Anda di halaman 1dari 13

1

MANUAL TERAPI SETELAH STANDAR PROGRAM RUMAH SAKIT


LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN NYERI DAN PENINGKATAN
FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA PASIEN LOW BACK PAIN NON SPESIFIK
DIBANDING HANYA PENGGUNAAN STANDAR PROGRAM RUMAH
SAKIT

Oleh : Holland Christian Siahaan, S.FT

FISIOLOGI OLAHRAGA KONSENTRASI FISIOTERAPI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyelenggaraan pembangunan kesehatan masyarakat meliputi upaya
kesehatan dan sumber daya harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan
guna mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititik beratkan
pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang kearah
keterpaduan upaya kesehatan menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan
yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
harus dilakukan secara meyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan masyarakat (UU no 23, 1992 Depkes. RI).

Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) yang selanjutnya disingkat dengan
NPB merupakan penyakit yang sering terjadi di berbagai kalangan masyarakat, baik
pada masyarakat dengan tingkat ekonomi lemah, maupun pada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi, dari yang berprofesi buruh sampai yang berprofesi pekerja
kantoran. Diperkirakan 85-90% dari populasi orang yang berumur 18-65 tahun
pernah mengalami nyeri punggung bawah pada suatu ketika dalam
kehidupannya(Mario A. Guiterrez MD,2005).

Nyeri punggung bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio
punggang bawah dengan penyebab yang sangat beragam, antara lain degenerasi,
inflamasi, infeksi, trauma, viscerogenik, psikogenik, neoplasma, vaskuler,
congenital, serta pasca operasi (Macnab,2007).

Sebagian besar NPB disebabkan oleh faktor mekanik (mechanical factor) yang
tidak menguntungkan tulang punggung bawah yaitu syndroma postural, syndroma
disfungsi, dan syndroma derangement (Gerald W. Browning, PhD, PT, 2011).
Syndroma postural ialah NPB yang disebabkan oleh jaringan lunak yang terulur
dalam waktu yang lama oleh karena sikap tubuh (postur) yang kurang baik.
Syndroma disfungsi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi dari
persendian dan jaringan lunak di sekitar lumbal seperti keterbatasan gerak sendi
lumbal dan pemendekan adaptif otot otot di sekitar lumbal yang mengakibatkan
NBP. Syndroma derangement adalah suatu keadaaan dimana resting position dari
3

permukaan sendi 2 vertebre yang berdekatan terganggu sebagai akibat dari


perubahan posisi dari cairan nucleus diantara kedua permukaan sendi tersebut.

Gangguan musculoskeletal (musculoskeletal disorders) merupakan gangguan


kesehatan yang paling sering terjadi di Eropa sehubungan dengan suatu pekerjaaan
(Work Related Musculoskeletal disorders), 25% pekerja mengeluh Nyeri Punggung
Bawah dan 23% lagi mengeluh nyeri otot (Andrew Pinder et all, 2007). gangguan
musculoskeletal ini biasanya disebabkan karena pekerjaan yang harus
mengggunakan tangan (manual handling) ,mengangkat benda berat, postur yang
kurang baik dan statis, gerakan yang berulang ulang dan vibrasi.

Rumah Sakit memiliki Standar Operating Prosedur (SOP) untuk menangani


suatu kasus, tentu saja termasuk pada tindakan fisioterapinya. Fisioterapi mempunyai
banyak modalitas alat dan exercise yang bias digunakan pada kasus ini yaitu dengan
ultrasound, TENS, iontophoresis, massage, serta exercise berupa William’s flexion
exercise, Mc. Kenzie’s extension exercise dan hamstring flexibility exercise. Dalam
penelitian ini penulis konsentrasi pada modalitas yang sering digunakan pada RS
tertentu yang digunakan untuk menangani NPB. Modalitas yang sering digunakan
adalah short wave diatermy (SWD) dan lumbar traction. SWD adalah aplikasi
terapieutik dengan arus frekuensi tinggi. Penambahan SWD pada penanganan NPB
dapat meningkatkan waktu kerja dan mengurangi disabilitas (Shakoor et al., 2010).

