./wikipedia.org/)
6. Sistem Monoklin
Sistem monoklin mempunyai 3 sumbu, 2 sumbu yang tidak sama panjang
dan saling berpotongan, sumbu ketiga dihasilkan dari perpotongan tersebut.
Misalnya pada mineral azurite, colemanite, nephrite, serpentine, sphine, dan
jadheite. Sistem monoklin mempunyai 3 kelas diantaranya yaitu:
Doma
Prisma
Sfenoid
Sumber: medlinkup.wordpress
Gambar 6
Sistem Monoklin
(sumber : https:/id./wikipedia.org/)
7. Sistem Triklin
Sistem triklin mempunyai 3 sumbu simetris yang semuanya tidak tegak lurus
dengan membuat sudut miring dan ketiga sumbunya tidak sama panjang. Misalnya
pada mineral turquoise, albite, anorthite, labradorite, dan kaolinite. Sistem triklin
terbagi menjadi 2 kelas yaitu:
Pedial
Pinakoida
Sumber: medlinkup.wordpress
Gambar 7
Sistem Triklin
(sumber : https:/id./wikipedia.org/)
KESIMPULAN
Kristal adalah bentuk padat dari suatu susunan kimia yang menggambarkan
adanya bidang, sedangkan kristalografi adalah suatu cabang studi yang mengkaji
apapun tentang kristal meliputi struktur kristal, pertumbuhan kristal, sifat-sifat fisik
kristal dan klasifikasi kristal berdasarkan bentuknya. Dapat disimpulkan bahwa
kristalografi mempelajari tentang kristal dan saling berkaitan. Bentuk kristal
tergantung pada kondisi pertumbuhan dan dimana tempat kristal tersebut tumbuh,
sehingga terbentuknya bentuk kristal yang berbeda-beda. Kristalografi lebih
menekankan pada sistem kristal, simetri kristal dan unsur-unsur kristal. Sistem
kristal terbagi menjadi 7 yaitu triklin, monoklin, orthorhombik, hexagonal, tetragonal,
trigonal, dan isometrik. Dari beberapa sistem kristal tersebut dibagi menjadi
beberapa kelas dan jika dijumlahkan jumlahnya menjadi 32 kelas.
DAFTAR PUSTAKA