Anda di halaman 1dari 3
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran Nomor 11 Telp. (021) 3857611 fax. (021) 3857612 Website : www.ditienpas.go.id Jakarta Pusat 10110 Yth. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum, dan Hak Asasi Manusia RI di- Seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR : PAS-PK.01.04.02- 38 TENTANG PENINGKATAN KEWASPADAAN LAPAS/RUTAN, TERKAIT AKSI TERORISME 1. Umum Sistem keamanan di Lapas/Rutan/Cabang Rutan dan Rupbasan pada dasamya merupakan suatu kegiatan untuk mewujudkan kehidupan dan penghidupan yang teratur, aman dan tentram, melalui upaya-upaya yang terencana, terarah dan sistematis sehingga dapat menjamin terselenggaranya kegiatan pembinaen warga binaan pemasyarakatan dalam rangka pencapaian tujuan pemasyarakatan. Salah satu upaya untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan stabiltas keamanan dan ketertiban di Lapas/Rutan/Cabang Rutan dan Rupbasan adalah dengan meningkatkan kewaspadaan tethadap adanya gangguan keamanan dan ketertiban, 2. Maksud dan Tujuan a, Meningkatkan keamanan dan ketertiban di Lapas dan Rutan. b. Mengantisipasi dan mencegah terjadinya aksi terorisme di Lapas dan Rutan, sehubungan dengan kejadian aksi teror bom yang terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan pengamanan dalam upaya mengantisipasi timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban yang disebabkan dampak terjadinya aksi terorisme di Jakarta, 4, Dasar a. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan; c, Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara I. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan; ». Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.HH.16.KP.05.02 ‘Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan; Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.HH-01.PW.01.01 Tahun 2011 tentang Pengawasan intemal Pemasyarakatan; |. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara; |. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemuka dan Tamping pada Lembaga Pemasyarakatan; Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan No. £.22.PR.08.03 Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap (PROTAP) Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan; Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 33 Tahun 2015 tentang Peraturan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara (PPLPR ); . Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-416.PK01.04.01 tanggal 21 Agustus 2015 tentang Standar Pencegahan Gangguan Keamanan dan Ketertiban; Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-459.PK.01.04.01 tanggal 17 September 2015 tentang Standar Penindakan Gangguan Keamanan dan Ketertiban. Untuk metakukan hal-hal sebagai berikut : A. Ka.Lapas dan Ka.Rutan bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan kunjungan WBP High Risk Penggeledahan pengunjung WBP High Risk dilakukan sebelum pengunjung memasuki area Pintu Utama Penggeledahan pengunjung WBP High Risk dilakukan pada saat pengunjung keluar dari Ruang Kunjungan, sebelum keluar dari dalam Pintu Utama Lapas dan Rutan Dilarang melakukan penggeledahan pengunjung di area Pintu Utama, karena dapat mengganggu kegiatan Pintu Utama Ka.Lapas dan Ka.Rutan wajib melakukan penggeledahan Blok dan Kamar Hunian, dalam rangka mewujudkan Lapas dan Rutan Zero To Halinar Terhadap pengunjung dan WBP High Risk yang dikunjungi, Ka.Lapas dan Ka.Rutan Wajib meningkatkan pengamanan dan pengawasan Melakukan pencatatan terhadap seluruh pengunjung WBP High Risk dan mengambil {foto copy identitas pengunjung. ‘Tempat kunjungan WBP High Risk terpisah dan dilengkapi dengan CCTV. ‘Setiap kegiatan kunjungan WBP High Risk agar didokumentasikan dalam bentuk Foto dan Video. Melakukan koordinasi dengan Komunitas Intelijen Daerah ( KOMINDA ), Kepolisian, dan TNI setempat. k, Melaporken kegiatan kunjungan WEP High Risk setiap bulan kepada Kantor Wilayah dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk diteruskan kepada Badan Intelijen Negara (BIN). |. Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan bertanggung jawab dan wajib melakukan pengecekan rutin terhadap Kondisi senjata api dan sarana keamanan lainnya. m,Memberikan arahan kepada petugas untuk meningkatkan pengamanan, sesuai dengan Standar Peraturan Menteri No. 33 Tahun 2015 tentang Peraturan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara ( PPLPR ) Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Januari 2016 RAL PEMASYARAKATAN, ‘Tembusan : 1. z 2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI; Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Rl; Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Rl.

Anda mungkin juga menyukai