Anda di halaman 1dari 11

PROSEDUR DAN MEKANISME KERJA POS BAPAS

I. Umum

1. Bahwa Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (pasal 4 ayat 1


dan 2) mengamanatkan Balai Pemasyarakatan (Bapas) didirikan di setiap Kabupaten/Kota.
2. Bahwa Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak secara
fungsional, tugas dan fungsi Bapas semakin strategis dan penting sejak pra adjudikasi dan
post adjudikasi, meliputi pelaksanaan fungsi penelitiankemasyarakatan (litmas),
pendampingan, pembimbingan dan pengawasan serta tugas perencanaan program
pembinaan dan evaluasi pada Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) dan
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
3. Bahwa berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan pelayanan dan pembinaan
pemasyarakatan disebabkan wilayah kerja Balai Pemasyarakatan (Bapas) terlampau luas.
Sementara, jumlah SDM Pembimbing Kemasyarakatan (PK), sarana dan prasarana serta
daya dukung operasional lainnya sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah warga
binaan pemasyarakatan (WBP) yang harus dilayani. Kondisi tersebut pada gilirannya
mengganggu optimalisasi pelayanan dan pembinaan menjadi tidak optimal.
4. Bahwa untuk mengantisipasi permasalahan dimaksud perlu dilakukan langkah-langkah
percepatan pelayanan di bidang pemasyarakatan dengan membentuk Pos Bapas, guna
mendekatkan jangkauan dan akses layanan.
5. Bahwa untuk kepentingan dimaksud perlu dilakukan pengaturan tentang kedudukan,
wewenang dan tanggung jawab, prosedur serta mekanisme kerja Pos Bapas.

II. Maksud dan Tujuan

A. Maksud
Pendirian Pos Balai Pemasyarakatan (Pos Bapas) dimaksudkan sebagai solusi alternatif untuk
mempermudah dan mendekatkan jangkauan pelayanan penelitian kemasyarakatan (litmas),
pembimbingan, pendampingan dan pengawasan klien pemasyarakatan di wilayah yang tidak
terjangkau oleh Bapas serta tugas lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

B. Tujuan

1. Mendekatkan jangkauan pelayanan pemasyarakatan yang sulit dilakukan oleh Bapas.


2. Memudahkan klien pemasyarakatan untuk memperoleh pelayanan pemasyarakatan.

III. Ruang Lingkup

Ruang lingkup meliputi pengaturan tentang ketentuan umum, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
dasar hukum. kedudukan, wewenang dan tanggung jawab, prosedur dan mekanisme kerja serta
petugas Pos Bapas.

IV. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan;


2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan
Warga Binaan Pemasyarakatan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah RI Nomor 28
Tahun 2006 yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 99 Tahun
2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : 2 Tahun 2014 tanggal 24 Februari 2014
tentang Program Aksi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
6. Keputusan Menteri Kehakiman No. M.02.PR.07.03 Tahun 1987 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.

V. Kedudukan, Tugas dan Tanggung Jawab Pos Bapas

A. Kedudukan Pos Bapas

1. Pos Bapas dapat dibentuk di setiap Kabupaten/Kota.


2. Pos Bapas bertempat di Lapas/Rutan/Cabang Rutan dan bertugas untuk membantu
pelaksanaan tugas dan fungsi Bapas.
3. Kepala Kantor Wilayah dapat membentuk Pos Bapas di Kabupaten/Kota dan menetapkan
wilayah kerja berdasarkan kebutuhan.
4. Lapas/Rutan/Cabang Rutan yang telah ditetapkan sebagai tempat Pos Bapas wajib
menyediakan satu ruangan dan fasilitas lainnya untuk operasional Pos Bapas.
5. Dalam hal Lapas/Rutan/Cabang Rutan telah ditetapkan sebagai tempat Pos Bapas,
Kalapas/Karutan/Kacabrutan wajib mengusulkan petugas yang memenuhi syarat untuk
diangkat sebagai PK/PPK.
6. Kepala Balai Pemasyarakatanmelakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja Pos
Bapas dan melaporkan kepada Kantor Wilayah cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Pos Bapas

