Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

RUMAH SAKIT PELABUHAN


TATALAKSANA KASUS RS PELABUHAN
CIREBON CIREBON 2018-2020

DEMAM BERDARAH DENGUE


I. Definisi Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah
penyaki tinfeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus
dengue memiliki 4 jenis serotype: den-1,den-2, den-3, den-
4. Indonesia merupakan negara yang endemis untuk
demam dengue maupun demam berdarah dengue.
II. Anamnesa Keluhan
1. Demam bifasik akut 2-7 hari
2. Nyeri kepala
3. Nyeri retroorbital,
4. Mialgia/atralgia
5. Ruam
6. Gusi berdarah,
7. Mimisan, nyeri perut
8. Mual/muntah
9. Hematemesis
10. kemungkinan juga melena

Faktor Risiko
1. Tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya
2. Pada musim panas (28-32 0C) dan kelembaban
tinggi.
3. Sekitar rumah banyak genangan air.
III. Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. RumpleLeed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma,
diperiksa tanda-tanda efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena
IV. Kriteria Diagnosa 1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari,
biasanya bifasik/pola pelana
2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan
berikut
a. Uji bendung positif
b. Petekie, ekimosis atau purpura
c. Perdarahan mukosa atau perdarahan dari
tempat lain
d. Hematemesis atau melena
3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
4. Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
RUMAH SAKIT PELABUHAN
TATALAKSANA KASUS RS PELABUHAN
CIREBON CIREBON 2018-2020

DEMAM BERDARAH DENGUE


plasma sebagai berikut:
a. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan
standard sesuai denganumur dan jenis kelamin
b. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat
terapi cairan,dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya. Tanda kebocoran
plasma seperti efusi pleura, asistes atau
hipoproteinemia
5. Klasifikasi
Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap
derajat sudah ditemukan trombositopenia dan
hemokonsentrasi) berdasarkan klasifikasi WHO 1997:
Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak
khas dansatu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
bendung.
Derajat II : Seperti derajat I namun disertai perdarahan
spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau
kurang) atau hipotensi,sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembab.
Derajat IV : Syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak
terukur.
V. Diagnosa Kerja Demam Dengue
Demam Berdarah Dengue
VI. Diagnosa Banding 1. Demam karena infeksi virus ( influenza,
chikungunya, dan lain-lain)
2. Demam tifoid
VII. Pemeriksaan 1. Leukosit: leukopenia cenderung pada demam
Penunjang dengue
2. Adanya bukti kebocoran plasma yang disebabkan
oleh peningkatan permeabilitas pembuluh darah
pada Demam Berdarah Dengue dengan manifestasi
peningkatan hematokrit diatas 20% dibandingkan
standar sesuai usia dan jenis kelamin dan atau
menurun dibandingkan nilai hematokrit sebelumnya
> 20% setelah pemberian terapi cairan.
3. Trombositopenia (Trombosit <100.000/ml)
ditemukan pada Demam Berdarah Dengue
4. Pemeriksaan serologis DBD (IgM dan IgG)
5. NS1 merupakan glikoprotein non struktural 1 dari
virus dengue. NS1 dapat terdeteksi pada darah
mulai awal demam sampai hari ke 5.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
RUMAH SAKIT PELABUHAN
TATALAKSANA KASUS RS PELABUHAN
CIREBON CIREBON 2018-2020

DEMAM BERDARAH DENGUE


6. Pemeriksaan radiologis (urutan pemeriksaan sesuai
dengan indikasi klinis) :
a. Pemeriksaan foto dada dilakukan atas indikasi
(1) dalam keadaan klinis ragu-ragu, namun perlu
diingat bahwa terdapat kelainan radiologis pada
perembesan plasma 20-40% (2) pemantauan
klinis, sebagai pedoman pemberian cairan
b. Kelainan radiologi, dilatas pembuluh darah paru
terutama pada hillus kanan, hemitorak kanan
lebih radioopak daripada kiri, kubah diafragma
kanan lebih tinggi dari pada kiri dan efusi pleura
c. USG : efusi pleura, ascites, kelainan (penebalan)
dinding vesica felea dan vesica urinaria
VIII. Terapi 1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik
(Parasetamol 3 x 500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
3. Pemantauan:
 Pada pasien syok pantau tanda vital dan diuresis
setiap jam hingga pasien stabil, serta periksa
laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan
hemoglobin) tiap 6 jam minimal 12 jam.
 Untuk pasien tanpa syok, pantau tanda vital
minimal 4x sehari dan periksa laboratorium
(terutama hematokrit) minimal sekali sehari
4. Berikan oksigen 2-4 L/menit secara nasal bila
terlihat tanda-tanda syok.
5. Alur penanganan pasien dengan demam
dengue/demam berdarah dengue
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
RUMAH SAKIT PELABUHAN
TATALAKSANA KASUS RS PELABUHAN
CIREBON CIREBON 2018-2020

DEMAM BERDARAH DENGUE

6. Penambahan cairan koloid 20-30 ml/kgbb/jam,


maksimal 1500 ml/hari pada DBD disertai syok
7. Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit pada DBD
syok
8. Pemberian darah Plasma segar beku dan suspensi
trombosit berguna untuk koreksi gangguan
koagulopati atau DIC pada syok berat yang
menimbulkan perdarahan masif
IX. Edukasi 1. Prinsip konseling pada demam berdarah dengue
adalah memberikan pengertian kepada pasien dan
keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata
laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa
tidak ada obat/ medikamentosa untuk penanganan
DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah
perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai
dengan perjalanan alamiah penyakit.
2. Modifikasi gaya hidup
3. Melakukan kegiatan 3M menguras, mengubur,
menutup.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan
olahraga secara rutin.
X. Prognosis Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad
bonam, karena hal ini tergantung dari derajat beratnya
penyakit.
XI. Kepustakaan 1. Standar Profesi Dokter Spesialis Penyakit Dalam
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
RUMAH SAKIT PELABUHAN
TATALAKSANA KASUS RS PELABUHAN
CIREBON CIREBON 2018-2020

DEMAM BERDARAH DENGUE


Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia, cetakan ketiga April, 2009
2. Pedoman Pelayanan Medik Ikatan Dokter Anak
Indonesia 2009
3. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia
Nomor 5 tahun 2014 Tentang Panduan praktik
klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan Kesehatan
primer
4. WHO. Update on the Principles and Use of Rapid
Tests in Dengue. 2009

Anda mungkin juga menyukai