Anda di halaman 1dari 33

DI SUSUN:

TIM PENYUSUN

LABORATORIUM FISIKA
PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUNA DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013

1
PERCOBAAN I

KARAKTERISTIK TRANSISTOR

I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari grafik daya lesapan maksimum dari suatu transistor
2. Membuat kurva karakteristik transistor
3. Mempelajari garis beban dari suatu arus penguat transistor dengan konfigurasi
emiter ditanahkan dan basis ditanahkan.
4. Menghitung harga  dan 
II. Teori Ringkas
Produsen komponen-komponen elektronika memproduksi transistor
dalam dua jenis, yaitu jenis pnp dan npn. Kode yang digunakan untuk
membedakan kedua jenis transistor tersebut berbeda antara satu produsen
dengan yang lainnya. Dalam buku katalog transistor dapat dilihat spesifikasi
detail dari suatu transistor, misalnya VCE max , I C max , Pt max , suhu
maksimal yang diperbolehkan.
Sebagai contoh, transistor jenis AC 127 adalah jenis npn VCE max  12V ,

IC max  500mA , Pt max  340mW , h fe  100 , dan suhu maksimal = 70


0
C. Sedangkan jenis 2 SB 56 (Jepang) adalah transistor pnp dengan
VCB max  30V , VEB max  12V , VCE max  30V , IC max  150mA ,

Pt max  150mW , h fe  80 (sering disebut ), dan suhu maksimal = 75


0
C. Untuk menggunakan atau mengoperasikan transistor, harus diperhatikan
harga
maximal rating yang disebutkan di atas agar transistor tidak rusak
(break down).

2
Gambar 1.1 Susunan dan simbol transistor
Dalam penggunaan transistor, dikenal tiga konfigurasi rangkaian, yaitu
basis ditanahkan, emitor ditanahkan dan kolektor ditanahkan, dengan masing-
masing kelebihan dan kekurangannya. Polaritas sumber tegangan yang
diberikan pada transistor pnp berbeda dengan transistor npn.
Misalkan suatu transistor npn dengan konfigurasi emiter ditanahkan.
(Gambar 2a).
 Resistor R1 dan R2 membentuk rangkaian pembagi tegangan yang membuat
tegangan di titik P mempunyai harga tertentu.
 Arus I B (dapat dilihat amperemeter I B ) akan mengalir dari emiter ke titik P,

sedang harga RB dipilih agar I B tidak melebihi maximal rating yang


diperbolehkan bagi transistor tersebut.
 Arus kolektor I C (dapat dilihat pada amperemeter I C ) akan mengalir dari

emiter menuju kolektor dan terus ke  VCC .

 Harga RC harus diambil sehingga IC  VCC / RC tidak melebihi maximal

ratingi untuk I C . Tetapi harga I C tidak hanya ditentukan oleh VCC / RC saja,

3
juga ditentukan oleh harga I B . IC  h fe I B   I B . Jadi untuk I B  0,1mA

dan h fe  100 , maka IC  0.1 100  10mA .

 Rumus umum yang sering digunakan untuk menentukan tegangan keluaran


VCE adalah : VCC  IC RC  VCE . VCE adalah tegangan antara kolektor-
emitor (dapat dilihat pada voltmeter VCE ).

 I C bergantung pada I B , sedangkan IB ditentukan oleh RB . Sehingga harga

IB dapat diubah-ubah dengan mengubah harga RB (potensiometer)

Gambar 1.2 (a) Rangkaian transistor emitor ditanahkan


(b) Lengkung ciri statik keluaran transistor emitor ditanahkan.

Dari grafik lengkung ciri statik keluaran diperoleh :

 Untuk nilai IB tertentu akan diperoleh nilai I C tertentu pula. Jadi nilai I C

dan VCE dapat diperoleh dari nilai I B dan RC .


