STUDI PUSTAKA
2.1.1 Pengetahuan
2.1.1.2 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu yang didapatkan setelah orang tersebut
melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Hal ini mempengaruhi tindakan
seseorang. Pengetahuan itu sendiri memiliki 6 tingkat, yaitu : tahu, memahami,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (8).
Pada penelitian ini, pengetahuan masyarakat yang akan diteliti meliputi
berbagai aspek yaitu, pengetahuan masyarakat tentang apa itu antibiotik,
pengetahuan masyarakat tentang penyakit apa yang memerlukan antibiotik,
pengetahuan masyarakat tentang sumber memperoleh antibiotik, pengetahuan
masyarakat tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan antibiotik.
4
5
4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan menjabarkan materi yang didalam
komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat berdasarkan
penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan,dan mengelompokkan.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan mengumpulkan komponen guna
membentuk suatu pola pemikiran baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan sendiri atau norma yang berlaku di masyarakat.
5) Sumber informasi
Paparan informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Paparan
informasi yang diperoleh oleh seseorang dapat diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain : buku cerita, media massa seperti koran, majalah, ataupun televisi,
serta saling bertukar informasi.
2.1.2 Sikap
2.1.2.1 Pengertian Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau obyek dan sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap
obyek yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan
perilaku. Secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang
umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung
mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-
respon yang konsisten)(10).
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi berbagai pengalaman setiap individu di
masyarakat. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada
gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi
yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.1.3 Antibiotik
2.1.3.1 Pengertian Antibiotik
Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan dari fungi dan bakteri,
memiliki khasiat yang menghambat atau memtaikan pertumbuhan bakteri, dan
toksisitasnya pada manusia relatif kecil (12).
ikatan tetrasiklin dengan kalsium. Tetrasiklin diekskresi melalui urin dan cairan
empedu.
5. Makrolida
Eritromisin merupakan bentuk prototipe dari obat golongan makrolida yang
disintesis dari S.erythreus. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram positif
terutama pneumococcus, streptococcus, staphylococcus, dan korinebakterium.
Aktifitas antibakterial eritromisin bersifat bakterisidal dan meningkat pada pH
basa.
6. Aminoglikosida
Golongan aminoglikosida, antara lain: streptomisin, neomisin, kanamisin,
tobramisin, sisomisin, netilmisin, dan lain – lain. Golongan aminoglikosida pada
umumnya digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri gram negatif enterik,
terutama pada bakteremia dan sepsis, dalam kombinasi dengan vankomisin atau
penisilin untuk mengobati endokarditis, dan pengobatan tuberculosis.
7. Sulfonamida dan Trimetoprim
Sulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme kerjanya
menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung kepada tidak
terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi dari trimetoprim dan
sulfametoxazole merupakan pengobatan yang sangat efektif terhadap pneumonia
akibat P.jiroveci, sigellosis, infeksi salmonela sistemik, infeksi saluran kemih,
prostatitis, dan beberapa infeksi mikobakterium non tuberculosis.
8. Fluorokuinolon
Fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat, siprofloxasin,
norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lain–lain. Fluorokuinolon aktif terhadap
bakteri gram negatif. Golongan fluorokuinolon efektif mengobati infeksi saluran
kemih yang disebabkan oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati
diare yang disebabkan oleh shigella, salmonella, E.coli, dan Campilobacter.
lama penggunaan yang ditetapkan harus dipatuhi walaupun sudah merasa sehat.
Selain itu, antibiotik tidak boleh disimpan untuk kegunaan penyakit lain pada
masa yang akan datang(13). Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang
resisten adalah dengan menggunakan antibiotika secara tepat dan rasional.
Pengobatan rasional dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan
individunya, untuk waktu yang cukup dan dengan biaya yang paling terjangkau
bagi diri dan keluarganya (14).
Indikasinya penggunaan antibiotik dapat digolongkan menjadi antibiotik
untuk terapi definitif, terapi empiris, dan terapi profilaksis. Terapi secara definitif
hanya digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri, untuk mengetaui bahwa
infeksi tersebut disebabkan karena bakteri, dokter dapat memastikannya dengan
kultur bakteri, uji sensitivitas, tes serologi dan tes lainnya. Berdasarkan laporan,
antibiotik dengan spektrum sempit, toksisitas rendah, harga terjangkau, dan
efektivitas tertinggi harus diresepkan pada terapi definitif. Pada terapi secara
empiris, pemberian antibiotik diberikan pada kasus infeksi yang belum diketahui
jenis kumannya seperti pada kasus gawat karena sepsis, pasien imunokompromise
dan sebagainya. Terapi antibiotik pada kasus ini diberikan berdasarkan data
epidemiologi bakteri yang ada.Sedangkan terapi profilaksis adalah terapi
antibiotik yang diberikan untuk pencegahan pada pasien yang rentan terkena
infeksi. Antibiotik yang diberikan adalah antibiotik yang berspektrum sempit dan
spesifik(15).
2.3 Hipotesis
1. H1 : Terdapat hubungan karakteristik responden terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap penggunaan antibiotik.
H0 : Tidak terdapat hubungan karakteristik responden terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap penggunaan antibiotik.
2. H1 : Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap
penggunaan antibiotik di masyarakat Dusun Ngancar dan Dusun
Sanggrahan.
H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap
penggunaan antibiotik di masyarakat Dusun Ngancar dan Dusun
Sanggrahan.
3. H1 : Terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan dan sikap penggunaan
antibiotik di Dusun Ngancar dan di Dusun Sanggrahan.
H0 : Tidak Terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan dan sikap
penggunaan antibiotik di Dusun Ngancar dan di Dusun Sanggrahan.
17