Kulit Dan Kelamin 12
Kulit Dan Kelamin 12
1. SIFILIS
Sifilis Primer
Sifilis sekunder
Sifilis Laten Dini
Sifilis Lanjut
Sifilis Kongenita
Sifilis Sekunder
SIFILIS SEKUNDER
- lesi dikulit
A. SK dini (praecox)
B. SK lanjut (Tarda)
VDRL
TPHA
SPHA IgM
6. Konsultasi : Dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter THT, dokter syaraf
Sifilis Kongenital
2. Kriteria diagnosis : Disuria polakisuria keluar di tubuh purulen. Geli dan gatal
distal uretra. Orefisium uretra externum merah, odema dan
ectropiom. Pembesaran kel.limfa inguinal
3. Diagnosis banding : 1. Uretritis non gonore
2. Uretritis O.K trauma
3. Benda asing disaluran
4. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium
Sediaan langsung dengan pewarnaan gram
Pembiakan (kultur)
Golongan Quinolone
8. Penyulit : dapat menularkan infeksi pada istri dan bayi yang dilahirkan
melalui vagina dan steril
- uji frei
- uji STS
5. Konsultasi : Dokter spesialis kulit dan kelamin dan dokter spesialis pau
- Lymphogranuloma venerium
- Herpes genitalis
- biopsy
- Phimosis
2. Kriteria diagnosis : -Flour albus cairan kental putih pada vagina dan dinding
serviks
- dypareunia
- KOH
- itrakonazol 2x 200mg
12. Output : sembuh total, pada penderita diabetes dan kehamilan menjadi
kronis
2. Kriteria diagnosis : - Sering tanpa keluhan yang nyata dapat disertai gatal dan agak
sakit di dalam penis/vagina
2. Gonore
3. Kandidiasis vagina
- Herpes Rekuren
2. ulkus molle
3. skabies
- pemeriksaan STS
- larutan podophilin
- Elektrodisikasi
a. Diagnosis
dermatitis atopic
b. Kriteria diagnose
sangat gatal-stigmata atopic kronis residif. Umur 2 bulan – 2 tahun, umur 4-10
tahun. Umur > 12 tahun. Simetris dikedua : pipi, fosakubiti, poplitea. Morfologi :
polimorfi ( eritema, papul, vesikel, erosi eksoriasi, skuama, krusta).
c. Diagnosis banding
dermatomikosis.
d. Pemeriksaan penunjang
Bila curiga dermatomikosis lakukan kerokan kulit dengan KOH 10 %
(menyingkirkan diagnosis).
e. Konsultasi
Pada dermatitis atopic yang berat konsultasi pada spesialis kulit, paru dan THT.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
o Umumnya hindarkan alergi penyebab yang dicurigai
o Farmakologi :
Sistemik : Anti histamine, berat kortikosteroid. Local : bila basah :
kompres, agak basah : krim kortikosteroid, kering : salep kortikosteroid.
h. Penyulit
Karena kronis dapat terjadi kerato konus. Infeksi sekunder asma bronkiale, rhinitis
alergi. Dependen terhadap steroid.
i. Informed consent
Perlu, sesuai indikasi.
j. Lama perawatan
Penyakit atopic memerlukan observasi lebih lama karena risidif.
k. Masa pemulihan
1 minggu
l. Output
Dermatitis atopic : kronik residif
m. Patologi anatomi
Tidak perlu
n. Autopsy
Tidak perlu.
