1.1 Pendahuluan
Kristal dapat didefinisikan sebagai zat padat yang menyusun atom atau
molekul yang teratur atau bagun polyeder (bidang banyak) yang teratur dan
dibatasi bidang-bidang datar yang teratur jumlahnya. Keteraturannya
tercemindalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata
yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai
bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling
berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu
baik letak maupun arahnya di tentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-
sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang
lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang disebut parameter.
Mineralogi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk tunggal maupun dalam bentuk
persenyawaan, antara lain mempelajari sifat fisik, sifat kimia, cara keterdapatan,
cara terjadi dan kegunaannya.
Mineral pertama kali dikenal dalam pemakaian dan penggunaan manusia
yang secara ia tidak sadari yang digunakannya sebagai peralatan untuk
kebutuhan hidupnya adalah mineral.
Lama-kelamaan sebelum kesusastraan berkembang, manusia telah
mengenal zat warna. Alam yang digunakan untuk lukisan dalam gua yang
sebenarnya adalah berasal dari mineral, antara lain Hematite yang berwarna
merah, Albite dengan warna putih dan sebagainya. Manusia zaman batu telah
dapat memiliki dan menggunakan mineral keras dan kuat untuk membuat
peralatan dalam kehidupannya. Hal ini merupakan bukti bahwa manusia zaman
batu telah dapat mengenal dan memilih dengan baik.
Di alam mineral di jumpai bermacam-macam dengan bentuk yang bervariasi,
terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal dalam
rongga-rongga ataupun celah batuan, tetapi umumnya mineral di jumpai sebagai
butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan.
Bentuk kristal mineral merupakan suatu sistem tersendiri dimana setiap jenis
mineral mempunyai bentuk kristal tersendiri. Sistem ini dikelompokan menjadi
tujuh sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombik,
Monoklin, dan Triklin.
Kristalisasi dapat terjadi dari larutan hal ini merupakan hal yang umum
yaitu bila larutan telah jenuh, selain itu juga jika temperatur larutan diturunkan.
Benda padat akan meleleh karena tingginya temperatur yang membeku,
membentuk kristal-kristal bila mendingin.
1. Mengamati dan menemukan sistem kristal pada alat peraga secara acak
2. Mendeskripsikan ciri-ciri dari sistem kristal pda alat peraga yang diberikan
3. Menentukan letak sumbu kristal pada alat peraga
Ruang lingkup pada pecobaan ini adalah Praktikum ini dilakukan di kampus
teknik Unhas gowa, lebih tepatnya di laboratorium (APBG) Analisis Pengolahan
Bahan Galian
Bab II
Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan
sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
1. jumlah sumbu kristal,
2. letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
3. parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
sistem tetragonal memiliki ciri khas kristal yang biasanya berbentuk balok
degan penampang sise delapan atau bujur sangkar. Biasanya sistem tetragonal
berbentuk dapat agak pipih dan pada umumnya memanjang atau juga bisa
berbentuk piramidal. Pada geometrinya, panjang a1=a2≠c, sumbu c bilah lebih
panjang (columnar) atau lebih pendek (stout) dari sumbu a1 dan a2, sumbu a1,a2
dan c tegak lurus. Sedangkan dalam penggambaran, sudut antara a+ dan c- =90o
dan panjang a1:a2:c=1:2:6 (Muhamaad Arief Harisa, 2012).
Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak
sama panjang dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikan yang di sebut dengan
sumbu c. Satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah depan
yang disebut sumbu a atau sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanan
disebut sumbu b atau sumbu macro. Tidak ada yang namanya sumbu pokok
dalam sistem kristal ini. Semua sumbu dapat menjadi sumbu vertikal atau sumbu
c (Muhamaad Arief Harisa, 2012).