1. Melaksanakan pelayanan litmas (litmas proses peradilan, litmas pembinaan tahap awal,
litmas asimilasi dan litmas integrasi).
2. Melakukan pendampingan, pembimbingan dan pengawasan klien pemasyarakatan.
3. Memfasilitasi proses diversi.
4. Menghadiri Persidangan Anak di Pengadilan Negeri bagi ABH (Anak Berhadapan dengan
Hukum).
5. Menyusun rencana program perawatan dan evaluasi program perawatan di Lembaga
Penempatan Anak Sementara (LPAS)
6. Menyusun rencana program pembinaan dan pengawasan pelaksanaan program pembinaan
di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
7. Menghadiri Sidang TPP di Lapas/Rutan/Cabang Rutan.
8. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak lain.
9. Dalam pelaksanaan tugasnya Pos Bapas bertanggung jawab kepada Kepala Bapas.
10. Kepala Bapas wajib melaksanakan tertib administrasi dan menyiapkan buku-buku register
dan lain-lain sesuai ketentuan yang berlaku.
11. Membuat laporan berkala setiap bulan yang ditujukan kepada Kepala Bapas dengan
tembusan Kalapas/Karutan/Kacabrutan dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan.

C. Prosedur dan Mekanisme Kerja

1. Pelayanan Litmas

 Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan PK dan PPK pada Pos Bapas, dilaksanakan
berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan ditembuskan
kepada Kalapas/Karuran/Kacabrutan setempat.
 Dalam hal permintaan litmasditujukan kepada Pos Bapas, PK dan/atau PPK dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya dan melaporkan kepada Bapas Induk.
 Kepala Bapas Induk melakukan legalisasi/penandatanganan litmas yang dibuat oleh PK.
 Dalam hal litmas yang dibuat oleh PPK legalisasi/penandatanganan litmas dilakukan oleh
PPK dan Kepala Seksi/Kepala Sub Seksi pada Bapas Induk dengan diketahui oleh Kepala
Bapas.
 Proses sebagaimana dimaksud diatas dapat dilakukan melalui surat elektronik (email) atau
mempergunakan teknologi informasi lain yang tersedia.

2. Pendampingan Klien ABH

 Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh PK dan PPK pada Pos Bapas,
dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan
ditembuskan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan setempat.
 PK/PPK melakukan pendampingan di kepolisian, kejaksaan dan pengadilan atau pihak
lainnya dan melaporkan kepada Bapas Induk.

3. Pembimbingan Klien Pemasyarakatan

 Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh PK dan PPK pada Pos Bapas,
dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan
ditembuskan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan setempat.
 Dalam hal pembimbingan, PK dan/atau PPK dapat melaksanakan tugas dan fungsinya serta
melaporkan kepada Bapas Induk.
 Dalam hal masa bimbingan klien berakhir, PK/PPK pada Pos Bapas wajib memuat laporan
pengakhiran pembimbingan yang dilegalisasi oleh Kepala Bapas Induk.

4. Pengawasan Klien Pemasyarakatan

 Setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh PK dan PPK pada Pos Bapas,
dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Bapas Induk dan
ditembuskan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan setempat.
 Dalam hal pengawasan, PK dan/atau PPK dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dan
melaporkan kepada Bapas Induk.
 PK/PPK pada Pos Bapas wajib berkoordinasi dengan instansi terkait dalam proses
pengawasan klien.
 Menerima dan meneruskan kepada Kepala Bapas Induk permohonan klien yang akan izin
ke luar negeri.
 Melaporkan hasil pengawasan terhadap klien kepada Kepala Bapas Induk.

