Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Kerusakan Otak Terhadap Fungsi Kesadaran

Ayu Sofiana Untung

102016248 / D3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510

E-mail: ayu.2016fk248@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Salah satu bagian paling vital pada tubuh manusia adalah otak. Otak merupakan pusat
dari keseluruhan tubuh manusia dan mengendalikan semua fungsi tubuh mulai dari
pengendalian proses berpikir, berhitung, memori, bahasa, emosi, denyut jantung, aliran darah,
kemampuan gerak atau motorik, suhu tubuh, keseimbangan cairan, keseimbangan hormonal,
dan pengendalian semua organ tubuh tanpa terkecuali. Oleh karena itu, otak perlu mendapat
perlindungan yang sangat ekstra demi menjaga kelangsungan kerjanya. Terdapat berbagai
struktur dari kepala yang melindungi otak diantaranya tengkorak. Selain tengkorak, terdapat
juga lapisan-lapisan atau membran pembungkus otak dan sistem saraf tepi yang ada di
dalamnya yang disebut dengan meninges. Dan juga terdapat cairan di otak yang mempunyai
fungsi yang bervariasi yang dinamakan cairan serebrospinal (CSS) atau liquor cerebrospinal
(LCS). Namun untuk melaksanakan semua fungsi tersebut, otak perlu mendapatkan energi
dan nutrisi serta oksigen yang dimediasi oleh sistem vaskularisasi yang berada di otak.
Kata kunci: cerebrum, meninges, cairan serebrospinal (CSS), vaskularisasi

Abstract

One of the most vital parts of the human body is the brain. Brain is the center of the
whole human body and controls all body functions ranging from process control thinking,
counting, memory, language, emotions, heart rate, blood flow, movement or motor skills,
body temperature, fluid balance, hormonal balance, and control of all organs of the body
without exception. Therefore brains need to get extra protection so it works in order to
maintain continuity. There are various structures of the head among which the skull protects
the brain. In addition to the skull, there are also layers or membranes covering the brain and
peripheral nervous system that is in it is called the meninges. And also there is fluid in the

1
brain that have a variety of functions, called cerebrospinal fluid (CSS) or liquor
cerebrospinal (LCS). However, to carry out all these functions, the brain needs to obtain
energy and nutrients as well as oxygen-medeiated vascularization system in the brain.
Keywords: cerebrum, meninges, cerebrospinal fluid (CSS), vascularization

Pendahuluan

Otak mengendalikan semua fungsi tubuh bersama dengan medulla spinalis membentuk
sistem saraf pusat. Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit.
Seandainya jantung atau paru-paru berhenti bekerja selama beberapa menit manusia masih
bisa bertahan hidup. Namun jika otak berhenti bekerja selama satu detik saja maka manusia
akan mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting dari seluruh organ
di tubuh manusia.
Cranium atau tulang tengkorak membungkus dan melindungi otak dari cedera kepala.
Otak selain mempunyai perlindungan cranium juga tertutup lapisan keras yang disebut
meninges dan terdapat cairan yang disebut dengan cairan cerebrospinal (CSS). Otak perlu
mendapatkan energi dan nutrisi serta oksigen yang dimediasi oleh sistem vaskularisasi yang
berada di otak.

Struktur Makroskopis Cerebrum

Cerebrum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak, berbentuk
telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Cerebrum terdiri dari 2
hemispherium cerebri yang dihubungkan oleh substansi alba yang disebut corpus callosum.
Setiap hemispher terbentang dari os frontale sampai ke os occipitale, di atas fossa cranii
anterior, media, dan posterior, di atas tentorium cerebelli. Hemisphere dipisahkan oleh
sebuah celah dalam, yaiitu fossa longitudinalis cerebri, tempat menonjolnya falx cerebri.1
Lapisan permukaan hemispherium cerebrii disebut cortex dan disusun oleh subtantia
grisea. Sejumlah sulci yang besar membagi permukaan setiap hemisphere dalam lobus-lobus.
Lobus pada otak besar yaitu:1
1. Lobus frontalis : bagian dari cerebrum yang terletak di depan sulkus sentralis.
2. Lobus parietalis : terdapat di depan sulcus sentralis dan di belakang oleh
coracooccipitalis.

3. Lobus temporalis : terdapat di bawah l;ateral dan fisura serebralis dan di depan
lobus occipitalis.

2
4. Lobus occipitalis : mengisi bagian belakang dari cerebrum.