Salah satu cara untuk mengurangi keluhan NBP ialah dengan melakukan
tindakan terapi manual. Pengobatan NBP dengan terapi manual sangat efektif oleh
karena tidak memerlukan peralatan yang mahal dan dapat dilakukan dimana saja.
Pasien pasien dengan keluhan NBP non spesifik sering mengalami penurunan
mobilitas lumbal akibat nyeri dan disuse otot otot punggung sehingga pasien akan
mengalami gangguan dalam melakukan aktiitas kehidupan sehari-hari terutama
aktivitas yang memerlukan gerakan membungkuk dan memutar badan (meliala &
Pinzon, 2004). Sebagian besar NPB mekanik merupakan gangguan yang self healing
(dapat sembuh dengan sendirinya), pasien dengan NPB mekanik akan mengalami
penyembuhan secara bertahap dalam tempo lebih dari 2 minggu dan hamper 90%
membaik dalam waktu 2 bulan. Sementara 10% pasien akan mengalami nyeri dalam
waktu beberapa bulan bahkan tahun (kronik) sehingga akan mengalami disabilitas
yang berkelanjutan (Borenstein & Weisel, 1989), karena itu tujuan utama dalam
4

penatalaksanaan fisioterapi pada NPB mekanik ini adalah mengurangi nyeri,


memulihkan lingkup gerak atgau mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional pasien,
mencegah kekambuhan serta disabilitas lebih lanjut (Magee, 1986; Borenstein &
Wiesel, 1989).

Untuk meningkatkan mobilitas lumbal dan mencegah disabilitas lebih lanjut


dapat dilakukan juga beberapa modalitas seperti back exercise, traksi lumbal,
massage, latihan gerak pasif maupun aktif dan mobilisasi. Dalam penelitian ini,
modalitas terapi standar akan digabung dengan osilasi lumbal adalah salah satu jenis
mobilisasi lumbal dengan teknik gerakan pasif yang berulang-ulang pada sendi
dilakukan secara ritmis dengan amplitudo tetap.

Osilasi untuk tulang belakang dapat dilakukan melalui prosessus transversus


dan prosessus spinosus arah yang berbeda-beda. Manfaat terapi manipulasi teknik
osilasi lumbal ini mempunyai beberapa manfaat antara lain (1) mengurangi nyeri, (2)
menambah LGS, (3) menurunkan spasme otot, (4) memperbaiki sirkulasi darah
(Oostendrop, 1988).

Meskipun osilasi lumbal adalah salah satu modalitas yang dapat diterapkan
pada pasien NPB, tetapi masih banyak kontroversi mengenai manfaatnya. Menurut
penilitiasn yang dilakukan oleh Ferreira et al (2002) menyimpulkan bahwa osilasi
(terapi manipulasi) tidak memberikan efek signifikan pada penderita NPB.
Sedangkan menurut penilitian yang dilakukan oleh Yunianto (2008), menyimpulkan
terapi manipulasi dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas lumbal pada
pasien NPB mekanik.

Adanya perbedaan dalam penelitian di atas maka masih perlu dilakukan


penelititan lebih lanjut untuk mengetahui manfaat teknik osilasi pada kasus NPB
mekanik ini. Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilakukan.

Distraksi merupakan salah satu teknik terapi manual yang digunakan untuk
mengurangi nyeri punggung bawah. Maksud dari distraksi ini adalah : (1)
melebarkan discus intervertebralis yang mana dapat mengurangi tekanan pada
annulus fibrosus saraf, saraf spinal, dan meningkatkan sirkulasi. (2) mengurangi
tekanan dalam pada nucleus pulposus. (3) melebarkan foramina intervertebralis
sampai 28% (4) mengembalikan alignment dari spine.
5

Hal ini perlu dibuktikan dalam bentuk penelitian lebih lanjut, dengan
demikian penulis bermaksud mengambil permasalahan tersebut sebagai latar
belakang masalah dalam penulisan tesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah manual terapi setelah standar program rumah sakit lebih baik dalam
mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas lumbal pada pasien Low Back
Pain Non Spesifik
2. Apakah penggunaan standar program rumah sakit lebih baik dalam mengurangi
nyeri dan meningkatkan fleksibilitas lumbal pada pasien Low Back Pain Non
Spesifik
3. Apakah manual terapi setelah standar program rumah sakit lebih baik dalam
mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas lumbal pada pasien Low Back
Pain Non Spesifik dibanding hanya penggunaan standar program rumah sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh manual terapi setelah standar program rumah sakit
lebih baik dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas lumbal pada
pasien Low Back Pain Non Spesifik
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan standar program rumah sakit lebih baik
dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas lumbal pada pasien Low
Back Pain Non Spesifik
3. Untuk mengetahui pengaruh manual terapi setelah standar program rumah sakit
lebih baik dalam hal mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas lumbal
pada pasien Low Back Pain Non Spesifik dibanding hanya penggunaan standar
program rumah sakit
6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Nyeri Punggung Bawah

