Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM FISIKA MODERN DAN ASTRONOMI

LAPORAN PRAKTIKUM
“Percobaan Michelson's Interferometer secara Virtual untuk Menentukan
Indeks Bias Pelat Kaca Tipis dengan Menggunakan Media Virtual’s Lab Amrita”

Dosen Pengampu :
Dr. Rai Sujanem, M.Si.
Drs. Iwan Suswandi, M.Si

Oleh :
Gusti Kade Agung Widiantara/1913021003/4A
Shaffani Anggia Latifah Taufik/1913021010/4A
Komang Apriliana Devi/1913021013/4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
I. JUDUL PRAKTIKUM
Percobaan Michelson's Interferometer Secara Virtual Untuk Menentukan Indeks
Bias Plat Kaca Dengan Menggunakan Media Virtual’s Lab Amrita
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan indeks bias plat kaca pada percobaan Michelson's Interferometer
menggunakan media Virtual’s Lab Amrita
III. LANDASAN TEORI
Interferensi adalah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau
lebih yang bertemu pada satu titik di ruang. Hasil interferensi yang berupa pola-
pola frinji dapat digunakan untuk menentukan beberapa besaran fisis yang
berkaitan dengan interferensi, misalnya panjang gelombang suatu sumber cahaya,
indeks bias dan ketebalan bahan. Untuk memahami fenomena interferensi harus
berdasar pada prinsip optika fisis, yaitu cahaya dipandang sebagai perambatan
gelombang yang tiba pada suatu titik yang bergantung pada fase dan amplitudo
gelombang tersebut. Untuk memperoleh pola-pola interferensi cahaya haruslah
bersifat koheren, yaitu gelombang- gelombang harus berasal dari satu sumber
cahaya yang sama. Koherensi dalam optika sering dicapai dengan membagi
cahaya dari sumber tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang kemudian dapat
digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi (Tipler, 1991)
Fenomena interferensi terjadi apabila gelombang-gelombang terpadu
bersifat koheren, yaitu memiliki perbedaan fase yang konstan. Salah satu
gelombang yang bersifat koheren dimiliki oleh sinar laser disamping memiliki
sifat polymated dan monokromatik. Oleh sebab itu, melihat pola interferensi
cahaya dengan menggunakan sinar laser dalam eksperimen sangatlah tepat. Pola
interferensi dapat dibentuk dengan menggunakan interferometer. Interferometer
memiliki berbagai jenis susunan, seperti interferometer Michelson, Fabry Perot,
dan Mach Zender.
Suatu alat yang dirancang untuk menghasilkan interferensi dan pola-
polanya yang dihasilkan dari perbedaan panjang lintasan disebut interferometer
optik. Interferometer dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu interferometer pembagi
muka gelombang dan interferometer pembagi amplitudo. Pada pembagi muka
gelombang, muka gelombang pada berkas cahaya pertama di bagi menjadi dua,
sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar baru yang koheren, dan ketika jatuh
di layar akan membentuk pola interferensi yang berwujud frinji gelap terang
berselang-seling. Pola terang terjadi apabila gelombang-gelombang dari kedua
berkas sinar sefase sewaktu tiba di layar (interferensi konstruktif). Sebaliknya pola
gelap terjadi apabila gelombang-gelombang dari kedua berkas sinar berlawanan
fase sewaktu tiba di layar (interferensi destruktif). Agar pola interferensi nyata,
tempat garis-garis gelap terang itu harus tetap sepanjang waktu yang berarti beda
fase antara gelombang-gelombang dari kedua celah harus tidak berubah-ubah dan
hal ini hanya mungkin apabila kedua gelombang tersebut koheren, yaitu identik
bentuknya. Namun ada juga yang menyatakan pembagian interferensi menjadi
lebih sederhana yang menyatakan bahwa Interferensi destruktif adalah pelemahan
maksimum dua gelombang cahaya yang mengalami interferensi sehingga
menghasilkan garis gelap. Dalam Vlabs Amrita, percobaan Interferometer
Michelson di set sebagai berikut.

(Sumber : Michelson’s Interferometer – Refractive index of glass plate


(Simulator) : Modern Physics Virtual Lab : Physical Sciences : Amrita Vishwa
Vidyapeetham Virtual Lab)
Dua gelombang ini mengalami interferensi dsetruktif jika beda fasenya
Δφ = π, 3 π, 5 π rad atau kelipatan ganjil dari π. Beda fase ini dinyatakan dengan
persamaan :
Δφ = (2n-1) π, n = 1,2,3,….

