Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Banyak senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan bidang farmasi
biasa berwujud dalam satu atau lebih bentuk kristal. Ketika diterapkan pada padatan, sifat
kristal merupakan kristal yang ideal pada unit strukturalnya, yang diulang secara teratur
dan tanpa batas dalam ruang tiga dimensi.
Salah satu contohnya yaitu banyak obat terdapat dalam bentuk kristal padat karena
stabilitas dan kemudahan penanganan selama berbagai tahap pengembangan obat.
Padatan kristal bisa berbentuk polimorf, solvat atau hidrat.
Fase transisi seperti polimorf interkonversi, desolvasi dari solvat, pembentukan hidrat
dan konversi ke bentuk kristal amorf mungkin terjadi selama berbagai proses farmasi,
yang dapat mengubah karakteristik laju disolusi dan transportasi obat. Oleh karena itu
dipilih bentuk yang paling cocok dan stabil dari obat dalam tahap awal pengembangan
obat.
Bentuk kristal yang umum ditemukan untuk bahan obat adalah polimorf dan solvates.
Kristal polimorf punya komposisi kimia yang sama tetapi struktur internal kristalnya
berbeda. Perbedaan struktur kristal pada polimorf yaitu ketika bahan obat dikristalisasi
pada bntuk sediaan yang berbeda atau konfimasi yang berbeda. Terjadinya polimorfisme
cukup umum di antara molekul organik, dan sejumlah besar senyawa obat polimorfik
telah dikenali.
Kristal polymorph adalah sebuah zat yang dapat dinyatakan dalam dua atau lebih zat
yang memiliki bentuk kristal yang berbeda berdasarkan fenomena struktur.
Solvates, dikenal juga dengan pseudopolymorf, adalah kristal padat yang
mengandung molekul pelarut dalam struktur kristal, dalam proporsi stoikiometri maupun
nonstoikiometri, yang memberi perbedaan yang unik pada sifat fisika dan sifat farmasi
obat.
Karena polimorf dan solvate berbeda pada bentuk kristal dan konformasi
molekulnya, mereka biasanya memiliki perbedaan yang jauh pada sifat fisika, seperti
density, kekerasan, kestabilan, kereaktifan, kelarutan, titik leleh, dan sifat termodinamika
dan kinetik lain, termasuk warna.
Perbedaan sifat fisika pada bermacam bentuk padat punya efek yang sangat penting
untuk proses pembuatan produk obat dari bahan obat, di mana perbedaan kelarutannya
berpengaruh terhadap absorpsi obat di dalam tubuh.
FDA (Food and Drug Administration) menyatakan bahwa prosedur analisis
diperlukan untuk mendeteksi bentuk polimorf, hidrat dan amorf dari bahan obat dan juga
menekankan bahwa penting untuk mengontrol bentuk kristal bahan obat selama tahap
pengembangan produk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kristalografi?
2. Apa saja Karakterisasi sifat fisikokimia dan kristalografi?
3. Bagaimana bentuk Kristal dan Amorf?
4. Apa saja manfaat kristalografi dalam bidang farmasi?
5. Apa perbedaan antara Kristal dan Amorf?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa kristalografi
2. Untuk mengetahui Karakterisasi sifat fisikokimia dan kristalografi
3. Untuk mengetahui bentuk Kristal dan Amorf
4. Untuk mengetahui manfaat kristalografi dalam bidang farmasi
5. Perbedaan antara Kristal dan Amorf

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Kristalografi

kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dan kristal
terutama perkembangan, pertumbuhan,kenampakan ,bentuk luar ,struktur dalam dan sifat-
sifat fisis lainya atau juga bisa dikatakan bahwa kristalografi sendiri merupakan suatu bidang
ilmu yang mempelajari sistem-sistem kristal termasuk susunan atom-atom dalam suatu padatan.

-sifat geometri ,memberikan pengertian letak,panjang dan jumlah sumbu kristal yag
menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar yang
membatasiya.

-perkembangan dan pertmbuhan kenampakan bentuk luar , bahwa disampig


mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan , juga
mempelajri kombinasi ataraa satubetuk kristal dengan bentuk kristal lainya yang masih
dalam suatu sistem kristalografi , ataupun dalm arti kembaran dari kristal yang terbentuk
kemudian.

-struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbuh-sumbuh kristal juga


menghitung parameter dan parameter rasio.

