Anda di halaman 1dari 3

SUMMARY JURNAL

The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of Gout


Disusun Sebagai Tugas Remidi Ujian Akhir Semester 2
Mata Kuliah Farmakologi Fisioterapi

Disusun Oleh
EDI SABRI
NIM: 1590361011

PROGRAM PASCASARJANA
FISIOLOGI OLAHRAGA KONSENTRASI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS UDAYANA BALI
2016
A. Pendahuluan

Arthritis merupakan nyeri sendi yang disebabkan oleh adanya peradangan. Gout sendiri

merupakan penyakit metabolik dengan sifat dasar yang berbeda-beda, sering merupakan faktor

keturunan. Penyakit ini dikaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam urat dalam serum

darah dan ditandai dengan adanya nyeri akut. Keterkaitan antara gout dengan hiperurisemia

yaitu adanya produksi asam urat yang berlebih, menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal,

atau mungkin karena keduanya. Konsumsi alkohol juga menyebabkan adanya penumpukan

asam urat dengan cara memproduksi asam urat secara berlebih dan menurunkan ekskresinya.

Sasaran terapi gout arthritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam serum di

bawah 6mg/dL dan nyeri yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat. Tujuan terapi yang

ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan dan nyeri sendi yang ditimbulkan oleh

penumpukan kristal monosodium urat monohidrat. Kristal tersebut ditemukan pada jaringan

kartilago, subcutan, dan jaringan partikular, tendon, tulang, ginjal, dan beberapa tempat

lainnya. Selain itu, terapi gout juga bertujuan untuk mencegah tingkat keparahan penyakit lebih

lanjut karena penumpukan kristal dalam medula ginjal akan menyebabkan Chronic Urate

Nephropathy serta meningkatkan resiko terjadinya gagal ginjal. Terapi obat dilakukan dengan

mengobati nyeri yang timbul terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengontrolan dan

penurunan kadar asam urat dalam serum darah.

B. Pembahasan

Dalam pengobatan gout banyak sekali pilihan yang bisa diberikan sebagai terapinya

diantaranya nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), systemic and intra-articular

corticosteroids, colchicine dan xanthine oxidase inhibitors.

1. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)

Terdapat beberapa jenis NSAID, namun tidak semua memiliki efektivitas dan

keamanan yang baik untuk terapi gout akut. Beberapa NSAID yang diindikasikan
untuk mengatasi gout arthritis akut dengan kejadian efek samping yang jarang terjadi

yaitu:

a. Naproxen

Naproxen merupakan NSAID turunan asam propionat yang berkhasiat

antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik. Naproksen telah menjadi salah satu

pilihan pertama karena khasiatnya dan kejadian efek sampingnya yang jarang.

b. Natrium Diklofenak

Natrium Diklofenak merupakan golongan NSAID turunan asam propionat yang

memiliki cara kerja dan efek samping yang sama dengan naproksen.

2. Kortikosteroid

Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan

akan mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang

dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika goutnya monoarticular,

pemberian intra-articular yang paling efektif.

3. Colchicine

Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang gout akut.

Colchicine hanya digunakan selama saat kritis untuk mencegah serangan gout.

4. Pengurangan kadar asam urat

Indikasi diperlukannya penurunan kadar asam urat meliputi sering munculnya

artritis akut yang tidak terkontrol oleh pemberian colchicine untuk profilaksis,

penumpukan asam urat/benjolan, atau kerusakan ginjal. Hiperurisemia dengan

serangan nyeri yang jarang tidak membutuhkan pengobatan, demikian juga yang tidak

menunjukkan gejala. Tujuan terapi yang diharapkan yaitu mempertahankan kadar asam

urat di bawah 6mg/dL. Dua kelas obat yang dapat digunakan untuk menurunkan asam

urat serum yaitu uricosuric dan allopurinol.

Anda mungkin juga menyukai