VI. Petugas Pos Bapas

1. Petugas Pos Bapas adalah pegawai Lapas/Rutan/Cabang Rutan yang telah memiliki Surat
Keputusan sebagai Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan atau Surat Keputusan sebagai Pembimbing Kemasyarakatan
(PPK) yang diterbitkan oleh Kepala Bapas Induk.
2. Kalapas/Karutan/Kacabrutan depat mengusulkan PK/PPK yang memenuhi syarat (bukan
anggota pengamanan) kepada Kepala Kantor Wilayah. Selanjutnya Kepala Kantor
Wilayah melakukan verifikasi atas usulan dimaksud dan memerintahkan kepada Kepala
Bapas untuk menerbitkan SK PPK.
3. Kalapas/Karutan/Kacabrutan dapat mengusulkan pemberhentian penugasan PK/PPK
kepada Kepala Kantor Wilayah berdasarkan penilaian kinerja. Selanjutnya Kepala
Kantor Wilayah melakukan verifikasi atas usulan dimaksud dan memerintahkan kepada
Kepala Bapas untuk menerbitkan SK pemberhentian PK/PPK.

VII. Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

1. Kepala Bapas wajib melakukan pembinaan, pembimbingan, monitoring dan evaluasi


terhadap pelaksanaan tugas Pos Bapas.
2. Kepala Bapas melaporkan hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan
dengan tembusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
3. Kalapas/Karutan/Kacabrutan melakukan pengawasan perilaku dan etika terhadap PK/PPK
di wilayahnya dan melaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan Kepala
Bapas.
4. Kepala Kantor Wilayah cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Pos Bapas yang menjadi tanggung
jawabnya.

Visi dan Misi


Sasaran tujuan yang hendak dicapai Balai Pemasyarakatan tercakup dalam Visi dan misi antara
lain :

Visi :

Menjadi Pembimbing Kemasyarkatan (PK) yang profesional, handal dan bertanggung


jawab untuk mewujudkan pulihnya kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan
klien pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan YME.

Misi :

1. Mewujudkan Litmas yang objektif, akurat dan tepat waktu;


2. Melaksanakan program pembimbingan secara berdaya guna, tepat sasaran dan
memiliki prospek ke depan;
3. Mewujudkan pembimbingan klien pemasyarakatan dalam rangka penegakan hukum,
pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan HAM; 4)
Pendampingan klien anak yang berhadapn dengan hukum.

Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-PK.04.10 Tahun 1998


tentang Tugas, Kewajiban, dan Syarat-Syarat bagi Pembimbing Kemasyarakatan dijelaskan
bahwa tugas pembimbing kemasyarakatan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian kemasyarakatan untuk: Membantu


tugas penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam perkara anak nakal; (Pasal ini sudah
diamandemen menjadi, “Pembimbing kemasyarakatan bukan lagi hanya sebagai
“pembantu”, tetapi statusnya sama-sama sebagai penegak hukum yang masing-masing
mempunyai tugas khusus); menentukan program pembinaan narapidana di lapas dan anak
didik pemasyarakatan di lapas anak; menentukan program perawatan tahanan di rutan;
menentukan program bimbingan dan/atau bimbingan tambahan bagi klien
pemasyarakatan.
2. Melaksanakan bimbingan kemasyarakatan dan bimbingan kerja bagi klien
pemasyarakatan;
3. Memberikan pelayanan terhadap instansi lain dan masyarakat yang meminta data atau
hasil penelitian kemasyarakatan klien tertentu;
4. Mengoordinasikan pembimbing kemasyarakatan dan pekerja sukarela yang
melaksanakan tugas pembimbingan; dan
5. Melaksanakan pengawasan terhadap terpidana anak yang dijatuhi pidana
pengawasan, anak didik pemasyarakatan yang diserahkan kepada orang tua,
wali atau orang tua asuh dan orang tua, wali, dan orang tua asuh yang diberi tugas
pembimbingan.
Tugas pembimbing kemasyarakatan juga dituangkan dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-
Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Undang-undang tersebut
menyatakan bahwa tugas pembimbing kemasyarakatan adalah:

1. Membantu memperlancar tugas penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam perkara
anak nakal, baik di dalam maupun di luar sidang anak dengan membuat
laporan hasil penelitian kemasyarakatan; (Pasal ini sudah diamandemen,
Pembimbing kemasyarakatan bukan lagi hanya sebagai “pembantu”, tetapi
statusnya sama-sama sebagai penegak hukum yang masing-masing mempunyai tugas
khusus).
2. membimbing, membantu, dan mengawasi anak nakal yang berdasarkan putusan
pengadilan dijatuhi pidana bersyarat, pidana pengawasan, pidana denda, atau
diserahkan kepada negara dan harus mengikuti latihan kerja, atau anak yang
memperoleh pidana bersyarat dari lembaga pemasyarakatan.

Dalam Pasal 65 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem


Peradilan Pidana Anak, yang belum lama disahkan juga disebutkan bahwa Pembimbing
kemasyarakatan bertugas:

1. membuat laporan hasil penelitian kemasyarakatan untuk kepentingan diversi,melaku


kan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap anak
selama proses diversi dan pelaksanaan kesepakatan, termasuk melaporkannya kepada
pengadilan apabila diversi tidak dilaksanakan;
2. membuat laporan hasil penelitian kemasyarakatan untuk kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan persidangan dalam perkara anak, baik di dalam
maupun di luar sidang, termasuk di dalam LPAS dan LPKA;
3. menentukan program perawatan anak di LPAS dan pembinaan anak di LPKA
bersama dengan petugas pemasyarakatan lainnya;
4. melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap anak yang
berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau dikenai tindakan; dan
5. melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap Anak
yang memperoleh asimilasi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas, dan cuti
bersyarat.

Fungsi pembimbing kemasyarakatan dalam melaksanakan program bimbingan terhadap klien


adalah untuk:

1. menyadarkan klien untuk tidak melakukan kembali pelanggaran hukum/tindakpidana


;
2. menasihati klien untuk selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
positif/baik;
3. menghubungi dan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga/pihak tertentu
dalam menyalurkan bakat dan minat klien sebagai tenaga kerja, untuk kesejahteraan
masa depan ari klien tersebut.

BKD
Bimbingan Klien Dewasa disingkat BKD adalah unit yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi
yaitu :

1. Melaksanakan Penelitian Kemasyarakatan untuk Pengusulan PB, CMB, CMK, Asimilasi, dan
program pembinaan lainnya baik program pembinaan di dalam maupun di luar Lapas.
2. Melaksanakan Pembimbingan dan Pengawasan bagi klien pemasyarakatan Bapas yang
menjalani masa PB, CB, CMB, PB dan program pembimbingan lainnya.
Uraian Tugas Subsie BKD
a. Koordinasi dengan instansi terkait diantaranya :

1). Lapas/Rutan:

a). Koordinasi dalam rangka pembuatan Litmas;

b). Koordinasi dalam rangka mengikuti sidang TPP;

2). Dinas Sosial:

a). Koordinasi dalam rangka pemberian keterampilan bagi klien Pemasyarakatan;

b). Mengajukan proposal kerjasama untuk memberikan keterampilan bagi klien


pemasyarakatan Bapas Serang ;

3). Badan Amil Zakat Daerah (Bazda):

a). Koordinasi dalam rangka pemberian bimbingan keagamaan dan bantuan dana usaha bagi
klien Balai Pemasyarakatan yang memiliki minat berwiraswasta:

b). Mengajukan Proposal kerjasama pada Bazda untuk memberikan bimbingan keagamaan dan
bantuan dana usaha bagi klien Balai Pemasyarakatan