-sifat fisis kristal , sangat tergantung pada struktur ( susunan atom-atomnya) , besar
kecilnya kristal tidak mempengaruhi , yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidang
kristal, sehinga akan dikenal dua zat zaitu kristalin dan non kristalin.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu
cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi
karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai
lokasi kisinya.Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti
gelas.Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada
perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan
kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak
ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan padatan.
Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.Meskipun
istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat
padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk
kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis
ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan
terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh
kristal.

Sumbu Kristalografi

sumbu kristalografi merupakan garis khayal yang kita gambar dalam kisi kristal.
sumbu ini akan mendefinisikan kordinat sistem dalam kristal. untuk kisi 3 dimensi kita
membutuhkan tiga atau dalam kasus tertentu 4 sumbu untuk mendefinisikan arah dalam
kisi.bergantung pada simetri kisi, arah bisa saja atau tidak, tegak lurus satu sama lain,
pembagian sepanjang sumbu kordinat bisa sama bisa juga tidak sepanjang sumbu.seperti
yang akan kita lihat selanjutnya, panjang sumbu dalam berbagai cara sebanding dengan
jarak kisi sepanjang sumbu dan ini didefinisikan oleh titik grup terkecil yang dibutuhkan
untuk melakukan simetri translasi untuk membuat ulang kisi.

kita disini membahas konsep dasar sumbu kristalografi. seperti yang akan kita lihat,
sumbu didefinisikam berdasarkan simetri kisi dan kristal. setiap sistem kristal memiliki
ketentuan berbeda yang mendefinisikan orientasi sumbu dan panjang relatif sumbu.\

Kisi Kristal bravais


Bravais space lattice (kisi ruang Kristal Bravais),adalah bentuk geometri 3(tiga)
dimensi struktur internal Kristal yang tersusun oleh unit-cell dari ikatan struktur atom
unsur kimia tersebut.

Bentuk kisi ruang ruang Kristal bravais mempunyai variasi posisi unit cell yang
ditentukan berdasarkan keberadaan titik-titik kisi bidang Kristal. Dikenal yaitu 4(empat)
variasi posisi titik Kristal (lattice points),yaitu:

titik kisi Kristal pada ujung bidang,disebut titik sisi kirstal primitive,bersimbol P.

titik kisi Kristal pada bagian tengah bidang kisi Kristal, disebut face center
symbol F.

titik kisi Kristal pada bagian tengah ruang Kristal, disebut body center simbol I.

titik kisi Kristal pada bagian tengah sebagian bidang kisi Kristal, disebut center,C.

bentuk struktur internal Kristal isometrik, yaitu jarak antara titik kisi Kristal adalah
sama, kisi Kristal membentuk sudut orthogonal ; mempunyai 3 (tiga) variable posisi
titik kisi Kristal, yaitu simbol P , I , dan F, dengan unsur-unsur Kristal yaitu a=b=c;.
Bentuk struktur internal heksagonal,yaitu jarak antar titik Kristal pada bidang
horizontal adalah sama, namun tidak sama dengan jarak titik Kristal pada bidang
Vertikal, horizontal kisi Kristal membentuk sudut ortogonal, sedangkan antar 6
(enam) bidang tegak membentuk posisi sudut 120 ; mempunyai 2 (dua) variabel
posisi titik Kristal,yaitu bersimbol C , P, dengan unsure-unsur Kristal yaitu a=b#c;
Bentuk struktur internal kristal rhombohedral, yaitu jarak antar titik kisi Kristal
adalah sama,memiliki sudut potong antar bidang kisi Kristal membentuk sudut
nonortogonal ; mempunyai 1 (satu) variabel posisi titik kisi Kristal, yaitu bersimbol
P, dengan unsur-unsur Kristal yaitu a=b=c ; .
Bentuk struktur internal Kristal tetragonal, yaitu jarak titik kisi Kristal pada bidang
horizontal adalah sama , namun tidak sama dengan jarak titik kisi Kristal pada
posisi vertical, dan membentuk sudut ortogonal ; mempunyai 2(dua) variabel posisi
titik kisi Kristal,yaitu P dan I, dengan unsur-unsur Kristal yaitu a=b#c ; .
Bentuk struktur internal Kristal orthoromblik, jarak antar kisi Kristal adalah tidak
sama, dengan sudut potong antar bidang kisi Kristal membentuk sudut ortogonal ;
mempunyai 4 (empat) variabel posisi titik kisi Kristal, yaitu bersimbol P , C ,I dan F,
dengan unsur-unsur Kristal yaitu a#b#c ; .
sel satuan

panjang dari berbagai sumbu kristalografi didefinisikan dalam basis sel satuan.
ketika susunan atom atau molekul diletakan dalam ruang kisi kita defnisikan grup atom
tersebut sebagai sel satuan. sel satuan ini berisi semua point yang dibutuhkan dalam kisi
yang dapat ditranslasikan untuk mengulang dirinya sendiri dalam susunan yang tidak
berhingga. dengan kata lain, sel satuan mendefinisikan dasar blok bangunan kristal dan
seluruh kristal dibangun oleh sel satuan yang bertranslasi secara berulang. dalam
mendefinisikan sel satuan kristal ada beberapa pilihan, namun pilihan terbaik adalah
seperti yang diuraikan dibawah ini.