Pengertian nyeri punggung bawah secara topografi menurut The

International Association for the Study of Pain (IASP) ialah rasa sakit yang muncul

pada punggung bawah dengan batas atas (superior) garis transversal yang ditarik dari

ujung processus spinosus vertebra thorakalis 12, batas bawah (inferior) yaitu garis

transversal yang ditarik dari ujung processus spinosus sacral pertama, dan batas

samping (lateral) garis vertical yang ditarik dari sisi samping otot-otot penegak

punggung bawah (lumbal erectors spine) kiri dan kanan.

Klasifikasi NPB yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini ialah NPB

non spesifik yaitu sakit punggung bawah yang tidak diketahui dengan jelas

penyebabnya, atau dengan kata lain, tidak ada problema spesifik atau penyakit

spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab NPB.

Intervensi pengobatan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan

menggunakan terapi manual dengan teknik distraksi dan osilasi.

B. Manual terapi
1. Osilasi Lumbal
Definisi
Osilasi lumbal adalah salah satu jenis mobilisasi lumbal dengan teknik
gerakan pasif yang berulang-ulang pada sendi dilakukan secara ritmis dengan
amplitude tetap yang dapat dilakukan dengan cara yaitu melalui prossesus spinosus,
dan melalui prossesus transverses dengan arah yang berbeda beda.

Efek osilasi lumbal

Efek osilasi adalah untuk memperbaiki kemampuan gerak segmen tertentu


dengan jalan meregang kapsuloligamenter dan otot yang memendek, dapat
7

menurunkan nyeri, menghilangkan kekakuan, menurunkan spasme otot,


memperbaiki sirkulasi darah dan dapat menambah LGS.

Berdasarkan biomekanik osilasi lumbal yang dilakukan berulang-ulang pada


sendi tersebut dapat merangsang sensoris serabut saraf berdiameter besar (A beta).
Berdasarkan teori gerbang control menurut Thornsteinsson et. al., (1983) aktivasi
dari serabut saraf berdiameter besar (A beta) akan menginhibisi neuron nosiseptif di
kornu dorsalis medulla spinalis sehingga substansia gelatinosa menjadi aktif yang
berdampak pada penurunan asupan terhadap sel T atau ransang yang menuju pusat
melalui sel T terhenti dimana serabut yang berdiameter besar (A beta) akan menutup
gerbang dan membloking transmisi impuls dari serabut saraf aferen nosiseptor
sehingga nyeri berkurang. Berdasarkan proses di atas maka osilasi dapat mengurabgi
nyeri punggung bawah. Selain dari hal tersebut dilakukan berulang ulang dapat
merileksasikan otot dan struktur jaringan pengikat vertebra seperti periosteum,
ligament, kapsul sendi apofisial, pembuluh darah, serabut saraf tepi, otot dan
fascianya (White&Panjabi, 1978).

Teknik osilasi lumbal

Osilasi lumbal ini dapat dilakukan 2 cara kecepatan gerak yaitu dengan gerak
lambat dan gerak cepat. Gerak lambat ini dilakukan satu kali gerakan selama dua
detik, sedangkan untuk gerak cepat dilakukan tiga kali gerakan selama satu detik
(Edmon, 2006).

Gradasi osilasi lumbal ada 4 tingkat yaitu (Magee, 1988) :

a. Gradasi I

Gerakan pasif dengan amplitude kecil pada awal LGS dimana indikasi bagi
pasien kondisi akut dan nyeri berat. Teknik menggunakan gradasi I ini dilakukan 2-3
kali per perlakuan dengan durasi 10 detik, istirahat 15-30 detik di antaranya.

b. Gradasi II

Gerakan pasif dengan amplitude besar tetapi tidak sampai pada akhir LGS
atau ditengah LGS dimana dilakukan 3 kali per perlakuan dengan durasi 20-30 detik,
istirahat 30 detik diantaranya.

c. Gradasi III
8

Gerakan pasif dengan amplitude besar pada akhir LGS dimana dilakukan 4-5
kali per perlakuan dengan durasi 30-60 detik, istirahat 30-60 detik diantaranya.

d. Gradasi IV

Gerakan pasif dengan amplitudo kecil pada akhir LGS dimana dilakukan 4-5
kali per perlakuan dengan durasi 30-60 detik, istirahat 30-60 detik diantaranya.