beda fase ini menunjukkan beda lintasan panjang setengah gelombang (0,5 λ)
dengan demikian interferensi konstruktif terjadi jika beda lintasannya adalah
kelipatan genap dari setengah panjang gelombang. Dan Interferensi konstruktif
adalah penguatan maksimum dua gelombang cahaya yang mengalami interferensi
sehingga menghasilkan garis terang. Dua gelombang ini mengalami interferensi
konstruktif jika beda fasenya Δφ = 0, 2π, 4 π, 6 π rad atau kelipatan genap dari π.
Beda fase ini dinyatakan dengan persamaan
Δφ = (2n) π, n = 0,1,2,…

beda fase ini menunjukkan beda lintasan panjang setengah gelombang (0,5 λ)
dengan demikian interferensi konstruktif terjadi jika beda lintasannya adalah
kelipatan genap dari setengah panjang gelombang.
Salah satu aplikasi Interferometer Michelson yang paling umum adalah
pembuktian teori relativitas khusus. Aplikasi lainnya adalah untuk mendeteksi
gelombang gravitasi, sebagai core dari spektroskopi transformasi fourier.
Aplikasi lain yang menarik adalah sebagai instrumen untuk mendeteksi
keberadaan planet di sekitar bintang.
IV. ALAT BAHAN
Praktikum ini dilakukan secara virtual menggunakan situs Vlab Amrita yang dapat
diakses secara online pada link berikut:
Link akses :
https://vlab.amrita.edu/index.php?brch=189&cnt=1&sim=1519&sub=1
13
1
2

4
8
5
12
6

14 7
11

10 9
Keterangan :
1. Pengatur jenis laser
2. Tombol on/off laser
3. Adjust mirror
4. Adjust micrometer
5. Pengatur ketebalan piringan gelas
6. Pengatur besar sudut rotasi
7. Tombol reset percobaan
8. Laser
9. Power supply
10. Cermin 1
11. Cermin 2
12. Lensa
13. Layar
14. Mikrometer
Dengan alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut :

No Gambar
Nama Kegunaan
Sebagai alat
untuk mengakses
praktikum virtual
dengan
spesifikasi
memakai
prosesor sampai
dengan AMD
Laptop Lenovo C340
1 Ryzen™ R5-
api
3500U, dengan
penyimpanan
sampai 256 GB
SSD dan memori
sampai dengan 8
GB, serta
menggunakan
Windows 10

Sebagai jaringan
Jaringan
2 pengakses Vlab
Internet/Kuota
Amrita

Sebagai alat
Untuk mencatat
3 Alat Tulis
data hasil
percobaan

Adapun alat dan bahan yang tersedia dan dapat digunakan dalam situs Vlab Amrita
yaitu:
No Nama Kegunaan Gambar

Set Percobaan Sebagai


1 Michelson's penunjang
Interferometer praktikum

Sebagai pengatur
Pengatur Jenis Laser jenis laser yang
2
akan digunakan

Alat untuk
menyalakan dan
3 Pengatur On dan Off
mematikan
percobaan
Alat untuk
mengatur dan
4 Pengatur Cermin
menyesuaikan
cermin
Alat untuk
mengatur dan
5 Pengatur Mikrometer
menyesuaikan
mikrometer
Alat untuk
Pengatur ketebalan mengatur
6
piringan gelas ketebalan
piringan gelas
Alat untuk
mengatur sudut
7 Pengatur sudut rotasi
rotasi atau sudut
putar
Tombol untuk
8 Tombol reset mereset
percobaan
V. VARIABEL
a) Variabel kontrol : jenis laser dan tebal piringan kaca
b) Variabel manipulasi : sudut rotasi
c) Variabel respon : jumlah frange
VI. LANGKAH KERJA
1. Buka google chrome atau Mozila firefox untuk Mengakses Vlab Amrita
dengan cara meng-copy terlebih dahulu link di bawah ini, selanjutnya paste
pada bagian pencarian link seperti pada gambar di bawah ini.
link : https://vlab.amrita.edu/index.php?brch=189&cnt=1&sim=1519&sub=1

2. Akses dan mulai melakukan percobaan Michelson's Interferometer pada Vlab


Amrita.
3. Pilih laser yang akan digunakan dengan cara mengklik Choose Laser dan akan
tampak beberapa pilihan laser yang akan digunakan. Kelompok kami
menggunakan laser He-Ne
Laser
4. Nyalakan alat percobaan dengan cara mengklik tombol POWER ON yang
sudah tersedia pada praktikum Vlab Amrita seperti gambar di bawah ini.