1. Dermatitis seboroik
a. Diagnosis
Dermatitis seboroik
b. Criteria diagnose
Gatal kronik – residif bayi, anak 6-10 tahun, dewasa 18-40 tahun. Tempat
predileksi : kulit kepala, alis, daerah nasolabial, belakang telinga, lipatan buah
dada, pre-sternal, ketiak, umbilicus, sifat bokong, lipat paha skrotum. Morfologi :
skuama kering atau basah, krusta kekuning-kuningan.
c. Diagnosis banding
Psoriasis, pitiriasis rosea, dermatomikosis
d. Pemeriksaan penunjang
Bila curiga dermatomikosis, lakukan kerokan kulit dengan KOH 10%
(menyingkirkan diagnosis)
e. Konsultasi
Pada dermatitis seboroika yang berat konsultasi pada spesialis kulit.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
Umum : diet rendah lemak, farmakologi : sistemik (antihistamin, pada kasus berat
ditambah kortikosteroid, singkat, dosis rendah, ring off). Lokal : preparat
kortikosteroid, sampo : selenium sulfide.
h. Penyulit
Infeksi sekunder, dependen terhadap kortikosteroid.
i. Informed consent
Tidak perlu.
j. Lama perawatan
Observasi agak lama karena kronik residif.
k. Masa pemulihan
1-2 minggu.
l. Output
Dermatitis seboroik : kronik residif
m. Patologi anatomi
Tidak perlu.
n. Autopsy
Tidak perlu.
10. DERMATITIS KONTAK
a. Diagnosis
Urtikaria.
b. Kriteria diagnosis
Edema setempat (urtika) yang berwarna kemerahan atau keputihan. Lesi tiba-tiba
dan menghilang dengan cepat. Kadang-kadang disertai panas dan gatal.
c. Diagnosis banding
Dermatitis kontak.
d. Pemeriksaan penunjang
Tes temple dan pemeriksaan darah : dif, cout.
e. Konsultasi
Spesialis kulit dan kelamin, THT, dan Gigi.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
Umum : yang penting hindari penyebab. Sistemik : anti histamine ditambah
dengan kortikosteroid. Lokal : tidak perlu.
h. Penyulit
Angiodema, edema tidak hanya dikutis saja tetapi sampai di subkutis,
ketergantungan steroid, efek samping steroid.
i. Informed consent
Kadang-kadang perlu jika penyebabnya obat.
j. Lama perawatan
Beberapa jam.
k. Lama pemulihan
24-48 jam.
l. Output : kronis – residif
m. Patologi anatomi : tidak perlu
n. Autopsy : tidak perlu.
12. DERMATITIS EKSFOLIATIVA
a. Diagnosis
Dermatitis eksfoliativa.
b. Kriteria diagnose
Eritema universalis dengan / tanpa skuama kasar. Suhu kulit lebih panas,
menggigil.
c. Diagnosa banding
Ada beberapa penyebab eritroderma (underlying discase) sebaiknya dicari –
(psoriasis, Dermatitis seboroik, drug eruption, D. kontak, keganasan).
d. Pemeriksaan penunjang
Biopsy kelenjar dan kulit bila ada kecurigaan keganasan.
e. Konsultasi
Spesialis kulit dan kelamin, penyakit dalam, THT dan Gigi.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat inap segera dengan pengawasan spesialis kulit dan kelamin.
g. Terapi
Sistemik : prednisone 20-30 mg/perhari, tapering off bila lebih 2 minggu,
substitusi synacten, KCL, diet, TKTP, rendah garam.
Local : emolien dioleskan berselang-seling pada sebagian (40%) luas permukaan
kulit.
h. Penyulit
Gangguan faal kulit, keganasan sindrom sezary. Ketergantungan steroid, efek
samping steroid.
i. Informed consent
Perlu.
j. Lama perawatan
2-4 minggu
k. Lama pemulihan
2-4 minggu.
l. Output
Sembuh parsial, kronik residif
m. Patologi
Untuk konfirmasi diagnostic penyebab.