Menurut Maitland bahwa kecepatan osilasi dari keempat gradasi di atas rata-
rata menggunakan kecepatan 2-3 gerakan per detik.

Teknik osilasi lumbal antara lain :

1) Postero anterior central vertebral pressure (PACVP)

Caranya yaitu posisi pasien tengkurap dan terapis berdiri di samping pasien,
apabila mobilisasi ringan dapat menggunakan kedsua ibu jari apabila mobilisasi kuat
menggunakan pangkal tapak tangan bagian anterior kemudian kedua ibu jari atau
tapak tangan terapis diletakkan pada prossesus spinosus pasien. Gerakan osilasi
dilakukan menggunakan berat tubuh yang disalurkan melalui lengan ke tangan atau
ibu jari.

2) Postero anterior unilateral vertebral pressure (PALVP)

Caranya yaitu posisi pasie tengkurap dan terapis berdiri di samping


homolateral menghadap pasien dan meletakkan kedua ibu jarinya pada prossesus
transversus. Oleh karena oto paravertebral (longissimus) relative tebal maka sangat
sulit merasakan prossesus transversus secara pasti. Penggunaan teknik ini baik
digunakan apabila terdapat spasme otot intervertebra yang letaknya dalam.

3) Transverse vertebral pressure (TVP)

Caranya yaitu posisi pasien tengkurap dan terapis berdiri atau duduk pada
satu samping dan menghadap pasien. Satu ibu jari terapis diletakkan pada samping
prossesus spinosus dan ibu jari lainnya memperkuat satunya. Jari-jari kedua tangan
menyebar di punggung untuk stabilisasi. Tekanan diberikan melalui lengan ke ibu
jari dengan arah horizontal. Teknik ini digunakan pada keadaan atau kondisi dengan
gejala unilateral. Untuk mengurangi gejala yang ada, gerakan dilakukan dari samping
9

yang tidak ada nyeri, prossesus spinosus didorong ke samping yang ada nyeri.
Dengan cara tersebut, sendi pada samping yang nyeri menjadi terbuka.

4) Indikasi dan kontraindikasi

Indikasi dari osilasi lumbal ini adalah adanya strain terjadi pada otot atau
sprain terjadi pada ligament, dan kaku sendi. Sedangkan kontraindikasi terapi ini
adalah spondilosis, spondilolistesis, inflammatory arthritits, fraktur vertebra, dan
adanya infeksi daerah sekitar yang diterapi (Edmond, 2006)

2. Distraksi
Definisi
Merupakan teknik peregangan persendian lumbal yang bertujuan untuk :
mengurangi nyeri punggung bawah.(James M. Cox, 1999)

Efek distraksi lumbal


(1) melebarkan discus intervertebralis yang mana dapat mengurangi tekanan
pada annulus fibrosus saraf, saraf spinal, dan meningkatkan sirkulasi. (2) mengurangi
tekanan dalam pada nucleus pulposus. (3) melebarkan foramina intervertebralis
sampai 28% (4) mengembalikan alignment dari spine.

Teknik distraksi lumbal

Pasien tidur miring dengan tungkai yang dibawahnya diluruskan sedangkan


tungkai yang diatasnya difleksikan dengan kaki diletakkan di knee tungkai yang
dibawah. Lengan yang berada di bawah diluruskan keatas, sedangkan lengan yang
berada di atas difleksikan dengan tangan diletakkan di pinggang pasien. Suatu ganjal
diletakkan dibawah dilekukkan lumbal bawah. Terapis berdiri di belakang pasien,
dengan satu tangan memegang dada atas, sedangkan tangan yang lain memegang
throcantor tungkai yang diatas. Pasien diperintahkan untuk melakukan inspirasi dan
ekspirasi. Pada saat inspirasi, terapis mengendorkan tekanan, sedangkan pada saat
ekspirasi, terapis melakukan distraksi secara berlawanan.