4). Institut Agama Islam Negeri (IAIN):

a). Koordinasi dalam rangka pemberian pembimbingan spiritual bagi klien Pemasyarakatan;

b). Mengajukan proposal kerjasama terkait pemberian pembimbingan rohani bagi klien Balai
pemasyarakatan yang beragama islam ;

5). Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Serang:

a). Koordinasi dalam rangka pemberian pembimbingan keterampilan dan keahlian bagi klien
Pemasyarakatan;

b). Mengajukan proposal kerjasama terkait pemberian pembimbingan keterampilan dan


keahlian bagi klien Balai pemasyarakatan;

b. Melaksanakan Pembimbingan Klien Pemasyarakatan:

1) Pembimbingan Tahap Awal:

a). Menerima klien dari Lapas / Rutan;

b). Memeriksa kelengkapan berkas ;

c). Menandatangani surat serah terima klien;

d). Melakukan registrasi terhadap klien.

2) Pembimbingan Tahap lanjutan :

a). Melaksanakan bimbingan sesuai dengan masalah klien;


b). Memberikan bimbingan berupa therapy kelompok bagi klien Balai Pemasyarakatan Serang;

c). Memberikan bimbingan perorangan bagi klien Balai Pemasyarakatan Serang

d). Melaksanakan kunjungan rumah dalam rangka memberikan bimbingan keperibadian bagi
klien ;

e). Membuat laporan perkembangan bimbingan yang telah dilaksanaakan

3) Pembimbingan Tahap Akhir

a). Mengevaluasi kekurangan yang dihadapi pada saat bimbingan berlangsung;

b). Memberikan dorongan terhadap klien agar mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya;

c). Menilai langkah pembimbingan yang telah dilaksanakan;

d). Memberikan surat pengakhiran pembimbingan bagi klien.

c. Melaksanakan Pembimbingan Kemandirian bagi Klien Pemasyarakatan:

1). Pelatihan Otomotif bagi 20 orang Klien Pemasyarakatan :

a) Melakukan pendataan minat dan pendapat klien untuk menentukan pelatihan keterampilan
yang akan dilaksanakan;

b) Melaksanakan pelatihan sesuai dengan minat dan bakat bagi klien;

c) Mengawasi pelasanaa pelatihan yang sedang dilaksanakan;

d) Membuat laporan perkembangan pembimbingan yang telah dilaksanakan;

2). Pelatihan Keterampilan Servis Handphone bagi 20 orang Klien Pemasyarakatan :

a) Melakukan pendataan minat dan pendapat klien untuk menentukan pelatihan keterampilan
yang akan dilaksanakan;

b) Melaksanakan pelatihan sesuai dengan minat dan bakat bagi klien;

c) Mengawasi pelasanaa pelatihan yang sedang dilaksanakan;

d) Membuat laporan perkembangan pembimbingan yang telah dilaksanakan;

d. Melaksanakan pembuatan Penelitian Kemasyarakatan :

1) Menerima permintaan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) dari Lapas / Rutan / Bapas


Lain;

2) Mencatat permintaan penelitian kemasyarakatan dalam buku register permintaan Litmas ;

3) Menunjuk Pembimbing Kemasyarakatan yang akan melaksanakan Penelitian


kemasyarakatan;

4) Home Visit kepada klien yang bersangkutan dan keluarga


a) Melaksanakan kunjungan ke Lapas / Rutan untuk mencari data Warga Binaa
Pemasyarakatan (WBP) yang diusulkan pembuatan Litmasnya ;

b) Melaksanakan kunjungan rumah untuk mencari data mengenai keadaan penangung


jawab, keluarga dan lingkungan tempat WBP akan diintegrasikan;

5) Menyusun Laporan Penelitian kemasyarakatan;

6) Mengirimkan hasil penelitian kemasyarakatan kepada Lapas / rutan dan Kantor wilayah
(sebagai tembusan)

e. Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan

1) Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Bapas Serang

a). Mengundang angota sidang TPP untuk mengikuti sidang;

b). Menyiapkan berkas penelitian kemasyarakatan yang akan di sidangkan;

c). Melakukan diskusi dalam sidang TPP untuk membahas rekomendasi / saran litmas dan
Menentukan program pembimbingan yang akan dilaksanakan bagi klien;

d). Membuat berita acara sidang TPP .

2) Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lapas / Rutan

a). Menerima undangan sidang TPP dari Lapas / Rutan;

b). menunjuk pembimbing Kemasyarakatan yang akan melaksanakan sidang TPP di Lapas /
Rutan;

c). Menyiapkan berkas penelitian kemasyarakatan yang akan disidangkan;

d). Menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh seluruh anggota sidang TPP di Lapas
dan Rutan terkait rekomendasi / saran Litmas beserta keseluruhan data penelitian
kemasyarakatan;

e). Menyampaikan hasil sidang TPP di Lapas/ Rutan pada kepala Bapas.

Subseksi Bimbingan Klien Dewasa Balai Pemasyarakatan Klas II Bogor


mempunyai tugas :

Mengkoordinasikan penyelenggaraanSubsie Bimbingan Klien Dewasa meliputi :

 Menyusun rencana kerja Subsie BKD, Melakukan penyelenggaraan registrasi terhadap


klien Dewasa
 Melakukan penyelenggaraan bimbingan kemasyarakatan terhadap klien Dewasa
 Melaksanakan penelitian kemasyarakatan (Litmas) sesuai permintaan yang diajukan oleh
instansi terkait
 Mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan kerja terhadap klien Dewasa, Memberikan
penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan /staf
 Melakukan bimbingan pegawai bawahan/staf, Melaksanakan ketatausahaan dalam Subsie
BKD, Melakukan Pengawasan melekat
 Menyusun Laporan Pembinaan
 Sebagai Pembimbing Kemasyarakatan
 Sebagai Ketua TPP Bapasdan Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balai
Uraian Tugas Subsie BKD

Koordinasi dengan instansi terkait diantaranya :

 Lapas/Rutan:

1. Koordinasi dalam rangka pembuatan Litmas;


2. Koordinasi dalam rangka mengikuti sidang TPP;

 Dinas Sosial:

1. Koordinasi dalam rangka pemberian keterampilan bagi klien Pemasyarakatan;


2. Mengajukan proposal kerjasama untuk memberikan keterampilan bagi klien
pemasyarakatan Bapas Bogor

1. Melaksanakan Pembimbingan Klien Pemasyarakatan:

 Pembimbingan Tahap Awal:

1. Menerima klien dari Lapas / Rutan;


2. Memeriksa kelengkapan berkas;
3. Menandatangani surat serah terima klien;
4. Melakukan registrasi terhadap klien.

 Pembimbingan Tahap lanjutan :

1. Melaksanakan bimbingan sesuai dengan masalah klien;


2. Memberikan bimbingan berupa therapy kelompok bagi klien Balai Pemasyarakatan
Bogor;
3. Memberikan bimbingan perorangan bagi klien Balai Pemasyarakatan Bogor;
4. Melaksanakan kunjungan rumah dalam rangka memberikan bimbingan keperibadian bagi
klien;
5. Membuat laporan perkembangan bimbingan yang telah dilaksanaakan.

 Pembimbingan Tahap Akhir

1. Mengevaluasi kekurangan yang dihadapi pada saat bimbingan berlangsung;


2. Memberikan dorongan terhadap klien agar mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya;
3. Menilai langkah pembimbingan yang telah dilaksanakan;
4. Memberikan surat pengakhiran pembimbingan bagi klien.