Gambar 1. Lobus pada cerebrum2

Gyrus yang ada pada cerebrum adalah:1


1. Gyrus precentralis terletak tepat anterior terhadap sulcus centralis dan di kenal sebagai
area motoris. Pada area motoris ini, tubuh dipresentasikan dalam posisi terbalik. Sel-sel
saraf yang mengatur kaki berlokasi di bagian atas, sedangkan yang mengatur gerakan
wajah berlokasi di bagian bawah.
2. Gyrus postcentralis terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis dan dikenal sebagai
area sensoris. Sel-sel saraf kecil di daerah ini menerima dan menginterpretikan sensai
nyeri, suhu, raba, dan tekan dari sisi tubuh kontralateral.
3. Gyrus temporalis superior terletak di bawah sulcus lateralis. Bagian tengah sulcus ini
menerima dan menginterpretasikan suara dan dikenal sebagai area auditiva.

Pada cerebrum juga terdapat:1


1. Area broca atau area bicara motoris, terletak tepat di daerah sulcus lateralis. Area ini
mengatur gerakan bicara. Pada orang bertangan kanan, area brocha hemisphere kiri
bersifat dominan, sedangkan orang bertangan kiri, area brocha hemiphere kanan
bersifat dominan.
2. Area visual terletak pada polus posterior dan aspek medial hemisphere cerebrum di
daerah sulcus calcarinus. Area ini merupakan area penerimaan kesan visual.

3
Gambar 2. Bagian-bagian pada cerebrum3

Struktur Mikroskopis Cerebrum

Secara histologis, cerebrum memiliki lapisan-lapisan yang diklasifikasikan di dalam


pembagian K. Broadman, yaitu:4
1. Lapisan molekuler atau pleksiformis
2. Lapisan granular luar
3. Lapisam sel piramidal
4. Lapisan granula dalam
5. Lapisan piramidal dalam (lapisan ganglionik)
6. Lapisan sel multiformis
Semua lapisan tersebut tidak mempunyai batas yang tegas dan semua berisi neuroglia.
Pada cerebrum juga terdapat sel-sel yaitu:4
1. Sel piramid
2. Sel granuler
3. Sel horizontal
4. Sel martinotti

Vaskularisasi Cerebral - Arteria

Berat otak sebesar 2,5% dari berat badan secara keseluruhan. Namun, otak merupakan
organ tubuh yang paling banyak menerima darah dari jantung, yakni seperlima dari seluruh
darah yang mengalir ke seluruh jaringan tubuh.

4
Diperkirakan, metabolisme otak menggunakan sekitar 18% dari total konsumsi oksigen
tubuh. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika masa hidup jaringan otak yang
menghadapi kekurangan okisigen cukup singkat. Ini berarti, jaringan otak akan mudah mati
jika pasokan aliran darahy berhenti atau tersumbat. Pasokan aliran darah ke otak dilakukan
oleh dua pembuluh arteri utama, yaitu sepasang arteri carotis interna yang memasok sekitar
70% dari keseluruhan jumlah darah otak, dan sepasang arteri vertebralis yang mencukupi
30% sisanya.5
Arteri-arteri duramater mengantar lebih banyak darah kepada calvaria dibanding
kepada duramater cranialis. Arteri meningeal terbesar, yakni arteri meningea media, adalah
cabang arteri maxillaris. Arteri meningea media memasuki cavitas cranii melalui foramen
spinosum, melintas ke arah pada dasar fossa cranii media, dan berbelok ke arah superolateral
pada ala major ossis sphenoidalis, dan di sini terbagi menjadi ramus posterior dan ramus
anterior. Ramus anterior melintas ke superior titik pterion, lalu melengkung ke posterior dan
naik ke arah puncak kepala. Ramus posterior melintas superoposterior dan melepaskan
cabang-cabang untuk bagian posterior cranium. Vena-vena duramater mengiringi arteri-arteri
meningeal dan juga arteri dapat terobek pada fraktur calvaria.
Persarafan duramater cranialis terutama terjadi melalui ketiga divisi nervus cranialis
vena cabang-cabang sensoris juga berasal dari nervus vagus (N. X) dan ketiga saraf servikal
teratas. Badan-badan akhir sensoris dalam duramater cranialis terdapat lebih banyak
sepanjang kedua sisi sinus sagitalis superior dan dalam tentorium cerebelli dibanding pada
dasar cranium. Serabut untuk perasaan sakit juga banyak terdapat pada tempat arteri-arteri
dan vena-vena menembus duramater cranialis.
Selain itu pada batang otak aliran darah/pendarahan terjadi melalui cabang arteri carotis
interna dan arteri vertebralis. Arteri carotis interna dipercabangkan di leher dari arteri carotis
communis. Cabang arteri carotis interna ialah arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media.
Arteri vertebralis berawal di pangkal leher sebagai cabang bagian pertama kedua arteri
subclavia dan bersatu pada tepi kaudal pons untuk membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris
yang diberi nama demikian karena hubungannya yang demikian erat dengan dasar cranium,
melintas lewat cisterna pontis ke tepi posterior pons, dan disini berakhir dengan cabang
menjadi arteri cerebri posterior dextra.6
Dalam garis besar masing-masing arteri cerebralis mengantar darah kepada satu
permukaan dan satu kutub cerebrum sebagai berikut:6
1. Arteri cerebri anterior mengantar darah kepada hampir seluruh permukaan medial dan
permukaan superior, serta polus frontalis.