Suatu transistor jika belum diberikan suatu isyarat masukan, maka arus
I E dan I C adalah arus searah, dimana keadaan ini disebut keadaan q atau
keadaan tenang.

4
Misalkan nilai VCC ditentukan sebesar 12 V, RC sebesar 2k.

 Jika nilai I B  0 maka nilai IC  h fe I B  0

 Dari persamaan VCC  IC RC  VCE , jika IC  0 maka VCE  VCC , dan jika

VCE  0 maka IC  VCC / RC  12V / 2k  6mA . Garis yang menghubungkan

kedua titik tersebut pada pada lengkung ciri keluaran statik (Gambar 1.2b)
disebut garis beban.
 Agar arus dan isyarat keluaran tanpa isyarat masukan ini simetrik dan tanpa
cacat, maka titik q dipilih ditengah-tengah garis beban (Gambar 1.3), sehingga
VCE  VCE (q) dan IC  IC (q) .

 Harga IC (q) dan VCE (q) jika dikalikan akan diperoleh daya lesapan pada
transistor. Daya lesapan ini harus lebih kecil dari daya lesapan maksimum
yang dapat diterima oleh transistor.
VCC  IC RC  VCE , dengan IC  h fe I B (q) . Untuk transistor 2 SB 56 ditentukan

h fe  80 dan I B dipilih kira-kira 25A, maka

 IC  IC (q)  80  25μA  2000μA  2mA dan

VCE  VCE (q)  VCC  IC (q) RC  12V  2mAx2kΩ  8V

Gambar 1.3 Lengkung ciri statik keluaran beserta gari beban dan titik q

5
 Pada keadaan IC (q1) dan VCE (q1) dikatakan transistor dalam keadaan jenuh,
sedang pada keadaan I C (q2 ) dan VCE (q2 ) dikatakan transistor dalam keadaan

terputus (cut off).


Nisbah arus keluaran I C dan arus masukan I B atau penguatan arus untuk

konfigurasi transistor emitor ditanahkan disebut h fe   .Sedangkan untuk

penguatan arus pada konfigurasi transistor basis ditanahkan disebut h fb   .

Hubungan antara kedua besaran tersebut adalah    / 1    .

III. Alat dan Bahan


1. Transistor tipe pnp (2 SB 56) dan transistor tipe npn (AC 127)
2. Ampermeter
3. Volmeter
4. Resistor-resistor
5. Resistor variabel
6. Kabel penghubung
IV. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan dan gambarkan yang dimaksud dengan konfigurasi transistor
basis ditanahkan, emitor ditanahkan dan kolektor ditanahkan.
2. Suatu transistor dengan konfigurasi basis ditanahkan menggunakan
VCC  12V , dan VEE  12V dan RC  2kΩ . Buatlah garis beban

rangkaian tersebut dan tentukan harga tahanan RE yang harus dipasang


agar diperoleh I E (q)  2,5mA .
3. Definisikan daerah-daerah berikut dalam transistor (a) aktif, (b)
kejenuhan, (c) terpotong.

6
V. Prosedur Percobaan
A. Konfigurasi transistor emitor ditanahkan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini (Gambar 1.4).
RB1  25K , RC  1K dan 270
2. Ukurlah besaran-besaran seperti dalam tabel di bawah ini. Untuk memperoleh
IB dengan cara memutar-mutar RB1

Gambar 1.4 Konfigurasi emitor ditanahkan

Tabel 1.1. Data hasil pengukuran percobaan A


RC = 1K RC = 270
IB (A)  IB IC  IC VCE IC  IC VCE
40
50
75
100
125
150

3. Gantilah transistor dengan jenis npn AC127, ulangi prosedur 1 dan 2.


Perhatikan, polaritas sumber tegangan harus dibalik.

