TIM PENYUSUN
LABORATORIUM FISIKA
PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUNA DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
1
PERCOBAAN I
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari grafik daya lesapan maksimum dari suatu transistor
2. Membuat kurva karakteristik transistor
3. Mempelajari garis beban dari suatu arus penguat transistor dengan konfigurasi
emiter ditanahkan dan basis ditanahkan.
4. Menghitung harga dan
II. Teori Ringkas
Produsen komponen-komponen elektronika memproduksi transistor
dalam dua jenis, yaitu jenis pnp dan npn. Kode yang digunakan untuk
membedakan kedua jenis transistor tersebut berbeda antara satu produsen
dengan yang lainnya. Dalam buku katalog transistor dapat dilihat spesifikasi
detail dari suatu transistor, misalnya VCE max , I C max , Pt max , suhu
maksimal yang diperbolehkan.
Sebagai contoh, transistor jenis AC 127 adalah jenis npn VCE max 12V ,
2
Gambar 1.1 Susunan dan simbol transistor
Dalam penggunaan transistor, dikenal tiga konfigurasi rangkaian, yaitu
basis ditanahkan, emitor ditanahkan dan kolektor ditanahkan, dengan masing-
masing kelebihan dan kekurangannya. Polaritas sumber tegangan yang
diberikan pada transistor pnp berbeda dengan transistor npn.
Misalkan suatu transistor npn dengan konfigurasi emiter ditanahkan.
(Gambar 2a).
Resistor R1 dan R2 membentuk rangkaian pembagi tegangan yang membuat
tegangan di titik P mempunyai harga tertentu.
Arus I B (dapat dilihat amperemeter I B ) akan mengalir dari emiter ke titik P,
ratingi untuk I C . Tetapi harga I C tidak hanya ditentukan oleh VCC / RC saja,
3
juga ditentukan oleh harga I B . IC h fe I B I B . Jadi untuk I B 0,1mA
Untuk nilai IB tertentu akan diperoleh nilai I C tertentu pula. Jadi nilai I C
4
Misalkan nilai VCC ditentukan sebesar 12 V, RC sebesar 2k.
Dari persamaan VCC IC RC VCE , jika IC 0 maka VCE VCC , dan jika
kedua titik tersebut pada pada lengkung ciri keluaran statik (Gambar 1.2b)
disebut garis beban.
Agar arus dan isyarat keluaran tanpa isyarat masukan ini simetrik dan tanpa
cacat, maka titik q dipilih ditengah-tengah garis beban (Gambar 1.3), sehingga
VCE VCE (q) dan IC IC (q) .
Harga IC (q) dan VCE (q) jika dikalikan akan diperoleh daya lesapan pada
transistor. Daya lesapan ini harus lebih kecil dari daya lesapan maksimum
yang dapat diterima oleh transistor.
VCC IC RC VCE , dengan IC h fe I B (q) . Untuk transistor 2 SB 56 ditentukan
Gambar 1.3 Lengkung ciri statik keluaran beserta gari beban dan titik q
5
Pada keadaan IC (q1) dan VCE (q1) dikatakan transistor dalam keadaan jenuh,
sedang pada keadaan I C (q2 ) dan VCE (q2 ) dikatakan transistor dalam keadaan
6
V. Prosedur Percobaan
A. Konfigurasi transistor emitor ditanahkan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini (Gambar 1.4).
RB1 25K , RC 1K dan 270
2. Ukurlah besaran-besaran seperti dalam tabel di bawah ini. Untuk memperoleh
IB dengan cara memutar-mutar RB1
7
B. Konfigurasi transistor basis ditanahkan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini (Gambar 1.5).
RB1 25K , RC 470 dan 680
VI. Tugas
Percobaan A
1. Buatlah grafik lengkung ciri keluaran dan garis beban transistor untuk kedua nilai
resistor RC yang digunakan
8
2. Hitung harga h fe () untuk titik q yang berada ditengah garis beban dengan RC =
Percobaan B
1. Buatlah grafik lengkung ciri keluaran dan garis beban transistor untuk kedua nilai
resistor RC yang digunakan
2. Hitung harga h fb () untuk titik q yang berada ditengah garis beban dengan RC =
3. Cocokan harga yang terhitung dari percobaan A (langkah 1 dan 2) dengan harga
yang terhitung berdasarkan persamaan / 1 . Jelaskan!
Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung
9
PERCOBAAN II
PENGUAT TRANSISTOR
I. Tujuan Percobaan
Tujuan instruksional umum
Mempelajari prinsip kerja penguat transistor
Tujuan instruksional khusus
a. Menentukan gain dari penguat transistor
b. Menentukan selisih fase input dan output
c. Menentukan faktor penguatan arus
II. Teori Ringkas
Dalam menggunakan sebuah catu daya tunggal untuk penguat transistor, kita
dapat menggunakan konfigurasi seperti gambar di bawah ini.