5
2. Arteri cerebri media mengantar darah kepada permukaan lateral dan polus temporalis.
3. Arteri cerebri posterior mengantar darah kepada permukaan inferior dan polus
occipitalis.
Circularis anteriosus cerebri (Wilis) pada dasar otak adalah anasmotosis yang penting
antara empat arteri (arteri vertebralis dan arteri carotis interna) yang memasok darah kepada
otak. Circulus arteriosus cerebri (Wilis) dibentuk oleh arteri cerebri posterior, arteri
communicans posterior, arteri carotis interna, arteri cerebri anterior, dan arteri communicans
interna. Secara umum dijumpai berbagai variasi dalam ukuran arteri-arteri pembentuk
circulus arteriosus cerebri (Wilis).6
No. Arteri Asal Distribusi
1. A. Vertebralis A. Subclavia Meninges dan cerebellum
2. A. Inferior posterior cerebelli A. Vertebralis Aspek postero-inferior
cerebellum
3. A. Basilaris Dibentuk melalui Truncus encephali,
persatuan a. vertebralis cerebellum, dan cerebrum
4. A. Pontis A. Basilaris Banyak cabang ke truncus
encephali
5. A. Inferior anterior cerebelli A. Basilaris Aspek inferior cerebellum
6. A. Superior cerebelli A. Basilaris Aspek superior cerebellum
7. A. Carotis interna A. Carotis communis Melepaskan cabang-cabang
pada tepi atas cartilago dalam sinus cavernosus dan
thyroidea merupakan pemasok darah
utama untuk otak
8. A. Cerebri anterior A. Carotis interna Hemisfer-hemisfer
cerebrum, kecuali lobus
occipitalis
9. A. Cerebri media Lanjutan a. carotis Bagian terbesar permukaan
interna di sebelah distal lateral hemisfer-hemisfer
dari a. cerebri anterior cerebrum
10. A. Cerebri posterior Cabang terminal a. Aspek inferior hemisfer-
basilaris hemisfer cerebrum dan
lobus occipitalis
11. A. Communicans anterior A. Cerebri anterior Circulus arteriosus cerebri

6
(Willis)
12. A. Communicans posterior A. Cerebri posterior Circulus arteriosus cerebri
(Willis)
Tabel 1. Pendarahan arterial otak6

Gambar 3. Sirkulasi arteri pada otak7

Vakularisasi Cerebral – Vena

Arteri ini tidak mempunyai jaringan muscular dan tidak pula mempunyai katup. Arteri
ini bermuara di subarachnoid space yang mana yang mengalir ke daerah Sinus Venosus
Cerebri. Vena cerebri terbagi menjadi dua jenis yaitu:8
1. Vena cerebri externa (VCE)
Jenis-jenis dari arteri ini adalah:
a. VCE Superior
Berjalan ke daerah atas pada bagian lateral hemisphere cerebri yang
bermuara di sinus sagitalis superior.
b. VCE Superfisialis
- Mengalir ke bagian lateral hemisphre cerebri.