1. tepi sel satuan harus tepat dengan simetri kisi.

2. tepi sel satuan harus dihubungkan oleh simetri kisi.

3. kemungkinan sel terkecil yang berisi semua elemen harus di pilih.


sebagai contoh dalam kisi 2 dimensi yang ditunjukan disini, terdapat 6 pilihan yang
mungkin untuk mendefinisikan sel satuan, yang diberi label a sampai f. kisi memiliki
simetri rotasional 2-fold yang sumbunya tegak lurus dengan halaman ini. karena kisi tidak
memiliki simetri translasi 3-fold atau 6-fold, pilihan a dan b tidak dapat dipilih untuk sel
satuan.pilihan f dapat kita eliminasi karena merupakan setengahn dari pilihan b. tepi dari
c dan e tidak tepat paralel dengan setaiap sumbu 2-fold yang terletak pada bidang kertas.
sehingga pilhan terbaik adalah sel d.

kita telah memilih sel satuan untuk kristal, lalu selanjutnya sel dapat diorientasikan
dalam sumbu kristalografi untuk mendefinisikan sudut antar sumbu dan mendefinisikan
panjang axial. hal ini akan membawa kita untuk emndefinisikan arah dalam kristal yang
akan menjadi penting ketika kita sadar bahwa banyak sifat kristal yang bergantung pada
arah dlam kristal. sifat yang bergantung pada arah kristal disebut Vectorial Properties

Sifat Kristalografi terdiri-dari:

1. Densitas Kristal
2. Habit Kristal
3. Kekerasan Kristal
4. Struktur/system Kristal
5. Polimorf,bentuk solvat dan Hidrat

2.2 Karakterisasi sifat fisikokimia dan kristalografi


a. Metode Kontak Panas
Metode kontak dilakukan dibawah mikroskop polarisasi yang dilengkapi meja
pemanas elekrik (Hot Stage). Sejumlah tertentu trimetoprim (suhu lebur 200 oC)
diletakkan pada kaca objek dan ditutup, kemudian dipanaskan sampai lebur, biarkan
mengkristal kembali. Letakkan serbuk nikotinamida tepat pada batas sisi gelas
penutup. Sistem dipanaskan kembali sampai seluruh nikotinamida melebur dan
leburannya kontak dengan permukaan kristal Trimetoprim. Amati terjadinya
pertumbuhan kristal pada bidang kontak tersebut.

b. Analisis mikroskopik dengan mikroskop polarisasi


Serbuk trimetoprim, nikotinamida dan senyawa hasil interaksi diamati habit dan
morfologis kristal dengan mikroskop polarisasi yang dilengkapi kamera digital.
Mikroskop polarisasi. Perbedaan warna dan intensitasnya dipengaruhi oleh orientasi
fragmen, ketebalan dan sinar yang diabsorbsi atau diteruskan oleh fragmen kristal.
Hasil leburan nikotinamida dan trimetoprim yang mengkristal kembali mempunyai
bentuk khas pada masing-masing kristalnya. Nikotinamida memiliki bentuk habit
kristal mozaik sferulit, yang tersusun dari kristal berbentuk jarum dan membentuk satu
pusat pertumbuhan. Sedangkan habit Kristal trimetoprim berbentuk sulur yang
memanjang.

Istilah-istilah yang terdapat dalam kristalografi,yaitu:

1. Kristalin : Zat padat yang susunan atomnya teratur dan berulang dalam
ruang tiga dimensi, sehingga membentuk suatu struktur.

2. Amorf : Zat padat yang susunan atomnya tidak teratur. (lebih mudah
cepat larut dalam air dari pada kristalin karena ikatan antar molekulnya tidak kuat)

3. Semi kristalin : Zat padat yang tersusun dari Kristalin dan Amorf (contoh :
avicell, paravin, selilose mikrokristalin)

4. Habit Kristal : Kristal yang mana bentuk eksternalnya berbeda sedangkan


bentuk internalnya sama, biasanya terjadi karena adanya kejenuhan dari suatu
larutan/rekristalisasi.