7
B. Konfigurasi transistor basis ditanahkan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini (Gambar 1.5).
RB1  25K , RC  470 dan 680

Gambar 1.5 Konfigurasi Basis Ditanahkan


2. Ukurlah besaran-besaran seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1.2 Data hasil pengukuran percobaan B
RC = 470 RC = 680
IE (A)  IE IC  IC VCB IC  IC VCB
40
50
75
100
125
150

VI. Tugas
Percobaan A
1. Buatlah grafik lengkung ciri keluaran dan garis beban transistor untuk kedua nilai
resistor RC yang digunakan

8
2. Hitung harga h fe () untuk titik q yang berada ditengah garis beban dengan RC =

270, dimana   IC / I B .


VEC

Percobaan B
1. Buatlah grafik lengkung ciri keluaran dan garis beban transistor untuk kedua nilai
resistor RC yang digunakan
2. Hitung harga h fb () untuk titik q yang berada ditengah garis beban dengan RC =

470 dimana   IC / I E .


VBC

3. Cocokan harga  yang terhitung dari percobaan A (langkah 1 dan 2) dengan harga
 yang terhitung berdasarkan persamaan    / 1    . Jelaskan!

Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung

9
PERCOBAAN II
PENGUAT TRANSISTOR

I. Tujuan Percobaan
Tujuan instruksional umum
Mempelajari prinsip kerja penguat transistor
Tujuan instruksional khusus
a. Menentukan gain dari penguat transistor
b. Menentukan selisih fase input dan output
c. Menentukan faktor penguatan arus
II. Teori Ringkas
Dalam menggunakan sebuah catu daya tunggal untuk penguat transistor, kita
dapat menggunakan konfigurasi seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Penguat konfigurasi emiter ditanahkan dengan catudaya tunggal

Basis dibiaskan pada sebuah operasi linier dengan R1  R2 sebagai rangkaian

pembagi tegangan. Resistansi basis RB sebanding dengan kombinasi paralel R1 dan

R2 , yaitu :

10
R1R2
RB  (2.1)
R1  R2

Nilai tahanan RB seharusnya lebih besar dibandingkan dengan nilai hie . Tegangan
pada basis adalah :
R2
VB  VCC (2.2)
R1  R2
dan
VBE  VB  VE (2.3)
Penguatan transistor dapat dihitung dengan :
Vo
G (2.4)
Vi

Arus yang melewati hambatan R1 dan R2 dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan :
VCC  VB
I R1  (2.5)
R1
VB
I R2  (2.6)
R2

Menghitung arus basis ( I B )


I R1  I B  I R2

I B  I R1  I R2 (2.7)

Arus pada kolektor ( I C )


V RC VCC  VC
IC   (2.8)
RC RC

Faktor penguatan arus (  ) transistor


IC
 (2.9)
IB

11
III. Alat dan Bahan
a. Sinyal generator
b. Osiloskop
c. Catudaya
d. Multimeter
e. Transistor Si BC 108
f. Kapasitor 0,1F
g. Resistor-resistor
h. Kabel penghubung
IV. Tugas Pendahuluan
a. Hitung nilai R B , V B dan gain tegangan dari komponen penguat transistor yang
digunakan
b. Tentukan nilai I R1 , I R2 , IC dan faktor penguatan arus dari analisa komponen

penguat transistor

V. Prosedur Percobaan
A. Pengukuran gain tegangan
1. Aturlah sinyal generator sebagai berikut : Frekuensi : 1KH, Bentuk
gelombang : sinus, Tegangan keluaran : 0V dan Pelemah : -40dB
2. Aturlah osiloskop sebagai berikut : Sakelar AC-DC : DC, Sumbu Waktu : 0,2
ms/div, Taraf Nol : bawah, Kepekaan Vertikal : 0,1 V/div
3. Buatlah rangkaian seperti Gambar 2.1
4. Ukurlah dengan kanal Y osiloskop :
(a) V E , (b) V B , (c) VC , (d) VBE  VB  VE , (e) Dioda Basis-Emitor
mendapat panjaran …..
5. Aturlah sinyal generator agar mengeluarkan tegangan isyarat ( Vi ) sebesar
20mVpp
6. Ukurlah nilai-nilai untuk :