7
- Diketahui pula, berjalan ke bagian inferior dalam sulcus lateralis dan
bermuara di sinus cavernosus.
c. VCE media profunda
Mengalir ke insula dan bergabung dengan vena cerebri anterior dan vena
striata untuk membentuk vena basalis dan bergabung lagi menjadi vena magna
cerebri yang bermuara di sinus rectus.
2. Vena Cerebri Interna
Terbentuk dari gabungan-gabungan vena thalamo striata dan vena choroidea di
foramen interventrikulare yang berjalan pada bagian posterior di dalam tela choroidea
ventrikuli tertii (thee), setelah itu bergabung di bagian bawah splenum corporis callosi
untuk membentuk vena cerebri yang bermuara di sinus rectus.

Meninges

Otak dibungkus oleh selubung mesodermal yang disebut meninges. Lapisan luarnya
adalah pachymeninx atau duramater dan lapisan dalamnya, leptomeninx, dibagi menjadi
arachnoidea dan piamater.9

Gambar 4. Lapisan-lapisan selaput otak/meninges10

1. Duramater
Dura kranialis atau pachymeninx adalah suatu struktur fibrosa yang kuat dengan
suatu lapisan dalam (meningeal) dan lapisan luar (periostal). Kedua lapisan dural yang
melapisi otak umumnya bersatu, kecuali di tempat di tempat dimana keduanya berpisah
membentuk lapisan kembar yaitu falx cerebri untuk menyediakan ruang bagi sinus
venosus (sebagian besar sinus venosus terletak di antara lapisan-lapisan dural), dan di
tempat dimana lapisan dalam membentuk sekat di antara bagian-bagian otak.9
Lapisan periosteal letaknya hanya sampai pada foramen magnum dan tidak
berlanjut ke lapisan duramater medula spinalis. Lapisan ini menempel pada bagian

8
otak. Lapisan ini juga melekat pada ligamentum sutural dan melekat erat dengan
tulang-tulang di basis cranii.
Lapisan meningeal adalah duramater yang sebenarnya merupakan membrana
fibrosa yang padat kuat yang membungkus otak dan melanjutkan diri setelah melalui
foramen magnum sebagai duramater medula spinalis. Lapisan ini membentuk empat
septum ke arah dalam yang membagi cavum cranii menjadi ruang-ruang yang saling
berhubungan dengan bebas dan menampung bagian-bagian otak. Fungsi dari septum-
septum ini adalah menghambat pergeseran otak.
Falx cerebri merupakan lipatan duramater berbentuk bulan sabit yang terletak di
garis tengah antara kedua hemispherium cerebri. Ujung posteriornya yang lebar
menyatu dengan permukaan atas tentorium cerebelli di garis tengah. Sinus sagitalis
superior berjalan pada pinggir atasnya yang terfiksasi, sinus sagitalis inferior berjalan
pada pinggir bawahnya yang bebas dan cekung dan sinus rectus berjalan sepanjang
perlekatannya pada tentorium cerebelli.
Tentorium cerebelli adalah lipatan duramater yang berbentuk bulan sabit yang
menjadi atap fossa cranii posterior. Lapisan ini menutupi permukaan atas cerebellum
dan menyokong lobus occipitalis cerebri.
Falx cerebelli adalah lipatan durameter kecil berbentuk sabit yang melekat pada
crista occipitalis interna yang menonojol ke depan di antara kedua hemispherium
cerebri. Pinggir posteriornya yang terfiksasi berisi sinus occipitalis.1
2. Arachnoidmater
Arachnoidmater adalah membran impermiabel halus yang meliputi otak dan
terletak di antara piamater di sebelah dalam dan duramater di sebelah luar. Selaput ini
dipisahkan oleh ruang potensial yang disebut spatium subdural, dan dari piamater oleh
spatium subarachnoideum yang berisi liquor cerebrospinalis. Arachnoideamater dan
piamater terpisah lebar membentuk cisternae subarachnoidea. Pada daerah tertentu
arachnoidmater menonjol ke dalam sinus venosus membentuk vili arachnoidales. Vili
arachnoidales berfungsi sebagai perembesan liquor cerebrospinalis ke dalam aliran
darah.1
3. Piamater
Piamater merupakan selaput jaringan penyambung yang tipis yang menutupi
permukaan otak dan membentang ke dalam sulcus, fissure dan sekitar pembuluh darah
di seluruh otak. Piamater juga membentang ke dalam fissure transversalis di bawah
corpus callosum. Di tempat ini piamater membentuk tela choroidea dari ventrikel

