Klarifikasi istilah
1. Shock (shok): keadaan gangguan metabolik dan hemodinamik yang ditandai dengan
kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi organ vital yang adekuat
2. Anaphylaxis: reaksi hipersensitivitas tipe 1 karena pajanan terhadap toksin.
Respon terhadap antigen asing.
3. Antigen (Ag): zat yang menginduksi dan bereaksi dengan respons imun spesifik yaitu
antibodi atau limfosit T atau keduanya
4. Antibody: molekul immunoglobulin yang mempunyai rantai asam amino spesifik,
yang hanya berinteraksi dgn antigen yg menginduksi sintesis molekul ini
5. Shock anafilaktik: shock yang terjadi secara akut karena reaksi alergi/hipersensitif
mengakibatkan inadekuat perfusi dan oksigenasi jaringan
Klasifikasi hipersensitivitas
Tipe I (tipe cepat): Anaphylaxis
Tipe II: Cell or suface bound antibody (sitotoksik)
Tipe III: Immune complex mediated
Tipe IV (tipe lambat): Delayed type hypersensitivity
1
Etiologi
a. Mediator IgE: protein (kelapa, ikan, kerang, telur), antiserum (antitoksin difteri,
tetanus), hormon dan enzim (insulin, tripsin)
b. Mediator komplemen
Reaksi transfusi dgn defisiensi IgA dan metrotreksat
c. Obat: aspirin, NSAID, glukokortikoid, thiopental, suksinilkolin
d. Cairan hipertonik: radiokontras, manitol
e. Antibiotik: penisilin, sefalosporin
Epidemiologi
- Anafilaksis jarang dijumpai
- Insidens syok anafilaktik 40 – 60% karena gigitan serangga, 20-40% akibat zat kontras
radiografi, dan 10 – 20% akibat pemberian obat penicillin
- > 500 kematian/ tahun karena Ab gol. Beta lactam khususnya penisilin
- Kematian karena uji kulit dan imunoterapi jg pernah dilaporkan
Sel imunologi:
Fagosit Granulosit Antigen presenting cell
(APC)
2
Patofisiologi
Ca2+ influx
cAMP
edema
Manifestasi klinis
Sistem Gejala dan tanda
Umum Lesu, lemah, tdk enak di dada dan perut, gatal di hidung
Prodromal dan palatum
Pernapasan
Hidung Gatal, bersin dan tersumbat
Laring Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema,
spasme
Lidah Edema
Bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
Kardiovaskular Sinkop, palpitasi, takikardi, hipotensi sampai syok, aritmia
Gastro int. Disfagia, mual muntah, kolik, diare
Kulit Urtikaria, angioedema, sianosis
Mata Gatal, lakrimasi
SSP Gelisah, kejang, parestesi
3
Penegakan diagnosis
Anamnesis
- Gejala yang menonjol: gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi(bersin, hidung
tersumbat, batuk, sesak napas) timbul bersamaan/ berurutan
- Kulit: gatal, kemerahan
- Gastrointestinal: perut kram,mual,muntah,diare
Pemeriksaan
Fisik
- Sesak
- frekuensi napas meningkat
- Sianosis karena edema laring dan bronkospasme
- Hipotensi
- Takikardia, lakrimasi, hiperemi konjungtiva
- Urtikaria dan eritema
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan invivo dengan prick test untuk mencari alergen penyebab
- uji gores (scratch test)
- uji intrakutan atau intradermal (skin end-point titration/SET)
1. Onset akut (beberapa menit - beberapa jam) dengan terlibatnya kulit, jaringan
mukosa atau kedua- duanya (bintik kemerahan seluruh tubuh, pruritus,
pembengkakan bibir, lidah, uvula), dan salah satu dari respiratory compromise (sesak
nafas, bronkospasme, stridor, wheezing, hipoksemia) dan penurunan TD atau gejala
yang berkaitan dengan disfungsi organ sasaran (misalnya hipotonia, sinkop,
inkontinensia)
2. Dua / lebih gejala (timbul mendadak setelah terpapar alergen): keterlibatan jaringan
mukosa kulit; respiratory compromise; penurunan tekanan darah atau gejala yang
berkaitan; dan gejala gastrointestinal yang persisten
4
TERAPI
Prinsip:
A. Preventif
- Hindari alergen (makanan, suntikan penisilin anestesi lokal, lateks, ACE-I)
- Uji kulit: prick test sejumlah kecil allergen diinjeksikan ke kulit. Reaksi positif muncul
15-30 menit (kemerahan & inflamasi) bandingkan dengan kontrol negatif salin
- Riwayat penggunaan beta blocker menyebabkan risiko anafilaksis lebih tinggi
B. Pengatasan anafilaksis
1. ABC
2. Epinefrin i.v D.O.C
0,5ml diencerkan 1:1000 (0,3-0,5mg)
3. Kl tidak membaik (msh hipotensi): kristaloid atau koloid
- 1ml epinefrin (1:1000) dlm 500ml Nacl 0,9% 0,5-2ml/menit
- 1ml epinefrin (1:1000) dlm 250ml dextrose 1-4mg/mnt. Max 10mg/ml
4. Saat evaluasi, kasih oksigen
5. Untuk menghambat vasodilatasi: kombinasi anti histamine H1( difenidramin) 50mg dan
anti histamine H2 (simetidin) 300 mg tiap 6 jam
6. Kortikosteroid: Hidrokortison iv 7-10mg/kgBB atau Deksametason iv 2-6mg/kgBB
7. Bronkodilator: Aminofilin IV 4-7mg/kgbb selama 10-20mnt
DD
1. Reaksi vasovagal (syncope vasovagal)
Disuntik mau pingsan, pucat, berkeringat nadi lambat dan tdk sianosis, TD tidak
terlalu rendah
2. Infark miokard
Nyeri dada, sesak, tidak ada tanda obstruksi saluran napas atau kelainan kulit
3. Hipoglikemik
Konsumsi anti DM lemah, pucat sampai tdk sadar, TD turun tdk ada obstruksi sal.
napas & kelainan kulit
4. Syok hipovolemik, syok septik, asma akut
Komplikasi
Kerusakan otak, koma, kematian
Referensi:
IPD
Penanganan shock
imunologi