12
1. Komponen tegangan searah pada VB
2. Komponen tegangan bolak-baliknya (Vpp)
3. Waktu periode isyarat Ti
7. Gambarlah pada kertas grafik hasil yang diperoleh dari osiloskop.
8. Ukurlah tegangan keluaran (Vo).
9. Naikkan frekuensi isyarat masukan Vi menjadi 200 KHz., dengan tegangan
tetap 20mVpp.
10. Ukur tegangan keluarannya (Vo)
B. Mengukur selisih fase antara sinyal keluaran dan isyarat masukan
1. Atur kembali agar isyarat masukan berkfrekuensi 1KHz
2. Hubungkan kanal X osiloskop pada tegangan keluaran (Vo), kanal Y
pada isyarat masukan Vi. Saklar sumbu waktu diletakkan pada EXT.H,
sakelar AC-DC pada AC.
3. Gambar pada kertas grafik hasil yang diperoleh dari osiloskop
C. Faktor penguatan arus
1. Isilah data yang diperoleh pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Data hasil pengukuran
Tegangan searah VCC
Tegangan kolektor VC
Tegangan basis VB

VI. Tugas
Percobaan A
a. Hitung penguatan tegangan bolak-balik dari hasil yang diperoleh pada langkah 1
sampai 8
b. Hitung kembali penguatan dari hasil yang diperoleh pada langkah 9 dan 10
Percobaan B
Tentukan pergeseran fase antara isyarat masukan dan keluaran

13
Percobaan C
1. Hitung penguatan tegangan
2. Hitung IB dengan menggunakan persamaan (7)
3. Hitung IC dengan menggunakan persamaan (8)
4. Hitung faktor penguatan arus (  ) transistor dengan menggunakan persamaan (9)

Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung

14
PERCOBAAN III
PASANGAN DARLINGTON

I. Tujuan Percobaan
Tujuan instruksional umum
Mempelajari prinsip kerja penguat gandengan langsung khususnya hubungan
Darlington
Tujuan instruksional khusus
a. Menentukan faktor penguatan arus pada hubungan Darlington
b. Menentukan penguatan tegangan pada hubungan Darlington
II. Teori Ringkas
Suatu bentuk penguat gandengan langsung seperti pada Gambar 3.1 di bawah
ini dimana emitor dari suatu transistor dihubungkan dengan basis pada transistor
berikutnya

Gambar 3.1 Penguat gandengan langsung

Dari gambar diperoleh bahwa :


I C   2 I B2   2 I E1   2 1  1 I E1

Akibatnya kedua transistor di atas dapat dianggap sebagai satu transistor dengan

15
 total   2 1  1   1  2
penguatan arus (3.1)
Penguatan dapat dihitung dengan persamaan :
Vo
G (3.2)
Vi
III. Alat dan Bahan
a. Sinyal generator
b. Osiloskop
c. Catudaya
d. Multimeter
e. Transistor Si BC 108
f. Kapasitor 4,7F
g. Resistor-resistor
h. Kabel penghubung
IV. Tugas Pendahuluan
Hitung nilai G dengan analisis rangkaian jika 1   2  100 dan

hie1  hie2  25 


V. Prosedur Percobaan
A. Pengukuran gain tegangan
1. Aturlah sinyal generator sebagai berikut : Frekuensi : 1KH, Bentuk
gelombang : sinus, Tegangan keluaran : 0V dan Pelemah : -40dB
2. Aturlah osiloskop sebagai berikut : Sakelar AC-DC : DC, Sumbu Waktu :
0,2 ms/div, Taraf Nol : bawah, Kepekaan Vertikal : 0,1 V/div
3. Buatlah rangkaian seperti Gambar 3.1
4. Ukurlah dengan kanal Y osiloskop :
(a) V B1 , (b) V B 2 , (c) VC , (d) VCC .