9
tertius dan lateralis, dan bergabung dengan ependim dan pembuluh-pembuluh darah
choroideus untuk membentuk pleksus choroideus dari ventrikel-ventrikel ini. Piamater
dan ependim berjalan di atas atap dari ventrikel keempat dan membentuk tela choroidea
di tempat itu.9

Liquor Cerebrospinal (LCS) atau Cairan Serebrospinal (CSS)

Liquor Cerebrospinal (LCS) atau Cairan Serebrospinal (CSS) mengelilingi dan menjadi
bantalan bagi otak dan medula spinalis. CSS berwarna jernih tak berwarna. Cairan ini
mengisi ventrikel dan ruang subarachnoid. Fungsi utama CSS adalah sebagai cairan
perendam kejut untuk mencegah otak menumpuk bagian anterior tengkorak yang keras ketika
kepala tiba-tiba mengalami benturan. Fungsi lainnya adalah mengatur isi tengkorak dan
metabolisme yakni pertukaran bahan antar sel-sel saraf dan cairan interstitium.
CSS dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus yang terdapat di bagian-bagian tertentu
rongga ventrikel otak. Pleksus khoroideus terdiri dari massa piamater kaya pembuluh darah
berbentuk kembang kol yang masuk ke dalam kantung-kantung yang dibentuk oleh sel
epinem. CSS terbentuk sebagai akibat dari mekanisme transpor selektif menembus membran
pleksus khoroideus. Setelah terbentuk, CSS mengalir melewati empat ventrikel yang saling
berhubungan dalam interior otak dan melalui kanalis sentralis sempit di medula spinalis, yang
berhubungan dengan ventrikel terakhir. CSS keluar melalui lubang-lubang kecil dari
ventrikel keempat di dasar otak untuk masuk ke ruang subarakhnoidea dan kemudian
mengalir antara lapisan-lapisan meninges di seluruh permukaan otak dan medula spinalis.
Ketika mencapai bagian atas otak, CSS direabsorpsi di ruang subarachnoid ke dalam darah
vena melalui vilus arakhnoid.11

Sifat dan Komposisi LCS

LCS mempunyai sifat jernih. Komposisi LCS sama dengan plasma darah, terutama
untuk Na dan K, walaupun cairan serebrospinal hanya mengandung sedikit protein. Berikut
merupakan komposisi LCS:12
- Jumlah total : ± 120 ml - pH : ± 7,4
- Tekanan : 60-150 mmH2O - Sel : 0-beberapa
atau 70-180 mmHg (biasanya limfosit)
- Protein : 200-300 mg/l - Kolesterol : 0,06-0,22 mg%
- Glukosa : 2,8-4,4 mmol/l - Ca : 4,5-5,5 mg%
- Berat jenis : 1,006-1,009

10
Fungsi LCS13

1. Sebagai peredam benturan.


2. LCS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada LCS
berada dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankan
lingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
3. LCS menyediakan otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak dan
menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang mengenai
tulang tengkorak.
4. LCS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan otak, seperti CO2, laktat, dan ion
hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik, dan
untuk memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya
yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui vili arakhnoid.
5. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormon-hormon dari lobus
posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke LCS dan
transportasi ke sisi lain melalui intraserebral.
6. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan LCS dengan
mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya
melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuki ke dalam
rongga subarakhnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.

Spatium Liquor Cerebrospinalis9

Susunan syaraf pusat (SSP) seluruhnya diliputi oleh liquor cerebrospinalis (LCS). LCS
juga mengisi rongga dalam otak, yaitu ventriculus, sehingga mungkin untuk membedakan
spatium liquor cerebrospinalis internum dan externum yang berhubungan pada region
ventriculus quartus.
1. Spatium Liquor Cerebrospinalis Internum
Sistem ventricular terdiri dari empat ventriculares; dua ventriculus lateralis (I &
II) di dalam hemispherii telencephalon, ventriculus tertius pada diencephalon dan
ventriculus quartus pada rombencephalon (pons dan med. oblongata). Kedua
ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen
interventriculare (Monro) yang terletak di depan thalamus pada masing-masing sisi.
Ventriculus tertius berhubungan dengan ventriculus quartus melalui suatu lubang kecil,
yaitu aquaductus cerebri (aquaductus sylvii).