5. Polimorf : Senyawa organic yang memiliki bentuk Kristal dan energi


yang berlainan.
2.3 Bentuk Kristal dan Amorf

- KRISTAL

Kristal merupakan bentuk polyhedral tetap yang dibatasi oleh permukaan halus,
dimana berisi senyawa kimia dibawah pengaruh interaksi gaya interatomic, ketika
melewati batas kondisi tertentu dari keadaan cair atau gas ke padat. Atau Kristal
merupakan padatan yang berisi susunan atom-atom yang terpola secara tetap dan
periodic. Kristal merupakn zat padat, namun zat padat belum tentu Kristal. Terdapat
keadaan yang disebut amorf. Dalam sistem amorf atom tidak tersusun secara tetap dan
perodik contohnya adalah gelas.

A. Gambar Kristal
B. Gambar Amorf

Karakteristik Kristal dan keadaan vitreous Fakta yang paling terkenal , difraksi sinar-x
menampakan bahwa Kristal terdiri dari atom atau kelompok atom yang disusun secara
tetap dan berulang. ketelitian sangat kecil pada atom dan molekul bagaimanapun
menyebabkan Kristal memunculkan sifat homogenya secara makroskopik. Akibat
langsung dari susunan tetap internal ini adalah bahwa dalam skala mikroskopik Kristal
heterogenus atau anisotropic. Mereka tidak, pada umumnya, sama dalam arah nonparallel,
dan tentu sifat fisis yang bergantung pada susunan structural menunjukan variasi terhadap
arah. Hal ini dikenal dengan directional atau vectorial properties.

Kristal kubik misalnya natrium klorida isotropic secara optic tetapi anisotropic dengan
kekerasannya. Dilain pihak calcite yang terbentuk dari calcium carbornat, adalah
anistropi secara kekerasan dan optic, namun dalam sifat lain yaitu densitas dan volume
spesifik sama sekali tidak bergantung pada arah. Lebih jauh karakteristik keadaan Kristal
adalah titik leleh yang tajam dan difusi panas tertentu. Dengan meningkatnya
temperature, ketika mencapai titik temperature tertentu dimana gaya ikat atom atau
molekul mendominasi, terjadi pelelehan. Pada temperature ini energy persatuan berat
dibutuhkan untuk memunculkan gaya Kristal dan bentuk kalor laten diteliti. Sebagai
contoh kalor laten dari fusi es adalah 79.91 cal/gram. Bahan vitreous, secara kontras
adalah isotropic dan sifatnya tidak berubah terhadap arah. Ketika dipanaskan, mereka
tidak meleleh pada suhu tertentu, tetapi secara berangsur-angsur melunak tak terlihat dan
menjadi lebih cair. Mereka tidak menggambarkan kalor laten fusi. Meskipun mereka
menampakan sifat rigid, mereka secara perlahan mengalir dibawah tekanan. Ketika
menghasilkan kesatuan yang tidak teratur dengan lika liku permukaan, patahan dikatakan
menjadi conchoidal. Mereka dibentuk oleh pendinginan liquid dibawah kondisi bahwa
meleleh gagal untuk kristalisasi.

Viskositas lelehan secara konstan meningkat dengan menurunya temperature hingga


materi menjadi masa yang rigid. Semua sifat bahan vitreous tertuju pada susunan acak
atom internal, ion atau molekul seperti yang terjadi pada liquid. Material polikristalin
dalam massa yang besar (besar dibandingkan dengan ukuran Kristal individu) secara
umum akan bersifat isotropic jika orientasi Kristal acak. Sifat mereka yang diberikan
pada setiap arah direpresentasikan oleh rata-rata sifat vectorial setiap Kristal individu.
Bentuk Eksternal dan kebiasaan Kristal Permukaan halus bidang yang membatasi Kristal
disebut muka Kristal.