16
5. Aturlah sinyal generator agar mengeluarkan tegangan isyarat ( Vi ) sebesar
20mVpp pada kanal Y osiloskop
6. Tentukan besar tegangan keluaran (Vo) dengan melihat hasilnya pada kanal
X osiloskop.

B. Tugas
a. Hitunglah IR1, IR2, IB dan IC dengan menggunakan persamaan (2.5, 2.6,
2.7, dan 2.8) untuk langkah 1 sampai 4
b. Tentukan penguatan arus pasangan Darlington
c. Hitunglah penguatan tegangan (G) dengan menggunakan persamaan (3.2)
untuk langkah 5 sampai 6

Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung

17
PERCOBAAN IV
PENGUAT OPERASIONAL DAN
INTEGRATOR DIFFERENSIATOR

I. Tujuan Percobaan
1. Menyelidiki sifat-sifat dasar dan batas-batas operasi suatu penguat operasional
2. Mengetahui cara mengukur tegangan offset dan cara menanggulanginya.
3. Mendesain penguat operasional sebagai penguat tegangan
4. Menyelidiki, merancang dan mencoba operasi penguat operasional sebagai
integrator dan differensiator.
5. Membuat grafik tanggapan amplitudo integrator dan differensiator penguat
operasional.

II. Alat dan Bahan


1. Signal generator
2. Osiloskop
3. Catudaya DC
4. Multimeter
5. IC 741
6. Resistor-resistor
7. Kapasitor
8. Kit/break board
9. Saklar
10. Kabel penghubung
III. Tugas Pendahuluan
1. Tulislah sifat-sifat penguat operasional yang ideal.
2. Carilah spesifikasi Penguat Operasional 741 sebagai berikut :
a. Voltage maksimum

18
b. Arus keluaran maksimum
c. Gain tegangan signal besar
d. Arus input bias
e. Arus input offset
f. Hambatan input
3. Buatlah rangkaian dan turunkan persamaan penguatannya dari masing-
masing penguat berikut :
a. penguat membalik (inverting)
b. penguat tidak membalik
c. penguat selisih
4. Jelaskan sifat tegangan offset, bagaimana pengaruhnya pada signal
keluaran dan bagaiman cara mengatasinya.
5. Jelaskan keistimewaan dari rangkaian penyangga tegangan.
6. Gambarkan rangkaian dasar integrator dan differensiator yang
menggunakan penguat operasional dengan menentukan sendiri komponen-
komponen yang digunakan.
7. Turunkan fungsi alih dari :
1. pengintegral penguat operasional
2. pendifferensial penguat operasional
8. Rancang rangkaian penguat logaritmik dengan menentukan sendiri
komponen-komponennya.

IV. Prosedur Percobaan


A. Penguat membalik (inverting)
1. Buatlah rangkaian sebagai berikut :

19
Gambar 4.1 Penguat membalik
2. Sebelum signal generator on, hubungkan kedua kutub masukan dengan
menghubungkan saklar S2 dan ukur tegangan offset (Voffset)
3. Jika Voffset tidak sama dengan nol, lakukan cara menghilangkan sesuai dengan
pada tugas pendahuluan.
4. On-kan signal generator dan hubungkan saklar S1, lalu pilih signal bentuk
sinusoidal dengan frekuensi seperti pada tabel (4.1) serta pilih tegangan masukan
signal generator tertentu yang sesuai/dapat diukur.
5. Ukur tegangan masukan ViPP dan tegangan keluaran VoPP dan catat hasilnya dalam
tabel (4.1)

Tabel 4.1. Data pengukuran penguat membalik

Gain Frekuensi ViPP VoPP Gain


No. R1 () R2 ()
(KV teori) (Hz.) (Volt) (Volt) (KV )
1 10
2 100
3 1K
4 100K
5 1M

20
6 10M

B. Penguat tidak membalik (non inverting)


1. Buatlah rangkaian sebagai berikut :

Gambar 4.2 Penguat tidak membalik


2. Lakukan prosedur seperti petunjuk percobaan A.
C. Integrator
1. Buat rangkaian seperti gambar (4.3) di bawah ini dan hitunglah tetapan
waktunya.