13. SINDROM STEVENS JOHNSON
a. Diagnosis
Sindrom stevens Johnson.
b. Kriteria diagnosis
Adanya kaitan pemakaian obat sebelumnya atau infeksi sebelum timbul kelainan
kulit. Trias : kelainan mata. Kulit dan mukosa eritema, irishformis, papul, vesikel,
dan purpura lesi kulit timbulnya akut tersebar simetris, generalisata.
c. Diagnosis banding
Nekrolisis epidermal toksik (NET), DHF (dangue Hoemmoerlogic Faver).
d. Pemeriksaan penunjang
Bila ada purpura periksa darah rutin, Ht, trombosit, waktu perdarahan, waktu
pembekuan, rumple – peeda. Anjuran : kultur darah.
e. Konsultasi
Spesialis kulit, Mata, THT, Penyakit Dalam dan ICU.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat inap segera diruangan isolasi yang steril atau ICU.
g. Terapi
Umum : hentikan obat yang di curigai, atasi keadaan gawat darurat, bila syok
perlu infuse untuk mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, pada
perdarahan berikan transfuse.
Sistemik : deksametason 6x5 mg, intravena, lakukan tapering off, antibiotic
garamisin atau eritromisin, antihistamin bila ada indikasi.
Local : bergantung kelainan kulit, bedak talk, kompres, krim atau salep.
h. Penyulit
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, respiratory dan elektrolit,
respiratory distress syndrome. Kortikosteroid tinggi dapat “drug induced DM”.
i. Informed consent
Perlu.
j. Lama perawatan
2 minggu.
k. Lama pemulihan
1 minggu.
l. Output
Sembuh dengan kelainan mata ringan sampai kebutaan. Dapat juga kematian.
m. Patologi anatomi
PA dan biopsy kulit untuk konfirmasi diagnosis pasti.
n. Autopsy
Jika terjadi kematian.
14. NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIL (NET)
a. Diagnosis
Nekrolisis epidermal (NET).
b. Kriteria diagnosis
Anamnesis : obat yang dipakai beberapa hari sebelum kelainan kulit timbul.
Kelainan kulit terutama berupa bula, erosi dan ekskoriasi. Terjadi akut dan
generalisata / universalis, nyeri bila disentuh, terdapat epidermalisis (tanda
nikolsky positif).
c. Diagnosis banding
Staphylococcus scalded skin syndrome, syndrome stevens Johnson.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan untuk menyingkirkan diagnosis SSSS yaitu : darah rutin (LED,
leukosit, kultur usapan tenggorok, kultur darah).
e. Konsultasi
Spesialis kulit, Mata, THT, Penyakit Dalam dan ICU. Sebaiknya ditangani oleh
tim disipliner.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat inap, segera diruangan isolasi yang steril atau bila dapat di ICU.
g. Terapi
Umum : segera hentikan obat-obatan yang dicurigai, berikan infuse untuk
mengganti cairan dan elektrolit hilang, transfuse darah bila ada indikasi.
Sistemik : deksametason IU 6 x 5 mg/hari kemudian dosis diturunkan perlahan-
lahan sesuai perbaikan. Antibiotic : garamicin atau eritromicin.
Topical : salep antibiotic atau dirawat seperti luka bakar.
h. Penyulit
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, dapat terjadi respiratory distress
dan sepsis. Akibat terapi kortikosteroid tinggi dapat terjadi “drug induced DM”
atau edema serebri dan efek samping lainnya.
i. Informed consent
Perlu.
j. Lama perawatan
2 minggu.
k. Masa pemulihan
2 minggu.
l. Output
Sembuh atau terjadi kematian
m. Patologi anatomi
PA dan biopsy kulit untuk memastikan NET.
n. Autopsy
Bila terjadi kematian.
15. PEMFIGUS VULGARIS
a. Diagnose
Pemfigus vulgaris.
b. Kriteria diagnosis
Keadaan umum buruk, kulit berlepuh, bula kendor, mudah pecah, spedermalisis.