R2 , yaitu :
10
R1R2
RB (2.1)
R1 R2
Nilai tahanan RB seharusnya lebih besar dibandingkan dengan nilai hie . Tegangan
pada basis adalah :
R2
VB VCC (2.2)
R1 R2
dan
VBE VB VE (2.3)
Penguatan transistor dapat dihitung dengan :
Vo
G (2.4)
Vi
I B I R1 I R2 (2.7)
11
III. Alat dan Bahan
a. Sinyal generator
b. Osiloskop
c. Catudaya
d. Multimeter
e. Transistor Si BC 108
f. Kapasitor 0,1F
g. Resistor-resistor
h. Kabel penghubung
IV. Tugas Pendahuluan
a. Hitung nilai R B , V B dan gain tegangan dari komponen penguat transistor yang
digunakan
b. Tentukan nilai I R1 , I R2 , IC dan faktor penguatan arus dari analisa komponen
penguat transistor
V. Prosedur Percobaan
A. Pengukuran gain tegangan
1. Aturlah sinyal generator sebagai berikut : Frekuensi : 1KH, Bentuk
gelombang : sinus, Tegangan keluaran : 0V dan Pelemah : -40dB
2. Aturlah osiloskop sebagai berikut : Sakelar AC-DC : DC, Sumbu Waktu : 0,2
ms/div, Taraf Nol : bawah, Kepekaan Vertikal : 0,1 V/div
3. Buatlah rangkaian seperti Gambar 2.1
4. Ukurlah dengan kanal Y osiloskop :
(a) V E , (b) V B , (c) VC , (d) VBE VB VE , (e) Dioda Basis-Emitor
mendapat panjaran …..
5. Aturlah sinyal generator agar mengeluarkan tegangan isyarat ( Vi ) sebesar
20mVpp
6. Ukurlah nilai-nilai untuk :
12
1. Komponen tegangan searah pada VB
2. Komponen tegangan bolak-baliknya (Vpp)
3. Waktu periode isyarat Ti
7. Gambarlah pada kertas grafik hasil yang diperoleh dari osiloskop.
8. Ukurlah tegangan keluaran (Vo).
9. Naikkan frekuensi isyarat masukan Vi menjadi 200 KHz., dengan tegangan
tetap 20mVpp.
10. Ukur tegangan keluarannya (Vo)
B. Mengukur selisih fase antara sinyal keluaran dan isyarat masukan
1. Atur kembali agar isyarat masukan berkfrekuensi 1KHz
2. Hubungkan kanal X osiloskop pada tegangan keluaran (Vo), kanal Y
pada isyarat masukan Vi. Saklar sumbu waktu diletakkan pada EXT.H,
sakelar AC-DC pada AC.
3. Gambar pada kertas grafik hasil yang diperoleh dari osiloskop
C. Faktor penguatan arus
1. Isilah data yang diperoleh pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Data hasil pengukuran
Tegangan searah VCC
Tegangan kolektor VC
Tegangan basis VB
VI. Tugas
Percobaan A
a. Hitung penguatan tegangan bolak-balik dari hasil yang diperoleh pada langkah 1
sampai 8
b. Hitung kembali penguatan dari hasil yang diperoleh pada langkah 9 dan 10
Percobaan B
Tentukan pergeseran fase antara isyarat masukan dan keluaran
13
Percobaan C
1. Hitung penguatan tegangan
2. Hitung IB dengan menggunakan persamaan (7)
3. Hitung IC dengan menggunakan persamaan (8)
4. Hitung faktor penguatan arus ( ) transistor dengan menggunakan persamaan (9)
Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung
14
PERCOBAAN III
PASANGAN DARLINGTON
I. Tujuan Percobaan
Tujuan instruksional umum
Mempelajari prinsip kerja penguat gandengan langsung khususnya hubungan
Darlington
Tujuan instruksional khusus
a. Menentukan faktor penguatan arus pada hubungan Darlington
b. Menentukan penguatan tegangan pada hubungan Darlington
II. Teori Ringkas
Suatu bentuk penguat gandengan langsung seperti pada Gambar 3.1 di bawah
ini dimana emitor dari suatu transistor dihubungkan dengan basis pada transistor
berikutnya
Akibatnya kedua transistor di atas dapat dianggap sebagai satu transistor dengan
15
total 2 1 1 1 2
penguatan arus (3.1)
Penguatan dapat dihitung dengan persamaan :
Vo
G (3.2)
Vi
III. Alat dan Bahan
a. Sinyal generator
b. Osiloskop
c. Catudaya
d. Multimeter
e. Transistor Si BC 108
f. Kapasitor 4,7F
g. Resistor-resistor
h. Kabel penghubung
IV. Tugas Pendahuluan
Hitung nilai G dengan analisis rangkaian jika 1 2 100 dan
16
5. Aturlah sinyal generator agar mengeluarkan tegangan isyarat ( Vi ) sebesar
20mVpp pada kanal Y osiloskop
6. Tentukan besar tegangan keluaran (Vo) dengan melihat hasilnya pada kanal
X osiloskop.