5. Geser tombol adjust mirror yang sudah tersedia pada Vlab Amrita sehingga
pola intefrensi pada layar terlihat dengan jelas seperti gamabar di bawah ini :

6. Geser Thickness of Glass Plate untuk mengatur ketebalan piringan gelas.

7. Geser lengan tuas secara perlahan-lahan dari nol derajat sampai kesudut yang
hendak diukur sambil menghitung jumlah frange (menggunakan Angle of
rotations 5o, 10o, 15o, 20o, dan 25o) yang terbentuk dan mencatatnya pada tabel
pengamatan.
8. Klik tombol RESET jika ingin mengulangi praktikum
9. Catat data hasil percobaan pada tabel yang sudah di sediakan

No θ N

1
2
3
4
5

VII. DATA HASIL PERCOBAAN


No θ Rad N

1 5 0,0872 7

2 10 0,174 17
3 15 0,261 27

4 20 0,349 35

5 25 0,436 58

VIII. TEKNIK ANALISIS DATA


1. Menentukan indeks bias
( 2t−Nλ ) + ( 1−cos θ ) Giancol
n g=
2t ( 1−θ )−N λ 0
i, 2001
2. Menentukan n´g dan ∆ ng

n´g=
∑ ng
n
Giancol
i, 2001
∑ ( n g− ńg )2

3.
∆ ng=

Menentukan KR
n−1

∆ ng
KR= × 100 % Giancol
n´g
i, 2001
IX. ANALISIS DATA
t=1,5 ×10−9 m
λ 0=5,43 ×10−7 m
λ=5,43 ×10−7 m
1. Menentukan indeks bias
( 2t−Nλ ) + ( 1−cos θ )
n g=
2t ( 1−θ )−N λ 0
n g=¿ ¿
(3 × 10−9−3801 ×10−9)+(1158,13 ×10−9)
n g=
3 ×10−9 (1−0,0872)−3801 ×10−9
Data 1 −3 798× 10−9 +1158,13 × 10−9
n g=
2 , 74 ×10−9−3801 ×10−9
−2639,87 ×10−9
n g= =0,695
−3798,26 ×10−9
n g=¿ ¿
(3 × 10−9−9231×10−9 )+(4611,29 × 10−9 )
n g=
3 ×10−9 (1−0,174 )−9231 ×10−9
Data 2 −9228 ×10−9 +4611,29 × 10−9
n g=
2 , 48× 10−9 −9231× 10−9
−4616,71 ×10−9
n g= =0,500
−9228,52 ×10−9
n g=¿ ¿
(3 × 10−9−14661 ×10−9)+(10375,40× 10−9 )
n g=
3× 10−9 (1−0,261)−14661×10−9
Data 3 −14658 ×10−9+10375,40 ×10−9
n g=
2 ,28 × 10−9−14661 ×10−9
−4192,60 ×10−9
n g= =0,286
−14658,72× 10−9
Datan4g=¿ ¿
(3 × 10−9−19005 ×10−9)+(18551,30 ×10−9 )
n g=
3 × 10−9 (1−0,349)−19005× 10−9
−19002× 10−9 +18551,40 ×10−9
n g=
1,95× 10−9−14661×10−9
−450,60 ×10−9
n g= =0,031
−14659,05 ×10−9
n g=¿ ¿
(3 × 10−9−31494 × 10−9 )+(28953,30 ×10−9)
n g=
3 × 10−9 (1−0,436)−31494 ×10−9
Data 5 −31491× 10−9 +28953,30 ×10−9
n g=
1,69 ×10−9−31494 × 10−9
−2537,70 ×10−9
n g= =0,081
−31492,31× 10−9

2. Menentukan n´g dan ∆ ng

n´g=
∑ ng
n

∑ ( n g− ńg )2
∆ ng=
√ n−1

n̄ g=
∑ n g = 0,695+ 0,500+0,289+0,031+0,081 =0,319
n 5
Tabel Kerja Bantu
2
No ng ń g−n g ( ń g−ng )
1 0,695 −0,376 0,141376
2 0,500 −0,181 0,032761
3 0,289 0,030 0,000900
4 0,031 0,288 0,082944
5 0,081 0,238 0,056644
∑ 0,314625
∑ ( n g− ńg )2 =
∆ ng=
√ n−1 √ 0,314625
5−1
=√ 0,07865625=0 , 0 80

