TINJAUAN PUSTAKA
pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan
termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang tanah yang
sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-
dari suku kata “daftar” yang mendapat awalan pe-, sisipan –n dan
16
Jayadi Setiabudi, Ibid, hlm. 63.
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm. 169.
12
c. Tanah Wakaf ;
e. Hak Tanggungan ;
f. Tanah Negara.
pemanfaatan tanah.19
18
Pasal 9 Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 mengatur mengenai obyek
pendaftaran tanah.
19
Adrian Sutedi,Sertifikat Hak Atas Tanah, Sinar Gafika, Cetakan Kedua, Jakarta, 2012,
hlm.59.
13
yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur,
terjadi kemudian.20
hak dan pendaftaran atau pencatatan dari hak-hak lain yaitu baik
kepastian mengenai letak batas dan luas tanah, status tanah dan orang
20
Jayadi Setiabudi, op. cit,. hlm. 67
21
Ibid, hlm. 68.
22
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah danPendaftarannya,, Sinar Gafika, Jakarta,
hlm.114.
14
susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat
tanah, surat ukur buku tanah dan daftar nama. Para pihak yang
23
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah., op. cit,.hlm. 109.
15
sebagai dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik yang
denken).25
24
Op.Cit,Urip Santoso, 2011 : 31-32
25
Ibid, Urip Santoso, 2011 : 361 – 362
17
pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan
26
http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/pendaftaran-tanah-secara-
sistematik_2195.html.
27
Op. cit, Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas tanah dan Pendaftarannya, hlm. 136.
28
Op.Cit, http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/pendaftaran-tanah-secara-
sistematik_2195.html.
18
16 ;
Pasal19;
Pasal 25;
o) Persiapan Pasal 47 ;
29
Ibid
19
r) Penyuluhan Pasal 56 ;
Pasal 62;
30
Ibid, hlm. 136.
31
Op.Cit, http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/pendaftaran-tanah-secara-
sistematik_2195.html.
20
16 ;
Pasal 19 ;
32
Op.Cit, http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/pendaftaran-tanah-secara-
sistematik_2195.html.
21
sebagai berikut:
Tahun 1997.
2003.
22
adalah suatu surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2)
huruf c UUPA, untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak
milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing
hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa sertipikat merupakan surat tanda
bukti hak yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di
dalamnya. Sehingga data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data
yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. Sertipikat
sebagai tanda bukti yang kuat mengandung arti bahwa selama tidak dapat
dalamnya harus diterima sebagai data yang benar, sebagaimana juga dapat
dibuktikan dari data yang tercantum dalam buku tanah dan surat ukurnya.33
33
Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA
34
Herman Hermit, Cara Memperoleh Sertifikat Tanah, Maju mundur, Bandung, 2009,
hlm. 31.
23
sebagai tanda bukti yang kuat mengenai data fisik dan data
35
Op. cit, Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, hlm. 57.
36
Ibid, hlm. 194.
24
perorangan dengan badan hokum; badan hukum dengan badan hukum dan
perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang merasa atau
Nasional Nomor 1 tahun 1999, adalah perbedaan pendapat antara pihak yang
pendaftaran hak atas tanah, termasuk peralihan dan penerbitan tanda bukti
hukum dan pihak lain yang berkepentingan terpengaruh oleh status hukum
tanah tersebut. 38
tuntutan hak atas tanah baik terhadap status tanah, prioritas maupun
37
Sarjita, Teknik dan Strategi Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Tugujogja, Yogyakarta,
hlm.30
38
Pasal 1 Peraturan Kepala Nasional Nomor 1 tahun 1999
25
Sifat permasalahan dari sengketa secara umum ada beberapa macam, antara
lain.40
ditetapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus
Sengketa tanah yang timbul antara lain terkait dengan warisan, penerbitan
sertifikat, perbuatan hukum peralihan hak atas tanah (jual beli, hibah), dan
39
Rusmadi Murad, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Cetakan Pertama,
Alumni, Bandung, hlm. 22.
40
Ibid, hlm. 21.
41
Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, PT. Citra
Aditya Bakri, Bandung, hlm. 2-3.
26
agrarian.
dengan tanah yang menjadi obyek sengketa bisa berupa pemilik, pemegang
perorangan dan badan hukum, tanah asset Negara atau pemda, tanah Negara,
tanah adat dan ulayat, tanah eks hak barat, tanah hak nasional, tanah
42
Ibid, hlm. 4
43
Bernhard Limbong, Politik Tanah, Pustaka Margaretha, Jakarta, hlm. 88
27
dimliki oleh dua orang yang berbeda dan merasa dirugikan. Sengketa
Dalam hal ini pihak kantor pertanahan yang kurang cermat dalam
28
berlaku.
Peradilan Tata Usaha Negara dalam hal penyelesaian sengketa atas tanah
atas UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 2,
Pasal 5 ayat (1), Pasal 51. Sedangkan yurispudensi dapat dilihat dalam
September 1999.
Usaha Negara yang telah dikeluarkannya tidak dapat diterima oleh pihak
berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
44
Op. cit,. Bernhard Limbong, Politik Tanah, hlm.. 123-124.
45
Pasal 53 UU No.9 Tahun 2004, tentang abritrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
30
umum;
hukum pidana;
46
Ibid, Pasal 2 UU No.9 Tahun 2004.
47
Op. cit,. Bernhard Limbong, Politik Tanah, hlm. 126-127.
31
pendapat mengenai:49
48
Op. cit, Pasal 1 UU No.9 Tahun 2004
49
Pasal 1 UU No.9 Tahun 2004, tentang abritrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
32
ini.
a) Musyawarah (Negotiation)
bersengketa atau oleh kuasanya, tanpa bantuan dari pihak lain, dengan
yang tidak terlalu pelik, dimana para pihak masih beritikad baik dan
b) Konsiliasi
lebih konsiliator yang netral yang dipilih atas kesepakatan para pihak.
50
Op. cit,. Bernhard Limbong, Politik Tanah, hlm..134.
33
c) Mediasi
d) Arbitase
sebagai jalan keluar bagi konflik ataupun sengketa yang terjadi diantara
51
Ibid, hlm. 134
52
Ibid, hlm. 136
53
Ibid, hlm. 139.
34
2.6. Tugas dan Fungsi Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Kantor
Pertanahan Kota Bandar Lampung…
………..
Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
BPN dan Kantor Pertanahan dijelaskan bahwa Seksi Sengketa, Konflik dan
pertanahan.
54
Pasal 75-76 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional BPN RI Nomor 4 Tahun
2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan.
35
dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum
pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan
55
Ibid, Pasal 78.