B. Tugas
a. Hitunglah IR1, IR2, IB dan IC dengan menggunakan persamaan (2.5, 2.6,
2.7, dan 2.8) untuk langkah 1 sampai 4
b. Tentukan penguatan arus pasangan Darlington
c. Hitunglah penguatan tegangan (G) dengan menggunakan persamaan (3.2)
untuk langkah 5 sampai 6
Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung
17
PERCOBAAN IV
PENGUAT OPERASIONAL DAN
INTEGRATOR DIFFERENSIATOR
I. Tujuan Percobaan
1. Menyelidiki sifat-sifat dasar dan batas-batas operasi suatu penguat operasional
2. Mengetahui cara mengukur tegangan offset dan cara menanggulanginya.
3. Mendesain penguat operasional sebagai penguat tegangan
4. Menyelidiki, merancang dan mencoba operasi penguat operasional sebagai
integrator dan differensiator.
5. Membuat grafik tanggapan amplitudo integrator dan differensiator penguat
operasional.
18
b. Arus keluaran maksimum
c. Gain tegangan signal besar
d. Arus input bias
e. Arus input offset
f. Hambatan input
3. Buatlah rangkaian dan turunkan persamaan penguatannya dari masing-
masing penguat berikut :
a. penguat membalik (inverting)
b. penguat tidak membalik
c. penguat selisih
4. Jelaskan sifat tegangan offset, bagaimana pengaruhnya pada signal
keluaran dan bagaiman cara mengatasinya.
5. Jelaskan keistimewaan dari rangkaian penyangga tegangan.
6. Gambarkan rangkaian dasar integrator dan differensiator yang
menggunakan penguat operasional dengan menentukan sendiri komponen-
komponen yang digunakan.
7. Turunkan fungsi alih dari :
1. pengintegral penguat operasional
2. pendifferensial penguat operasional
8. Rancang rangkaian penguat logaritmik dengan menentukan sendiri
komponen-komponennya.
19
Gambar 4.1 Penguat membalik
2. Sebelum signal generator on, hubungkan kedua kutub masukan dengan
menghubungkan saklar S2 dan ukur tegangan offset (Voffset)
3. Jika Voffset tidak sama dengan nol, lakukan cara menghilangkan sesuai dengan
pada tugas pendahuluan.
4. On-kan signal generator dan hubungkan saklar S1, lalu pilih signal bentuk
sinusoidal dengan frekuensi seperti pada tabel (4.1) serta pilih tegangan masukan
signal generator tertentu yang sesuai/dapat diukur.
5. Ukur tegangan masukan ViPP dan tegangan keluaran VoPP dan catat hasilnya dalam
tabel (4.1)
20
6 10M
21
3. Ubah frekuensi signal dari frekuensi kecil (sekitar 5 Hz.) sampai orde MHz.
Dan lakukan pengukuran tegangan masukan dan keluaran pada tiap perubahan
menggunakan osiloskop.
4. Catat hasil percobaan pada tabel (4.3) berikut :
D. Differensiator
1. Buat rangkaian seperti gambar (5.2) di bawah ini.
22
Gambar 4.4 Rangkaian differensiator
2. Lakukan prosedur seperti petunjuk percobaan A.
V. Tugas
Percobaan A
1. Lengkapi tabel (4.1)
2. Pada grafik log-log yang sama, tunjukkan gain vs frekuensi
3. Hitunglah hasil perkalian gain-bandwith penguat opersional ini.
Percobaan B
1. Lengkapi tabel hasil pengamatan.
2. Gambar grafik hubungan gain vs frekuensi
3. Jelaskan keuntungan penguat tidak membalik dibandingkan dengan penguat
membalik.
Percobaan C
1. Lengkapi tabel (4.3)
2. Gambarkan bagan Bode tanggapan amplitudonya.
Percobaan D
1. Lengkapi tabel hasil pengamatan.
2. Gambarkan bagan Bode tanggapan amplitudonya
Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung.
23
PERCOBAAN V
OSILATOR
I. Tujuan Percobaan
1. Merancang osilator RC yang dapat menghasilkan frekuensi tertentu
2. mengetahui prinsip kerja osilato LC (osilator Hartley)
3. Merancang dan menggunakan osilator relaksasi
24
3. Gambarkan rangkaian dasar untuk osilator Hartley dan tuliskan syarat
terjadinya resonansi serta turunkan persaman untuk menghitung frekuensi
resonansi.