Tanda nikolsky positif, hiperpigmentasi, terjadi secara kronis residif.
c. Diagnosis banding
Pemfigoid bulosa, dermatitis herpertiformis during.
d. Pemeriksaan penunjang
Biopsy kulit dan imunoflucesen langsung derosit IgG, komplemen dibatas dermo
epidermal, lab : kadar IgG di dalam serum > 1800.
e. Konsultasi
Spesialis kulit, THT, Alergi Imunologi Penyakit bila ada penyulit.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat inap segera dengan pengawasan spesialis kulit.
g. Terapi
Kortikosteroid dosis tinggi 60-100 mg/hari, tapering off disesuaikan dengan
kondisi klinis dan kadar IgG didalam darah, sampai dosis pemeliharaan, KCL,
anabolic, sitostatik pada kasus rekalsitrans.
h. Penyulit
Sepsis, kaheksia, gangguan keseimbangan elektrolit, drug induced DM akibat
steroid tinggi.
i. Informed consent
Perlu.
j. Lama perawatan
2-4 minggu.
k. Masa pemulihan
2-4 minggu.
l. Output
Sembuh parsial, selamanya dependen kortikosteroid dengan dosis pemeliharaan
yang sesuai.
m. Patologi anatomi
Pemeriksaan PA / imunofluoresensi langsung untuk diagnostic.
n. Autopsi
Bila ada indikasi.
16. AKNE VULGARIS
a. Diagnose
Akne vulgaris
b. Criteria diagnosis
Gangguan kosmetik. Lokasi di muka dapat meluas ke dada, punggung, lengan
atas. Gejala eritema, papul, pustule komedo, kulit muka berminyak. Ada pengaruh
hormonal, makanan berlemak atau pedas, kebesihan kulit muka.
c. Diagnosis banding
Dermatitis seboroik, rosasea.
d. Pemeriksaan penunjang
Tidak perlu.
e. Konsultasi
Spesialis Kulit (bila rekalsitrans atau timbul akne nodosa/kistik).
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
Sistemik : tetrasiklin, eritromisin.
Local : losi kumerfeldi.
Umum : kebersihan muka, diet lemak, makanan merangsang atau pedas.
h. Penyulit
Infeksi sekunder, menjadi berat : kistik, konglobata, fotosensitivitas tetrasiklin
i. Output
Sembuh parsial, meninggalkan sikatrik.
17. DERMATAPHYTOSIS
a. Diagnosa
Dermataphytosis. Disebabkan jamur dermatofita. Berdasarkan lokasi disebut :
tinea kapitis (dirambut dan kulit kepala), tinea korporis (dibadan), tinea manus
(ditangan), tinea kruris (dilipat paha), tinea pedis (dikaki), tinea unguim (dikuku)
dan tinea barbae (didaerah jambang atau jenggot).
b. Kriteria diagnosis
Rasa gatal, lesi berbentuk anular, sirsiner dan polisiklik berbatas tegas, meluas
secara sentrifugal dengan bagian tengah tenang dan bagian pinggir aktif terdiri
dari papul, vesikel, eritema, dan skuama.
Diagnosis banding : dermatitis seboroik, kandidiasis, psoriasis, dermatitis
numularis, ptiriasis rosea.
c. Pemeriksaan penunjang
Kerokan kulit dengan KOH 10 % (adanya hifa).
d. Konsultasi
Spesialis Kulit.
e. Perawatan rumah sakit
Rawat inap.
f. Terapi
Umum : menjaga kebersihan
Sistemik : griseofulvin 1 % 500 mg/hari, antihistamin (bila gatal)
Local : krim ketokonazole.
g. Penyulit
Infeksi sekunder
h. Informed consent
Tidak perlu.
i. Lama perawatan dan masa pemulihan : (-)
j. Output
Sembuh total, dapat kambuh bila ada faktor pencetus (kelembapan).
k. Patologi anatomi
Tidak perlu.
l. Autopsi
Tidak perlu.