Gambar 4.3 Rangkaian integrator


2. On-kan signal generator dan pilih bentuk sinyal sinusoidal.

21
3. Ubah frekuensi signal dari frekuensi kecil (sekitar 5 Hz.) sampai orde MHz.
Dan lakukan pengukuran tegangan masukan dan keluaran pada tiap perubahan
menggunakan osiloskop.
4. Catat hasil percobaan pada tabel (4.3) berikut :

Tabel 5.1. Data pengamatan integrator

Frekuensi ViPP VoPP Gain (KV ) Gain (Kv)


No.
(Hz.) (Volt) (Volt) (Kali) (dB)
1 5
2 10
3 100
4 1K
5 10K
6 100K
7 …

D. Differensiator
1. Buat rangkaian seperti gambar (5.2) di bawah ini.

22
Gambar 4.4 Rangkaian differensiator
2. Lakukan prosedur seperti petunjuk percobaan A.
V. Tugas
Percobaan A
1. Lengkapi tabel (4.1)
2. Pada grafik log-log yang sama, tunjukkan gain vs frekuensi
3. Hitunglah hasil perkalian gain-bandwith penguat opersional ini.
Percobaan B
1. Lengkapi tabel hasil pengamatan.
2. Gambar grafik hubungan gain vs frekuensi
3. Jelaskan keuntungan penguat tidak membalik dibandingkan dengan penguat
membalik.

Percobaan C
1. Lengkapi tabel (4.3)
2. Gambarkan bagan Bode tanggapan amplitudonya.
Percobaan D
1. Lengkapi tabel hasil pengamatan.
2. Gambarkan bagan Bode tanggapan amplitudonya

Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung.

23
PERCOBAAN V
OSILATOR
I. Tujuan Percobaan
1. Merancang osilator RC yang dapat menghasilkan frekuensi tertentu
2. mengetahui prinsip kerja osilato LC (osilator Hartley)
3. Merancang dan menggunakan osilator relaksasi

II. Alat dan Bahan


1. Signal generator
2. Osiloskop
3. Catudaya DC
4. Multimeter
5. Amperemeter
6. IC 741
7. Resistor-resistor
8. Hambatan geser
9. Transistor
10. Kapasitor
11. Loadspeaker
12. Transformator (OT)
13. Kit/break board
14. Saklar
15. Kabel penghubung
III. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan prinsip kerja osilator jembatan RC dan bagaimana menentukan
frekuensi osilasinya.
2. Jelaskan syarat terjadinya osilasi pada osilator jembatan Wien dan turunkan
persamaannya.

24
3. Gambarkan rangkaian dasar untuk osilator Hartley dan tuliskan syarat
terjadinya resonansi serta turunkan persaman untuk menghitung frekuensi
resonansi.
4. Sebutkan perbedaan pokok antara osilator RC, osilator LC dan osilator
relaksasi.
IV. Prosedur Percobaan
A. Osilator RC (osilator jembatan Wien)
1. Buat rangkaian seperti gambar (5.1) di bawah ini.
2. Geser hambatan R1 dan R2 hingga diperoleh signal pada keluarannya Vo.
3. Catat besarnya tegangan keluaran Vo dan frekuensi signal yang terlihat pada
osiloskop.
4. Catat hasil percobaan pada tabel (5.1) berikut :
Tabel 5.1. Data pengamatan osilator RC
R C R R G V f f
( ( 1 2 a o