11
Pleksus choroideus dari ventrikel lateralis merupakan suatu penjuluran vascular
seperti rumbai pada piamater yang mengandung kapiler arteri choroideus. Pleksus ini
menonjol ke dalam rongga ventrikel dan dilapisi oleh lapisan epitel yang berasal dari
ependim. Pelekatan dari pleksus terhadap struktur-struktur otak yang berdekatan
dikenal sebagai tela choroidea. Pleksus ini membentang dari foramen intereventrikular,
dimana pleksus ini bergabung dengan pleksus-pleksus dari ventrikel lateralis yang
berlawanan, sampai ke ujung cornu inferior (pada cornu anterior dan posterior tidak
terdapat pleksus choroideus). Arteri yang menuju+ ke pleksus terdiri dari arteri
choroidalis anterior, cabang arteri carotis interna yang memasuki pleksus pada cornu
inferior; dan arteri choroidalis posterior yang merupakan cabang-cabang dari arteri
cerebrum posterior.

Gambar 5. Spatium liquor cerebrospinalis internum (tampak samping/lateral)14


Ventrikel tertius merupakan suatu celah ventrikel yang sempit di antara dua
paruhan diencephalons. Atapnya dibentuk oleh tela choroidea yang tipis, suatu lapisan
ependim, dan piamater dari suatu pleksus choroideus yang kecil membentang ke dalam
lumen ventrikel. Dinding lateral ventriculus tertius dibentuk oleh thalamus dengan
adhesion interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularis
menonjol ke anterior, recessus suprapinealis dan recessus pinealis kearah caudal.
Ventriculus quartus membentuk ruang berbentuk kubah di atas fossa rhomboidea,
antara cerebellum dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada
kedua sisi. Masing-masing recessus berakhir pada foramen Luscka, muara lateral

12
ventriculus quartus. Pada perlekatan vellum medullare anterior terdapat aperture
mediana Magendie. Ventrikel keempat membentang di bawah obeks ke dalam canalis
centralis sumsum tulang belakang.

Gambar 6. Spatium liquor cerebrospinalis internum (tampak belakang)14

2. Spatium Liquor Cerebrospinalis Externum


Spatium liquor cerebrospinalis externum terletak antara dua lapisan leptomeninx.
Di sebelah interna dibatasi oleh piamater dan sebelah externa dibatasi oleh arachnoidea
(spatium subarachnoideum). Spatium ini sempit pada daerah konveks otak dan di dasar
otak membesar hanya pada daerah-daerah tertentu, tempat terbentuknya liquor
cerebrospinalis yaitu cisterna. Sedangkan piamater melekat erat pada permukaan luar
SSP, membrane arachnoidea meluas ke sulci, lekukan, dan fossa sehingga di atas
lekukan yang lebih dalam terbentuklah rongga yang lebih besar, yaitu cisterna
subarachnoidea, yang diisi liquor cerebrospinalis. Rongga yang terbesar adalah cisterna
cerebellomedullaris antara cerebellum dengan medulla oblongata. Cisterna
interpedicularis di sudut antara dasar diencephalon, pedunculi cerebri dan pons dan
didepannya yaitu region chiasma terdapat cisterna chiasma. Permukaan cerebellum,
lamina quadrigeminalis dan epiphysis membatasi cisterna ambiens (cisterna superior)
yang dilintasi jaring-jaring jaringan ikat yang luas.

13
Sirkulasi LCS

Ventrikel lateral (phlexus choroideus) → melalui foramen monro → ventrikel III


(terjadi sekresi dari ventrikel III) → melalui aquaductus sylvii → ventrikel IV → melalui
foramen luschka dan foramen magendi → cisterna magna → ruang subarachnoid → vili
subarachnoid (disini terjadi reabsorbsi) → sinus serebralis.15

Gambar 7. Sirkulasi liquor cerebrospinalis16

Formasi Retikularis17

Formasi retikularis terdiri atas jaringan kompleks badan sel dan serabut yang saling
terjalin membentuk inti sentral batang otak. Bagian ini berhubungan ke bawah dengan sel-sel
intemunsial medula spinalis dan meluas ke atas dan ke dalam diensefalon dan telensefalon.
Fungsi utama sistem retikularis, meliputi:
- Integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal yaitu penentuan status kesadaran dan
keadaan bangun
- Modulasi transmisi informasi sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi
- Modulasi aktivitas motorik
- Pengaturan respons otonom dan pengaturan siklus-tidur bangun
- Tempat asal sebagian besar monoamin yang disebarkan ke seluruh SSP