Dalam pemebentukan Kristal yang baik, penyusunan muka adalah seperti untuk
memberi pada Kristal seluruh karakteristik simetri yang terbentuk. Hal ini jarang terjadi,
bagaimanapun bahwa Kristal tumbuh dibawah kondisi menguntungkan untuk
menghasilkan bentuk polyhedral yang sempurna. Deviasi normal dari bentuk ideal ada
dua jenis. Muka ekivalen dalam Kristal individual mungkin bervariasi dalam ukuranatau
beberapa mungkin hilang. Biasanya, muka tidak halus atau mengkilap secara absolut,
tetapi kasar oleh sedikit elevasi, tekanan dan lain lain. Kristal yang dibentuk oleh
senyawa kimia dapat memiliki bentuk yang beragam. Dengan mengubah banyaknya
muka, sesuai dengan ukuran relatifnya, yang disebut habit bervariasi hampir tak hingga.
Hal ini biasaany terjadidiantara spesies mineral dari tempat yang berbeda. Hal ini sering
di observasi di laboratorium specimen. Dalam gambar 2 di ilustrasikan beberapa bentuk
yang diteliti. Struktur internal bahan seluruhnya konstan pada variasi habit, dan beberapa
sampel memiliki komposisi kimia yang identic namun memiliki bentuk eksternal yang

berbeda. (gambar 2)

ada 4 poin penting tentang kisi kristal yang perlu diketahui, yaitu

1. muka kristal dibangun sepanjang bidang yang didefinisikan oleh titik dalam kisi.
dengan kata lain semua muka kristal harus memotong atom atau molekul yang
mengisi titik. biasanya muka dibangun dalam kristal jika ia memotong banyak titik
kisi.hal ini dikenal sebagai hukum Bravais.
sebagai contoh, dalam bidang kisi yang ditunjukan sebelah kanan, muka akan lebih
sering mucul seperti pada label 1, bisa juga dengan label 2, jarang dan sngat jarang
terbentuk seprti label 3, 4 dan 5.

2. sudut antara muka kristal diatur oleh jarak antara titik kisi.

seperti yang dapat kita lihat dalam gambar kisi kristal dua dimensi yang ditunjukan
disini, sudut q antara muka yang secara diagonal melintasi kisi dan muka
horizontal akan tergantung pada jarak antar titik kisi. catatan bahwa sudut antar
muka diukur sebagai sudut antar normal terhadap muka. hal ini juga berlaku pada
kisi 3 dimensi.

merubah jarak kisi mengubah hubungan angular. kisi yang ditunjukan disini
memiliki jarak horizontal yang sma dengan sebelumnya, tetapi memiliki jarak
vertikal yang lebih kecil. catatan bahwa bagaimana sudut f antara diagonal muka
dan horizontal muka dalam contoh ini lebih kecil dari contoh sebelumnya.

3. karena semua kristal dari bahan yang sama akan memiliki jarak antar titik kisi yang
sama (mereka memiliki struktur kristal yang sama), sudut antar muka yang
bersesuaian dari mineral yang sama akan memiliki besar yang sama.hal ini dikenal
sebagai Law of constancy of interfacial angles.
4. simetri kisi akan menentukan hubungan angular antar muka kristal. sehingga dalam
kristal yang tidak sempurna atau kristal yang terdistorsi demana panjang tepi atau
simetri muka tidak sama , simetri masih dapat ditentukan oleh sudut antar muka.

dalam contoh yang ditunjukan disini. gambar atas menunjukan kristl sempurna
dengan muka-muka yang simetris. gambar dibawahnya menunjukan kristal yang
sama namun dengan muka yang terdistorsi. catatan bahwa jarak antar muka pada
kristal yang terdistorsi sama dengan sudut antar muka dalam kristal sempurna.

Untuk mengetahui kesesuaian muka dengan berbagai kristal yang berbeda, kita
membutuhkan beberapa koordinat standar sistem diatas dimana kita dapat
mengorientasi kristal dan sehingga terdapat perbedaan arah dan perbedaan bidang
dalam kristal tesebut. sistem koordinat ini didasarkan konsep sumbu kristalografi

- AMORF
2.3 Manfaat

Pemilihan bahan baku obat

BIOAVAIBILITAS
- Kristal stabil : bentuk amorf tidak stabil( in aktif : penicillin G)
- Amorf : Laju disolusi meningkat (NOVOBIOSIN : 10x)
TABLETASI
- Daya alir : bentuk Kristal -> habit asetosal
- Kompresibilitas : Kubus, amorf
STABILITAS
- Kondisi unit proses dan penyimpanan

2.4 Perbedaan Kristal dan Amorf

Kristal dan Amorf ini merupakan bagian dari polimorf, pada umumnya polimorf
terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Bentuk stabi (Kristal)
2. Bentuk mestabil (Amorf)

Perbedaan nyata dari kedua ini adalah


1. Perbedaan didalam hal kelarutan
2. Titik leleh dan pola difraksi sinar x nya

Anda mungkin juga menyukai