Dalam penggambaran, sudut antara a3+ dan c- =45o, sudut antara b+ dan
c+=60o, panjang a:b:c sama dengan sembarang, dengan sumbu c terpanjang
dan sumbu a terpendek (misal a:b:c=1:2:6).
Dalam kristalografi, sistem kristal triklin memiliki tiga buah kelas saja
yang di bedakan menurut ada atau tidaknya sumbu simetri selain itu triklin
merupakan satu-satunya yang tidak mempunyai bidang cermin.
Penggambarannya hampir sama dengan sistem kristal pada orthorhobik, namun
tiga vektor yang digambarkan tidak tegak lurus satu sama lain (I Wayan
Warmada dan Anastasia Titisari, 2004)
sistem kristal trigonal ini dideskripsikan dengan tiga buah vektor dasar
dan mempunyai vektor yang sama panjangnya. Trigonal dapat juga disebut
sebagai sistem kristal isometrik yang mengalami perpanjangan menyeluruh
secara diagonal sehingga a=b=c, α=β=γ≠90o
Sistem kristal monoklin adalah sistem kristal yang mempunyai tiga buah
sumbu tidak sama panjang, dua diantaranya (a dan c) saling memotong dan
membentuk sudut tidak sama besar dan sumbu ketiga (b) tegak lurus terhadap
keduanya. Sumbu c adalah vertikal, sumbu a adalah sumbu yang memanjang ke
belakang dari depan dan memiliki nama yang sumbu clino, sumbu b adalah
sumbu yang dari kiri ke kanan dan memiliki nama sumbu ortho (Suud dan Hufri,
1998)
a. Pedion merupakan bentuk kristal yang terdiri dari satu bidang datar.
b. Pinakoid merupakan bentuk yang terdiri dari dua bidang datar yang
sejajar
c. Dome merupakan bentuk yang terdiri dari dua bidang datar yang tidak
sejajar dan simetris bila dilalui oleh sebuah bidang simetri.
d. Sphenoid merupakan bentuk kristal yang yang memiliki dua bidang datar
yang tidak sejajar, simetris jika dilalui dua atau empat sumbu simetri.
e. Disphenoid merupakan bentuk kristal yang memiliki empat bidang datar
yang mana dua bidang datar merupakan upper sphenoid diselingi dengan
dua bidang datar lower sphenoid.
f. Prisma merupakan bentuk kristal yang terdiri dari 3,4,6,8 atau 12 bidang
datar yang sejajar pada suatu sumbu yang sama (kecuali monoklinik
prisma).
g. Piramid merupakan kriatal yang terdiri dari 3,4,6,8 atau 12 bidang datar
yang tidak sejajar dan berpotongan disatu titik.
h. Schalenohedral merupakan bentuk kristal dengan delapan bidang datar
(tetragonal) atau dua belas bidang datar (heksagonal) dalam bentuk
tertutup dengan kelompok bidang datar dalam pasanga-pasangan
tertentu.
i. Trapezohedron merupakan bentuk kristal yang terdiri dari 6,8 atau 12
bidang datar yang mana 3,4 atau 6 bidang datar di atas adalah cabang
dari 3,4 atau 6 bidang datar yang dibawah (isometric trapezohedron
bentuknya terdiri dari 24 bidang datar).
j. Dipyramid merupakan bentuk kristal tertutup yang terdiri dari 6,8,12,16,
atau 24 bidang datar.
k. Rhombohedron merupakan bentuk kristal tertutup yang terdiri dari enam
bidang datar, perpotongan ujung-ujungnya yang tidak pada sudut siku-
siku (rhombohedron hanya dijumpai pada divisi rhombohedral pada sitem
Hexagonal ) (Muhamaad Arief Harisa, 2012)
2.3 Unsur-unsur simetri kristal
Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas klas
kristal yang jumlahnya 32 klas. Penentuan klasifikasi kristal tergantung dari
banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur
simetri tersebut meliputi:
1. Bidang simetri
2. Sumbu simetri
3. Pusat simetri