14
Formasi retikularis batang otak terletak strategis di bagian tengah jaras saraf asendens
dan desendens antara otak dan medula spinalis sehingga memungkinkan pemantauan lalu
lintas saraf dan berpartisipasi dalam semua transaksi batang otak hemisfer otak.
Salah satu komponen fungsional formasi retikularis yang penting disebut sistem
aktivasi retikular (reticular activating system – RAS). RAS mengatur fungsi kesadaran
dengan merangsan korteks cerebri untuk menerima rangsang dan semua bagian tubuh.
Kerusakan pada bagian tertentu dari formasi retikularis dapat mengakibatkan koma, yaitu
keadaan ketika individu tidak dapat dibangunkan. Kecuali mengatur kesadaran umum, RAS
melakukan fungsi seleksi terhadap rangsangan, sehingga dalam keadaan pemusatan perhatian
terseleksi.
Input impuls dari korteks cerebri ke RAS yang selanjutnya akan diproyeksikan kembali
ke korteks, dapat meningkatkan aktivitas kortikal dan kesadaran. Inilah yang menjelaskan
mengapa aktivitas intelektual yang tinggi, perasaan khawatir, atau kegelisahan dapat
meningkatkan aktivitas korteks.

Pembahasan Skenario

Contusio cerebri adalah memar otak karena jaringan otak terdorong ke depan atau ke
belakang di dalam tengkorak pada saat cedera. Contusio cerebri disebabkan adanya tekanan
intrakranial yang tinggi yang dapat mengakibatkan pendarahan di ruang sekitar otak, memar
pada jaringan otak, atau kerusakan hubungan antar nervus pada otak dan juga terjadi
penurunan kesadaran sedang sampai berat bahkan sampai koma. Tingkat kesadaran
dikendalikan oleh formatio retikularis. Jaras asendens multiple yang membawa informasi
sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi dihantarkan melalui formatio retikularis yang akan
memproyeksikan informasi ini ke berbagai bagian cortex serebri.

Kesimpulan

Dibagian dalam dari tengkorak terdapat lapisan-lapisan atau membran pembungkus


otak dan sistem saraf tepi yang disebut meninges. Lapisan ini terdiri atas duramater,
arachnoidmater, dan piamater. Di antara lapisan meninges tersebut terdapat rongga otak yang
didalamnya berisi cairan serebrospinal. Fungsinya sebagai pelindung mekanik (misalnya, dari
guncangan) dan tekanan, mengatur komposisi ion, dan pembawa keluar metabolit-metabolit
yang ada di otak.

15
Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. h.
750-60.
2. Gambar 1. diunduh dari:
http://akisay.blogspot.com/2011/01/stuktur-otak.html
3. Gambar 2. diunduh dari:
http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm
4. Junquiera LC, Tambayong J, Dany F. Histologi dasar: teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta:
EGC; 2007. h. 165-8.
5. Wahyu GG. Stroke hanya menyerang orangtua?. Yogyakarta: Bentang Pusaka; 2010. h.
9.
6. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinik dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002. h. 358-368.
7. Gambar 3. diunduh dari:
http://anti-remed.blogspot.com/2011/12/scenario-3-blok-15-part-1.html
8. Krishna A. Neospirituality & neuroscience. Jakarta: Gramedia; 2010. h. 111-112.
9. Sitorus MS. Sistem ventrikel dan liquor cerebrospinal. Medan: Bagian Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2004.
10. Gambar 4. diunduh dari:
http://www.premierfortcollinschiropractor.com/the-secret-weapon-for-migraine-and-
headache-pain/
11. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2009. h. 151.
12. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2002. h. 98.
13. Chusid JG. Corelatif neuroanatomy and functional neurology. 2nd ed. New York:
Lange medical Publication; 1990. h. 391-397.
14. Gambar 5. dan 6. diunduh dari:
http://dc338.4shared.com/doc/zWSdA8Ee/preview.html
15. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2008. h. 632.
16. Gambar 7. diunduh dari:
http://3.bp.blogspot.com/-
lM8r2kgEvsg/TvCdGGONh0I/AAAAAAAADO8/nKlitGB5jnM/s1600/New+Picture+
%25285%2529.png
17. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan.
Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 31-2.

16

Anda mungkin juga menyukai