Pelaporan : n g=n̄ g ± Δng =0,319 ± 0 ,0 80


3. Menentukan KR
∆ ng
KR= × 100 %
n´g
0,280
¿ ×100 %
0,319
¿ 8,77 %
X. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Dalam percobaan dengan tujuan untuk menentukan indeks bias pelat kaca tipis
dengan menggunakan media Virtual’s Lab Amrita kami mendapatkan hasil
sebagai berikut :
Data N ng
1 7 0,695
2 17 0,500
3 27 0,289
4 35 0,031
5 58 0,081
Dengan KR sebesar 8,77 %.
2. Pembahasan
Dalam percobaan dengan tujuan untuk menentukan indeks bias pelat kaca
tipis dengan menggunakan media Virtual’s Lab Amrita, didapatkan hasil untuk
N = 7 didapatkan n g=0,695 , untuk N = 17 didapatkan n g=0 , 500, untuk N = 7
didapatkan n g=0 , 289, untuk N = 35 didapatkan n g=0 , 031, untuk N = 58
didapatkan n g=0 , 081 dengan KR sebesar 8,77 %. %. Berdasarkan kesalahan
relatif yang didapatkan, bahwa hasil dari percobaan diatas dapat ditolerir karena
KR<10%. Percobaan yang kami lakukan memiliki hasil yang hampir sama
namun jika dilihat dari hasil setelahnya ada beberapa penyimpangan sehingga
hasil yang kami dapatkan agak jauh dari teori yang ada. Menurut Aji Indras
(2019), hasil indeks bias pelat kaca yang didapatkan yaitu 1,53. Hal ini
menandakan bahwa percobaan ini dengan menggunakan media vlabs cukup
efektif untuk diterapkan, namun terdapat penyimpangan pada beberapa data
yang dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan.
Adapun kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat melakukan
praktikum yaitu, kurangnya ketelitian dalam pembacaan atau penggunaan
instrumen, dan kesalahan dalam mentafsirkan perhitungan pada analisis data.
Berikut ini kesalahan-kesalahan yang terjadi selama percobaan:
1. Kesalahan umum merupakan kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan
manusia. Misalnya kesalahan dalam membaca skala pada variabel virtual
dan kesalahan dalam menganalisis data.
2. Kesalahan sistematis yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau
instrument yang terjadi karena pengaruh lingkungan pada saat melakukan
praktikum seperti tidak stabilnya internet sehingga instrumen yang ada
dalam media praktikum virtual menjadi tidak dapat berfungsi.
3. Kesalahan acak. Yaitu kesalahan yang disebebkan oleh hal – hal lain yag
tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya tetapi dapat mempengaruhi
hasil praktikum. Misalnya adanya koneksi internet yang terputus secara
tiba-tiba sehingga praktikum tidak dapat dilanjutkan.
XI. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini, yaitu untuk mencapai tujuan
percobaan kita perlu menghitung fringe dengan benar agar data yang didapat
tidak rancu atau menyimpang. Walaupun didapatkan KR yang dapat ditolerir,
namun jika dibandingkan dengan teori yang ada hasil yang kami dapatkan
masih cukup jauh sehingga hasil percobaan ini tidak dapat ditolerir. Dapat
diketahui juga prinsip kerja interferometer yaitu dimulai dari berkas cahaya
dari laser di pancarkan menuju pada beam spliter yang menyebabkan berkas
cahaya sebagian di transmisikan menuju movable mirror (M1) dan sebagian
lagi di refleksikan menuju adjustable mirror (M2) kemudian kedua berkas
cahaya tersebut merefleksikan cahaya menuju beam spliter,sebagian cahaya
dari M1di refleksikan oleh beam spliter menuju layer pengamatan dan
sebagian yang lain cahaya dari M2 di transmisikan oleh beam spliter menuju
layer pengamatan dan menghasilkan fringers.Disini akan di peroleh perbedaan
fasa relative yang bergantung pada perbedaan panjang lintasan masing-masing
berkas sebelum mencapai titik pertemuan.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan untuk perbaikan pelaksanaan
praktikum kedepannya yaitu, apabila melakukan praktikum menggunakan
virtual laboratory pastikan web aman untuk diakses serta jaringan stabil
supaya saat pengambilan data tidak terhambat. Kemudian, perhatikan untuk
beberapa variabel yang ada pada masing-masing web berbeda, praktikan harus
pandai menganalisis dan menentukan variabel yang sudah ada dan yang harus
dicari. Praktikan juga harus fokus, teliti dan hati-hati saat melakukan
percobaan terutama saat menghitung jumlah fringe sehingga dapat
meminimalisir penyimpangan dalam hasil akhir perhitungan. Praktikan harus
selalu mengingat langkah-langkah saat mengambil data agar tidak terjadi
kesalahan mengingat langkah-langkah dalam percobaan ini cukup sulit.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli C. Douglas. 2001. Fisika Edisi Kelima Jild I. Jakarta: Erlangga.
Halliday, Resnick.1994. Fisika jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Indra, A. 2019. Laporan Indeks Bias. Tersedia pada :
https://www.slideshare.net/ajiindras1/laporan-indek-bias . (Diakses
pada tanggal 20 April 2021)
Tipler, P. A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Tehnik Jilid 1.Jakarta : Penerbit Erlangga.
Vlabs. 2021. Michelson's Interferometer- Refractive index of glass plate. Tersedia
online pada : https://vlab.amrita.edu/index.php?
brch=189&cnt=1&sim=1519&sub=1

Anda mungkin juga menyukai