18. KANDIDIASIS KUTIS
a. Diagnosis
Kandidiasis kutis, disebabkan oleh jamur candidia albicans.
b. Kriteria diagnosis
Mengenai daerah intertriginosa, misalnya : ketiak, lipat paha, lipat payudara dan
daerah perianal. Lesi eritem tertutup skuama putih. Sering ada lesi satelit (pustule-
putula kecil) diluar lesi utama, gatal.
c. Diagnosis banding
Eritrasma, dermatitis seboroik.
d. Pemeriksaan penunjang
Kerokan kulit dengan KOH 10 % (adanya pseudohifa dan spora bernas).
e. Konsultasi
Spesialis kulit, penyakit dalam (bila ada DM).
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
Umum : menghindari atau menghilangkan faktor-faktor predisposisi (kehamilan,
kegemukan, penyakit sistemik, hygiene yang jelek).
Sistemik : ketokonazole tablet
Topical : krim ketokonazole.
h. Penyulit
Infeksi sekunder, infeksi jamur meluas.
i. Informed consent
Tidak perlu.
j. Lama perawatan dan masa pemulihan : (-)
k. Output
Sembuh dapat relaps bila ada faktor predisposisi.
l. Patologi anatomi
Tidak perlu.
m. Otopsi
Tidak perlu.
19. PSORIASIS
a. Diagnosis
Psoriasis.
b. Kriteria diagnosis
Lesi macula atau plak eritematosa dengan skuama putih diatasnya. Sering terdapat
pada siku, lutut, kulit kepala dan sacrum. Bersifat kronik residif.
c. Diagnosis banding
Dermatofitosis, dermatitis seboroik, ptiriasis rosea.
d. Pemeriksaan penunjang
Biopsi kulit (untuk membantu menegakkan diagnosis), kerokan kulit dengan KOH
10 % (untuk menyingkirkan dermafitosis).
e. Konsultasi
Spesialis kulit, THT, psikiatri, gigi.
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
Sistemik : antihistamin, kadang-kadang perlu minor tranguillizer. Kortikosteroid
sistemik tidak dianjurkan (sering terjadi fenomena rebound yang dapat
berkembang menjadi eritroderma).
Topical : salep campuran yang terdiri dari ligour carbonas detergens 5 %, asam
salisilat 5 %. Pada lesi yang tidak terlalu luas dapat diberikan salep kortikosteroid.
h. Penyulit
Eritroderma
i. Informed consent
Tidak perlu.
j. Lama perawatan dan masa pemulihan : (-)
k. Output
Rekureus, kronik – residif.
l. Patologi anatomi
PA dari biopsi kulit untuk memastikan diagnosis.
m. Otopsi
Tidak perlu.
20. TINEA VESIKOLOR
a. Diagnosis
Tinea vesikolor, disebabkan oleh pityrosporum orbiculare.
b. Kriteria diagnosis
Bercak-bercak putih (kadang-kadang putih kekunin-kuningan, abu-abu) dikulit
muka, leher, lengan atas, punggung, dada, bokong dan paha. Kadang-kadang
disertai skuama halus dan terasa gatal.
c. Diagnosis banding
Pitiriasis alba, morbus hensen tipe T
d. Pemeriksaan penunjang
Kerokan kulit dengan KOH 10 % (adanya hifa-hifa pendek), pemeriksaan dengan
lampu wood (fluroresensi warna kuning kehijauan).
e. Konsultasi
Spesialis kulit
f. Perawatan rumah sakit
Rawat jalan.
g. Terapi
Umum : menjaga kebersihan
Sistemik : bila lesi luas dapat diberi ketokonazol oral 1 x 200 mg/hari selama 10
hari.
Topical : ketokonazole krim
h. Penyulit
Tidak ada.
i. Informed consent
Tidak perlu.
j. Lama perawatan dan masa pemulihan : (-)
k. Output
Sembuh, meninggalkan bekas bercak-bercak putih, perlu waktu lama untuk
pemulihannya.
l. Patologi anatomi
Tidak perlu
m. Autopsi
Tidak perlu.