I. Umum
A. Maksud
Pendirian Pos Balai Pemasyarakatan (Pos Bapas) dimaksudkan sebagai solusi alternatif untuk
mempermudah dan mendekatkan jangkauan pelayanan penelitian kemasyarakatan (litmas),
pembimbingan, pendampingan dan pengawasan klien pemasyarakatan di wilayah yang tidak
terjangkau oleh Bapas serta tugas lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Tujuan
Ruang lingkup meliputi pengaturan tentang ketentuan umum, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
dasar hukum. kedudukan, wewenang dan tanggung jawab, prosedur dan mekanisme kerja serta
petugas Pos Bapas.
1. Melaksanakan pelayanan litmas (litmas proses peradilan, litmas pembinaan tahap awal,
litmas asimilasi dan litmas integrasi).
2. Melakukan pendampingan, pembimbingan dan pengawasan klien pemasyarakatan.
3. Memfasilitasi proses diversi.
4. Menghadiri Persidangan Anak di Pengadilan Negeri bagi ABH (Anak Berhadapan dengan
Hukum).
5. Menyusun rencana program perawatan dan evaluasi program perawatan di Lembaga
Penempatan Anak Sementara (LPAS)
6. Menyusun rencana program pembinaan dan pengawasan pelaksanaan program pembinaan
di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
7. Menghadiri Sidang TPP di Lapas/Rutan/Cabang Rutan.
8. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak lain.
9. Dalam pelaksanaan tugasnya Pos Bapas bertanggung jawab kepada Kepala Bapas.
10. Kepala Bapas wajib melaksanakan tertib administrasi dan menyiapkan buku-buku register
dan lain-lain sesuai ketentuan yang berlaku.
11. Membuat laporan berkala setiap bulan yang ditujukan kepada Kepala Bapas dengan
tembusan Kalapas/Karutan/Kacabrutan dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan.
1. Pelayanan Litmas
Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan PK dan PPK pada Pos Bapas, dilaksanakan
berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan ditembuskan
kepada Kalapas/Karuran/Kacabrutan setempat.
Dalam hal permintaan litmasditujukan kepada Pos Bapas, PK dan/atau PPK dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya dan melaporkan kepada Bapas Induk.
Kepala Bapas Induk melakukan legalisasi/penandatanganan litmas yang dibuat oleh PK.
Dalam hal litmas yang dibuat oleh PPK legalisasi/penandatanganan litmas dilakukan oleh
PPK dan Kepala Seksi/Kepala Sub Seksi pada Bapas Induk dengan diketahui oleh Kepala
Bapas.
Proses sebagaimana dimaksud diatas dapat dilakukan melalui surat elektronik (email) atau
mempergunakan teknologi informasi lain yang tersedia.
Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh PK dan PPK pada Pos Bapas,
dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan
ditembuskan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan setempat.
PK/PPK melakukan pendampingan di kepolisian, kejaksaan dan pengadilan atau pihak
lainnya dan melaporkan kepada Bapas Induk.
Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh PK dan PPK pada Pos Bapas,
dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan
ditembuskan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan setempat.
Dalam hal pembimbingan, PK dan/atau PPK dapat melaksanakan tugas dan fungsinya serta
melaporkan kepada Bapas Induk.
Dalam hal masa bimbingan klien berakhir, PK/PPK pada Pos Bapas wajib memuat laporan
pengakhiran pembimbingan yang dilegalisasi oleh Kepala Bapas Induk.
Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh PK dan PPK pada Pos Bapas,
dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan
ditembuskan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan setempat.
Dalam hal pengawasan, PK dan/atau PPK dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dan
melaporkan kepada Bapas Induk.
PK/PPK pada Pos Bapas wajib berkoordinasi dengan instansi terkait dalam proses
pengawasan klien.
Menerima dan meneruskan kepada Kepala Bapas Induk permohonan klien yang akan izin
ke luar negeri.
Melaporkan hasil pengawasan terhadap klien kepada Kepala Bapas Induk.
1. Petugas Pos Bapas adalah pegawai Lapas/Rutan/Cabang Rutan yang telah memiliki Surat
Keputusan sebagai Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan atau Surat Keputusan sebagai Pembimbing Kemasyarakatan
(PPK) yang diterbitkan oleh Kepala Bapas Induk.
2. Kalapas/Karutan/Kacabrutan depat mengusulkan PK/PPK yang memenuhi syarat (bukan
anggota pengamanan) kepada Kepala Kantor Wilayah. Selanjutnya Kepala Kantor
Wilayah melakukan verifikasi atas usulan dimaksud dan memerintahkan kepada Kepala
Bapas untuk menerbitkan SK PPK.
3. Kalapas/Karutan/Kacabrutan dapat mengusulkan pemberhentian penugasan PK/PPK
kepada Kepala Kantor Wilayah berdasarkan penilaian kinerja. Selanjutnya Kepala
Kantor Wilayah melakukan verifikasi atas usulan dimaksud dan memerintahkan kepada
Kepala Bapas untuk menerbitkan SK pemberhentian PK/PPK.