Indikasi dan kontraindikasi

Indikasi dari distraksi adalah blocking faset joint, penyempitan foramen


intervertebral, prostrusi diskus intervertebralis.
10

Kontra indikasi : osteoporosis, inflammatory arthritits, fraktur vertebra, dan adanya


infeksi daerah sekitar yang diterapi.
11

BAB III KERANGKA PIKIR

Keadaan biologi :
Lingkungan :
- Usia
- Jenis kelamin - Pekerjaan
- Obesitas - Trauma
- Kelainan - Angkat dan
anatomi angkut

Faktor mekanik

Nyeri punggung bawah

(nyeri dan penurunan fleksibilitas)

Distraksi dan
osilasi lumbal
Penyembuhan

(Hilangnya / berkurangnya nyeri dan peningkatan


fleksibilitas)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen (peneliti terjun langsung untuk meneliti
subyek sesuai judul yang telah disebutkan di atas) dengan pendekatan quasi
eksperimental (karena peneliti tidak bisa mengendalikan model penelitian
sepenuhnya) dengan desain penelitian pre and post test two group design.
B. Teknik Pengambilan Sampel
12

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rehabilitasi medik bagian
fisioterapi RS .... dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan peneliti.
Subjek pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis Low Back Pain
Non Spesifik pada Lumbal 4 atau Lumbal 5. Dimana pasien masuk dalam daftar
penanganan fisioterapi pada rumah sakit (………..). diagnosis pada nyeri punggung
bawah dengan tidak diketahuinya sebab nyeri pada punggung bawah. Pasien dengan
masalah serius pada tulang belakang seperti infeksi cauda equine dan masalah-
masalah autoimun atau masalah patologis neoplastic akan dimasukkan kedalam
kriteria eklusi, begitu juga pada sunjek yang mempunyai masalah atau penyakit
metabolisme sistemik.
C. Teknik pengukuran data penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai mengurangi nyeri adalah
VAS dan menggunakan scobber test untuk mengukur fleksibilitas lumbal.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh manual terapi setelah
standar program rumah sakit dan pengaruh penggunaan standar program rumah sakit
untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas pada pasien Low Back Pain
Non Spesifik dengan uji wilcoxon, sedangkan untuk menguji perbedaan pengaruh
antara keduanya dengan uji mann whitney.
13

DAFTAR PUSTAKA

Adel, M.S. 2011. Efficacy of Manual terapi in Treatment of Low Back Dysfunctions.
Journal of American Science, 2011;7(4)

Bertolini, G.R., Silva, T.S., Trindade, D.L.et al. 2009. Manual terapi and Static
Stretching in an Experimental Sciatica Model. Retrieved July, 24, 2011 from
http://www.scielo.br/pdf/rbfis/v13n6/aop060_09.pdf

Burton, A.K., Eriksen H.R., Leclerc A. et al. 2004. European Guidelines for
Prevention in Low Back Pain. Retrieved September, 23, 2011 from
http://www.kovacs.org/Imagenes/EuropeanGuidelinesPrevention-final.pdf

Cailliet, R., 1981; Low Back Syndrome; Second Edition, F.A Davis Company,
Philadelphia.

Cameron, M.H., 1999; Physical Agents in Rehabilitation; W.B. Saunders Company,


USA, hal. 325-327.

Cleland, J.A., Childs, J.D., Palmer, J.A., Eberhart, Sarah. 2006. Slump Stretching in
The Management of Non-Radicular Low Back Pain: A Pilot Clinical Trial.
Manual Terapi II (2006) 279-286

Ellis, R.F., Phty, B., Dip, P.G., Hing, W.A. 2008. Manual terapi: A Systematic
Review of Randomized Controlled Trials with an Analysis of Therapeutic
Efficacy. The Journal of Manual & Manipulative Therapy Vol. 16 No. 1
(2008), 8-22

Goats, G.C. 1989. Continuous Short-Wave (Radio-Frequency) Diathermy. Retrieved


November, 13, 2011 from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/ PMC
1478624/

Nasef, S.A. 2011. Manual terapi. Retrieved October, 10, 2011 from http:/
/www.docstoc.com/docs/83646492/NEURAL-MOBILIZATION
Shakoor, Md A. Al Hasan, S. Moyeenuzzaman, M. Deb, A.K. 2010. Treatment with
Short Wave Diatermy on Chronic Low Back Pain. JCMCTA 2010; 21 (1): 40-
44

Sokunbi, et al.: Strength duration curve and lumbar radiculopathy. Influence of Low
Back Pain Non Spesifik on chronaxie and rheobase in patients with chronic
low back pain. Nigerian Journal of Experimental and Clinical Biosciences |
January-June 2015 | Vol 3 | Issue 1

Anda mungkin juga menyukai