4. Sebutkan perbedaan pokok antara osilator RC, osilator LC dan osilator
relaksasi.
IV. Prosedur Percobaan
A. Osilator RC (osilator jembatan Wien)
1. Buat rangkaian seperti gambar (5.1) di bawah ini.
2. Geser hambatan R1 dan R2 hingga diperoleh signal pada keluarannya Vo.
3. Catat besarnya tegangan keluaran Vo dan frekuensi signal yang terlihat pada
osiloskop.
4. Catat hasil percobaan pada tabel (5.1) berikut :
Tabel 5.1. Data pengamatan osilator RC
R C R R G V f f
( ( 1 2 a o
( ( i P t t
) F n P e e
) ) ) ( o o
( V r r
K o i i
29
V l ( (
) t H H
( ) z z
K . .
a ) )
l
i
Gambar 5.1 Rangkaian osilator RC
)
25
B. Osilator LC
1. Buat rangkaian seperti gambar (5.2)
2. Hubungkan saklar S1 dan atur hambatan geser Vr sehingga
diperoleh/terdengar suara putus-putus pada speaker yang intervalnya
mudah diamati.
3. Amati bentuk dan frekuensi keluaran pada osiloskop
4. Amati perubahan skala pada A1 dan A2, ketukan suara dan bentuk signal
pada osiloskop.
5. Ukur harga impedansi L1 dan L2.
26
2. Pilih signal bentuk sinusoidal dengan frekuensi tertentu
3. Amati bentuk masukan dan keluaran menggunakan osiloskop
4. Gambar hasil yang terlihat pada layar osiloskop
5. Ubah frekuensi signal ke yang lebih besar, lalu lakukan seperti langkah
(2,3,4)
6. Ubah bentuk signal menjadi bentuk persegi dan lakukan seperti langkah
(2,3,4,)
7. Ubah bentuk signal menjadi bentuk gigi gergaji, lalu lakukan seperti langkah
(2,3,4)
V. Tugas
Percobaan A
1. Lengkapi tabel (5.1)
2. Bandingkan frekuensi signal yang dihasilkan dengan frekuensi hasil perhitungan
menurut teori W 1 / RC
3. Bandingkan R1 dan R2 serta cocokkan dengan teori.
Percobaan B
4. Berikan penjelasan prinsip kerja rangkaian osilator LC berdasarkan pengamatan
5. Dari harga impedansi yang diperoleh, cocokkan hasil perhitungan dari data
pengamatan dan teori.
6. Gambarkan bagan Bode tanggapan amplitudonya
Percobaan C
1. Bandingkan hasil pengamatan anda dan jelaskan.
27
Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung
28
PERCOBAAN VI
I. Tujuan Percobaan
33
29
Pada gambar (a) dan (b) terdapat dua macam penguat, yakni :
Penguat (a) merupakan penguat lingkar terbuka (open loop).
Penguatan tegangannya disebut penguatan lingkar terbuka (open loop gain )
dan kita nyatakan sebagai Kv,lb Pada keadaan semacam int isyarat keluaran
Vo = Kv,lb Va.
Penguat (b) menunjukkan rangkaian balikan tegangan yang disimbolkan dengan
fiv Rangkaian balikan ini mengembalikan sebagian tegangan dari tegangan
isyarat keluaran sebesar V, = fiv V. kembali ke masukan. Besaran fiv = V0 IV,
disebut faktor balikan.
Sedangkan untuk penguat dengan balikan tegangan diperoteh solusi penguatan sebaga
34
berikut :
30
Balikan arus paralel
Pada rangkaian balikan tegangan seri. hambatan R, (pembalik) dipasang seri dengar
keluaran yang dipandang berhubungan sinykat dengan tanah, sehingga:
Kv,lb = VolVlb dengan
Besarnya hambatan masukan pada keluaran Iingkar tutup balikan tegangan yang
besarnya adalah:
( )
31
IV. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan penguat lingkar terbuka?
2. Jelaskan fungsi pemakaian balikan negatif dan balikan positif dalam
suatu rangkaian
3. Bagaimanakah pengaruh balikan terhadap impedansi keluaran dan
36
impedansi masukan?
V. Prosedur Percobaan
32
c. Atur coupling pada AC, source pada Line dan Holdoff pada Auto.
Masukan keluaran
Frekuensi PG T/d
TG TG
(Hz) Volt/div Volt/div (time/div) (ms)
(V/div) (V/div)
Masukan keluaran
Frekuensi PG T/d
TG TG
(Hz) Volt/div Volt/div (time/div) (ms)
(V/div) (V/div)
33