1. Melaksanakan pembuatan Penelitian Kemasyarakatan :

 Menerima permintaan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) dari Lapas / Rutan / Bapas


Lain;
 Mencatat permintaan penelitian kemasyarakatan dalam buku register permintaan Litmas ;
 Menunjuk Pembimbing Kemasyarakatan yang akan melaksanakan Penelitian
kemasyarakatan;
 Home Visit kepada klien yang bersangkutan dan keluarga

1. Melaksanakan kunjungan ke Lapas / Rutan untuk mencari data Warga Binaa


Pemasyarakatan (WBP) yang diusulkan pembuatan Litmasnya ;
2. Melaksanakan kunjungan rumah untuk mencari data mengenai keadaan penangung
jawab, keluarga dan lingkungan tempat WBP akan diintegrasikan;

 Menyusun Laporan Penelitian kemasyarakatan;


 Mengirimkan hasil penelitian kemasyarakatan kepada Lapas / rutan dan Kantor wilayah
(sebagai tembusan)

1. Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP)

 Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Bapas Bogor

1. Mengundang anggota sidang TPP untuk mengikuti sidang;


2. Menyiapkan berkas penelitian kemasyarakatan yang akan di sidangkan;
3. Melakukan diskusi dalam sidang TPP untuk membahas rekomendasi / saran litmas dan
Menentukan program pembimbingan yang akan dilaksanakan bagi klien;
4. Membuat berita acara sidang TPP .

 Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lapas / Rutan

1. Menerima undangan sidang TPP dari Lapas / Rutan;


2. menunjuk pembimbing Kemasyarakatan yang akan melaksanakan sidang TPP di Lapas /
Rutan;
3. Menyiapkan berkas penelitian kemasyarakatan yang akan disidangkan;
4. Menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh seluruh anggota sidang TPP di
Lapas dan Rutan terkait rekomendasi / saran Litmas beserta keseluruhan data penelitian
kemasyarakatan;
5. Menyampaikan hasil sidang TPP di Lapas/ Rutan pada kepala Bapas

1. Keadaan Klien Subsie BKD

Jumlah KlienBKD tahun 2014 sebanyak 2782 orang, terdiri atas:

¢ Klien PB : 1648 orang


¢ Klien CB : 475 orang
¢ Klien CMB : 13 orang
¢ Klien Asimilasi : 1 orang
Jumlah : 2137 orang

Balai Pemasyarakatan (Bapas) Bogor menyepakati kerjasama dengan Panti Sosial PSPP Galih
Pakuan Bogor, Senin (27/7). Kerjasama ini melingkupi rehabilitasi klien tindak pidana narkotika
setelah mendapat Pembebasan Bersyarat (PB) sepanjang tahun 2014 s/d Juni 2015.
Diakui pihak bapas, dengan jumlah total 1.336 klien, sulit bagi Pembimbing Kemasyarakatan
(PK) Bapas Bogor yang hanya berjumlah 20 orang untuk membimbing klien narkoba di
Kabupaten Bogor.

“Kerjasama ini merupakan langkah progresif terhadap klien narkoba agar mereka menerima
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, dan promotif dalam bentuk
bimbingan pengetahuan dasar, pendidikan fisik, mental, sosial, dan keterampilan sehingga PK
Bapas Bogor menjadi terbantu dalam menjalankan fungsinya sebagai pendamping dan
pembimbingan klien,” ucap Kepala Bapas Bogor, Darmalingganawati.

Beni Sujanto selaku kepala panti rehabilitasi PSPP Galih Pakuan Bogor berharap pihaknya
mampu menjalankan program dengan pihak-pihak terkait dan berjalan sesuai rencana. “Kami
berharap klien Bapas Bogor tidak kembali menggunakan narkoba,” harapnya.

Hal senada disampaikan salah seorang mentor rehabilitasi, Dewi. “Melalui kerjasama ini
diharapkan para klien mampu hidup mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
PK Bapas juga harus bersinergi dalam menangani klien Bapas Bogor yang sedang menjalani
program PB,” tutup Dewi. (IR)

Anda mungkin juga menyukai