  ( ( i P t t
) F   n P e e
) ) ) ( o o
( V r r
K o i i
29
V l ( (
) t H H
( ) z z
K . .
a ) )
l
i
Gambar 5.1 Rangkaian osilator RC
)

25
B. Osilator LC
1. Buat rangkaian seperti gambar (5.2)
2. Hubungkan saklar S1 dan atur hambatan geser Vr sehingga
diperoleh/terdengar suara putus-putus pada speaker yang intervalnya
mudah diamati.
3. Amati bentuk dan frekuensi keluaran pada osiloskop
4. Amati perubahan skala pada A1 dan A2, ketukan suara dan bentuk signal
pada osiloskop.
5. Ukur harga impedansi L1 dan L2.

Gambar 5.2 Rangkaian osilator LC

C. Osilator relaksasi dengan picu Shmitt


1. Buat rangkaian seperti gambar (5.3) di bawah ini.

Gambar 5.3 Rangkaian osilator relaksasi

26
2. Pilih signal bentuk sinusoidal dengan frekuensi tertentu
3. Amati bentuk masukan dan keluaran menggunakan osiloskop
4. Gambar hasil yang terlihat pada layar osiloskop
5. Ubah frekuensi signal ke yang lebih besar, lalu lakukan seperti langkah
(2,3,4)
6. Ubah bentuk signal menjadi bentuk persegi dan lakukan seperti langkah
(2,3,4,)
7. Ubah bentuk signal menjadi bentuk gigi gergaji, lalu lakukan seperti langkah
(2,3,4)

V. Tugas
Percobaan A
1. Lengkapi tabel (5.1)
2. Bandingkan frekuensi signal yang dihasilkan dengan frekuensi hasil perhitungan
menurut teori W  1 / RC
3. Bandingkan R1 dan R2 serta cocokkan dengan teori.
Percobaan B
4. Berikan penjelasan prinsip kerja rangkaian osilator LC berdasarkan pengamatan
5. Dari harga impedansi yang diperoleh, cocokkan hasil perhitungan dari data
pengamatan dan teori.
6. Gambarkan bagan Bode tanggapan amplitudonya

Percobaan C
1. Bandingkan hasil pengamatan anda dan jelaskan.

27
Daftar Pustaka
S. Wasito, 1988, Percobaan-percobaan laboratorium, PT ELEX Media Komputindo,
Jakarta
S. Wasito, 1989, Vademekum Elektronika, PT Gramedia, Jakarta
Sutrisno, 1987, Eletronika Teori dan Penerapannya, ITB, Bandung

28
PERCOBAAN VI

BALIKAN TEGANGAN SERI

I. Tujuan Percobaan

Tujuan Instruksional Umum


Memahami prinsip kerja penguat balikan khususnya penguat balikan tegangan
seri.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Menentukan besarnya penguatan lingkar buka (K v,lb ) pada rangkaian
tanpa penguat balikan tegangan seri.
2. Menentukan besarnya penguatan lingkar tutup (Kv,lb ) pada rangkaian
penguat balikan tegangan seri.
3. Menentukan karakteristik penguat balikan tegangan seri.

II. Teori Ringkas


Usaha untuk mcngembalikan sebagian isyarat keluaran kepada masukan
disebut balikan (feed-back) Baiikan yang dipasang untuk memperlemah isyarat
masukan disebut balikan negatif, sedangkan balikan yang dipasang untuk.
memperkuat isyarat masukan disebut balikari positif. Secara umum balikan dapat
dibahas dengan menggunakan diagram blok seperti gambar berikut

33

29
Pada gambar (a) dan (b) terdapat dua macam penguat, yakni :
 Penguat (a) merupakan penguat lingkar terbuka (open loop).
Penguatan tegangannya disebut penguatan lingkar terbuka (open loop gain )
dan kita nyatakan sebagai Kv,lb Pada keadaan semacam int isyarat keluaran
Vo = Kv,lb Va.
 Penguat (b) menunjukkan rangkaian balikan tegangan yang disimbolkan dengan
fiv Rangkaian balikan ini mengembalikan sebagian tegangan dari tegangan
isyarat keluaran sebesar V, = fiv V. kembali ke masukan. Besaran fiv = V0 IV,
disebut faktor balikan.