Visi :
Misi :
1. Membantu memperlancar tugas penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam perkara
anak nakal, baik di dalam maupun di luar sidang anak dengan membuat
laporan hasil penelitian kemasyarakatan; (Pasal ini sudah diamandemen,
Pembimbing kemasyarakatan bukan lagi hanya sebagai “pembantu”, tetapi
statusnya sama-sama sebagai penegak hukum yang masing-masing mempunyai tugas
khusus).
2. membimbing, membantu, dan mengawasi anak nakal yang berdasarkan putusan
pengadilan dijatuhi pidana bersyarat, pidana pengawasan, pidana denda, atau
diserahkan kepada negara dan harus mengikuti latihan kerja, atau anak yang
memperoleh pidana bersyarat dari lembaga pemasyarakatan.
BKD
Bimbingan Klien Dewasa disingkat BKD adalah unit yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi
yaitu :
1. Melaksanakan Penelitian Kemasyarakatan untuk Pengusulan PB, CMB, CMK, Asimilasi, dan
program pembinaan lainnya baik program pembinaan di dalam maupun di luar Lapas.
2. Melaksanakan Pembimbingan dan Pengawasan bagi klien pemasyarakatan Bapas yang
menjalani masa PB, CB, CMB, PB dan program pembimbingan lainnya.
Uraian Tugas Subsie BKD
a. Koordinasi dengan instansi terkait diantaranya :
1). Lapas/Rutan:
a). Koordinasi dalam rangka pemberian bimbingan keagamaan dan bantuan dana usaha bagi
klien Balai Pemasyarakatan yang memiliki minat berwiraswasta:
b). Mengajukan Proposal kerjasama pada Bazda untuk memberikan bimbingan keagamaan dan
bantuan dana usaha bagi klien Balai Pemasyarakatan
a). Koordinasi dalam rangka pemberian pembimbingan spiritual bagi klien Pemasyarakatan;
b). Mengajukan proposal kerjasama terkait pemberian pembimbingan rohani bagi klien Balai
pemasyarakatan yang beragama islam ;
a). Koordinasi dalam rangka pemberian pembimbingan keterampilan dan keahlian bagi klien
Pemasyarakatan;
d). Melaksanakan kunjungan rumah dalam rangka memberikan bimbingan keperibadian bagi
klien ;
b). Memberikan dorongan terhadap klien agar mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya;
a) Melakukan pendataan minat dan pendapat klien untuk menentukan pelatihan keterampilan
yang akan dilaksanakan;
a) Melakukan pendataan minat dan pendapat klien untuk menentukan pelatihan keterampilan
yang akan dilaksanakan;
6) Mengirimkan hasil penelitian kemasyarakatan kepada Lapas / rutan dan Kantor wilayah
(sebagai tembusan)
c). Melakukan diskusi dalam sidang TPP untuk membahas rekomendasi / saran litmas dan
Menentukan program pembimbingan yang akan dilaksanakan bagi klien;
b). menunjuk pembimbing Kemasyarakatan yang akan melaksanakan sidang TPP di Lapas /
Rutan;
d). Menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh seluruh anggota sidang TPP di Lapas
dan Rutan terkait rekomendasi / saran Litmas beserta keseluruhan data penelitian
kemasyarakatan;
e). Menyampaikan hasil sidang TPP di Lapas/ Rutan pada kepala Bapas.
Lapas/Rutan:
Dinas Sosial:
Balai Pemasyarakatan (Bapas) Bogor menyepakati kerjasama dengan Panti Sosial PSPP Galih
Pakuan Bogor, Senin (27/7). Kerjasama ini melingkupi rehabilitasi klien tindak pidana narkotika
setelah mendapat Pembebasan Bersyarat (PB) sepanjang tahun 2014 s/d Juni 2015.
Diakui pihak bapas, dengan jumlah total 1.336 klien, sulit bagi Pembimbing Kemasyarakatan
(PK) Bapas Bogor yang hanya berjumlah 20 orang untuk membimbing klien narkoba di
Kabupaten Bogor.
“Kerjasama ini merupakan langkah progresif terhadap klien narkoba agar mereka menerima
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, dan promotif dalam bentuk
bimbingan pengetahuan dasar, pendidikan fisik, mental, sosial, dan keterampilan sehingga PK
Bapas Bogor menjadi terbantu dalam menjalankan fungsinya sebagai pendamping dan
pembimbingan klien,” ucap Kepala Bapas Bogor, Darmalingganawati.
Beni Sujanto selaku kepala panti rehabilitasi PSPP Galih Pakuan Bogor berharap pihaknya
mampu menjalankan program dengan pihak-pihak terkait dan berjalan sesuai rencana. “Kami
berharap klien Bapas Bogor tidak kembali menggunakan narkoba,” harapnya.
Hal senada disampaikan salah seorang mentor rehabilitasi, Dewi. “Melalui kerjasama ini
diharapkan para klien mampu hidup mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
PK Bapas juga harus bersinergi dalam menangani klien Bapas Bogor yang sedang menjalani
program PB,” tutup Dewi. (IR)