Untuk penguat tanpa balikan diperoteh solusi penguatan sebesar :

Sedangkan untuk penguat dengan balikan tegangan diperoteh solusi penguatan sebaga
34
berikut :

Dalam praktek rangkaian balikan seringkati dikelompokkan menjadi 4 , yakni:

 Balikan tegangan seri

30
 Balikan arus paralel

 Balikan tegangan paralel

 Balikan arus seri

Pada rangkaian balikan tegangan seri. hambatan R, (pembalik) dipasang seri dengar
keluaran yang dipandang berhubungan sinykat dengan tanah, sehingga:
Kv,lb = VolVlb dengan

Sehingga diperoteh penguatan Iingkar tertutup sebesar:

dengan pendekatan bahwa maka:

Besarnya hambatan masukan pada keluaran Iingkar tutup balikan tegangan yang
besarnya adalah:
( )

III. Alat dan bahan


1. Sinyal generator
2. Osiloskop (Multimeter)
3. Catu Daya
4. TR BC 109 dan BC BC 178 (tipe TUN dan Tipe TUP)
5. Resistor
6. Papan rangkaian
7. Kabel penghubung

31
IV. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan penguat lingkar terbuka?
2. Jelaskan fungsi pemakaian balikan negatif dan balikan positif dalam
suatu rangkaian
3. Bagaimanakah pengaruh balikan terhadap impedansi keluaran dan
36
impedansi masukan?

V. Prosedur Percobaan

A. Rangkalan Balikan Tegangan Seri

1. Menghubungkan rangkaian penguat dengan power supply 15 volt dc


sinyal generator dan osiloskop seperti pada Gambar 7 2 di bawah ini

a. V, dihubungkan dengan probe dari CH1 dan V, dihubungkan dengan probe


CH2.
b. Vcc dihubungkan dengan power supply 15 V dc
2. Mengatur tombol-tombol osiloskop, yakni :
a. Atur masukan pada CH1 dan keluaran pada CH2.
b. Letakkan mode pada dual untuk menampilkan gelombang masukan dan
keluaran secara bersamaan.

32
c. Atur coupling pada AC, source pada Line dan Holdoff pada Auto.

3. Menghidupkan Sinya! Gegehator dan mengatur frekuensi masukan pada


penguat slur pelemah dan amplitudci sinyal masukan.

4. Hidupkan Power Supply dengan tegangan keluaran 15 Volt. Hubungkan


dengan rangkaian penguat balikan.

5. Lakukan pengamatan untuk amplitudo sinyal masukan yang bervariasi, mulai


dari amplitudo kecil ke amplitudo yang besar.

6. Lakukan pengukuran mulai dari frekuensi 100 Hz hingga 4000 Hz sesuai


dengan jumlah data yang yang diperlukan.

7. Tulislah hasil pengamatan/pengukuran pada Tabel 7.1


Tabel 7.1 Hasil Pengamatan percobaan A

Masukan keluaran
Frekuensi PG T/d
TG TG
(Hz) Volt/div Volt/div (time/div) (ms)
(V/div) (V/div)

B. Rangkaian Tanpa Baiikan Tegangan Seri


1. Ulangi langkah A 1 hingga A 5 dengan memutustkan hambatan RF
2. Tulislah hasil pengamatan/pengukuran pada Tabel 7 2.

Masukan keluaran
Frekuensi PG T/d
TG TG
(Hz) Volt/div Volt/div (time/div) (ms)
(V/div) (V/div)

Tabel 7.2 Hasil pengamatan percobaan B

33

Anda mungkin juga menyukai